Program Mitra Desa Mandiri Mengkritisi Usulan Melalui ... · Pada Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)...

16
Pada Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) 2016, kegiatan verifikasi dilakukan oleh Forum Lintas Pelaku (FLP) yang beranggotakan staf Kecamatan, instansi pemerintah terkait di tingkat kecamatan, serta tokoh masyarakat. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang melibatkan Tim Verifikasi Kabupaten. Dengan penyesuaian aturan tersebut, diharapkan verifikasi menjadi lebih cepat dan efisien, Program Mitra Desa Mandiri Mengkritisi Usulan Melalui Verif ikasi Inspirasi > Hal 10 Mari Wujudkan Desa Siaga! Event > Hal 13 Promosi dan Edukasi Kesehatan Melalui Sekolah Sehat Informasi, Interaksi, Inspirasi WAWASAN > HAL 7 Melirik Bisnis Bunga Hias DOKTER MENJAWAB > HAL 13 Tangkal Flu dengan Gaya Hidup Sehat SOSOK > HAL 6 Basar Tosalili: Mimpi Mewujudkan Desa yang Bersih, Indah, dan Sehat TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 29 I NOVEMBER 2016 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SCAN ME!

Transcript of Program Mitra Desa Mandiri Mengkritisi Usulan Melalui ... · Pada Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)...

Pada Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) 2016, kegiatan verifikasi dilakukan oleh Forum Lintas Pelaku (FLP) yang beranggotakan staf Kecamatan, instansi pemerintah terkait di tingkat kecamatan, serta tokoh masyarakat. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang melibatkan Tim Verifikasi Kabupaten. Dengan penyesuaian aturan tersebut, diharapkan verifikasi menjadi lebih cepat dan efisien,

Program Mitra Desa MandiriMengkritisi UsulanMelalui Verif ikasi

Inspirasi > Hal 10Mari Wujudkan Desa Siaga!

Event > Hal 13 Promosi dan Edukasi Kesehatan

Melalui Sekolah Sehat

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iWAWASAN > HAL 7

Melirik Bisnis Bunga Hias

DOKTER MENJAWAB > HAL 13

Tangkal Flu dengan Gaya Hidup Sehat

SOSOK > HAL 6

Basar Tosalili:Mimpi Mewujudkan Desa yang Bersih, Indah, dan Sehat

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 2 9 I N O V E M B E R 2 0 1 6 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

SCAN ME!

VERBEEK EDISI 29 | 20162 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat da-lam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Penyuluh pertanian dan masyarakat Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, mendiskusikan sebuah tulisan yang dimuat

di tabloid Verbeek.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor:La Ode M. Ichman, Aswaddin, Asriani Aminuddin, Megawati Ihyamuis, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Rohman Hidayat Yuliawan | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9

Pembaca yang budiman.

Ada baiknya sesekali kita mengambil jarak terha-dap Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), guna me-renung dan mencari esensi atas program tersebut.

Jika boleh membagi perenungan, menurut hemat kami, hakikat PMDM adalah memuliakan manusia dan kerja. Semakin rajin kita bekerja, semakin tinggi harkat kita sebagai manusia. Tak heran jika orang bijak mengatakan Laborare est Orare, bekerja itu ibadah. Tuhan mencintai orang-orang yang mau bekerja keras. Izinkan kami kembali memberikan kisah inspiratif terkait hakikat hubungan manusia dan kerja ini.

Alkisah, seorang anak muda cerdas dan penuh bakat diramal oleh ahli nujum terkemuka yang tak pernah meleset nujumnya. Ahli nujum itu menga-takan bahwa anak muda itu memiliki garis tangan keberuntungan yang luar biasa.

“Anak muda, bersyukurlah bahwa kamu memi-liki peruntungan yang baik sekali. Kelak kamu akan menjadi orang kaya. Di akhir hidupmu, kamu bahkan akan meninggal di atas tumpukan emas permata,” ramal sang ahli nujum.

Demikian bahagianya si anak muda atas ramal-an tersebut sehingga dia menganggap Tuhan sudah memilihnya menjadi umat yang paling dicintai-Nya. Namun, karena merasa semua sudah disediakan Tu-han, dia mengabaian hakikat dirinya sebagai manu-sia biasa yang mesti belajar dan bekerja. Dia menga-baikan bakat-bakat luar biasa yang sudah diberikan oleh Tuhan kepadanya.

Singkat cerita, karena malas belajar dan bekerja, si anak muda itu akhirnya menjadi benalu bagi ke-luarganya. “Uang pinjaman ini akan kulunasi semua setelah harta berhasil aku dapat,” demikian si anak muda itu selalu berkata kepada ayah-ibu serta sau-dara-saudaranya. Ya, si anak muda itu, karena tidak mau bekerja, kini menggantungkan hidupnya pada keluarga besarnya.

Lama-kelamaan, keluarga si anak muda itu ti-dak tahan lagi terhadap tingkahnya, dan mengusir si anak muda dari rumah. Si anak muda itu pun hi-dup menggelandang dan tidur di emperan toko. Ia mengemis untuk mendapatkan sesuap nasi.

Suatu hari, di tengah hujan deras si anak muda berteduh di bawah sebatang pohon besar di tepi kota. Karena tubuhnya lemah lantaran tidak dii-si nasi seharian dan diterpa dingin hujan, si anak muda itu akhirnya pingsan dan esok paginya dite-mukan meninggal.

Pembaca, benarkah ramalan sang ahli nujum bah-wa si anak muda ini akan meninggal di bawah tum-pukan emas berlian? Benar. Di bawah tempat me-ningggalnya si anak muda itu tertimbun emas berli-an yang disembunyikan oleh satu keluarga kaya pu-luhan tahun silam karena terjadi huru-hara di kota itu. Ahli warisnya kini sudah tidak ada lagi. Namun si anak muda itu tidak bisa menikmatinya. Ajal ke-buru menjemput.

Selamat membaca.

BERITA DARI KECAMATAN LAINHalo Verbeek,Saya sering sekali membaca tulisan ten-

tang pertanian ramah lingkungan di Verbeek. Saat ini, Luwu Timur memang sedang gencar melakukan budidaya padi organik dan PTPM tidak hanya mendukung budidaya padi organik di empat wilayah pemberdayaannya saja. Ada juga di Tomoni, Mangkutana, dan sebagainya. Apakah Verbeek juga menulis perkembangan pelaksanaan budidaya padi organik di keca-matan-kecamatan lain? Menurut saya, semakin luas dan semakin banyak perkembangan yang disebarluaskan ke masyarakat, program kita ini akan semakin sukses. Juga bagus kalau Verbe-ek bisa dibaca oleh masyarakat se-Kabupaten Luwu Timur.

Adriani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Wasuponda.

Halo Bu Adriani, Untuk saat ini, Verbeek fokus memberitakan pelaksanaan PTPM di empat kecamatan terdampak operasi Perusahaan. Namun Redaksi menerima kiriman berita dan foto dari seluruh daerah penerima manfaat PTPM. Saat ini Verbeek bisa dibaca dan diunduh melalui situs vale.com/Indonesia atau melalui tautan yang kami bagikan di Facebook Tabloid Verbeek. Dengan terbitnya edisi digital, Verbeek bisa diakses oleh pembaca di manapun.

CAPAIAN BULANANSaya selalu mengikuti berita-berita tabloid

Verbeek di Facebook. Tapi belum pernah saya lihat Verbeek membuat semacam laporan bu-lanan tentang pelaksanaan PMDM di masing--masing desa. Desa A sudah sampai di mana tahapannya, Desa B baru sampai mana, Desa C sudah selesai, dan sebagainya. Mungkin bisa dibuat itu suatu saat. Jadi semuanya transpa-ran, saling monitor, dan kita bisa saling belajar. Begitu saran saya. Terima kasih.

Samsinar, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Balambano, Kecamatan Wasuponda.

Terima kasih atas saran Ibu. Usulan Ibu Samsinar akan kami pertimbangkan.

INSPIRASI DARI DAERAH LAINBisakah Verbeek membuat tulisan tentang

program-program pemberdayaan yang sukses di daerah lain di Indonesia? Dibuat detail, seperti apa program dan kegiatannya, kenapa mereka bisa sukses, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencontoh program itu supaya kita bisa sukses juga. Kalau ada tulisan seperti itu, saya kira menarik untuk dibaca oleh ma-syarakat di desa supaya mereka punya ide untuk melakukan kegiatan yang bagus dan be-nar-benar bermanfaat. Selama ini saya lihat di beberapa kegiatan di berbagai desa masih ada yang berdasarkan keinginan, bukan kebutuh-an. Nah, kalau ada contoh-contohnya mungkin masyarakat bisa terbuka matanya.

Sunarto, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Kalosi, Kecamatan Towuti.

Di setiap edisi, Verbeek punya rubrik Wawasan dan Inspirasi yang kerap memuat kisah sukses suatu desa, kelompok usaha, kelompok tani, atau individu yang punya peran besar bagi sekitarnya.

SURAT PEMBACA

VERBEEK EDISI 29 | 2016

LAPORAN UTAMA 3

Fasilitator Teknik PMDM Alwi Chaidir memberikan materi seputar kegiatan pembangunan infrastruktur dalam pelatihan bagi pelaku PMDM, pertengahan 2016.

Dalam pelatihan, pelaku yang sudah punya pengalaman di fase PMDM sebelumnya diberi kesempatan untuk berbagi cerita, tantangan, dan suka-duka yang dialami.

Menyamakan Cara Pandang Para Pelaku ProgramPelatihan sehari bagi Komite Desa, KPMD, TPUMD, dan FLP yang memberikan berbagai manfaat. Mulai dari berbagi pengalaman hingga mengevaluasi program.

dimanfaatkan, infrastruktur sudah jadi, kita lupa mengurusi pemeliharaan. Kita anggap pekerjaan sudah selesai padahal idealnya tidak demikian,” kata Said Ab-dullah, KPMD Kelurahan Magani, Keca-matan Nuha.

Bagi Said, kegiatan PMDM di wilayah-nya yang paling menantang adalah pem-bangunan Pujasera Simpang Tiga. Kegiat-an itu sekaligus menjelaskan pentingnya konsep dan perencanaan matang, terma-suk mekanisme pemeliharaan kegiatan. “Tadinya penjual makanan mengira me-reka semua mau digusur. Protes semua. Tapi justru ketika kami dan Pemerintah Kelurahan mensosialisasikan mekanis-menya, mereka bisa menerima kehadiran Pujasera. Bahkan menganggap itu sebu-ah perubahan ke arah yang lebih baik,” kata Said.

Ketua Komite Desa Matano Yusman Muis menekankan pentingnya kepemi-likan data demi memastikan penerima manfaat tepat sasaran. “Ketika ada pro-gram masuk, misalnya ada usulan pem-bangunan jamban keluarga, sebaiknya kita sudah pegang data berapa masya-rakat yang belum punya jamban, berapa di antara mereka yang warga miskin, dan sebagainya. Jadi kita tidak repot lagi kum-pul data. Kegiatan bisa lebih cepat juga.”

Rancangan teknikPembangunan infrastruktur merupa-

kan kegiatan yang dilakukan di hampir seluruh desa, dan umumnya menyerap anggaran paling besar. Mulai dari pem-bangunan atau perbaikan gedung PAUD, pembangunan Posyandu, sentra ekono-mi, hingga pembangunan jamban kelu-arga, dilakukan di 38 desa. Karena itu,

dalam struktur pelaku PMDM ada Tim Penyusun Usulan dan Monitoring Desa (TPUMD), yang salah satunya membuat desain bangunan dan menyusun rencana anggaran biaya (RAB).

Dalam menjalankan tugasnya, TPUMD bekerja sama dengan KPMD hingga me-lakukan audit terhadap pelaksanaan ke-giatan. Dalam pelatihan sehari tersebut, TPUMD dan KPMD mendapatkan pen-jelasan singkat dari Fasilitator Teknik PMDM-Kabupaten, Alwi Chaidir, seputar praktik desain yang baik.

“Prasarana yang dirancang secara kom-prehensif harus memperhatikan aspek teknis, fungsi, manfaat, dampak, dan es-tetika,” kata Alwi. Poin estetika kerap di-lupakan oleh pelaku PMDM. Padahal, jika sebuah fasilitas enak dilihat, masyarakat lebih semangat memanfaatkan dan mera-watnya, bahkan bisa menjadi kebanggaan.

Di akhir pelatihan, peserta memberi masukan agar bujet PMDM Kecamatan sebagian dialokasikan untuk pelatihan TPUMD. []

S ebelum memasuki tahap perencana-an dan pelaksanaan kegiatan, para pelaku PMDM mendapatkan pembe-

kalan untuk menyamakan cara pandang dan meningkatkan kapasitas. Pelatihan PMDM Tingkat Desa dan Kecamatan fase ketiga, 2016, diperuntukkan bagi Komite Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Tim Penyusun Usulan dan Monitoring Desa (TPUMD), dan Forum Lintas Pelaku (FLP). Pelatihan berlang-sung pertengahan 2016 di aula kantor camat masing-masing.

Pelatihan diisi berbagai materi, mulai dari prinsip, mekanisme, tahapan PMDM, hingga cara mengisi dokumen pelaporan dan menyusun rencana anggaran biaya. Namun yang paling penting, pelaku PMDM perlu memilik cara pandang yang sama dalam memahami aturan main sebagai-mana tertuang dalam Panduan Teknis Operasional (PTO).

Selain itu, tatap muka dengan seluruh penggerak PMDM membuka kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap pe-laksanaan program pada dua fase sebe-lumnya. Peserta pelatihan yang pernah mengawal program pada fase pertama maupun fase kedua, diminta membagi pengalamannya.

Pada fase ketiga, tampak wajah-wajah baru menghiasi susunan pelaku PMDM. Pelatihan memberi kesempatan besar kepada mereka untuk belajar dengan fa-silitator maupun sesama Komite Desa, KPMD, atau TPUMD dari desa-desa lain.

Berbagi pengalaman“Manfaat PMDM sudah dirasakan ma-

syarakat. Biasanya, masyarakat kalau di-undang musyawarah jarang-jarang mau

hadir. Tapi kalau undangannya dari Ko-mite PMDM, kursi semua penuh. Ini tan-danya masyarakat menganggap PMDM itu penting, dan mereka merasakan manfa-atnya,” kata Dedi Laode, KPMD Sorowa-ko, Kecamatan Nuha, pada PMDM 2014, 2015, dan 2016.

“Namun bukan berarti masyarakat sudah paham sepenuhnya aturan main PMDM,” tambah Dedi. Masih banyak yang mengganggap program ini adalah dana hi-bah yang tidak melibatkan proses moni-toring dan audit. “Di sinilah peran Komi-te Desa dan KPMD untuk terus memberi pemahaman kepada masyarakat, bahwa dana ini harus transparan dan bisa di-pertanggungjawabkan pemanfaatannya.”

Pelaku PMDM juga membahas kenda-la dalam menjalankan program. Nyaris semua pelaku setuju bahwa pelaporan kegiatan banyak menghambat jalannya program. Hal itu terjadi karena pelaku belum paham betul teknis pembuatan laporan, dan sering menunda-nunda pe-nyusunannya. Akibatnya, kegiatan jadi tersendat, penyelesaian molor, dan sulit melangkah ke tahap selanjutnya.

Menyusun skala prioritas juga menja-di kendala. “Di sinilah potensi baku sikut itu besar. Pelaku PMDM perlu punya hati yang besar untuk menerima omongan, ka-dang-kadang terima protes, dari masyara-kat. Saya dapat pelajaran bagus dari fasi-litator, yaitu kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan semua masalah. Kalau kita bisa selesaikan satu, itu yang kita kejar,” kata Suarni, yang sudah tiga fase menja-bat Sekretaris Komite Desa Sorowako.

Pelaku juga menyampaikan kendala seputar pelestarian atau pemeliharaan kegiatan. “Biasanya, kalau dana sudah

VERBEEK EDISI 29 | 2016

LAPORAN UTAMA4

Forum Lintas Pelaku Kecamatan Towuti mendiskusikan hasil verifikasi setelah melakukan kunjungan lapangan ke seluruh kegiatan yang diusulkan masyarakat melalui musyawarah desa. FLP kemudian menyusun rekomendasi.

FLP Kecamatan Nuha melakukan verifikasi di Dusun Landangi, Desa Matano. Mereka mendatangi langsung calon penerima manfaat PMDM sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Menyelaraskan PMDM dan RPJMDesMasyarakat desa bermusyawarah menentukan usulan kegiatan yang akan didanai PMDM. Semua harus selaras dengan arah pembangunan desa.

T ahapan awal Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) adalah sosialisasi dan pelatihan pelaku PMDM. Setelah

itu dilakukan perencanaan kegiatan di tingkat desa, dengan mempertimbangkan regulasi yang berlaku, kondisi sosial bu-daya setempat, dan kapasitas masyarakat.

Kegiatan juga tidak berdiri sendiri, me-lainkan bersifat terpadu dan mendukung rencana pembangunan yang ada. Maka kegiatan yang digagas melalui PMDM per-lu diselaraskan dengan Rencana Pemba-ngunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) dan arah kebijakan pembangunan di tingkat kabupaten.

Penyelarasan program sangat penting agar tidak terjadi tumpang tindih kegi-atan dan pemborosan anggaran. PMDM memprioritaskan usulan kegiatan yang tercantum dalam RPJMDes di sektor ke-sehatan, pendidikan, dan ekonomi yang belum mendapat dukungan dari sumber dana lain. Jika benar-benar diperlukan, barulah dapat diusulkan kegiatan baru atau kegiatan tambahan yang tetap sela-ras dengan arah kebijakan pembangun-an desa.

Saat ini, sebagian besar desa sudah me-nyelesaikan tahapan musyawarah peren-canaan, bahkan sudah banyak yang mele-wati tahap verifikasi usulan oleh Forum Lintas Pelaku (FLP).

Peran penting RPJMDesDi Desa Parumpanai, Kecamatan Wa-

suponda, misalnya. Warga menggali ga-gasan melalui musyawarah di delapan dusun sebelum tiap dusun mengirimkan perwakilan untuk mengikuti musyawa-rah desa perencanaan. Musyawarah di tingkat desa dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, seperti kepala dusun, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketua RT,

tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, Tim Penggerak PKK, kelom-pok tani, serta guru.

“Seluruh usulan yang masuk dari tiap dusun ditampung, lalu masyarakat ber-musyawarah untuk menentukan daftar usulan prioritas. Mereka menentukan berdasarkan jumlah anggaran, mende-sak atau tidaknya sebuah kegiatan, dan melihat dari penerima manfaatnya,” kata Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Parumpanai, Suhaebah, yang ber-tindak sebagai fasilitator musyawarah. “Seluruh kegiatan di Parumpanai yang diusulkan untuk didanai PMDM sudah mengacu pada RPJMDes. Tidak boleh ada kegiatan di luar itu,” tambah Suhaebah.

Pembangunan desa harus dilakukan te-rencana berdasarkan kajian menyeluruh terhadap segenap potensi dan permasa-lahan yang dihadapi desa. Sesuai aturan, pemerintah desa wajib menyusun RPJ-MDes dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa). RPJMDes adalah doku-men perencanaan lima tahunan yang me-muat arah kebijakan pembangunan desa, kebijakan keuangan desa, strategi pem-bangunan desa, dan program kerja desa. RPJMDes juga merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala desa.

“Jika ternyata ada usulan kegiatan PMDM yang tidak tercantum dalam RP-JMDes, maka kita harus melakukan sin-kronisasi. Ini agar selaras dengan arah pembangunan desa, tidak boleh melen-ceng jauh. Di situlah peran pelaku PMDM, yaitu Fasilitator, Komite Desa, dan KPMD, untuk memastikan usulan-usulan bisa se-laras,” kata Fasilitator PMDM-Kabupaten, Andi Narwis.

“Sebisa mungkin, usulan kegiatan PMDM sama dengan yang tertulis di RP-JMDes, meskipun masih ada desa yang

Tujuan Penyusunan RPJMDes1. Mewujudkan perencanaan pem-

bangunan desa sesuai dengan ke-butuhan masyarakat dan kondisi setempat.

2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat ter-hadap program pembangunan di desa.

3. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di desa.

4. Menumbuhkembangkan dan men-dorong peran serta masyarakat da-lam pembangunan di desa.

belum bagus dalam merancang RPJM-Des-nya. Kita harus konsisten, semua harus mengacu ke sana. Ini sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi pe-merintah desa dan masyarakat tentang arti penting RPJMDes,” tambah Fasilita-tor PMDM-Kecamatan, Nuha Ideham.

Dalam verifikasi usulan, keselaran dengan RPJMDes menjadi salah satu poin penilaian. “Usulan tidak boleh ada yang tumpang-tindih atau berdiri sen-diri-sendiri. Semua harus sinkron, se-laras. Jadi jelas, desa atau kecamatan ini mau dibangun ke arah mana. Kare-na itu, saya mengusulkan agar anggota FLP mengikuti proses musyawarah, baik itu di dusun, desa, kecamatan, bahkan di tingkat kabupaten untuk memasti-kan keselarasan kegiatan,” kata Andrie Firdaus, staf Badan Pemberdayaan Ma-syarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-

PD) Luwu Timur, yang juga tergabung dalam FLP.

Ketika sebuah desa sudah memiliki rencana pembangunan yang tersusun sistematis, memperhatikan potensi, kendala, serta kebutuhan masyarakat, segala bentuk dukungan bisa langsung diarahkan tepat sasaran. Tidak ada lagi kegiatan fiktif, penerima manfaat tidak tepat sasaran, usulan berdasarkan kei-nginan semata, atau pembiayaan ganda.

Pembangunan desa merupakan bagi-an penting dari rangkaian pembangunan nasional. Jargon “Desa Membangun In-donesia” dikumandangkan, karena desa diposisikan sebagai pilar pembangunan bangsa. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat. []

VERBEEK EDISI 29 | 2016

LAPORAN UTAMA 5

Senior Manajer Program Pengembangan Masyarakat PT Vale Busman Dahlan Shirat ikut dalam rombongan FLP Kecamatan Wasuponda saat melakukan verifikasi ke Desa Parumpanai. Tim mengunjungi pengrajin atap yang menjadi calon penerima manfaat PMDM 2016 sektor ekonomi.

Mengkritisi Usulan Melalui VerifikasiForum Lintas Pelaku melakukan verifikasi usulan dari musyawarah desa dan kecamatan bagi kegiatan PMDM.

S etelah usulan kegiatan di tiap desa dirumuskan melalui musyawarah, PMDM memasuki tahap perenca-

naan kegiatan. Tiba saatnya bagi Forum Lintas Pelaku (FLP) menjalankan tugas pertama mereka: melakukan verifikasi usulan. Verifikasi baru bisa dilakukan setelah anggota FLP, Komite Desa, dan KPMD mengikuti pelatihan bagi pelaku program.

Desa-desa di Kecamatan Malili menda-pat giliran pertama yang dikunjungi ang-gota FLP, awal Juli 2016. Menyusul desa di Kecamatan Towuti, Malili, dan Nuha.

Tiap anggota FLP memegang formu-lir verifikasi dengan kolom penjelasan usulan dan skor yang harus diisi. Kolom penjelasan mengharuskan anggota FLP menilai sejauh mana urgensi kegiatan yang diusulkan, seberapa besar manfaat-nya bagi masyarakat rentan, dan sejauh mana keterlibatan mereka. Apakah usul-an punya potensi keberlanjutan, dan apa-kah tersedia sumber daya di desa untuk mendukung kegiatan. Setelah dilakukan skoring untuk tiap pertanyaan, anggota FLP menuliskan rekomendasinya.

Pada dua fase PMDM sebelumnya, ve-rifikasi dilakukan oleh Tim Koordinasi PTPM yang beranggotakan SKPD Luwu Timur. “Menurut saya, perubahan ini me-nuju ke arah yang lebih baik. Kalau dulu, teman-teman di desa harus menunggu kapan SKPD ada waktu kosong, baru bisa

diverifikasi. Kadang usulan sudah masuk lama, tapi belum juga dapat jadwal verifi-kasi sehingga kegiatan jadi molor. Kalau sekarang, begitu ada desa yang siap di-kunjungi, FLP siap hari itu juga. Dengan demikian, kami berharap desa berlomba-lomba segera memasukkan usulan, supa-ya tahapan PMDM bisa berjalan lebih ce-pat dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Nur Kahfi, Ketua FLP Kecamatan Towuti.

FLP beranggotakan 10 orang dari Ba-dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pe-merintahan Desa (BPMPD), Puskesmas, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K), Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI), staf kecamatan, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda. Selain verifikasi, FLP akan men-jalankan fungsi monitoring dan evaluasi (Monev) selama dua kali dalam satu ta-hun anggaran PMDM.

Kritis menilaiDalam melakukan verifikasi, FLP meng-

amati dan melakukan wawancara terha-dap calon penerima manfaat. Setelah itu, FLP mengeluarkan rekomendasi apakah usulan bisa didukung pendanaan PMDM, harus diperbaiki, atau dicoret dari daftar kegiatan.

Dalam menjalankan verifikasi, anggo-ta FLP jeli melihat dan menganalisis tiap usulan yang diajukan desa. Kepala Pus-kesmas Wawondula, Kecamatan Towuti,

H. Sahmuddin SKM, misalnya, dengan tegas memberikan rekomendasi untuk mencoret kegiatan yang sudah didanai oleh Puskesmas. Begitu pula dengan usulan pengadaan tong sampah, yang masuk dalam kegiatan sektor kesehatan. FLP merekomendasikan agar kegiatan itu dikaji ulang, karena akan percuma jika tidak dibarengi dengan pengelola-an sampah berkelanjutan.

Di sektor pendidikan, anggota FLP mengunjungi TK Bina Bangsa di Du-sun Landangi, Desa Matano, Kecamatan Nuha. Masyarakat mengusulkan kegiat-an lanjutan pembangunan pagar prasa-rana pendidikan anak usia dini di dusun terpencil itu. Oleh FLP, usulan tersebut dikritisi, karena dianggap masih banyak kegiatan lain yang lebih mendesak, mi-salnya pengadaan alat permainan edu-katif serta penataan halaman.

“Hanya ada satu TK di Dusun Lan-dangi, dan kondisi alat permainannya sudah tidak layak dipakai. Bahkan sudah membahayakan siswa, karena ada besi-besi berkarat yang mencuat. Di dalam ruang, alat permainan juga minim se-kali. Menurut saya, pengadaan ini lebih prioritas,” kata Masiyem Kaswan, Ketua IGTKI Kecamatan Nuha, salah seorang anggota FLP Kecamatan Nuha.

Masih di sektor pendidikan, FLP memverifikasi usulan pembangunan ruang kelas di RA Darunnajah, Desa Ti-

mampu, Kecamatan Towuti. Setelah meli-hat langsung kondisi lapangan, tim meng-apresiasi usulan tersebut, karena selama ini siswa belajar di “ruang darurat” dngan menumpang asrama yayasan. Tim memin-ta Komite Desa dan KPMD segera menyu-sun detail perencanaan pembangunan se-buah ruang kelas berukuran 5 x 7 meter.

RekomendasiSetelah memverifikasi dan menganali-

sis usulan masyarakat desa, FLP mengada-kan rapat pleno untuk mengeluarkan re-komendasi. Dalam dokumen rekomenda-si tersebut, disebutkan kegiatan apa saja yang sebaiknya dicoret, diperbaiki atau dilengkapi usulannya, atau lolos verifikasi.

Di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, usul-an di bidang kesehatan yang mendapat apresiasi adalah pengembangan kebun percontohan tanaman obat keluarga (Toga). “Kegiatan ini memberikan manfa-at bagi banyak orang, karena masyarakat bisa mendapatkan obat-obat herbal untuk menjaga kesehatan. Selain itu, ada unsur estetika. Kebun Toga membuat desa kini terlihat lebih indah,” kata Pdt Jon Daud, ketua FLP Kecamatan Nuha.

Unsur kemitraan juga terpenuhi dalam kegiatan tersebut. Dana PMDM dialokasi-kan untuk pengadaan pipa air, sementa-ra Pemerintah Desa Nikkel, melalui Dana Desa, akan membiayai pembangunan wa-rung herbal. []

VERBEEK EDISI 29 | 20166 SOSOK

Basar Tosalili bersama anggota TP PKK Desa Nikkel berkegiatan di kebun percontohan tanaman herbal setiap pagi dan sore hari.

Basar Tosalili, Kepala Desa Nikkel, Kecamatan Nuha

Mimpi Mewujudkan Desa yang Bersih, Indah, dan Sehat

S abtu pagi di akhir Juni, Verbeek menemui Basar Tosalili di kebun percontohan tanaman obat ke-luarga (Toga). Ketika diajak bersalaman, Kepala

Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, itu menunjukkan kedua telapak tangannya yang berlumur tanah coklat. “Maaf, kotor. Saya cuci tangan dulu,” kata Basar.

Tidak heran jika tangan Basar belepotan tanah. Pagi dan sore, sebelum dan selepas jam kerja, dia sibuk men-cangkul, mengangkut batu menggunakan lori, hingga menanam aneka tanaman dan memupuk. Nyaris setiap hari. Kadang dia hanya dibantu istri dan seorang anggo-ta PKK, bahkan tak jarang sendirian, untuk menggarap kebun Toga sepanjang 200 meter yang bersebelahan dengan area F-Lagoon.

“Tadi saya pakai baju gembala sapi. Itu pakaian se-hari-hari kalau sedang garap Toga. Sekarang, karena saya harus bicara sebagai kepala desa, saya harus pakai pakaian dinas,” kata dia sambil menjabat tangan redak-si Verbeek dengan mantap.

Dari bincang-bincang selama sekitar 90 menit, ter-gambar jelas kecintaan Basar terhadap desa yang dia pimpin, keinginannya untuk memajukan Desa Nikkel, dan mimpi Basar mewujudkan desa yang bersih dan indah.

Setiap kali kami lewat di kebun Toga Nikkel, Anda selalu terlihat sibuk. Kenapa Anda sampai repot turun ke lapangan?

Ini bagian dari pengabdian. Kalau kepala desa tidak mau kerja, masyarakat pasti diam di rumah. Itu prinsip saya. Jadi semua harus dimulai dari pemimpinnya. Se-tiap hari saya di sini, kerjakan segala macam yang bisa saya kerjakan. Tadinya saya pikir tidak sulit menanam bunga, tanaman obat, dan sayur. Ternyata tanah di sini berbatu, jadi harus digali dulu itu batunya, baru bisa ditanami, Saya sendirian gali-gali batu, kemudian saya angkut ke pinggir. Itu batu kalau dikumpulkan bisa un-tuk bangun satu rumah. Sampai pegal ini badan rasanya karena angkat batu.

Bagaimana awalnya bisa tercetus membudidayakan tanaman obat keluarga?

Awalnya bukan tanaman obat yang mau saya tanam di sini. Setelah saya dilantik sebagai Kepala Desa Nikkel, November 2015, saya punya tekad untuk membuat desa ini bersih dan indah. Saya diskusi sama istri, yang oto-matis menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Desa Nikkel, untuk bikin program yang bagus. Terpikirlah program pertama saya untuk menghidupkan lahan di sekitaran F-Lagoon yang semula kotor, bau sampah, dan terbeng-kalai. Saya awalnya hanya mau tanam aneka bunga di sini. Kan, jadi indah dilihat kalau sepanjang jalan penuh bunga. Mulailah bulan Februari 2016 saya mengolah lahan. Saya pindahkan batu-batunya, saya gemburkan, lalu ditanami bunga. Itu dibantu istri dan ibu-ibu PKK.

Lalu kenapa dikombinasikan dengan Toga?Nah, satu bulan setelah saya mulai menggarap lahan

di sini, ada PTPM PT Vale yang mengajarkan masyarakat untuk membudidayakan tanaman obat dan mengolah produk herbal. Jadilah kami tanam juga Toga di sini, ta-nam sayur juga, selain tanaman bunga yang masih kami tambah terus. Sampai sekarang sudah ada sembilan je-

nis bunga batik yang dikembangkan. Semua tujuannya supaya masyarakat Desa Nikkel lebih sehat dan desanya juga lebih indah.

Jadi sekarang warga desa kalau sakit ambil obat di sini?

Saya berharap suatu saat bisa begitu. Saya sendiri sudah buktikan khasiat obat herbal. Saya kena penyakit gatal-gatal yang tidak mau sembuh. Oleh ibu-ibu yang ikut pelatihan tanaman herbal, saya disuruh pakai sidaguri dan sam-biloto yang dipetik dari kebun ini. Ternyata langsung hilang gatalnya.

Kalau untuk sakit-sakit ringan, bisa pakai obat herbal, tidak perlu mi-num obat kimia lagi. Semua tanaman di sini bebas kimia. Kami pakai kompos dan MOL (mikro organisme lokal—red) untuk pupuknya. Semua alami. Tidak hanya obat, warga juga sudah jarang beli sayur. Mereka ambil di sini. Jadi kapan pun mau makan sayur, biar malam sekalipun, tidak perlu repot lagi cari di pasar.

Dari mana dana untuk budidaya tanaman obat, tanaman sayur, dan tanaman bunga di Desa Nikkel?

Dari saya. Untuk bikin rumah kompos, saya pakai gaji saya selama empat bulan. Totalnya Rp12 juta. Un-tuk beli pupuk kandang, semua dari uang pribadi saya. Untuk beli bibit juga uang saya. Saya cari bibit sampai ke Mangkutana, Palopo, Makassar, Malang. Kemana pun saya pergi selalu lihat kanan-kiri. Begitu saya lihat ada tanaman bagus, saya berhenti dan tanya-tanya. Syukur kalau yang punya mau kasih, kalau tidak, ya, saya beli. Tidak ada bantuan dari manapun, seluruh pendanaan dari Kepala Desa.

Istri Anda tidak marah karena uang gaji dipakai untuk membiayai kebun Toga?

Kembali lagi, ini bagian dari pengabdian. Saya su-dah bersedia jadi kepala desa, maka saya harus total mengabdi untuk masyarakat. Lagi pula, ini kampung saya. Siapa lagi yang mau perbaiki kampung kalau bu-kan kita sendiri?

Bagaimana Anda membagi waktu antara mengurus desa dan bekerja di kebun?

Kepala desa tidak dituntut kehadiran 100 persen di kantor desa. Yang jelas pelayanan harus jalan terus. Gampang cari saya. Kalau tidak di kantor Desa Nikkel, ya, di kebun Toga. Saya ada di kantor pada jam kerja. Di luar jam kerja, saya selalu siap menjalankan tugas kepala desa di kebun atau di rumah. Saya sediakan alat tulis di kebun, jadi sewaktu-waktu ada yang minta tan-da tangan, saya siap layani di sini.

Selain menjadi Posyandu herbal, apa lagi hasil yang sudah tampak dari kerja keras Anda dan anggota TP PKK Desa Nikkel?

Tempat ini sudah jadi kebun bibit. Sudah banyak orang yang membeli bibit berbagai tanaman. Ibu-ibu PKK juga sudah memproduksi obat herbal yang dikeringkan dan dimasukkan ke dalam plastik. Itu sudah laku sekitar 70 plastik. Konsumennya sudah sampai Malili, dokter-dok-ter juga pesan. Uangnya diputar untuk beli polybag dan berbagai perlengkapan lain untuk mengelola kebun ini.

Dalam waktu dekat kami akan bikin Rumah Herbal, semacam warung jamu begitu. Orang bisa datang dan minum jamu sambil duduk dan ngobrol-ngobrol seperti di warung kopi. Dan yang jelas, yang paling kelihatan, Desa Nikkel terlihat lebih bersih dan lebih indah.

Kalau desa sudah bersih, masyarakatnya tentu akan lebih sehat. Saya sudah buktikan sendiri. Tadinya saya pikir bakal sakit karena terlalu diforsir garap lahan Toga. Ternyata sekarang saya lebih sehat, karena melihat desa saya bersih, udaranya lebih segar karena tidak ada lagi yang buang sampah sembarangan, dan saya lebih ba-nyak berolahraga gara-gara menggarap lahan.

Desa Nikkel ini pengembangan wilayahnya terben-tur wilayah konservasi, batas desa, hutan lindung, dan area konsesi PT Vale. Jadi yang bisa kami lakukan ada-lah memaksimalkan apa yang ada. Jangan sampai ada lahan tidur. Salah satunya, ya, dengan memanfaatkan lahan yang semula tidak produktif sebagai kebun Toga, kebun sayur, dan kebun tanaman hias. []

VERBEEK EDISI 29 | 20167WAWASAN

Kiat Bisnis Bunga HiasJika Anda serius untuk terjun ke bisnis tanaman hias, kiat berikut ini akan me-mudahkan langkah Anda.1. Miliki pengetahuan yang memadai sebelum memulai usaha. Jika Anda tidak

memiliki dasar pengetahuan yang cukup tentang tanaman hias, bisnis bisa layu atau bahkan mati sebelum terjual. Carilah informasi selengkap mungkin mengenai tanaman hias, teknik budidaya, cara merawatnya, dan cara men-jadikannya lebih indah. Anda bisa berguru pada pakar, membaca buku, atau mencari informasi melalui internet.

2. Pilih lokasi yang mudah dilihat dan ramai sehingga orang tertarik untuk mampir ke kebun Anda yang cantik. Jika rumah Anda terletak di lokasi stra-tegis, Anda bisa menjalankan usaha di pekarangan. Ke depan, Anda bisa men-cari lahan yang lebih luas sebagai tempat memajang tanaman Anda.

3. Cermat memilih jenis tanaman. Pilihlah tanaman yang memiliki daya jual stabil dan jangan mengandalkan tren sesaat. Biaya perawatan juga bisa men-

jadi pertimbangan dalam memilih jenis tanaman. Banyak pebisnis tanaman hias yang memulai dengan satu atau dua jenis tanaman hias. Setelah dira-sa ada perkembangan yang bagus, Anda bisa menambah jenis tanaman hias yang diperjual-belikan.

4. Jalin kerja sama dengan konsumen tetap, misalnya hotel, kantor, peme-rintah daerah, dan pihak-pihak lain yang memerlukan pasokan bunga segar untuk berbagai keperluan dan kegiatan.

5. Aktif mengikuti kontes. Anda bisa mengikuti kompetisi tanaman hias yang kerap diadakan untuk berbagai jenis tanaman, maupun kontes UMKM. Ke-tika Anda menorehkan prestasi, tentu reputasi Anda sebagai pebisnis akan naik. Ekspos ke berbagai media pun terbuka. Kalaupun Anda belum menjadi pemenang, Anda masih bisa memetik banyak keuntungan: Memperluas re-lasi dengan sesama pelaku bisnis, memperkenalkan usaha Anda ke banyak pihak, dan menggali wawasan. []

Melirik Bisnis Bunga HiasAnda hobi menanam dan merawat bunga hias? Tekuni hobi itu, siapa tahu suatu saat bisa menjadi sumber penghasilan.

Melihat hamparan bunga cantik warna-warni yang sedang dikembangkan oleh anggota Tim Peng-gerak PKK dan warga Desa Nikkel, Kecamatan

Nuha, ingatan melayang ke sebuah pemberitaan ten-tang kebun bunga krisan milik istri Wakil Presiden RI, Mufidah Jusuf Kalla.

Bunga krisan miliknya diekspor sekitar 6.000 tang-kai per pekan ke Osaka, Jepang. Warga Jepang memer-lukan 300.000 tangkai bunga krisan setiap minggu un-tuk berbagai perayaan. Sebagian bersumber dari kebun milik Ibu Wapres di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawe-si Selatan.

Kisah sukses lain juga datang dari petani bunga Dra-cena atau suji hias di Sukabumi, Jawa Barat, yang mampu meraup omzet hingga Rp 140 juta per minggu. Bahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman berdecak kagum ke-tika berkunjung ke kebun suji hias itu pada Juni 2016. Tak heran jika kemudian Pak Menteri mendorong eks-por bunga hias dari Indonesia.

Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyan-to mengatakan, “Indonesia punya beragam bunga hias, namun yang fokus untuk dikembangkan ada lima, yakni bunga anggrek, krisan, mawar, melati, dan sedap malam.” Anggrek dari Indonesia memiliki kualitas ekspor yang menarik minat warga dunia. Petani anggrek di Besakih, Bali, ada yang sudah mengekspornya hingga ke Taiwan.

Pasar Jepang juga sangat memerlukan bunga anggrek bulan putih untuk hiasan peti jenazah saat disemayam-kan. Sementara varietas melati yang banyak diminati untuk ekspor adalah melati emprit dan melati kebo. Negara utama pengimpor melati Indonesia adalah ne-gara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu atau Buddha untuk perayaan agama. Sementara Jepang dan negara-negara ASEAN menjadi pasar yang menjanjikan bagi bisnis bunga sedap malam, karena bu-nga tersebut merupakan simbol cinta yang kerap hadir dalam upacara pernikahan.

Ragam pilihanBisnis bunga hias tidak melulu berkutat pada jual-

beli bunga segar. Tengok saja beberapa model bisnis yang digerakkan para pengusaha rumahan. Misalnya di toko online kebunbibit.id yang dimiliki oleh seorang pria asal Malang, Jawa Timur, Steve Stanley. Toko online yang buka sejak 2012 itu kini menjual lebih dari 3.000 jenis bibit tanaman. Kebanyakan dalam bentuk biji-biji-

an dengan harga mulai dari Rp5.000, hingga bonsai se-harga Rp10 jutaan.

Semua tanaman yang dijual di kebunbibit.id telah melewati pemilihan bibit unggul dan proses perawatan sebelum pengiriman. Petunjuk perawatan bagi konsu-men juga tercantum lengkap dalam situs.

Steve mampu meraup omzet hingga Rp400 juta per bulan. Dalam sehari, dia bisa mengirim lebih dari 200 paket tanaman ke seluruh Indonesia dengan pasar uta-ma para pemula yang tengah mencoba berkebun.

Lain lagi dengan souvenirtanaman.com yang mena-warkan kaktus mini sebagai suvenir pada berbagai acara, seperti pernikahan, event perusahaan, hingga acara yang diadakan oleh yayasan dan pemerintah. Semua berawal dari kecintaan Erik Arianto, pemilik souvenirtanaman.com terhadap flora, khususnya kaktus.

Erik meneliti taksonomi tanaman endemik wilayah Timur Tengah tersebut, dan menurut dia tidak sulit merawat kaktus mini. Cukup diletakkan di bawah terik matahari dan disiram seminggu sekali. Dia pun mulai

menjual kaktus mini sebagai suvenir pada 2008. Selain kaktus, tanaman yang biasa dijadikan suve-

nir adalah sekulen, sansivera, echeveira, adenium, dan anturium. Erik memberdayakan 17 kelompok tani di Kampung Cikidang, Kecamatan Lembang, Bandung Ba-rat. Berkat kerja sama dengan kelompok tani, kapasitas kaktus mini yang dipanen Erik terus meningkat.

Jika awalnya dia hanya mampu menghasilkan ratus-an pot kaktus mini setiap bulan, kini dia bisa menjual 10.000-15.000 suvenir kaktus mini setiap bulan. Har-ganya bervariasi dari Rp4.000-Rp10.000 untuk suvenir dan Rp55.000-250.000 untuk kaktus dalam terarium. []

VERBEEK EDISI 29 | 20168 WAWASAN

[Atas] TTP Molo di Desa Netpala NTT melakukan panen perdana bunga krisan pada Agustus 2016.[Bawah] Panen jamur merang di Taman Teknologi Pertanian Jantho, Aceh Besar.

Mendekatkan Petani pada TeknologiDi Taman Teknologi Pertanian, petani belajar dan mengaplikasikan berbagai penemuan untuk meningkatkan pendapatan.

Salah satu prioritas “Nawa Cita” Jo-kowi-JK adalah meningkatkan pro-duktivitas rakyat dan daya saing di

pasar internasional. Demi mendukung visi tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pe-tani sebagai elemen penting perekono-mian rakyat.

Satu inovasi yang menarik dari Kemen-terian Pertanian adalah pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP). Tuju-an TTP adalah membangun model per-contohan pertanian terpadu yang meng-integrasikan proses hulu-hilir, mulai pro-duksi sampai pemasaran. Badan Pene-litian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian berencana membangun TTP di 100 kabupaten dan TSP di 34 provin-si hingga tahun 2019.

Idealnya, TPP bersinergi dengan Ta-man Sains Inovasi (TSP), sehingga te-muan-temuan terkait pertanian di TSP bisa langsung diaplikasikan di TPP. Jika selama ini banyak riset pertanian bera-khir di perpustakaan atau ruang arsip semata, TTP mendekatkan penemuan teknologi pertanian kepada petani.

Petani yang menggarap lahan di TTP dapat berlatih menguasai teknologi dan melihat langsung hasilnya. Kegiatan da-lam TTP meliputi penerapan teknologi pra-produksi, produksi, panen, pasca-panen, pengolahan, pemasaran, pembina-an dan pembelajaran, dan pengembang-an kemitraan agribisnis dengan swasta. Indikator keberhasilan TPP adalah ter-jadinya peningkatan pendapatan petani.

Hasil mulai tampakPada 2016, sudah dapat kita dengar ki-

sah sukses petani yang menggarap TPP. Kelompok Tani Jakasuma di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berhasil memanen padi di lahan seluas 32 hektar. Lahan tersebut merupakan lokasi TPP di bawah binaan Balai Penelitian Teknolo-gi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan. Campur tangan teknologi telah membuat hasil panen meningkat. Saat melakukan pra-tanam, tanam, dan pasca-tanam, pe-tani menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan).

Di Jawa Timur, petani di Taman Tek-nologi Pertanian Lamongan berhasil me-lakukan panen raya jagung pada Maret 2016, dihadiri oleh Menteri Pertanian, Anggota DPR RI Komisi IV, dan Kepala Balitbang Pertanian. Panen raya jagung

itu terwujud berkat pengenalan tekno-logi berbasis integrasi jagung-sapi. Para petani yang menggarap lahan jagung di TPP seluas 90 hektar itu bahkan siap mendukung Lamongan menjadi produ-sen jagung terbesar di Indonesia.

Kehadiran TTP telah berhasil mengu-bah cara bercocok tanam jagung di Desa Banyubang, Lamongan. Banyak paket teknologi dan pelatihan, baik untuk ta-naman jagung maupun ternak sapi, yang dirasakan manfaatnya oleh petani. Peta-ni belajar cara memanfaatkan limbah ja-gung untuk diolah menjadi pakan ternak. Di TTP ini juga berkembang produk ola-han berbahan baku jagung yang dikelola oleh ibu-ibu.

Sementara itu, petani TPP Jantho di Kabupaten Aceh Besar memanen jamur merang pada Agustus 2016. Komoditas jamur merang merupakan salah satu bis-nis inti dari kegiatan pemberdayaan ma-syarakat tani di wilayah itu, yang diran-cang selama tiga tahun ke depan.

Panen perdana dari kumbung berukur-an 5 x 6 meter mencapai 70 kg. Jangka panjang, BPTP Aceh berharap TTP Kota Jantho mampu menyediakan bibit jamur merang untuk Aceh, yang selama ini ma-sih dipasok dari Jawa. Sebelumnya, BPPT

menggelar pelatihan pelatihan budidaya jamur merang bagi 40 peserta yang ma-yoritas dari kalangan pemuda dan wanita.

Potensi lokalTTP mendorong potensi pertanian de-

ngan mengedepankan komoditas unggul-an di daerah masing-masing. TTP Cika-jang di Garut, Jawa Barat, misalnya, me-ngembangkan potensi buah jeruk dan ternak domba garut sebagai objek pe-nerapan inovasi. TTP ini juga mencakup kegiatan hilir berupa pengembangan ja-ringan pemasaran dan perbaikan kuali-tas bibit.

TTP Desa Telaga seluas 12,8 hektar yang diinisiasi BPTP Kalimantan Selatan mengembangkan teknologi padi, jagung, kelapa sawit, dan ternak sapi. Nantinya ditambah dengan integrasi itik-sawit. Taman agribisnis di Desa Telaga adalah lokasi pengembangan bahan pangan non-kimia berkat pemanfaatan bahan lokal, seperti bungkil kelapa sawit, limbah ter-nak sapi, dan limbah sayur yang dibudi-dayakan di sekitarnya.

Pada 2015, Balitbang Pertanian mem-bangun 16 TTP di 11 provinsi. Setiap TTP mengaplikasikan inovasi teknologi sesu-ai dengan potensi pertanian lokal. Pada

2016, Balitbang menggarap pembangun-an 10 TTP di sembilan provinsi, antara lain di Sulawesi Tenggara, Riau, Jambi, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Kaliman-tan Timur, Sumatra Selatan, Nusa Teng-gara Barat, dan Bali.

“Idealnya di setiap kabupaten ada, khususnya TTP. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah berkewajiban mendorong potensi pertaniannya,” ujar Kepala Balitbang Pertanian Muhammad Syakir, dikutip dari kompas.com.

Sayangnya, belum ada pembangunan TPP yang terwujud di Sulawesi. Rencana, Pemerintah Kabupaten Bone akan mem-bangun TPP di Desa Wollangi, Kecamat-an Barebbo. Jika rencana itu terwujud, Bone merupakan satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki TPP.

Peran dan fungsi TPP mirip dengan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K). Apalagi ketika tujuh fungsi BP3K (pusat komunikasi, pusat informasi, kebun bibit masyara-kat, lumbung pangan, pusat kesehatan pertanian masyarakat, tempat belajar, dan lokasi ekowisata) telah dihidupkan, fungsi TPP bisa digantikan oleh BP3K. Jadi jangan berkecil hati. Optimalkan po-tensi yang telah kita miliki. []

VERBEEK EDISI 29 | 20169WAWASAN

Aktivitas petani anggota kelompok tani yang sedang memanen padi. Kelompok tani yang memiliki badan hukum bisa mengakses berbagai bantuan dari pemerintah daerah, berupa sarana produksi pertanian.

Beberapa waktu belakang santer terdengar berita dana peningkatan produksi pertanian seantero Nusantara yang tidak dapat disalurkan Dinas Per-

tanian kepada kelompok tani. Pasalnya masih banyak kelompok tani yang belum berbadan hukum dan masih mengurus sertifikat.

Alhasil, beragam bantuan peningkatan produksi per-tanian berupa hand tractor, pupuk, benih, sumur pantek, hingga alat semprot senilai miliaran rupiah mengendap di Dinas Pertanian setempat. Hal ini terjadi, di antara-nya, di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumenep, Ka-bupaten Rembang, dan Kabupaten Bantul.

Penyaluran tersebut terbentur regulasi yang menga-tur bantuan pertanian, termasuk hibah. Disebutkan, pe-nerimanya haruslah berbadan hukum. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang dikeluarkan Mei 2014, menyatakan, bantuan atau hibah dari pemerintah daerah (APBD) harus diberikan kepada kelompok, organisasi maupun lembaga yang berbadan hukum. Sementara bantuan yang berasal dari APBN tetap bisa disalurkan ke kelompok tani.

Di Kabupaten Bandung, hingga Agustus 2016, ter-dapat 400 gabungan kelompok tani dan 1.700 kelom-pok tani belum berbadan hukum. Sedangkan yang telah menerimanya tak sampai 25% dari total dua kategori tersebut. Alhasil, bantuan peningkatan produksi perta-nian dari APBD senilai lebih kurang Rp1 miliar meng-endap di Dinas.

Persoalan lain, masih banyak kelompok tani atau ga-bungan kelompok tani (Gapoktan) yang baru mengurus mengurus sertifikat. Rata-rata mereka baru mengajukan pengurusan ke Kementerian Hukum dan HAM sekarang atau tahun lalu. Padahal untuk dapat menjadi penerima bantuan tersebut, kelompok tani atau gapoktan harus berstatus badan hukum minimal tiga tahun.

Aturan ini ditegaskan melalui Peraturan Menteri Da-lam Negeri (Permendagri) No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD. Disebutkan, kelompok tani pe-nerima bantuan, Badan Hukumnya (BH) harus dikelu-arkan minimal tiga tahun sebagai pelengkap teknis pe-laksanaan UU No 23 Tahun 2014.

Hal ini menjadi persoalan tersendiri. Namun, ada ke-lompok tani/Gapoktan yang berhasil memegang sertifi-kat badan hukum dan menerima bantuan produksi per-tanian dari APBD. Contohnya di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Difasilitasi dan didampingi oleh Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Batanghari, sebanyak 950 kelompok tani berhasil meng-ajukan sertifikat badan hukum kolektif di Kementerian Hukum dan HAM. Proses tersebut diperkuat oleh Su-rat Keputusan Bupati Batang Hari No. 105 Tahun 2016 tentang Penetapan Kelompok Tani dalam Kabupaten Batanghari. Alhasil, sampai Agustus 2016, di kabupa-ten tersebut terdapat 1.050 kelompok tani yang telah berbadan hukum.

Pada dasarnya kebijakan tersebut bukan untuk mem-persulit kelompok tani. Melainkan untuk mengedepan-kan prinsip kehati-hatian agar tidak terjadi pelanggaran hukum yang mengakibatkan permasalahan. Baik di pihak pemerintah maupun pihak petani. Dengan berstatus ba-dan hukum, legalitas kelompok tani menjadi lebih kuat dan lebih dipercaya, sehingga mudah bila ada pengurus-an administratif lainnya di kemudian hari.

Dalam penerapan, dukungan dan fasilitasi dari unit teknis pertanian pemerintah daerah diperlukan untuk mendorong kelompok tani dapat mengurus sertifikat sesegera mungkin. Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 69 UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Diakatakan, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, ber-kewajiban mendorong dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.

Kelompok tani bisa berbadan hukum setelah unit pro-duksinya berkembang menjadi kelembagaan ekonomi petani (KEP) berupa badan usaha milik petani (BUMP). Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permen-tan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Ke-lompok Tani dan Gapoktan adalah kumpulan petani/pe-ternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan ke-pentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban un-tuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Kelompok Tani Perlu Didorong Menjadi Badan HukumUU Pemerintah bertujuan menghindari penyelewengan dana pertanian dan munculnya kelompok tani abal-abal.

Ragam Bentuk Badan HukumSubjek badan hukum banyak ragam yang sesu-

ai dengan orientasi dan mekanisme kerja organi-sasinya. Beberapa bentuk badan hukum ini dapat menjadi pilihan kelompok tani/Gapoktan untuk pengurusan sertifikat badan hukumnya.

Koperasi

Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang prinsip kerjanya berlandaskan ekonomi kerakyatan dan azas kekeluargaan. Koperasi merupakan badan usaha berbadan hukum yang pengesahan pendi-riannya dilakukan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM atau pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi koperasi setempat sesuai domisili anggota (UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Ko-perasi Pasal 5 Ayat 3).

CV (Commanditaire Vennootschap atau Persekutuan Komanditer)

Persekutuan komanditer atau CV adalah perse-kutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih. Persekutuan komanditer mengenal dua istilah, yaitu: (1) sekutu aktif, yaitu anggota yang me-mimpin/menjalankan perusahaan dan bertang-gung jawab penuh atas utang-utang perusahaan; (2) sekutu pasif/sekutu komanditer, yaitu ang-gota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan.

Kelompok Usaha Bersama/Badan Usaha Milik Petani

Inilah bentuk yang dapat menjadi pilihan bila beberapa kelompok tani menggabungkan unit produksinya menjadi kelembagaan ekonomi pe-tani (KEP) seperti diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 82 Tahun 2013 tentang Kelompok Tani yang dapat berupa Kelompok Usaha Bersama (KUB) atau unit simpan pinjam menjadi Lembaga Keuangan Mikro.

KUB merupakan kelompok yang beranggota-kan petani dan dibentuk oleh petani yang telah dibina melalui proses kegiatan penyuluhan atau pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan dan usaha ekonomi bersama-sama. []

Mendaftarkan diriLantas bagaimana cara kelompok tani/gapoktan bila

ingin mendaftarkan menjadi badan hukum? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan bagaimana? Untuk mengu-rus badan hukum di notaris, kelompok tani mesti men-dapatkan rekomendasi dari petugas penyuluh lapang-an (PPL). Pada tahap ini, PPL perlu membuat evaluasi secara teliti dan ketat terhadap kinerja dan kemajuan Gapoktan/kelompok tani tersebut.

Bila pencatatan sudah dilakukan di notaris, pengurus Gapoktan/kelompok tani baru bisa mengurus pendaf-taran sertifikasi badan hukum ke Kementerian Hukum dan HAM. Dalam proses ini, pendaftar juga harus mengi-rimkan tembusan kepada Dinas Pertanian dan BP4K. []

VERBEEK EDISI 29 | 201610 INSPIRASI

Penilaian Desa Siaga 2014 di Puncak Indah, Kecamatan Malili, oleh Tim Penilai dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Mari Wujudkan Desa Siaga!Membentuk masyarakat yang sadar, mau, dan mampu hidup sehat secara mandiri.

Pembangunan kesehatan merupakan perwujudan sehat sebagai hak ma-syarakat dan merupakan investa-

si bagi pembangunan nasional. Karena itu, semua pelaku pembangunan wajib memberikan kontribusi positif bagi pe-ningkatan status kesehatan masyarakat.

Salah satunya dengan mendukung pro-gram Desa Siaga, sebuah program yang dikembangkan oleh Kementrian Kesehat-an untuk mewujudkan kondisi masyara-kat di tingkat desa/kelurahan. Tujuannya, menyiapkan sumber daya, kemauan, dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaru-ratan secara mandiri.

Ada dua kriteria yang menentukan sta-tus Desa Siaga Aktif. Pertama, masyarakat di desa tersebut dapat mengakses layan-an kesehatan dasar setiap hari, melalui Poskesdes, Puskesmas, atau Pustu. Ke-dua, masyarakat mengembangkan Upa-ya Kesehatan Bersumberdaya Masyara-kat (UKBM) dan melaksanakan berbagai kegiatan pemantauan yaitu pemantauan penyakit, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, penyehatan lingkungan, kedarurat-an, dan penanggulangan bencana.

Program Desa Siaga mengoptimalkan peran Poskesdes dalam pemberdayaan masyarakat, mendorong terbentuknya Forum Kesehatan Desa/Kelurahan, me-ngembangkan gotong royong untuk men-cegah dan mengatasi masalah kesehatan, mengembangkan perilaku deteksi dan ke-waspadaan dini, serta mengembangkan kemandirian masyarakat dalam pembi-ayaan kesehatan.

Beberapa desa di Luwu Timur pernah mendapat pengakuan di bidang kesehat-an dengan menjuarai lomba Desa Siaga. Yang terbaru adalah Desa Lioka, Keca-matan Towuti, yang memenangi lomba Desa Siaga tingkat Provinsi pada 2016. Sebelumnya ada Desa Puncak Indah, Ke-camatan Malili, dengan program Kam-pung Sehat. Desa ini menjadi Juara I Desa Siaga tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada 2014.

Desa Lioka memiliki lahan pertanian organik seluas 10 hektar yang dimanfaat-kan anggota kelompok tani untuk mem-budidayakan tanaman pangan, aneka sa-yur, dan tanaman obat. Masyarakat pun diedukasi agar memanfaatkan tanaman herbal untuk mengatasi berbagai gang-guan kesehatan. Dengan dikembangkan-nya pertanian organik, derajat kesehatan warga perlahan makin membaik.

Desa Puncak Indah menghimpun 84 kepala keluarga untuk menjalankan pe-rilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) atas kesadaran sendiri. Puncak Indah juga menyusun indikator Kampung Sehat berbasis kesadaran masyarakat, antara lain pemberian ASI eksklusif, cuci tangan pakai sabun, mengupayakan lingkungan

bebas jentik, rutin makan buah dan sayur, melakukan berolahraga, dan tidak me-rokok. Di Desa ini dibentuk pula Satgas Bencana yang dikoodinir langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah Kabupaten Luwu Timur.

Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) memberi dukungan dalam program Kam-pung Sehat melalui pembuatan gerbang desa PHBS, pelatihan dan penguatan ka-pasitas masyarakat, hingga pengadaan alat kesehatan di Posyandu.

Tahun 2014, Desa Baruga, Kecamatan Towuti terpilih menjadi wakil Luwu Ti-mur dalam lomba Desa Siaga Aktif tingkat Provinsi. Di Desa Baruga terdapat Klinik Siaga Sayang Ibu yang berorientasi pada pelayanan bagi ibu-ibu hamil sampai de-ngan persalinan. Selain itu, juga ada Ru-mah Tunggu yang menyediakan tempat tinggal sementara bagi masyarakat dari luar Desa Baruga yang sedang menung-gu proses layanan kesehatan yang me-reka butuhkan.

Sebelumnya, di tahun 2011, Desa Soro-wako, Kecamatan Nuha, mewakili Luwu Timur di ajang serupa dan berhasil men-jadi juara. Di Desa Sorowako dibentuk Forum Desa Siaga dengan program yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu kelas ibu hamil, Bina Keluarga Balita (BKB) dan Satgas bencana.

InovasiDi beberapa daerah di Indonesia, war-

ga desa membuat inovasi-inovasi mena-rik terkait Desa Siaga. Di Kota Malang, Jawa Timur, ada Kelurahan Kasin yang menunjang layanan dasar kesehatan. Me-reka membuat kerja sama dengan klinik dan rumah sakit untuk memberi kemu-dahan membayar BPJS Kesehatan dengan menabung di bank sampah.

Masyarakat juga membentuk komuni-tas donor darah, terlibat dalam kesehat-

an lingkungan dengan menjadi orangtua asuh bagi pohon yang bibitnya diberikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, program edukasi untuk mengurangi lim-bah popok bayi, menginisiasi program tabungan bagi calon ibu bersalin, dan bekerja sama dengan Usaha Kesehatan Sekolah untuk mengatasi kegawatdaru-ratan. Kelurahan Kasin menjadi Juara II Kelurahan Siaga Aktif 2015.

Masih di Jawa Timur, di Desa Plesung-an, Pemerintah Desa dan para ketua RT membuat kerja sama dengan mewajibkan warga yang memiliki mobil mengantar-kan tetangga yang mengalami keadaan darurat. Selain itu, warga yang membayar iuran dana sehat sebesar Rp1.000/kepala keluarga/bulan. Iuran tersebut diguna-kan untuk memberikan santunan kepada warga yang sakit, serta insentif bulanan sopir ambulans Puskesmas.

Teladan menarik didapat dari Di Desa Tuabatan, Kabupaten Timor Tengah Uta-ra, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sana, pelaksanaan Desa Siaga dilakukan dengan pendekatan kearifan budaya lo-kal. Inovasi dimulai pada 2011 sebagai respons untuk mengatasi masalah kese-hatan ibu dan bayi, terutama ibu hamil.

Sebelum 2011, ibu hamil di Desa Tu-ataban memilih untuk bersalin di rumah dengan bantuan dukun atau keluarga. Inisiator, yaitu Kepala Puskesmas Bija-

Ciri Desa Siaga• Minimal memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk memberi pela-

yanan dasar dengan minimal satu orang tenaga kesehatan dan memiliki prasarana fisik bangunan, perlengkapan, peralatan, dan alat komunikasi ke masyarakat serta ke Puskesmas.

• Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat.• Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri.• Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.

epasu, memanfaatkan ritual mengantar ibu hamil ke fasilitas kesehatan (nake-ti) dan ritual menyertai kepulangan ibu dan bayi ke rumah pada masa nifas (ha-enikit). Ritual itu sudah berlangsung tu-run-temurun, namun dalam pelaksana-annya masih dilakukan sendiri-sendiri.

Di desa itu, pemerintah, tokoh agama, serta dewan adat mencapai kesepakatan, semua ibu hamil harus melahirkan di fa-silitas kesehatan, namun proses sebelum melahirkan dan setelah melahirkan harus mengikuti ritual adat yang dihadiri oleh pemerintah dan pemuka agama. Hal itu menunjukkan bahwa keberadaan budaya dan tradisi bukan merupakan pengham-bat dalam proses pembangunan, malah bisa dijadikan modal sosial yang mendu-kung keberhasilan pelayanan kesehatan.

Hasilnya, semua persalinan mulai 2012 sudah dilakukan di fasilitas kese-hatan, tidak lagi di rumah, dan tidak ada kematian ibu atau bayi pada 2012. Pelak-sanaan Desa Siaga di Desa Tuabatan te-lah menjadi percontohan di wilayah Ka-bupaten Timor Tengah Utara. Beberapa pihak, termasuk mahasiswa Australia, sudah banyak yang datang melakukan studi banding di desa tersebut.

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meru-pakan cikal bakal untuk menuju Kabupa-ten Sehat, Provinsi Sehat, dan berujung pada Indonesia Sehat. []

VERBEEK EDISI 29 | 201611DOKTER MENJAWAB

Tangkal Flu denganGaya Hidup Sehat

Dalam pemahaman awam, influenza atau flu seringkali disamakan de-ngan pilek. Ini pemahaman yang sa-

lah. Flu cenderung memiliki masa inkuba-si yang lebih singkat dengan gejala lebih parah, sehingga dapat menghambat ruti-nitas penderita. Sedangkan pilek umum-nya muncul secara bertahap dengan ge-jala lebih ringan, sehingga tidak terla-lu berdampak pada rutinitas penderita.

Influenza termasuk penyakit menular kategori self limiting. Artinya, jika tidak disertai komplikasi penyakit lain, flu akan sembuh setelah 4-7 hari, asalkan tubuh diberi kesempatan meningkatkan daya tahan terhadap serangan dari luar.

Penderita flu di Sorowako dan sekitar-nya cukup tinggi. Catatan RS Inco, sepan-jang periode Januari-Juli 2016, jumlah pasien rawat jalan penderita influenza mencapai 5.984 pasien. Angka ini ter-tinggi dibandingkan pasien rawat jalan untuk jenis penyakit lain.

GejalaBeberapa gejala flu yang biasanya di-

alami penderita adalah:• Demam• Pegal-pegal• Batuk kering• Sakit kepala• Kelelahan• Menggigil• Sakit tenggorokan• Bersin-bersin, hidung tersumbat,

atau hidung beringus• Kehilangan nafsu makanGejala flu akan bertambah parah sela-

ma sekitar 2-4 hari sebelum akhirnya mu-lai membaik. Meski begitu, batuk kering yang disertai rasa lelah biasanya masih tersisa, sehingga penderita flu membu-tuhkan waktu sekitar 14-20 hari untuk pulih sepenuhnya.

PengobatanAnda biasanya tidak membutuhkan

penanganan medis, karena penyakit ini umumnya sembuh sendiri. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilaku-kan adalah istirahat yang cukup, banyak minum, serta menjaga tubuh agar tetap hangat.

Menambah konsumsi cairan merupa-kan langkah penting agar terhindar dari salah satu komplikasi flu, yaitu dehidra-si. Ketika Anda flu dan mengalami dehid-rasi, tubuh Anda akan kehilangan gula, garam, dan cairan. Anda dapat mencoba meminum cairan yang mengandung gula dan elektrolit/ion untuk mengembalikan keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Obat-obatan yang dapat Anda minum, jika dibutuhkan, adalah parasetamol atau ibuprofen. Keduanya berfungsi menurun-

kan demam dan mengurangi pegal-pegal. Anda tidak dianjurkan mengonsumsi an-tibiotic, karena obat ini berfungsi mem-bunuh bakteri, sedangkan flu disebab-kan oleh virus.

PencegahanLangkah-langkah untuk mencegah flu

dan penyebarannya dapat dilakukan de-ngan menerapkan gaya hidup sehat. Ter-kait pencegahan flu, yang bisa kita laku-kan antara lain:• Mencuci tangan sesering mungkin

secara menyeluruh, termasuk di ba-wah kuku dan di antara jari-jari, de-ngan sabun dan air hangat. Pakai pro-duk antiseptik pembersih tangan saat di luar rumah.

• Tutup mulut dan hidung saat ber-sin atau batuk. Kenakan masker saat bepergian atau ketika berada di seki-tar penderita flu. Jika seseorang batuk atau bersin di dekat Anda, berdirilah agak jauh atau tutup hidung dengan tisu untuk mencegah terhirupnya virus. Jika Anda sulit menghindari penderita, misalnya bayi Anda, maka tingkatkan pertahanan tubuh Anda dari penularan.

• Pastikan tubuh menerima asupan vi-tamin dan gizi yang cukup dan seim-bang. Penelitian menunjukkan bahwa virus tidak bisa bertahan hidup dalam sel yang mengandung kadar vitamin C tinggi, sehingga orang dewasa harus mendapatkan setidaknya 40 mg vita-min ini per hari.

• Istirahat yang cukup. Tidur kurang dari tujuh jam selama berminggu-ming-gu bisa membuat tiga kali lebih mungkin terinfeksi penyakit pernapasan, diban-dingkan jika Anda tidur cukup delapan jam setiap malam.

• Olahraga secara teratur. Berolahra-ga ringan secara rutin selama setengah jam setiap hari mengurangi risiko ter-

Anda sebaiknya waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika:• Anda termasuk kategori orang-orang yang rentan mengalami komplikasi

flu: seperti ibu hamil, Lansia, penderita penyakit kronis (penyakit paru-paru atau jantung), serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun.

• Gejala flu yang Anda alami sama sekali tidak berkurang, makin parah, atau justru tidak kunjung sembuh setelah tujuh hari.

kena flu. Namun olahraga yang terla-lu berat bisa menurunkan sistem ke-kebalan tubuh, sehingga lebih rentan terkena virus.

• Minumlah cairan sebanyak 2 liter sehari dan hindari minuman yang me-ngandung kafein.

• Jauhi stress. Stres dipercaya para ahli dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh kita terhadap flu. Cobalah latih-an seperti yoga, pernapasan, dan me-ditasi untuk membuat pikiran tenang.

• Vaksinasi flu hanya dianjurkan bagi orang-orang yang rentan terkena flu. Vaksin flu sangat efektif untuk mence-gah tertular flu dan bisa berfungsi se-tidaknya selama enam bulan.[]

VERBEEK EDISI 29 | 201612 EVENT

Siswa-siswi SMPN 1 Towuti melakukan kegiatan belajar di ruang kelas yang baru direnovasi dengan bantuan PT Vale melalui PTPM bidang pendidikan.

Kegiatan Posyandu Herbal yang baru pertama kali dilakukan di Sorowako mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kelurahan Magani dan Desa Nikkel. Sejak pagi, masyarakat antre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berikut resep obat herbal.

PT Vale Bangun Ruang KelasSMPN 1 TowutiP ada 1 September 2016 silam, PT Vale menyerah-

kan bantuan sarana dan prasarana belajar kepada pihak SMP Negeri 1 Towuti, Kabupaten Luwu Ti-

mur, Sulawesi Selatan. Bantuan tersebut berupa pem-bangunan dua ruang kelas belajar (RKB), pengadaan mobiler dan renovasi dua bilik toilet siswa dengan nilai mencapai Rp422.057.708.

Secara simbolis penyerahan dilakukan oleh Manajer Senior Komunikasi PT Vale, Bayu Aji Suparam kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Towuti Baharuddin H. Acara juga disaksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Buda-ya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dikbudparmu-dora) Kabupaten Luwu Timur Ismail. Aktivitas ini me-rupakan kerangka Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale, khususnya di area konse-si Blok Sorowako.

Menurut Bayu Aji Suparam, realisasi bantuan pendi-dikan ini dilakukan Perusahaan sebagai upaya berpar-tisipasi mendukung perbaikan kualitas belajar siswa yang berada di area pemberdayaan perusahaan. “Bagi PT Vale, peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang utama untuk kemajuan generasi bangsa,” ungkap dia.

Dengan adanya penambahan dua kelas baru ini mem-

buat SMPN 1 Towuti mampu menambah kapasitas pe-nerimaan siswa pada tahun ajaran 2016-2017 sebanyak 60 orang. Sehingga SMPN 1 Towuti memiliki memiliki 25 RKB dengan siswa sekitar 800 orang. “Keberadaan ruang kelas baru ini juga sangat mendukung proses bel-ajar siswa menjadi lebih kondusif,” ujar Kepala Sekolah

SMPN 1 Towuti Baharuddin H. Kadis Dikbudparmudora Ismail berpendapat, bantu-

an dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dan mutu pendidikan di Kabupaten Luwu Timur. “Kami sangat mengapresiasi dukungan PT Vale ini,” tambah dia.[]

Warga Sorowako Padati Posyandu HerbalP osyandu biasanya diadakan rutin setiap bulan di

sebuah gedung khusus dan ramai didatangi bayi, Balita. Namun Posyandu yang diadakan akhir Agus-

tus 2016 itu agak berbeda. Posyandu “dadakan” itu bertempat di kebun percon-

tohan tanaman obat, diadakan dari pagi hingga sore, dan pesertanya orang dewasa serta Lansia. Inilah Posyandu Herbal yang sudah ditunggu-tunggu oleh 130 warga So-rowako, tepatnya di Desa Nikkel dan Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha.

Peserta Posyandu Herbal mendapatkan berbagai la-yanan, mulai dari pemeriksaan kesehatan, terapi herbal, dan pemberian resep untuk mengatasi keluhan kesehat-an. Setelah mendapat resep, peserta diberi penjelasan seputar cara mengolah tanaman obat dan dosis konsum-si obat herbal. Tanaman obat yang dikonsumsi berasal dari kebun percontohan yang digarap mandiri oleh war-ga desa. Pemeriksaan dilakukan oleh dr. Rianti Maha-rani, spesialis herbal medik dari Universitas Indonesia.

Selama satu tahun, PT Vale Indonesia Tbk menggan-deng Yayasan Aliksa Organik untuk mengadakan pelatih-an budidaya dan pengolahan tanaman obat di Kecamat-an Nuha dan Kecamatan Wasuponda. Kini masyarakat sudah bisa memanfaatkan sekitar 60 jenis tanaman un-tuk mengobati lebih dari 40 keluhan kesehatan. Warga bahkan sudah bisa memproduksi dan menjual obat-obat-an tradisional dalam bentuk simplisia dan jamu untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan.

“Sudah lama saya punya penyakit asam urat. Dulu setiap kali kambuh saya ke rumah sakit, minta obat. Sekarang saya rutin minum rebusan herbal. Hasilnya lumayan, sudah jarang kambuh sakit kaki saya,” kata Irwansyah, peserta Posyandu Herbal dari Kelurahan Magani. Dia rutin mengonsumsi obat herbal selama satu bulan.

Posyandu Herbal merupakan salah satu program pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Ma-

syarakat (UKBM) yang digagas PT Vale dan Dinas Kese-hatan Luwu Timur dalam kerangka Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM).

UKBM merupakan pilar kesehatan paling dasar se-suai Perpres No. 72/2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. PT Vale dan Dinas Kesehatan Luwu Timur sepakat mengembangkan tanaman herbal mengingat potensi lahan dan melimpahnya tanaman obat tradisi-onal yang tumbuh di wilayah ini.

VERBEEK EDISI 29 | 201613EVENT

Puluhan Lansia dan wanita hamil mendatangi Sekolah Sehat di aula Kantor Camat Wasuponda. Dalam kegiatan yang didukung PMDM itu, mereka bisa berkonsultasi dengan dokter Puskesmas, mendapat edukasi seputar gaya hidup sehat, hingga mempraktikkan gerakan senam agar tubuh tetap bugar.

Promosi dan Edukasi Kesehatan Melalui Sekolah SehatKegiatan PMDM sektor kesehatan yang telah berjalan dua tahun di Kecamatan Wasuponda.

A wal September 2016, sebanyak 50 Lansia dari Desa Wasuponda, Ledu-Ledu, dan Tabarano, Kecamatan

Wasuponda berkumpul di aula Kantor Camat. Mereka mengawali kegiatan pagi itu dengan senam jantung sehat, diikuti dengan pemeriksaan kesehatan, eduka-si, serta pemberian vitamin dan makan-an tambahan.

Masih di area Kantor Camat Wasupon-da, sebanyak 30 wanita hamil mendapat-kan edukasi seputar kehamilan, dilanjut-kan dengan praktik senam hamil. Kelas berlangsung sekitar dua jam.

Rangkaian kegiatan itu menjadi ba-gian dari Sekolah Sehat, yang punya tu-juan besar menciptakan masyarakat se-hat secara mandiri. Dengan edukasi dan berbagai tindakan preventif, masyarakat diharapkan bisa menanamkan kebiasaan “mencegah daripada mengobati”.

Sekolah Sehat digagas melalui meka-nisme kemitraan antara Puskesmas Wa-suponda, Tim Penggerak (TP) PKK, dan Pemerintah Kecamatan Wasuponda. Di-dukung dana Program Mitra Desa Man-diri (PMDM) Kecamatan. Sekolah ini res-mi dibuka akhir Oktober 2014. Pada fase kedua PMDM, Sekolah Sehat mendapat bantuan pendanaan sebesar Rp90 juta, yang dimanfaatkan untuk pengadaan per-lengkapan.

Kegiatan Sekolah Sehat dipusatkan di area Kantor Camat, mengingat alat penun-jang sudah lengkap. Di kelas ibu hamil, misalnya, peserta mendengarkan penyu-luhan sembari duduk santai di lantai ber-karpet dengan bantal-bantal besar untuk menyangga punggung. Kelengkapan lain, seperti bola-bola untuk senam kehamil-an hingga proyektor dan layar untuk me-

nampilkan materi edukasi, tersedia di lokasi Sekolah Sehat.

Selain menyasar Lansia dan wanita hamil, kegiatan Sekolah Sehat meliputi penanggulangan bayi-Balita gizi ku-rang dan survei jentik. Seluruh kegi-atan Sekolah Sehat rutin dilaksanakan setiap bulan hingga akhir tahun 2016. Dengan tema berbeda setiap pertemuan, Sekolah Sehat memberikan materi yang selalu segar.

SinergiSekolah Sehat tidak bisa berjalan sen-

diri dalam mewujudkan masyarakat se-hat. Untuk itu, Puskesmas Wasuponda mensinergikan sejumlah program. Pro-gram-program tersebut masih dalam ke-rangka promotif dan preventif, yaitu kli-nik kesehatan olahraga (Klinik Kesorga), program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis), dan Posyandu Herbal.

“Melalui Klinik Kesorga, masyarakat didorong aktif bergerak agar mereka le-bih bugar. Kita melakukan terapi dengan olahraga. Ketika tubuh bugar, kondisi sa-kit dan penggunaan obat akan berkurang. Untuk Prolanis setiap Jumat, kami beker-ja sama dengan BPJS Kesehatan. Di Luwu Timur, baru Puskesmas Wasuponda yang punya Prolanis,” kata Kepala Puskesmas Wasuponda, Yetriani Bosa.

Masyarakat juga dipacu untuk meman-faatkan potensi alam dan sumber daya manusia melalui Posyandu Herbal yang ada di Desa Tabarano. “Di Tabarano ada kelompok wanita tani yang aktif membu-didayakan dan mengolah tanaman obat. Karena itu untuk Lansia kami arahkan konsumsi obat herbal. Selain tidak ada efek samping, obatnya juga mudah di-

dapat dan murah,” kata Misrah, Ketua Kader Posyandu Lansia Desa Tabarano, yang juga pengurus Se-kolah Sehat.

“Saya ke Posyandu desa tiap bulan. Ka-lau ada Sekolah Sehat begini, lebih senang lagi karena kegiatannya lebih banyak. Saya kena darah tinggi, disuruh minum herbal, sekarang sudah turun. Bagus itu obat herbal,” kata Muhammad Nur, pria 65 tahun dari Desa Tabarano. Diarutin mengonsumsi rebusan daun kelor, pega-gan, dan sidaguri untuk mengatasi keluh-an kesehatannya.

Kegiatan pemanfaatan tanaman herbal di Desa Tabarano mendapat dukungan dari Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale berupa pe-latihan dan pendampingan yang sudah berjalan sejak awal 2016.

Fokus pencegahanJika umumnya petugas kesehatan men-

datangi masyarakat untuk melakukan penyuluhan di berbagai tempat, Sekolah Sehat mengajak masyarakat untuk “men-jemput ilmu”. Atas kemauan sendiri, me-reka datang ke “sekolah” dan menyerap pengetahuan penting seputar kesehatan.

Untuk berbagai kondisi, edukasi men-jadi hal mendesak. Di Desa Ledu-Ledu, misalnya, sepanjang Januari-Agustus ter-dapat enam kasus kelainan bawaan (kela-inan kongenital) dari total 269 bayi yang

lahir di desa tersebut. Seluruh kasus kela-inan kongenital berujung kematian. “Ka-susnya cukup banyak. Jadi kami sebagai tenaga kesehatan merasa sangat perlu memberi penyuluhan kepada ibu-ibu se-putar menjaga kesehatan sepanjang keha-milan,” kata Rabhiatun, bidan Desa Ledu-Ledu yang menjadi salah satu instruktur Sekolah Sehat.

Pada kesempatan itu, peserta diberi kiat mencegah kelainan kongenital, se-perti mengupayakan asupan yang baik, menghindari paparan zat berbahaya se-perti pestisida dan obat-obatan kimia, dan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter maupun bidan.

Sementara bagi Lansia di Kecamatan Wasuponda, angka penyakit tidak menu-lar, seperti diabetes dan hipertensi terbi-lang tinggi. Melalui Sekolah Sehat, para Lansia diberi edukasi untuk mengelola kondisi kesehatan dan melakukan upaya pencegahan, sehingga mereka bisa memi-liki masa tua yang berkualitas.

Sesuai arah program, PMDM bertuju-an memberi kontribusi dalam pening-katan kualitas layanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Kegiatan Sekolah Sehat mendukung tujuan PMDM melalui upa-ya penurunan angka kematian ibu dan anak, penurunan angka penyakit menu-lar, dan menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. []

VERBEEK EDISI 29 | 201614 EVENT

M endalami semangat patriotisme, membaca peluang kewirausaha-an, hingga mengupas penegakan

anti-korupsi, menjadi bagian pembela-jaran yang didapat oleh 220 pelajar dari 173 sekolah tingkat SMA di 25 provinsi di Indonesia. Mereka menjadi peserta Forum Pelajar Indonesia (FOR), sebuah ajang tahunan yang mempertemukan pel-ajar SMA, SMK, dan MA dari seluruh Indo-nesia dengan para pemangku kepenting-an di pusat untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, menyampaikan aspirasi dan harapan pelajar serta kebijakan pemerin-tah. Program ini diselenggarakan oleh In-donesia Student and Youth Forum (ISYF), organisasi nirlaba yang fokus pada pem-berdayaan dan pengembangan pemuda.

Pada 2016, FOR untuk kedelapan ka-linya dilaksanakan dengan tema “Karya Pelajar untuk Indonesia”. Peserta adalah pelajar yang berprestasi secara akademik dan aktif dalam kegiatan sekolah atau aksi sosial di lingkungan sekitarnya.

Proses seleksi dilakukan melalui situs resmi ISYF. Peserta melakukan registra-si secara online dan diberi tantangan un-tuk membuat esai dan video kreatif du-rasi tiga menit bertema “Karyaku untuk Bangsa”, yang diunggah di kanal YouTube masing-masing pendaftar. Total pendaftar berjumlah 1.236 orang. Peserta FOR ke-8 terbanyak berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, dengan 24 orang delegasi pelajar dari 10 kabupaten, termasuk dari Luwu Timur yang mengirimkan tujuh orang delegasi, masing-masing mewakili SMA YPS Soroako, SMAN 1 Nuha, SMAN 1 To-wuti, SMAN Wasupoda, dan SMAN Malili.

Pengiriman delegasi pelajar Luwu Ti-mur mendapat dukungan sepenuhnya dari PT Vale. Bagi PT Vale, dukungan ter-hadap kegiatan ini memperlihatkan wu-jud nyata kontribusi Perusahaan pada upaya peningkatan kapasitas pemuda di sekitar wilayah operasi.

Kegiatan FOR ke-8 berlangsung sela-ma lima hari di Jakarta. Kegiatan dikemas dalam berbagai ageda, yaitu government visit, Meet the CEO, temu tokoh nasional, workshop, field trip, focus group discussion (FGD), dan festival seni budaya. Direktur Eksekutif ISYF, Dinnur Garista Wirawan, mengatakan, FOR bertujuan untuk me-nambah wawasan, pengalaman, dan ak-ses informasi para pelajar, menumbuhkan kesadaran di kalangan pelajar tentang ke-beragaman Indonesia yang harus dijaga melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif.

Memperluas wawasanDi hari pertama, peserta menuju Ke-

menterian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mengikuti seremoni pembuka-an FOR ke-8. Acara dibuka oleh Dr Ma-man Wijaya, Kepala Pusat Pengembangan Perfilman. Dalam acara pembukaan diu-

Forum Pelajar Indonesia 2016

Lima Hari Padat Pembelajaranmumkan lima karya video terbaik peser-ta, yang salah satunya adalah karya dari delegasi SMAN 1 Bajeng, Gowa, Sulsel, yang memotret semangat pengabdian guru di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Kabupaten Gowa.

Kunjungan selanjutnya ke Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI. Pelajar didorong berwirausaha dan mengubah mindset tidak melulu ingin jadi pegawai. Apalagi perkembangan tekno-logi saat ini sangat mendukung bagi bel-ajar berbisnis. Peserta FOR punya pelu-ang untuk mengikuti program pelatihan kewirausahaan dan magang yang diada-kan oleh Kementerian KUKM.

Peserta tampak antusias ketika ber-kunjung ke gedung Komisi Pemberantas-an Korupsi (KPK) dan berdiskusi dengan Ketua KPK, Saut Situmorang. Di awal pe-maparannya, Saut mengungkapkan ha-rapannya agar ada di antara peserta FOR kelak yang menjadi pemimpin KPK. Lon-taran itu disambut gemuruh tepuk ta-ngan peserta.

Saut pun berpesan agar pelajar menja-ga karakter, membangun integritas diri, jangan berkompomi dengan kejahatan. Korupsi besar dimulai dari hal kecil, se-perti mencontek, menyogok, datang ti-dak tepat waktu, dan tindakan tidak di-siplin lainnya.

Dalam kunjungan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, para peserta melak-sanakan upacara penghormatan, dilanjut-kan dengan tabur bunga di makam pahla-wan. Makna kunjungan ke TMP Kalibata adalah menggugah kesadaran pelajar un-tuk meneladani semangat pengorbanan dan pengabdian para pahlawan serta me-lanjutkan nilai-nilai perjuangan mereka.

Di Kelas Inspirasi, yang diadakan di pusat kebudayaan Amerika Serikat (@America), sesi diisi oleh Direktur @Ameri-ca, Cultural Affairs US Ambassy, Karen Schinnerren. Karen menceritakan kehi-dupannya sebagai diplomat yang ber-pindah tugas dari satu negara ke negara yang lain. Karen juga mengungkapkan pergeseran gaya diplomasi yang terjadi, yang semula hanya fokus pada hubung-an antar-pemerintah, kini hubungan de-ngan masyarakat harus diperkuat karena warga punya kekuatan besar untuk me-mengaruhi pemerintahan.

Sesi kedua, Meet the CEO, diisi oleh Arif P. Rachmat, CEO Triputra Agro Persada, perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet. “Kehadiran kita harus bermakna bagi sesama dan orang-orang di sekitar. Harus berani keluar dari zona nyaman, se-lalu tingkatkan kompetensi, dan bangun karakter yang kuat dan jaga integritas Anda,” pesan Arif kepada para pelajar.

“Bertemu dengan Pak Arif sangat menginspirasi. Saya ingin bersungguh-sungguh meraih cita-cita, menggunakan

masa muda saya un-tuk berkarya. Kalimat Pak Arif masih te-rus terngiang di telinga saya,” kata Ayu Wira Saputri Rifai, siswi kelas XI, SMU YPS Sorowako.

Berkesan Masih banyak pelajaran penting dan

menarik yang didapat oleh peserta FOR. Mereka mengunjungi Universitas Multi-media Nusantara, yang sukses mempero-leh penghargaan dari Kementerian ESDM sebagai gedung paling hemat energi dan ramah lingkungan di Indonesia, bertemu wartawan senior Kompas, berkunjung ke kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) un-tuk memelajari seluk-beluk investasi, dan bersilaturahmi ke keluarga besar Presi-den RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY menekankan, pemuda harus mengambil peran dalam mencapai In-donesia Emas 2045. Sementara Mayor Inf. TNI Agus Harimurti Yudhoyono me-nyampaikan, pada 2045, tepat 100 tahun Indonesia merdeka, kita ingin Indonesia aman dan damai. Bebas dari agresi mili-ter asing, aman dari radikalisme, teroris-me, separatisme, ancaman cyber attack. Indonesia harus sejahtera, Indonesia ha-rus mendunia.

Memasuki FGD, peserta dibagi menja-di kelompok berdasarkan provinsi untuk mengidentifikasi masalah prioritas di da-erahnya pada enam bidang: Pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan, kebudayaan, dan kebangsaan. Delegasi Luwu Timur memilih untuk memprio-ritaskan kegiatan kampanye cinta buda-ya daerah.

Sebelumnya mereka telah mengidenti-

fikasi masalah sampah, keterbatasan ak-ses untuk menjangkau sekolah bagi siswa di Desa Palumba, dan menurunnya minat generasi muda terhadap budaya daerah Luwu Timur.

FOR ke-8 ditutup dengan pentas seni dan pemeran kuliner khas daerah di Ta-man Mini Indonesia Indah. Pelajar Sulsel menampilkan tarian yang diselingi de-ngan angngaru, tradisi sakral masyarakat Makassar. FOR telah memberikan kesem-patan kepada pelajar, termasuk delegasi Kabupaten Luwu Timur, untuk menam-bah wawasan, pengetahuan, pengalaman, motivasi dan kepercayaan diri.

Kesempatan itu meninggalkan kesan mendalam bagi pelajar Luwu Timur. “Saya merasa sangat lelah mengikuti kegiatan FOR. Pagi sudah harus siap di bus, kem-bali ke penginapan sudah malam, dan ha-rus lanjut lagi FGD sampai dini hari. Tapi semua rasa lelah saya terbayar dengan bertemu langsung dan berdialog dengan pimpinan tertinggi KPK. Saya sangat me-ngagumi beliau,” kata Agus Setiawan, sis-wa kelas XII, SMAN 1 Towuti.

Sementara Fikri Al Amry, siswa kelas XII, SMAN 1 Malili, mendapat inspirasi dari kunjungan ke Lembaga Sensor Film. “Saya tertarik mengambil bagian dalam membantu mensosialisasikan budaya sen-sor mandiri. Banyak keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar saya belum tahu memilah tontonan tersebut sesuai apa tidak dengan kategori usianya. Program ini akan sejalan dengan kegiatan saya se-bagai Duta Anak Sulsel.” Sampai jumpa di Forum Pelajar Indonesia 2017! (Laporan Megawati Ihyamuis)

VERBEEK EDISI 29 | 201615GALERI

Panen perdana SRI Organik Kelompok Tani Harapan, Desa Sumber Makmur, Kecamatan Kala-

ena Kiri, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, (9/11/2016).Kelompok tani ini merupa-

kan binaan Program Pertanian Berkelanjutan merupakan program kemitraan PT Vale dengan

Pemerintah Daerah Luwu Timur dan Asosiasi Masyarakat Organik Luwu Timur (AKAR) mela-

lui Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM).

Program Pertanian Berkelanjutan yang digagas PT Vale, Pemkab Luwu Timur, dan Asosiasi Masya-

rakat Organik (AKAR) Lutim terus berlanjut. Pada 12-16 November 2016 di Kecamatan Tomoni,

diadakan training of trainers (ToT) bagi penyuluh pertanian dan petani kader yang telah memprak-

tikkan pola budidaya SRI Organik selama dua musim tanam. Pelatihan yang sarat kegiatan diskusi

dan berbagi pengalaman itu bertujuan menyiapkan peserta menjadi tenaga terampil sekaligus trai-

ner untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip pertanian ramah lingkungan.

Kontributor foto: Triyono.

Rapat koordinasi (Rakor) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) merupakan agenda rutin pada fase PMDM. Rakor diadakan di Rumah Kemitraan BP3K Model, Kecamatan Nuha (8/11/2016) ini dihadiri 25 personel KPMD dari empat kecamatan yang melaksanakan PMDM PT Vale. Peserta Rakor melaporkan capaian, menyampaikan kendala, kserta berdiskusi men-cari solusi terkait pelaksanaan kegiatan PMDM di masing-masing desa.

Petani-petani dari Desa Lioka mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) sebagai pusat belajar pertanian organik. Pada 15 November 2016, diadakan penyusunan rencana kegiatan pertanian berkelanjutan dengan pola budidaya SRI Organik untuk tanaman pangan, per-kebunan, dan tanaman herbal. Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Asosiasi Masyarakat Organik Luwu Timur (AKAR Lutim), Kepala BP4K, perwakilan PT Vale Indonesia, dan para anggota kelompok tani dari Lioka, Pekaloa, Langkea Raya, dan Desa Wawondula.Kontributor foto: La Ode M. Ichman.

Bantuan bagi pelaku usaha meubel di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, yang merupakan

bagian dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) tahun 2016 sektor ekonomi.

Kontributor foto: Alwi Chaidir.

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki fotofoto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email [email protected] (ukuran foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.

VERBEEK EDISI 29 | 201616 EVENT

Manfaat Gugus PAUDManfaat bagi Pemerintah Daerah:

1. Tersedianya pendidik PAUD yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan layanan PAUD

2. Menjadi dasar menyusun kebijakan terkait dengan pembinaan guru PAUD di daerah

Manfaat bagi Guru:1. Meningkatkan kompetensi profesional2. Memperlancar proses pembelajaran3. Mendukung peningkatan mutu layanan PAUD

Manfaat bagi Masyarakat/Orang Tua:1. Terlaksananya layanan PAUD yang berkualitas2. Mengoptimalkan potensi anak melalui layanan PAUD yang sesuai dengan

kebutuhan tumbuh kembang

S ejak dulu, guru-guru Taman Kanak-kanak sudah akrab dengan Gugus TK, yaitu kumpulan 3-10 TK yang

berdomisili dalam area terdekat dalam satu kecamatan. Para pengajar dalam satu gugus mengadakan pertemuan rutin un-tuk saling belajar dan berbagi cerita se-putar proses belajar-mengajar.

Kini, melalui program PAUD Terpa-du, Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan memperluas Gugus TK menjadi Gugus PAUD untuk merangkul guru TK atau Raudatul Athfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA), pendamping Kelompok Bel-ajar (KB), pengasuh di Tempat Penitipan Anak (TPA), serta pada pendidik di Satu-an PAUD Sejenis (SPS). Yang dimaksud SPS adalah lembaga yang menyelengga-rakan PAUD dalam bentuk Bina Keluar-ga Balita (BKB), Posyandu, Pos PAUD, Ta-man Pendidikan Al Qur’an, Taman Pen-didikan Anak Sholeh, Sekolah Minggu, dan Bina Iman.

Kemajuan sistem dan pola mengajar anak usia dini menuntut kesiapan lemba-ga PAUD dan guru untuk terus mening-katkan kualitas pendidik. Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Kabupaten Luwu Ti-mur dan IGTKI Kecamatan Wasuponda meyakini bahwa Gugus PAUD merupakan pola pembinaan pendidik yang efektif dan menjadi wadah belajar alternatif di luar pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, terutama dalam penge-lolaan pembelajaran dan pengembang-an kurikulum. Melalui dukungan dana Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Kecamatan Wasuponda, para pengurus IGTKI Kabupaten dan Kecamatan meng-gelar Bintek Pembinaan Gugus PAUD se-Kabupaten Luwu Timur, pada 19-20 Sep-tember 2016.

PMDM Sektor Pendidikan

Optimalkan Peran Gugus, Tingkatkan Kompetensi Pendidik PAUDGuru punya tanggung jawab untuk terus mengasah wawasan dan kemampuan. Gugus PAUD menjadi salah satu wadahnya.

Pembinaan teknis itu dilakukan di aula kantor Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudparmu-dora) Luwu Timur dan diikuti oleh 102 guru sekaligus pengurus Gugus PAUD dari 160 PAUD di 11 kecamatan di Lutim. Pe-latihan dua hari tersebut mendatangkan pemateri Ketua IGTKI Provinsi Sulawesi Selatan Dra. Hj. Tamsi, MSi. Dalam pela-tihan dibahas administrasi pembentukan gugus, pengelolaan kegiatan, dan optima-lisasi peran Gugus PAUD dalam pening-katan kompetensi guru.

Memperbarui wawasanPelatihan dua hari dipadati dengan

materi yang bagi sebagian besar peser-ta masih baru. Diselingi kegiatan me-nyanyikan lagu-lagu anak hingga senam kreasi, pelatihan berjalan dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. “Seka-rang sudah bukan lagi Gugus TK nama-nya, tapi Gugus PAUD. Itu artinya kami sebagai guru bisa bekerja sama dengan pendidik non-formal. Bagi kami, masih banyak yang belum tahu informasi itu. Dikira kami hanya bisa belajar sesama guru TK saja. Selain itu, kami juga baru paham bahwa ada yang namanya Komi-te Gugus, dan itu berasal dari kalangan tokoh masyarakat. Jadi semakin lengkap komponen PAUD yang artinya semakin kaya pembelajaran kita,” kata Harjulia-ni, Sekretaris IGTKI Kabupaten Luwu Ti-mur yang juga guru di TK Pembina Malili.

Peserta pembinaan juga mendapat ba-nyak masukan dari Ketua IGTKI Provin-si Sulsel. Misalnya di Kecamatan Malili yang saat ini memiliki enam Gugus TK untuk mewadahi 22 lembaga, ada ma-sukan untuk dimampatkan menjadi dua Gugus PAUD. Hal itu dimaksudkan agar

anggota gugus makin berwarna dan sha-ring pengalaman makin beragam. Ma-sukan lain adalah mendaftarkan Gugus PAUD ke Dinas Dikbudparmudora untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) Pem-bentukan Gugus PAUD. Peserta Bintek juga disarankan untuk merancang kegi-atan-kegiatan rutin, meskipun kecil, se-perti pertemuan rutin untuk berdiskusi, praktik inovasi mengajar, dan menyusun buku syair lagu anak-anak yang dikrea-sikan sendiri.

Selain dari empat wilayah terdampak operasi PT Vale, Bintek juga melibatkan peserta dari kecamatan lain se-Luwu Ti-mur. “Pelatihan ini bagus sekali. Saya su-dah pernah mengikuti pelatihan-pela-tihan untuk guru tapi baru kali ini yang membahas khusus tentang Gugus PAUD. Saya jadi bisa update informasi dan men-dapat masukan tentang cakupan gugus, susunan pengurus, sampai ke penyusun-an portofolio Gugus PAUD,” kata Nawan-ti, guru TK Nusantara, Kecamatan Burau.

Dampak besarAda satu lagi catatan menarik dari ke-

giatan Bintek Pembinaan Gugus PAUD

se-Kabupaten Luwu Timur. Kegiatan ter-sebut mendapat dukungan dana sebesar Rp16 juta dari PMDM Kecamatan Wasu-ponda namun diperuntukkan bagi guru-guru TK di seluruh Luwu Timur.

“Awalnya kami memang hanya beren-cana membuat kegiatan untuk guru-guru PAUD di Wasuponda saja. Kami kerucut-kan ke pembinaan gugus karena masih banyak pengurus yang belum paham cara memaksimalkan peran Gugus PAUD. Tapi setelah kami hitung, dananya berlebih kalau hanya untuk Kecamatan Wasupon-da. Lalu Ketua IGTKI Kabupaten dan saya berpikir, “Kenapa tidak kita buat kegiatan yang dampaknya lebih besar?” Jadi kita bisa maju bersama,” kata Sarlota B. Bata-ra, Ketua IGTKI Kecamatan Wasuponda sekaligus guru di TK Kalvari. Wasuponda mengirimkan 33 guru dari lima TK untuk mengikuti Bintek, sementara dari keca-matan lain diwakili oleh minimal lima pengurus Gugus PAUD.

“Kami bersyukur bahwa dana yang di-berikan oleh PT Vale ke Kecamatan Wa-suponda bisa dinikmati oleh seluruh ke-camatan yang ada di Luwu Timur,” kata Kepala Dinas Dikbudparmudora Ismail.[]