PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan...

16
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ASAM LEMAK LIMBAH MINYAK DAN ETANOL DALAM PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS RESIN PENUKAR KATION BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh: Muhammad Hamzah 11212005 2012 Khoiru Arfan 13012090 2012 Haris Askari 13013006 2013 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2016

Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan...

Page 1: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ASAM LEMAK LIMBAH MINYAK DAN

ETANOL DALAM PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN

KATALIS RESIN PENUKAR KATION

BIDANG KEGIATAN:

PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Muhammad Hamzah 11212005 2012

Khoiru Arfan 13012090 2012

Haris Askari 13013006 2013

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2016

Page 2: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:
Page 3: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

PEMANFAATAN ASAM LEMAK LIMBAH MINYAK DAN ETANOL

DALAM PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS RESIN

PENUKAR KATION

Muhammad Hamzah1, Khoiru Arfan2, Haris Askari2 1Program Studi Rekayasa Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung

2Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung

email: [email protected]

ABSTRACT

Disadvantages of conventional biodiesel production is the usage of cooking oil

which competes with the food sector, as well as the use of toxic methanol derived

from fossil fuels. Esterification process using waste oils and bioethanol and acid

catalyst is recently used as a biodiesel production alternative that is renewable and

environmentally friendly. Biodiesel production is done in a 1 L batch reactor for 2

days to determine the concentration profile of the esterification reaction between

oleic acid (OA) and ethanol (EtOH), as well as products which are biodiesel (FAEE)

and water (W) at a molar ratio of EtOH: OA = 1: 1, 3: 1 and 5: 1. The fastest

conversion of OA is achieved by the molar ratio of EtOH: OA = 5:1 with a

conversion of 100% in 36 hours. A kinetic model is constructed and fitted with

experimental results to determine the corelation of kinetic parameters with the

concentration profile of biodiesel production. The model shows a positive

correlation with experimental results, so it is effective to determine the optimal

conditions in the production of biodiesel from waste acid oil and bioethanol.

keywords: biodiesel, cation-exchange resin, kinetic model, waste acid oil, ethanol

ABSTRAK

Kelemahan dari proses produksi biodiesel konvensional adalah persaingan

penggunaan minyak goreng dengan sektor pangan, serta penggunaan metanol

toksik yang berasal dari bahan bakar fosil. Proses esterifikasi menggunakan limbah

minyak dan bioetanol sebagai reaktan, serta katalis resin penukar ion merupakan

alternatif produksi biodiesel yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.

Produksi biodiesel dilakukan dalam reaktor batch 1 L selama 2 hari untuk

menentukan profil konsentrasi reaksi esterifikasi antara asam oleat (OA) dan etanol

(EtOH), serta produk berupa biodiesel (FAEE) dan air (W) pada rasio molar

EtOH:OA=1:1, 3:1 dan 5:1. Konversi tercepat OA diperoleh melalui rasio molar

EtOH:OA=5:1 dengan konversi 100% dalam 36 jam. Sebuah model kinetik

dikonstruksi dan dicocokkan dengan hasil eksperimen untuk menentukan korelasi

parameter kinetik dengan profil konsentrasi produksi biodiesel.

kata kunci: resin penukar kation, biodiesel, model kinetik, limbah minyak kaya

asam, etanol

Page 4: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

PENDAHULUAN

Biodiesel dikenal sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan dan

rendah emisi dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Produksi biodiesel

konvensional bergantung pada penggunaan minyak goreng, sehingga

memunculkan kontroversi “Food vs. Fuel”, dan dianggap berkompetisi dengan

sektor pangan. Pengunaan minyak goreng sebagai bahan baku dapat mencapai 80%

dari total biaya produksi biodiesel (Haas et al., 2005). Selain itu, senyawa metanol

yang kerap dipakai dalam reaksi transesterifikasi dengan minyak goreng memiliki

sifat toksik dan bersumber dari fosil. Sebagai alternatif, berbagai penelitian

mengenai pemanfaatan limbah minyak goreng sebagai bahan baku utama produksi

biodiesel dikembangkan. Alternatif ini tentu potensial, mengingat konsumsi

minyak goreng di Indonesia mencapai 290 juta ton setiap tahunnya (Aisyah et al.,

2010). Kelemahan dari alternatif tersebut adalah munculnya asam lemak bebas atau

free fatty acid (FFA) dengan konsentrasi tinggi sebagai produk samping dari reaksi

transesterifikasi. Pengunaan katalis homogen digunakan untuk mengurangi kadar

FFA menjadi kurang dari 1wt% melalui reaksi yang menghasilkan sabun sebagai

produk samping (Jiang et al., 2013). Perlu proses separasi yang lebih lanjut dan

memakan biaya yang lebih besar untuk memisahkan sabun dan meningkatkan

kemurnian biodiesel.

Penggunaan katalis resin heterogen telah dilakukan dalam berbagai eksperimen

produksi biodiesel. Resin berupa adsorban berfase padat, sehingga dapat digunakan

kembali dalam proses produksi selanjutanya, serta menawarkan selektivitas

terhadap produk yang diinginkan dibandingkan dengan katalis homogen (Liu et al.,

2006). Sebuah penelitian skala pilot produksi biodiesel dengan pemanfaatan asam

lemak dari limbah minyak dedak padi yang mengandung 95wt% FFA dilakukan

dengan menggunakan reaktor kontinu berisi resin penukar ion (Shibasaki-Kitakawa

et al., 2015). Dari penelitian tersebut diperoleh produk biodiesel berkualitas tinggi

yang memenuhi 25 dari 26 properti standar internasional biodiesel. Terlebih lagi,

produktivitas biodiesel dengan limbah asam lemak lebih tinggi dibandingkan

dengan pemanfaatan minyak yang kaya trigliserida, sehingga dapat dikatakan

katalis resin penukar ion memiliki prospek industrial yang menjanjikan.

Penggunaan bioetanol sebagai reaktan dalam proses konversi asam lemak menjadi

biodiesel fatty acid ethyl ester (FAEE) belum banyak dilakukan. Dari aspek

keselamatan, biaya, dan keramahan lingkungan, etanol memilki keunggulam

dibandingkan metanol. Perlu dilakukan penelitian terkait penggunaan etanol dalam

produksi biodiesel menggunakan katalis heterogen, sehingga dapat menganalisis

kecepatan konversi bahan baku dibandingkan dengan penggunaan metanol. Model

kinetik dapat digunakan untuk memprediksi konversi asam lemak limbah minyak

menggunakan katalis heterogen, sehingga dapat disimulasikan dalam produksi

biodiesel dengan kondisi serupa.

Page 5: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

TUJUAN

Tujuan dari penelitaian ini diantara lain 1) menentukan profil konsentrasi etanol,

asam oleat, FAEE, dan air serta kecepatan konversi asam oleat menggunakan resin

penukar kation sebagai katalis dengan variasi rasio molar etanol:asam oleat, 2)

membuat model kinetik yang dapat menjelaskan reaksi esterifikasi pada permukaan

resin, dan 3) pencocokkan atau fitting model dengan hasil eksperimen untuk

menentukan kesesuaian prediksi model dengan hasil eksperimen.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Reaction Process Engineering di Tohoku

University, Sendai. Asam oleat (OA) dan etanol (EtOH) masing-masing digunakan

sebagai model minyak asam dan bioetanol. Diaion PK208LH yang disumbangkan

oleh Mitsubishi Co., Ltd., digunakan sebagai katalis resin kation. 33wt% resin yang

sudah dilakukan pre-treatment dengan etanol ditambahkan ke larutan reaktan dan

dipanaskan di dalam reaktor batch 1 L. Reaktor batch dipanaskan dalam shaking

water bath pada temperatur 50oC dan kecepatan goncangan 150 spm. Rasio molar

asam oleat dan etanol bervariasi dari EtOH:OA=1:1, 3:1 dan 5:1 dengan berat OA

sebesar 82.3 g. Sampel diambil pada interval waktu tertentu selama 48 jam.

Konsentrasi FAEE dan OA dianalisis menggunakan High Performance Liquid

Chromatography (HPLC). Konsentrasi FAEE dianalisis menggunakan Gas

Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS), sedangkan konsentrasi air

dianalisis menggunakan Karl Fischer Colourimeter Titrator. Dibuat hubungan

konsentrasi reaktan dan produk pada setiap interval waktu dan ditentukan laju

konversi OA. Model kinetik reaksi esterifikasi diturunkan berdasarkan asumsi

fenomena reaksi dan adsorpsi permukaan Langmuir-Hinshelwood yang terjadi di

permukaan resin sesuai dengan pendekatan skema yang dibuat Fukumura (2009).

Simulasi model dilakukan menggunakan FORTRAN 95 dan diperoleh prediksi

profil konsentrasi masing-masing senyawa terhadap waktu serta nilai parameter

berupa konstanta kesetimbangan adsorpsi.

Page 6: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam konstruksi model kinetik, sistem tinjauan dibagi berdasarkan fase dan faktor

kontrol dalam perpindahan reaktan dan produk. Sistem tinjauan dibagi menjadi fase

cair bulk, fase cair resin, dan fase padat resin (Yamazaki et al., 2015) (Gambar 1).

Konstruksi model fenomena perpindahan massa dan energi yang terjadi pada

permukaan reaksi resin dibuat berdasarkan teori Langmuir-Hinshelwood yang

menjelaskan tentang reaksi dan adsorpsi pada katalis heterogen padat (Kumar et al.,

2008). Distribusi pada fase cair bulk diasumsikan seragam.

Gambar 1. Diagram konseptual model reaksi esterifikasi dengan resin penukar kation (F:

asam oleat (FFA), E: etanol, E: biodiesel (FAEE), W: air) (Yamazaki, 2015)

Dari konsep tersebut, didapatkan model adsorpsi senyawa i dengan situs aktif resin

(S):

𝑖 + 𝑆 ⇌ 𝑖𝑆 (1)

Dan diturunkan model persamaan untuk konstanta kesetimbangan adsorpsi untuk

setiap komponen senyawa i (Ki):

𝐾𝑖 =𝑞𝑖𝑆

𝐶�̅�𝑞𝑆 (2)

Ci merupakan konsentrasi rata-rata senyawa i pada fase cair resin.

Resin memiliki kapasitas total pertukaran ion (qtotal) yang merupakan total dari

konsentrasi setiap senyawa yang menempel di situs aktif (qiS) dan konsentrasi situs

aktif (qS), sehigga persamaan neraca massa sebagai berikut:

𝑞𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑞𝐹𝑆 + 𝑞𝐴𝑆 + 𝑞𝐸𝑆 + 𝑞𝑊𝑆 + 𝑞𝑆 (3)

Reaksi yang terjadi di permukaan dipengaruhi konstanta laju reaksi (k1 dan k-1):

Page 7: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

𝐹𝑆 + 𝐴𝑆𝑘1

⇌𝑘−1

𝐸𝑆 + 𝑊𝑆 (4)

dan hubungan laju reaksi setiap senyawa diperoleh:

𝑟𝐹 = −𝑘1𝑞𝐹𝑆𝑞𝐴𝑆 + 𝑘−1𝑞𝐸𝑆𝑞𝑊𝑆 (5)

𝑟𝐴 = 𝑟𝐹 (6)

𝑟𝐸 = 𝑟𝑊 = −𝑟𝐹 (7)

Konstanta laju reaksi digunakan untuk menghitung koefisien kesetimbangan

reaksi (Keq):

𝐾𝑒𝑞 =𝑘1

𝑘−1 (8)

Neraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan

berikut:

𝜀𝑏𝑑𝐶𝑖

𝑑𝑡+ (1 − 𝜀𝑏)𝜀𝑝

⟨𝐶�̅�⟩

𝑑𝑡+ (1 − 𝜀𝑏)(1 − 𝜀𝑝)

𝑑⟨𝑞𝑖⟩

𝑑𝑡= (1 − 𝜀𝑏)(1 − 𝜀𝑝)⟨𝑣𝑖⟩ (9)

dengan komponen pertama pada bagain kiri persamaan merupakan laju perubahan

konsentrasi pada fase cair bulk. Komponen kedua merupakan perubahan

konsentrasi pada fase cair resin, dan ketiga pada fase padat resin. Komponen di

bagian kanan persamaan menyatakan laju reaksi resin pada fase padat. Konstanta

εb menyatakan fraksi volume fraksi bulk cair dan εp merupakan porositas resin.

Kedua konstanta tersebut diperlukan karena resin memiliki pori-pori.

Konsentrasi setiap senyawa pada kondisi awal dalam neraca massa keseluruhan

adalah 𝐶1,0 untuk senyawa F dan A dan 0 untuk E dan W pada waktu dan

konsentrasi senyawa pada fase padat masing-masing:

𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑞𝑖𝑆 = 0 (10)

Neraca massa resin dijelaskan melalui persamaan:

𝜀𝑝𝜕𝐶𝑖

𝜕𝑡=

1

𝑟2

𝜕

𝜕𝑟(𝑟2𝐷𝑖

𝑒𝑓𝑓 𝜕𝐶�̅�

𝜕𝑟) + (1 − 𝜀𝑝)𝑟𝑖 = (1 − 𝜀𝑝)

𝑑𝑞𝑖

𝑑𝑡 (11)

Komponen pada bagian kiri persamaan merupakan perubahan konsentrasi, dan

bagian kanan masing-masing menyatakan difusi dengan koefisien difusi (Dieff),

reaksi dan laju perubahan konsentrasi senyawa yang diadsorpsi pada resin.

Kondisi awal konsentrasi setiap senyawa yang sama dengan neraca massa

keseluruhan serta waktu dan jari-jari resin adalah:

Page 8: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 0 ≤ 𝑟 ≤ 𝑅𝑝 (12)

serta kondisi batas

𝑟 = 0;𝐶�̅�,0

𝜕𝑟= 0, 𝑟 = 𝑅𝑝; �̅�𝑖 = 𝐻𝑖𝐶𝑖 (13)

Rp merupakan jari-jari total resin sedangkan Hi merupakan koefisien distribusi

pada fase bulk ke fase cair resin.

Hasil analisis konsentrasi setiap senyawa dalam eksperimen diplot terhadap waktu

pengambilan sampel dan dilakukan pencocokkan (fitting) terhadap hasil simulasi

model (Gambar 2). Diperoleh profil konsentrasi reaktan dan produk.

Gambar 2. Fiting profil konsentrasi senyawa pada model kinetik (Calc.) dan hasil

eksperimen esterifikasi (Exp.)

Konsentrasi asam oleat (OA) menurun seiring dengan waktu dan mendekati nol.

Konsentrasi FAEE meningkat dengan penurunan konsentrasi OA. Konsentrasi air

yang terbentuk seharusnya sama seperti FAEE. Namun, konsentrasi air lebih rendah

dari konsentrasi FAEE sepanjang percobaan. Fenomena ini disebabkan oleh

perbedaan afinitas kedua produk tersebut terhadap resin. FAEE memiliki afinitas

yang lemah untuk resin, sehingga bergerak ke fase cair bulk dengan mudah,

sedangkan air memiliki afinitas yang kuat sehingga dipertahankan di resin. Hal ini

memberikan keuntungan dalam produksi biodiesel karena lebih besarnya jumlah

produk dibandingkan produk samping.Fenomena tersebut dibuktikan dengan

Page 9: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

perolehan konstanta kestimbangan adsorpsi (Ki) dari hasil simulasi model kinetik

(Tabel 1).

Tabel 1. Nilai konstanta kesetimbangan adsorpsi (Ki) senyawa FFA (KF), etanol (KA),

FAEE (KE), dan air (KW)

Konstanta Nilai (m3-resin cair/mol)

KF 7.52 x 10-6

KA 9.03 x 10-6

KE 3.61 x 10-8

KW 3.51 x 10-5

Hasil simulasi berhasil menunjukkan hubungan polaritas setiap senyawa dengan

resin dan pengaruhnya terhadap produksi biodiesel. Walaupun begitu, masih

diperlukan simulasi lebih lanjut untuk mendapatkan kesesuaian nilai konstanta yang

diperlukan dalam persamaan, diantaranya Hi, Dieff, k1 dan εp.

Gambar 3. Hubungan konversi asam asam oleat terhadap waktu pada rasio molar

EtOH:OA 1:1,3:1 dan 5:1

Perolehan menunjukkan pengaruh rasio molar terhadap konversi OA (Gambar 3).

Reaksi berlangsung lebih cepat pada rasio molar yang lebih tinggi. Konversi 100%

dicapai setelah 36 jam pada rasio molar etanol dari 5:1. Percobaan serupa dengan

variasi rasio molar EtOH:OA 1:1-15:1 menunjukkan konversi OA yang optimum

pada 9:1, sedangkan pada rasio molar melebihi itu, konversi OA mengalami

penurunan (Jiang et al., 2013). Dengan kata lain, hubungan kenaikan EtOH tidak

selalu linear dengan laju konversi OA. Esterifikasi menggunakan katalis homogen

umumnya membutuhkan penambahan metanol lebih dari 20: 1 untuk mencapai

konversi lebih dari 90% (Chai et al., 2014). Dengan begitu, produksi biodiesel

Page 10: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

sistem OA:EtOH menggunakan katalis resin penukar ion dapat meningkatkan

produktivitas produksi biodiesel.

KESIMPULAN

Dari 3 variasi rasio molar pada reaksi esterifikasi menggunakan katalis resin

penukar kation, didapatkan rasio EtOH:OA=5:1 dengan konversi asam oleat

sebesar 100% pada jam ke 36. Hasil ini lebih baik dibandingkan percobaan dengan

katalis homogen yang memerlukan rasio EtOH:OA=20:1 untuk mengkonversi lebh

dari 90% reaktan. Keabsahan model dibuktikan dengan keselarasan konstanta

kesetimbangan adsorpsi (Ki) terhadap profil setiap senyawa. Model kinetik yang

diusulkan dapat mensimulasikan profil reaksi esterifikasi dalam berbagai kondisi,

sehingga efektif untuk mengetahui kondisi operasi yang tepat untuk menghasilkan

biodiesel dari minyak asam limbah dan bioetanol.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih sebeser-besarnya diucapkan kepada pembimbing riset, Assoc.

Prof. Naomi Shibasaki-Kitakawa, Yamazaki Kota M.Eng, dan Masato Suzue B.Eng

atas segala bimbingan dan asistensi dalam pelaksanaan riset. Dalam penyusunan

artikel, kami juga mengucapkan terima kasih kepad Pak Ardiyan Harimawan

sebagai pembimbing.

Page 11: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S., Yulianti, E. and Fasya, A.G., 2012. Penurunan Angka Peroksida dan

Asam Lemak Bebas (FFA) pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas

oleh Karbon Aktif Polong Buah Kelor (Moringa Oliefera. Lamk) dengan

Aktivasi NaCl. ALCHEMY.

Berrios, M., Siles, J., Martin, M.A. and Martin, A., 2007. A kinetic study of the

esterification of free fatty acids (FFA) in sunflower oil. Fuel, 86(15),

pp.2383-2388.

Chai, M., Tu, Q., Lu, M. and Yang, Y.J., 2014. Esterification pretreatment of free

fatty acid in biodiesel production, from laboratory to industry. Fuel

processing technology, 125, pp.106-113.

Fukumura, T., Toda, T., Seki, Y., Kubo, M., Shibasaki-Kitakawa, N. and

Yonemoto, T., 2009. Catalytic synthesis of glycerol monoacetate using a

continuous expanded bed column reactor packed with cation-exchange

resin.Industrial & Engineering Chemistry Research, 48(4), pp.1816-1823.

Haas, M.J. and Foglia, T.A., 2005. Alternate feedstocks and technologies for

biodiesel production. The Biodiesel Handbook, pp.42-61.

Jiang, Y., Lu, J., Sun, K., Ma, L. and Ding, J., 2013. Esterification of oleic acid with

ethanol catalyzed by sulfonated cation exchange resin: experimental and

kinetic studies. Energy Conversion and Management, 76, pp.980-985.

Kumar, K.V., Porkodi, K. and Rocha, F., 2008. Langmuir–Hinshelwood kinetics–

a theoretical study. Catalysis Communications, 9(1), pp.82-84.

Liu, Y., Lotero, E. and Goodwin, J.G., 2006. A comparison of the esterification of

acetic acid with methanol using heterogeneous versus homogeneous acid

catalysis. Journal of Catalysis, 242(2), pp.278-286.

Shibasaki-Kitakawa, N., Honda, H., Kuribayashi, H., Toda, T., Fukumura, T. and

Yonemoto, T., 2007. Biodiesel production using anionic ion-exchange resin

as heterogeneous catalyst. Bioresource Technology, 98(2), pp.416-421.

Shibasaki-Kitakawa, N., Tsuji, T., Chida, K., Kubo, M. and Yonemoto, T., 2010.

Simple continuous production process of biodiesel fuel from oil with high

content of free fatty acid using ion-exchange resin catalysts. Energy &

Fuels, 24(6), pp.3634-3638.

Yamazaki K., Masato S., Shibasaki-Kitakawa N. and Yonemoto T, 2015.

Elucidation of irreversible esterification reaction mechanism of the 3-6-3

cation exchange resin and catalyst (Session 3-6 BDF I). Japan Energy

Annual Meeting Abstracts, (24), pp.108-109.

Page 12: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Hamzah

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Rekayasa Hayati

4 NIM 11212005

5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 3 Agustus 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon / HP 089642783371

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN

PUSPIPTEK

SMPN 08

Tangerang

Selatan

SMA IT Al Kahfi

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

- D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara 2 Lomba Esai Ilmiah

Nasional

Ditjen Energi Baru dan

Terbarukan Kementerian

ESDM

2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini

saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan

Hibah PKM Artikel Ilmiah

Bandung, 26 April 2016

Pengusul,

Muhammad Hamzah

Page 13: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) KhoiruArfan

2 Jenis Kelamin L/P

3 Program Studi Teknik Kimia

4 NIM 13012090

5 Tempat dan Tanggal Lahir Padalarang, 13 Juni 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon / HP - / 085864816303

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN III

Padalarang

SMPN 1

Padalarang

SMAN 2

Cimahi

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara II LCC Perlindungan

Lapisan Ozon

LAPAN 2009

2 Juara III Biodivesity Race BPLH Jawa Barat 2009

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah

Bandung, 26 April 2016

Pengusul,

Khoiru Arfan

Page 14: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Haris Askari

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Teknik Kimia

4 NIM 13013006

5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 14 Oktober 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon / HP 087854283388

B. Riwayat Pendidikan

No SD SMP SMA

Nama Institusi SD Muhammadiyah 4

Surabaya

SMP Negeri 6

Surabaya

SMA Negeri 5

Surabaya

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk -

Lulus

2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Peserta PIMNAS 28, Kendari DIKTI 2015

2 Silver Medal Statistics

Competition (STATION)

senasional

ITS 2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah

Bandung, 25 April 2016

Pengusul,

Haris Askari

Page 15: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut:
Page 16: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA  · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan berikut: