PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileNeraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan...
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN ASAM LEMAK LIMBAH MINYAK DAN
ETANOL DALAM PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN
KATALIS RESIN PENUKAR KATION
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Muhammad Hamzah 11212005 2012
Khoiru Arfan 13012090 2012
Haris Askari 13013006 2013
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016
PEMANFAATAN ASAM LEMAK LIMBAH MINYAK DAN ETANOL
DALAM PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS RESIN
PENUKAR KATION
Muhammad Hamzah1, Khoiru Arfan2, Haris Askari2 1Program Studi Rekayasa Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung
2Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
email: [email protected]
ABSTRACT
Disadvantages of conventional biodiesel production is the usage of cooking oil
which competes with the food sector, as well as the use of toxic methanol derived
from fossil fuels. Esterification process using waste oils and bioethanol and acid
catalyst is recently used as a biodiesel production alternative that is renewable and
environmentally friendly. Biodiesel production is done in a 1 L batch reactor for 2
days to determine the concentration profile of the esterification reaction between
oleic acid (OA) and ethanol (EtOH), as well as products which are biodiesel (FAEE)
and water (W) at a molar ratio of EtOH: OA = 1: 1, 3: 1 and 5: 1. The fastest
conversion of OA is achieved by the molar ratio of EtOH: OA = 5:1 with a
conversion of 100% in 36 hours. A kinetic model is constructed and fitted with
experimental results to determine the corelation of kinetic parameters with the
concentration profile of biodiesel production. The model shows a positive
correlation with experimental results, so it is effective to determine the optimal
conditions in the production of biodiesel from waste acid oil and bioethanol.
keywords: biodiesel, cation-exchange resin, kinetic model, waste acid oil, ethanol
ABSTRAK
Kelemahan dari proses produksi biodiesel konvensional adalah persaingan
penggunaan minyak goreng dengan sektor pangan, serta penggunaan metanol
toksik yang berasal dari bahan bakar fosil. Proses esterifikasi menggunakan limbah
minyak dan bioetanol sebagai reaktan, serta katalis resin penukar ion merupakan
alternatif produksi biodiesel yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
Produksi biodiesel dilakukan dalam reaktor batch 1 L selama 2 hari untuk
menentukan profil konsentrasi reaksi esterifikasi antara asam oleat (OA) dan etanol
(EtOH), serta produk berupa biodiesel (FAEE) dan air (W) pada rasio molar
EtOH:OA=1:1, 3:1 dan 5:1. Konversi tercepat OA diperoleh melalui rasio molar
EtOH:OA=5:1 dengan konversi 100% dalam 36 jam. Sebuah model kinetik
dikonstruksi dan dicocokkan dengan hasil eksperimen untuk menentukan korelasi
parameter kinetik dengan profil konsentrasi produksi biodiesel.
kata kunci: resin penukar kation, biodiesel, model kinetik, limbah minyak kaya
asam, etanol
PENDAHULUAN
Biodiesel dikenal sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan dan
rendah emisi dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Produksi biodiesel
konvensional bergantung pada penggunaan minyak goreng, sehingga
memunculkan kontroversi “Food vs. Fuel”, dan dianggap berkompetisi dengan
sektor pangan. Pengunaan minyak goreng sebagai bahan baku dapat mencapai 80%
dari total biaya produksi biodiesel (Haas et al., 2005). Selain itu, senyawa metanol
yang kerap dipakai dalam reaksi transesterifikasi dengan minyak goreng memiliki
sifat toksik dan bersumber dari fosil. Sebagai alternatif, berbagai penelitian
mengenai pemanfaatan limbah minyak goreng sebagai bahan baku utama produksi
biodiesel dikembangkan. Alternatif ini tentu potensial, mengingat konsumsi
minyak goreng di Indonesia mencapai 290 juta ton setiap tahunnya (Aisyah et al.,
2010). Kelemahan dari alternatif tersebut adalah munculnya asam lemak bebas atau
free fatty acid (FFA) dengan konsentrasi tinggi sebagai produk samping dari reaksi
transesterifikasi. Pengunaan katalis homogen digunakan untuk mengurangi kadar
FFA menjadi kurang dari 1wt% melalui reaksi yang menghasilkan sabun sebagai
produk samping (Jiang et al., 2013). Perlu proses separasi yang lebih lanjut dan
memakan biaya yang lebih besar untuk memisahkan sabun dan meningkatkan
kemurnian biodiesel.
Penggunaan katalis resin heterogen telah dilakukan dalam berbagai eksperimen
produksi biodiesel. Resin berupa adsorban berfase padat, sehingga dapat digunakan
kembali dalam proses produksi selanjutanya, serta menawarkan selektivitas
terhadap produk yang diinginkan dibandingkan dengan katalis homogen (Liu et al.,
2006). Sebuah penelitian skala pilot produksi biodiesel dengan pemanfaatan asam
lemak dari limbah minyak dedak padi yang mengandung 95wt% FFA dilakukan
dengan menggunakan reaktor kontinu berisi resin penukar ion (Shibasaki-Kitakawa
et al., 2015). Dari penelitian tersebut diperoleh produk biodiesel berkualitas tinggi
yang memenuhi 25 dari 26 properti standar internasional biodiesel. Terlebih lagi,
produktivitas biodiesel dengan limbah asam lemak lebih tinggi dibandingkan
dengan pemanfaatan minyak yang kaya trigliserida, sehingga dapat dikatakan
katalis resin penukar ion memiliki prospek industrial yang menjanjikan.
Penggunaan bioetanol sebagai reaktan dalam proses konversi asam lemak menjadi
biodiesel fatty acid ethyl ester (FAEE) belum banyak dilakukan. Dari aspek
keselamatan, biaya, dan keramahan lingkungan, etanol memilki keunggulam
dibandingkan metanol. Perlu dilakukan penelitian terkait penggunaan etanol dalam
produksi biodiesel menggunakan katalis heterogen, sehingga dapat menganalisis
kecepatan konversi bahan baku dibandingkan dengan penggunaan metanol. Model
kinetik dapat digunakan untuk memprediksi konversi asam lemak limbah minyak
menggunakan katalis heterogen, sehingga dapat disimulasikan dalam produksi
biodiesel dengan kondisi serupa.
TUJUAN
Tujuan dari penelitaian ini diantara lain 1) menentukan profil konsentrasi etanol,
asam oleat, FAEE, dan air serta kecepatan konversi asam oleat menggunakan resin
penukar kation sebagai katalis dengan variasi rasio molar etanol:asam oleat, 2)
membuat model kinetik yang dapat menjelaskan reaksi esterifikasi pada permukaan
resin, dan 3) pencocokkan atau fitting model dengan hasil eksperimen untuk
menentukan kesesuaian prediksi model dengan hasil eksperimen.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Reaction Process Engineering di Tohoku
University, Sendai. Asam oleat (OA) dan etanol (EtOH) masing-masing digunakan
sebagai model minyak asam dan bioetanol. Diaion PK208LH yang disumbangkan
oleh Mitsubishi Co., Ltd., digunakan sebagai katalis resin kation. 33wt% resin yang
sudah dilakukan pre-treatment dengan etanol ditambahkan ke larutan reaktan dan
dipanaskan di dalam reaktor batch 1 L. Reaktor batch dipanaskan dalam shaking
water bath pada temperatur 50oC dan kecepatan goncangan 150 spm. Rasio molar
asam oleat dan etanol bervariasi dari EtOH:OA=1:1, 3:1 dan 5:1 dengan berat OA
sebesar 82.3 g. Sampel diambil pada interval waktu tertentu selama 48 jam.
Konsentrasi FAEE dan OA dianalisis menggunakan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC). Konsentrasi FAEE dianalisis menggunakan Gas
Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS), sedangkan konsentrasi air
dianalisis menggunakan Karl Fischer Colourimeter Titrator. Dibuat hubungan
konsentrasi reaktan dan produk pada setiap interval waktu dan ditentukan laju
konversi OA. Model kinetik reaksi esterifikasi diturunkan berdasarkan asumsi
fenomena reaksi dan adsorpsi permukaan Langmuir-Hinshelwood yang terjadi di
permukaan resin sesuai dengan pendekatan skema yang dibuat Fukumura (2009).
Simulasi model dilakukan menggunakan FORTRAN 95 dan diperoleh prediksi
profil konsentrasi masing-masing senyawa terhadap waktu serta nilai parameter
berupa konstanta kesetimbangan adsorpsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam konstruksi model kinetik, sistem tinjauan dibagi berdasarkan fase dan faktor
kontrol dalam perpindahan reaktan dan produk. Sistem tinjauan dibagi menjadi fase
cair bulk, fase cair resin, dan fase padat resin (Yamazaki et al., 2015) (Gambar 1).
Konstruksi model fenomena perpindahan massa dan energi yang terjadi pada
permukaan reaksi resin dibuat berdasarkan teori Langmuir-Hinshelwood yang
menjelaskan tentang reaksi dan adsorpsi pada katalis heterogen padat (Kumar et al.,
2008). Distribusi pada fase cair bulk diasumsikan seragam.
Gambar 1. Diagram konseptual model reaksi esterifikasi dengan resin penukar kation (F:
asam oleat (FFA), E: etanol, E: biodiesel (FAEE), W: air) (Yamazaki, 2015)
Dari konsep tersebut, didapatkan model adsorpsi senyawa i dengan situs aktif resin
(S):
𝑖 + 𝑆 ⇌ 𝑖𝑆 (1)
Dan diturunkan model persamaan untuk konstanta kesetimbangan adsorpsi untuk
setiap komponen senyawa i (Ki):
𝐾𝑖 =𝑞𝑖𝑆
𝐶�̅�𝑞𝑆 (2)
Ci merupakan konsentrasi rata-rata senyawa i pada fase cair resin.
Resin memiliki kapasitas total pertukaran ion (qtotal) yang merupakan total dari
konsentrasi setiap senyawa yang menempel di situs aktif (qiS) dan konsentrasi situs
aktif (qS), sehigga persamaan neraca massa sebagai berikut:
𝑞𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑞𝐹𝑆 + 𝑞𝐴𝑆 + 𝑞𝐸𝑆 + 𝑞𝑊𝑆 + 𝑞𝑆 (3)
Reaksi yang terjadi di permukaan dipengaruhi konstanta laju reaksi (k1 dan k-1):
𝐹𝑆 + 𝐴𝑆𝑘1
⇌𝑘−1
𝐸𝑆 + 𝑊𝑆 (4)
dan hubungan laju reaksi setiap senyawa diperoleh:
𝑟𝐹 = −𝑘1𝑞𝐹𝑆𝑞𝐴𝑆 + 𝑘−1𝑞𝐸𝑆𝑞𝑊𝑆 (5)
𝑟𝐴 = 𝑟𝐹 (6)
𝑟𝐸 = 𝑟𝑊 = −𝑟𝐹 (7)
Konstanta laju reaksi digunakan untuk menghitung koefisien kesetimbangan
reaksi (Keq):
𝐾𝑒𝑞 =𝑘1
𝑘−1 (8)
Neraca massa keseluruhan sistem tinjauan digambarkan melalui persamaan
berikut:
𝜀𝑏𝑑𝐶𝑖
𝑑𝑡+ (1 − 𝜀𝑏)𝜀𝑝
⟨𝐶�̅�⟩
𝑑𝑡+ (1 − 𝜀𝑏)(1 − 𝜀𝑝)
𝑑⟨𝑞𝑖⟩
𝑑𝑡= (1 − 𝜀𝑏)(1 − 𝜀𝑝)⟨𝑣𝑖⟩ (9)
dengan komponen pertama pada bagain kiri persamaan merupakan laju perubahan
konsentrasi pada fase cair bulk. Komponen kedua merupakan perubahan
konsentrasi pada fase cair resin, dan ketiga pada fase padat resin. Komponen di
bagian kanan persamaan menyatakan laju reaksi resin pada fase padat. Konstanta
εb menyatakan fraksi volume fraksi bulk cair dan εp merupakan porositas resin.
Kedua konstanta tersebut diperlukan karena resin memiliki pori-pori.
Konsentrasi setiap senyawa pada kondisi awal dalam neraca massa keseluruhan
adalah 𝐶1,0 untuk senyawa F dan A dan 0 untuk E dan W pada waktu dan
konsentrasi senyawa pada fase padat masing-masing:
𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑞𝑖𝑆 = 0 (10)
Neraca massa resin dijelaskan melalui persamaan:
𝜀𝑝𝜕𝐶𝑖
𝜕𝑡=
1
𝑟2
𝜕
𝜕𝑟(𝑟2𝐷𝑖
𝑒𝑓𝑓 𝜕𝐶�̅�
𝜕𝑟) + (1 − 𝜀𝑝)𝑟𝑖 = (1 − 𝜀𝑝)
𝑑𝑞𝑖
𝑑𝑡 (11)
Komponen pada bagian kiri persamaan merupakan perubahan konsentrasi, dan
bagian kanan masing-masing menyatakan difusi dengan koefisien difusi (Dieff),
reaksi dan laju perubahan konsentrasi senyawa yang diadsorpsi pada resin.
Kondisi awal konsentrasi setiap senyawa yang sama dengan neraca massa
keseluruhan serta waktu dan jari-jari resin adalah:
𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 0 ≤ 𝑟 ≤ 𝑅𝑝 (12)
serta kondisi batas
𝑟 = 0;𝐶�̅�,0
𝜕𝑟= 0, 𝑟 = 𝑅𝑝; �̅�𝑖 = 𝐻𝑖𝐶𝑖 (13)
Rp merupakan jari-jari total resin sedangkan Hi merupakan koefisien distribusi
pada fase bulk ke fase cair resin.
Hasil analisis konsentrasi setiap senyawa dalam eksperimen diplot terhadap waktu
pengambilan sampel dan dilakukan pencocokkan (fitting) terhadap hasil simulasi
model (Gambar 2). Diperoleh profil konsentrasi reaktan dan produk.
Gambar 2. Fiting profil konsentrasi senyawa pada model kinetik (Calc.) dan hasil
eksperimen esterifikasi (Exp.)
Konsentrasi asam oleat (OA) menurun seiring dengan waktu dan mendekati nol.
Konsentrasi FAEE meningkat dengan penurunan konsentrasi OA. Konsentrasi air
yang terbentuk seharusnya sama seperti FAEE. Namun, konsentrasi air lebih rendah
dari konsentrasi FAEE sepanjang percobaan. Fenomena ini disebabkan oleh
perbedaan afinitas kedua produk tersebut terhadap resin. FAEE memiliki afinitas
yang lemah untuk resin, sehingga bergerak ke fase cair bulk dengan mudah,
sedangkan air memiliki afinitas yang kuat sehingga dipertahankan di resin. Hal ini
memberikan keuntungan dalam produksi biodiesel karena lebih besarnya jumlah
produk dibandingkan produk samping.Fenomena tersebut dibuktikan dengan
perolehan konstanta kestimbangan adsorpsi (Ki) dari hasil simulasi model kinetik
(Tabel 1).
Tabel 1. Nilai konstanta kesetimbangan adsorpsi (Ki) senyawa FFA (KF), etanol (KA),
FAEE (KE), dan air (KW)
Konstanta Nilai (m3-resin cair/mol)
KF 7.52 x 10-6
KA 9.03 x 10-6
KE 3.61 x 10-8
KW 3.51 x 10-5
Hasil simulasi berhasil menunjukkan hubungan polaritas setiap senyawa dengan
resin dan pengaruhnya terhadap produksi biodiesel. Walaupun begitu, masih
diperlukan simulasi lebih lanjut untuk mendapatkan kesesuaian nilai konstanta yang
diperlukan dalam persamaan, diantaranya Hi, Dieff, k1 dan εp.
Gambar 3. Hubungan konversi asam asam oleat terhadap waktu pada rasio molar
EtOH:OA 1:1,3:1 dan 5:1
Perolehan menunjukkan pengaruh rasio molar terhadap konversi OA (Gambar 3).
Reaksi berlangsung lebih cepat pada rasio molar yang lebih tinggi. Konversi 100%
dicapai setelah 36 jam pada rasio molar etanol dari 5:1. Percobaan serupa dengan
variasi rasio molar EtOH:OA 1:1-15:1 menunjukkan konversi OA yang optimum
pada 9:1, sedangkan pada rasio molar melebihi itu, konversi OA mengalami
penurunan (Jiang et al., 2013). Dengan kata lain, hubungan kenaikan EtOH tidak
selalu linear dengan laju konversi OA. Esterifikasi menggunakan katalis homogen
umumnya membutuhkan penambahan metanol lebih dari 20: 1 untuk mencapai
konversi lebih dari 90% (Chai et al., 2014). Dengan begitu, produksi biodiesel
sistem OA:EtOH menggunakan katalis resin penukar ion dapat meningkatkan
produktivitas produksi biodiesel.
KESIMPULAN
Dari 3 variasi rasio molar pada reaksi esterifikasi menggunakan katalis resin
penukar kation, didapatkan rasio EtOH:OA=5:1 dengan konversi asam oleat
sebesar 100% pada jam ke 36. Hasil ini lebih baik dibandingkan percobaan dengan
katalis homogen yang memerlukan rasio EtOH:OA=20:1 untuk mengkonversi lebh
dari 90% reaktan. Keabsahan model dibuktikan dengan keselarasan konstanta
kesetimbangan adsorpsi (Ki) terhadap profil setiap senyawa. Model kinetik yang
diusulkan dapat mensimulasikan profil reaksi esterifikasi dalam berbagai kondisi,
sehingga efektif untuk mengetahui kondisi operasi yang tepat untuk menghasilkan
biodiesel dari minyak asam limbah dan bioetanol.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih sebeser-besarnya diucapkan kepada pembimbing riset, Assoc.
Prof. Naomi Shibasaki-Kitakawa, Yamazaki Kota M.Eng, dan Masato Suzue B.Eng
atas segala bimbingan dan asistensi dalam pelaksanaan riset. Dalam penyusunan
artikel, kami juga mengucapkan terima kasih kepad Pak Ardiyan Harimawan
sebagai pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., Yulianti, E. and Fasya, A.G., 2012. Penurunan Angka Peroksida dan
Asam Lemak Bebas (FFA) pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas
oleh Karbon Aktif Polong Buah Kelor (Moringa Oliefera. Lamk) dengan
Aktivasi NaCl. ALCHEMY.
Berrios, M., Siles, J., Martin, M.A. and Martin, A., 2007. A kinetic study of the
esterification of free fatty acids (FFA) in sunflower oil. Fuel, 86(15),
pp.2383-2388.
Chai, M., Tu, Q., Lu, M. and Yang, Y.J., 2014. Esterification pretreatment of free
fatty acid in biodiesel production, from laboratory to industry. Fuel
processing technology, 125, pp.106-113.
Fukumura, T., Toda, T., Seki, Y., Kubo, M., Shibasaki-Kitakawa, N. and
Yonemoto, T., 2009. Catalytic synthesis of glycerol monoacetate using a
continuous expanded bed column reactor packed with cation-exchange
resin.Industrial & Engineering Chemistry Research, 48(4), pp.1816-1823.
Haas, M.J. and Foglia, T.A., 2005. Alternate feedstocks and technologies for
biodiesel production. The Biodiesel Handbook, pp.42-61.
Jiang, Y., Lu, J., Sun, K., Ma, L. and Ding, J., 2013. Esterification of oleic acid with
ethanol catalyzed by sulfonated cation exchange resin: experimental and
kinetic studies. Energy Conversion and Management, 76, pp.980-985.
Kumar, K.V., Porkodi, K. and Rocha, F., 2008. Langmuir–Hinshelwood kinetics–
a theoretical study. Catalysis Communications, 9(1), pp.82-84.
Liu, Y., Lotero, E. and Goodwin, J.G., 2006. A comparison of the esterification of
acetic acid with methanol using heterogeneous versus homogeneous acid
catalysis. Journal of Catalysis, 242(2), pp.278-286.
Shibasaki-Kitakawa, N., Honda, H., Kuribayashi, H., Toda, T., Fukumura, T. and
Yonemoto, T., 2007. Biodiesel production using anionic ion-exchange resin
as heterogeneous catalyst. Bioresource Technology, 98(2), pp.416-421.
Shibasaki-Kitakawa, N., Tsuji, T., Chida, K., Kubo, M. and Yonemoto, T., 2010.
Simple continuous production process of biodiesel fuel from oil with high
content of free fatty acid using ion-exchange resin catalysts. Energy &
Fuels, 24(6), pp.3634-3638.
Yamazaki K., Masato S., Shibasaki-Kitakawa N. and Yonemoto T, 2015.
Elucidation of irreversible esterification reaction mechanism of the 3-6-3
cation exchange resin and catalyst (Session 3-6 BDF I). Japan Energy
Annual Meeting Abstracts, (24), pp.108-109.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Hamzah
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Rekayasa Hayati
4 NIM 11212005
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 3 Agustus 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon / HP 089642783371
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN
PUSPIPTEK
SMPN 08
Tangerang
Selatan
SMA IT Al Kahfi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
- D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 2 Lomba Esai Ilmiah
Nasional
Ditjen Energi Baru dan
Terbarukan Kementerian
ESDM
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah PKM Artikel Ilmiah
Bandung, 26 April 2016
Pengusul,
Muhammad Hamzah
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) KhoiruArfan
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 13012090
5 Tempat dan Tanggal Lahir Padalarang, 13 Juni 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon / HP - / 085864816303
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN III
Padalarang
SMPN 1
Padalarang
SMAN 2
Cimahi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Juara II LCC Perlindungan
Lapisan Ozon
LAPAN 2009
2 Juara III Biodivesity Race BPLH Jawa Barat 2009
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah
Bandung, 26 April 2016
Pengusul,
Khoiru Arfan
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Haris Askari
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 13013006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 14 Oktober 1995
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon / HP 087854283388
B. Riwayat Pendidikan
No SD SMP SMA
Nama Institusi SD Muhammadiyah 4
Surabaya
SMP Negeri 6
Surabaya
SMA Negeri 5
Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk -
Lulus
2001-2007 2007-2010 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Peserta PIMNAS 28, Kendari DIKTI 2015
2 Silver Medal Statistics
Competition (STATION)
senasional
ITS 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah
Bandung, 25 April 2016
Pengusul,
Haris Askari