PROGNOSIS.doc

1
PROGNOSIS Konsep dari Gowers (1988) “makin banyak jumlah serangan yang telah terjadi, makin sulit serangan ini dikendalikan; dan makin awal serangan epilepsy ini ditekankan makin baik prognosisnya”. Menurut pengamatan Chasterman (1987), compliance yang lebih baik sejak awal terapi akan memberikan prognosis yang lebih baik pula. Pengobatan 2 tahun pertama sangat menentukan prognosis. Resiko kematian tiba-tiba pada pasien epilepsy sedikit kurang jelas, namun rata-rata antara 2% sampai 17% dari semua kematian disebabkan oleh aritmia, aspirasi, dan gagal pernapasan. Semua faktor tersebut dapat terjadi pada control pengobatan yang buruk, onset dini pada bangkitan, dan perjalanan dari bangkitan tonik-klonik general. DP 1. Shih T. Epilepsy & Seizures. In: Brust CM eds. Current Diagnosis & Treatment in Neurology. United State og America: McGraw-Hill; 2007. p. 63. 2. Widiastuti MI. Epilepsi: Penanggulangan Epilepsi Di daerah Pedesaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Labolatorium Ilmu Penyakit Saraf; 1989. h. 85-92.

Transcript of PROGNOSIS.doc

PROGNOSIS

PROGNOSISKonsep dari Gowers (1988) makin banyak jumlah serangan yang telah terjadi, makin sulit serangan ini dikendalikan; dan makin awal serangan epilepsy ini ditekankan makin baik prognosisnya.

Menurut pengamatan Chasterman (1987), compliance yang lebih baik sejak awal terapi akan memberikan prognosis yang lebih baik pula. Pengobatan 2 tahun pertama sangat menentukan prognosis.

Resiko kematian tiba-tiba pada pasien epilepsy sedikit kurang jelas, namun rata-rata antara 2% sampai 17% dari semua kematian disebabkan oleh aritmia, aspirasi, dan gagal pernapasan. Semua faktor tersebut dapat terjadi pada control pengobatan yang buruk, onset dini pada bangkitan, dan perjalanan dari bangkitan tonik-klonik general.DP

1. Shih T. Epilepsy & Seizures. In: Brust CM eds. Current Diagnosis & Treatment in Neurology. United State og America: McGraw-Hill; 2007. p. 63.2. Widiastuti MI. Epilepsi: Penanggulangan Epilepsi Di daerah Pedesaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Labolatorium Ilmu Penyakit Saraf; 1989. h. 85-92.