Prognosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan

5
Prognosis Perawatan Prognosis merupakan estimasi perjalanan penyakit yang mungkin terjadi. Prognosis ditentukan pada kunjungan kedua, setelah semua informasi didapat dan dikumpulkan pada kunjungan pertama. Pasien harus diberikan penjelasan mengenai perawatan yang dibutuhkam, jika ada dan kemungkinan keberhasilannya. Pasien yang mempunyai ekspektasi yang tidak real, terutama mengenai kemampuan gigi tiruan mengembalikan penampilan terlihat muda, seperti mengeliminasi wajah keriput juga harus dijelaskan. Bahkan seperti permintaan sederhana pasien yang ingin gigi lebih pada anterior pada gigi tiruannya dapat dianggap masalah, sebagai kelebihan overlap pada gigi anterior yang menyebabkan excessive incisal uidance menghasilkan kurang stabil occlusal balance. Terdapat 4 prognosis dalam perawatan prostho, yaitu : 1. Good 2. Fair 3. Poor 4. Hopeless Faktor yang diperhatkan dalam menentukan prognosis 1. Faktor general (laju karies, kemampuan pasien menjaga OH, kondisi sitemik dan keadaan otot apakah hipertrofi atau tidak) 2. Faktor lokal (mobilitas gigi, morfologi akar, rasio mahkota akar,overlap gigi anterior yang berpengaruh dalam distribusi beban kunyah gigi, variabel lain) Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan Prostodonti 1. Edukasi pasien 1.1. Penjelasan mengenai konsekuensi gigi tiruan a. Pasien diberi pengertian bahwa gigi tiruan tidak seefisien gigi asli, namun penggunaan gigi tiruan setidaknya lebih baik daripada tidak ada gigi.

Transcript of Prognosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan

Page 1: Prognosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan

Prognosis Perawatan

Prognosis merupakan estimasi perjalanan penyakit yang mungkin terjadi. Prognosis ditentukan pada kunjungan kedua, setelah semua informasi didapat dan dikumpulkan pada kunjungan pertama.

Pasien harus diberikan penjelasan mengenai perawatan yang dibutuhkam, jika ada dan kemungkinan keberhasilannya. Pasien yang mempunyai ekspektasi yang tidak real, terutama mengenai kemampuan gigi tiruan mengembalikan penampilan terlihat muda, seperti mengeliminasi wajah keriput juga harus dijelaskan. Bahkan seperti permintaan sederhana pasien yang ingin gigi lebih pada anterior pada gigi tiruannya dapat dianggap masalah, sebagai kelebihan overlap pada gigi anterior yang menyebabkan excessive incisal uidance menghasilkan kurang stabil occlusal balance.

Terdapat 4 prognosis dalam perawatan prostho, yaitu :1. Good2. Fair3. Poor4. Hopeless

Faktor yang diperhatkan dalam menentukan prognosis1. Faktor general (laju karies, kemampuan pasien menjaga OH, kondisi sitemik dan

keadaan otot apakah hipertrofi atau tidak)2. Faktor lokal (mobilitas gigi, morfologi akar, rasio mahkota akar,overlap gigi

anterior yang berpengaruh dalam distribusi beban kunyah gigi, variabel lain)

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan Prostodonti

1. Edukasi pasien 1.1. Penjelasan mengenai konsekuensi gigi tiruan

a. Pasien diberi pengertian bahwa gigi tiruan tidak seefisien gigi asli, namun penggunaan gigi tiruan setidaknya lebih baik daripada tidak ada gigi.

b. Pasien diberi pengertian mengenai infomerd consent untuk perawatan gigi tiruan, agar pasien menyadari ekspektasi realistis dari pembuatan gigi tiruan.

c. Penyesuaian dalam berbicara saat pertama kali menggunakan gigi tiruan, namun jika sudah terbiasa dan terus dipakai pasien akan merasa normal dalam fungsi bicara.

1.2. Instruksi penempatan gigi tiruan saat pasang dan lepasa. Ajarkan pasien untuk memasukkan dan melepas gigi tiruanb. Pasien dihadapkan pada sebuah kaca dan di demonstrasikan bagaimana cara

pemakaian dan pelepasan, serta tekanan yang sebesar apa yang akan diterima pada jaringan oralnya

c. Hindari pasien memfiksasi gigi tiruan dengan menggigitnya, karena akan merusak gigi penjangkaran, jaringan lunak, dan gigi tiruannya

d. Kecekatan atau gaya retentif dari klamer sangat mempengaruhi mudah tidaknya gigi tiruan dilepas. Gigi tiruan yang baik yaitu gaya retentif klamer

Page 2: Prognosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan

bersifat pasif dan tidak menekan. Apabila klamer terasa menekan, maka dokter gigi perlu memanipulasinya saat pertama kali pertemuan insersi

e. Masalah yang timbul saat melepas lebih banyak dibandingkan saat memasang. Jika pasien mengalami kesulitan dalam membuka gigi tiruan karena sangat retentive, pasien diminta untuk meniup dengan bibir untuk melepas perlekatan disekeliling seal dan melepaskan gigi tiruan.

1.3. Instruksi oral hygiene Bentuk deposit pada gigi tiruan berupa microbial plaque, calculus dan food debris.

a. Gigi tiruan dan ridge-ridge yang menyokong harus dibersihkan secara hati-hati setiap setelah makan. Bau dari gigi tiruan disebabkan oleh gigi tiruan yang kotor.

b. Ajarkan teknik menyikat gigi dan flossing yang benar sebagai bagian dari pemeliharaan oral hygiene.

c. Bersihkan gusi dengan sikat halus dan pasta gigid. Bersihkan gigi tiruan dengan pasta gigi atau cairan detergen khusus, namun

jangan memakai pasta gigi yang abrasif. Untuk membersihkan gigi tiruan harus dalam keadaan di luar mulut.

e. Pasien diinstruksikan untuk merendam gigi tiruan dalam wadah berisi air saat malam hari dan tidak dipakai. Tujuannya, untuk menghindari terjadinya perubahan bentuk dan meminimalkan trauma apabila gigi tiruan jatuh

f. Pasien harus diingatkan untuk menghindari pembersih yang mengandung chlorine. Yang dapat digunakan antara lain : clorox, calgon, dan air. Namun hanya diindikasikan untuk akrilik resin, tanpa ada unsur logam

g. Pasien diinstruksikan untuk melepas gigi tiruan sebelum tidur malam. Jika dipakai terus menerus, maka akan terjadi stres mekanik pada jaringan lunak di bawah gigi tiruan. Selain itu, risiko dekalsifikasi enamel dan inflamasi jaringan lunak semakin tinggi apabila gigi tiruan tidak diistirahatkan dalam jangka waktu panjang.

h. Namun jika pasien hanya memiliki beberapa gigi yang tersisa yang dapat menyentuh mukosa alveolar sisi antagonisnya atau pasien memiliki kebiasaan

Page 3: Prognosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan

parafungsi, seperti bruxism, maka gigi tiruan sebaiknya tetap dipakai di malam hari. Pelepasan dapat diatur pada siang hari.

1.4. Instruksi untuk penyesuaian a. Pasien diinstruksikan untuk kembali ke dokter gigi guna melakukan follow up

setelah gigi tiruan di insersi. Dalam praktiknya, hampir selalu ada penyesuaian minor gigi tiruan pasca insersi.

b. Jika ada rasa sakit saat pasca insersi, pasien harus diinstruksikan untuk kembali ke dokter gigi segera atau buat janji kontrol. Apabila janji kontrol tidak bisa dilakukan dengan segera, maka lebih baik gigi tiruan tidak dipakai dulu untuk sementara, hingga diperbaiki.

c. Kontrol yang harus diinstruksikan pada pasien pasca insersi baik ada masalah maupun tidak yaitu 24 jam pasca insersi pertama kali. Untuk kontrol selanjutnya yaitu 48 jam pasca kontrol pertama, dan kontrol ketiga yaitu 72 jam pasca kontrol kedua

1.5. Instruksi tertulis Sulit untuk mengharapkan pasien mengingat semua instruksi yang telah diberikan. Apalagi pada pasien lanjut usia. Oleh karena itu, dokter gigi sebaiknya menuliskan instruksi-instruksi tersebut yang membuat pasien atau keluarganya dapat mereview di rumah.