profil PULAU SIUNCAL.doc

15
Profil PULAU SIUNCAL Gambaran Umum Pulau Siuncal Pulau Siuncal terdapat diperairan Teluk Lampung, tepatnya di sebelah timur pulau Legundi. Secara administratif pulau yang luasnya sekitar 330 ha ini termasuk ke dalam wilayah Desa Legundi Kecamatan Punduh Pidada Lampung Selatan. Pada pulau ini hanya terdapat sebuah dusun (Dusun Siuncal) dengan beberapa umbul yaitu umbul senai, umbul pancang, dan umbul bayan. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk di Pulau Siuncal adalah 330 jiwa yang terdiri dari 174 laki-laki dan 156 perempuan. Umumnya penduduk berasal dari Serang, Jawa Barat. Suku lain yang berada di pulau tersebut adalah suku Jawa dan Lampung. Mata pencaharian masyarakat Pulau Siuncal umumnya adalah bertani dan nelayan. Perekonomian masyarakat Pulau Siuncal masih tergolong rendah bahkan sebagian besar penduduk tergolong keluarga prasejahtera. Infrastruktur belum memadai, penerangan pada malam hari pada umumnya menggunakan lampu tempel atau petromak. Sarana pendidikan hanya sampai pada tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak satu unit, pendidikan semakin sulit dengan terbatasnya tenaga pengajar (guru) yang hanya 2 orang. Sarana kesehatan di pulau ini belum ada. Pengobatan terdekat ada di Pulau Legundi itupun hanya bidan desa. Sumber air bersih yang digunakan sehari-hari berasal dari air tanah (sumur). Fasilitas keagamaan berupa masjid dan musholla cukup memadai bagi masyarakat setempat yang seluruhnya beragama Islam untuk melaksanakan kegiatan ibadah. Profile of SIUNCAL ISLAND General Profiles of Siuncal Island Siuncal Island is located in off-shore of Lampung Bay in eastern part of Legundi Islands. Administratively, this island covers 330 ha and belong to Legundi Village, Punduh Pidada district South Lampung. Only one sub village in this island consist of three umbul (umbul senai, umbul pancang and umbul bayan). In 2000, this Island has reached 330 populace with a sex ratio of 174 men and 156 women. Majority of inhabitans come from Serang, Banten Province. The others are javanese and lampungese. Most of the people in Siuncal Island work as farmer and fisherman. In general economics activity is not so developed, so most people in this island are under poverty condition.

Transcript of profil PULAU SIUNCAL.doc

Page 1: profil PULAU SIUNCAL.doc

Profil

PULAU SIUNCAL

Gambaran Umum Pulau Siuncal

Pulau Siuncal terdapat diperairan Teluk Lampung, tepatnya di sebelah timur pulau Legundi. Secara administratif pulau yang luasnya sekitar 330 ha ini termasuk ke dalam wilayah Desa Legundi Kecamatan Punduh Pidada Lampung Selatan. Pada pulau ini hanya terdapat sebuah dusun (Dusun Siuncal) dengan beberapa umbul yaitu umbul senai, umbul pancang, dan umbul bayan. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk di Pulau Siuncal adalah 330 jiwa yang terdiri dari 174 laki-laki dan 156 perempuan. Umumnya penduduk berasal dari Serang, Jawa Barat. Suku lain yang berada di pulau tersebut adalah suku Jawa dan Lampung.

Mata pencaharian masyarakat Pulau Siuncal umumnya adalah bertani dan nelayan. Perekonomian masyarakat Pulau Siuncal masih tergolong rendah bahkan sebagian besar penduduk tergolong keluarga prasejahtera.

Infrastruktur belum memadai, penerangan pada malam hari pada umumnya menggunakan lampu tempel atau petromak. Sarana pendidikan hanya sampai pada tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak satu unit, pendidikan semakin sulit dengan terbatasnya tenaga pengajar (guru) yang hanya 2 orang. Sarana kesehatan di pulau ini belum ada. Pengobatan terdekat ada di Pulau Legundi itupun hanya bidan desa. Sumber air bersih yang digunakan sehari-hari berasal dari air tanah (sumur). Fasilitas keagamaan berupa masjid dan musholla cukup memadai bagi masyarakat setempat yang seluruhnya beragama Islam untuk melaksanakan kegiatan ibadah.

Profile of

SIUNCAL ISLAND

General Profiles of Siuncal Island

Siuncal Island is located in off-shore of Lampung Bay in eastern part of Legundi Islands. Administratively, this island covers 330 ha and belong to Legundi Village, Punduh Pidada district South Lampung. Only one sub village in this island consist of three umbul (umbul senai, umbul pancang and umbul bayan).

In 2000, this Island has reached 330 populace with a sex ratio of 174 men and 156 women. Majority of inhabitans come from Serang, Banten Province. The others are javanese and lampungese. Most of the people in Siuncal Island work as farmer and fisherman. In general economics activity is not so developed, so most people in this island are under poverty condition.

Siuncal Island has no a source for electricity. During the nigt, the inhabitant using petromak and lampu tempel for lighting. Siuncal Island has only 1 primary School as the education institusion with a lack number of teachers and has no healcares facility. Source of clean water originates from a shallow water well ( sumur). Most people in this island are Moslems and they have one Mosque for religious activity.Aksesibilitas

Peta Pulau Siuncal

Page 2: profil PULAU SIUNCAL.doc

Dermaga Penyeberangan di Ketapang

Pulau Siuncal yang terletak di Teluk Lampung berjarak lebih kurang 51 km dari desa Bawang (ibukota Kecamatan Punduh Pedada) dan berjarak 140 km dari Kalianda (ibukota Kabupaten Lampung Selatan). Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor dari dua daerah yaitu dari Ketapang Desa Gebang Kecamatan Padang Cermin atau dari Teluk Betung Kota Bandar Lampung.

Untuk mencapai pulau ini tidak ada angkutan khusus penumpang. Biasanya penduduk yang ingin menuju ke pulau atau menjual hasil buminya keluar dari pulau menumpang perahu bagan. Para penumpang tidak dipungut bayaran, kecuali mereka membawa barang dagangan seperti kelapa. Mereka membayar sebanyak 12% dari hasil penjualan dagangannya. Waktu tempuh dari Teluk Betung (Ujung Boom) dengan menggunakan perahu bagan mencapai 3 – 4 jam perjalanan. Selain itu, pulau ini juga dapat dicapai melalui Ketapang dengan menggunakan speed boat selama 1 jam perjalanan atau selama 3 jam perjalanan bila menggunakan perahu tinting. Transportasi di dalam Pulau Siuncal pada umumnya ditempuh dengan jalan kaki.

Accessibility

Siuncal island is located in Lampung Bay with a distance of 51 km from Bawang village (capital of Punduh Pidada District) and 140 km from Kalianda (capital of West Lampung kabupaten). This island can be reached by powered boat from Ketapang (Gebang village Padang Cermin district) or via Teluk Betung, Bandar Lampung.

There is no public trasnsportation to reach this island. When the inhabitant want to go neightborhood island they use bagan boat. The journey from Siuncal island to Ujung Boom (Teluk Betung) takes about 3 to 4 hours. If the passengers travel without carrying agricultural product they do not have to pay for the journey. But when they bring the agricultural product like coconut they have to pay for the journey equivalent to 12% of sales revenue. An alternative route is from Ketapang by speed boat for 1 hour or 3 hours by outboard powered boat (tinting). The majority of people prefer to take a walk to meet their neighboring people within the island.

Sarana Jalan SetapakKondisi Oseanografi

Page 3: profil PULAU SIUNCAL.doc

Pasang surut harian yang terjadi di sekitar perairan Pulau Siuncal bersifat pasang surut ganda (mixed semidiurnal) dengan kedudukan air tertinggi rata-rata terjadi sekitar bulan Mei sampai November, sedangkan untuk kedudukan air terendah rata-rata terjadi sekitar bulan Desember – Januari (PT Hikari Lampung Permai, 2000).

Rata-rata kecepatan angin di Pulau Siuncal berkisar antara 4 – 10 knot sehingga mempengaruhi gerakan mendatar air laut. Angin musim barat yang paling dominan mempengaruhi pergerakan arus terjadi sekitar bulan November – Maret sedangkan angin timur yang pengaruhnya kurang terhadap arus laut dan kekuatannya lebih lemah dibandingkan angin musim barat terjadi sekitar bulan Mei – Oktober. Perairan Pulau Siuncal memiliki tinggi gelombang antara 0,7 sampai 1 meter pada musim timur, sedangkan pada musim barat tinggi gelombang berkisar 0,5 sampai 1,2 m. Kondisi perairan pantai bagian utara dan bagian barat pulau relatif tenang karena cukup terlindung dari pengaruh gelombang samudera.

Jenis pantai di Pulau Siuncal umumnya adalah pantai berpasir putih. Pantai berbatu terdapat pada sisi bagian luar pulau yang menghadap ke samudera atau pada bagian yang menjorok keluar. Pantai berpasir putih umumnya berada di pantai utara dengan gelombang yang relatif tenang.

Oceanography

The tide types of Siuncal island are mainly mixed semi diurnal with the highest tide during March to November. The lowest tide occurs during December to January (P.T. Hikari Lampung Permai, 2000). Average wind speed 4-10 knots/hour which significantly influences the current flows. During November to March West Moonson winds predominantly influence current flows. The East Moonson wind brings a weak impact to the current flows compared to the West Moonson wind which takes place during May to October.

During the East Moonson, Siuncal island has the waves with a height of 0.7 to 1.0 m. During the West Moonson the height wave is about 0.5 to 1.2 m. In general the Sea at the northern- and westernpart of this island is relatively stable because the sea position situates outside the Hindian Ocean big wave influence.Siuncal island has beautiful white- and stony coasts. The white coast is located in the northern coastal region while the stony coast in the outside region of the island facing Hindian Ocean.

Kondisi perairan pantai timur Pulau Siuncal

Perairan bagian barat Pulau Siuncal

Page 4: profil PULAU SIUNCAL.doc

Potensi perikanan

Kegiatan perikanan yang dilakukan masyarakat di Pulau Siuncal adalah perikanan tangkap. Jenis ikan yang biasa tertangkap di perairan Pulau Siuncal adalah ikan Baronang (Siganus sp.), selar kuning (Selaroides leptolepis), simba/kue macan (Gnatodon speciosus), Ekor kuning (Caesio spp.), cumi-cumi (Loligo vulgaris sp.), kembung (Rastrelliger sp.), layur (Triciurus sp.), tenggiri (Scomberomorus guttatus), tongkol (Euthynnus affinis), kerapu (Epinephelus sp.), kakap merah (Lutjanus spp.), teri (Stolephorus heterolobus), udang karang/lobster dan berbagai jenis ikan hias seperti giru laut (Amphirion spp) dan kepe-kepe (Chaetodon octafasciatus).

Hasil penangkapan di perairan Pulau Siuncal adalah 5 ton/th dengan potensi lestari sebesar 15 ton/th (Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan, 2003).

Alat tangkap yang dioperasikan masyarakat pada umumnya adalah pancing dan bubu. Jumlah bubu sekitar 50 unit dan jumlah pancing 20 unit dengan nelayan sebanyak 20 orang dan 2 kelompok nelayan. Diperairan sekitar Pulau Siuncal juga terdapat bagan apung atau bagan perahu yang dioperasikan oleh nelayan yang berasal dari luar pulau. Untuk alat tangkap bubu dan pancing, metode dan konstruksinya masih bersifat tradisional. Ikan yang paling banyak tertangkap adalah kakap merah.

Pengoperasian dari alat-alat tangkap tersebut tentunya tidak terlepas dari kapal yang digunakan. Armada penangkapan yang ada di Pulau Siuncal terdiri dari perahu tanpa motor dan perahu tempel (tinting). Perahu tanpa motor adalah yang paling banyak digunakan oleh nelayan di Pulau Siuncal. Jumlah perahu tanpa motor sekitar 15 unit. Jumlah kapal, alat tangkap dan jenis tangkapan di P. Legundi terdapat pada tabel 1.

Kondisi perairan yang relatif tenang pada bagian utara dan barat pulau sangat cocok untuk pengembangan usaha budidaya

Fisheries Potency

Fisheries activity in Siuncal island is capture fisheries. The results of the catching fishes are Baronang (Siganus sp.), tervally (Selaroides leptolepis), simba/kue macan (Gnatodon speciosus), yellow tail (Caesio spp.), squid (Loligo vulgaris ), tembang, small mackerel (Rastrelliger sp.), layur Triciurus sp.), tenggiri (Scomberomorus guttatus), small tuna Euthynnus affinis), grouper (Epinephelus sp.), red snaper (Lutjanus spp.), anchovies, lobster and various ornamental fishes such as angel fish (Amphirion spp) dan butterfly fish (Chaetodon octafasciatus).

Fish Capture in Siuncal Island reach to 5 ton/yr with maximum sustainable yield about 15 ton/yr (Dinas Perikanan, 2003).

Majority gear type used by fishermen in Siuncal island are, hook and line (50 unit), fish trap (bubu) (20 unit), fishermen 20 people and fish group 2 unit, also operate floating bagan or boat bagan. Boat bagan operated by fisherman from others locatioan. Usually, the fishermen in Siuncal island used non powered boat (15 unit) and outboard powered boat (tingting) (1 unit) to catch fishes.

The water quality and sea conditions in northern and western part of this island are relatively good. For that reason, this part of the island becomes the most suitable places to establish cage cultures for grouper and snaper. Suitable area for cage culture is 50 ha. Moreover this location also can be used for suitable place for seaweed or pearl cultures. This area about 50

Bagan Perahu di perairan bagian barat P. Siuncal

Page 5: profil PULAU SIUNCAL.doc

ha for seaweed culture dan 100 ha for pearl culture (DKP Lamsel, 2003).kerapu atau kakap dalam keramba jaring apung. Potensi lahan untuk budidaya karamba jaring apung adalah sekitar 50 ha (Dinas Perikanan). Budidaya rumput laut dan kerang mutiara juga merupakan alternatif budidaya yang dapat diterapkan di perairan ini karena kondisi kualitas air masih cukup baik. Potensi lahan untuk budidaya rumput laut sekitar 50 ha dan potensi lahan untuk budidaya kerang mutiara sekitar 100 ha.

Flora dan fauna

Tumbuhan yang mendominasi pantai bagian selatan Pulau Siuncal adalah butun (Barringtonia asiatica), kelapa (Cocos nucifera), pandan (Polathis glanen), Ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Tespesia sp.) dan nyamplung (Calophyllum inophylum) dengan kombinasi gelagah (Saccharum sponthaneum), ilalang (Imperatta cylindrica), rumput angin (Spinifex littoreus) serta beberapa tumbuhan paku.

Pada bagian utara didominasi oleh tanaman kelapa, tumbuhan lain yang ada adalah waru laut, ketapang, butun, melinjo (Gnetum gnemon), nyamplung, ilalang, teki laut (Cyperus maritime) dan lain-lain. Selain tanaman tersebut, dalam skala kecil juga telah dilakukan penanaman jenis sayur mayur dan palawija seperti cabe, jagung dan lainnya. Tanaman lainnya adalah buah-buahan seperti mangga (Mangifera indica), jambu biji (Psidium guajava) dan jambu air (Eugenia aquea). Pada daerah perbukitan juga tumbuh tanaman kayu seperti bayur (Lagerstroemia flas-reginae) yang dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan bangunan. Dibeberapa lokasi pantai juga ditemukan hutan bakau dengan kondisi yang rusak karena pemanfaatan yang berlebih oleh masyarakat.

Tabel 1. Jumlah kapal, alat tangkap dan jenis tangkapan di P. Siuncal

Jenis kapal

Jumlah Alat tangkap

Jumlah Jenis tangkapan

-Perahu tanpa motor

15 unit - Pancing - Bubu

20 unit50 unit

Baronang, selar kuning, simba/kue macan, Ekor kuning, cumi-cumi, kembung, layur, tenggiri, tongkol, kerapu, kakap merah, teri, udang karang/lobster dan berbagai jenis ikan hias.

Flora and Fauna

Vegetation in southern part of Siuncal island is dominated by butun (Barringtonia acasia), coconut (Cocos nucifera), sea waru ((Hibiscus sp), pandan (Polathis glanen), ketapang (Terminalia catappa), nyamplung (Calophyllum inophylum) and mixed bushes, wild sea grass (Imperata cylindrical) and rumput angina. In northern part of Siuncal island is dominated by coconut (Cocos nucifera), butun (Barringtonia acasia), Hibiscus sp., ketapang (Terminalia catappa), wild sea grass (Imperata cylindrical) and melinjo (Gnetum gnemon). Farmers cultivate chilli, maize and legumes. Another common planted tree crops are mango and jamboo (Psidium guajava). In the hilly region, there is forest tree such as bayur (Lagerstroemia flas-reginae) which used for home materials. Mangrove forest which is seriously damage occurs in

Page 6: profil PULAU SIUNCAL.doc

the coastal region of the island due to over exploitation by the local people.

Jenis fauna yang ditemukan di Pulau Siuncal adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan ekor pendek (Macaca nemestrina), babi hutan (Sus barbatus), biawak (Varanus salvatoris), kadal (Lacertia agilis), musang (Paradoxiurus hermaproditus), elang (Heliastur Indus), dan beberapa jenis burung.

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

Biota Laut

Menurut tim survey PT Hikari Lampung Permai, perairan laut sekitar Pulau Siuncal banyak ditemui terumbu karang. Jenis karang yang dijumpai antara lain karang piring (Montipora tuberculosa), karang silet (Pavona decusata), karang otak (Goniastrea sp), karang mangkok (Montipora capricornis), karang jahe (Acropora cytherea), karang landak (Seriatopora hystrix) dan lain-lain dengan kondisi yang cukup baik. Menurut Proyek Pesisir (1998), penutupan karang karang berkisar antara 0 – 80 %. Terumbu karang rusak karena penangkapan ikan dengan menggunakan bom. Walaupun sumberdaya terumbu karang

banyak yang rusak, tetapi masih mempunyai potensi untuk tumbuh kembali. Common fauna in Siuncal island are long tail monkey (Macaca farcicularis), pig tail monkey (Macaca nemestrina), wild lizard or biawak (Varanus salvatoris), wild pig (Sus barbatus), kadal (Lacertia agilis), musang (Paradoxiurus hermaproditus), eagle (Heliastur indus) and sea bird.

Vegetasi di Pulau Siuncal

Sea Biota

In the coastal area around Siuncal island various types of coral reef in good condition are found. The coral reef are as follows: plate reef (Montipora tubercolosa), silet reef (Pavona decusata), brain reef (Goniastrea sp), mangkok reef (Montipora capricornis), ginger reef (Acropora cytherea) and landak reef (Seriatopora hystrix) (Team survey of PT Hikari LAmpung Permai). The average coral reef coverage can be 0 – 80 % (CRMP, 1998).

Page 7: profil PULAU SIUNCAL.doc

In another part of Siuncal island sea grass from many genus such as Enhalus sp., Thalassia sp and Holophila sp are also

Di perairan Pulau Siuncal juga ditemukan padang lamun yang berfungsi untuk menunjang ekosisem utama lainnya. Umumnya lamun laut yang ditemukan adalah jenis Enhalus sp, Thalassia sp dan Holophila sp.

Biota lain yang di perairan Pulau Siuncal antara lain adalah jenis-jenis bintang laut (Asteriodea), bulu babi (Diadema setosum), teripang pasir (Holothuria scraba), umang-umang (Pagurus bernhadus), teritip (Balamus amaryllis), udang pasir (Thenus orientalis) dan udang karang (Panulirus spp.)

Peluang Pengembangan

Berdasarkan potensi yang ada, peluang pengembangan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Perikanan TangkapPerikanan tangkap diarahkan pada pemanfaatan

sumberdaya ikan yang daerah tangkapnya sekitar ekosistem terumbu karang dan ikan-ikan pelagis dengan tetap memperhatikan potensi lestari perairan tersebut. Potensi lestari perairan Pulau Siuncal adalah 15 ton/tahun. Hingga saat ini tingkat pemanfaatan baru mencapai 30% atau sekitar 5 ton per tahun (Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan, 2003). Potensi ini perlu dikekola lebih lanjut untuk mendapatkan produksi yang lebih tinggi. Rendahnya produksi penangkapan terutama disebabkan kurangnya modal sehingga peralatan tangkap yang digunakan relatif sederhana. Kendala lainnya adalah sistem niaga yang buruk karena tidak adanya pangkalan pendaratan ikan. Adanya pangkalan pendaratan ikan akan memperpendek sistem niaga sehingga harga jual ikan dapat lebih tinggi. Disamping itu ikan merupakan produk yang tidak tahan lama sehingga diperlukan tempat penyimpanan yang baik. Untuk mengatasi hal

tersebut perlu adanya tindakan dari pemerintah setempat promosi atau memfasilitasi perolehan modal dari investor.found. Another biota found in Siuncal island are star fish (Asteroidea), sea urchind (Diadema setosum), sand sea cucumber (Holothuria scraba), umang-umang (Pagurus bernhadus), teritip (Balamus amaryllis), sand shrimp (Thenus orientalis), and coral shrimp (Panulirus sp).

Development Opportunities

Based on potencies in Siuncal island there are some resources can be potentially explored and further develop such as follows:

Page 8: profil PULAU SIUNCAL.doc

1. Capture fisheriesCapture fisheries should be directed to the exploitation of

the coral reef and pelagic fishes to ensure the steady MSY values of the island. The MSY values of Siuncal Island are ca. 15 ton per year. Up to now the exploitation level is quite low and estimated only about 5 ton per year. This figure can still be increased by proper

2. Perikanan Budidaya Selain penangkapan, kegiatan perikanan yang dapat

dilakukan di kawasan Pulau Siuncal adalah perikanan budidaya terutama budidaya laut. Budidaya diarahkan pada komoditi perikanan yang sudah dikuasai teknologinya dan bernilai ekonomis tinggi seperti mutiara, rumput laut, kakap dan kerapu. Kondisi kualitas air yang baik dan ombak yang tenang pada beberapa bagian pulau terutama bagian utara dan barat pulau sangat cocok untuk budidaya kerang mutiara atau budidaya ikan pada keramba jaring apung. Potensi yang cukup besar pada Pulau Siuncal sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Status pemilikan lokasi dan perizinan menjadi kendala utama. Kurangnya promosi terhadap investor asing juga merupakan salah satu sebab kurang optimalnya pemanfaatan sumberdaya yang ada.

Pantai Utara Pulau Siuncal, potensial untuk pengembangan KJA dan budidaya kerang mutiaramanagement. The low result of the captured fishes is mainly due to a lack of capital so that majority of the fishermen only operate traditional fishing gear. It can be concluded that development of captive fishing in this island is still promising to get higher MSY results.

2. Fish CultureAnother prospective fishing activities offered in Siuncal

island are marine cultures. Raising pearl culture, seaweed, snaper as well as groupies are to some extend already mastered by the local people. Good water quality and sea conditions in northern and western part of this island facilitate effective establishment of the cage cultures for grouper and snaper. Moreover, this location are also suitable for seaweed and pearl cultures. However, up to now this prospective potencies are not yet optimally exploited due to problems relating to illegal ownerships, and lack of promotions.

Page 9: profil PULAU SIUNCAL.doc

Kerapu, salah satu spesies yang dapat dikembangkan dalam KJA3. Pengolahan Hasil Perikanan

Jauhnya tempat pelelangan ikan membuat tinggi biaya yang harus dikeluarkan untuk menjual hasil tangkapan atau menjual dengan harga yang lebih rendah kepada pengumpul. Oleh sebab itu terdapat peluang usaha dalam pengolahan ikan. Perlu dikembangkan teknologi tepat guna untuk mengolah hasil tangkapan agar dapat dipasarkan untuk meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan.

4. Wisata BahariPotensi terumbu karang yang terdapat di Pulau Siuncal

dengan berbagai jenis ikan yang beasosiasi di dalamnya merupakan wisata bawah air yang sangat menarik untuk kegiatan snorkeling dan diving. Pada perairan tersebut juga dapat dilakukan wisata mancing. Kegiatan lain yang dapat dilakukan wisatawan adalah bermain dan berjemur di pantai. Di beberapa tempat terdapat pantai pasir putih yang cukup luas dengan panorama alam yang indah.

Potensi wisata bahari tersebut hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.

5. PertanianLahan yang cukup luas didukung iklim yang cocok untuk

berbagai tanaman perkebunan seperti kelapa, coklat, melinjo dan pisang merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk peningkatan tingkat penghasilan masyarakat P. Siuncal3. Fish Processing

The far distance from the island to TPI gives the consequencies of uplifting the fish production cost at the market level of fishermen. This disadvantageous situation disguise most local fishermen. Consequently, the captured fish is sold to fish collectors with a low price. To overcome this problem, it is important to build fish processing industry to give the added-value of captured fish and in the same time an increase of the fishermen incomes.

4. Marine TourismThe existence of high diversity coral reef and different kinds

of the sea biota, this island is so suitable for diving and snorkeling sports. The beach with white sands in the eastern part of the island is also quite suitable for sun – bathing and

Potensi wisata P. Siuncal yang belum tergali

Pantai Utara P. Siuncal

Page 10: profil PULAU SIUNCAL.doc

playing. Up to now this marine tourism potency not yet optimally functioning.

5. AgricultureArea potency and climate is suitable for agriculture such as

coconut, cocoa, legume, banana. It is can be developed to increase farmers incomes.

Rekomendasi Pengembangan Pulau

1. Perlu penambahan penempatan guru tetap, perbaikan gedung, pembangunan sarana dan prasarana sekolah terutama SLTP. Penambahan penempatan bidan/dokter dan paramedis tetap, penyuluhan kesehatan, penambahan sarana dan prasarana kesehatan karena tingkat kesehatan masyarakat masih rendah dan sering berjangkitnya penyakit terutama malaria dan diare.

2. Diperlukan peningkatan pendidikan melalui penyuluhan dan pelatihan di bidang budidaya pertanian dan perikanan.. Ekstensifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi sumberdaya alam untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan peningkatan produksi yang selanjutnya diikuti pengembangan agroindustri dalam skala kecil hingga sedang disertai dengan pengembangan akses pasar (Jakarta, Banten dan Bandar Lampung). Perberdayaan masyarakat tani juga penting guna mengatasi kebutuhan modal usaha, pengadaan sarana produksi, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan pemasaran hasil, melalui pembentukan dan pembinaan kelembagaan kelompok tani dan koperasi.

3. Untuk mempercepat akses ke P. Siuncal atau dalam pulau diperlukan pembuatan dermaga, jalan dan jalur transportasi umum yang terjangkau.

4. Secara umum, nelayan P. Siuncal tergolong nelayan tradisional dan modal kecil sehingga hasil tangkapan relatif rendah.

Persaingan dengan nelayan luar pulau yang menggunakan alat tangkap seperti trawl, bagan dan bom menyebabkan hasil tangkapan semakin menurun. Perlu penegakan hukum dan sangsi hukum yang tegas terhadap nelayan yang menggunakan bom, trawl dan racun dalam menangkap ikan. Selain itu juga perlu dilakukan operasi laut terpadu secara rutin yang dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan masyarakat setempat.

Recommendation of Island Development

1. The need to develop main public facilities should become the first priority for the decision makers in future. In the education sector, the placement of teacher ready to reside permanently in the island is necessary to overcome a lack of educational man power. In the health sector, health care services should be improved by construction of adequate healthcare facility as well as the placement of medical and paramedical personnels to provide good service for the people in the island.

2. Educational level of the people is needed to improved by training and counselling in agriculture and fisheries. Extensification, intensification and rehabilitation of natural resources are needed to optimize land uses and sustainable agricultural and fisheries production. Small –and medium scales of agroindustry are also needed to improved together with the opening to the market access (Jakarta, Banten and Bandar Lampung). Enpowerment of farmers and fishermen are also important to include by providing bussiness capital, equipments to control pest and diseases in agriculture in fisheries, as well as access to the market. All of these can only be obtained by the establishment of effective farmer and fisherman groups.

Page 11: profil PULAU SIUNCAL.doc

3. Harbor and road reconstruction and public tranpsorts improvement are needed to speed up the access from outside to the island.

4. Law inforcement has to be fully implemented for all law violaters in case of uses bomb and poison to catch fish as well as the illegal operation of trawls. Coasts and sea guard supported by the local people should regularly operate in the sea to minimizing violaters.

5. Pengembangan penangkapan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :

- penambahan armada perahu motor tempel- penambahan dan diversifikasi alat tangkapalat tangkap yang dapat dikembangkan antara lain adalah :

a. Pancing (kotrek, rawe, ulur)b. Bubuc. Jaring bloon d. Jodang

6. Budidaya perikanan hendaknya dilakukan untuk ikan-ikan ekonomis tinggi (kerapu, kakap, kerang mutiara) dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan serta peran serta masyarakat pulau. Untuk itu diperlukan identifikasi wilayah yang cocok serta potensi produksi, dan potensi lestari, untuk keperluan tersebut.

7. Perlu dibuat tata ruang kawasan pesisir pulau yang detil untuk dijadikan acuan untuk menentukan peruntukkan pemanfaatan pulau terutama untuk kawasan wisata, budidaya perikanan dan daerah penangkapan pada jalur I ( 3 mil dari pantai).

8. Perlu adanya koordinasi antar berbagai sektor untuk menghindari adanya tumpang tindih fungsi dan kepentingan masing-masing sektor, juga perlu adanya pembagian kewenangan yang jelas khususnya dalam koordinasi perencanaan, penataan ruang dan pengawasan antar sektor maupun antara pusat dan daerah.

5. Development of capture fishing should be directed to the given two main ways, namely the addition of non powered boat and diversification of fishing gear. Fishing gear can be develop are

a. hook and line, b. trap, c. Bloon seined. and Jodang.

6. High economical value of fishes such groupies, snapper and pearl should be put into priority for development of marine culture in this island. Carrying capacity of the environment and local people participation should be considered seriously in relation to development of marine culture. For that reason it is necessary to do identification of suitable site and production potency, sustainable potency of this island.

7. Coastal master plan should be made in more detail to provide guidelines for ecotourism, marine culture as well as capture zonation at lane I (3 miles from coastal lines).

8. Coordination amongst sectors should be done professionally to avoid any conflict of interests especially related to authority, planning, master plan and controlling.

Page 12: profil PULAU SIUNCAL.doc