Profil Provinsi Maluku Utara

4
Profil Provinsi Maluku Utara Tentang Provinsi Provinsi Maluku Utara terbentuk dengan Undang – undang No. 46 tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 dan diresmikan pada tanggal 12 Oktober 1999. Provinsi ini merupakan hasil pemekaran dari wilayah Provinsi Maluku. Ibukota Provinsi Maluku Utara yang definitif adalah di Sofifi. Mempertimbangkan berbagai aspek daya dukung prasarana dan sarana pemerintahan yang ada di Sofifi belum memadai untuk menjalankan pemerintahan maka dalam rangka menjalankan roda pemerintahan provinsi , untuk sementara ditempatkan di Kota Ternate dan berjalan sampai dengan saat ini. Profil Wilayah Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,36 km2, dengan luas wilayah perairan 106.977,32 km2 (76,27%), dan daratan seluas 33,278 km2 (23,73 %).Terdiri dari 395 buah pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau telah di huni, sedangkan 331 pulau lainnya tidak dihuni. Jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 849.724 jiwa, rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,16% per tahun. Pulau yang tergolong relatif besar adalah Pulau Halmahera (18.000 km2), pulau yang ukurannya relatif sedang yaitu Pulau Obi (3900 km2), Pulau Taliabu(3195 km2), Pulau Bacan (2878 km2), dan Pulau Morotai (2325 km2). Pulau-pulau yang relatif kecil antara lain Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya. Secara administrasi terbagi menjadi 6 wilayah Kabupaten dan 2 wilayah Kota yaitu Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan. Terdiri dari 8 (delapan) sub etnis yaitu, ternate, tidore, makian, galela, tobelo, sanana, maba dan bacan yang masing – masing memiliki bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda serta memiliki kekhasan sendiri- sendiri. Banyaknya sub etnis tersebut merupakan suatu potensi

Transcript of Profil Provinsi Maluku Utara

Profil Provinsi Maluku Utara

Tentang Provinsi Provinsi Maluku Utara terbentuk dengan Undang undang No. 46 tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 dan diresmikan pada tanggal 12 Oktober 1999. Provinsi ini merupakan hasil pemekaran dari wilayah Provinsi Maluku. Ibukota Provinsi Maluku Utara yang definitif adalah di Sofifi. Mempertimbangkan berbagai aspek daya dukung prasarana dan sarana pemerintahan yang ada di Sofifi belum memadai untuk menjalankan pemerintahan maka dalam rangka menjalankan roda pemerintahan provinsi , untuk sementara ditempatkan di Kota Ternate dan berjalan sampai dengan saat ini.Profil Wilayah Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,36 km2, dengan luas wilayah perairan 106.977,32 km2 (76,27%), dan daratan seluas 33,278 km2 (23,73 %).Terdiri dari 395 buah pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau telah di huni, sedangkan 331 pulau lainnya tidak dihuni. Jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 849.724 jiwa, rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,16% per tahun. Pulau yang tergolong relatif besar adalah Pulau Halmahera (18.000 km2), pulau yang ukurannya relatif sedang yaitu Pulau Obi (3900 km2), Pulau Taliabu(3195 km2), Pulau Bacan (2878 km2), dan Pulau Morotai (2325 km2). Pulau-pulau yang relatif kecil antara lain Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya. Secara administrasi terbagi menjadi 6 wilayah Kabupaten dan 2 wilayah Kota yaitu Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan. Terdiri dari 8 (delapan) sub etnis yaitu, ternate, tidore, makian, galela, tobelo, sanana, maba dan bacan yang masing masing memiliki bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda serta memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Banyaknya sub etnis tersebut merupakan suatu potensi yang kuat dan tangguh dalam menangani pembangunan di Provinsi Maluku Utara. Propinsi Maluku Utara secara geografis terletak di Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera, Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku, Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Samudera Pasific, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram. Berada pada 3o Lintang Utara hingga 3o Lintang Selatan dan 124o hingga 129o BujurTimur. Wilayah ini dilintasi khatulistiwa, tepatnya di Halmahera Tengah yang memberi efek penting pada pemanasan air laut yang bergerak dari samudera Indonesia ke Pasifik. Geo posisi Propinsi Maluku Utara dalam perspektif regional maupun internasional berada pada posisi strategis karena terletak di bibir pasific (pasific reem) yang secara langsung berhadapan dengan negara-negara Asia Timur dan negara-negara pasific serta merupakan lintasan antara dua benua Asia dan Australia dan dua samudra Hindia dan Pasifik. Pada era globalisasi area ini merupakan area yang pertumbuhan ekonominya sangat pesat akibat pergeseran pertumbuhan ekonomi dari Kawasan Eropa.

6. Potensi Pertambangan

Potensi bahan galian logam dan non-logam seperti nikel-kobal, tembaga, emas dan perak merupakan komoditi unggulan untuk dikembangkan lebih lanjut. Pulau Halmahera mempunyai potensi endapan bahan galian emas yang cukup prospektif, temuan endapan emas epitermal di daerah Gosowong dengan potensi yang terkandung dalam busur magnetik. Untuk bahan galian nikel, perencanaan penyediaan biji nikel untuk konsumsi pabrik Feni tahun 2000 - 2030 dibutuhkan sebanyak 48.750.000 ton. Sedangkan yang baru tersedia sampai dengan saat ini hanya sebanyak 16.355.000 ton, sehingga terdapat kekurangan biji nikel sebanyak 32.395.000 ton. Sumber endapan nikel laterit di daerah teluk Weda yang sampai saat ini belum dilakukan eksploitasi secara terinci yang berkisar 92.000.000 ton.

Indikasi adanya hidro karbon ditunjukan oleh gejala rembesan minyak seperti yang ditemukan di Pulau Halmahera yang dilakukan oleh Pertamina dan British Petroleum di Cekungan Halmahera Selatan dengan rembesan flour pada kedalaman 3000 meter, selain itu terdapat potensi panas bumi di Jailolo, energi panas bumi di Songa Bacan.

Dari berbagai potensi yang dimiliki tersebut, sehingga Propinsi Maluku Utara disebut sebagai laboratorium alam geologi dikarenakan kedudukannya berada pada tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Australia yang bergerak ke arah selatan, lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat dan Lempeng Pasifik dari arah barat. Beberapa sumber daya mineral atau bahan galian tambang yang ditemukan tersebar hampir di seluruh daerah Maluku Utara, seperti; Tembaga, Uranium, Emas, Nikel, Batu Bara, Alumanium/Bauksit, Magnesit, Pasir Besi, Titanium, Mangan, Asbes, Kaolin, Diatomit, Batu Permata, Kromit, Pasir Kuarsa, Batu Gamping, Batu Apung, Granit, Talk, Migas, Potensi Panas Bumi, dan Sumber Daya Air.

Demikian pula untuk kegiatan usaha pertambangan yang didukung ketersediaan potensi tambang, utamanya eksploitasi Emas dan Nikel. Sementara masih tersedia potensi bahan galian yang belum diolah sebanyak 18 belas jenis bahan galian yang termasuk golongan A, B dan C. Tingkat produksi dalam tahun yang sama mencapai nilai ekspor 11.670.000 US Dollar.

Di sektor pertambangan didukung oleh ketersediaan potensi tambang, utamanya eksploitasi Emas dan Nikel serta 18 belas jenis bahan galian yang termasuk golongan A, B dan C yang belum diolah. Pulau Halmahera mempunyai potensi endapan bahan galian emas yang cukup prospektif, temuan endapan emas epitermal di daerah Gosowong dengan potensi yang terkandung dalam busur magnetik. Sumber endapan nikel laterit di daerah teluk Weda yang sampai saat ini belum dilakukan eksploitasi secara terinci yang berkisar 92.000.000 ton. Indikasi adanya hidro karbon di Propinsi Maluku Utara ditunjukan oleh gejala rembesan minyak seperti yang ditemukan di Pulau Halmahera yang dilakukan oleh Pertamina dan British Petroleum di Cekungan Halmahera Selatan dengan rembesan flour pada kedalaman 3000 meter,selain itu terdapat potensi panas bumi di Jailolo, energi panas bumi di Songa Bacan.

Dari berbagai potensi yang dimiliki tersebut, sehingga Propinsi Maluku Utara disebut sebagai laboratorium alam geologi dikarenakan kedudukannya berada pada tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Australia yang bergerak ke arah selatan, lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat dan Lempeng Pasifik dari arah barat. Beberapa sumber daya mineral atau bahan galian tambang yang ditemukan tersebar hampir di seluruh daerah Maluku Utara, seperti; Tembaga, Uranium, Emas, Nikel, Batu Bara, Alumanium/Bauksit, Magnesit, Pasir Besi, Titanium, Mangan, Asbes, Kaolin, Diatomit, Batu Permata, Kromit, Pasir Kuarsa, Batu Gamping, Batu Apung, Granit, Talk, Migas, Potensi Panas Bumi, dan Sumber Daya Air.* Emas : 78.200.000 ton Au=2-30 gram/ton yang terdapat di 16 lokasi dan tersebar di Bacan, Galela, Loloda, Kao, Obi, Sanana, Taliabu Barat, Kayoa, Morotai Selatan dan Morotai Utara.*Mangan : di Kecamatan Galela dan Kecamatan Loloda Utara, dan baru eksploitasi sebesar 221.553 ton.*Tembaga dengan jumlah kandungan sebesar 70.000.000 ton tersebar di Bacan, Obi, Loloda,*Besi dengan jumlah kandungan sebesar 87.700.000 ton (20% Fe), * Pasir Besi dengan jumlah kandungan sebesar 10.000.000 ton (terkira),* Batu Bara terdapat di 10 lokasi dan tersebar di Bacan, Jailolo, Galela, Kao, Makian/Malifut, Morotai Selatan, Obi, Sanana, Taliabu Barat dan Loloda. Nikel dengan luas areal 47.898 Ha, terdapat di Obi dan Taliabu.