PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA …/Profil... · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA …/Profil... · perpustakaan.uns.ac.id...
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X
SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Skripsi
Oleh :
Asrofi Sri Mawarni
K2308071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini
Nama : Asrofi Sri Mawarni
NIM : K2308071
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Fisika
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PROFIL PRAKONSEPSI
FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA
MATERI LISTRIK DINAMIS ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakkan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Asrofi Sri Mawarni
K2308071
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X
SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Oleh :
Asrofi Sri Mawarni
K2308071
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pada Hari : ....
Tanggal : ...
Surakarta, Januari 2013
Pembimbing I
Drs. Jamzuri, M Pd.
NIP. 19521118 198103 1 002
Pembimbing II
Sri Budiawanti, SSi, M Si.
NIP . 19770414 200212 2 001
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : .
Tanggal : .
Tim Penguji Skripsi:
:
Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc.
Sekretaris : Dewanto Harjunowibowo, S.Si. M.Sc.
Anggota I : Drs. Jamzuri, M.Pd.
Anggota II : Sri Budiawanti, S.Si. M.Si.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M.Si.
NIP 19660415 199103 1 002
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA
KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI
LISTRIK DINAMIS. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
prakonsepsi dari siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik
Dinamis.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan
pada siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X. Analisis data dilakukan
terhadap 4 kelas dengan jumlah 149 siswa dan 6 siswa yang dipilih sebagai subjek
wawancara. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu
prakonsepsi siswa dengan konsep awal salah yang secara umum dilakukan oleh
siswa lain. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes diagnostik,
wawancara dan pengamatan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data
kualiatatif, yaitu data tes diagnostik, data wawancara, dan data pengamatan.
Analisa data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Dari analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
prakonsepsi Fisika siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada materi
Listrik Dinamis sebagai berikut: (1) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki
prakonsepsi benar tertinggi 50,34% pada prakonsepsi besar arus listrik rangkaian
paralel. (2) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki kesalahan prakonsepsi tertinggi
61,58% pada prakonsepsi sumber tegangan listrik. (3) Rata-rata prosentase siswa
tang tidak memahami tertinggi adalah 58,05% pada prakonsepsi Hukum Ohm.
(4) Rata-rata prosentase kesalahan prakonsepsi siswa yang lebih dari 40 % adalah
sebagai berikut: (a). Prakonsepsi sumber tegangan listrik. (b) Prakonsepsi besar
arus listrik pada rangkaian paralel. (c) Prakonsepsi besar beda potensial pada
rangkaian listrik.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFILE OF PHYSICS STUDENTS
PRECONCEPTION AT THE TENTH GRADE OF SMA NEGERI I BULU,
SUKOHARJO IN THE DYNAMIC ELECTRICAL MATERIAL. Thesis.
Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University.
January 2013.
The purpose of this study was to identify and analyze the preconceptions of
the tenth grade of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo on Dynamic Electrical material.
This research uses descriptive qualitative method conducted on students of
SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo at the tenth grade. Data analysis was conducted on
4 classes by the number of 149 students and 6 students were chosen as the subject
of the interview. The sampling technique is purposive sampling technique that
student preconceptions wrong with the initial concept that is generally done by
other students. Data collection techniques using diagnostic tests, interviews and
observations. Validation data was qualitative data triangulation, ie diaknostik test
data, interview data, and observational data. Analysis of data is done via data
reduction phase, data presentation, and conclusion.
From the data analysis and discussion can be concluded that preconception
Physics at the tenth of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo on Dynamic Electrical
material as follows: (1) The average percentage of students who have the highest
true preconception 50.34% in the parallel circuit of the electrical current. (2) The
average percentage of students who have the highest error preconception 61.58%
on the power supply. (3) The average percentage of students do not understand the
pliers highest is 58.05% on the preconception Ohm's Law. (4) The average
percentage error preconceptions that students of more than 40% are as follows:
(a). Preconception source voltage. (b) the preconceptions of electric current in a
parallel circuit. (c) the potential difference preconceptions on the electrical circuit.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Learning by doing
Learning by teaching
Learning to earn
Earning to live
Living to serve (Proses Pembinaan)
Knowing is not enough, We must APPLY
Willing is not enough, We must DO. (Baden Powell)
BE PREPARE
(The World Association Of Girl Guide And Girl Scout /WAGGGS)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ibuku MARTINI, S.Pd
Ayahku WARDOYO, S.Pd, MM.Pd
Ayah, Ibu.. Beribu terimakasihku tak
cukup untuk tetes demi tetes keringatmu
untuk ku. Doa, kerja keras,
pengorbanan dan kasih sayangmu
wujudkan semua mimpiku.
Adikku BUDHIAWAN DWI
MAWARDI
Singsingkan lengan bajumu, gapai cita-
citamu.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya, penyusunan Skripsi yang berjudul : "PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA
SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI
LISTRIK DINAMIS " dapat diselesaikan.
Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan,
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan
PMIPA Universitas Sebelas Maret.
4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs Surantoro, M.Si. Koordinator
Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini.
5. Bapak Drs. Jamzuri, M Pd. dan Ibu Sri Budiawanti, SSi, M Si. Dosen
pembimbing yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan
Skripsi.
6. Sahabat-sahabatku Fisika 2008, Pramuka UNS, Brahmahardhika, Perisai Diri
UNS untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini jauh dari
sempurna. Namun demikian penulis bergarap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Surakarta, 20 Januari 2013
Penulis
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... .
HALAMAN PERNYATAAN . .
HALAMAN PENGAJUAN .... .
HALAMAN PERSETUJUAN .
HALAMAN PENGESAHAN . .
HALAMAN ABSTRAK ..... .
HALAMAN MOTTO .. .
HALAMAN PERSEMBAHAN .. .
KATA PENGANTAR ..... .
DAFTAR ISI ... .
DAFTAR GAMBAR ... .
DAFTAR TABEL ... .
DAFTAR LAMPIRAN ... .
BAB I. PENDAHULUAN . .
A. Latar Belakang Masalah .. .
B. Identifikasi Masalah .... .
C. Pembatasan Masalah .
D. Perumusan Masalah ..... .
E. Tujuan Penelitian ........ .
F. Manfaat Penelitian ... .
BAB II. LANDASAN TEORI .... .
A. Tinjauan Pustaka . .
1. Belajar .... .
2. Hakikat Fisika .................................................................... ........
3. Konsep dan Definisi........................................................... .
a. Konsep ..... .
b. Pemahaman Konsep .... .
c. Definisi .
Hal.
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xi
xiv
xv
xvi
1
1
4
4
4
5
5
6
6
6
8
10
10
11
12
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Macam macam Konsep .... .
4. Prakonsepsi, Konsepsi, Miskonsepsi . .
a. Prakonsepsi ..... .
b. Konsepsi ........ .
c. Miskonsepsi ..... .
5. Identifikasi Prakonsepsi ..... .
a. Peta Kosep ....... .
b. Tes Esai Tertulis ...... .
c. Interview Klinis ... .
d. Diskusi Dalam Kelas ... .
6. Materi Listrik Dinamis .. .
a. Arus Listrik .. .
b. Resistansi dan Hukum Ohm .
c. Kombinasi Resistor .. .
d. Hukum Kirchoff .. .
e. Sumber Tegangan...
f. Energi dan Daya Listrik .. .
B. Penelitian yang Relevan ........ ........ .
C. Kerangka Berpikir ....... .
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........ .
A. Tempat dan Waktu Penelitian .. .
1. Tempat Penelitian....... .
2. Waktu Penelitian .... .
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................. .
C. Sumber Data ..................... .
D. Teknik Sampling ............. .
E. Teknik Pengumpulan Data ...... .
1. Metode Tes ........................................................................ .
2. Wawancara ........................................................................ .
3. Pengamatan ........................................................................ .
Hal.
13
13
13
14
14
15
15
15
16
16
16
16
17
19
20
21
22
24
29
31
31
31
31
31
32
32
33
33
33
33
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
F. Validitas Data .. .
G. Analisis Data............................................................................. . ...........
H. Prosedur Penelitian.................................................................. .
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... .
A. Deskripsi Data..... .
1. Data Hasil Pengamatan... .
2. Data Wawancara .
3. Data Hasil Tes ... .
B. Analisis Data .. .
C. Pembahasan .
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... .
A. Kesimpulan .. .
B. Implikasi .. .
C. Saran .... .
DAFTAR PUSTAKA .. .
LAMPIRAN .... .
Hal.
34
34
36
38
38
38
39
39
40
43
69
69
69
70
71
75
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan dalam
Suatu Penghantar .. .
Hambatan yang Disusun Seri. .
Hambatan yang Disusun Paralel .
Rangkaian Tertutup .
Percabangan Arus . .
Sumber Tegangan yang Disusun Seri .....
Sumber Tegangan yang Disusun Paralel . .
Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter .
Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman .
Bagan Kerangka Berfikir... .
Diagram Balok Hasil Tes Diagnostik Prakonsepsi .
Rangkaian Sumber Tegangan ................................................... .
Rangkaian dengan Sumber Tegangan Paralel ........................... .
Rangkaian Seri dengan Ampermeter .... .
Tiga Rangkaian Seri dengan Perbedaan Letak Hambatan ... .
A. Rangkaian Seri dengan Resistor dan Lampu,
B. Rangkaian Seri dengan Lampu ........................ .
Rangkaian Seri dengan Hambatan Berubah-ubah ..
Rangkaian Hambatan Paralel .... .
Rangkaian Paralel dengan Hambatan Lampu dan Resistor ...... .
Rangakaian Hambatan Paralel dengan Sakelar . .
Rangkaian Paralel dengan Hambatan .
Rangkaian Paralel dengan Beberapa Titik Percabangan ... .
Rangkain Gabungan Seri dan Paralel .
Rangkaian Hubungan Singkat ... .
Grafik Hubungan Tegangan dan Arus Listrik ... .
Rangkaian Seri dengan 3 Hambatan ..... .
Rangkaian Arus Masuk dan Arus Keluar . .
Hal.
17
19
19
20
21
21
21
24
28
30
43
44
45
46
47
47
49
52
53
55
56
57
58
59
60
61
64
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark .... .
Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa .... .
Prakonsepsi Siswa .....
Prakonsepsi Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Berdasarkan
Jenis-jenis Prakonsepsi ..................................... .
Prosentase Rata-rata Prakonsepsi Tiap Indikator Terhadap
Tipe Prakonsepsi ....................................................................... .
Hal.
11
35
36
40
42
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 21
Lampiran 21
Silabus ............................................................................
Kisi-kisi Soal ................................................................ .
Tes Prakonsepsi Listrik Donamis ................................. .
Lembar Jawab ............................................................... .
Kunci Jawaban .............................................................. .
Lembar Telaah Butir Soal ............................................ .
Rekap Hasil Telaah Kualitatif ...................................... .
Reliabilitas Soal Menggunakan ITEMAN.................... .
Lembar Pengamatan ..................................................... .
Lembar Wawancara....................................................... .
Jawaban Tes Prakonsepsi Siswa.................................... .
Hasil Jawaban Siswa..................................................... .
Hasil Lembar Pengamatan............................................. .
Hasil Wawancara .......................................................... .
Data Prakonsepsi 6 Siswa ............................................. .
Prosentase Hasil Jawaban Tes Diagnostik ................... .
Prakonsepsi Siswa dengan Konsep yang Benar Tiap
Butir Tes........................................................................
Kesalahan Prakonsepsi Siswa Tiap butir Tes................
Foto ............................................................................... .
Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.............................. .
Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Skripsi.................. .
Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo....................... .
Surat Keterangan Research (Penelitian) di SMA
Negeri 1 Bulu Sukoharjo............................................... .
75
91
92
107
108
109
113
115
122
123
125
127
154
158
176
177
178
181
184
185
186
187
189
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah (Nyoman Subratha,
2006:456). Sertifikasi guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional termasuk didalammnya sumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa
khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Pada era globalisasi, sumber daya
manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat
berkompetisi, sehingga pendidikan formal merupakan salah satu wahana dalam
membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Fisika sebagai
bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam
membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Paul Suparno (2009: 76) menyatakan bahwa Fisika perlu diajarkan di
SMA/MA dikarenakan Fisika mampu menumbuhkan kemampuan berpikir yang
berguna dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Pelajaran Fisika
diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
yang diperlukan di kehidupan sehari-hari, di perguruan tinggi dan dapat
mendukung perkembangan teknologi. Pembelajaran Fisika perlu dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah agar menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap ilmiah.
Fisika juga dipelajari melalui suatu percobaan untuk memberikan
jawaban serta membuktikan pengetahuan secara teoritis. Belajar Fisika merupakan
proses yang berkesinambungan untuk memperoleh konsep-konsep baru, ide-ide
baru, dan pengetahuan baru yang berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Maka pengajar Fisika harus lebih menekankan pada cara siswa
menguasai konsep-konsep Fisika berbasis pendekatan proses.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Menurut I Wayan Sadia ( 2004 : 41) bahwa dalam model konvensional,
tampak bahwa para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan
ke dalam kepada para siswanya, tanpa memperhatikan prior knowladge siswa
atau gagasan gagasan yang telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar
secara formal di sekolah. Siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan Fisika
yang mereka bawa dari lingkungan ke kelas. Sebagai contoh, yaitu peristiwa
fenomena sehari-hari seperti gerak, gaya, benda yang jatuh bebas, listrik, energi,
dan peristiwa alam yang lainnya. Pengalaman-pengalaman tersebut mempunyai
pengaruh terhadap pandangan anak sehingga dalam pikiranya terbentuk intuisi
dan teori tentang Fisika sebelum mereka mempelajari di sekolah. Beberapa di
antara pemahaman tersebut ada yang sepadan dengan pemahaman yang dipegang
oleh para pakar sains ( konsep ilmiah ) tetapi banyak juga pehaman yang berbeda
dengan konsep ilmiah. Perbedaan pemahaman sering terjadi pada waktu guru
memberikan konsep baru yang tidak sama dengan teori siswa yang telah terbentuk
dari pengalamnya. Perbedaan ini menyebabkan siswa tetap bertahan dengan
pendapatnya sendiri. Prakonsepsi atau prior knowledge siswa yang pada
umumnya bersifat miskonsepsi yang dapat mengganggu pembentukan konsep
ilmiah. Ausubel dalam I Wayan Sadia (2004 : 42) juga mengemukakan bahwa
proses pembelajaran yang tidak menghiraukan prakonsepsi siswa, akan
mengakibatkan miskonsepsi-miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil.
Salah satu materi pelajaran Fisika yang diajarkan di Sekolah Menengah
Atas kelas X semester genap adalah Listrik Dinamis, sebagai salah satu cabang
materi Fisika yang mempelajari konsep Sumber Arus Searah yang akan
mempengaruhi pemahaman konsep dijenjang yang lebih tinggi. Penguasaan
konsep Listrik Dinamis dapat tercapai ketika siswa sudah memahami konsep
dasar materi sebelumnya yaitu siswa sudah mempelajari Listrik Statis dan
Sumber-sumber Arus Searah.
Kanthi Nugraheni (2007:10) menyatakan bahwa kurang optimalnya
pencapaian tujuan pembelajaran Fisika dipengaruhi miskonsepsi dan kondisi
pembelajaran yang kurang memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki siswa.
Evaluasi digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapai tujuan pembelajaran
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
setiap akhir program pembelajaran. Indikator keberhasilan pembelajaran
diwujudkan dalam bentuk nilai ulangan berupa nilai rata-rata ulangan harian suatu
sekolah. prakonsepsi yang telah dimiliki siswa dari kehidupan sehari-hari maupun
dari pendidikan sebelumnya dapat mengganggu kelancaran proses belajar siswa.
Prakonsepsi siswa atas konsep Fisika yang dibangun oleh siswa itu sendiri melalui
belajar informal dalam upaya memberikan makna atas pengalaman meraka
seharihari mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan konsepsi
ilmiah
Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara yang
satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang
sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Dalam Fisika sebuah informasi disampaikan dalam bentuk konsep sehingga pada
saat kegiatan belajar mengajar Fisika menuntut siswa memahami konsep yang
disampaikan guru dengan benar. Pemahaman konsep awal yang salah dapat
menyebabkan miskonsepsi. Usler Simarmata (2008 : 1) mengungkapkan sulitnya
siswa menyerap materi Fisika disebabkan kesalahan konsep yang diderita siswa.
Kesalahan konsep Fisika bukan hanya ditingkat pendidikan menengah tapi juga ke
pendidikan tinggi. Seperti hasil penelitian Sondang R Manurung (2000) bahwa
ada kesalahan konsep listrik pada siswa SMU Negeri Percut Sei Tuan. Faktor
yang diduga sebagai penyebab kesalahan konsep dalam pemahaman konsep Fisika
tersebut, disebabkan pengalaman siswa yang terbawa dari pengalaman belajar
ditingkat sebelumnya, seperti temuan penelitian Kadim Masykur (1996) bahwa
kesalahan konsep dalam belajar Fisika telah terjadi dimana-mana, yang terjadi
ditingkat pendidikan rendah sampai tinggi (Usler Simarmata, 2008 : 1).
Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, materi Listrik Dinamis yang
dipelajari siswa kelas X adalah Arus Listrik, Tegangan Listrik, Hukum Ohm,
Hukum Kirchhoff, Daya Listrik, Energi Listrik dan Alatalat ukur serta beberapa
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesalahan konsep yang terjadi pada siswa tampaknya sampai sekarang
masih terjadi. Fakta yang berasal dari penelitian dan hasil survey yang dilakukan
oleh : (1) Kanthi Nugraheni pada tahun 2007. (2) Fita Maftuhah pada tahun 2011.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Masalah prakonsepsi siswa terhadap suatu materi Listrik Dinamis untuk
dicari pemecahannya supaya tidak menghambat siswa terhadap konsep Listrik
Dinamis yang lebih komplek yang akan dipelajari di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu adanya penelitian
tentang ada tidaknya prakonsepsi siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo
terhadap materi pelajaran Fisika khususnya pada materi Listrik Dinamis. Adapun
judul penelitian tersebut adalah Profil Prakonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA
Negeri I Bulu Sukoharjo pada Materi Listrik Dinamis
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka ditemukan ada masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran Fisika di SMA yaitu adanya prakonsepsi yang
salah disebabkan perbedaan kemampuan siswa dan ketidakmampuan siswa
mengaitkan konsep-konsep yang satu dengan yang lainnya.
C. Pembatasan Masalah
Supaya pembahasannya lebih terarah, dalam penelitian ini dibatasi pada
materi pelajaran, dasar penggolongan penelitian dan subjek penelitian.
Pembatasan pada materi pelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada materi Listrik
Dinamis. Dasar penggolongan penelitian dilaksanakan untuk mengidentifikasi ada
atau tidaknya prakonsepsi siswa. Sedangkan pada subjek penelitian yang diteliti
yaitu pada siswa SMA kelas X yang belum menerima materi Listrik Dinamis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana profil prakonsepsi siswa kelas
X SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo pada materi Listrik Dinamis?
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan prakonsepsi dari siswa SMA
Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik Dinamis.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan langkah-langkah perbaikan berkaitan dengan proses belajar mengajar
Fisika dan masukan bagi guru Fisika SMA kelas X agar lebih memperhatikan
kesalahan prakonsepsi yang teridentifikasi pada diri siswa dalam pembelajaran
Fisika materi Listrik Dinamis.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
(Asari Djohar, 2003:1). Peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran
untuk menambah pengatahuan dengan cara menghafal.
Definisi tentang belajar menurut Cronbach yang dikutip oleh Sardiman
(2001:20) menyatakan bahwa : Learning is shown by a change in behavior as a
result of experience. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan, di mana
lingkungan memberikan pengalaman-pengalaman hingga terbentuknya tingkah
laku. Harold Spears dalam Sardiman (2001:20) memberikan definisi batasan
:Learning is to observe, to read, to imitate, to try someting themselves, to listen,
to follow direction. Jadi belajar adalah proses mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu, mendengarkan dan mengikuti arah. Sedangkan Georch dalam
Sardiman (2001:20) mengatakan : Learning is a change in performance as a
result of practice. Belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil dari
pelakuan. Perubahan penampilan tersebut dapat berupa bertambahnya ilmu karena
proses belajar mengajar.
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa belajar itu
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sebagainya.
Pengertian lain, dapat dilihat secara makro maupun secara mikro, dilihat
dalam arti luas atau terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan
sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.
Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dimyati dan Mudjiono (1999:7) berpendapat bahwa belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Terjadi atau tidak terjadinya proses belajar
tergantung pada siswa. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas namun
juga terjadi di lingkungan.
Skinner berpandangan bawa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bika ia tidak
belajar maka responsnya menurun. Guru dapat menyusun program pembelajaran
menurut skinner dengan memperhatikan pemilihan stimulus yang diskriminatif
dan penggunaan penguatan ( Dimyati dan Mudjiono, 1999:9).
Menurut Poerwodarminto, dalam kamus Umum bahasa Indonesia
menjelaskan belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan
sebagainya). Jadi belajar adalah suatu proses tingkah laku dalam diri manusia
dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau
dimilikinya dipergunakannya hingga suatu saat dievaluasi.
Eri Muniasih dkk (2009 : 4-6) mengungkapkan seseorang yang
mendapatkan pengetahuan, maka akan tampak perubahan dalam dirinya,
misalnya:
1. Perubahan yang disadari dan disengaja. Perubahan perilaku yang terjadi
merupakan usaha sadar dan sengaja dari individu yang bersangkutan.
Contohnya pengetahuan semakin bertambah atau ketrampilan semakin
meningkat.
2. Perubahan yang berkesinambungan. Bertambahnya pengetahuan atau
ketrampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh.
3. Perubahan fungsional. Perubahn perilaku dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan.
4. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat
normatif dan menunjukkan kearah kemajuan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
5. Perubahan yang bersifat aktif. Individu aktif berupaya melakukan perubahan
untuk memperoleh perilaku baru.
6. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku dari proses belajar
cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Sikap individu yang belajar pasti ada
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan
hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh
perubahan dalam sikap dan ketrampilan.
Dari pendapat teori belajar peneliti menyimpulkan bahwa belajar itu
sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik yang menyebabkan perubahan
tingkah laku menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Hakikat Fisika
Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu
ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, maka dari itu perkembangan
Fisika didasarkan atas pengamatan dan pengukuran. Berasal dari bahasa Yunani
"Physic" yang berarti "alam" atau "hal ikhwal alam", sedangkan Fisika (dalam
bahasa inggris "Physic) ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang
dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan
hukum-hukum elementernya. Dalam kurikulum 2004 berstandar kompetensi
Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Jadi, Fisika
bukan ilmu yang hanya mempelajari rumus-rumus mati.
Pendidikan karakter perlu dilaksanakan secara simultan-integratif
melibatkan semua matapelajaran. Pelajaran Fisika juga harus memberikan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sumbangan nyata terhadap penyimpan generasi masa depan Indonesia yang
berkarakter kuat.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa
kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimaksudkan untuk
(1) mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi
(untuk jenjang SD), memperoleh kompetensi dasar (untuk jenjang SMP) dan
kompetensi lanjut (untuk jenjang SMA), serta (2) menanamkan kebiasaan (untuk
jenjang SD) dan membudayakan (untuk jenjang SMP dan SMA) berpikir dan
berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri (Sutopo, 2011: 2).
Tujuan pendidikan Fisika untuk mengembangkan kemampuan
melakukan kerja ilmiah, penalaran dan penguasaan konsep, prinsip, dan
ketrampilan (Suparno, 2009: 78). Permendiknas tentang standar isi menyatakan
bahwa tujuan pelajaran Fisika di SMA adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap Fisika. (2)
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain. (3) Mengembangkan pengalaman. (4)
Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika. (5) Menguasai konsep
dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan mengembangkan pengetahuan
dan sikap percaya diri (Sutopo, 2011: 2-3).
Belajar fisika bukan hanya menghafalkan rumus-rumus saja, melainkan
agar siswa dapat benar-benar memahami, menguasai, mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari materi-materi yang ada didalamnya termasuk sikap dan cara
berpikir ilmiah yang coba ditanamkan melalui pelajaran Fisika itu sendiri. Dari
beberapa pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan
ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa
alam secara sederhana sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Fisika
menguraikan dan menganalisis struktur peristiwa alam semesta dan dari sini akan
ditemukan konsep-konsep, aturan-aturan atau hukum-hukum alam yang dapat
menerangkan gejala-gejala yang ada ataupun dikembangkan dalam bentuk hukum
dan teori-teori.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Konsep dan Definisi
a. Konsep
Menurut Rosser mengemukakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi
atau pemaparan yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian
kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mewakili atribut-atribut yang sama
(Ratna Wilis Dahar, 1989:80). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(1991:764) konsep adalah gambaran suatu objek, proses, atau apapun yang berada
diluar bahasa yang dahulu digunakan oleh akal budi untuk memahami masalah
lainnya.
Menurut Rosser dalam Ratna Wilis Dahar ( 1989 : 79 ) suatu konsep
terdiri dari (1) Nama konsep, (2) Atribut-atribut, kriteria dan variabel konsep, (3)
Definisi konsep, (4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, (5) Hubungan
konsep dengan konsep lain.
1) Nama konsep, digunakan sebagai komunikasi dengan orang lain dan
memberikan tanda suatu objek.
2) Atribut konsep merupakan ciri suatu konsep yang dapat digunakan untuk
membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh. Sedangkan variabel
konsep adalah ciri yang berbeda antara contoh-contoh tanpa mempengaruhi
kategori suatu konsep.
3) Definisi konsep merupakan pernyataan suatu konsep.
4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh merupakan pengembangan suatu
konsep.
5) Hubungan konsep dengan konsep lain yaitu saling berkaiatan. Di mana konsep
yang satu memiliki keterkaitan dengan konsep yang lain.
Dari beberapa pendapat diatas konsep adalah abstraksi atau maksud dari
sebuah objek atau kejadian yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dari
sifat-sifat yang merupakan karakteristik suatu objek, kejadian atau fenomena
tertentu.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Pemahaman Konsep
Menurut Jatmiko pemahaman adalah kemampuan menyerap arti dari
materi yang meliputi tiga aspek :
1) Menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri.
2) Mengenali sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan yang
ada dibuku.
3) Menginterpretasikan atau menarik kesimpulan yang benar dan ilmiah (Siti
Rahayu Haditono, 1992:21).
Dari pendapat di atas pemahaman adalah tingkat kemampuan dalam
mendefinisikan dan mengungkapkan konsep dengan benar melalui pemikiran
sendiri.
Derajat pemahaman konsep siswa menurut Mark sebagaimana yang
dikutip oleh Abraham (1992:112) dapat digolongkan menjadi enam derajat
pemahaman seperti dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark dalam Abraham
(1992:112)
No Derajat Pemahaman Kriteria Kategori
1 Tidak ada respon Tidak ada jawaban Tidak memahami
2 Tidak memahami Mengulang pertanyaan
Menjawab tak berhubungan
dengan pertanyaan
Jawaban tidak jelas.
Tidak memahami
3 Miskonsepsi Menjawab tetapi penjelasan
tidak benar atau tidak jelas.
Miskonsepsi
4 Memahami
sebagian dengan
miskonsepsi
Jawaban menunjukkan ada
konsep yang dikuasai tetapi ada
pernyataan yang menunjukkan
prakonsepsi
Miskonsepsi
5 Memahami
sebagian
Jawaban hanya menunjukkan
adanya sebagian konsep yang
Memahami
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dipahami tanpa miskonsepsi
6 Memahami konsep Jawaban menunjukkan konsep
yang dipahami dengan semua
penjelasan benar.
Memahami
Kriteria pemahaman konsep, yaitu:
1) Mengenali konsep, di mana siswa mampu menyebutkan nama dan atribut
konsep.
2) Menjelaskan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan definisi konsep
beserta contohnya.
3) Menjelaskan proses konsep, di mana siswa mampu menjelaskan proses
terbentuknya konsep tersebut.
4) Menginterpretasikan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan hubungan
antara konsep yang satu dengan yang lain.
c. Definisi
Agar dapat digunakan secara operasional, suatu konsep perlu
diungkapkan dengan kalimat yang memuat pembatasan-pembatasan konsep
tersebut. Ungkapan yang membatasi konsep inilah yang disebut dengan definisi.
Definisi suatu konsep dapat dibedakan menjadi:
1) Definisi analitik
Definisi analitik yaitu definisi yang menyebutkan genus proksimum (keluarga
terdekat) dan diferensia spesifika (pembeda khusus).
2) Definisi genetik
Definisi genetik yaitu definisi yang menunjukkan atau mengungkapkan cara
terjadinya atau terbentuknya konsep yang didefinisikan.
3) Definisi dengan rumus
Definisi dengan rumus yaitu suatu definisi yang diungkapkan dengan kalimat
matematis atau rumus.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Macam-macam Konsep
Menurut Moh. Amien dalam Das Salirawati (2010:13) konsep dapat
dibedakan konsep menjadi tiga berdasarkan bentuknya, yaitu konsep
klasifikasional, konsep korelasional, dan konsep teoritik.
1) Konsep klasifikasional
Berbentuk konsep yang didasarkan pada klasifikasi fakta-fakta ke dalam
bagan-bagan yang terorganisir untuk menerangkan suatu objek atau gejala.
2) Konsep korelasional
Konsep yang dibentuk dari kejadian-kejadian khusus yang saling
berhubungan atau observasi yang terdiri dari dugaan. Konsep ini terdiri dari
suatu dimensi yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel yang
dirumuskan dengan jika... maka...
3) Konsep teoritik
Konsep yang mempermudah penjelasan terhadap fakta atau kejadian-kejadian
dalam sistem yang terorganisir. Proses ini menyangkut proses pengembangan
mulai dari yang diketahui sampai yang belum diketahui.
4. Prakonsepsi, Konsepsi, Miskonsepsi
a. Prakonsepsi
Prakonsepsi adalah konsep awal yang dimiliki oleh seseorang. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia pengertian prakonsepsi adalah gagasan sebelum
menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan sebenarnya. Euwe Van Den Berg
(1991: 10) menyatakan bahwa Prakonsepsi adalah konsepsi yang dimiliki siswa
sebelum pelajaran dimulai, di mana konsep tersebut terbentuk dari pengalaman-
pengalaman-pengalaman sebelumnya walaupun mereka sudah pernah
mendapatkan pelajaran formal.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prakonsepsi
adalah konsep awal yang dimiliki seseorang tentang suatu obyek mengalami atau
konsep yang didefinisikan menurut pengalaman seseorang. Prakonsep siswa akan
mempengaruhi proses belajar mengajar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Konsepsi
Dalam memahami konsep-konsep Fisika tidak semua siswa mempunyai
tafsiran dan pemahaman yang sama. Menurut Euwe Van Den Berg : konsepsi
adalah tafsiran perseorangan dari suatu konsep ilmu yang sudah dibuktikan
kebenarannya dan diakui oleh orang lain (1991:10). Menurut kamus besar bahasa
Indonesia konsepsi adalah pengertian, pendapat atau pemahaman dari seseorang
yang mengungkapkan.
Di Fisika kebanyakan konsep telah mempunyai arti yang jelas dan telah
disepakati oleh para tokoh Fisika, akan tetapi konsepsi para siswa berbeda-beda
sesuai dengan pengalaman dan cara pandangnya masing-masing. Tafsiran dari
setiap orang mengenai konsep yang berbeda-beda inilah yang disebut sebagai
konsepsi. Maka dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan pengertian atau
pemahaman suatu konsep ilmu yang ditemukan oleh ahli.
c. Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang bertentangan atau berbeda
dengan konsepsi para ahli di mana konsep tersebut terbentuk setelah pembelajaran
(Euwe Van Den Berg, 1991:10). Siswa mengalami miskonsepsi apabila
pemahaman siswa terhadap suatu konsep berbeda dengan apa yang dipahami atau
dimaksudkan ilmiah ataupun kurikulum termasuk didalamnya buku-buku acuan
yang dipakai.
Nana Sudjana (1989: 27) mensyaratkan kondisi untuk mempelajari
konsep, yaitu unsur-unsur prasyarat hendaknya diulang lagi; konsep yang lebih
tinggi tingkatannya harus menekankan sifat-sifat umum yang memiliki hubungan
dengan setiap konsep dasar; konsep prasyarat harus jelas dan siap terdapat dalam
ingatan sebelum suatu konsep yang lebih tinggi dikembangkan. Hal ini berarti
pemahaman terhadap konsep dasar Fisika sangat memegang peranan dalam
pemahaman konsep-konsep Fisika selanjutnya. Oleh karena itulah, seorang guru
yang memperkenalkan pertama kali suatu konsep dasar Fisika diharapkan tidak
salah dalam penyampaian, karena hal ini akan berakibat fatal ketika konsep
tersebut digunakan sebagai prasyarat memahami konsep Fisika yang lain. Konsep
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sebagai wujud hasil dari proses pembelajaran yang dicerminkan dalam bentuk
nilai/prestasi belajar Fisika akan melibatkan proses perubahan dari prakonsepsi
awal yang dimiliki peserta didik sebagai usaha pencapaian keutuhan konsep,
sehingga permasalahan salah konsep atau miskonsepsi tidak akan muncul.
Dari penegertian tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah
konsep yang dibagun dari proses pembelajaran dan konsep yang terbentuk tidak
sesuai dengan konsep ahli.
5. Identifikasi Prakonsepsi
Diperlukan cara-cara mengidentifikasi atau mendeteksi salah pengertian
konsep yaitu melalui peta konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi kelas
(Novak, 1985 : 94 ; Pearsall, 1996:199 ; Sadia, 1997:8 ; Harlen, 1992:176).
a. Peta Konsep (Concept Maps)
Novak (1985 : 94) mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat
skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan
dalam suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan
yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta
konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta.
Pearsal (1996 : 199) menyatakan bahwa dengan peta konsep dapat dilihat refleksi
pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep
tersebut dapat dideteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus
perubahan konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep
tersebut ada baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam
interview itu siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-
gagasannya.
b. Tes Esai Tertulis
Guru dapat mempersiapkan suatu tes esai yang memuat beberapa konsep
Fisika yang memang mau diajarkan atau yang sudah diajarkan. Dari tes tersebut
dapat diketahui salah pengertian yang dibawa siswa dan salah pengertian dalam
bidang apa. Setelah ditemukan salah pengertiannya, beberapa siswa dapat
diwawancarai untuk lebih mendalami mengapa mereka punya gagasan seperti itu.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Interview Klinis
Interview klinis dilakukan untuk melihat miskonsepsi pada siswa. Guru
memilih beberapa konsep Fisika yang diperkirakan sulit dimengerti siswa, atau
beberapa konsep Fisika yang essensial dari bahan yang mau diajarkan. Kemudian,
siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep di
atas. Dari sini dapat dimengerti latar belakang munculnya kesalahan konsep.
d. Diskusi dalam Kelas
Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka
tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang mau diajarkan. Dari diskusi di
kelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan/ide mereka tepat atau tidak (Harlen,
1992:176). Dari diskusi tersebut, guru atau seorang peneliti dapat mengerti
konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih cocok digunakan
pada kelas yang besar dan juga sebagai penjajakan awal.
6. Materi Listrik Dinamis
a. Arus Listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui
suatu luasan penampang melintang (Tipler, 2001:138). Pergerakan muatan ini
terjadi pada bahan konduktor. Muatan listrik dapat mengalir dalam suatu
rangkaian bila dihubungkan dengan sumber energi. Muatan listrik dikenai suatu
gaya, yaitu gaya gerak listrik (ggl) sehingga dapat bergerak. Ggl ini disebut juga
beda potensial.
Secara konvensional, arah arus listrik sama dengan arah aliran muatan
positif, yaitu dari titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah
dalam suatu rangkaian tertutup. Setelah penemuan konsep tentang elektron,
diketahui bahwa pada saat terjadi arus listrik, muatan yang sebenarnya bergerak
adalah muatan negatif (elektron). Karena elektron mengalir dari potensial rendah
(kutub yang lebih negatif) menuju ke potensial tinggi, maka dapat pula dikatakan
bahwa arus listrik berlawanan dengan arah gerak muatan negatif (elektron).
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dalam selang waktu ( t ), muatan yang melewati penampang ( A ) adalah q
sehingga kuat arus listrik ( I ) yang mengalir dapat dinyatakan sebagai :
=
(1)
dengan q adalah banyaknya muatan yang mengalir untuk selang waktu ( t )
yang sangat kecil. Untuk arus searah, jumlah muatan yang mengalir melalui suatu
penampang kawat/konduktor adalah konstan sehingga dapat dituliskan:
=
(2)
Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah coulomb per sekon ( C/s ) yang lebih
dikenal dengan ampere ( A ).
Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar A, maka rapat arus (J) dapat
dituliskan:
=
(3)
Rapat arus didefinisikan sebagai besarnya kuat arus per satuan luas penampang.
Rapat arus J mempunyai satuan ampere/m2.
b. Resistansi dan Hukum Ohm
Menurut Hukum Ohm, pada komponen Ohmik (komponen yang
memenuhi Hukum Ohm) kuat arus ( I ) berbanding lurus dengan besarnaya
tegangan yang diberikan ( V ) untuk suhu yang konstan dalam suatu segmen
kawat. Jika disajikan dalam bentuk grafik, maka grafik hubungan antara arus
listrik yang mengalir dan tegangan yang diberikan dalam suatu penghantar adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan
dalam Suatu Penghantar.
I ( A )
V ( Volt ) o
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Apabila hambatan yang digunakan diganti dengan yang lain, gradien
kurva akan berubah. Jika kemiringan grafik tersebut adalah m, didapatkan
hubungan :
= = (4)
Besarnya gradient ( m ) adalah berbanding terbalik dengan besarnya
hambatan suatu bahan ( R ). Konstanta kesebandingan arus dan tegangan ditulis
1/R, di mana R disebut resistansi. Sehingga akan didapatkan hubungan :
1 =
1 =
(5)
Besarnya hambatan listrik dalam satuan SI dinyatakan dalam Ohm ( ).
Dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan persamaan matematik hukum
Ohm yaitu:
= (6)
Besarnya hambatan (R) suatu bahan / kawat penghantar berbanding lurus
dengan nilai hambatan jenis () dan panjang bahan penghantar ( l ), serta
berbanding terbalik dengan luas penampangnya ( A ). Secara matematis,
pernyataan tersebut dapat disajikan dalam persamaan :
=
(7)
Perubahan hambatan jenis sebanding dengan besarnya perubahan suhu
(T), sehingga perubahan nilai hambatan juga akan mengikuti hubungan :
= 0 (8)
Sehingga
= 0 1 + (9)
di mana :
RT : hambatan pada suhu T0C
R0 : hambatan mula-mula
: koofisien suhu hambatan jenis ( per 0C )
T : perubahan suhu ( 0C )
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Kombinasi Resistor
1) Hubungan seri
Hubungan seri hambatan-hambatan listrik dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Hambatan yang Disusun Seri
Hambatan total (Rt) beberapa hambatan yang disusun secara seri dapat dituliskan
sebagai :
= 1 + 2 + + (10)
Besarnya arus yang mengalir pada setiap hambatan adalah sama
= 1 = 2 = (11)
Selain itu, hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, dimana :
1 = 1
1+2 (12)
atau
= 1 + 2 + 3 + (13)
2) Hubungan Paralel
Hubungan paralel komponen listrik dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Hambatan yang Disusun Paralel
Hambatan total ( Rt ) beberapa hambatan yang disusun secara paralel dapat
dituliskan sebagai :
1
=
1
1+
1
2+ +
1
(14)
Dapat juga dituliskan bahwa untuk dua hambatan yang dihubungkan secara
paralel :
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
= 12
1+2 (15)
Sedangkan jika ada n buah resistor yang sama besar ( R1 = R2 =....= Rn=R) yang
dihubungkan secara paralel, maka:
=
(16)
Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus ( It = I1 + I2 +...+In ) dan beda
potensial setiap hambatan adalah sama ( Vt = V1 = V2 = Vn ).
d. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff mengatakan bahwa :
(1). Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda
potensialnya harus sama dengan nol. (2). Pada setiap titik percabangan jumlah
arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari
titik tersebut. Hukum I Kirchof atau kaedah loop (loop rule) didasarkan atas
kekekalan energi. (Tipler, 2001:174)
+ = 0 (17)
Misalkan arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a
Gambar 2.4 Rangkaian Tertutup
Kuat arus listrik I dari gambar di atas dapat ditentukan dengan menggunakan
Hukum I Kirchoff.
+ = 0 (18)
1 2 1 + 2 + = 0 (19)
Hukum II Kirchoff secara matematis dapat dituliskan sebagai :
= (20)
Misalkan kita memiliki sebuah percabangan arus seperti Gambar 2.5 berikut :
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.5 Percabangan Arus
Berdasarkan Hukum II Kirchoff, maka akan berlaku persamaan :
1 + 2 = 3 + 4 + 5 (21)
e. Sumber Tegangan
1). Rangkaian sumber tegangan seri
Gambar 2.6 Sumber Tegangan yang Disusun Seri
Gambar 2.6 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara seri.
Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus yang
dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai seri sebagai berikut:
= . (22)
= . (23)
= .
+ . (24)
2). Rangkaian sumber tegangan paralel
Gambar 2.7 Sumber Tegangan yang Disusun Paralel
I4
I1 I2
I3
I5
1 r1 2 r2 3 r3
R
1 r1
2 r2
3 r3
R
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 2.7 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara paralel.
Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus
yang dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai paralel sebagai berikut:
= (25)
=
(26)
=
+
(27)
f. Energi dan Daya Listrik
1). Energi Listrik
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber
arus. Besarnya energi listrik yang dikeluarkan sumber arus dalam waktu tertentu
sebagai berikut:
Rangkaian A Rangkaian B
Gambar 2.8 Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter
Gambar 2.8 rangkaian A dan rangkaian B menunjukkan pemasangan
voltmeter dan ampermeter. Voltmeter dihubungkan secara paralel dengan resistor
untuk mengukur beda potensial pada resistor, sehingga tegangan jatuh pada
voltmeter sama seperti pada resistor. Sebuah voltmeter yang baik memiliki
resistansi yang besar sehingga efeknya pada rangkaian menjadi minimal (Tipler.
2001: 194). Untuk mengukur arus, ampermeter disusun secara seri dengan resistor
sehingga ampermeter dan resistor membawa arus yang sama. Karena ampermeter
memiliki resistansi, maka arus dalam rangkaian berkurang karena ampermeter
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
disisipkan. Idealnya, amperemeter memiliki resistansi yang sangat kecil sehingga
hanya sedikit perubahan yang terjadi terhadap arus yang akan diukur.
Amperemeter memiliki rentang ukur tertentu bergantung dari rangkaian yang
digunakan (Dicky Arinanda Arifin, 2011: 11). Sebagai contoh ammperemeter
dengan sensitifitas 1 mA dapat mengukur arus rangkaian dari 0 sampai dengan 1
mA. Ampermeter memiliki batas maksimal, jika hambatannya kecil dan dipasang
sebelum beban maka akan menyebabkan terbakarnya amperemeter. Sehingga
Gambar 2.8 rangkaian A baik untuk mengukur arus. Sedangkan rangkaian B tidak
dianjurkan karena dapat merusak amperemeter.
Jika arus listrik mengalir pada pengkantar yang berhambatan R, maka
sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada
beda potensial, kuat arus dan waktu. Maka persamaan energi dapat dirumuskan:
= (28)
= (29)
= 2 (30)
di mana:
W : energi listrik (Wh)
V : teganga listrik (Volt)
R : hambatan listrik (Ohm)
t : selang waktu (sekon)
2). Daya Listrik
Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu. Dari definisi ini,
maka daya listrik (P) dapar dirumuskan :
=
(31)
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Penelitian yang Relevan
I Wayan Sadia (2004) yang berjudul Efektivitas Model Konflik kognitif
dan Model Siklus Belajar untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa dalam
Pembelajaran Fisika. Kesimpulan dari penelitiannya yaitu (1) Hasil pretest yang
dilaksanakan pada awal penelitian ini, terungkap bahwa prakonsepsi (prior
knowledge) siswa terhadap suatu konsep fisika cukup bervariasi yaitu terdapat
antara tiga sampai enam macam konsepsi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa masuk ke dalam kelas tidak dengan kepala kosong (blank mind), tetapi
mereka telah memiliki berbagai gagasan tentang suatu gejala fisika yang
dibangunnya melalui belajar informal dalam upaya memberi makna terhadap
pengalaman mereka sehari-hari. (2) Sebagian besar dari prakonsepsi (prior
knowledge) siswa berlabel miskonsepsi, yakni sekitar 73,5% siswa kelompok
eksperimen dan 67,8% siswa kelompok kontrol prakonsepsinya berlabel
miskonsepsi. Salah satu kendala instruksional yang dialami guru fisika dalam
implementasi model dan strategi pembelajaran model konflik kognitif dan model
siklus belajar, yaitu dalam proses pembelajaran secara aktual di kelas, langkah
eksplorasi prakonsepsi siswa yang merupakan langkah awal dalam penerapan
model dan strategi pembelajaran sering terlewatkan sehingga miskonsepsi siswa
dan latar penyebabnya tidak teridentifikasi dengan baik.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri
naturalistik atau alami yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur
penghitungan secara statistik (Basrowi dan Suwandi,2008 : 22). Menurut Lexy J.
Moleong (2011: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan
Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008:21) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati
Hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen
dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25) mengajukan lima ciri penelitian
kualitatif, sedangkan Licoln dan Guba dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25)
mengupas sepuluh ciri penelitian kualitatif. Kajian dari penelaahan tersebut
menghasilkan ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu: latar alamiah, manusia sebagai
alat (instrument), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar
(grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya
batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,
desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
bersama.
Menurut Lofland dan Lofland dalam Meleong (2011:157)
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
Sumber data pada penelitian kualitatif berupa deskripsi data.
Populasi dalam suatu penelitian merupakan seluruh subjek yang ingin
diteliti. Sutrisno Hadi dalam Wardoyo (2010: 25) menyatakan bahwa populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Suharsimi Arikunto
(2002:102) juga menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
Teknik pengambilan sampel dalam menurut rumus Yamene,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Iqbal Bukhori dan Raharja (2012: 5) yaitu
= N
Nd2+1 (32)
dimana n adalah Jumlah sampel, N merupakan Jumlah populasi dan d adalah
derajat kepercayaan (10%). Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2011:224)
pada penelitian kualitatif tidak ada sampel, tetapi sampel bertujuan (purposive
sampling). Alasan digunakan purposive sampling karena menurut teknik ini,
pemilihan sekelompok subjek yang digunakan sebagai sampel didasarkan atas
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Teknik Pengumpulan Data yaitu cara yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian. Jenis-jenis teknik pengumpulan data yaitu metode
tes, wawancara, dan pengamatan.
1) Metode Tes
Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara mengumpulkan
data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek
penelitian sehingga didapatkan jawaban atau keterangan dari subjek. Dari
hasil tes tersebut kemudian dianalisis tipe-tipe kesalahan konsep yang terjadi
pada siswa. Pengukuran hasil belajar fisika pada penelitian ini dengan
menggunakan instrumen tes diagnosis prakonsepsi. Sebelum dilaksanakan tes,
instrumen yang digunakan harus benar-benar valid. Budiyono (2003:55)
menyatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrument
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat penilaian
terhadap konsep yang akan dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa tipe validitas
pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity
(validitas isi), construct validity (validitas konstrak), criterion-related validity
(validitas berdasar criteria).
Budiyono (2003:58) menyatakan bahwa suatu instrument yang valid
menurut validitas isi apabila isi instrument telah merupakan sampel
representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Sedangkan menurut
Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa validitas isi adalah sejauh
mana isi item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang
hendak diukur atau dapat mewakili keseluruhan dari suatu materi. Untuk
mengukur validitas isi ini peneliti mendengarkan pendapat ahli berdasarkan
kriteria yang ditetapkan.
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah
alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subyek yang sama
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
atau berbeda (Sudarwan Danim, 1997:199). Alat ukur dikatakan reliabel
apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika
sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu
yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi
yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan
(Budiyono, 2003:65).
2) Wawancara (Interview)
Moleong (2011:186) menyatakan wawancara adalah percakapan
dengan maksut tertentu dan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Basrowi dan Suwandi (2008:127) juga mengemukakan bahwa wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yaitu pewawancara dan yang
diwawancarai. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertannyaan itu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
atau informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan
mendalam (deep interview) serta berlandaskan pada tujuan penelitian.
3) Pengamatan
Ngalim Purwanto (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:193)
menuliskan bahwa observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkahlaku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Validitas Data penelitian digunakan untuk mengetahui data yang
diperoleh benar-benar terjadi. Salah satu validitas data yang digunakan adalah
triangulasi data. Lexy Moleong (2011:330) mengemukakan triangulasi data adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding data-data itu. Teknik
triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan
proses pengumpulan data. Teknik analisis yang ditemukan oleh Miles dan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210) mencakup tiga kegiatan yang
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1) Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.
Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.
2) Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Tujuannya adalah untuk mempermudah membaca dan menarik kesimpulan.
3) Menarik kesimpulan atau verifikasi
Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait
dengan logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan
dengan mengkaji berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data
yang telah terbentuk dan proposes yang telah dirumuskan. Setelah mendapatkan
kesimpulan, maka peneliti melaporkan hasil penelitian secara lengkap, dengan
temuan baru yang berbeda dengan temuan yang sudah ada.
Berdasarkan uraian diatas langkah analitis data dengan pendekatan ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.9 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman
dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210)
Koleksi data Displai data
Reduksi data
Kesimpulan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Prosedur penelitian kualitatif merupakan tahapan-tahapan kegiatan dalam
melakukan penelitian kualitatif. Ada beberapa pendapat dalam memperinci
tahapan kegiatan kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Matthew B. Miles dan
A. Michael Huberman yang diterjemahkan oleh Tjetjep Rehendi R. dalam Asep
Suryana (2007: 2), tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-
langkah sebagai berikut: (1) Membangun Kerangka Konseptual, (2) Merumuskan
Permasalahan Penelitian, (3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian, (4)
Instrumentasi (5) Pengumpulan Data, (6) Analisis Data, (7) Matriks dan Pengujian
Kesimpulan.
Pendapat lain dari Endang S Sedyaningsih Mahamit dalam Asep Suryana
(2007 : 5) tahapan penelitian kualitatif meliputi: (1) Menentukan permasalahan;
(2) Melakukan studi literature; (3) Penatapan lokasi; (4) Studi pendahuluan; (5)
Penetapan metode pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumen, diskusi
terarah; (6) Analisa data selama penelitian; (7) Analisa data setelah; validasi dan
reliabilitas, (8)Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table
frekuensi.
C. KERANGKA BERFIKIR
Dalam memahami konsep baru yang diberikan oleh guru tidak semua
siswa mempunyai pemahaman konsep awal dan penafsiran yang sama. Ada siswa
yang benar-benar memahami konsep awal yang diberikan guru sesuai konsep para
ahli, tetapi ada juga yang siswa yang mengalami prakonsepsi atau pemahaman
awal yang salah sehingga membentuk konsep yang salah. Bahkan juga ada siswa
yang tidak memahami sama sekali konsep yang diberikan oleh guru.
Terjadinya penggabungan antara konsep-konsep yang diberikan guru
dengan konsep awal / prakonsepsi yang dimiliki siswa, serta adanya hambatan-
hambatan siswa seperti intelegensi, keterbatasan siswa dalam memanfaatkan
inderanya akan memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Hal ini juga dapat
dimungkinkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep Fisika belum sesuai
dengan konsep para ahli yang disederhanakan dengan metode yang sesuai dengan
sifat konsep yang diajarkan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dalam mempelajari materi Listrik dinamis banyak konsep awal yang
harus dikuasai siswa. Adanya prakonsepsi siswa pada konsep-konsep tersebut
sangat mungkin terjadi sehingga penelitian prakonsepsi ini harus dilakukan.
Berikut gambar prosedur penelitian yang dilakukan.
Gambar 2.10 Bagan Kerangka Berfikir
Dari bagan kerangka berpikir dapat diketahui prosedur penelitian yaitu
dengan menggunakan cara pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan
pengamatan. Hasil pengumpulan data berupa data tes, data wawancara, data
pengamatan. Data tes digolongkan menjadi tiga kategori yaitu memahami,
kesalahan, prakonsepsi dan tidak memahami. Siswa yang memahami berarti
memiliki konsep awal / prakonsepsi benar sedangkan tidak memahami adalah
siswa yang belum membentuk konsep awal/ tidal memiliki prakonsepsi. Dari
ketiga data yang didapat dianalisis adanya prakonsepsi siswa dan ditarik
kesimpulan.
Tes Sisw
a
Memahami stop
Kesalahan
Prakonsepsi
Tidak memahami
stop
Analisis prakonsepsi
Wawancara Data wawancara
Kesimpulan
Pengamata
n
Data Pengamatan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada kelas X
semester genap Tahun Ajaran 2011-2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tiga tahap:
a. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan meliputi pengajuan judul, konsultasi proposal,
penyusunan tes, pembuatan surat ijin dari dekan yang digunakan pada tempat
penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pengumpulan data dimulai dari bulan Februari sampai maret 2012
c. Tahap Akhir
Tahap akhir meliputi analisis data dan penyusunan laporan.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif deskriptif karena tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor-faktor dari subyek penelitian.
Pendekatan yang digunakan adalah indiktif karena dapat menemukan kenyataan-
kenyataan ganda dari data yang dikumpulkan.
Penelitian terhadap fenomena yang ada pada kelas X SMA Negeri I Bulu
sebagai subjek yaitu dengan menggunakan tes diagnostik, wawancara, dan
observasi. Peneliti membuat instrument tes diagnostik, instrument wawancara,
dan instrument observasi untuk mendapatkan fakta-fakta yang terjadi. Hasil dari
tiga instrument tersebut divalidasi menggunakan trianggulasi data. Dari penelitian
ini diharapkan dapat mengetahui prakonsepsi siswa pada konsep listrik dinamis,
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
sehingga guru dapat memberikan pelajaran yang tepat untuk siswa agar tidak
mengalami miskonsepsi.
C. Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka sumber data
penelitian ini yaitu
1. Hasil tes diagnostik fisika pada pokok bahasan listrik dinamis.
Tes yang digunakan adalah tes berbentuk multiple choice dengan reasoning
yang telah ditentukan dan merupakan soal yang valid. Tes diagnosis adalah tes
untuk mengungkap kelemahan siswa dalam bagian khusus hasil kerja siswa
2. Hasil wawancara siswa.
Wawancara siswa dilakukan pada siswa yang dicurigai mengalami kesalahan
konsep.
3. Hasil pengamatan proses pembelajaran.
Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I
Bulu, Sukoharjo yaitu sebanyak 225 siswa yang terbagi dalam 6 kelas.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan
rumus Yamene (1967) seperti pada persamaan 32. Sehingga dalam penelitian ini
jumlah sampel yang didapat dari rumus Yamene adalah
=225
225(0,1)2 + 1= 69,23
Maka jumlah sampel yang diteliti adalah 70 siswa. Penentuan sampel
penelitian yaitu dengan teknik purposive sampling digunakan untuk mengetahui
perbedaan konsep antara para ahli dengan siswa. Sampel yang dipilih adalah
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
siswa kelas XC 38 siswa, XD 37 siswa, XE 38 siswa, dan XF 36 siswa SMA
Negeri 1 Bulu, Sukoharjo. Empat kelas tersebut dipilih karena pada kelas tersebut
memiliki siswa yang bervariasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu:
1. Metode Tes
Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan
ganda beralasan yang bersifat diagnosis untuk mengetahui kesalahan konsep pada
siswa. Tes diagnostik yang digunakan, 25 butir tes dari tes diagnostik Haris
(2011) dengan sedikit modifikasi dan 15 butir tes tambahan. Tes diagnostik
divalidasi menggunakan validasi konstruksi dan isi oleh ahli dan menguji
reliabilitas instrument tes untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil yang dicapai.
2. Wawancara (Interview)
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
dan struktural yaitu pertanyaan yang dajukan adalah pertanyaan deskriptif dan
struktural, pertanyaan yang meminta informan untuk memberikan gambaran atau
melukiskan secara naratif tentang berbagai hal sekaligus mendapatkan gambaran
secara lebih rinci.
Subjek yang diwawancarai pada suatu saat pilihan hanya berkisar di
antara beberapa orang yang memenuhi persyaratan. Mereka adalah yang berperan,
yang pengetahuannya luas tentang daerah atau lembaga tempat penelitian dan
yang suka bekerja sama untuk kegiatan yang sedang dilakukan. Pada penelitian ini
subjek yang diwawancarai adalah subjek yang dapat mewakili siswa yang
mengalami permasalahan yang sama.
3. Pengamatan
Teknik pengamatan didasarkan secara langsung dan dilakukan sesuai
dengan tujuan penelitian. Pengamatan penelitian ini dilakukan pada saat siswa
mengerjakan tes diagnostik dan proses kegiatan belajar - mengajar.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
F. Validitas Data
Validitas merupakan keakuratan data dan keshahihan data yang telah
dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik kesimpulan pada akhir
penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data
yang didasarkan akurat atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam
penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah triangulasi data.
Triangulasi data yang digunakan yaitu membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diberikan oleh informan melalui
alat yang tersedia dalam metode kualitatif. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan hasil wawancara, pengamatan, dan hasil tes
Jadi dalam penelitian ini digunakan berbagai sumber data untuk
mengumpulkan data yang sama, dengan tujuan untuk memberikan kebenaran,
untuk memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan
dengan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dimana data yang dikontrol
oleh data lain dari sumber yang berbeda.
G. Analisis Data
Analisis data kualitatif dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data,
dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran
penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya
menjawab fokus penelitian. Menentukan kebermaknaan data atau informasi data
diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual,
dan pengalaman peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung
pada faktor-faktor tersebut. Aktivitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan statistik deskriftif. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Reduksi data
Dalam reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang valid. Ketika
peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan
informan lain yang dirasa lebih mengetahui. Memnggolongkan data-data yang
diperoleh serta membuang data-data yang tidak digunakan.
2. Penyajian data
Hasil tes diagnostik dapat diketahui konsep awal siswa tentang Listrik
Dinamis. Penelitian ini data tes diagnostik akan disajikan berbentuk tabel daftar
derajat pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa
Nomor
Soal
Memahami Tidak Memahami Miskonsepsi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 .. .. .. .. .. ..
2 .. .. .. .. .. ..
Adapun derajat pemahaman konsep dan indikator secara khusus adalah sebagai
berikut :
1) Jawaban siswa termasuk kategori tidak memahami bila:
a) Jawaban benar, namun tidak memberikan jawaban penjelasan.
b) Jawaban salah, demikian juga penjelasannya dan keduanya tidak ada
keterhubungan.
c) Jawaban benar, namun penjelasan atas jawaban tidak berhubungan dengan
pertanyaan.
2) Jawaban siswa termasuk kategori memahami bila:
a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan bahwa konsep yang dipahami
sudah benar.
b) Jawaban benar, namun penjelasan jawaban menunjukkan hanya sebagian
konsep yang dipahami dan tidak menunjukkan adanya miskonsepsi.
3) Jawaban siswa termasuk kategori miskonsepsi bila:
a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan jawaban yang tidak logis.
b) Jawaban dan penjelasan menunjukkan adanya miskonsepsi.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Berdasarkan data yang diperoleh dibuat rumusan proposisi yang terkait
dengan temuan penelitian sehingga mendapatkan kesimpulan. Data-data kualitatif
yang dikumpulkan dari wawancara, pengamatan dan tes diagnostik divalidasi
dengan triangulasi data. Penelitian ini didapatkan data prakonsepsi siswa seperti
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Prakonsepsi Siswa
Nomor Prakonsepsi siswa Nomor Butir Tes Prosentase
P1 .. .. ..
P2 .. .. ..
H. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa prosedur. Adapun
prosedur atau langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapang
Dalam tahap ini peneliti terjun ke lokasi tapi masih berkaitan pada
pembeuatan proposal dan pengajuan berkas perijinan ke sekolah.
2. Tahap Lapangan
Dalam hal ini peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan di lapangan.
3. Tahap Analisis Data
Pada bagian ini analisis data dilakukan dalam suatu proses, artinya
pelaksanaan analisis data dilakukan setelah meninggalkan lapangan.
4. Tahap Penulisan Laporan dan memperbanyak laporan
Tahap ini merupakan akhir dari prosedur penelitian, yaitu pekerjaan
menyusun laporan penelitian dan memperbanyak yang nantinya diajukan dan
dipertanggungjawabkan dihadapan penguji.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Setelah seluruh proposal selesai dan perijinan selesai proses
pengumpulan data dimulai dengan cara:
a. Menyusun tes prakonsepsi
b. Dari butir soal yang baik selanjutnya dikenakan pada subyek penelitian.
c. Jawaban siswa diperiksa dan dianalisis adakah prakonsep siswa
d. Mewawancarai subyek yang mengalami prakonsepsi untuk mengetahui
sebab-sebab terjadinya prakonsepsi
Setelah proses ini data dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik
analisis sesuai analisis data dan membandingkannya dengan hasil wawancara
yang dilakukan. Selama penelitian, peneliti senantiasa meminta bimbingan dari
dosen pembimbing. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung untuk
mendapatkan informasi tentang interaksi yang terjadi didalam ruang kelas.
Pengamatan dilakukan pada guru dan siswa dari tahap persiapan guru sampai bel
berakhirnya pelajaran. Data hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Persiapan siswa dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Persiapan siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam
pelajaran Fisika dari empat kelas yang diamati yaitu siswa menyiapkan buku-buku
yang digunakan ketika guru sudah masuk ke dalam kelas. Buku paket pelajaran
ada yang tidak memiliki namun untuk buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) semua
siswa memiliki.
b. Persiapan guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Guru Fisika sudah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dalam pembelajaran. Guru berusaha untuk menyesuaikan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP meskipun pelaksanaannya guru menyesuaikan
tingkat kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran. Media LCD masih
terbatas.
c. Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, guru
menekankan pada ketrampilan proses. Metode pembelajaran yang digunakan pada
setiap kelas berbeda-beda hal ini disesuaikan dengan kondisi kelas yaitu diskusi
kel