Profil Kesehatan 2011

492
ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P

Transcript of Profil Kesehatan 2011

  • ISBN 978-602-235-106-1351.770.212IndP

  • PROFIL KESEHATAN INDONESIATAHUN 2011

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA2012

    ISBN 978-602-235-106-1351.770.212IndP

  • Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011, -- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012 ISBN 978-602-235-106-1 1. Judul I. HEALTH STATISTICS

    Buku ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9, Jakarta 12950 Telepon no : 62-21-5229590, 5221432, 5277169 Fax no : 62-21-5203874 E-mail : [email protected] Web site : http://www.kemkes.go.id

    351.770.212 Ind P

  • TIM PENYUSUN

    Pengarah dr. Ratna Rosita, MPHM

    Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI

    Ketua dr. Jane Soepardi

    Kepala Pusat Data dan Informasi

    Editor drg.Titi Aryati Soenardi, MKes

    Iskandar Zulkarnain, SKM, MKes drg. Vensya Sitohang, M.Epid

    Boga Hardana, S.Si, MM

    Anggota Nuning Kurniasih, S.Si, Apt., M.Si; Agustin Setyarini, SH, MH

    Marlina Indah Susanti, SKM, M.Epid; Supriyono Pangribowo, SKM, MKM; Istiqomah, SS; Athi Susilowati Rois, SKM; Budi Prihantoro, S.Si; Margiyono, S.Kom;

    Doni Hadhi Kurnianto, S.Kom; B.B. Sigit; Muslichatul Hidayah; Hanna Endang Wahyuni; Endang Kustanti;

    Sondang Tambunan; Hellena Maslinda; Sinin

    Kontributor Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Keuangan dan Perlengkapan;

    Pusat Penanggulangan Krisis; Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan; Biro Kepegawaian; Set. Ditjen Bina Gizi dan KIA; Dit. Bina Gizi;

    Dit. Bina Kesehatan Ibu; Dit. Bina Kesehatan Anak; Set. Ditjen Bina Upaya Kesehatan; Set. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung; Dit. Pengendalian Penyakit

    Bersumber Binatang; Dit. Surveilans Imunisasi dan Karantina; Set. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Set. Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kesehatan; Set. Badan PPSDM Kesehatan

  • iProfil Kesehatan Indonesia merupakan salah satu media yang dapat berperandalam pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan,termasuk di dalamnya kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal dibidang kesehatan, pencapaian target indikator Millenium Development Goals bidangkesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan pembangunan kesehatan yangdiselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan BadanKependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

    Profil Kesehatan Indonesia juga merupakan penyajian yang relatifkomprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber dayakesehatan, dan data umum serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan.Dengan demikian, kebutuhan terhadap data yang berkualitas menjadi sangatkrusial. Profil Kesehatan Indonesia menggunakan data yang bersumber dari unitpengelola program pembangunan kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan,dan lintas sektor terkait seperti BPS dan BKKBN.

    Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Indonesia dapat membantu kitadalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu provinsidengan provinsi lainnya, capaian pembangunan kesehatan di Indonesia denganbeberapa negara di Asia Tenggara dan negara-negara anggota SEARO. Dengandemikian selain dapat mengetahui ranking provinsi terhadap capaian nasional danprovinsi lainnya, kita juga dapat mengetahui ranking Indonesia di Asia Tenggara.

    Terkait dengan implementasi kebijakan Pengarusutamaan Gender BidangKesehatan (PUGBK), Pusat Data dan Informasi telah menyusun Petunjuk TeknisPenyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Dengan Data Terpilah Menurut JenisKelamin yang sudah didistribusikan sejak akhir tahun 2010. Namun mengingatketersediaan data dari sumber data belum dapat terkompilasi dengan baik, makabelum seluruh data yang tersaji berupa lampiran data berbasis gender sesuai bukupetunjuk teknis tersebut. Data terpilah berbasis gender diharapkan dapat membantuproses identifikasi ada-tidaknya maupun besaran kesenjangan mengenai kondisi,kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait denganakses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.

    Buku Profil Kesehatan Indonesia ini disajikan dalam bentuk cetakan dan softcopy (CD) serta juga dapat diunduh di website www.kemkes.go.id sehinggamemudahkan para pengguna Profil Kesehatan Indonesia untuk mendapatkannya.

  • ii

    Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasiprofesi, swasta dan masyarakat.

    Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan ProfilKesehatan Indonesia 2011 ini, kami mengucapkan terima kasih.

    Jakarta, Agustus 2012Kepala Pusat Data dan Informasi

    dr. Jane SoepardiNIP. 195809231983112001

  • iii

    Saya sangat mengapresiasi dengan hadirnya Profil Kesehatan Indonesia2011 yang terbit untuk merespon tingginya kebutuhan data dan informasi yangcepat dan berkualitas. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkaitpemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan keputusan yangevidence-based, Pusat Data dan Informasi pada akhirnya berhasil menyusun produkpublikasi Profil Kesehatan Indonesia 2011.

    Saya menyadari, bukan hal mudah untuk dapat menyajikan data yangberkualitas, sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Kendala yang dihadapi dalampengelolaan data dan informasi baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupunpusat berperan terhadap penyusunan Profil Kesehatan Indonesia. Pemenuhankelengkapan data baik dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakanmasalah utama yang ditemui dalam rangka penyusunan profil yang tepat waktu.Selain itu, untuk menyusun Profil Kesehatan Indonesia diperlukan komitmenbersama antara pusat dan daerah dalam mewujudkan penyediaan data yanglengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi di tingkat pusat dandaerah juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi sebagai komponenprioritas dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.

    Pusat Data dan Informasi telah melakukan banyak upaya agar data daninformasi yang disajikan pada Profil Kesehatan Indonesia dapat hadir lebih cepatdibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saya sangat berharap dengan hadirnyaProfil Kesehatan Indonesia 2011 ini, kebutuhan terhadap data dan informasikesehatan di semua lini baik, institusi pemerintah, institusi swasta, organisasiprofesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya dapat terpenuhi dengan baik.Profil Kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dalammengukur kinerja program pembangunan kesehatan baik di pusat maupun di daerahyang berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya.

  • iv

    Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yangsetinggi-tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data di tingkatpusat, daerah, serta lintas sektor yang telah berkontribusi dalam penyusunan ProfilKesehatan Indonesia 2011. Semoga, Profil Kesehatan Indonesia di masa mendatangdapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih cepat.

    Jakarta, Agustus 2012Sekretaris JenderalKementerian Kesehatan

    dr. Ratna Rosita, MPHMNIP. 195212051980032001

  • vKATA PENGANTAR iSAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL iiiDAFTAR ISI vDAFTAR LAMPIRAN viiDAFTAR GAMBAR xixDAFTAR TABEL xxixDAFTAR SINGKATAN xxxiBAB I PENDAHULUAN 1BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 9

    A. Keadaan Penduduk 11B. Keadaan Ekonomi 15C. Keadaan Pendidikan 22D. Keadaan Kesehatan Lingkungan 29E. Keadaan Perilaku Masyarakat 34

    BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 43A. Mortalitas 45B. Status Gizi 51C. Morbiditas 59D. Dampak Kesehatan Akibat Bencana 98

    BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 99A. Pelayanan Kesehatan Dasar 101B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 134C. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 138D. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 141E. Perbaikan Gizi Masyarakat 157

  • vi

    BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 165A. Sarana Kesehatan 165B. Tenaga Kesehatan 190C. Pembiayaan Kesehatan 199

    BAB VI PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTAASEAN DAN SEARO 205A. Kependudukan 207B. Derajat Kesehatan 217C. Upaya Kesehatan 226D. Status Gizi 231

    DAFTAR PUSTAKA 233LAMPIRAN 237

    ***

  • vii

    Lampiran 1.1 Capaian Indikator pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan

    Lampiran 1.2 Capaian Indikator pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011Tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

    Lampiran 1.3 Capaian Indikator pada Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2011Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas PembangunanNasional

    Lampiran 1.4 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya

    Lampiran 1.5 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasAparatur Kementerian Kesehatan

    Lampiran 1.6 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

    Lampiran 1.7 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

    Lampiran 1.8 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan

    Lampiran 1.9 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan

    Lampiran 1.10 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Kefarmasian dan Alat Kesehatan

  • viii

    Lampiran 1.11 Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2011,Program/Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan SumberDaya Manusia Kesehatan (PPSDMK)

    Lampiran 1.12 Capaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Kesehatan Tahun2010 dan 2011

    Lampiran 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan MenurutProvinsi Tahun 2011.

    Lampiran 2.2 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan RasioJenis Kelamin Menurut Provinsi Tahun 2011.

    Lampiran 2.3 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan JenisKelamin Tahun 2011.

    Lampiran 2.4 Estimasi Jumlah Lahir Hidup, Jumlah Bayi (0 Tahun), JumlahBatita (0-2 Tahun), Jumlah Anak Balita (1-4 tahun), JumlahBalita (0-4 Tahun) Menurut Provinsi Tahun 2011.

    Lampiran 2.5 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, KelompokUmur Tertentu, Angka Beban Tanggungan Menurut ProvinsiTahun 2011.

    Lampiran 2.6 Estimasi Jumlah Wanita Usia Subur (15-49 Tahun), WUSImunisasi (15-39 Tahun), Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Ibu NifasMenurut Provinsi Tahun 2011.

    Lampiran 2.7 Estimasi Jumlah Pra Sekolah, Jumlah Anak Usia Kelas 1SD/Sederajat, dan Jumlah Anak Usia SD/Setingkat MenurutProvinsi Tahun 2011.

    Lampiran 2.8 Distribusi Pengeluaran Menurut Kelompok Barang Makanan danNon Makanan per Kapita Sebulan Perkotaan dan PerdesaanTahun 2010.

    Lampiran 2.9 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, dan PersentasePenduduk Miskin Tahun 2011.

    Lampiran 2.10 Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin diDaerah Perkotaan Menurut Provinsi Tahun 2010-2011.

    Lampiran 2.11 Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin diDaerah Perdesaan Menurut Provinsi Tahun 2010-2011.

    Lampiran 2.12 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi danTipe Daerah tahun 2009-2011.

    Lampiran 2.13.1 Indikator Pendidikan di Indonesia Tahun 2006-2010Lampiran 2.13.2 Indikator Pendidikan di Indonesia (lanjutan) Tahun 2006-2010Lampiran 2.14 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Menurut

    Golongan Umur dan Status Sekolah Tahun 2010.

  • ix

    Lampiran 2.15 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pendidikan Menurut Provinsitahun 2006-2010.

    Lampiran 2.16 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menurut Provinsitahun 2006-2010.

    Lampiran 2.17 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsitahun 2006-2010.

    Lampiran 2.18 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas yang MelekHuruf Menurut Golongan Umur dan Daerah tempat TinggalTahun 2009 dan 2010.

    Lampiran 2.19 Persentase Penduduk Buta Huruf Menurut Kelompok Umurtahun 2006-2010.

    Lampiran 2.20 Jumlah Kecamatan, Jumlah Penduduk dan Puskesmas di 45Kabupaten Perbatasan dan Pulau-Pulau Kecil TerluarBerpenduduk Sasaran Prioritas Dalam Pengembangan Pelayanankesehatan di DTPK tahun 2011.

    Lampiran 2.21 Jumlah dan Persentase Kabupten Tertinggal Menurut ProvinsiTahun 2006-2010

    Lampiran 2.22 Persentase Rumah tangga Menurut Kualitas Fisik Air Minumdan Provinsi di Indonesia, Riskesdas 2010.

    Lampiran 2.23 Daftar Kabupaten/Kota Penyelenggara Kab/Kota Sehat (KKS) diIndonesia Sampai Desember 2011.

    Lampiran 2.24 Persentase Rumah Tangga yang Akses Air Minum Layak dan AirKemasan/Isi Ulang Tahun 1993-2011.

    Lampiran 2.25 Persentase Akses Air Minum Layak dan Sanitasi Layak Tahun2010

    Lampiran 2.26 Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum PDAMBulan Desember 2011

    Lampiran 2.27 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap Air MinumBerkualitas Menurut Provinsi di Indonesia, Riskesdas 2010.

    Lampiran 2.28 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapPembuangan Tinja Layak Sesuai MDGs menurut Provinsi diIndonesia, Riskesdas 2010.

    Lampiran 2.29 Tren Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi LayakTahun 1993-2011

    Lampiran 2.30 Jumlah Lokasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat BerdasarkanIndikator Inpres 3 Tahun 2010 dan 2011

    Lampiran 2.31 Pencapaian Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat(PHBS) Tahun 2011.

  • xLampiran 2.32 Peraturan Tentang Kawasan Tanpa Rokok Tingkat Provinsi danKabupaten/Kota Tahun 2011.

    Lampiran 3.1 Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita Tahun2007 dan Angka Harapan Hidup Menurut Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 3.2 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut ProvinsiTahun 2009 - 2010

    Lampiran 3.3 10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2010Lampiran 3.4 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Tahun 2010Lampiran 3.5 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Umur

    (BB/U) Menurut Provinsi Tahun 2010Lampiran 3.6 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per

    Umur (TB/U) Menurut Provinsi Tahun 2010Lampiran 3.7 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per

    Tinggi Badan (BB/TB) Menurut Provinsi Tahun 2010Lampiran 3.8 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per

    Umur dan Berat Badan per Tinggi Badan (TB/U dan BB/TB)Menurut Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 3.9 Prevalensi Status Gizi Penduduk Dewasa (>18 Tahun)Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) dan ProvinsiTahun 2010

    Lampiran 3.10 Hasil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru MenurutProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 3.11 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamindan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 3.12 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut KelompokUmur Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 3.13 Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap danSuccess Rate (SR) Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 3.14 Period Prevalence TB (D) dan Period Prevalence Suspect TB (G)pada Penduduk 15 Tahun, Menurut Provinsi Riskesdas 2010

    Lampiran 3.15 Jumlah Kasus AIDS dan Kasus Kumulatif AIDS MenurutProvinsi sampai dengan Desember 2011

    Lampiran 3.16 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS pada Pengguna NAPZASuntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan Desember 2011

    Lampiran 3.17 Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita menurut Provinsi danKelompok Umur Tahun 2011

    Lampiran 3.18 Case Fatality Rate Pneumonia pada Balita menurut Provinsi danKelompok Umur Tahun 2011

  • xi

    Lampiran 3.19 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.20 Penemuan Kasus Diare ditangani menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.21 Jumlah Kasus Baru Kusta dan Case Detection Rate (CDR) per

    100.000 Penduduk menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.22 Proporsi Kecacatan Kusta Tingkat 2 dan Kasus Kusta pada Anak

    0 14 Tahun menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.23 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.24 Jumlah Kasus, Meninggal, dan Incidence Rate Campak menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.25 Jumlah Kasus Campak per Bulan menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.26 Jumlah Kasus Campak dan Kasus Campak yang Divaksinasi

    Menurut Kelompok Umur dan Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.27 Frekuensi KLB dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.28 KLB Campak Berdasarkan Konfirmasi Laboratorium Menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.29 Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur dan Provinsi

    Tahun 2011Lampiran 3.30 Jumlah Kasus Difteri per Bulan Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 3.31 Jumlah Kasus Non Polio AFP dan Non Polio AFP Rate per

    100.000 Penduduk Usia

  • xii

    Lampiran 3.40 Rekapitulasi Kejadian Bencana dan Jumlah Korban Tahun 2011Lampiran 3.41 Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kepolisian

    Daerah Tahun 2010Lampiran 3.42 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan

    Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yangDialami dan Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 3.43 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat KesulitanMelihat di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.44 Penduduk Menurut Wilayah dan Tingkat Kesulitan Melihat diIndonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.45 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat KesulitanMendengar di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.46 Penduduk Menurut Wilayah dan Tingkat Kesulitan Mendengar diIndonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.47 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat KesulitanMengurus Diri Sendiri di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.48 Penduduk Menurut Wilayah dan Tingkat Kesulitan MengurusDiri Sendiri di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.49 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat KesulitanMengingat/Berkonsentrasi di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 3.50 Penduduk Menurut Wilayah dan Tingkat KesulitanMengingat/Berkonsentrasi di Indonesia Tahun 2010

    Lampiran 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan DitolongTenaga Kesehatan, dan Kunjungan Ibu Nifas Menurut ProvinsiTahun 2011

    Lampiran 4.2 Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Provinsi Tahun2011

    Lampiran 4.3 Persentase Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi danProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.4 Persentase Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan danProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.5 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi danProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.6 Cakupan Penanganan Neonatal dengan Komplikasi dan Obstetridengan Komplikasi Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.7 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Menurut

    Provinsi Tahun 2011

  • xiii

    Lampiran 4.9 Cakupan Balita Ditimbang Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.10 Kasus Gizi Buruk Ditemukan dan Mendapat Perawatan Menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.11 Cakupan Sekolah Dasar (SD) yang Melaksanakan Penjaringan

    Siswa SD/MI Kelas 1 Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.12 Jumlah Puskesmas yang Melakukan Pembinaan Kesehatan Anak

    di Panti Anak Terlantar Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.13 Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 4 Puskesmas

    Mampu Laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.14 Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 2 PuskesmasMampu Tatalaksana Kasus Kekerasan terhadap Anak MenurutProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.15 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 BulanMenurut Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 4.16 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi, Anak Balita,dan Balita Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.17 Cakupan Pemberian 90 Tablet Besi (Fe3) pada Ibu HamilMenurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.18 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Menurut Provinsi Tahun 2008 2011

    Lampiran 4.19 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun2011

    Lampiran 4.20 Droup Out Rate Cakupan Imunisasi DPT-HB1-Campak pada BayiMenurut Provinsi Tahun 2007 2011

    Lampiran 4.21 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.22 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun

    2011Lampiran 4.23 Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut

    Provinsi Tahun 2011Lampiran 4.24 Jumlah Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

    (PPIA) Menurut Provinsi sampai dengan Tahun 2011Lampiran 4.25 Jumlah Layanan Terapi Rumatan Metadon (RTM) di Indonesia

    Tahun 2011Lampiran 4.26 Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan

    Succes Rate (Hasil Pengobatan Penyakit TB Tahun 2010)Menurut Provinsi Tahun 2011

  • xiv

    Lampiran 4.27 Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita Menurut ProvinsiTahun 2011

    Lampiran 4.28 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit MenurutProvinsi Tahun 2010

    Lampiran 4.29 Gross Death Rate dan Net Death Rate Rumah Sakit MenurutProvinsi Tahun 2008-2010

    Lampiran 4.30 Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), dan Term OverInterval (TOI) Menurut Provinsi Tahun 2008-2010

    Lampiran 4.31 Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Rumah SakitUmum Milik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah DaerahMenurut Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 4.32 Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di Puskesmas MenurutProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.33 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) PesertaJamkesmas Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.34 Jumlah Kunjungan Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL) PesertaJamkesmas Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 4.35 Jumlah Kunjungan Peserta Jampersal Menurut Provinsi Tahun2011

    Lampiran 4.36 Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan KesehatanGratis selama 6 Bulan Referensi Menurut Jenis Kartu yangDigunakan dan Provinsi Tahun 2010

    Lampiran 4.37 Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan KesehatanGratis selama 6 Bulan Referensi Menurut Jenis Kartu yangDigunakan dan Provinsi Tahun 2010 (di Perkotaan)

    Lampiran 4.38 Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan KesehatanGratis selama 6 Bulan Referensi Menurut Jenis Kartu yangDigunakan dan Provinsi Tahun 2010 (di Perdesaan)

    Lampiran 4.39 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh IndonesiaBulan Desember 2011

    Lampiran 4.40 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh IndonesiaBulan Desember 2011

    Lampiran 4.41 Angka Kematian Jemaah Haji Per 1.000 Jemaah Dan PersentaseKabupaten/Kota Yang Melaksanakan Pemeriksaan DanPembinaan Kesehatan Haji Sesuai Standar Menurut ProvinsiTahun 2011

    Lampiran 4.42 Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Pelayanan KesehatanTradisional, Alternatif, Dan Komplementer Menurut ProvinsiSampai Dengan Tahun 2011

  • xv

    Lampiran 5.1 Jumlah Puskesmas dan Rasionya terhadap Penduduk MenurutProvinsi Tahun 2007 - 2011

    Lampiran 5.2 Jumlah Puskesmas Perawatan dan Puskesmas Non PerawatanMenurut Provinsi Tahun 2007 2011

    Lampiran 5.3 Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit dengan PelayananPengembangan Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.4 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola danProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.5 Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur MenurutPengelola Tahun 2007 - 2011

    Lampiran 5.6 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidur Menurut JenisRumah Sakit Tahun 2007 - 2011

    Lampiran 5.7 Jumlah Rumah Sakit Umum dan Khusus Milik KementerianKesehatan dan Pemerintah Daerah dan Tempat Tidur MenurutKelas Rumah Sakit dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.8 Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum dan KhususMenurut Kelas Perawatan dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.9 Jumlah Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan AlatKesehatan Menurut Provinsi Tahun 2010 2011

    Lampiran 5.10 Jumlah Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan AlatKesehatan Menurut Provinsi Tahun 2010 2011

    Lampiran 5.11 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011

    Lampiran 5.12 Layanan Program Terapi Rumatan Metadon (TRM) MenurutProvinsi sampai dengan Tahun 2011

    Lampiran 5.13 Jumlah Jurusan/Program Studi Diploma III Institusi PoliteknikKesehatan (Poltekkes) Menurut Jurusan dan Provinsi Tahun2011

    Lampiran 5.14 Jumlah Program Studi Diploma IV Institusi Politeknik Kesehatan(Poltekkes) Menurut Provinsi sampai dengan Desember Tahun2011

    Lampiran 5.15 Jumlah Institusi Non Politeknik Kesehatan (Non-Poltekkes)Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.16 Jumlah Jurusan/Program Studi Politeknik Kesehatan (Poltekkes)Menurut Akreditasi, Strata dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.17 Jumlah Institusi Non Politeknik Kesehatan (Non-Poltekkes)Jenjang Pendidikan Tinggi (JPT) Menurut Akreditasi, Strata danProvinsi Tahun 2011

  • xvi

    Lampiran 5.18 Jumlah Institusi Diknakes Non-Poltekkes Menurut StatusKepemilikan Tahun 2011

    Lampiran 5.19 Rekapitulasi Peserta Didik Poltekkes Menurut Jenis TenagaKesehatan Tahun Ajaran 2011/2012

    Lampiran 5.20 Rekapitulasi Peserta Didik Non-Poltekkes Menurut Jenis TenagaKesehatan Tahun Ajaran 2011/2012

    Lampiran 5.21 Rekapitulasi Lulusan Diknakes Poltekkes dan Non-PoltekkesMenurut Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2011

    Lampiran 5.22 Jumlah Lulusan Diknakes Poltekkes Menurut Jurusan/ProgramStudi Menurut Jurusan/Program Studi Provinsi Tahun Ajaran2011/2012

    Lampiran 5.23 Rekapitulasi Lulusan Diknakes Non-Poltekkes Menurut ProgramStudi dan Provinsi Tahun Ajaran 2011/2012

    Lampiran 5.24 Jumlah SDM Kesehatan Menurut Provinsi Keadaan Desember2011

    Lampiran 5.25 Jumlah SDM Kesehatan di Puskesmas Menurut Provinsi Tahun2011

    Lampiran 5.26 Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan TerhadapJumlah Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.27 Jumlah SDM Kesehatan di Rumah Sakit Menurut ProvinsiTahun 2011

    Lampiran 5.28 Rekapitulasi Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi danDokter Gigi Spesialis yang Memiliki STR Menurut Provinsisampai dengan Desember tahun 2011

    Lampiran 5.29 Rekapitulasi Pendayagunaan Sumber Daya Manusia KesehatanIndonesia ke Luar Negeri Menurut Jenis Tenaga dan NegaraTahun 2011

    Lampiran 5.30 Rekapitulasi Keberadaan Dokter Spesialis dan Dokter GigiSpesialis sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Menurut KriteriaWilayah dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.31 Rekapitulasi Keberadaan Dokter Umum sebagai Pegawai TidakTetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun2011

    Lampiran 5.32 Rekapitulasi Keberadaan Dokter Gigi sebagai Pegawai TidakTetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun2011

    Lampiran 5.33 Rekapitulasi Keberadaan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap(PTT) Aktif Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2011

  • xvii

    Lampiran 5.34 Rekapitulasi Kebutuhan dan Realisasi Pengangkatan DokterSpesialis sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Menurut KriteriaWilayah dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.35 Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Umum sebagai Pegawai TidakTetap (PTT) Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.36 Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Gigi sebagai Pegawai TidakTetap (PTT) Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.37 Rekapitulasi Pengangkatan Bidan Pegawai sebagai PegawaiTidak Tetap (PTT) Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun2011

    Lampiran 5.38 Rekapitulasi Kebutuhan dan Realisasi Pengangkatan DokterUmum sebagai PTT Menurut Kriteria Wilayah dan ProvinsiTahun 2011

    Lampiran 5.39 Rekapitulasi Kebutuhan dan Realisasi Pengangkatan Dokter Gigisebagai PTT Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.40 Rekapitulasi Pengangkatan Tenaga Penugasan Khusus D-IIIKesehatan di Kabupaten Prioritas DTPK dan DBK MenurutProvinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.41 Alokasi dan Realisasi Anggaran Kementerian Kesehatan RIMenurut Eselon I Tahun 2011

    Lampiran 5.42 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) PemerintahProvinsi Menurut Fungsi dan Provinsi Tahun 2011

    Lampiran 5.43 Data Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun 2011Lampiran 5.44 Alokasi dan Realisasi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

    Menurut Provinsi Tahun 2011Lampiran 6.1 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara ASEAN

    & SEARO Tahun 2011Lampiran 6.2 Angka Kelahiran, Angka Kematian, dan Indeks Pembangunan

    Manusia di Negara ASEAN dan SEAROLampiran 6.3 Human Development Index (HDI) dan Gender Inequality Index

    (GII) di Negara ASEAN dan SEARO Tahun 2010-2011Lampiran 6.4 Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang

    Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara ASEAN danSEARO Tahun 2008

    Lampiran 6.5 Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara ASEAN dan SEAROTahun 2009/2010

    Lampiran 6.6 Angka Estimasi HIV dan AIDS di Negara ASEAN dan SEAROTahun 2009

  • xviii

    Lampiran 6.7 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Avian Influenza di NegaraASEAN dan SEARO Tahun 2003-2011

    Lampiran 6.8 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah denganImunisasi di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2011

    Lampiran 6.9 Perbandingan Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di NegaraASEAN dan SEARO Tahun 2010

    Lampiran 6.10 Perbandingan Upaya Kesehatan di Negara ASEAN & SEAROTahun 2000-2011

    Lampiran 6.11 Pembiayaan Kesehatan di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2009Lampiran 6.12 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi di Negara ASEAN dan

    SEARO Tahun 2006-2010***

  • xix

    Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2011Gambar 2.2 Laju Pertambahan Penduduk Indonesia Tahun 1971-2010Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2005 - 2011Gambar 2.4 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikandi Indonesia Tahun 2011Gambar 2.5 Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2006 2011Gambar 2.6 Peta Persebaran Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2011Gambar 2.7 Peta Persebaran Kabupaten Tertinggal di Indonesia Tahun 2011Gambar 2.8 Rata-Rata Lama Sekolah di Indonesia Tahun 2006 2010Gambar 2.9 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas MenurutGolongan Umur dan Status Sekolah Tahun 2010Gambar 2.10 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang ButaHuruf Menurut Provinsi Tahun 2010Gambar 2.11 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang MelekHuruf Menurut Daerah Tempat Tinggal Tahun 2009 2010Gambar 2.12 Persentase Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah di

    Indonesia Tahun 2007 2010Gambar 2.13 Persentase Angka Partisipasi Kasar Pendidikan di IndonesiaTahun 2007 2010Gambar 2.14 Persentase Angka Partisipasi Murni Pendidikan di IndonesiaTahun 2007 2010Gambar 2.15 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik Air MinumBaik Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010Gambar 2.16 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Air Minum Layak danAir Kemasan/Isi Ulang di Indonesia Tahun 1993 2011Gambar 2.17 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses terhadap Air MinumBerkualitas Baik Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010Gambar 2.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses terhadap PembuanganTinja Layak Sesuai MDGs Menurut Provinsi di Indonesia Tahun2010Gambar 2.18 Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak diIndonesia Tahun 1993 2011Gambar 2.19 Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak diIndonesia Tahun 1993 2011

  • xx

    Gambar 2.20 Persentase Desa/Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 2.21 Persentase Pencapaian Rumah Tangga Berperilaku Hidup BersihSehat di Indonesia Tahun 2011Gambar 2.22 Persentase Kabupaten/Kota Penyelenggara Kabupaten/KotaSehat (KKS) di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.1 Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup diIndonesia Tahun 1991 2007Gambar 3.2 Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup Menurut

    Provinsi di Indonesia Tahun 2007Gambar 3.3 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup diIndonesia Tahun 2007Gambar 3.4 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran HidupMenurut Provinsi di Indonesia Tahun 2007Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di IndonesiaTahun 1994-2007Gambar 3.6 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Indonesia Tahun 2006-2010Gambar 3.7 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Menurut Provinsi diIndonesia Tahun 2010Gambar 3.8 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2010Gambar 3.9 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan MenurutUmur (BB/U) di Indonesia Tahun 2010Gambar 3.10 Prevalensi Kekurangan Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan

    Menurut Umur (Gizi Kurang + Gizi Buruk) Menurut Provinsi diIndonesia Tahun 2010Gambar 3.11 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan MenurutUmur (TB/U) di Indonesia Tahun 2010Gambar 3.12 Prevalensi Status Gizi Balita Pendek + Sangat Pendek menurut

    Provinsi di Indonesia Tahun 2010Gambar 3.13 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan menurutTinggi Badan di Indonesia Tahun 2010Gambar 3.14 Prevalensi Balita Kurus dan Sangat Kurus menurut Provinsi diIndonesia Tahun 2010Gambar 3.15 Prevalensi Status Gizi Penduduk Dewasa (>18 Tahun)Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) di IndonesiaTahun 2010Gambar 3.16 Prevalensi Kelebihan Berat Badan Penduduk >18 Tahun (BeratBadan Lebih + Obesitas) Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

    Menurut Kelompok Umur Di Indonesia Tahun 2010

  • xxi

    Gambar 3.17 Sepuluh (10) Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah SakitTahun 2010Gambar 3.18 Proporsi Kasus Menurut Jenis Kelamin pada 10 Besar PenyakitPasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2010Gambar 3.19 Sepuluh (10) Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan di Rumah SakitTahun 2010Gambar 3.20 Proporsi Kasus Menurut Jenis Kelamin pada 10 Besar PenyakitPasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Tahun 2010Gambar 3.21 Proporsi BTA Positif di Antara Seluruh Kasus Tb Paru di

    Indonesia Tahun 2007-2011Gambar 3.22 Proporsi BTA Positif di Antara Seluruh Kasus Tb Paru menurutProvinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.23 Proporsi Tb Anak di Antara Semua Kasus Tb Paru Tahun 2008-2011Gambar 3.24 Proporsi Tb Anak di Antara Semua Kasus Tb Paru Tahun 2011Gambar 3.25 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan Seluruh Kasus per 100.000Penduduk Tahun 2007-2011Gambar 3.25 Angka Notifikasi Kasus Baru Tb Paru BTA+ per 100.000Penduduk menurut Provinsi Tahun 2010-2011Gambar 3.27 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate) Tb Paru BTA+ di

    Indonesia Tahun 2006-2011Gambar 3.28 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate) Tb Paru BTA+menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.29 Jumlah Kasus Baru HIV Positif di Indonesia Tahun 2005-2011Gambar 3.30 Jumlah Kasus Baru dan Kumulatif Penderita AIDS yang

    Terdeteksi dari Berbagai Sarana Kesehatan di Indonesia Tahun2001 2011Gambar 3.31 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS 10 Provinsi Tertinggi diIndonesia Tahun 2011Gambar 3.32 Proporsi Kasus Baru AIDS menurut Jenis Kelamin di Indonesia

    Tahun 2005-2011Gambar 3.33 Persentase Kasus Baru AIDS menurut Kelompok Umur diIndonesia Tahun 2011Gambar 3.34 Persentase Kasus AIDS menurut Faktor Risiko di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.35 Angka Kematian Akibat AIDS di Indonesia Tahun 2000-2011Gambar 3.36 Cakupan Penemuan Pneumonia pada Balita di Indonesia Tahun2007-2011Gambar 3.37 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita menurut Provinsi diIndonesia Tahun 2011Gambar 3.38 Angka Prevalensi dan Angka Penemuan Kasus Baru Kusta(NCDR) Tahun 2011

  • xxii

    Gambar 3.39 Angka Penemuan Kasus Baru per 100.000 Penduduk menurutProvinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.40 Proporsi Kecacatan Kusta Tingkat 2 dan Proporsi Anak di antaraKasus Baru Kusta di Indonesia Tahun 2001-2011Gambar 3.41 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare menurut Provinsi Tahun 2011Gambar 3.42 Case Fatality Rate (CFR) pada KLB Diare di Indonesia Tahun2011Gambar 3.43 Incidence Rate (IR) Campak per 100.000 Penduduk menurutProvinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.44 Proporsi Kasus Difteri menurut Kelompok Umur di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.45 Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun diIndonesia Tahun 2011Gambar 3.46 Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2010 dan 2011Gambar 3.47 Persentase Kabupaten/Kota menurut Tingkat EndemisitasGambar 3.48 Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence /API) per1.000 Penduduk Berisiko Tahun 2000-2011Gambar 3.49 Peta Sebaran Kasus KLB Malaria di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.50 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue per 100.000 Pendudukdi Indonesia Tahun 2011Gambar 3.51 Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue di Indonesia Tahun2011Gambar 3.52 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue diIndonesia Tahun 2002-2011Gambar 3.53 Jumlah Kasus Chikungunya di Indonesia Tahun 2007-2011Gambar 3.54 Jumlah Kasus Chikungunya menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.55 Situasi Rabies (GHPR dan LYSSA) di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.56 Situasi Rabies di Indonesia Tahun 2008-2011Gambar 3.57 Jumlah Kasus Rabies (Lyssa) Menurut Provinsi di Indonesia

    Tahun 2010 - 2011Gambar 3.58 Jumlah Kumulatif Kasus Klinis Filariasis di Indonesia Tahun2005-2011Gambar 3.59 Kabupaten/Kota Endemis Filariasis di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.60 Situasi Leptospirosis di Indonesia Tahun 2005-2011Gambar 3.46 Jumlah Kasus, Meninggal dan Case Fatality Rate (%) Flu Burungmenurut Provinsi Tahun 2005 - 2011Gambar 3.40 Rekapitulasi Kejadian Bencana dan Jumlah Korban Tahun 2011Gambar 3.41 Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas menurut KepolisianDaerah Tahun 2010

  • xxiii

    Gambar 3.42 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan KesehatanSelama Bulan Referensi menurut Jenis Keluhan Kesehatan yangDialami dan Provinsi Tahun 2010Gambar 3.43 Incidence Rate (IR) Campak Per 10.000 Penduduk Menurut

    Provinsi di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.44 Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.45 Non Polio AFP Rate Per 100.000 Anak < 15 Tahun di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.46 Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2010 dan 2011Gambar 3.47 Persentase Kabupaten/Kota Menurut Tingkat Endemisitas Tahun2009 - 2011Gambar 3.48 Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence /API) Per1.000 Penduduk Tahun 2000-2011Gambar 3.49 Peta Sebaran Kasus KLB Malaria di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.50 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Per 100.000Penduduk di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.51 Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue di Indonesia Tahun2011Gambar 3.52 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue di

    Indonesia Tahun 2002-2011Gambar 3.53 Jumlah Kasus Chikungunya di Indonesia Tahun 2007-2011Gambar 3.54 Jumlah Kasus Chikungunya Menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2011Gambar 3.55 Situasi Rabies di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.56 Situasi Rabies di Indonesia Tahun 2008 - 2011Gambar 3.57 Situasi Rabies Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 - 2011Gambar 3.58 Kasus Kumulatif Klinis Filariasis di Indonesia Tahun 2005 2011Gambar 3.59 Kabupaten/Kota Endemis Filariasis di Indonesia Tahun 2011Gambar 3.60 Situasi Leptospirosis di Indonesia Tahun 2005 - 2011Gambar 3.61 Jumlah Kasus dan CFR Antraks di Indonesia Tahun 2006-2011Gambar 3.62 Situasi Kasus Konfirmasi Flu Burung di Indonesia Tahun 2005-2011Gambar 3.63 Situasi Kasus Konfirmasi Flu Burung Menurut Provinsi di

    Indonesia Tahun 2005-2011Gambar 3.64 Kasus Konfirmasi Flu Burung Menurut Riwayat Kontak diIndonesia Tahun 2011Gambar 3.65 Prevalensi Diabetes Melitus menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2007

  • xxiv

    Gambar 3.66 Prevalensi Obesitas Penduduk >18 Tahun menurut Provinsi diIndonesia Tahun 2007 dan 2010Gambar 3.67 Prevalensi Penyakit Jantung menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2007Gambar 3.68 Frekuensi Kejadian Bencana di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Indonesia Tahun2004 2011Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

    Indonesia Tahun 2004 2011Gambar 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga KesehatanMenurut Provinsi Tahun 2011Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Nifas (KF-3) di Indonesia Tahun 2008-2011Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Provinsi Tahun

    2011Gambar 4.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal di Indonesia Tahun2008-2011Gambar 4.8 Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi di Indonesia Tahun2011Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) di Indonesia

    Tahun 2011Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.11 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Indonesia Tahun 2004-2011Gambar 4.12 Cakupan Kunjungan Bayi di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.13 Cakupan Kunjungan Anak Balita di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.14 Cakupan Penjaringan Siswa SD/Sederajat Kelas 1 di IndonesiaTahun 2011Gambar 4.15 Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 4 PuskesmasMampu Tata Laksana PKPR di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.16 Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 2 PuskesmasMampu Tata Laksana KTA di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.17 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Provinsi di IndonesiaTahun 2011Gambar 4.18 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Alat/Metode Kontrasepsi

    Tahun 2011Gambar 4.19 Persentase Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan KB diIndonesia Tahun 2007 2011Gambar 4.20 Persentase Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.21 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia Tahun 2011

  • xxv

    Gambar 4.22 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia Tahun 2004-2011Gambar 4.23 Angka Drop Out Cakupan Imunisasi DPTBH1 - Campak PadaBayi di Indonesia Tahun 2006-2011Gambar 4.24 Persentase Cakupan Imunisasi TT2+ di Indonesia Tahun 2011Gambar 4.25 Gross Death Rate (GDR) di Rumah Sakit di Indonesia Tahun2010Gambar 4.26 Net Death Rate (NDR) di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2010Gambar 4.27 Jumlah Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Rumah SakitTahun 2010Gambar 4.28 Pencapaian Hasil Jumlah Kunjungan RJTP, RITP, RJTL & RITLdi Indonesia Tahun 2008-2011Gambar 4.29 Jumlah Peserta Jamkesmas Menurut Kelompok Umur dan JenisKelamin Tahun 2011Gambar 4.30 Non Polio AFP Rate/100.000 Anak Umur < 15 Tahun Menurut

    Provinsi Tahun 2010Gambar 4.31 Persentase Hasil Pengiriman Spesimen Adekuat dan Non PolioAFP Rate Tahun 2003 2011Gambar 4.32 Persentase BTA Positif terhadap Suspek yang DiperiksaDahaknya Tahun 2005-2011Gambar 4.33 Persentase Pasien TB Paru BTA Positif terhadap Suspek yang

    Diperiksa Dahaknya Menurut Provinsi Tahun 2011Gambar 4.34 Persentase Penemuan Kasus Baru dan Keberhasilan PengobatanTb Paru di Indonesia Tahun 2000-2010Gambar 4.35 Persentase Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru (SuccessRate)Menurut Provinsi Tahun 2011 (Pengobatan 2010)Gambar 4.36 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia pada Balita diIndonesia Tahun 2005 2011Gambar 4.37 Cakupan Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria Tahun2005 - 2011Gambar 4.38 Persentase Penatalaksanaan Kasus Klinis Filariasis Tahun 2005-

    2011Gambar 4.39 Cakupan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) FilariasisDi Indonesia Tahun 2005-2011Gambar 4.40 Pengembangan Program Deteksi Dini Kanker Leher Rahim danKanker Payudara di Indonesia Tahun 2007-2010Gambar 4.41 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat 90 Tablet Tambah Darah(Fe3) Menurut Provinsi Tahun 2011Gambar 4.42 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita (6-59 Bulan)Menurut Provinsi Tahun 2011Gambar 4.43 Persentase Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan

    dan Bayi Usia 6 Bulan yang Menyusu Eksklusif sampai 6 Bulandi Indonesia Tahun 2004-2010

  • xxvi

    Gambar 4.44 Cakupan ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan Menurut ProvinsiTahun 2010Gambar 4.45 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.1 Jumlah Puskesmas Tahun 2007 2011Gambar 5.2 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk Tahun 2007 2011Gambar 5.3 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk Tahun 2011Gambar 5.4 Jumlah Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan Tahun 2007 2011Gambar 5.5 Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan Obstetrik Dan

    Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.6 Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan KesehatanPeduli Remaja di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.7 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Umum di Indonesia Tahun2007 2011Gambar 5.8 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Khusus di Indonesia Tahun2007 2011Gambar 5.9 Persentase Rumah Sakit Khusus (RSK) Menurut Jenis diIndonesia Tahun 2011Gambar 5.10 Persentase Rumah Sakit Milik Kementerian Kesehatan danPemerintah Daerah Menurut Kelas Tahun 2011Gambar 5.11 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum danRumah Sakit Khusus di Indonesia Tahun 2007 2011Gambar 5.12 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit dan Rasionya Per 100.000Penduduk Tahun 2007 2011Gambar 5.13 Jumlah Instalasi Farmasi Tahun 2010Gambar 5.14 Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun2007 2011Gambar 5.15 Jumlah Sarana Distribusi Kefarmasian dan Alat KesehatanTahun 2007 2011Gambar 5.16 Rasio Posyandu terhadap Desa/Kelurahan Menurut Provinsi

    Tahun 2011Gambar 5.17 Perkembangan Jumlah Program Studi Institusi Poltekkes danNon Poltekkes di Indonesia Tahun 2006-2011Gambar 5.18 Persentase Program Studi pada Institusi Poltekkes di IndonesiaTahun 2011Gambar 5.19 Jumlah Jurusan/Program Studi pada Institusi Diknakes NonPoltekkes di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.20 Persentase Strata Akreditasi Program Studi Poltekkes diIndonesia Tahun 2011Gambar 5.21 Persentase Strata Akreditasi Institusi Diknakes Non Poltekkes di

    Indonesia Tahun 2011

  • xxvii

    Gambar 5.22 Rasio Dokter Umum terhadap 100.000 Penduduk di IndonesiaTahun 2011Gambar 5.23 Rasio Perawat terhadap 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun2011Gambar 5.24 Rasio Dokter Umum di Puskesmas terhadap Jumlah Puskesmasdi Indonesia Tahun 2011Gambar 5.25 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas di Indonesia Tahun2011Gambar 5.26 Keberadaan Dokter Umum PTT, Dokter Gigi PTT dan Bidan PTT

    di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.27 Pengangkatan Dokter Umum PTT dan Dokter Gigi PTT diIndonesia Tahun 2011Gambar 5.28 Pengangkatan Bidan PTT di Indonesia Tahun 2010-2011Gambar 5.29 Rasio Dokter Umum dan Dokter Spesialis yang Memiliki STR

    terhadap 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.30 Rasio Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang Memiliki STRterhadap 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2011Gambar 5.31 Alokasi dan Realisasi Anggaran Kementerian Kesehatan Tahun2007 2011Gambar 5.32 Persentase Penduduk yang Dilindungi Jaminan Kesehatan

    Masyarakat/ Asuransi Kesehatan di Indonesia sampai denganJuni 2011Gambar 5.33 Persentase Pemberi Pelayanan Kesehatan Rujukan PesertaJamkesmas Tahun 2011Gambar 5.34 Persentase Penyerapan Dana Bantuan Operasional Kesehatan

    (BOK) Menurut Provinsi Tahun 2011Gambar 6.1 Jumlah Penduduk di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2011Gambar 6.2 Kepadatan Penduduk di Negara ASEAN & SEARO (Jiwa perKm2) Tahun 2011Gambar 6.3 Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun di ASEAN & SEARO

    Tahun 2010-2030Gambar 6.4 Komposisi Penduduk yang Produktif dan Non Produktif di NegaraASEAN & SEARO Tahun 2011Gambar 6.5 Indeks Pembangunan Manusia di Negara ASEAN & SEAROTahun 2011Gambar 6.6 Indeks Ketidaksetaraan Gender di Negara ASEAN & SEAROTahun 2011Gambar 6.7 Angka Kesuburan Wanita di Negara ASEAN & SEARO Tahun2011Gambar 6.8 Angka Kelahiran Kasar di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2011

  • xxviii

    Gambar 6.9 Pendapatan Nasional Bruto di Negara ASEAN & SEARO Tahun2009Gambar 6.10 Angka Kematian Bayi di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2010Gambar 6.11 Angka Kematian Balita (Per 1.000 Kelahiran Hidup) di Negara

    ASEAN & SEARO Tahun 2010Gambar 6.12 Angka Kematian Ibu di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2010Gambar 6.13 Angka Kematian Kasar (Per 1.000 Penduduk) di Negara ASEAN& SEARO Tahun 2011Gambar 6.14 Angka Harapan Hidup di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2011Gambar 6.15 Prevalensi dan Kematian Akibat Tuberkulosis per 100.000Penduduk di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2010Gambar 6.16 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Avian Influenza di NegaraASEAN & SEARO Tahun 2003-2011Gambar 6.17 Jumlah Kasus Polio di Negara ASEAN & SEARO Tahun 2004-

    2011Gambar 6.18 Cakupan Beberapa Imunisasi di Negara ASEAN & SEAROTahun 2010Gambar 6.19 Penemuan Penderita TB Paru di Negara ASEAN & SEAROTahun 2010Gambar 6. 20 Angka Kesembuhan TB Paru di Negara ASEAN & SEARO

    Tahun 2009Gambar 6. 21 Persentase Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan

    Sarana Sanitasi Sehat di Negara-Negara ASEAN & SEAROTahun 2008

    Gambar 6. 22 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi di Negara-Negara ASEAN& SEARO Tahun 2006-2010

  • xxix

    Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut JenisKelamin dan Kelompok Usia Produktif (15-64 Tahun) dan NonProduktif (0-14 Tahun dan 65 Tahun ke Atas) di Indonesia Tahun2011Tabel 2.2 Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatandi Indonesia Tahun 2011Tabel 2.3 Perkembangan Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja danPengangguran Terbuka di Indonesia Tahun 2009 2011Tabel 2.4 Persebaran dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kelompok

    Besar Pulau di Indonesia Tahun 2009 2011Tabel 2.5 Jumlah Kabupaten Perbatasan dan Puskesmas Prioritas DTPK diIndonesia Tahun 2011Tabel 2.6 Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) TingkatKabupaten/Kota Tahun 2011Tabel 3.1 Prevalensi (%) Status Gizi Balita (BB/U) Menurut KarakteristikResponden, Riskesdas 2010Tabel 3.2 Prevalensi (%) Status Gizi Balita (TB/U) Menurut KarakteristikResponden, Riskesdas 2010Tabel 3.3 Prevalensi (%) Status Gizi Balita Berdasarkan BB/TB Menurut

    Karakteristik Responden, Riskesdas 2010Tabel 3.4 Period Prevalence Tb (D) dan Period Prevalence Suspek Tb (G)pada Penduduk > 15 Tahun Menurut Karakteristik, Riskesdas2010Tabel 3.5 Target dan Capaian Indikator Renstra Kemenkes dan MDGs

    Tentang HIV AIDS Tahun 2011Tabel 3.6 Situasi Kasus Leptospirosis di Provinsi Endemis di IndonesiaTahun 2005 - 2011Tabel 3.7 Situasi Flu Burung menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2005-2011Tabel 4.1 Puskesmas Membina Lapas/Rutan Anak di Indonesia Sampaidengan Tahun 2011Tabel 4.2 Puskesmas Membina Kesehatan Anak Penyandang Cacat MelaluiProgram UKS di SLB sampai dengan Tahun 2011

  • xxx

    Tabel 4.3 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Jemaah Haji diArab Saudi Tahun 2011Tabel 4.4 Penemuan Penderita HIV dan AIDS di Indonesia Tahun 2005

    2011Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Suspek, Penemuan Kasus Baru (NCDR) danPenderita Cacat Tingkat II di Indonesia Tahun 2004 2011Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit (Umum & Khusus) diIndonesia Tahun 2007 2011Tabel 5.2 Jumlah Lulusan Program Diploma III Poltekkes dan NonPoltekkes Tahun 2007-2011Tabel 6.1 Jumlah Kasus Polio per Negara Tahun 2004-2011

  • xxxi

    ABH : Anak yang Berhadapan dengan HukumABJ- Larva Free Index : Angka Bebas Jentik

    ABT- Dependency Ratio : Angka Beban Tanggungan

    ACD : Active Case DetectionACLS : Advanced Cardiac Life SupportAFP : Acute Flaccid ParalysisAHH : Angka Harapan HidupAIDS : Acquired Immune Deficiency SyndromeAKABA : Angka Kematian BalitaAKB- Infant Mortality Rate (IMR) : Angka Kematian Bayi

    AKDR- Intra Uterine Device (IUD) : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

    AKG- Recommended Dietary Allowance(RDA): Angka Kecukupan Gizi

    AKI- Maternal Mortalite Rate (MMR) : Angka Kematian Ibu

    AKN- Neonatal Mortality Rate : Angka Kematian Neonatal

    AMH : Angka Melek HurufAMI : Annual Malaria IncidenceAPI : Annual Parasite IncidenceAPK : Angka Partisipasi Kasar

  • xxxii

    APM : Angka Partisipasi MurniAPS : Angka Partisipasi Sekolah.ARV : Anti Retro VirusASEAN : Association of Southeast Asian NationsASI Eksklusif : Pemberian Air Susu Ibu saja tanpa tambahan

    makanan dan minuman lain kepada bayisejak lahir sampai usia 6 bulan.AVLOS : Average Length of Stay = Rata-rata lamanyapasien dirawat)Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survei dan PemetaanNasionalBBLR : Berat Bayi Lahir RendahBB/TB : Status gizi berdasarkan Berat Badanmenurut Tinggi BadanBB/U : Status gizi berdasarkan Berat Badanmenurut UmurBCG : Bacille Calmette-GurinBNPP : Badan Nasional Pengelola PerbatasanBOK : Biaya Operasional KesehatanBOR : Bed Occupancy Ratio = angka penggunaantempat tidurBPS : Badan Pusat StatistikBTA + : Basil Tahan Asam positifBTO : Bed Turn OverCBR : Crude Birth Rate = Angka Kelahiran KasarCDR : Case Detection RateCFR : Case Fatality RateCNR : Case Notification RateCR : Cure Rate = Angka Kesembuhan

  • xxxiii

    CTPS : Cuci Tangan Pakai SabunDAK : Dana Alokasi KhususDBD : Demam Berdarah DengueDBK : Daerah yang Bermasalah KesehatanDM : Diabetes MellitusDO Rate : Drop Out RateDOTS : Directly Observed Treatment ShortcourseDPT : Diphteri Pertusis TetanusDTPK : Daerah Terpencil, Perbatasan dan KepulauanELISA : Enzyme Linked Immunosorbent AssayEWORS : Early Warning Outbreak Recognition SystemFCP : Female Cancer ProgramFKKADK : Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan

    KecacatanGDR : Gross Death Rate = Angka Kematian UmumGHPR : Gigitan Hewan Penular Rabies

    GII : Gender Inequality Index = IndeksKetidaksetaraan GenderHb : HaemoglobinHIV : Human Immunodeficiency VirusHKN : Hari Kesehatan NasionalICCP : Indonesian Cancer Control ProgamIDU : Injecting Drug UserIGD : Instalasi Gawat DaruratIHK : Indeks Harga KonsumenIKOT : Industri Kecil Obat Tradisional

  • xxxiv

    IMS : Infeksi Menular SeksualIMT Body Mass Index (BMI) : Indeks Massa Tubuh

    IMT/U : Status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuhmenurut UmurIOT : Industri Obat TradisionalIPKM : Indeks Pembangunan Kesehatan MasyarakatIPM : Indeks Pembangunan ManusiaIR : Incidence RateISPA : Infeksi Saluran Pernafasan AkutIUD : Intra Uterine DeviceJamkesmas : Jaminan Kesehatan MasyarakatJampersal : Jaminan PersalinanK1 : Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan

    ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan.K4 : Kontak minimal empat kali selama masakehamilan untuk mendapatkan pelayananantenatal, yang terdiri atas minimal satu kali

    kontak pada trimester pertama, satukali padatrimester kedua dan duakali pada trimesterketiga.KB : Keluarga BerencanaKEP : Kurang Energi ProteinKF 3 : Kunjungan Nifas; Pelayanan kepada ibu nifassedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan

    s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan padaminggu ke VI termasuk pemberian vitamin A2 kali serta persiapan dan/atau pemasanganKB pasca persalinan.KIE : Komunikasi, Informasi dan EdukasiKKS : Kabupaten/Kota SehatKLB : Kejadian Luar Biasa

  • xxxv

    KN1 : Kunjungan Neonatus 1; pelayanan kesehatanneonatal dasar, kunjungan ke-1 (pertama)pada 6-24 jam setelah lahir.

    KN Lengkap : Kunjungan Neonatus Lengkap ; pelayanankesehatan neonatal dasar meliputi ASIekslusif, pencegahan infeksi berupaperawatan mata, tali pusat, pemberianvitamin K1 injeksi bila tidak diberikan padasaat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1bila tidak diberikan pada saat lahir, danmanajemen terpadu bayi muda. Dilakukansesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitaskesehatan maupun kunjungan rumah.

    KONAS : Kebijakan Obat NasionalKunjungan Bayi : Kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan disarana pelayanan. Setiap bayi memperolehpelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitusatu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali

    pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.Pelayanan Kesehatan tersebut meliputipemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksiintervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)bayi dan penyuluhan perawatan kesehatanbayi.

    KTA : Kekerasan Terhadap AnakKTR : Kawasan Tanpa RokokKTS : Konseling Tes HIV SukarelaLapas : Lembaga PemasyarakatanLIL : Lima Imunisasi Dasar LengkapLJSS : Layanan Jarum Suntik SterilLMKM : Langkah Menuju Keberhasilan MenyusuiLOS : Length of Stay; Rata-rata lama rawatanseorang pasien.

  • xxxvi

    LPP : Laju Pertumbuhan PendudukLSL : Lelaki Seks dengan LelakiMBS : Mass Blood SurveyMDG : Millenium Development GoalsMNTE : Maternal and Neonatal Tetanus EliminationMOP : Metode Operatif Pria; cara kontrasepsidengan tindakan pembedahan pada saluransperma pria.MOW : Metode Operatif Wanita; cara kontrasepsidengan tindakan pembedahan pada salurantelur wanita.MP ASI : Makanan Pendamping Air Susu IbuMTBM : ManajemenTerpadu Balita Muda; suatupendekatan keterpaduan dalam tata laksanabayi umur 1 hari 2 bulan, baik yang sehatmaupun yang sakit, baik yang datang kefasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan

    dasar maupun yang dikunjungi oleh tenagakesehatan pada saat kunjungan neonatal.MTBS : ManajemenTerpadu Balita Sakit; suatupendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam

    tata laksana balita sakit dengan fokus kepadakesehatan anak usia 0-59 bulan (balita)secara menyeluruh. MTBS bukan merupakansuatu program kesehatan tetapi suatupendekatan/cara menatalaksana balita sakit.NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain.NCDR : Newly Case Detection RateNDR : Net Death RateNSPK : Norma Standar Prosedur KriteriaOAT : Obat Anti TuberkulosisODHA : Orang Dengan HIV/AIDSP4K : Program Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi

  • xxxvii

    PAK : Penyalur Alat KesehatanPAUD : Pendidikan Anak Usia DiniPD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasiPDAM : Perusahaan Daerah Air MinumPDB : Produk Domestik BrutoPDBK : Penanggulangan Daerah BermasalahKesehatanPDP : Layanan Perawatan Dukungan dan

    PengobatanPHBS : Perilaku Hidup Bersih dan SehatPJK : Penyakit Jantung KoronerPJPD : Penyakit Jantung dan Pembuluh DarahPK : Penanganan Komplikasi MaternalPKH : Program Keluarga HarapanPKHS : Pendidikan Keterampilan Hidup SehatPKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli RemajaPKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah TanggaPMO : Pengawas Menelan ObatPMS : Penyakit Menular SeksualPoltekkes : Politeknik KesehatanPolindes : Pondok Bersalin DesaPOMP : Pemberian Obat Massal Pencegahan; programuntuk filariasisPONED : Pelayanan emergensi Obstetrik dan NeonatalDasarPONEK : Pelayanan emergensi Obstetrik dan NeonatalKomprehensifPosbindu : Pos Pembinaan Terpadu

  • xxxviii

    Poskesdes : Pos Kesehatan DesaPosyandu : Pos Pelayanan TerpanduPN (Salinakes) : Persalinan oleh Tenaga KesehatanPPA : Project Partnership AgreementPPIA : Pencegahan Penularan Ibu ke AnakPPKT : Pulau-Pulau Kecil TerluarPPKTB : Pulau-Pulau Kecil Terluar BerpendudukPSN : Pemberantasan Sarang NyamukPTRM : Program Terapi Rumatan MetadonPTT : Pegawai Tidak TetapPUS : Pasangan Usia SuburPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatPWS KIA : Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan

    Ibu dan AnakRDT : Rapid Diagnostic TestRiskesdas : Riset Kesehatan DasarRITL : Rawat Inap Tingkat LanjutRITP : Rawat Inap Tingkat PertamaRJTL : Rawat Jalan Tingkat LanjutRJTP : Rawat Jalan Tingkat PertamaRPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    NasionalSakernas : Survei Angkatan Kerja NasionalSBS : Stop Buang Air Besar SembaranganSDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini TumbuhKembangSDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

  • xxxix

    SEARO : WHO South-East Asia Regional OfficeSKN : Sistem Kesehatan NasionalSKRT : Survei Kesehatan Rumah TanggaSLB : Sekolah Luar BiasaSPAL : Saluran Pembuangan Air LimbahSPAM : Sistem Penyediaan Air MinumSPM : Standar Pelayanan MinimalSR : Success Rate = Angka KeberhasilanPengobatanSrikandi : Sistem Registrasi Kanker di IndonesiaSTBM : Sanitasi Total Berbasis MasyarakatSTBP : Survei Terpadu Biologis dan PerilakuSTR : Surat Tanda RegistrasiSTRANAS PPDT : Strategi Nasional Percepatan PembangunanDaerah TertinggalSUPAS : Survey Penduduk Antar SensusSusenas : Survei Sosial Ekonomi IndonesiaTB : TuberkulosisTB/U : Status gizi berdasarkan Tinggi Badan

    menurut UmurTFR : Total Fertility Rate = Angka Fertilitas Total;jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiapwanita.TN : Tetanus NeonatorumTOGA : Tanaman Obat KeluargaTOI : Turn Over Interval = tenggang perputaran;rata-rata hari dimana tempat tidur tidakditempati dari telah diisi ke saat terisiberikutnyaTPT : Tingkat Pendidikan Tertinggi

  • xl

    TT : Tetanus ToksoidUCI : Universal Child Immunization; tercapainya

    imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dananak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasarlengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usiasubur meliputi 2 dosisTT. Untuk anaksekolah tingkat dasar rneliputi 1 dosis DT, 1dosis campak dan 2 dosis TT.

    UHH : Umur Harapan Hidup waktu lahir; jumlahrata-rata usia yang diperkirakan padaseseorang atas dasar angka kematian padamasa tersebut yang cenderung tidak berubahdi masa mendatang.UKBM : Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat;Bentuk UKBM yang adalah Poskesdes,Polindes, Pos UKK, Poskestren, TOGA, SakaBhakti Husada, dan lain-lain.UKS : Usaha Kesehatan SekolahUNICEF : United Nations Children's FundUPT : Unit Pelaksana TeknisVAR : Vaksin Anti RabiesVCT : Voluntary, Counseling, and TestingWHA : World Health AssemblyWDF : World Diabetes FoundationWHO : World Health OrganizationWPS : Wanita Penjaja SeksWUS : Wanita Usia Subur; keadaan organ

    reproduksinya berfungsi dengan baik antaraumur 20-45 tahun.

  • 3Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umumyang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untukmeningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orangagar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud.Sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosialekonomis.

    Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawahPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusiaadalah memperoleh manfaat, mendapatkan, dan atau merasakan derajat kesehatansetinggi-tingginya, sehingga Kementerian Kesehatan dalam menjalankan kebijakandan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya,namun juga berorientasi pada pencapaian MDGs ( Millennium Development Goals).

    Deklarasi Milenium adalah hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilandari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan padaSeptember 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh duniayang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara sertaditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat KonferensiTingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. PemerintahIndonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York danmenandatangani Deklarasi Milenium tersebut. Deklarasi berisi komitmen masing-masing negara dan komunitas internasional untuk mencapai 8 tujuan pembangunandalam Milenium ini (MDGs), sebagai satu paket tujuan yang terukur untukpembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi inimerupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dariseparuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untukmenyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semuatingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3nya, dan mengurangihingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

    Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakanbidang kesehatan, terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6); melestarikanlingkungan hidup (Tujuan 7).

  • 4Perhatian khusus dalam pencapaian MDGs terdiri dari:1. Menjaga pencapaian kinerja indikator MDGs.2. Perlu kerja keras.3. Disparitas antar provinsi cukup besar.4. Sinergi antar program.5. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) berdampak lahirnya anak sehat.

    Adapun upaya yang perlu dilakukan dalam pencapaian MDGs adalah:1. Memenuhi jumlah, jenis, distribusi SDM Kesehatan terutama di DTPK (Daerah

    Tertinggal Perbatasan Kepulauan)2. Memenuhi sarana minimal kebutuhan pelayanan kesehatan untuk mendukung

    pencapaian kinerja indikator MDGs.3. Perlu kerjasama dan kerja cerdas semua pihak di berbagai tingkatan.4. Perlu sinergi antar program dan antar kegiatan.

    Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan,kesinambungan serta penajaman prioritas pembangunan sebagaimana termuat dalamInstruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan PrioritasPembangunan Tahun 2010 maka diinstruksikan kepada para Menteri KabinetIndonesia Bersatu II dan para Bupati/Walikota sesuai tugas, fungsi dan kewenanganmasing-masing dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yangberkeadilan meliputi:

    1. Pro Rakyat.2. Keadilan untuk semua (Justice for All).3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium( Millennium Development

    Goals).Untuk kesinambungan dan penajaman prioritas pembangunan nasional sebagai

    termuat dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2010 di atas, dilanjutkan dengan Inpres Nomor3 Tahun 2010 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalTahun 2010 2014 adalah untuk lebih fokus melaksanakan pembangunan yangberkeadilan. Dalam Inpres ini terdapat unsur iktikad baik untuk membangunkoordinasi pusat daerah agar terjalin lebih sinergi.

    Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan danPemberantasan Korupsi terdapat 6 (enam) strategi. Hal ini sejalan denganPencanangan Kementerian Kesehatan menciptakan Zona Integritas Menuju WilayahBebas Korupsi. Pencanangan kegiatan itu dilaksanakan pada 18 Juli 2012. ZonaIntegritas merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada kementerian yangpimpinan dan jajarannya mempunyai niat atau komitmen untuk menciptakan birokrasiyang bersih dan melayani. Beberapa penilaian indikator Zona Integritas harusmemenuhi syarat indikator dengan hasil penilaian 80 dan 90, antara lain jumlahmaksimum kerugian negara yang belum diselesaikan berdasarkan penilaian BadanPemeriksa Keuangan, indeks kepuasan masyarakat, dan persentase maksimumpegawai yang dijatuhi hukuman kedisiplinan karena penyalahgunaan dan pengelolaankeuangan.

    Inpres Nomor 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan PrioritasPembangunan Nasional Tahun 2011 terdiri dari 14 prioritas, pembangunan nasional

  • 5bidang kesehatan di urutan ketiga. Urutan sebelumnya adalah Reformasi Birokrasi danTata Kelola serta Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan. Informasi lebih rincitentang indikator yang terdapat pada Inpres Nomor 3 Tahun 2011, Inpres Nomor 9Tahun 2011, dan Inpres Nomor 14 Tahun 2011 terdapat pada Lampiran 1.1, Lampiran1.2, dan Lampiran 1.3.

    Rencana Strategis (Renstra) merupakan penjabaran dari sistem PerencanaanPembangunan Nasional (UU Nomor 25 Tahun 2004). Renstra Kementerian Kesehatanmerupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagaiprogram pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh KementerianKesehatan untuk kurun waktu tahun 2010-2014, dengan penekanan pada pencapaiansasaran prioritas nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan, danMillenium Development Goals (MDGs). Masalah kesehatan begitu berat, kompleks dantak terduga, sehingga perlu perhatian pada dinamika kependudukan, epidemiologipenyakit, ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek, kemitraan, globalisasi dandemokratisasi, kerja sama lintas sektor dan mendorong partisipasi masyarakat.Pembangunan kesehatan diarahkan guna mewujudkan Visi Kementerian KesehatanMASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN.

    Dalam Kepmenkes Nomor 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana StrategisKementerian Kesehatan Tahun 2010 2014, telah ditetapkan 8 (delapan) sasaranstrategis Kementerian Kesehatan yaitu:

    1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular.3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan

    antar tingkat sosial ekonomi serta gender.4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka

    mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,terutama penduduk miskin.

    5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) pada tingkat rumahtangga.

    6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal,Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.8. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    bidang Kesehatan.Untuk mencapai sasaran strategis tersebut di atas diperlukan dukungan

    sasaran program dan kegiatan sebagai berikut:1. Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin.2. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang

    kesehatan.3. Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

    dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.4. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan.

    Informasi lebih rinci tentang indikator Renstra Kementerian Kesehatan padatahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 1.4 sampai dengan Lampiran 1.11.

  • 6Sesuai ketentuan Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum PenetapanIndikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah, Menteri/PimpinanLembaga wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk Koordinator/Departemen/Kementerian Negara/ Lembaga dan unit organisasi setingkat Eselon Iserta unit kerja mandiri di bawahnya.

    Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Menteri Kesehatan telahmenetapkan IKU Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 melalui Permenkes Nomor1099/Menkes/SK/VI/2011. Dengan peraturan tersebut, terdapat 19 indikator sebagaialat pengukuran kinerja. Terdapat 13 indikator yang telah mencapai target bahkanmelebihi target, ada 6 indikator yang masih harus diupayakan pencapaian targetnya.Informasi lebih rinci tentang IKU tingkat Kementerian Kesehatan terdapat padaLampiran 1.12.

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaanakses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untukmeningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itupada Pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yangefektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sisteminformasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akandiatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada Pasal 169 disebutkanpemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh aksesterhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat.

    Salah satu luaran dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Nasionaladalah Profil Kesehatan Indonesia, yang merupakan salah satu paket penyajiandata/informasi kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upayakesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya, serta terbitsetiap tahun.

    Sejalan dengan penyusunan Profil Kesehatan Indonesia, di provinsi juga disusunProfil Kesehatan Provinsi dan di kabupaten/kota disusun Profil KesehatanKabupaten/Kota. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yangberkembang dengan pesat, penyusunan Profil Kesehatan diharapkan dapatterselenggara secara berjenjang. Profil Kesehatan Provinsi disusun berdasarkan ProfilKesehatan Kabupaten/Kota dan hasil pembangunan kesehatan yang diselenggarakanprovinsi, termasuk hasil lintas sektor terkait; dan Profil Kesehatan Indonesia disusunberdasarkan Profil Kesehatan Provinsi dan hasil pembangunan kesehatan yangdiselenggarakan pusat, termasuk hasil kegiatan lintas sektor terkait tingkat nasional.

    Profil Kesehatan Indonesia, Profil Kesehatan Provinsi, dan Profil KesehatanKabupaten/Kota diharapkan dapat dijadikan salah satu media untuk memantau danmengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di pusat maupundaerah. Untuk itu penyusunan profil kesehatan yang berkualitas, terbit lebih cepat,menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten, dan sesuai kebutuhan, menjadiharapan kita bersama.

  • 7Profil Kesehatan Indonesia 2011 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu:Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang Inpres 3/2010, Inpres 9/2011,Inpres 14/2011, Renstra, IKU Kementerian Kesehatan dan latar belakangditerbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2011 ini serta sistimatika penyajiannya.Bab II - Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentanggambaran umum, yang meliputi kependudukan, perekonomian, dan lingkungan fisikserta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikatorderajat kesehatan, yang mencakup tentang angka kematian, angka harapan hidup,angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatanyang merupakan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Gambarantentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanankesehatan dasar, pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upayapencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber dayapembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2011. Gambaran tentang keadaansumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas kesehatan, saranaproduksi/distribusi obat dan perbekalan kesehatan, institusi pendidikan tenagakesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan negara anggota ASEAN dan SEARO. Bab inimenyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan,Angka Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, Gender InequalityIndex, data tuberkulosis, angka estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yangdapat dicegah dengan imunisasi, dan cakupan imunisasi pada bayi.

    ***

  • 8

  • 11

    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara. Secarageografis terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Australia serta di antaradua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Secara astronomis,Indonesia terletak antara 6o Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan dan 95o sampai141o Bujur Timur yang meliputi rangkaian pulau antara Sabang sampai Merauke.

    Menurut data dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional(Bakosurtanal), jumlah pulau di Indonesia adalah 17.506. Jumlah pulau itu termasukyang berada di muara, tengah sungai dan delta sungai. Posisi strategis ini mempunyaipengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2011 tentang Kode danData Wilayah Administrasi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri menunjukkanbahwa pada tahun 2011 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33provinsi, 497 kabupaten/kota (399 kabupaten dan 98 kota), 6.694 kecamatan dan 77.465kelurahan/desa dengan luas wilayah 1.910.931,32 Km2.

    Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadatdengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Keragaman dalam berbagai aspektersebut juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Pembagianwilayah Indonesia secara administratif menurut provinsi pada tahun 2011 dapat dilihatpada Lampiran 2.1.

    Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Indonesia dan perilaku pendudukpada tahun 2011 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaanpendidikan, keadaan kesehatan lingkungan, dan keadaan perilaku penduduk.A. KEADAAN PENDUDUK

    Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Indonesiasebesar 237.641.326 jiwa, yang terdiri dari 119.630.913 penduduk laki-laki dan118.010.413 penduduk perempuan. Estimasi jumlah penduduk dilaksanakan oleh PusatData dan Informasi, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Badan PusatStatistik dengan berdasarkan pada laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2010 (LPP2000-2010). Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 241.182.182 jiwa,yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 121.413.414 dan jumlah pendudukperempuan 119.768.768 dengan rasio jenis kelamin 101. Angka ini berarti bahwaterdapat 101 laki-laki di antara 100 perempuan. Rincian menurut provinsi dapatdilihat pada Lampiran 2.2.

    Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalambentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk yang telah

  • 12

    dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi, dapat disusun sebuah piramida penduduktahun 2011. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagiankiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kananmenunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaranstruktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua.Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya,dan ekonomi.

    GAMBAR 2.1PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2011

    Sumber: Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan KesehatanPusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2011

    Pada Gambar 2.1 dapat ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesiatermasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlahpenduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jikadibandingkan dengan lima tahun yang lalu dan angka harapan hidup yang semakinmeningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badanpiramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutamapada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golonganpenduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginyausia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap pendudukusia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

    Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayahtertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Laju PertumbuhanPenduduk (LPP) sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yangakan datang. LPP periode tahun 2000-2010 dipergunakan sebagai dasar dari estimasijumlah penduduk di tahun 2011.

  • 13

    Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk pertahun selama tahun 1971-1980 sebesar 2,31% dan menurun secara tajam selamarentang tahun 1990-2000. Penurunan laju pertumbuhan penduduk ini dimungkinkankarena berhasilnya program keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintahpada masa itu. Kebijaksanaan kependudukan yang diambil pemerintah tidak hanyamenurunkan angka fertilitas tetapi diharapkan juga ikut meningkatkan kesejahteraankeluarga.

    GAMBAR 2.2LAJU PERTAMBAHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1971-2010

    Hal berbeda terjadi di periode 20002010, laju pertumbuhan penduduk sebesar1,49% per tahun, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhanpenduduk pada tahun 19902000. Peningkatan yang terjadi masih relatif kecil,dimungkinkan karena program keluarga berencana tidak mampu lagi menghambatangka kelahiran di Indonesia. Semakin tinggi laju pertumbuhan pendudukmenyebabkan jumlah penduduk yang semakin banyak di masa yang akan datang.

    Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang seringdigunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka BebanTanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yangmenyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasukumur produktif (umur 1564 tahun). Secara kasar perbandingan angka bebantanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umurnonproduktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlahpenduduk nonproduktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif.

    Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011

  • 14

    TABEL 2.1JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN

    MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF (15-64 TAHUN)DAN NON PRODUKTIF (0-14 TAHUN DAN 65 TAHUN KE ATAS)

    DI INDONESIA TAHUN 2011

    No Usia Laki-laki Perempuan Laki-laki danPerempuan %1 0 14 Tahun 35.814.766 33.804.045 69.618.811 28,872 15 64 Tahun 80.139.422 79.236.617 159.376.039 66,083 65 Tahun ke atas 5.459.226 6.728.106 12.187.332 5,05

    Jumlah 121.413.414 119.768.768 241.182.182 100,00Angka Beban Tanggungan (%) 51,50 51,15 51,33

    Sumber: Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan KesehatanPusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2011

    Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur yang ditunjukkan olehTabel 2.1, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar28,87% yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 66,08% dan yang berusia tua ( 65tahun) sebesar 5,05%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (DependencyRatio) penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebesar 51,33%. Hal ini berarti bahwa 100orang Indonesia yang masih produktif akan menanggung 51 orang yang belum/sudahtidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka BebanTanggungan laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan Angka Beban Tanggunganperempuan, yaitu 51,50% untuk laki-laki dan 51,15% untuk perempuan. Rincianmenurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.5.

    Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yangserius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harusdidasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang kesehatantercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupunrehabilitatif. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenaipenduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan.

    Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam, sesuaidengan karakteristik kelompok umur tertentu atau didasarkan pada kondisi sikluskehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibuhamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduksasaran terfokus pada kelompok umur tertentu, meliputi: bayi, batita, balita, anakbalita, anak usia sekolah SD, wanita usia subur, penduduk produktif, usia lanjut danlain-lain.

  • 15

    TABEL 2.2ESTIMASI PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

    DI INDONESIA TAHUN 2011

    No Sasaran Program KelompokUmur/FormulaJenis Kelamin JumlahLaki-Laki Perempuan

    1 Bayi 0 Tahun 2.292.040 2.170.522 4.462.5622 Batita 0 2 Tahun 6.996.072 6.615.306 13.611.3783 Anak Balita 1 4 Tahun 9.540.519 9.006.793 18.547.3124 Balita 0 4 Tahun 11.832.571 11.177.303 23.009.8745 Pra Sekolah 5 6 Tahun 4.767.072 4.492.316 9.259.3886 Anak Usia Kelas 1 SD/Setingkat 7 Tahun 2.431.569 2.290.348 4.721.9177 Anak Usia SD/Setingkat 7 12 Tahun 14.527.658 13.688.580 28.216.2388 Penduduk Usia Muda < 15 Tahun 35.814.766 33.804.045 69.618.8119 Penduduk Usia Produktif 15 64 Tahun 80.139.422 79.236.617 159.376.03910 Penduduk Pra Usia Lanjut 45 59 Tahun 17.556.426 17.000.769 34.557.19511 Penduduk Usia Lanjut 60 Tahun 8.413.472 9.898.583 18.312.05512 Penduduk Usia Lanjut Risiko Tinggi 70 Tahun 3.184.589 4.215.102 7.399.69113 Wanita Usia Subur 15 49 Tahun - 66.147.746 66.147.74614 Wanita Usia Subur Imunisasi 15 39 Tahun - 50.716.395 50.716.39515 Ibu Hamil 1,1 X lahir hidup - 5.060.637 5.060.63716 Ibu Bersalin 1,05 X lahir hidup - 4.830.608 4.830.60817 Ibu Nifas 1,05 X lahir hidup - 4.830.608 4.830.60818 Lahir Hidup - 2.362.928 2.237.654 4.600.582

    Sumber: Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan KesehatanPusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2011

    B. KEADAAN EKONOMIKondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

    menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian Indonesia padatahun 2011 tumbuh sebesar 6,5%. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar hargakonstan mencapai Rp 2.463,2 triliun dan atas dasar harga berlaku sebesar Rp 7.427,1triliun pada tahun 2011.

    Laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2005-2011 mengalami kejadiannaik dan turun, yang antara lain dipengaruhi oleh kondisi politik dan iklim investasiyang ada. Gambar 2.3 menunjukkan kondisi laju pertumbuhan ekonomi di Indonesiayang menunjukkan tren meningkat dari tahun 20092011.

  • 16

    GAMBAR 2.3LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2005 - 2011

    Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

    Selama tahun 2011, bersumber dari berita resmi statistik BPS, semua sektorekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektorpengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10,7%, diikuti oleh sektor perdagangan,hotel, dan restoran sebesar 9,2%, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaansebesar 6,8%, sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi masing-masing 6,7%, sektorindustri pengolahan sebesar 6,2%, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 4,8%,sektor pertanian sebesar 3,0%, dan sektor pertambangan dan penggalian 1,4%.Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9% yang berarti lebihtinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5%.

    Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesempatan kerja di Indonesia.Penggolongan usia kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15tahun ke atas. Penduduk dilihat dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasartenaga kerja, namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanyapenduduk yang masuk usia kerja yang dapat menawarkan tenaganya di pasar kerja.Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang termasuk angkatan kerjadan yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktifbekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang sedang mencaripekerjaan, sedang mempersiapkan suatu usaha dan mereka yang sudah memilikipekerjaan tetapi belum mulai bekerja itulah yang dinamakan sebagai pengangguranterbuka.

    Untuk mengetahui tingkat pengangguran, dilakukan Survei Angkatan KerjaNasional (Sakernas). Konsep pengangguran adalah angkatan kerja yang tidakbekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja yang sedangmencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasatidak mungkin mendapatkan pekerjaan/putus asa (sebelumnya dikategorikan sebagaibukan angkatan kerja) dan yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja(sebelumnya dikategorikan sebagai bekerja).

  • 17

    Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaannamun sementara tidak bekerja, dan penganggur. Sementara Bekerja menurut definisiSakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksudmemperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikitsatu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan itu termasuk jugakegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatanekonomi.

    Persentase pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencarikerja dengan jumlah angkatan kerja. Pengangguran terbuka di sini didefinisikansebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan usahaatau juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagimendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapibelum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolahatau mengurus rumah tangga.

    TABEL 2.3PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJADAN PENGANGGURAN TERBUKA DI INDONESIA TAHUN 2009 2011

    Feb 2009(juta orang) Feb 2010(juta orang) Feb 2011(juta orang)Jumlah Angkatan Kerja 113,74 116,00 119,40Jumlah penduduk yang bekerja 104,49 107,41 111,28Pengangguran terbuka 9,25 8,59 8,12Pengangguran terbuka (%) 8,14 7,41 6,80

    Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011Pada Tabel 2.3 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah angkatan

    kerja dan jumlah penduduk yang bekerja. Seiring dengan peningkatan jumlahpenduduk telah menyebabkan peningkatan jumlah angkatan kerja. Peningkatanjumlah angkatan kerja menyebabkan semakin sempitnya peluang kerja karenaminimnya lapangan pekerjaan. Pertumbuhan lapangan kerja lebih lambatdibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja. Hal inilah yang menyebabkantimbulnya pengangguran terbuka yang cukup tinggi. Hal yang menggembirakan adalahturunnya