PROFIL KEBUDAYAAN INDONESIA
Transcript of PROFIL KEBUDAYAAN INDONESIA
Kegiatan Sosialisasi hasil-‐hasil pendayagunaan data pendidikan, Hotel Kar7ka Chandra, Jakarta 17 Nopember 2016
PROFIL KEBUDAYAAN INDONESIA
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK)-Kemdikbud
Pusat Kajian Statistik Sosial (PKSS)-STIS
LATAR BELAKANG • Kebudayaan pen+ng untuk kemajuan bangsa • UUD 45 Pasal 32:
ü Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara & mengembangkan nilai-‐nilai budayanya
ü Negara menghorma7 & memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional
• Definisi kebudayaan: keseluruhan sistem gagasan, tindakan & hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat , 1996):
• Menurut Koentjaraningrat (1996), 2 fungsi kebudayaan: (1) sebagai suatu sistem gagasan & pralambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia & (2) sebagai suatu sistem gagasan & pralambang yang dapat dipergunakan oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi, sehingga memperkuat solidaritas.
2
3
- Hasil SP2010 menunjukkan bahwa suku jawa adalah kelompok suku bangsa terbesar dengan populasi 95, 2 juta jiwa atau sekitar 40,2 % dari populasi penduduk Indonesia
- Diikuti oleh suku sunda (36,7 juta jiwa atau 15,5%), suku batak sebanyak 8,5 juta jiwa (3,6%) dan suku Sulawesi sebanyak 7,6 juta jiwa (3,2%)
PERMASALAHAN • Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman
kebudayaan merupakan sesuatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.
• Honigmann (1973) membagi kebudayaan kedalam 3 wujud: ide, pola tindakan, dan artefak atau benda-bendaà Ini dapat dikerucutkan menjadi 2 kelompok:
• Budaya benda; meliputi cagar budaya dan potensi cagar budaya • Budaya tak benda; meliputi ekspresi lisan, tari, dan seni lainnya.
• Data terkait kebudayaan Indonesia telah dikumpulkan PDSPK, namun belum diperoleh gambaran (apa saja, sebaran, pola spasial, apakah sudah dikelola dengan baik/tidak)
4
TUJUAN
Umum Mengetahui profil kebudayaan Indonesia
Khusus
Mengkaji profil budaya Indonesia melalui perwujudan kebudayaan yang dapat dikelompokkan menjadi warisan budaya benda (tangible) dan tak benda (intangible).
5
KAJIAN PUSTAKA • Kata Kebudayaan dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarB budi atau akal; hal-‐hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
• Banyak definisi dari Kebudayaan: • Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi)
• “Culture or Civiliza7on, taken in its wide ethnographic sense, is that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabili7es and habits acquired by man as a member of society” (E.B. Taylor, 1871)
• Keseluruhan sistem gagasan, Bndakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996)
6
KAJIAN PUSTAKA
7
Warisan Budaya
Cagar budaya
Tradisi
Kearifan Lokal
Hasil budaya fisik/berupa benda (tangible), & nilai budaya/bukan benda (intangible), dari masa lalu.
UU No 5/ 1992: benda bergerak atau tidak berupa kesatuan atau bagian-bagian yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun & penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
Suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kebiasaan turun temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang bersangkutan
METODOLOGI
• Sumber data: ü Podes 2014
-‐ Kuesioner Podes 2014.Desa -‐ Kuesioner Podes 2014.Kecamatan -‐ Kuesioner Podes 2014.Kabupaten
ü Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) -‐ Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) tahun 2015
• Metode analisis: Analisis secara deskripBf menggunakan tabel, grafik/gambar, serta peta temaBk.
8
METODOLOGI • Catatan:
Pada Podes 2014, Blok VIII Sosial BudayaàAkurasi data Bdak dapat dipasBkan, sehingga apabila digunakan akan berpotensi menyebabkan kesalahan interpretasi penggunaan datanya
9
WARISAN BUDAYA KEBENDAAN
1. Gedung bersejarah 2. Jembatan bersejarah 3. Candi 4. Stasiun kereta api bersejarah 5. Pelabuhan bersejarah 6. Tempat spiritual bersejarah 7. Desa wisata
10
1. Gedung bersejarah Bangunan bersejarah adalah bangunan yang memiliki nilai penBng bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta mempunyai kaitannya dengan perisBwa nasional maupun internasional.
11
5 Provinsi dengan jumlah bangunan bersejarah terbanyak di Indonesia
187
110 110 106 103
JAWA TENGAH JAWA BARAT D I YOGYAKARTA JAWA TIMUR SUMATERA BARAT
12 1 5 5 8 10 10 10 10 11 12 17 19 20 20 21 23 23 24 25 26 26 29 29 30
38 38
52 52
83 103 106 110 110
187
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
KALIMANTAN UTARA SULAWESI BARAT
GORONTALO PAPUA BARAT
PAPUA MALUKU UTARA
KALIMANTAN SELATAN BENGKULU LAMPUNG
KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN TIMUR SULAWESI TENGGARA
KEP. BANGKA BELITUNG BALI
NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI UTARA
BANTEN MALUKU
SUMATERA SELATAN RIAU
KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGAH
JAMBI NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT ACEH
SUMATERA UTARA SULAWESI SELATAN
DKI JAKARTA SUMATERA BARAT
JAWA TIMUR JAWA BARAT
D I YOGYAKARTA JAWA TENGAH
Di Kec. Menteng, di DKI Jakarta terdapat 46 bangunan bersejarah, antara lain:
- Museum Gedung Joang 45 - Masjid Cut Meutia - Gedung Perintis Kemerdekaan - Stasiun Gondangdia - Menara Thamrin - Taman Menteng - Tugu Proklamasi (Monumen Proklamator) - Monumen Selamat Datang - Museum Perumusan Naskah Proklamasi - Hotel Nikko - Sarinah (Graha Mataram) - Galeri Kunstkring - Masjid Sunda Kelapa - Taman Ismail Marzuki - Tugu Tani, dll.
13
5 Provinsi dengan jumlah jembatan bersejarah terbanyak di Indonesia
35
30
25
15 12
JAWA TENGAH JAWA TIMUR JAWA BARAT SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA
2. Jembatan bersejarah • Keberadaan jembatan baik
yang ada pada masa kerajaan atau masa kolonialisme merupakan warisan yang berharga.
• Menjaga dan melestarikan warisan sejarah merupakan hal yang patut dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan panjang bangsa Indonesia
14
Beberapa jembatan bersejarah yang kita kenal: - Jembatan Ampera di Sumatera Selatan - Jembatan Merah di Surabaya
Apa ada yang lain??
1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 5 5 5 6 6 7 8 8 8
12 15
25 30
35
0 5 10 15 20 25 30 35 40
KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN UTARA
KEP. BANGKA BELITUNG MALUKU
PAPUA BARAT RIAU
SULAWESI TENGGARA GORONTALO
MALUKU UTARA NUSA TENGGARA TIMUR
BALI DKI JAKARTA
KALIMANTAN SELATAN PAPUA
SULAWESI TENGAH LAMPUNG
JAMBI NUSA TENGGARA BARAT
SULAWESI SELATAN KALIMANTAN BARAT
SULAWESI UTARA D I YOGYAKARTA
ACEH BANTEN
SUMATERA BARAT SUMATERA UTARA
SUMATERA SELATAN JAWA BARAT JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
3. Candi Berfungsi sebagai tempat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, peBrtaan (pemandian) dan gapura
15
5 Provinsi dengan Jumlah Bangunan Candi Terbanyak
15 22 23
65
92
BANTEN D I YOGYAKARTA BALI JAWA TENGAH JAWA TIMUR
16
5 provinsi terbesar merupakan pusat-‐pusat berkembangnya kebudayaan Hindu-‐Budha. • Jawa Timur adalah pusat perkembangan kerajaan Hindu terbesar yaitu kerajaan Majapahit yang masih terkait dengan kerajaan Singasari; Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Jawi, kompleks Candi Penataran, Candi Singasari dll.
• Jawa Tengah terkenal sebagai satu pusat berkembangnya kerajaan Hindu-‐Budha; Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, keempat Candi ini berada di Kabupaten Klaten. 3 candi yang terletak di Kabupaten Magelang Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur
92
57
23 22 10 7 6 5 5 3 2 2 1 1 1 1
JAWA TIMUR
JAWA TE
NGAH
BALI
D I YO
GYA
KART
A
JAMBI
JAWA BA
RAT
SUMAT
ERA UTA
RA
SUMAT
ERA BA
RAT
SUMAT
ERA SE
LATA
N
MAL
UKU
KALIMAN
TAN
KALIMAN
TAN TIM
UR
BANTE
N
KALIMAN
TAN BAR
AT
NUSA
TEN
GGAR
A
RIAU
4. Stasiun kereta api bersejarah Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang, Jumat, 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele
17
5 Provinsi dengan Jumlah Stasiun Terbanyak
16 15
24
28
39
BANTEN SUMATERA UTARA JAWA BARAT JAWA TIMUR JAWA TENGAH
18
Pembangunan stasiun kereta api dimulai tahun 1875 sebagai berikut: • Stasiun Karanganyar - 1875 • Stasiun Jakarta Kota - diresmikan 1929 • Stasiun Tanjung Priok - 1914 • Stasiun Gambir (dulu Weltevreden) - 1914 • Stasiun Jatinegara (dulu Meester Cornelis) • Stasiun Manggarai - 1969 • Stasiun Pasar Senen - 1916 • Stasiun Cikampek - 1894 • Stasiun Bogor - 1880 • Stasiun Bandung - 1887 • Stasiun Yogyakarta - 1887 • Stasiun Solo Balapan - 1876
• Stasiun Semarang Tawang - 1873 • Stasiun Cirebon - 1920 • Stasiun Madiun - 1897 • Stasiun Purwokerto - 1922 • Stasiun Malang - 1941 • Stasiun Surabaya Kota - 1878 dan
renovasi 1911 • Stasiun Surabaya Gubeng - 1913 • Stasiun Pasar Turi - 1938 • Stasiun Kertosono
5. Pelabuhan bersejarah
19 Banyaknya Pelabuhan Bersejarah menurut Provinsi
5
4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
0
1
2
3
4
5
6
6. Tempat spiritual bersejarah Situs spiritual bersejarah lebih banyak ditemukan di Tanah Jawa, Bali dan Aceh.
20 Jumlah tempat spiritual Bersejarah menurut Provinsi
3 10 12 12 13 18 23 27 27 28 31 32 33 37 37 38 42 47 48 50 54 57 61 65 72 76 81 83
122 147
328 333 336
531
0 100 200 300 400 500 600
KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TIMUR
GORONTALO PAPUA BARAT
MALUKU UTARA SULAWESI BARAT
SULAWESI TENGAH KEP. BANGKA BELITUNG
PAPUA BENGKULU
KEPULAUAN RIAU JAMBI
DKI JAKARTA SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA KALIMANTAN TENGAH
LAMPUNG RIAU
KALIMANTAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU KALIMANTAN BARAT SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA
BANTEN SULAWESI SELATAN
D I YOGYAKARTA SUMATERA BARAT
ACEH JAWA BARAT
BALI JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
Tempat spiritual bersejarah
21
Petilasan Ki Ageng Selo di Kab. Grobogan, Jateng
Komplek Makam Tegal Arum di Kab. Tegal, Jateng
Tempat spiritual bersejarah
22
Makam anggota Walisongo, berada di Jatim, Jateng dan Jabar
Petilasan Pengging di Kab. Boyolali, Jateng
7. Desa wisata Kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat isBadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan & struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya: atraksi, akomodasi, makanan-‐minuman, cindera-‐mata, dan kebutuhan wisata lainnya
23 Jumlah desa wisata menurut Provinsi
4 5 5 6
12 14 14 16 17 17 20 20 21 22 23 25 27 29 30 34 35 35 35 38 41 43 45 49
57 87
92 114
132 138
0 20 40 60 80 100 120 140 160
SULAWESI BARAT BENGKULU
DKI JAKARTA KALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
JAMBI KEPULAUAN RIAU
KEP. BANGKA BELITUNG PAPUA
MALUKU UTARA SULAWESI TENGGARA SUMATERA SELATAN
SUMATERA BARAT RIAU
PAPUA BARAT KALIMANTAN SELATAN
MALUKU BANTEN
ACEH LAMPUNG
NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI TENGAH SULAWESI UTARA
KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN
BALI D I YOGYAKARTA
SUMATERA UTARA NUSA TENGGARA TIMUR
JAWA TIMUR JAWA TENGAH JAWA BARAT
24
Desa Wisata
Eksotika Desa Wisata Wae Rebo, NTT Desa Wisata Pasanggrahan di Kab. Purwakarta, Jabar
25
Desa Wisata
Desa Wisata Tuktuk Siadong di Pulau Samosir, Sumut
Kampung Wisata Kungkuk di Kab. Malang, Jatim
WARISAN BUDAYA TAK BENDA 1. Bahasa 2. Gotong Royong 3. Budaya/adat/kebiasaan 4. Musyawarah 5. Kegiatan Masyarakat 6. Kerukunan/Toleransi 7. Olah raga dan rekreasi 8. ParBsipasi kebudayaan: AkBvitas bersama keluarga 9. Akses media 10. AkBvitas Kunjungan peninggalan sejarah/warisan budaya di Indonesia untuk
kebutuhan peneliBan, pendidikan atau rekreasi dalam 1 tahun terakhir 11. Kebangsaan 12. Demokrasi
26
Kearifan lokal
1. Bahasa
27 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas Berdasarkan Penggunaan Bahasa Yang Paling
Sering Digunakan Di Rumah (a) dan Dalam Pergaulan (b)
1. Bahasa
28 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas Berdasarkan Bahasa Komunikasi Sering Digunakan
di Rumah (a) dan Dalam Pergaulan (b)
1. Bahasa
29
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas Berdasarkan Bahasa Komunikasi Sering Digunakan di Rumah dan Klasifikasi Tempat Tinggal
• 3 provinsi dengan penduduk yang menggunakan bahasa Indonesia tertinggi adalah Kalimantan Utara (98,14%), DKI Jakarta (89,23%) & Maluku Utara (83,23%).
• 3 provinsi dengan penggunaan bahasa daerah di rumah adalah Bengkulu (95,98%), Jawa Timur (91,25%), dan Kalimantan Selatan (81,25%).
• 3 provinsi dengan penggunaan bahasa asing di rumah adalah Kalimantan Barat (10,24%), Sumatera Utara (4,76%) dan Kalimantan Timur (1,51%).
1. Bahasa
30
• 3 provinsi dengan persentase penggunaan bahasa Indonesia tertinggi: DKI Jakarta (99,55%), Kalimantan Utara (98,14%), dan Papua Barat (94,93%).
• 3 provinsi dengan persentase penggunaan bahasa daerah dalam pergaulan tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung (86,68%), Kalimantan Selatan (83,03%), dan Bengkulu (83,03%).
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas Berdasarkan Bahasa Komunikasi Sering Digunakan dalam pergaulan dan Klasifikasi Tempat Tinggal
2. Gotong Royong
31
• Kegiatan kegotongroyongan di masyarakat sudah mulai berkurang
• Era globalisasi menuntut segala sendi kehidupan menjadi lebih efektif, efisien, bahkan praktis.
• Era globalisasi mengutamakan keuntungan-keuntungan bisnis yang mengarah pada munculnya sifat individualism. Sebagai contoh, dalam panen raya
Persentase ART yang Mengikuti Kegiatan Sosial Kemasyarakatan dalam bentuk Gotong Royong di Lingkungan Sekitar dalam Tiga Bulan Terakhir
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
32
Upacara Kelahiran
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara Adat Kelahiran
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara Adat Kelahiran, dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
33
Upacara Sunatan
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat sunatan
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat sunatan dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
34
Upacara Perkawinan
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat perkawinan
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat perkawinan dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
35
Upacara Kematian
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat kematian
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat kematian dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
36
Upacara Keagamaan
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat keagamaan
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat keagamaan dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
37
Upacara Panen
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat panen
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat panen dan Status wilayah
3. Budaya/adat/kebiasaan:Menyelenggarakan upacara adat
38
Upacara Adat Lainnya: misalnya tradisi turun tanah
Persentase ART yang Menyelenggarakan Upacara adat lainnya
Persentase ART yang menyelenggarakan Upacara adat lainnya dan Status wilayah
4. Musyawarah
39
• Era globalisasi menggerus kebiasaan pertemuan dan rapat di masyarakat
Persentase ART di atas 10 tahun ke atas tentang Partisipasi dalam Pertemuan/Rapat dalam Satu Tahun
Terakhir
Persentase ART di atas 10 tahun ke atas yang Pernah Mengikuti Pertemuan/Rapat dalam Satu Tahun Terakhir dan Keikutsertaan dalam Memberikan Saran/Pendapat
5. Kegiatan Masyarakat
40
Persentase ART 10+ menurut Pernah/Tidaknya Mengikuti Kegiatan Sosial
Kemasyarakatan Keagamaan dalam 3 Bulan Terakhir
Persentase ART 10+ menurut Pernah/Tidaknya Mengikuti Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Keterampilan dalam 3 Bulan Terakhir
Persentase ART 10+ menurut Pernah/Tidaknya Mengikuti
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Keolahragaan dalam 3 Bulan
Terakhir
5. Kegiatan Masyarakat
41
Persentase ART di atas 10 tahun ke atas yang Pernah Mengikuti Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Arisan
dalam Tiga Bulan Terakhir
5. Alasan Tidak Ikut Kegiatan Masyarakat
42
Persentase ART di atas 10 tahun ke atas Berdasarkan Alasan Tidak Mengikuti
Salah Satu Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Persentase ART di atas 10 tahun ke atas Berdasarkan Alasan Tidak Mengikuti
Salah Satu Kegiatan Sosial kemasyarakatan dan Status Wilayah
6. Kerukunan/Toleransi
43
Tanggapan Kepala rumah Tangga Terhadap Kegiatan di Lingkungan Sekitar yang Dilakukan oleh Sekelompok Orang dari Suku Bangsa Lain
Tanggapan Terhadap Kegiatan di Lingkungan Sekitar yang Dilakukan oleh
Sekelompok Orang dari Agama Lain
6. Kerukunan/Toleransi
44
Tanggapan Jika Ada Anggota Rumah Tangga yang Berteman dengan Orang
dari Suku Bangsa Lain
Tanggapan Jika Ada Anggota Rumah Tangga yang Berteman dengan Orang
dari Agama Lain
7. Olah Raga dan Rekreasi
45
Persentase Penduduk Usia Lima Tahun ke Atas yang Pernah Melakukan Kegiatan Olahraga Tradisional menurut Jenisnya dalam Setahun Terakhir
Persentase Penduduk Usia Lima Tahun ke Atas yang Pernah Melakukan Kegiatan Olahraga Tradisional
Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Status wilayah
Persentase Penduduk Usia Lima Tahun ke Atas
menurut Pernah/Tidaknya Melakukan Kegiatan Olahraga Tradisional
dalam Setahun Terakhir
8. Partisipasi Kebudayaan: Aktivitas Bersama Keluarga
46
9. Akses Media
47
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun keatas menurut Jangka Waktu/Lamanya Menonton Televisi (jam/hari) dalam Seminggu Terakhir
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun keatas menurut Frekuensi Menonton
Televisi (hari/minggu) dalam Seminggu Terakhir
10. Ak+vitas Kunjungan peninggalan sejarah/warisan budaya di Indonesia utk kebutuhan peneli+an, pendidikan atau rekreasi dlm 1 tahun terakhir
48
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Yang Pernah Mengunjungi
Peninggalan Budaya dalam Setahun Terakhir
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas menurut Pernah/Tidaknya
Menonton Pertunjukan/Pameran Seni dalam Tiga Bulan Terakhir
10. Ak+vitas Kunjungan peninggalan sejarah/warisan budaya di Indonesia utk kebutuhan peneli+an, pendidikan atau rekreasi dlm 1 tahun terakhir
49
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Yang Menonton Pertunjukan/Pameran Seni dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kesenian
11. Kebangsaan: Mengibarkan bendera merah putih saat peringatan kemerdekaan RI
50
• Mengibarkan bendera merah putih adalah salah satu wujud nasionalisme yang tinggi dalam menghargai jasa-jasa para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Kebiasaan ini perlu dibudayakan dan diwariskan kepada generasi muda
Persentase Rumah Tangga menurut Pernah/Tidaknya ART Mengibarkan/Memasang Bendera Merah Putih Pada Peringatan Kemerdekaan Republik
Indonesia dan Daerah Tempat Tinggal
12. Demokrasi
51
• Partisipasi masyarakat dalam demokrasi sudah cukup baik, diindikasikan dengan rendahnya persentase rumah tangga yang anggota rumah tangganya tidak memilih yaitu sebesar 1,90%.
Persentase Rumah Tangga menurut Partisipasi ART dalam Demokrasi
PENUTUP
• Profil kebudayaan Indonesia 2016 yang disajikan adalah berdasar data yang tersedia di BPS
• Disadari masih ada keterbatasan dari utilisasi data yang ada • Misalnya hanya data keberadaan/jumlah & belum sampai pada data kualitas • Perlu dilakukan upaya inventarisasi data budaya/adat/kebiasaan yang
merupakan kearifan lokal masyarakat • Perlu validasi (ground check) dari hasil profil kebudayaan Indonesia 2016
• Usul/saran terkait penyediaan profil kebudayaan Indonesia di masa mendatang yang lebih komplit dan akurat amat diharapkan
52
PROFIL KEBUDAYAAN INDONESIA