Profil Dan Potensi Usaha Kecil

26
EKONOMI Volume 6 No. 1 Th. 2003 METODE VALUASI KONTINGENSI (CONTINGENCY VALUATION METHOD. CVM) SEBAGAI ALAT VALUASI EKONOMI EKOWISATA MERAPI Evi Gravitiani ! i MENCIPTAKAN BRAND EQUITY MELALUI KEPUASAN PELANGGAN I Kinorika Dewi I MENCAPAI KESUKSESAN ORGANISAS! MELALUI PEMBERDAYAAN KARYAWAN N'ilmawati LINKING STRATF.GI BISNIS DAN FUNGSI SDM: SUATU U PAYA MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING Ninik Probosari PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN ASET YANG DIGUNAKAN PERUSAHAAN Yyni Pratiwji PROFIL DAN POTENSI USAÎU KEC1L DI KABUPATEN SLEMAN Ridwan PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JANAB AD RA YOGYAKARTA

description

Pengembangan potensi usaha kecil merupakan satu komponen yang penting dari pembangunan ekonomi suatu daerah. Seperti juga sektor ekonomi lainnya, kontribusi usaha kecil pada kegiatan ekonomi daerah muncul dari sisi output dan input.

Transcript of Profil Dan Potensi Usaha Kecil

Page 1: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

EKONOMI

Volume 6 No. 1 Th. 2003

M ETODE VALUASI KONTINGENSI (CONTINGENCY VALUATION M ETHOD. CVM) SEBAGAI

ALAT VALUASI EKONOMI EKOWISATA MERAPI Evi Gravitiani

! i

MENCIPTAKAN BRAND EQUITY MELALUI KEPUASAN PELANGGAN I

K inorika Dewi I

MENCAPAI KESUKSESAN ORGANISAS! MELALUI PEMBERDAYAAN KARYAWAN

N'ilmawati

LINKING STRATF.GI BISNIS DAN FUNGSI SDM: SUATU U PAYA MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING

Ninik Probosari

PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN ASET YANG DIGUNAKAN PERUSAHAAN

Yyni Pratiwji

PROFIL DAN POTENSI U S A ÎU KEC1L DI KABUPATEN SLEMANRidwan

PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAN AB AD RA

YOGYAKARTA

Page 2: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

J u r i i a l

K K O N O M I JA N A V ISI

Pelindung Dekan Fakultas Ekonom i

Drs. Basri, MM.ketua PPfv

l)n>. Surjadiman Ms, MM.Penanggung Jawab Ketua D ivisi P & P

Drs. Yanuar Saksono, MM.Dewan Redaksi

Prof. (KM). Soedjito Sosrodihardjo, SH., MA.Drs. M. Suparmoko, MA., Ph.D.

Redaksi Pelaksana

Drs. Wisnuadji, MA.Drs. A. Djanan Chudori, M.Sc.Drs. II. Ilamrolie Harun, M.Sc.

Drs. Sunardi, Akt.Sekretaris

A rief Failasafuddin, SE.Evi Gravitiani, SE.

Hubungan Masyarakat

Ketua :

Drs. Danang WahvudiAnggota:

Dra. kartinah Burhanudin, SE.Kini Raharti, SE.

Meyulinda A. Elim, SE.D IT E R B IT K A N DIVISI P & P

PI M . k V I I W DAN P I . N i iK M B A M iA N FKO NOM I I A k i I T A S I k O NOM I I N IM RSI I A S .IANABADRA

II I t - n l a M K « i k \ A l \ l < i l . i i m n * 't I t - l p I . i \ ( O ' . ' l ) " ' t ' ' ‘ I \ < < ) / \ 4 i i l t f i ‘' V 1. ! II i lt rt l l I S t t I H d M ip .V rt W l l ' i i lH I l t l it II« i » t

Page 3: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

)

Assalam u alaikum Wr Wh

Persinggahan ukrowi, maksudnya yang lahir, yang ''ngla/nr -k< van^

batin, yang ‘ ‘mbatim" serta diwujudkan dalam gerak baca, gerak tu lis atau

ajar, ujar, ojir (uang), ijir (hitung), ajar bahkan sam pa i </////• ada la l

merupakan sebagian dari yang awai dan yang akhir menuju tak terhinggi

surgawi.Untuk itu kita tidak ada jeleknva bergerak dengan pcndckatai

“visionary” captures-based", selama ini kita banyak terjebak da lam pesoni

atribut, artifak, simbol lahiriah yang melahirkan "wants" sehm gg,

kemapanan terbentuk dari "vested interest " yang "praehcableness " O le l

karena itu kita budayakan kembali gerak jurus tulis yanglahir dari van

batin (kognitif ke proses) sebagai bagian dari ajar dan untuk b isa lebi

berdaya saing, adalah kemampuan psiko-motoris kita yang m e lah irk an u/m presentasi yang fitted on the audience atau asyik tanggap yang la lu i da

yang batin, "be carefully" dan tumbuhkan kepekaan / sense of enviromei

serta awareness untuk menuju balance and cougruance o/ question vail

intellegence question, social question dan emotion question.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

St ih m i A i •/>( 11 tyi mu m N, ‘ih lks t

Page 4: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

JURNAL EKONOM I JANAVISI

VOLUME 6 No. 1,2003

DAFTAR ISIM AM A H A L J l D L L

1 Evi Gravitiani1

!

1, 1 - 1 5

!

Metode Valuasi Kontingensi (Contingency Valuation Method, ( VM) sebagai Alat Valuasi Ekonomi Ekowisata Merapi.

1Ktnorika Dewi i 1 6 - 3 0

i1

Menciptakan Brand Equity Melalui Kepuasan Pelanggan.

Nilmawati i 3 1 - 5 4

i

Mencapai Kesuksesan Organisasi Melalui Pemberdayaan Karyawan.

Ninik Probosari 5 5 - 7 2

1i

Linking Strategi Bisnis dan Fungsi SDM : Suatu Upaya Membangun Keunggulan Bersaing

i;Yum Pratiwi

1. 73 - 83:

Pengukuran dan Pengendalian Aset yang Digunakan Perusahaan.

Ridwan 8 4 - 1 0 5 Profil dan Potensi Usaha Kecil di Kabupaten Sleman.

Page 5: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

PKOI’ I I , DAN POTKNSI USAHA KK< II l>l KABUP/vTKIM SI.KMAN

Ridwan

ABSTRAK

lulisan mi dmaksudkan untuk mengenal dan memahami perkembangan usaha kccil di Kabupaten Sleman Propinsi DIY yang menyangkut profil usaha kecil, ¡teluang usaha kectl dan potensi uaha kecil. Usaha kecil di Kabupaten Sleman sebagian besar berada pada sektor industri pengolahan, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan dayu serap usaha kecil atas angkatan kerja cukup besar bila dibandingkan dengan industn besar dan industri sedang. Namun demikian, daya serap tenaga kerja usaha kecil bila dilihat per unit usaha jauh lebih rendah bilu dibandingkan dengan daya serap industri sedang dan besar. Aspek kemampuan manajerial dan kewirausahaan pengusaha kecil di Kabupaten Sleman sudah termasuk kategori baik. Sebahagian besar pengusaha kecil sudah berorientasi pada pasar dan mengutamakan kualitas produksinya. Namun demikian, dari aspek manujemen keuangan dan personalia belum < la[ya/ dikategorikan baik. Dilihat dari skala prioritas pengembangannya, komoditi yang termasuk kategori sangat potensial untuk dikembangankan antara lam adalah kerajinan tangan, wartel, air minum, sarung tangan, kerajinan kavu, hotel dan restoran,

i

PKNDAHULUAN

Pengem bangan potensi usaha kecil m e rupakan satu k o m po n en yang

pen ting d a n pem b angunan e k o no m i suatu daerah. Seperti ju g a un it usaha

ekonom i la innya , kon tr ibus i un it usaha kecil pada keg ia tan ekono m i daerah

atau P D R B m uncu l dari sisi ou tpu t dan input. D ar i sisi ou tpu t peran un it

usaha kecil akan t ingg i b ila ia m a m p u m enghas ilk an m la i tam bah dengan

b iaya produksi y ang o p tim a l. D ari sisi in pu t, perannya pada keg ia tan

Janavisi Vol 6. No 1, 2003 X4

Page 6: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

ekonom i juga cukup linggi karena kemampuannya dalam mcmpcilu;

kesempatan kerja dan penggunaan input antara, baik yang dihasilkan dti

dalam negeri maupun impor. Peningkatan kuantitas dan kualitas usaha ket

akan berpengaruh secara langsung dalam pembentukan P D R B sua t u daera

Dengan perkataan lain, semakin baik kuantitas dan kualitas usaha kecil <

suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat perkem bangan PD K

daerah tersebut.

Usaha kecil di Indonesia dicirikan oleh beberapa ke lem ahan sebag

berikut: pertama, akses pada sumber dana yang rendah, kedua kcteram ptl«

dan penguasaan teknologi yang rendah, ketiga, aspek pem asaran vtit

lemah, keempat, lingkungan usaha dan persaingan yang kurang kondus i

Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan kemampuan usaha kei

dalam menghasilkan produksi rendah. Rendahnya ouiput m enyebabku

rendahnya pendapatan. Rendahnya pendapatan berdam pak |*u

menurunnya produktifitas, yang pada akhimya kembali m e m pcn g an il

kuantitas dan kualitas barang yang dihasilkan.

DEFINISI USAHA KECILUntuk mengetahui lebih jauh mengenai detlnisi usaha kecil, dap;

ditinjau sebelum diadakannya sensus industri 1974-75 yang mendefmisika

usaha kecil sebagai perusahaan yang mempekeijakan I sampai 4 oran

dengan tenaga mesin, atau 1 sampai 9 orang tanpa tenaga mesm Sedangka

pada sensus industri 1974-75 menggunakan definisi baru yang selanjutny

dipergunakan bagi statistik industri yang diterbitkan oleh Biro l’iisj

Statistik (BPS). Menurut sensus industri 1974-75, yang dimaksud usah

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003 K

Page 7: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

)kecil a d a lah perusahaan yang m em pekc» jakan 5 sam pa i 19 orang. D c lm is i

yang hai u cende rung m em perbesar cakupan sektor m dustri kecil d il ih a t dari

segi kesem patan kerja (M cC avv iey , 1990 131)

Defmisi usaha kecil yang lain diberikan oleh Departemen

Perdagangan yang lebih menitikberatkan pada aspek permodalan, bahwa

suatu usaha disebut usaha kecil apabila permodalannya kurang dari Rp 25

Itiia Sedangkan Departemen Perindustrian mendefinisikan industri kecil

sebagai industri yang mempunyai aset tidak lebih dari Rp 600 juta. KADIN

mendefinisikan industri kecil sebagai sektor usaha yang memiiiki ase!

maksimal Rp 250 juta, tenaga kerja paling banyak 300 orang dan nilai

penjualan di bawah Rp 100 juta. Departemen Koperasi dan PPK sependapat

dengan Bank Indonesia, yang menggolongkan pengusaha kecil berdasarkan

kritcria omset usaha tidak lebih dari Rp 2 milyar dan kekayaan (tidak

termasuk lanah dan bangunan) tidak lebih dari Rp 600 juta.

Undang-undang No. 9 Tahun 1995, mendefinisikan usaha kecil

sebagai berikut Pertama, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200

luta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Kedua, memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar Ketiga, milik Warga

Negara Indonesia. Keempat, berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi

baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha

hesar Kelima, berbentuk badan usaha orang perseorangan, tidak berbadan

hukum, atau berbadan hukum, termasuk koperasi.

Janavisi Vol 6, No 1, 2003 X(>

Page 8: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

Perbcuaan pcrscpsi mengenai pengusaha/industri kecil in i p

gilirannya menyebabkan pembinaan pengusaha kecil masih terkotuk k»

atau seetor oriented, di mana masing-masing instansi pem b ina /le l

menekankan pada sektor atau bidang binaannya sendiri-sendiri A k ibn i

terjadilah dua hal: ( 1) ketidakefektifan arah pembinaan, (.’ ) tiudit

indikator keberhasilan yang seragam, karena m asing-m asing msti

pembina berupaya mengejar target dan sasaran sesuai dengan ku lum » v

telah mereka tetapkan sendiri. Dikarenakan egoisme sektoral d epm itw

dalam praktek sering dijumpai teijadinya “persa ingan an la i o r p h i

pembina. Bagi pengusaha kecil pun, mereka sering m enge luh kaieiu» ht

selalu dijadikan “ obyek” binaan tanpa ada tindak lan ju t atau permen

masalah mereka secara langsung.

KARAKTERISTIK USAHA KECILKendati banyak definisi mengenai usaha kecil, namun usaha 1

mempunyai karakteristik yang hampir seragam. ¡‘ertania, tidak adi

pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan <>|v

Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang meranj

sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan toi

kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Data BPS (1994) menunjul

hingga saat ini jumlah pengusaha kecil telah mencapai 34 3 16 juta u

yang meliputi 15 .635 juta pengusaha kecil mandiri (tanpa menggun.

tenaga keija lain), 18 .227 juta orang pengusaha kecil yang menggun

tenaga keija anggota keluarga sendiri serta 54 ribu orang pengusaha I

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003

Page 9: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

yang memiliki tenaga kerja tetap Kedua, rendahnya . ies industri kecil

terhadap lembaga-lembaga kredit lormal, sehingga mereka eenderung

menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-

sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya

status badan hukum. Menurut catatan BPS (1994), dari jumlah perusahaan

kecil sebanyak 124 990, ternyata 90,6 persen merupakan perusahaan

perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7 persen tergolong perusahaan

perorangan berakta notaris; dan hanya 1,7 persen yang sudah mempunyai

badan usaha baik yang bukan badan hukum maupun badan usaha yang

berbadan hukum (PT/NV/, C V , Firma, atau Koperasi). Keempat, ditinjau

menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari

seluruh usaha kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan,

minuman dan tembakau, diikuti oleh kelompok industri barang galian bukan

logam, mdustri tekstil, dan industri kayu, bambu, rotan, rumput, dan

sejenisnya termasuk perabotan rumah tangga masing-masing berkisar

antara 21 persen hingga 22 persen dari seluruh industri kecil yang ada.

Adapun yang bergerak pada kelompok usaha industri kertas dan kimia

relatif masih sangat sedikit sekali yaitu kurang dari 1 persen.

POTENSI USAHA KECILDinamika di dalam perekonomian Indonesia ditandai oleh peran

yang tidak bisa diabaikan dari usaha kecil. Perkembangan terakhir

menunjukkan bahwa tingkat efisiensi usaha kecil secara keseluruhan

Janavisi Vol 6, No 1, 2003 88

Page 10: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

menunjukkan peningkatan, dan sebaliknya, industi besar dan mencng-

justru mengalami penurunan. Adalah juga merupakan fakta bahwa oni|

industri besar dan menengah yang diekspor mengalami penurunan Dilil

dari komposisi ekspor Indonesia, yang menunjukkan semakin dommann

produk-produk unskilled labor intensive, jelas bahwa hal lersel

merupakan satu pertanda bahwasanya peranan usaha kecil dalam cks|

cenderung meningkat dan tidak bisa diabaikan. Dalam hal mi inere

bahkan lebih unggul dan lebih pantas mendapat perhatian daripada usm

besar dan menengah.

Kinerja yang telah dicapai oleh sektor usaha kecil se a rt i K'l

disebutkan di atas menunjukkan potensi dinamik mereka yang sangat I*»’ *

Padahal, mereka tidak memperoleh proteksi sebagaimana usaha besar <j

menengah dalam bentuk proteksi terhadap barang impor Ditambah li

dengan peranannya sebagai penyerap tenaga kerja terbesar, semal

menunjukkan bahwa memang usaha kecil perlu memperoleh perhatian yu

lebih besar dalam rangka pembinaannya. Tidak dapat dipungkiri p

bahwasanya perkembangan yang menghasilkan sosok industri t

pengusahanya yang “ rapuh” merupakan suatu konsekuensi logis d

mekanisme ekonomi yang berlangsung dengan berbagai arah kebijal

yang kerapkali tidak rasional secara ekonomis.

Tidak terlalu mengejutkan jika jumiah pengusaha kecil rel;

banyak, tetapi hanya menguasai sebagian kecil aset produktif <

menyumbang sebagian kecil dari produksi nasional. Data BPS tahun l(

menunjukkan bahwa 6 1 ,1 % dari produksi nasional dibentuk oleh 0,2 % t

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003

Page 11: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

)seluruh perusahaan yang ada di Indonesia Junilah tersebut sama dengan

M 42X perusahaan. Sementara itu, 98,8% sisanya, atau sekitar 33,4 juta

perusahaan yang ada di Indonesia hanya menguasai sekitar 38 ,9% dari

produksi nasional. Kelompok 0,2% adalah kelompok usaha besar dan sangat

besar Sedangkan 98,8% adalah kelompok usaha kecil dan kecil sekali.

Sementara itu struktur dunia usaha menunjukkan skala usaha kecil-mikro

menyumbang lapangan kerja 99,4% dan menyerap tenaga kerja sampai

X l 'V namun hanya menyumbang PDB sekitar 14%.

Kesenjangan tersebut menunjukkan struktur usaha nasional yang

hmpang Kondisi ini amat rentan dalam menghadapi persaingan dengan

negara luar. Dalam era globalisasi persaingan tidak dapat ditopang oleh

perusahaan besar saja, tetapi perlu dukungan perusahaan kecil yang andai.

I lal-hal seperti inilah yang menjadi tantangan kita pada masa-masa

mendalang dalam meningkatkan kemajuan usaha kecil menjadi satu kaitan

dengan usaha besar yang menjadi dasar pembangunan nasional yang kukuh

(Rachbini, 1998).

Dalam konstelasi semacam ini, bisa dipahami mengapa terjadi

dualisme dan lemahnya keterkaitan industri kecil dengan industri besar.

Dualisme ini muncul karena orientasi industrialisasi berbasis pada modal

besar dan teknologi tinggi, namun kurang berdasar atas kekuatan ekonomi

rakyat (Kuncoro, 1997). Pengalaman Taiwan, sebagai perbandingan, justru

menunjukkan bahwa perekonomiannya dapat tumbuh pesat karena ditopang

oleh sejumlah usaha kecil dan menengah yang disebut community based ifuiustrv. Perkembangan industri modem di Taiwan, yang sukses menembus

Janavisi Vol 6, No 1. 2003 <>()

Page 12: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

pasar global, ternyata ditopang oleh kontribusi usaha keeil dan menengah

yang dinamik. Keterkaitan vang erat antara si besar dan si kecil lewat

program subamlraclin,g terbukti mampu menciptakan sinergi yang

menopang perekonomian Taiwan.

PROFIL DAN POTENSI USAHA KECIL DI KABUPATEN SLEMAN1. Sebaran Sektor Usaha Kecil

Dari seluruh usaha kecil non pertanian di Kabupaten Sleman

sebesar 89.630 unit merupakan usaha kecil. Jumlah ini adalah sebesar 25.>0

persen dari banyaknya usaha kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta Sebaran

usaha kecil di Kabupaten Sleman berdasarkan lapangan usahanya

didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (54,76% ), disusul

sektor jasa (19 ,82% ), dan industri pengolahan (18,68% ).

Banyaknya usaha kecil yang bergerak di sektor perdagangan, hotel

dan restoran tidaklah mengherankan karena wilayah Kabupaten Sleman

yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta merupakan daerah

perdagangan yang padat. Juga didukung oleh banyaknya perguruan tinggi

yang berlokasi di Kabupaten Sleman. Selain itu, beberapa obyek wisata

memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan usaha hotel dan

restoran di wilayah Kabupaten Sleman.

2. Daya Serap Usaha Kecil Atas Angkatan KerjaDaya serap usaha kecil atas angkatan kerja di Kabupaten Sleman

ditunjukkan oleh Tabel I, yang menunjukkan bahwa diambil secara

Janavisi Vol.6, No 1, 2003

Page 13: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

)keseluruhan (total unit usaha kecil) dava serap angkatan kerja usaha kecil

sangat linggi, yaitu 70 ,13% , sedangkan daya serap angkatan kerja usaha

skala sedang dan besar hanya 2^,87%. Namun, bila dilihat satu per satu,

daya serap angkatan kerja usaha kecil sangat kecil: rerata tenaga keija yang

dipekerjakan tiap usaha kecil adalah 3 orang per unit usaha; sedangkan

icrata tenaga kerja yang dipekerjakan tiap unit usaha besar dan sedang

adalah 1 17 orang per unit usaha.

Tabel 1. Kontribusi Usaha Kecil Terhadap Perekonomian di Kabupaten Sleman

Usaha Kccil Usaha Sedang dan Besar

No Komponcn Absolut % Absolut % Total1 Unit Usaha 16.437 99,13% 144 0.87% 16.5812 Tenaga Kerja (orang) 39 695 70.13% 16.905 29.87% 56.600

Suinber BPS dan Dinas Perindustrian Kab. Sleman, 2001, diolah

3. Kondisi Produksi dan Permintaan ProduksiSecara keseluruhan, karakteristik pasar usaha kecil di Kabupaten

Sleman terutama berada dalam pasar yang sangat kompetitif. Meskipun

persaingan sangat tinggi, tingkat kecenderungan permintaan akan produk

pengusaha kecil di masa depan cenderung meningkat Selain sudah lebih

berorientasi pasar, juga sudah relatif baik dalam segmentasi pasar dan

pemilihan pasar sasaran. Dari karakteristik pasar ini, pengusaha kecil masih

Icmah dalam cara pencarian informasi pasar, dan pemanfaatan peluang

ekspor

Janavisi Vol 6 , No 1. 2003 ‘>2

Page 14: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

Mengenai kualitas komposisi produksi usaha kecil terlihat hal

tingkat keunggulan kualitas produk usaha kecil masih tergolong da

klasifikasi sedang. Komponen lain dalam komposisi produksi usaha k

adalah pada pemilikan merek produksi. Sebahagian besar usaha kecil n

memiliki merek untuk produk yang dihasilkannya. Hal ini dikarcna

kurangnya pengetahuan para pengusaha kecil tentang Hak atas kekav

Intelektual (HAK1). Namun demikian secara umum, pengusaha kecil sc

melakukan pengembangan produk sesuai permintaan yang dihadapinya

Dalam hal segmentasi pasar menunjukkan bahwa sebag ian h

pengusaha kecil di Kabupaten Sleman sudah berorientasi pasar d an l'

melakukan segmentasi dan memiliki pasar sasaran yang jelas I )a lam

mencari informasi pasar, baik ekspor maupun non ekspor, pengusaha V

pada umumnya telah memanfaatkan berbagai sarana informasi pasar y

disediakan baik oleh Pemerintah Daerah maupun dan berbagai suni

Namun demikian pengusaha kecil tetap masih rendah dalam

pemanfaatan peluang ekspor yang ada. Hal ini dikarenakan faktor lem a l

kemampuan komunikasi para pengusaha kecil dengan para pembeli asm;

4. Saluran Distribusi Pemasaran Produk Usaha KecilSebagian besar pengusaha kecil di Kabupaten Sleman tidak

belum melakukan saluran distribusi formal. Lingkup daerah pcmas

sebagian besar usaha kecil adalah pada tingkat lokal/kabupaten/regu

Selanjutnya, lingkup pemasaran yang masih terfokuis pada tin

lokal/kabupaten/regional mungkin disebabkan karena pengetahuan ek

Janavisi Vol 6, No 1, 2003

Page 15: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

tltin pura pengusaha keeil belum memadai Dettuki. . |uga dengan

kemampuan pengusaha keeil memhenkan innlc tmiryjn belum termasuk

kfltegoti haik Namun demikian sebagian besar pengusaha keeil sudah relatif'

mainpu dalam menjamin [vrsediaan produk

Dilihai dari cara promosmya, pengusaha keeil sudah mulai

meninggalkan cara penjualan secara pribadi, dan berganti dengan

menggunakan cara promosi yang diselenggarakan secara terencana Cara

pcHfHulun secara pribadi hanya dilakukan oleh para pemilik usaha

Sebaliknya cara penjualan dengan promosi sudah didominasi oleh para

jHjHflusaha keeil tersebut Juga terlihat bahwa sebagian besar pengusaha

k ('t il beranggapan bahwa cara promosi yang sudah dilakukan sesuai dengan

sasarannya

I lal lam juga m e n un ju k k an bahw a sebag ian besar pengusaha keeil

inampu memenuhi pesanan dengan tepat, n am u n respon terhadap perubahan

permintaan masih dalam kategori sedang. A k ib a tny a , tin gka t p e rtum buhan

volume penjualan usaha keeil pun masih te rgo long d a lam kategori sedang.

S. Keterkaitan Sektor lisah a KeeilKeterkaitan sektor usaha keeil d ilih a t dari aspek sum ber bahan baku

dan tu juan pen jua lan produk usaha keeil d iten tukan o leh lokasi sum ber

bahan baku , iransportasi bahan baku , kua litas bahan baku , je n is pem asok

bahan baku , ju m la h pem asok bahan baku , potensi penyed iaan bahan baku ,

po la kebutuhan bahan b aku , dan tingkat stab ilitas harga bahan baku .

Sedangkan aspek p en ju a lan produk usaha keeil, d iten tukan o leh ruang

Janavisi Vol 6. No 1, 2003 ‘)4

Page 16: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

lingkup dac ) pemasaran, kemampuan memberikan trade mary.m d«

golongan konsumen akhir.

Dilihat dari sumber bahan bakunya. keterkaitan sekioi usaha kei

dengan pemasok bahan baku sudah relatif kuat. Sebagian bcsai us.ilia kec

di Kabupaten Sleman memperoleh bahan baku dari daerah sekitai l'rop tn

DIY. Beberapa alasan mengapa sumber bahan baku usaha kecil berasal dii

propinsi D IY adalah karena: transportasi bahan baku tergo long h tih ii

kualitas bahan baku sudah sesuai dengan apa yang dimgiokun oh

pengusaha kecil. potensi penyediaan bahan baku te rgo long m e lim p ah solit

musim. Namun demikian, walaupun pola kebutuhan bahan baku cendm ii

ada setiap musim, namun tingkat harga bahan baku yang d ih adap i ol*

pengusha kecil tergolong dalam kategori tidak stabil.

Dari aspek penjualan produknya, keterkaitan usaha kecil ju g a sudi

cukup baik. Ruang lingkup daerah pemasaran produk usaha kecil adali

pada tingkat lokal/kabupaten/regional Keadaan ini harus terus d ipe rba i

agar pengusaha kecil dapat melakukan ekspor hingga tingkat kegiat;

ekonomi usaha kecil di daerah dapat diperluas dan diperdalam K cm am pu ;

memberikan trade margin juga merupakan salah satu indikator yang dac

memperkuat keterkaitan usaha kecil dengan kegiatan ekonomi lam in

Dalam hal trade margin ini, pengusaha kecil sudah relatif m am i

memberikannya. Selain itu, karena sifat usaha kecil yang relatif' sederha

dan keadaan ekonomi makro Kabupaten Sleman yang termasuk dahi

kategori menengah, maka golongan konsumen akhir dari pengusaha ke

terutama terfokus pada golongan konsumen berpendapatan menengah

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003

Page 17: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

6 . A ksesibilitas | saha k ec il». A kses ( saha Kecil terhadap Inform asi

Aksesibilitas usaha kecil di Kabupaten Sleman terhadap informasi

sudah relatif baik Sebagian besar pengusaha kecil masih mencari informasi

secara pasif/seadanya, senngkali mengetahui peluang ekspor tetapi kurang

mampu memanfaatkannya, kemampuan menggunakan saluran distribusi

lormal masih rendah, dan belum mengetahui berbagai informasi tentang

program pembinaan usaha kecil dari pemerintah.

b. Akses Usaha Kecil terhadap Bahan BakuDilihat dari aksesibilitas usaha kecil terhadap sumber bahan baku,

pengusaha kecil di Kabupaten Sleman telah memiliki tingkat aksesibilitas

yang tinggi terhadap bahan baku. Hal ini menyiratkan bahwa pengusaha

kecil di Kabupaten Sleman sangat mudah mendapatkan bahan baku (karena

terutama brasal dari dalam propinsi), transportasi dari sumber bahan baku ke

lokasi produksi sudah lancar, bahan baku yang tersedia sudah sesuai dengan

kebutuhan pengusaha kecil Ju m la h pemasok bahan baku relatif banyak, dan

ketersediaan bahan baku melimpah di setiap musim.

c. Akses Usaha Kecil terhadap TeknologiSebahagian besar pengusaha kecil masih menggunakan teknologi

tradisional, namun dengan adanya pembinaan pemasaran yang cukup baik,

pengusaha kecil sudah berupaya untuk secara terus menerus melakukan

pengembangan produk, melakukan pengawasan usaha, dan peningkatan

kondisi kualitas produksi hingga sesuai dengan standar industri. Untuk

meningkatkan akses usaha kecil terhadap teknologi harus terus ditingkatkan

Janovisi Vol 6, No 1, 2003

Page 18: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

melalui pembinaan manajerial hingga kemampuan usaha kectl d«

merespon permintaan konsumen, perencanaan usaha, pembagian tugtts,

pemilikan merek produk dapat segera diwujudkan,

d. Akses Isaha Keeil terhadap KreditSelanjutnya, dilihat dari aspek aksesibilitas usaha kectl terbit

kredit, masih sangat rendah. Walaupun struktur modal sudrth Hift

seimbang (modal sendiri sama dengan modal pinjaman), tetapi kredit y

dibutuhkan masih lebih besar daripada realisasi pinjaman \ang di*e»i

oleh perbankan, dan hubungan bank dengan usaha keeil masih sebt

nasabah (penabung).

Dilihat dari kemampuan usaha keeil itu sendiri, kemampuan u»

keeil untuk mengembalikan kemacetan pinjamannya, sangatlah tini

Sebahagian besar pengusaha keeil tidak pernah mengalami kemacc

pengembalian kredit yang diperolehnya. Walaupun ada juga pengus

keeil yang pernah mengalami kredit macet, namun bukan karena f'al

intern tetapi akibat perubahan-perubahan ekstemal yang tidak I

diantisipasi oleh pengusaha keeil.

7. Potensi Pengembangan Usaha Keeila. Kemampuan Kewirausahaan

Banyak faktor yang menentukan potensi pengembangan usaha ke

Dikelompokkan secara umum, faktor-faktor yang menentukan potc

pengembangan usaha keeil itu dapat bersumber dan luar lingkungan us;

keeil (faktor ekstemal) baik yang sifatnya mikro maupun makro, dan <.

Janavisi Vol.6, No 1. 2003

Page 19: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

dalam usaha kecil itu sendiri (f'aktor internal). Beberpa f'aktor lingkungan

eksternal itu adalah: kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah;

(jerkembangan kegiatan ekonomi di semua sektor; kebijakan khusus dari

sistem perbankan; dan lain-lain, yang pada akhirnya akan menentukan

tingkat aksesibilitas usaha kecil. Sedangkan dari lingkungan internal, faktor

yang sangat penting dalam pengembangan usaha kecil adalah kemampuan

kewirausahaan, dan kemampuan manajerial dari pengusaha kecil itu sendiri.

Semakin baik kemampuan kewirausahaan dan kemampuan manajerial dari

pengusaha kecil semakin tinggi pula potensi pengembagannya.

Sebahagian besar pengusaha kecil mempunyai sikap kewirausahaan

yang baik. Pengusaha kecil telah mampu menggunakan waktu secara

efisien, menunjukkan kesungguhan dalam mengelola usahanya, selalu

merencanakan setiap kegiatan usaha, memahami arti kegagalan usaha

sebagai bahan pelajaran demi keberhasilan, responsif terhadap perubahan-

perubahan yang akan selalu terjadi, memahami arti disiplin dan tanggung

jaw ab dalam pelaksanaan tugas, sudah berani berdiri sendiri atau

independen, sudah dapat melihat dan memanfaatkan kesempatana yang ada,

dan menghargai kepercayaan yang diberikan oleh orang lain pada dirinya.

Namun demikian, ada dua sikap kewirausahaan yang masih harus terus

diperbaiki, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh pembinaan eksternal.

Kedua sikap tersebut adalah keberanian dalam mengambil risiko yang masih

lemah, dan sikap hemat.

Janavisi Vol 6, No 1. 2003

Page 20: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

b. k em am p u an ¡ManajerialSelain kemampuan kewirausahaan, potensi pengembangan usal

keeil juga ditentukan oleh kemampuan manajerial dari para pengusaha kc<

Kemampuan manjerial ini biasanya akan semakin tinggi bila |X-nntn»nl

keeil memiliki pendidikan dan pengalaman yang memadai Pada |K*ndilu

ini, kemampuan manajerial akan dikelompokkan menjadi empiit kmeyoi

yaitu manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumberd«

manusia (personalia) dan manajemen umum (organisasi)

Secara keseluruhan, kemampuan manajerial para |>etigusuhu kc<

masih rendah. Lemahnya kemampuan manajerial para pengusaha keeil i

terutama akibat lemahnya manajemen keuangan, dan manaiettv

sumberdaya manusia. Sedangkan kemampuan manajemen organisasi pu

pengusaha keeil termasuk dalam klasifikasi sedang.

c. Kemampuan dalam Manajemen KeuanganPada aspek manajemen keuangan, sebahagian besar pengusaha ke

yang ada di Kabupaten Sleman belum melakukan pemisahan keuangj

Namun, sistem pembukuan sudah dilakukan walaupun masih sederhai

sedangkan perencanaan keuangan sudah dilakukan walaupun belum tertuli

d. Kemampuan dalam Manajemen Sumberdaya ManusiaPola pengelolaan manajemen sumberdaya manusia (personalia) p;

pengusaha keeil, menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang terutama a

pada usaha keeil adalah 5 hingga 20 orang karyawan Sebagai da:

rekruitmen tenaga keija sudah cenderung berdasarkan pada hubungan us<i

dan bukan hubungan keluarga, tetapi belum berdasarkan tingkat pendidik

Hal ini dikarenakan para pengusaha keeil lebih mengutamakan tenaga ke

yang dapat dibayar murah bukan tenaga kerja yang profesional Den*

Janavisi Vol.6, No 1, 2003

Page 21: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

)d e m ik ia n dapal d is u n p u lk a n bahw a m ana jem en [lersonaha usaha kecil

m as ih rendah ak ibat kaderisasi tenaga kerja . pe la tih an dan perputaran

karyaw ati y ang be lum baik .

e. Kem am puan dalam Yfanajcm cn Pproduksi

Pada aspek manajemen produksi, sebahagian besar pengusaha kecil

sudah memiliki kemampuan pengelolaan yang baik. Para pengusaha kecil

telah memasang semua kapasitas produksinya dan telah mampu

memanfaatkan secara optimal kapasitas produksi yang terpasang

F. Kem am puan Daiam M anajem en Umum Dan O rganisasi

Komponen kemampuan manjeria! pengusaha kecil lainnya yang

termasuk dalam kategori sedang adalah kemampuan manajemen dan

organisasi. Pada umumnya para pengusaha kecil sudah memiliki

perencanaan usaha, dan pembagian tugas,. Namun demikian, sfruktur

organisasi yang jelas belum ada, hingga kesesuaian pekeijaan harian dengan

rencana pun termasuk dalam kategori sedang. Namun demikian, para

|K‘ngusaha kecil telah melakukan fungsi pengawasan usaha dengan baik.

K. Prioritas Pengem bangan Usaha Kecil

a. Komoditi Sangat Potensial

Secara umum komoditas yang termasuk dalam kategori sangat

potensial adalah komoditi yang memiliki keunggulan pada aspek

pemasaran, kewirausahaan, bahan baku, prospek pertumbuhan, dan

dukungan kebijakan dari pemerintah. Komoditas usaha kecil di Kabupaten

Sleman yang termasuk dalam kriteria sangat potensial terbanyak adalah

industri pengolahan. Komoditasnya terdiri atas kerajinan kayu, sarung

langan, kerajinan bambu, dan kerajinan kulit. Sektor lain yang termasuk

Jcmavisi Vol 6, No 1, 2003

Page 22: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

kriteria sangat potensiai adalah angkutan dan komunikasi dengan kotvv

wartel dan paket wisata. Selanjutnya adalah sektor perdagangan, holt

restoran dengan komoditas restoran dan hotel. Sedangkan pada ■

pertanian, komoditi yang sangat potensiai adalah pupuk dan «»Hat obirt«

b. Komoditi PotensiaiCiri dari komoditi potensiai ditunjukkan oleh keunggu lan

dimiliki dalam bidang pemasaran, kewirausahaan, dan dukung an k e h

Kondisi aspek pemasaran termasuk dalam kategori unggu l katem

permintaan atas komoditi yang bersangkutan cenderung m e w

sepanjang waktu. Di bidang kewirausahaan, yang d ipe rha tik an <

motivasi dan mental pengelolanya dalam m e n ja la nkan usal

Kelamahan utama komoditi yang termasuk kategori po tens ia i i

ketersediaan bahan baku, prasarana, dan prospek pertumbuhan yang

dalam kategori rendah.

Beberapa komoditi usaha keeil di Kabupaten Sleman yang terjj

potensiai ditunjukkan oleh Tabel 2. Pada Tabel 2 menunjukkan I

kondisi ketersediaan bahan baku dan prospek pertumbuhan teri

kategori kurang baik. Kondisi ketersediaan bahan baku masih sangat r

karena lokasi yang jauh, transportasi kurang lancar, stabilitas harga

menentu, dan persediaan bahan baku yang jumlahnya tidak pasti Seda

aspek prospek pertumbuhan sangat rendah karena kurangnya keterst

prasarana yang masih minim dan ongkos trasnportasi yang mahal

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003

Page 23: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

Tubei 2. Daftar Komoditi Sandal Potensial dan Potensial di kabupaten Sleman

w « - . , . tv-.i Sektor kui*UHll1«tS l*»P Ports « , Bahhaku

Pras Pert keb.P

»■nrItomitmn

Industn Pengolahanker.iptvinhambu

SPB B B B

kBB

kiutak Ifcmt tluluifano

liKimlri Pengolahankerupnankavu

SP B B B B kB B

Sufcnturv.* Industn Pengolahankerajinankavu

SP B B B B kB B

Kingm^in Industri Pengolahankerapnan

kavuSP B B B kB B B

1 M»**M*Kiiw.>harp> Industn Pengolahan

Sanmglangan

SP B B B B B B

Itef»«* CjKfitKfunugj!

Pengangkulan A kotntmikasi

Warte! SP B B kB B B B

Sv*akar\ aPengangkutan & komunikasi

Wartet SP B B B B kB B

Ifctft*Itjuek

Pengangkutan & komunikasi

Warte l SP B B B CB B B

II MagelangPerdagangan, hotel

& restoran

Italer gas

eiptjiSP B B B CB B B

( 'unriungi «tur

Perdagangan, hotel & restoran

Hotel.

rental mobilSP B B B CB B B

i egalrcjo Industn Pengolahankerjianan

kuiitSP B B B B B B

Catur

tunggalPengangkutan A Kocnunikasi

Paketwtsata SP B B kB B B B

t« * * *l»#>«4*

Perdagangan, hotel & restoran

Restoran SP B B B B kB B

V<»tduMt<<SgßglA

Perdagangan, hotel & restoran

Restoran SP B B B B B B

Vftot*Sinduad» Pertanian

Pupuk.obal-obatan

SP B B B CB B B

k 1 kertnreto.Sclomanam

Industn Pengolahankerapmanlogam

PB B B CB kB B

Umtih* Palagan I cni.-j ra PeiajJi

Perdagangan, hotel

A restoranAir mmum P

B B B CB kB B

KmgFo.niPerdagangan hotel & restoran

Air rmnum pB B B CB kB B

U kalmrang PertanianPupuk & obat-obalan

PB B kB B CB B

< ««miMtittlamN-n Industn Pengolahan

kam

kepertuankesehatan

PB B kB CB B B

Sumbcr BI Yogyakarta dan PAU Ekonomi UGM, 1998

Janavisi V0I6 . No 1, 2003 102

Page 24: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

KeteranganDSP Daftar Skala PrioritasPems Kondisi dan prospek pemasaranPras. Sarana dan PrasaranaWir. KewirausahaanPros P Prospek pertumbuhanBah. B Ketersediaan bahan bakuKeb P Kebijakan pemerintah yang mendukung

PENUTUPDalam upaya pemberdayaan dan pengembangan usaha kccil

Kabupaten Sleman, diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak. Pemem

Daerah beserta instansi terkait perlu membuka akses yang lebih luas kc[

pengusaha keeil khususnya dalam hal informasi tentang peluang pasar I

yang sifatnya regional maupun pasar ekspor. Disampiing itu, pemeri i

juga perlu mendorong para pengusaha keeil untuk selalu menjaga kuai

dan kontinuitas produksi dengan melakukan pembinaan dalam

penggunaan teknologi yang lebih modem.

Bagi pihak perbankan, perannya sangat diperlukan ui

memudahkan usaha keeil dalam akses permodalan. Prosedur pembe

kredit hendaknya lebih disederhanakan dan disesuaikan dengan kondisi

kemampuan manajemen usaha keeil. Disamping itu, perbankan juga d.

berperan dalam bentuk pembinaan manajemen keuangan usaha k'

penyediaan barang-barang modal dan pemberian informasi mengenai c

cara promosi yang baik.

Bentuk pendampingan sangat penting bagi pengusaha keeil da

menjalankan usahanya. Dalam hal ini, peran masyarakat perguruan tii

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003

Page 25: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

diperlukan uniuk dapat memberikan konsullasi hisms dalam upaya

meningkatkan kemampuan manajemen dan kemampuan kewirausahaan

pengusaha kecil

Pengusaha kecil juga dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan

kemampuannya dalam mengelola usahanya, baik melalui pelatihan-

pelatihan teknis maupun manajemen. Pengusaha kecil hendaknya juga

dapat memahami kondisi lingkungan eksternal mikro maupun makro yang

dapat mempengaruhi perusahaan, agar mampu menghadapi perubahan-

perubahan yang terjadi dengan cepat.

IM FTAR PDSTAKAHiidan Pusat Statistik, 1997, Sensus Ekonomi 1996 Propinsi DIY, BPS,

Yogyakarta.

•_____ , 1999, Statistik Ekonomi Indonesia 1998, BP S,Jakarta.

i-________ , 2002, Kabupaten Sleman Dalam Angka 200/. BPS

dan BA PPED A , Kabupaten Sleman.

Bank Indonesia dan PAU Ekonomi UGM, 1999, Penelitian Dasar Potensi Ekonomi (Baseline Economic Survev) Propinsi Daerah Istimcua Yogyakarta, Ringkasan eksekutif, kerjasama Bank Indonesia dan PAU Ekonomi UGM , Yogyakarta.

Basri. la isa l, 1995, Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI: Distorsi, Peluang dan Kendala, Erlangga, Jakarta.

Janovisi Vol 6. No 1, 2003 KM

Page 26: Profil Dan Potensi Usaha Kecil

.)Kuncoro, M udrajat, 1997, Ekonomi Pembangunan: Teort, Masalal

Kebijakan, UPP A M P Y K P N , Yogyakarta.

McCawley, Peter & Anne Booth (eds) (1990), Ekonomi Orde Httru, U

Jakarta.Rachbini, J. Didik, 1999, Peluang Kemitraan Kawasan dan Pcrdc«

dalam Hasan Basri (penyunting), Pembangunan Ekonomi R di Pedesaan, Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan, 2001, Lembaga Keuangan Milik Ri makalah, disampaikan pada Seminar Nasional “Peran Pcrb< dalam Comrmmity Deve/opment di Era Otonomi Da« keijasama Fakultas Psikologi UGM, HIMPSI DIY dan PT Shinta Daya, Yogyakarta.

Janavisi Vol.6, No. 1, 2003