(PROFIL DAERAH); Gambaran Umum Kota Batam

download (PROFIL DAERAH); Gambaran Umum Kota Batam

of 9

description

Kota BatamProfilGambaran Umum

Transcript of (PROFIL DAERAH); Gambaran Umum Kota Batam

  • GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS

    Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat

    strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam

    berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang

    wilayah Kota Batam tahun 2004 2014, terletak antara 0 25 29 -1 15'

    00 Lintang Utara dan 103 34'35 - 104 26' 04 Bujur Timur dengan total

    wilayah darat dan wilayah laut seluas 3.990,00 Km2 dan berbatasan

    dengan

    Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia

    Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga

    Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut

    Internasional

    Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung

    Pinang

    Gambar 2.

    Peta Wilayah Kota Batam

    Sumber: Buku RTRW Kota Batam Tahun 2004-2014

    Kondisi Daerah Kota Batam 1

  • Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan

    Riau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang

    tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan

    daratan protersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/

    Singapura di bagian utara sampai dengan pulau Moro dan Kundur serta

    Karimun di bagian selatan.

    Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota

    Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup

    signifikan dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah

    menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas industri

    mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan

    kemudahan investasi yang diberikan.

    Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah

    Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta

    laut internasional. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh

    berbeda begitu juga dari sisi sosio-kulturalnya. Kabupaten Karimun

    merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang

    Kabupaten Bintan) yang pembentukannya bersamaan dengan Kota

    Batam. Daerah ini terkenal dengan industri pertambangan batu granit

    dan produksi perikanan yang juga merupakan kebutuhan bagi proses

    pembangunan Kota Batam.

    Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah

    timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan

    kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan

    ibukota Provinsi Kepulauan Riau sehingga menjadi pusat pemerintahan

    Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar baik

    wisata bahari dan terutama wisata sejarah.

    Keberadaan Pulau Penyengat sebagai salah satu icon budaya

    Melayu telah menjadikan kawasan ini tempat tujuan wisata yang cukup

    Kondisi Daerah Kota Batam 2

  • terkenal. Kabupaten Bintan selain merupakan daerah yang kaya dengan

    sumberdaya alam baik laut dan darat terutama bauksit juga merupakan

    kawasan yang cukup kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan.

    Produk hasil bumi ini turut memberikan andil bagi kebutuhan masyarakat

    Batam.

    Implementasi Undang-undang nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana

    telah diubah dengan Undang-undang nomor 13 Tahun 2000 tentang

    Perubahan atas Undang-undang Nomor 53 tahun 1999 tentang

    Pembentukan Kota Batam yang semula sebagai Kota Administratif

    Batam statusnya berubah menjadi Daerah Otonom Kota Batam.

    Untuk itu dalam struktur pemerintahan dan penataan wilayahnya

    juga mengalami perubahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2

    Tahun 2005 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan

    Kecamatan dan Kelurahan dalam Daerah Kota Batam dinyatakan bahwa

    semula terdiri dari 8 Kecamatan dan 51 Kelurahan berubah menjadi 12

    Kecamatan dan 64 Kelurahan.

    Kecamatan dan Kelurahan yang ada selama ini adalah Kecamatan

    dan Kelurahan sejak terbentuknya Pemerintah Kota Batam dan secara

    nyata perlu dilakukan penataan, baik dalam kaitan dengan pemekaran,

    perubahan nama maupun pembentukan Kecamatan dan Kelurahan Baru

    berdasarkan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Kota Batam.

    Perkembangan pembangunan yang semakin pesat di Kota Batam

    telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang untuk mengembangkan

    usaha dan menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di beberapa

    wilayah kecamatan dan kelurahan yang menimbulkan kesulitan dalam

    memberikan pelayanan masyarakat sehingga pelayanan pemerintah

    Kecamatan dan Kelurahan menjadi semakin tidak berimbang mengingat

    jarak pusat kecamatan dan Kelurahan sangat variatif.

    Kondisi Daerah Kota Batam 3

  • Topografi dan Kemiringan Lereng

    Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di

    tengah pulau, ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang

    memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai

    selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah

    utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil

    lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah

    yang memiliki ketinggian sampai 100 m dpl dengan topografi berbukit-

    bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air

    baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan

    Galang serta Galang Baru.

    Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 3 %

    tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering

    dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3

    10 % tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan

    Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari

    Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagaian

    besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan.

    Lereng antara 10 20 % sebagian besar berada di daerah kaki

    bukit dengan relief relatif rendah tersebar dibagian tengah pulau Batam

    dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 40 % sebaran luasnya

    membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang bukit Dangas

    Pancur dan bukit Senyum.

    Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40 % berada di

    sepanjang bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam

    antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temiyang 179 m, Bukit

    Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.

    Kondisi Daerah Kota Batam 4

  • Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah yaitu :

    (1) perbukitan lipatan yang terdapat hampir disebagian wilayah.

    Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan

    batuan penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan

    kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah tersimpan dalam

    aquafir berupa rekahan atau secah serta pada material rombakan

    hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan

    dangkal.

    (2) air tanah yang terdapat di daerah batuan beku.

    Jenis air tanah ini terdapat dibagian timur Pulau Batam

    yang tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan

    beku di wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan

    Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Mekawa, Pulau

    Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada

    daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras

    dan bersifat kedap air.

    Iklim dan Curah Hujan

    Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum pada tahun

    2005 antara 20,6 hingga 24,2 C dan suhu maksimum antara 30,5

    hingga 34,2C. Suhu rata-rata sepanjang tahun 2005 adalah antara 26,2

    hingga 28,2C.

    Tekanan udara rata-rata tahun 2005 minimum 1005,4 MBS dan

    maksimum 1018,2 MBS. Kelembaban udara rata-rata antara 77 hingga

    86%.

    Kecepatan angin maksimum 18 Knot hingga 26 Knot, dengan

    arah dan kecepatan rata-rata 03 Knot sampai dengan 09 Knot.

    Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2005

    adalah 220 hari dengan banyaknya curah hujan setahun 2.170,7 mm.

    Kondisi Daerah Kota Batam 5

  • Kekeringan panjang serta banjir menyebabkan kerugian dibanyak

    sektor. Terlebih lagi semakin banyaknya hutan yang gundul dan

    terjadinya longsor dimana-mana yang membuat dampak perubahan

    iklim semakin terasa. Kemudian naiknya muka air laut juga sebagai

    salah satu dampak perubahan iklim, hal ini tentunya akan mengancam

    pembangunan berkelanjutan di Kota Batam.

    Isu perubahan iklim merupakan isu global sehingga dalam

    penanganannya perlu melibatkan seluruh pihak. Upaya pengelolaan

    lingkungan saat ini belum berjalan dengan maksimal karena masih

    banyak kendala yang dihadapi, antara lain koordinasi antar Sektor yang

    masih belum berjalan dengan baik. Kemampuan aparat dalam

    pengelolaan lingkungan perlu ditingkatkan dengan memberikan informasi

    secara lebih intensif mengenai isu lingkungan seperti perlindungan

    atmosfer dan perubahan iklim.

    PRASARANA DAN SARANA DAERAH

    Penataan Ruang

    Pada dasarnya ruang lingkup penyelenggaraan penataan ruang di

    Kota Batam meliputi pengaturan mengenai kegiatan perencanaan tata

    ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk

    mendukung hal di atas, serta meningkatan sistem penataan ruang yang

    lebih baik, telah diupayakan penggunaan teknologi informasi yaitu melalui

    penyelenggaraan penataan ruang Kota Batam yang berbasis pada sistem

    Informasi, atau yang dikenal dengan Geographic Information System

    (GIS) RTRW Kota Batam.

    Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah pada tahun 1999

    Pemerintah Kota Batam telah melakukan penyusunan RTRW Kota Batam

    melalui Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 20 tahun 2001 tentang

    Kondisi Daerah Kota Batam 6

  • Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam tahun 2001-2011. Selaras

    dengan perkembangan Kota Batam dan pertimbangan RTRW Kota Batam

    Tahun 2001-2011, baru meliputi pemanfaatan ruang di wilayah darat,

    maka Pemerintah Kota Batam pada tahun 2004 melalui persetujuan

    DPRD Kota Batam telah melakukan penggantian atas Perda Nomor 20

    Tahun 2001 tersebut menjadi Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2

    Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun

    2004-2014 meliputi pengaturan peruntukan matra darat dan laut dalam

    satu kesatuan yang integral.

    Mengacu pada RTRW Kota Batam Tahun 2004-2014 luas Kota

    Batam adalah 103.843,22 hektar. Luas kawasan lindung Kota Batam

    sebesar 47.325,27 Hektar atau 45,57% dan luas kawasan budi daya

    sebesar 56.517,95 hektar atau 54,43%. Luas dan pemanfaatan lahan

    Kota Batam dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam dapat dilihat

    pada tabel dan gambar berikut ini.

    Kondisi Daerah Kota Batam 7

  • Gambar 12 Peta RTRW Kota Batam Tahun 2004-2014

    Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2004

    Kondisi Daerah Kota Batam 8

  • Disadari bahwa sesungguhnya pemanfaatan ruang masih

    terkonsentrasi pada wilayah Pulau Batam dan belum banyak menyentuh

    kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah di luar Pulau Batam. Hal

    ini merupakan konsekuensi logis dari pertumbuhan sektor ekonomi seperti

    industri, perdagangan dan jasa, pariwisata yang selama ini berlangsung di

    Pulau Batam. Hal ini sekaligus mengindikasikan belum optimalnya upaya

    mengembangkan ruang dan potensi Sumberdaya Alam (SDA) yang

    berada di wilayah di luar Pulau Batam.

    Namun dalam rangka mewujudkan komitmen pemihakan kepada

    kepentingan masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil, maka

    penyesuaian rencana tata ruang juga mengalokasikan ruang permukiman

    yang cukup bagi masyarakat tempatan yang bermukim di kampung-

    kampung tua yang tersebar di Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau

    Galang, Pulau Galang Baru, dan pulau-pulau lain di wilayah di luar Pulau

    Batam.

    Kondisi Daerah Kota Batam 9