Profesionalisme Guru

download Profesionalisme Guru

of 8

Transcript of Profesionalisme Guru

TUGASSTRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PROFESIONALISME GURU

DISUSUN OLEHNAMA: Dwi Kafti Handayani

NPM

: 201114500371

KELAS : R.4.B

JURUSAN: PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

TAHUN AJARAN 2012-2013

Profesionalisme GuruProfesional berasal dari kata profesi yang berarti jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya secara konseptual maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan menguasai materi dan mampu dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut para ahli profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya sesuai bidang di jalankannya. Menurut Maister (1997) profesionalisme guru adalah sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang di persyaratkan.

Profesionalisme memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Rebore (1991) mengemukan enam karakteristik profesionalisme guru, yaitu:

1. Pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas,

2. Kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat3. Kemampuan mengembangan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus

4. Mengutamakan pelayanan dalam tugas

5. Mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa

6. Melaksanakan kode etik jabatan

Sementara Glickman (1981) memberikan ciri-ciri profesionalisme guru dari dua sisi :

1) Kemampuan berpikir abstrak (abstraction)

Mampu merumuskan konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam tugas, dan juga memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas.

2) Komitmen (commitmen) kemauan kuat untuk melaksanakan tugas yang didasari dengan rasa penuh tanggung jawab.

Profesionalisme dapat dicapai apabila seorang guru ahli (expert) dalam melaksanakan tugasnya dan selalu mengembangan diri (growth). Serta seorang profesionalisme guru juga perlu mempertimbangan aspek komitmen dan tanggung jawab (responsibility) dan kemandirian (autonomy). Profesionalisme guru tidak lepas dari kegiatan pengembangan profesi seorang guru. Pengembangan profesi guru tersebut dibagi menjadi tiga bagian :

1. Pengembangan intensif (intensive development)

Bentuk pengembangan yang dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang di lakukan antara lain melalui pelatihan, kursus dan loka karya.

2. Pengembangan kooperatif (cooperative develoment) Bentuk pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Pengembangan ini memiliki tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau batuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan melalui pertemuan KKG atau MGMP/MGBK yang disebut dengan istilah peer supervision atau collaborative supervision.

3. Pengembangan mandiri (self directed develoment) Bentuk pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini merupakan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri (self evaluation) atau penelitian tindakan (action research).Pengembangan prinsip profesionalisme guru, salah satunya INTASC, yaitu sebuah organisasi yang didirikan sebagai respon terhadap meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan profesionalisme dan pengajaran. Tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru-guru pemula. Ada 10 prinsip penting profesionalisme guru yang dikembangkan INTASC yaitu:

1. Penguasaan terhadap mata pelajaran yang akan di bahas atau di ajarkan.

2. Penguasaan terhadap belajar dan perkembangan manusia.

3. Penguasaan strategi pengajaran.

4. Adaptasi strategi pengajaran.

5. Motivasi dan manajemen.

6. Keterampilan komunikasi.

7. Perencanaan.

8. Assesmen.

9. Komitmen.

10. Kemitraan.

Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu : kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Seorang guru selain terampil mengajar, juga harus memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.Memperhatikan kualitas guru di Indonesia berbeda dengan guru-guru yang ada di Amerika Serikat atau Inggris. Di Amerika Serikat pengembangan profesionalisme guru harus memenuhi standar yang di kemukan oleh Stiles dan Horsley (1998) dan NRC (1996) bahwa ada empat standar pengembangan profesi guru, yaitu:a) Standar pengembangan profesi A adalah pengembangan profesi untuk para guru sains memerlukan pembelajaran isi sains yang di perlukan melalui perspektif-perspektif dan metode-metode inquiri. Para guru dalam sketsa ini melalui proses observasi fenomena alam, membuat penjelasan-penjelasan dan menguji penjelasan-penjelasan tersebut berdasarkan fenomena alam.b) Standar pengembangan profesi B adalah pengembangan profesi untuk guru sains memerlukan pengintegrasian pengetahuan sains, pembelajaran, pendidikan, dan siswa.

c) Standar pengembangan profesi C adalah pengembangan profesi untuk guru sains memerlukan pembentukan pemahaman dan kemampuan untuk pembelajaran sepanjang masa.

d) Standar pengembangan profesi D adalah program-program profesi untuk guru sains harus berkaitan dan terpadu.

Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional guru yang berlaku di Amerika Serikat maka kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia semakin baik. Selain standar diatas di Amerika juga menguraikan dalam jurnal Education Leadership 1993, bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal :

1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya

2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi

4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya dan belajar dari pengalamannya

5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Untuk membangun profesionalisme guru Indonesia yang profesional di persyarakat mempunyai:

1. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan abad 21

2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan konsep yang terjadi dilapangan yang bersifat ilmiah.

3. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan , profesi guru merupakan yang berkembang antara LPTK dengan praktek pendidikan.Dengan adanya persyaratan profesinalisme guru perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu :

1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang2. Penguasaan ilmu yang kuat

3. Keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi

4. Pengembangan profesi secara berkesinambungan.

Pemgembangan profesionalisme guru perhatian secara global, karena peran guru dalam masyarakat sangat penting. Yaitu sebagai seseorang yang memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para peserta didik yang belum memiliki berbagai informasi yang sangat mendidik. Baik secara norma-norma dan nilai-nilai yang diberikannya.

Tugas seorang guru adalah membantu perserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini melipitu aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan.

Tugas mulia seorang guru menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.

Faktor-faktor penyebab rendahnya profesionalisme guru dalam pendidikan nasional disebabkam oleh beberapa faktor, yakni :1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Di sebabkan oleh banyaknya guru yang bekerja diluar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri ada.

2. Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan negara-negara maju.

3. Kemungkinan di sebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa meperhitungakan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan.

4. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang di berlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

Ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru:

1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total

2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan

3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat

4. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru5. Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.

Upaya peningkatkan profesionalisme guru :

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaan diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I bagi guu-guru SLTA.

Kode etik guru Indonesia :

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama megembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam pendidikan.