Profesionalisme Dalam Dunia Kedokteran

download Profesionalisme Dalam Dunia Kedokteran

of 6

description

tugas bhp

Transcript of Profesionalisme Dalam Dunia Kedokteran

Slide 1

Profesionalisme dalam dunia KedokteranMasa Kini dan Masa DepanDefinisiProfesional berarti commitment pada jalan hidup tertentu. Pada akhir abad ke 17 kata tersebut menjadi lebih sekuler dan meluas di luar lingkup agama. Profesional termasuk mereka yang qualified to pursue a vocation or calling. Hukum, kedokteran dan egineering menjadi profesional karena mereka memerlukan professed knowledge, shared values and wisdom, and a fiduciary relationship with others. Menjadi seorang profesional itu tidak mudah, karena harus dimulai dengan upaya pembelajaran yang sistematik dan teratur, yang mencakup teori, ketrampilan dan metoda, untuk kemudian, menjaga prestasi dan perilaku kerjanya dengan standar yang tinggi, serta mengharuskan setiap anggotanya untuk selalu belajar, dan mengarahkan mereka untuk mengutamakan kerjanya dalam bentuk pelayanan masyarakat. A calling requiring specialized knowledge and often long and intensive preparation including instruction and skill and methods as well as in the scientific, historical or scholarly principles, underlying such skills and methods, maintaining by force or organization or concerned opinion, high standard of achievement and conduct, and commiting its members to continue study and to a kind of work which has for its prime purpose the rendering of public service.(Dikutip dari Orasi Prof R Hariadi dr SpOG, pada PIT XIV, Juli 2004.)

Kutipan tersebut sebenarnya sudah melingkupi seluru dimensi keilmuan, yaitu cognitive, psychomotor dan affective, yang menggambarkan kemampuan Intellegent Quatient (IQ) dan Emotional Quatient (EQ).Karena dokter termasuk kelompok profesional, apakah definisi tersebut di atas sudah sesuai dengan ciri-ciri profesi kedokteran ? Bukankah kurikulum pendidikan dokter yang berlangsung selama enam tahun, melalui tahapan sarjana dan profesi itu telah memenuhi kriteria pendidikan profesional, baik dilihat dari tujuan, materi, cara dan lahan belajar maupun cara evaluasinya? Publik tentu sepakat bahwa keprofesionalan seorang dokter harus tampak dari kompetensi klinik dan kompetensi etika yang tinggi. Kompetensi yang pertama terwujud dalam bentuk kemampuan ilmu teknologi dan ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang kedua terlihat dari niat, sikap dan perilaku yang baik (etis). Apakah dengan kurikulum pendidikan dokter yang sekarang kita dapat menjamin bahwa semua dokter akan bersikap profesional? Belum tentu, karena ilmu dan teknologi itu selalu berkembang, dan perkembangannya sangat cepat. Oleh karena itu, agar bisa tetap dianggap profesional setiap dokter harus menerus mengikuti perkembangan iptek tersebut, baik dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, telaah pustaka maupun pelatihan-pelatihan tertentu. Di samping itu, dokter sebagai manusia biasa bisa berbuat kesalahan, khususnya dalam sikap dan perilakunya terhadap penderita yang tidak sesuai dengan etika kedokteran. Oleh karena itu setiap dokter harus selalu mawas diri agar tidak dituduh arogan, materialistik dan sikap-sikap lain yang tidak terpuji.Profesionalisme itu harus terwujud dalam bidang Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian Kesehatan, tetapi makalah ini lebih difokuskan kepada masalah Pelayanan dan Pendidikan, masa kini dan yang akan datang. Masa kini akan mengangkat profesionalisme dalam Pelayanan sebagai isu aktual yang berkembang di masyarakat, sedangkan masa yang akan datang akan membahas profesionalisme dalam Pendidikan sebagai upaya untuk menetraliser isu-isu negatif dalam Pelayanan.