PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

34
PROFESI KEPENDIDIKAN TENTANG KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Sari wahyuni 12101156110216 Septia marlini 12101156110217 Silvia yunisa 12101156110218 SUCI AGUS DEWANTARI 12101156110219 SYAFRIYONA MARDELA 12101156110220 DOSEN PEMBIMBING: MENRISAL, S.Pd PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

Transcript of PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Page 1: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

PROFESI KEPENDIDIKANTENTANG

KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

Sari wahyuni 12101156110216Septia marlini 12101156110217Silvia yunisa 12101156110218SUCI AGUS DEWANTARI 12101156110219SYAFRIYONA MARDELA 12101156110220

DOSEN PEMBIMBING:

MENRISAL, S.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

TAHUN 2014

Page 2: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Ucapkan kehadirat ALLAH SWT , yang atas rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru

” .

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyratan untuk menyelesaikan tugas

mata kuliah profesi Kependidikan bangan peserta didik di perguruan tinggi .

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu dalam menyelesaikan makalah ini , terutama kepada :

1. Bapak Menrisal, S.Pd selaku dosen pembimbing

2. Orang tua yang telah membantu dalam materi

3. Teman-teman yang membantu penyelesaian makalah ini

Kami harap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada beliau yang

telah memberikan bantuan , dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah , Amin Yaa

Robbal ‘Alamin .

Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada yang kekurangan , baik pada teknis

penulisan maupun materi yang disampaikan , mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun.

Padang , September 2014

Penulis

Page 3: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan

peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik

merupakan jabatanprofesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus

berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang

berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional,

nasional maupun internasional.

Tuntutan tersebut dapat teratasi dengan cara seorang guru memiliki dan

menguasai empat standar kompetensi guru, yakni kompetensi profesional, pedagogik,

kepribadian, dan sosial.(a) kompetensi pedagogik adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta

didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan, (b) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang didmilikinya, (c) kompetensi kepribadian

merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik,dan berakhlak mulia, (d) Kompetensi sosial adalah

kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar

Disamping itu seorang guru profesioanal harus memiliki kualifikasi akademik,

yaitu tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, yaitu minimum sarjana (S1) atau diploma empat

(D4).

Page 4: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

2. Rumusan Masalah

Agar rumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang lingkup

masalah pembahasan ini :

a. Mengkaji pengertian kualifikasi akademik dan kompetensi guru

b. Mengkaji empat jenis kompetensi dan kompetensi intinya masing – masing

c. Mengkaji dan mempraktikkan 10 kompetensi inti pada kompetensi pedagogic dan 38

unsurnya.

3. Tujuan dan Manfaat penulisanSetiap penulisan suatu masalah atau setiap kegiatan dilakukan tentunya harus memiliki

suatu tujuan dan manfaat. Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan beberapa tujuan dan

manfaat dari makalah ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah “profesi kependidikan ” Universitas

Putra Indonesia YPTK Padang.

b. Menambah wawasan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru .

4. ManfaatUntuk memberikan pemahaman kepada pembaca maupun pendengar tentang kualifikasi

akademik dan kompetensi guru.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

1. Pengertian Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Secara etimologis kata kualifikasi diadopsi dari bahasa inggris

qualification yang berarti training, test, diploma, etc. that qualifies a person

(Manser, 1995: 337). Kualifikasi berarti latihan, tes, ijazah dan lain-lain yang

menjadikan seseorang memenuhi syarat. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kualifikasi adalah “pendidikan khusus untuk memperoleh suatu

keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menduduki jabatan

tertentu” (Depdikbud, 1996: 533).

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1

ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai

ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen

sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.

Adapun menurut Masnur Muslich (2007: 13), kualifikasi akademik yaitu tingkat

pendidikan formal yang telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2

atau S3 maupun nongelar seperti D4 atau Post Graduate diploma.

Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan

peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus di bidang

akademik. Dengan kompetensi yang dimilikinya guru dapat menjalankan tugas

dengan baik untuk mencerdaskan peserta didik.

Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 42

ayat (1) “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai

dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dalam pasal ini

sangat jelas dikatakan bahwa guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi

minimum serta harus mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kualifikasi

akademik dan kompetensi guru.

Page 6: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Kemudian dijelaskan lagi pada Undang-Undang No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, pasal 9, dan pasal 10. Pasal 8 berbunyi

“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.” Pasal 9 berbunyi “Kualifikasi akademik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana

atau program diploma empat.” Sedangkan pada pasal 10 tertulis “Kompetensi

guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi.” Standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru lebih lanjut diatur dalam Peraturaan Menteri Pendidikan

Nasonal Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib memenuhi

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara

nasional.”.

Ada dua kualifikasi akademik guru yaitu kualifikasi guru melalui

pendidikan formal dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan.

Dimana hal tersebut dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan

untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat

diperlukan tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh

melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi

seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi

yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

1.    Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup

kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman

Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah

ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru

sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar

Page 7: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah

aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.

a.      Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang

pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

b.      Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

(S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi

yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c.       Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,

dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d.      Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,

dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e.       Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

f.       Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

Page 8: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,

dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2.      Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai

guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum

dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan

kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian

tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk

melaksanakannya (PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru).

2. STANDAR KOMPETENSI GURU         

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik dan pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, dasar, dan

menengah. Lalu , apa saja yang dibutuhkan guru untuk dapat dikatakan

profesional? Seorang guru dikatakan profesional jika memiliki keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi  standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi. Oleh karena itu, guru disyaratkan

memenuhi kualifikasi akademik minimal sarjana S1 atau D4 yang relevan dan

menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan

dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati,

dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di

dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Sekarang pertanyannya, kompetensi

apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai Guru sebagai agen pembelajar?

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005

Page 9: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Pasal 10, ayat 1, kompetensi Guru atau pendidik meliputi: kompetensi

profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial (Gorky, 2008).

1.       Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c

dikemukakan  bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan (Mulyasa, 2007).

M. Surya menyatakan dalam bukunya yang berjudul “Bunga Rampai Guru

dan Pendidik“, kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan yang meliputi penguasaan

pengetahuan, penguasaan metodologi, manajemen, dan sebagainya yang

tercermin dalam kinerja di lingkungan pendidikan (Gorky, 2008).

a.  Ruang lingkup kompetensi profesional

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara

umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi

professional guru sebagai berikut:

1)      Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

2)      Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

perkembangan peserta didik.

3)      Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya.

4)      Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi.

5)      Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan.

6)       Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran.

7)       Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

Page 10: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

8)      Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik(Mulyasa, 2007).

b.  Memahami jenis – jenis materi pembelajaran

Seorang guru harus memahami jenis – jenis materi pembelajaran. Beberapa

hal penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan menjabarkan materi

standar dalam kurikulum. Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu

menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan

peserta didik. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih dan

menentukan materi standar yang akan diajarkan kepada peserta didik, menurut

Hasan (2004), sedikitnya mencakup:

1)      Validitas atau tingkat ketepatan materi. Guru harus menghindari

memberikan materi (data, dalil, teori, konsep, dan sebagainya) yang

sebenarnya masih dipertanyakan atau masih diperdebatkan.

2)      Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan

kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

3)      Relevansi dengan tingkat kemampuan peserta didik, artinya tidak terlalu

sulit, tidak terlalu mudah dan disesuaikan dengan variasi lingkungan

setempat dan kebutuhan di lapangan pekerjaan.

4)      Kemenarikan, maksudnya disini adalah materi yang diberikan hendaknya

mampu memotivasi peserta didik.

5)       Kepuasan, maksudnya adalah hasil pembelajaran yang diperoleh peserta

didik benar – benar bermanfaat bagi kehidupannya (Mulyasa, 2007).

c.  Mengurutkan materi pembelajaran

Agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menyenangkan, materi

pembelajaran harus diurutkan sedemikian rupa serta dijelaskan mengenai batasan

dan ruang lingkupnya. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai

berikut:

1)      Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)

2)       Menjabarkan SKKD ke dalam indikator.

Page 11: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

3)      Mengembangkan ruang lingkup dan urutan setiap kompetensi. Materi

pembelajaran tersebut disusun dalam tema dan sub tema. Ruang lingkup

adalah batasan-batasan keluasan setiap tema dan sub tema, sedangkan urutan

adalah urutan logis dari setiap tema dan sub tema (Mulyasa, 2007).

Guru yang mempunyai kompetensi professional harus mampu memilah

dan memilih serta mengelompokkan materi pembelajaran yang akan

disampaikannya kepada peserta didik sesuai dengan jenisnya. Tanpa kompetensi

tersebut, dapat dipastikan bahwa guru tersebut akan menghadapi berbagai

kesulitan dalam membentuk kompetensi peserta didik, bahkan akan gagal dalam

melaksanakan pembelajaran.

           

2.      Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

dikemukakan  bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

didmilikinya (Mulyasa, 2007).

Lebih lanjut, dalam RPP tentang Guru dikemukakan bahwa: Kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta

didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a.      Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan

mengelola pembelajaran)

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola

pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena

Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung

jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau

perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentinagn tersebut, sedikitnya

terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yakni menilai kesesuaian

program yang ada dengan tuntunan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik,

Page 12: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program,

serta menilai perubahan program.

b.       Pemahaman terhadap peserta didik

Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami Guru dari peserta

didik, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan

kognitif.

c.       Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan

pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan,

perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

d.       Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah

yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku ke

arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya

pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre tes, proses, dan post

test.

e.        Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan

untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,

Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan

materi pembelajran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh

peserta didik.

f.       Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan

pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan

sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

g.      Pengembangan peserta didik

Page 13: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Pengembangan peserta didik merupaka bagian dari kompetensi pedagogik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilki oleh setiap peserta didik.

Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara,

antara lain melalui kegiatan ekstra kulikuler (ekskul), pengayaan dan remedial,

serta bimbingan dan konseling (BK).

           

Jadi, harapannya Guru dapat memiliki kompetensi pedagogik yang baik,

sehingga dapat menyusun rancangan pembelajaran dan melaksanakannya. Guru

diharapkan dapat memahami landasan pendidikan, mampu menerapkan teori

belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta

didik, dan mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan staregi yang

tepat.

3.       Kompetensi Kepribadian

Menurut Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian merupakan

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik,dan berakhlak mulia.

Berikut merupakan penjelasan dari poin-poin pengertian kompetensi

kepribadia di atas:

a.      Memiliki kepribadian mantap dan stabil

Dalam hal ini, guru dituntut untuk bertindak sesuai dengan norma hukum

dan norma sosial. Jangan sampai seorang pendidik melakukan tindakan-tindakan

yang kurang terpuji, kurang profesional, atau bahkan bertindak seronoh. Misalnya

: adanya oknum guru yang menghamili peserta didiknya, minum-minuman keras,

narkoba, penipuan, pencurian, dan aktivitas lain yang merusak citra sebagai

pendidik.

b.      Memiliki kepribadian yang dewasa

Page 14: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

Kedewasaan guru tercermin dari kestabilan emosinya. Untuk itu

diperlukan latihan mental agar guru tidak mudah terbawa emosi. Sebab, jika guru

marah akan mengakibatkan peserta didik takut. Ketakutan itu sendiri berdampak

pada turunnya minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran, serta dapat

mengganggu konsentrasi belajarnya.

c.       Memiliki kepribadian yang arif

Kepribadian yang arif ditunjukkan melalui tindakan yang bermanfaat bagi

peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam

berpikir dan bertindak.

d.      Memiliki kepribadian yang berwibawa

Kepribadian yang berwibawa ditunjukkan oleh perilaku yang berpengaruh

positif terhadap peserta didik dan disegani.

e.       Menjadi teladan bagi peserta didik

Dalam istilah Bahasa Jawa, guru artinya “digugu lan ditiru”. Kata ditiru

berarti dicontoh atau dalam arti lain diteladani. Sebagai teladan, guru menjadi sorotan

peserta didik dalam gerak-geriknya. Untuk itu, guru harus memperhatikan beberapa

hal berikut:

1)      Sikap dasar: postur psikologis. Contoh: keberhasilan, kegagalan, pekerjaan,

hubungan antar manusia, agama, dan lain sebagainya.

2)      Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berfikir.

3)      Kebiasaan bekerja; gaya yang dipakai dalam bekerja yang ikut mewarnai

kehidupannya.

4)      Sikap melalui pengalaman dan kesalahan.

5)      Pakaian sebagai perlengkapan pribadi yang penting dan menampakkan ekspresi

seluruh kepribadian.

6)      Hubungan kemanusiaan

7)      Proses berpikir

Page 15: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

8)      Perilaku neurotis atau suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan

bisa juga untuk menyakiti orang lain.

9)      Selera yang merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.

10)  Kepetusan sebagai cermin keterampilan rasional dan intuitif.

11)  Kesehatan yang mencerminkan kealitas tubuh.

12)  Gaya hidup secara umum.

f.       Memiliki akhlak mulia

Guru harus berakhlak mulia karena perannya sebagai penasehat. Niat pertama dan

utama seorang guru bukanlah berorientasi pada dunia, tetapi akhirat. Yaitu niat untuk

beribadah kepada Allah. Dengan niat yang ikhlas, maka guru akan bertindak sesuai

dengan norma agama dan menghadapi segala permasalahan dengan sabar karena

mengharap ridho Allah SWT.

4.      Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Guru merupakan makhluk sosial. Kehidupan kesehariannya tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan bersosial, baik di sekolah ataupun di masyarakat. Maka dari itu, guru

dituntuk memiliki kompetensi sosial yang memadai.

Berikut adalah hal-hal yang perlu dimiliki guru sebagai makhluk sosial:

a.   Berkomunikasi dan bergaul secara efektif

                  Agar guru dapat berkomunikasi secara efektif, terdapat tujuh kompetensi

sosial yang harus dimiliki:

1)      Memiliki pengetahuan tentang adat dan istiadat sosial dan agama

2)      Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

3)      Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

4)      Memiliki pengetahuan tentang estetika

5)      Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

6)      Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

Page 16: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

7)      Setia terhadap harkat dan martabat manusia

b.   Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat

              Untuk memenejemen hubungan antara sekolah dan masyarakat, guru dapat

menyelenggarakan program, ditinjau dari segi proses penyelenggaraan dan jenis

kegiatannya. Pada proses penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat,

terdapat empat komponen yang diperhatikan: perencanaan program,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan untuk kegiatannya dapat

dilakukan dengan berbagai teknik, yaitu teknik langsung misalnya tatap muka,

kunjungan pribadi, melalui surat, atau media massa dan teknik tidak langsung. yang

dimaksud teknik tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang secara tidak sengaja

dilakukan oleh pelaku, tetapi mempunyai nilai positif untuk kepentingan Husemas

sekolah. Contoh: cerita dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh anggota masyarakat

akan membentuk opini tertentu terhadap suatu sekolah.

c.    Ikut berperan aktif di masyarakat

              Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai wakil masyarakat yang

representatif. Sehingga jabatan guru sekaligus sebagai jabatan kemasyarakatan. Oleh

karena itu, guru mengemban tugas untuk membina masyarakat agar berpartisipasi

dalam pembangunan. Dalam menjalankan tugasnya, guru perlu meng-up grade diri

dengan kompetensi-kompetensi yang berupa: aspek normatif kependidikan

(beriktikad baik), pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan mempunyai

program meningkatkan kemajuan masyarakat dan pendidikan.

               Di mata masyarakat, guru bukan hanya orang yang terbatas pada dinding-

dinding kelas, tetapi dia harus menembus batas halaman sekolah dan berada

langsung di tengah-tengah masyarakat.

d.   Menjadi agen perubahan sosial

              UNESCO mengucapkan bahwa guru adalah agen perubahan yang

mampu mendorong pemahaman dan toleransi. Tidak sekedar mencerdaskan

peserta didik tetapi juga mampu mengembangkan kepribadian yang utuh,

Page 17: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

berakhlak, dan berkarakter. Salah satu tugas guru adalah menterjemahkan

pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta

didik. Sebagai pendidik, guru perlu untuk mengembangkan kecerdasan sosial

kepada pesert didik. Beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan sosial

peserta didik yaitu: diskusi, bermain peran, hadap masalah, kunjungan langsung

ke masyarakat adan lingkungan sosial yang beragam.

3. Mengkaji dan mempraktikan 10 kompetensi pedagogik dan 38 unsurnya

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dikemukakan kompetensipedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik”. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi

pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau

mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

a. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran

Menurut Joni (1984:12), kemampuan merencanakan program belajar

mengajar mencakup kemampuan:

(1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran,

(2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar,

(3) merencanakan pengelolaan kelas,

(4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran; dan

(5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana

pembelajaran meliputi

(1) mampu mendeskripsikan tujuan,

(2) mampu memilih materi,

(3)mampu mengorganisir materi,

(4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,

(5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran,

(6) mampu menyusun perangkatpenilaian,

(7) mampu menentukan teknik penilaian, dan

Page 18: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

(8) mampu mengalokasikanwaktu

.Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar

merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama

pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan

deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai

media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

b. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan

program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah

keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas

dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah

metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa

belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping

pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula

kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar,

penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan

keterampilan menilai hasil belajar siswa.Yutmini (1992:13) mengemukakan,

persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam melaksanakan proses

belajar mengajar meliputi kemampuan:

(1) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai

dengan tujuan pelajaran,

(2) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran,

(3) berkomunikasi dengan siswa,

(4) mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan

(5) melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Harahap (1982:32) yang menyatakan,

kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar

adalah mencakup kemampuan:

(1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran,

Page 19: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

(2) mengarahkan tujuan pengajaran,

(3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan

pengajaran,

(4) melakukan pemantapan belajar,

(5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan benar,

(6) melaksanakan layananbimbingan penyuluhan,

(7) memperbaiki program belajar mengajar, dan

(8) melaksanakan hasil penilaian belajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan

pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara

terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa

secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi

karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan

merespon setiap perubahan perilaku siswa.Depdiknas (2004:9) mengemukakan

kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi

(1) membuka pelajaran,

(2) menyajikan materi,

(3) menggunakan media dan metode,

(4) menggunakan alat peraga,

(5) menggunakan bahasa yang komunikatif,

(6) memotivasi siswa,

(7) mengorganisasi kegiatan,

(8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif,

(9) menyimpulkan pelajaran,

(10)memberikan umpan balik,

(11) melaksanakan penilaian, dan

(12) menggunakan waktu

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar

mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara

Page 20: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan

siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses belajar mengajar

adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan

struktur kognitif para siswa.

c. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Menurut Sutisna (1993:212), penilaian proses belajar mengajar

dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar

mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses

yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan

untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan

(2002:22) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan

perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi yang salah akan merugikan

pendidikan.Tujuan utamamelaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar

adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian

tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat

diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses

belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan

tindak lanjut hasil belajar siswa.Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi

penilaian belajar peserta didik, meliputi

(1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran,

(2) mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda,

(3) mampu memperbaiki soal yang tidak valid,

(4) mampu memeriksa jawab,

(5) mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian,

(6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian,

(7) mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian,

(8) mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian,

Page 21: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

(9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian,

(10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis,

(11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian,

(12) mengklasifikasi kemampuan siswa,

(13) mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian,

(14) mampu melaksanakan tindak lanjut,

(15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan

(16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik tercermin dari indikator

(1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar,

(2) kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar

(3) kemampuan melakukan penilaian.

Page 22: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru adalah seorang pendidik profesional. Seorang guru atau pendidik

profesional harus memiliki kualifikasi akademik dan menguasai standar kompetensi

Guru berupa kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi

oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang

relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kualifikasi akademik

yang harus dimilki guru adalah minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4).

B. SARAN  

Dengan mengkaji kualifikasi dan kompetensi guru diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan kita sebagai calon guru nantinya.

Page 23: PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFIKASI.docx

DAFTAR PUSTAKAPP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Sembiring, M.Gorky. 2008. Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur Menjadi

Guru   Sejati. Yogyakarta : Best Publisher.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.