PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

14
Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.) PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYKARTA DALAM PEMASARAN PARIWISATA YOGYAKARTA PRODUCTIVITY OF DIY TOURISM AGENCY IN YOGYAKARTA TOURISM MARKETING Oleh : Ainna Primeri Yosie T. dan F. Winarni, M. Si M.Si., Fakultas Ilmu Sosial UNY, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas Dinas Pariwisata DIY serta kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata DIY dalam melakukan pemasaran pariwisata DIY, untuk dikembangkan menjadi bahan rekomendasi bagi Dinas Pariwisata DIY guna perbaikan kinerja dalam pemasaran pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Pariwisata DIY dalam pemasaran pariwisata Yogyakarta belum cukup produktif. Hal ini dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan, hotel dan travel agen selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi hal sebaliknya pada tingkat lama tinggal wisatawan dan jumlah restoran justru tidak mengalami peningkatan, tetapi menunjukkan jumlah yang fluktuatif. Adapun kendala yang dihadapi dalam pemasaran pariwisata yaitu pengurangan anggaran, peserta pelatihan yaang monoton, perbedaan orientasi kepentingan antar pemerintah kabupaten/kota dengan Dinas Pariwisata DIY serta kendala dari sisi masyarakat. Kata Kunci : Produktivitas, Pemasaran Pariwisata, Pariwisata Yogyakarta ABSTRACT This research aimed to determined the level of productivity of DIY Tourism Agency and its obstacle which faced by DIY Tourism Agency in DIY tourism marketing, to be developed into recommendations for the DIY Tourism Agency to improve performance in tourism marketing.. The research used descriptive study with qualitative approach. The results showed that the DIY Tourism Agency has not been productive enough. It could be seen by the number of tourist visits, hotels and travel agents always increased from year to year, but on the contrary the level of length of stay and the number of restaurants did not increased, its showed fluctuation. The obstacles faced in tourism marketing was budget reduction, training participants who are monotonous, differences orientation of interest between district/city government and DIY Tourism Office and from the community side. Keywords: Productivity, Tourism Marketing, Yogyakarta’s Tourism 739

Transcript of PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Page 1: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYKARTA DALAM PEMASARAN PARIWISATA YOGYAKARTA PRODUCTIVITY OF DIY TOURISM AGENCY IN YOGYAKARTA TOURISM

MARKETING

Oleh : Ainna Primeri Yosie T. dan F. Winarni, M. Si M.Si., Fakultas Ilmu Sosial UNY, [email protected] ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas Dinas Pariwisata DIY serta kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata DIY dalam melakukan pemasaran pariwisata DIY, untuk dikembangkan menjadi bahan rekomendasi bagi Dinas Pariwisata DIY guna perbaikan kinerja dalam pemasaran pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Pariwisata DIY dalam pemasaran pariwisata Yogyakarta belum cukup produktif. Hal ini dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan, hotel dan travel agen selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi hal sebaliknya pada tingkat lama tinggal wisatawan dan jumlah restoran justru tidak mengalami peningkatan, tetapi menunjukkan jumlah yang fluktuatif. Adapun kendala yang dihadapi dalam pemasaran pariwisata yaitu pengurangan anggaran, peserta pelatihan yaang monoton, perbedaan orientasi kepentingan antar pemerintah kabupaten/kota dengan Dinas Pariwisata DIY serta kendala dari sisi masyarakat.

Kata Kunci : Produktivitas, Pemasaran Pariwisata, Pariwisata Yogyakarta ABSTRACT

This research aimed to determined the level of productivity of DIY Tourism Agency and its obstacle which faced by DIY Tourism Agency in DIY tourism marketing, to be developed into recommendations for the DIY Tourism Agency to improve performance in tourism marketing.. The research used descriptive study with qualitative approach. The results showed that the DIY Tourism Agency has not been productive enough. It could be seen by the number of tourist visits, hotels and travel agents always increased from year to year, but on the contrary the level of length of stay and the number of restaurants did not increased, its showed fluctuation. The obstacles faced in tourism marketing was budget reduction, training participants who are monotonous, differences orientation of interest between district/city government and DIY Tourism Office and from the community side. Keywords: Productivity, Tourism Marketing, Yogyakarta’s Tourism

739

Page 2: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

PENDAHULUAN

Negara Indonesia yang terdiri dari

gugusan kepulauan, terbentang dari Sabang

sampai Merauke menyimpan berbagai

macam kekayaan alam dan potensi

didalamnya. Kondisi tersebut memberikan

peluang bagu pemeintah untuk

menjadikannya sebagai potensi untuk

memakmurkan dan menyejahterakan

rakyat, yaitu melalui sektor pariwisata.

Kerr (2003:3) mengungkapkan

bahwa “in later part of the 20th century,

tourism emerged as the world’s fastest

growing industry to a position it looks set

to sustain well into the 21st century and

beyond.” Pernyataan tersebut menyiratkan

bahwa industri pariwisata merupakan salah

satu industri yang berkembang secara pesat

di abad ini dan masih akan terus bertahan

sampai abad mendatang. Sektor pariwisata

adalah salah satu sektor industri unggulan

Indonesia yang mempunyai prospek cerah

dan mampu memberikan peningkatan

jumlah devisa negara. Pariwisata dapat

mendongkrak pertumbuhan ekonomi di

daerah sekitarnya. Sebagai gambaran

apabila pariwisata di daerah tertentu

semakin berkembang, lapangan pekerjaan

pun banyak tersedia, fasilitas dan

infrastruktur semakin meningkat,

mendorong penduduk lokal untuk

berwiraswasta, meningkatkan pendapatan

masyarakat lokal dan pemerintah setempat,

serta sebagai ladang devisa nasional

melalui pertukaran mata uang asing.

Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagai salah satu tujuan destinasi wisata

yang sudah dikenal oleh masyarakat luas

baik lokal maupun internasional

mempunyai objek wisata yang beragam,

mulai dari wisata alam, wisata budaya,

wisata pendidikan, wisata kuliner, hingga

wisata religi. Dengan berbagai potensi

yang dimiliki tersebut, tidak heran bahwa

terjadi peningkatan kunjungan wisatawan

baik wisatawan nusantara maupun

mancanegara. Namun jumlah tersebut

masih kalah jauh apabila dibandingkan

dengan Bali. Hal ini terbukti jumlah

wisatawan mancanegara (wisman) yang

hadir di Yogyakarta pada 2016 masih

sangat minim. Menurut Ketua Association

of The Indonesian Tours and Travel

Agencies (ASITA) DIY, Udi Sudiyanto

mengatakan, jumlah kunjungan wisman ke

Yogyakarta masih terhitung sedikit yaitu

kurang dari 300ribu orang per tahun.

Kondisi ini sangat timpang dibanding

jumlah wisman yang datang ke Bali yang

jumlahnya dalam hitungan jutaan orang

(http://ekbis.sindonews.com/read/kenaikan

-daya-saing-pariwisata-indonesia-belum-

dinikmati-diy, diunduh pada 4 Januari

2018, pukul 09.25 WIB). Hal di atas

ditunjukkan pada tabel berikut :

740

Page 3: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali dan Yogyakarta

Tahun Bali Yogyakarta

Wisman Wisman

2013 3.278.598 235.843

2014 3.768.362 254.213

2015 4.001.835 308.485

2016 4.927.937 355.313

Sumber :www.disparda.baliprov.go.id

Dalam peta kepariwisataan

nasional, DIY merupakan secondary

destination after Bali, sementara dari

jumlah kunjungan berdasarkan pintu

masuk wisatawan mancanegara di DIY

hanya sekitar 300.000 orang. Jumlah ini

relatif kecil apabila diposisikan sebagai

destinasi pariwisata kedua setelah Bali.

Walaupun dari segi tren terus meningkat,

tetapi dapat dikatakan fluktuasi pasar

wisatawan mancanegara di DIY relatif

tidak mengalami pertumbuhan yang

signifikan sepanjang tahun. Padahal DIY

memiliki berbagai kelebihan untuk dapat

dijadikan sebagai daerah industri

pariwisata baik dari segi tempat wisatanya,

kearifan lokal budaya yang ditawarkan,

keramah-tamahan masyarakatnya serta

letaknya yang strategis.

Masih minimnya kunjungan

wisatawan ke Yogyakarta terutama

wisatawan mancanegara dibandingkan

dengan Bali dikarenakan beberapa hal.

Penyebab utamanya yaitu tidak adanya

penerbangan langsung menuju Yogyakarta

dari kota-kota besar negara asing,

disamping kapasitas Bandara Adi Sutjipto

yang kurang luas; juga ketiadaan

infrastruktur pariwisata yang setara dengan

Bali. Selain itu terdapat sedikit perbedaan

corak pariwisata antara Bali dan

Yogyakarta yaitu, corak pariwisata Bali

lebih ke “tinggal di” sedangkan

Yogyakarta lebih ke “pergi ke”.

Wisatawan “pergi ke” Keraton, candi,

Malioboro, Tamansari, dan lain-lain saat di

Jogja sedangkan di Bali para wisatawan

“tinggal di” Ubud, Sanur, Kuta dan lain-

lain. Hal tersebut yang menyebabkan

mengapa sebagian wisatawan lebih

memilih Yogyakarta sebagai tempat

singgah dalam kegiatan wisatanya, bukan

sebagai destinasi atau tujuan wisata

utamanya. Hingga akhirnya hal ini

berdampak pada masih rendahnya tingkat

lama tinggal wisatawan (length of stay di

Daerah Istimewa Yogyakarta ) yang masih

dalam angka kurang dari dua hari.

DIY secara historis memiliki modal

dasar yang dapat diunggulkan di bidang

pariwisata. Namun sayangnya potensi yang

dimiliki tersebut belum mampu

dimanfaatkan sebaik mungkin oleh

stakeholder kepariwisataan Yogyakarta.

Hal ini terlihat pada peningkatan

741

Page 4: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

kunjungan wisatawan nusantara maupun

mancanegara yang tidak dibarengi dengan

peningkatan length of stay wisatawan di

DIY. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai salah satu stakeholder

yang berkedudukan sebagai lembaga

pemerintah yang mempunyai peran vital

dalam menggaungkan nama

kepariwisataan Yogyakarta. Dispar DIY

mempunyai peran dan fungsi untuk

memasarkan destinasi wisata yang ada di

seluruh kabupaten/kota di DIY melalui

kerja sama dan koordinasi dengan para

pemangku kepentingan pariwisata dalam

lingkup nasional dan internasional. Oleh

karenanya perlu dilihat kembali

produktivitas Dinas Pariwisata DIY dalam

pemasaran pariwisata Yogyakarta.

Berdasarkan pemaparan di atas,

permasalahan terkait pemasaran pariwisata

Yogyakarta adalah masih rendahnya

tingkat lama tinggal wisatawan di DIY.

Diperlukan suatu terobosan baru dalam

pemasaran pariwisata agar dapat membuat

wisatawan untuk lebih lama tinggal di

DIY. Sehingga pariwisata dapat

menimbulkan multiplier effect bagi

masyarakat DIY. Dalam penelitian ini,

peneliti melihat tingkat produktivitas Dinas

Pariwisata DIY dalam pemasaran

pariwisata Yogyakarta serta kendala yang

dihadapi dalam pemasaran pariwisata

Yogyakarta.

Produktivitas adalah kekuatan atau

kemampuan menghasilkan sesuatu, karena

di dalam organisasi, “kerja yang akan

dihasilkan” adalah perwujudan tujuannya.

Sedarmayanti (2009:9) mengutarakan

bahwa produktivitas adalah bagaimana

menghasilkan atau meningkatkan hasil

barang dan jasa setinggi mungkin dengan

memanfaatkan sumberdaya secara efisien.

Secara khusus produktivitas dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu yang meliputi

peningkatan berdasarkan asas efektifitas,

efisiensi dan kualitas.

Dalam penelitian ini, peneliti

mengukur tingkat produktivitas Dinas

Pariwisata DIY dengan menggunakan

dimensi produktivitas menurut Mathias

Aroef dalam Friyatiningsih (2003:39)

yaitu :

1. Dimensi Efisiensi (masukan,

penggunaan sumber-sumber)

2. Dimensi Efektivitas (keluaran,

pelaksanaan tugas dalam rangka

mencapai tujuan)

3. Dimensi Kualitas yang terdiri dari

kualitas pegawai dan inovasi dalam

pemasaran pariwisata.

Dalam Undang-undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

disebutkan pengertian pariwisata yaitu

berbagai macam kegiatan wisata dan

742

Page 5: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

didukung berbagai fasilitas serta layanan

yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah

Daerah.

Kotler (1993:75) mengatakan

pemasaran merupakan suatu proses sosial

dan manajerial dimana individual maupun

kelompok mendapatkan apa yang mereka

inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran sesuatu yang bernilai secara

bebas dengan pihak lain.

Salah Wahab (1997:18)

berpendapat bahwa pemasaran pariwisata

adalah Proses manajemen di mana

organisasi pariwisata nasional dan/atau

badan-badan usaha wisata dapat

mengidentifikasi wisata pilihannya baik

yang aktual maupun potensial, dapat

berkomunikasi dengan mereka untuk

meyakinkan dan mempengaruhi kehendak,

kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal

yang tidak disukai baik tingkat lokal,

regional, nasional atau internasional, serta

merumuskan dan menyesuaikan produk

wisata mereka secara tepat, dengan

maksud mencapai kepuasan optimal

wisatawan sehingga dengan begitu mereka

dapat meraih saran-sarannya.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskiptif dengan pendekatan kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor

Dinas Pariwisata DIY di Jalan Malioboro

No 56, Suryatmajan, Danurejan, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27

Maret 2018 sampai dengan 6 Juni 2018.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu

Kepala Seksi Analisa Pasar, Kepala Seksi

Promosi, Kepala Seksi Sarana dan Usaha

Jasa Pariwisata, Kepala Seksi SDM,

Kepala Sub Bagian Umum dan pedagang

di Kawasan Malioboro..

Data dan Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti

langsung dari lapangan pada proses

penelitian melalui wawancara yang

dilakukan peneliti dengan responden dan

observasi mengenai produktivitas Dinas

Pariwisata DIY dalam pemasaran

pariwisata sedangkan data sekunder

diperoleh dari dokumentasi yang didapat di

lokasi penelitian.

Instrumen Penelitian

Ciri khas penelitian kualitatif tidak

dapat dipisahkan dari pengamatan dan

peran serta peneliti sebagai instrumen

penelitian (Moleong, 2005: 163). Dalam

penelitian ini peneliti sebagai instrumen

utama. Peneliti sebagai instrumen juga

harus divalidasi seberapa jauh peneliti siap

melakukan penelitian.

743

Page 6: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti

melakukan observasi langsung terhadap

aktivitas yang dilakukan pegawai Dinas

Pariwisata DIY dalam rangka

pemasaran pariwisata Yogyakarta

seperti pameran pariwisata, pelaksanaan

event/atraksi kepariwisataan dan

pengembangan objek wisata. Selain itu

observasi juga dilakukan pada sarana-

prasarana yang dimiliki Dinas

Pariwisata DIY untuk menunjang

kegiatan pemasarannya.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara semi

terstruktur artinya wawancara dilakukan

secara bebas, tidak harus berurutam

sesuai dengan pedoman wawancara

namun tidak menyimpang dari

permasalahan yang diteliti.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumen

yang digunakan diantaranya yaitu Buku

Statistik Kepariwisataan DIY Tahun

2016; Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Dinas Pariwisata DIY

Tahun 2015, 2016 dan 2017; foto

kegiatan pemasaran pariwisata; undang-

undang, website dan berita online

terkait dengan informasi kepariwisataan

DIY. Sumber-sumber tersebut

digunakan sebagai data sekunder untuk

memperkuat data primer yang didapat

dari wawancara dan observasi.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik

triangulasi sumber dalam penelitian ini.

Peneliti menggunakan teknik dengan cara

membandingkan hasil pengamatan atau

observasi dan isi suatu dokumen dengan

hasil dari wawancara peneliti.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, Peneliti

menggunakan model Miles dan Huberman

dalam Sugiyono (2011: 246) yaitu aktivitas

analisis data kualitatif yang dilakukan

secara intreaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, Produktivitas

pemasaran pariwisata Yogyakarta oleh

Dinas Pariwisata DIY lebih menekankan

pada bagaimana pelaksanaan atau

pencapaian tujuan dalam pemasaran

pariwissata. Tujuan utama yang ingin

dicapai yaitu peningkatan kunjungan

wisatawan dan peningkatan lama tinggal

wisatawan di DIY.

Untuk mengukur tingkat

produktivitas Dinas Pariwisata DIY dalam

pemasaran pariwisata Yogyakarta

menggunakan 3 dimensi produktivitas

menurut Mathias Aroef dalam

744

Page 7: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Friyatiningsih (2003:39) yaitu sebagai

berikut :

1. Dimensi Efisiensi

Pengertian efisiensi dalam

produktivitas menurut Mathias Aroef

dalam Friyatiningsih (2003) berorientasi

pada masukan. Efisiensi berkaitan dengan

perbandingan input atau penggunaan

sumber-sumber daya organisasi yang

sebenarnya dengan jumlah yang

seharusnya dalam melaksanakan kegiatan

pemasaran pariwisata. Input atau sumber-

sumber yang dimaksud disini yaitu

meliputi sumber daya manusia baik dari

pegawai Dinas Pariwisata DIY maupun

sumberdaya dari luar dinas pariwisata

DIY; finansial; serta sarana dan prasarana

lainnya yang menunjang kegiatan

pemasaran pariwisata.

Sumber Daya Manusia merupakan

salah satu sumber vital dalam roda

kegiatan pemasaran pariwisata. Selain

pegawai, Dinas Pariwisata DIY juga

bekerjasama dengan pelaku industri

pariwisata lainnya seperti ASITA, PHRI,

HPI, POKDARWIS, pemerintah

kabupaten dan kota serta masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas

dan membekali serta memberikan edukasi

kepada masyarakat dalam bidang

pariwisata, Dinas Pariwisata DIY juga

menyelenggarakan pelatihan agar

masyarakat turut serta bersama-sama

membantu menjual dan mempromosikan

kepariwisataan Yogyakarta. Oleh

karenanya masyarakat diposisikan sebagai

subjek bukan objek. Disamping itu hal ini

agar membuat masyarakat mempunyai

rasa memiliki dan bertanggungjawab

terhadap kepariwisataan Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan kegiatan

pemasaran pariwisata, Dinas Pariwisata

DIY disokong oleh sumber dana dari

APBD dan APBN. Terkait sarana dan

prasarana, secara umum sudah mampu

menunjang kegiatan pemasaran

pariwisata. Meskipun terdapat kekurangan

pada besaran input terhadap kedua jenis

sumber daya tersebut, namun hal tersebut

tidak memiliki pengaruh yang begitu

berarti. Karena pada proses

pelaksanaannya, Dinas Pariwisata DIY

mampu mengatasi hal tersebut dengan

mengambi beberapa langkah yang efisien.

Hal di atas sesuai dengan pengertian

efisiensi menurut Mulyamah (2002:3)

yaitu suatu ukuran membandingkan

rencana penggunaan masukan dengan

penggunaan yang direalisasikan atau

dengan kata lain penggunaan yang

sebenarnya. Bahwasannya semakin sedikit

penggunaan sumber daya, maka semakin

efisien.

2. Dimensi Efektivitas

Efektivitas adalah tingkat dimana

organisasi dapat merealisasikan tujuan-

tujuannya atau dengan kata lain

pengukuran efektivitas dapat dilakukan

745

Page 8: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

dengan melihat sejauh mana organisasi

yang dalam hal ini Dinas Pariwisata DIY

mencapai tingkat yang diinginkan.

Bertolak ukur dari target yang ingin

dicapai oleh Dinas Pariwisata DIY yaitu

peningkatan jumlah kunjungan wisatawan

dan peningkatan length of stay, maka

Dinas Pariwisata DIY melakukan berbagai

upaya untuk mencapai tujuan tersebut

yang meliputi promosi pariwisata melalui

berbagai macam platform media,

penyelenggaraan pelatihan serta

pembangunan objek wisata baru dan

perbaikan dalam rangka meningkatkan

daya jual/daya tarik objek wisata.

Gamal Suwantoro (2004)

mengungkapkan produk wisata

merupakan suatu produk yang nyata.

Produk wisata yang dihasilkan oleh Dinas

Pariwisata DIY yaitu berupa objek/atraksi

wisata, pelatihan, travel agen, desa wisata,

sarana akomodasi seperti

hotel/penginapan, sarana pendukung

pariwisata lainnya seperti restoran/kafe.

Setiap tahunnya Dinas Pariwisata DIY

menargetkan untuk membangun objek

wisata baru atau melakukan

pengembangan objek wisata yang sudah

ada sebanyak dua objek wisata. Selain

dalam rangka untuk menambah warna

baru dalam dunia pariwisata DIY, dengan

adanya usaha tersebut diharapkan akan

membuat wisatawan untuk tinggal lebih

lama di DIY. Dengan adanya pembaruan

objek wisata, usaha tersebut mampu

menghasilkan pertumbuhan kunjungan

wisatawan yang selalu meningkat tiap

tahunnya. Pencapaian tersebut juga

dibarengi dengan peningkatan jumlah

hotel dan travel agen. Namun sayanganya

hal di atas berbanding terbalik pada angka

length of stay dan jumlah restoran yang

justru menunjukkan jumlah yang

fluktuatif. Hal di atas ditunjukkan pada

data sebagai berikut :

Gambar 1. Tingkat Lama Tinggal

Wisatawan di DIY Tahun 2013-2016

1,95 2,01 1,99 2,081,65 1,62 1,66

1,93

00,5

11,5

22,5

2013 2014 2015 2016

Wisman Wisnus

746

Page 9: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Tabel 2. Jumlah Usaha Pariwisata dan Sarana Pendukung

Sumber: Statistik Kepariwisataan DIY 2016

Upaya promosi yang dilakukan oleh

Dinas Pariwisata DIY cukup beragam,

baik dengan menggunakan berbagai media

dan memanfaatkan kemajuan teknologi,

menyelenggarakan atraksi/event

kepariwisataan maupun dengan

menyelenggarakan pameran pariwisata di

dalam dan luar negeri.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh

Dinas Pariwisata DIY yang ditujukan

kepada masyarakat khusunya pelatihan

desa wisata menunjukkan hasil yang

signifikan. Hal ini terbukti pada semakin

meningkatnya jumlah desa wisata yang

dibarengi dengan meningkatnya jumlah

pokdarwis di DIY.

Tabel 3. Jumlah Dea Wisata dan

Jumlah Pokdarwis Tahun 2017 Indikator 2017

Capaian

2016

Target Realisasi

Jumlah Desa

Wisata

85 90 91

Jumlah

Pokdarwis

91 96 97

Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2017

Efektivitas pencapaian tujuan dilihat

dari capaian yang diperoleh oleh Dinas

Pariwisata DIY. Efektivitas menurut H.

Emerson dalam Handayaningrat (1990:15)

adalah pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Sedangkan Robbins dalam

Tika P. (2008:29) memberikan definisi

efektivitas sebagai tingkat pencapaian

organisasi dalam jangka pendek dan

jangka panjang. Maksudnya adalah

efektivitas merupakan suatu standar

pengukuran untuk menggambarkan

tingkat keberhasilan suatu organisasi

dalam mencapai sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa secara umum

Dinas Pariwisata DIY dalam

melaksanakan kegiatan pemasarannya

sudah efektif namun belum optimal. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil pencapaian

No

Kab/Kota Jenis Usaha

Tahun 2014 2015 201

6

1 Sleman a. Travel Agen 248 273 289 b. Restoran 65 65 77

2 Bantul a. Travel Agen 53 78 106 b. Restoran 1 1 1

3. Kulon Progo a. Travel Agen 1 3 3 b. Restoran 2 4 4

4. Gunungkidul a. Travel Agen 9 19 23 b. Restoran 30 64 168

5. Kota Yogyakarta a. Travel Agen 275 305 173

b. Restoran 313 327 350

747

Page 10: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

target dalam kegiatan pemasaran

pariwisata oleh Dinas Pariwisata DIY.

Pada indikator kunjungan wisatawan,

jumlah travel agen dan hotel selalu

meningkat dari tahun ke tahun.

Sedangkan tingkat lama tinggal dan

jumlah restoran tidak mengalami

peningkatan tetapi justru mengalami

perkembangan yang fluktuasi.

3. Dimensi Kualitas

Dikarenakan dalam kegiatan

pemasaran pariwisata tidak dapat dilihat

kualitas produk yang dihasilkan yang

bersifat jasa, untuk itu kualitas dalam hal

ini dilihat dari segi tenaga kerja atau

pegawai Dinas Pariwisata DIY. Hal ini

sejalan dengan dimensi kualitas yang

dinyatakan oleh Mathias Aroef dalam

Friyatiningsih (2003) dimana

produktivitas bukan hanya berhubungan

dengan hal yang kuantitatif saja, tetapi

berhubungan dengan kualitas.

Dinas Pariwisata DIY sebagai

regulator dan pengorganisasian aturan-

aturan dan kebijakan yang mendukung

pariwisata Yogyakarta sangat berperan

penting pada kemajuan kepariwisataan

Yogyakarta. Oleh karenanya dalam

dimensi ini melihat bagaimana gambaran

kualitas pegawai Dinas Pariwisata DIY

serta inovasi yang dilakukan guna

pencapaian target pemasaran yang lebih

baik dari sebelumnya.

Secara umum pegawai Dinas

Pariwisata DIY memiliki kualitas yang

cukup baik. Pegawai yang terlibat

diharuskan memiliki background atau

pengalaman dalam bidang pariwisata dan

tingkat pendidikan minimal S1. Dengan

pegawai yang berkualitas tersebut maka

tercipta beberapa inovasi dalam

pemasaran pariwisata yaitu pada media

promosi yang memanfaatkan

perkembangan teknologi dan informasi;

penyelenggaraan atraksi/ event pariwisata

yang kreatif dan inovatif untuk menarik

minat wisatawan dan/atau pembangunan

atau pengembangan destinasi wisata yang

unik; serta pada manajemen pariwisata

yaitu Branding, Advertising dan Selling.

Dengan inovasi manajemen pemasaran

tersebut diharapkan kegiatan pemasaran

dapat lebih terarah dan fokus sehingga

memperoleh hasil pencapaian sesuai

dengan yang ditargetkan

Kendala Yang Dihadapi

Seperti halnya organisasi, Dinas

Pariwisata DIY dalam proses pelaksanaan

pemasaran pariwisata Yogyakarta juga

menemui beberapa kendala diantaranya

sebagai berikut :

1. Pengurangan Anggaran

Pemangkasan anggaran pada sumber

dana yang berasal dari APBD,

membuat Dinas Pariwisata DIY tidak

748

Page 11: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

bisa membidik semua pasar, hanya

dipilih sesuai urgensinya saja.

2. Infrastruktur yang belum optimal

Belum tersedianya infrastruktur yang

optimal serta masih kurangnya

konektivitas antar infrastruktur,

sebagai contoh yaitu DIY belum

memiliki bandara yang menerima

penerbangan langsung dari kota-kota

besar yang ada di luar negeri. Sampai

saat ini Bandara Adi Sucipto sebagai

satu-satunya bandara yang dimiliki

DIY hanya menerima penerbangan

langsung dari Singapura dan Malaysia.

3. Peserta Pelatihan yang Monoton

Ketika Dinas Pariwisata DIY

menyelenggarakan pelatihan desa

wisata kepada masyarakat, seringkali

Dispar DIY mendapati peserta

pelatihan yang sama terus menerus.

Hal tersebut menyebabkan persebaran

informasi menjadi tidak merata,

karena tidak adanya pembaruan

peserta pelatihan.

4. Perbedaan Orientasi Kepentingan

Dalam mewadahi dan memfasilitasi

terkait bidang kepariwisataan, Dinas

Pariwisata DIY seringkali menemui

perbedaan orientasi kepentingan antara

Dinas Pariwisata DIY dengan

pemerintah Kabupaten/Kota. Disaat

Dinas Pariwisata DIY menghendaki

pengembangan pariwisata di kawasan

A, namun dari pemerintah

kabupaten/kota menginginkan

pengembangan di kawasan lain.

5. Dari Sisi Masyarakat

masih ditemui masyarakat yang

kurang kooperatif dengan Dinas

Pariwisata DIY. Mereka enggan diajak

untuk saling bekerjasama membangun,

mengembangkan serta memasarkan

destinasi wisata yang ada di daerah.

Kurangnya kesadaran masyarakat

untuk menjaga serta memelihara

fasilitas pendukung objek wisata juga

menjadi kendala.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis dari hasil dan

pembahasan, peneliti menarik kesimpulan

bahwa Produktivitas Dinas Pariwisata

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam

pemasaran pariwisata Yogyakarta secara

umum belum cukup produktif dikarenakan

masih terdapat kekurangan pada beberapa

hal dan menghadapi beberapa kendala. Hal

ini dibuktikan pada pencapaian hasil

pemasaran pariwisata oleh Dinas

Pariwisata dari segi jumlah kunjungan

wisatawan, hotel dan travel agen

mengalami peningkatan. Namun

sebaliknya pada tingkat lama tinggal

wisatawan dan jumlah restoran tidak

mengalami peningkatan tetapi justru

mengalami perkembangan yang fluktuatif.

749

Page 12: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Kemudian Dinas Pariwisata juga

melakukan inovasi dalam kegiatan

pemasaran pariwisata untuk mencapai

target pemasaran.

Saran

1. Dalam rangka meningkatkan angka

length of stay wisatawan, Dinas

Pariwisata DIY dapat melakukan

koordinasi dan komunikasi dengan

travel agent agar memasukkan

destinasi wisata baru dalam itinerary

(rencana perjalanan) yang ditawarkan

kepada wisatawan serta

menyelenggarakan event/atraksi

kepariwisataan yang unik,

mencerminkan simbol kepariwisataan

yang khas dari DIY

2. Memberikan pengertian dan edukasi

kepada masyarakat secara lebih

mendalam dan intens agar mampu

berpikir secara kepariwisataan, hingga

akhirnya dapat saling bekerjasama

mempromosikan pariwisata DIY.

3. Dalam upaya meningkatkan kualitas

pelatihan desa wisata yang diitujukan

kepada masyarakat, Dinas Pariwisata

agar mengupayakan dan

mengkomunikasikan kepada

pemerintah kabupaten/kota untuk

mengirimkan peserta yang berbeda

dari pelatihan yang sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku, jurnal dan skripsi :

Friyatiningsih. 2003. Pengukuran Produktivitas. Yogyakarta : Kanisius.

Handayaningrat, Soewarno. 1996.

Pengantar Studi Ilmu Adinistrasi dan Manajemen. Jakarta : Hj Masagung

Kerr, William Revill. 2003. Tourism

Public Policy, and The Strategic Management of Failure. London : Pergamon.

Kotler, Philip. 1993. Manajemen

Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid. Jakarta: Erlangga.

Moleong, J. Lexy. 2014. Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyamah. 2002. Definisi Efisiensi.

Yogyakarta : BPFE Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya

Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar maju.

Sinungan, Muchdarsyah. 2008.

Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Daar

Pariwisata. Yogyakarta : Andi Publisher

Tika, P. 2008. Budaya Organisasi dan

Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara.

750

Page 13: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Produktivitas Dinas Pariwisata...(Ainna Primeri dan F. Winarni, M. Si.)

Yoeti, A. Oka. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung : Angkasa.

Wahab, Salah. 1997. Pemasaran Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita

Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Website :

http://ekbis.sindonews.com/read/1195931/34/kenaikan-daya-saing-pariwisata-indonesia-belum-dinikmati-diy, diakses 4 Januari 2018 pukul 9.25 WIB

Statistik Kepariwisataan DIY http://visitingjogja.com/detail/wisata/.html diakses pada tanggal 4 Februari 2018 pukul 19.25 WIB

Statistik Kepariwisataan Provinsi Bali http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik4 diakses 7 januari 2018

751

Page 14: PRODUKTIVITAS DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA …

Scanned by CamScanner

752