PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut...

77

Transcript of PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut...

Page 1: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR
Page 2: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR
Page 3: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGELUARAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2010 - 2014 ISBN : 979.472.458.0 Nomor Publikasi : 34035.15.04 Katalog BPS : 9302005.3403 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : ix + 66 halaman Naskah: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis, BPS Kabupaten Gunungkidul Penyunting: Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis, BPS Kabupaten Gunungkidul Gambar Kulit: Seksi Integrasi Pengolahan Data Statistik, BPS Kabupaten Gunungkidul Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Page 4: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGELUARAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2010- 2014

Anggota Tim Penyusun:

Pengarah : Agus Handriyanto, SE, M.Si

Editor : Amir Mishbahul Munir, S.ST, M.Si

Penulis : Rio Jakaria, S.ST, M.Stat

Pengolah data : Amir Mishbahul Munir, S.ST, M.Si

Rio Jakaria, S.ST, M.Stat

Andi Wicaksono, S.Si

Gambar kulit : Buhari Muslim, S.ST

Page 5: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv

KATA PENGANTAR

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat data

ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi suatu

wilayah. Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan lain,

seperti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka menyusun

formulasi kebijakan di tingkat wilayah. Menurut teori ekonomi makro, penghitungan

PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu : pendekatan produksi/penyediaan

(PDRB menurut Lapangan Usaha/Industry), pendekatan pengeluaran/permintaan akhir

(PDRB menurut Pengeluaran/Expenditure) serta pendekatan pendapatan (PDB menurut

pendapatan/Income). Ketiga pendekatan penghitungan tersebut secara teori akan

menghasilkan angka PDRB yang sama.

Publikasi ini secara khusus membahas mengenai PDRB menurut pendekatan

pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi beberapa komponen, yaitu:

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang

Melayani Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Investasi (Pembentukan

Modal Tetap Bruto dan Perubahan Inventori), serta Ekspor Neto Antar Daerah (ekspor

antar daerah dikurangi dengan impor antar daerah). Data PDRB dalam publikasi ini serta

publikasi-publikasi selanjutnya mengunakan tahun dasar 2010, serta sudah menerapkan

konsep System of National Accounts (SNA) 2008 seperti yang direkomendasikan oleh

United Nations.

Kepada seluruh anggota Tim Penyusun Publikasi ini yang telah memberikan

kontribusinya dalam mewujudkan publikasi ini disampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya. Demikian pula kepada instansi pemerintah dan lembaga/perusahaan swasta

yang telah memberikan dukungan data bagi penyusunan publikasi ini diucapkan terima

kasih. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut serta dapat

ditingkatkan di masa-masa mendatang.

Akhirnya, disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi ini

masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang bersifat

konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini selanjutnya. Semoga

publikasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Wonosari, Nopember 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

Kabupaten Gunungkidul

Kepala,

Agus Handriyanto SE, M.Si

NIP. 19660815 199401 1 001

Page 6: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 v

DAFTAR ISI

Hal.

Halaman Sampul……………………………………………………………….................

Kata Pengantar...…………………………………………………………………..............

Daftar Isi…….……………………………………………………………………………..

Daftar Tabel..………………………………………………………………………………

Daftar Lampiran..…………………………………………………………………………

i

iv

v

vii

ix

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN.......................……………………………………............

1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)....................

1.2. Kegunaan Statistik PDRB..............................……………………......

METODA ESTIMASI DAN SUMBER DATA..............……………………

2.1 Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga...........…….………

2.2 Pengeluaran Konsumsi Akhir LNPRT...............................................

2.3 Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah..................…….………

2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)................................……

2.5 Perubahan Inventori..............................……………….…….……….

2.6 Ekspor – Impor..............................................…………………………

TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERDASARKAN PDRB PENGELUARAN TAHUN 2010-2014….........

3.1 Tinjauan Agregat PDRB Gunungkidul Menurut Pengeluaran .........

3.2 Perkembangan Konsumsi Akhir Rumah Tangga.......................……..

3.3 Perkembangan Konsumsi Akhir LNPRT...............................................

3.4 Perkembangan Konsumsi Akhir Pemerintah.………………….……

3.5 Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)........……

3.6 Perkembangan Perubahan Inventori..........……………………..….

1

2

4

5

6

9

12

14

18

22

24

25

29

34

34

36

37

Page 7: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 vi

BAB IV

BAB V

3.7 Perkembangan Ekspor..........………………………………….……..

3.8 Perkembangan Impor...............………………………………………

3.9 Perkembangan Net Ekspor Antar Daerah............………………….

PERKEMBANGAN AGREGAT PRDB MENURUT PENGELUARAN

KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010-2014.............................

4.1 PDRB (Nominal).............………………………………………...…….

4.2 Perbandingan Penggunaan PDRB untuk Konsumsi Akhir Rumah

Tangga Terhadap Ekspor................…………………………………...

4.3 Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB).......................................….........………......

4.4 Proporsi Konsumsi Akhir Terhadap PDRB...............………………...

4.5 Perbandingan Ekspor Terhadap PMTB.......……………………….....

4.6 Perbandingan PDRB Terhadap Impor.....…………………………….

4.7 Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan.....………..

4.8 Neraca Perdagangan (Trade Balance)..............………………..….…….

4.9 Incremental Capital Output Ratio (ICOR).................................................

PENUTUP.........……………………………………………………………...

LAMPIRAN......………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA.………………………………………………………..

38

39

41

42

43

44

45

46

46

47

48

49

50

52

54

65

Page 8: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2010 - 2014.........................………………………………

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2010 - 2014....................….………………………………

Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2010 - 2014..............................................…………………………………

Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2010 - 2014.................……………………………………

Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

Tahun 2010 – 2014..................................................………………………………

Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014..............……………………………………

Struktur Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014.............. ……………………………………

Pertumbuhan Riil Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014..………………………………

Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Penggunaan Konsumsi Akhir

Rumah Tangga Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014.......................

Perkembangan Penggunaan Konsumsi LNPRT Kabupaten Gunungkidul,

Tahun 2010 – 2014..............................................…………………………………

Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014...............……………………………………

Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Gunungkidul, Tahun

2010 – 2014..................................................................……………………………

Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014............... ……………………………………

Perkembangan Ekspor Barang dan Jasa Kabupaten Gunungkidul, Tahun

2010 – 2014......................................................................…………………………

25

26

27

28

29

30

32

32

33

34

35

36

38

39

Page 9: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 viii

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Tabel 22

Tabel 23

Tabel 24

Perkembangan Impor Barang dan Jasa Kabupaten Gunungkidul, Tahun

2010 – 2014..............................................................………………………………

Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014.............……………………………………

Perbandingan PDRBPengeluaran untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga

Terhadap Ekspor Tahun 2010 – 2014....... ……………………………………

Perbandingan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Terhadap PMTB Tahun

2010 – 2014.………………………………………………………………………

Proporsi Total Penggunaan Konsumsi Akhir Terhadap PDRB Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014.............. ……………………………………

Rasio Ekspor terhadap PMTB (ADHB) Tahun 2010 - 2014 …………………

Rasio PDRB terhadap Impor Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2014

Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 – 2014.............. ……………………………………

Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Kabupaten Gunungkidul,

Tahun 2010 – 2014......................................................……………………………

Incremental Capital Output Ratio, Kabupaten Gunungkidul,

Tahun 2010 – 2014...……………………………………………………………

40

44

44

45

46

47

47

48

50

51

Page 10: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010)

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014………………………

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014…...………

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

2010 – 2014..........................................................................................................

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

2010 – 2014..........................................................................................................

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul,

2010 - 2014...........................................................................................................

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul,

2010 - 2014...........................................................................................................

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

2010 – 2014..........................................................................................................

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

2010 – 2014..........................................................................................................

Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100) Menurut

Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 – 2014.…………………….

Indeks Harga Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto

(2010=100) Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul,

2010 - 2014………...............................................………………………………

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

Page 11: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

Page 12: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

2

1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

wilayah/regional dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB

pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.Sedangkan PDRB atas

dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga yang pada suatu tahun tertentu sebagai dasar.PDRB atas dasar harga

berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran serta struktur ekonomi. PDRB atas

dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi pada suatu

periode ke periode (tahun ke tahun atau triwulan ke triwulan).Dalam publikasi ini tahun

dasar yang digunakan adalah tahun 2010 dan ini tentu akan mencerminkan struktur

ekonomi terkini.

Terdapat tiga pendekatan yang biasanya digunakan dalam menghitung angka-

angka PDRB, yaitu:

a. Menurut Pendekatan Produksi,

Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu

tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya

dikelompokkan menjadi 17kategori lapangan usaha yaitu: 1. Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4.

Pengadaan Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang,6. Konstruksi, 7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, 8. Transportasi dan Pergudangan, 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum, 10. Informasi dan Komunikasi, 11. Jasa Keuangan dan Asuransi, 12. Real

Estat, 13. Jasa Perusahaan, 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib, 15. Jasa Pendidikan, 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 17. Jasa

Page 13: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

3

lainnya. Setiap kategori lapangan usaha tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub kategori

lapangan usaha.

b. Menurut Pendekatan Pendapatan

PDRB menurut pendekatan ini merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini,

PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak atas produksi

dan impordikurangi subsidi).

c. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB adalah semua komponen permintaan

akhir yang terdiri dari: (1) pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (2) pengeluaran

konsumsi akhirlembaga non profit yang melayani rumah tangga (3) pengeluaran

konsumsi akhirpemerintah, (4) pembentukan modal tetap domestik bruto, (5)

perubahan inventori, dan (6) ekspor neto (ekspor dikurangi impor).

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama.

Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan

dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDRB yang

dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di

dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.

1.2 KEGUNAAN STATISTIK PDRB

Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat

menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh

dari data ini antara lain adalah:

1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.

Page 14: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

4

2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian

atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang

mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

4. PDRB harga berlaku menurut pengeluaran menunjukkan produk barang dan jasa

digunakan untuk tujuan konsumsi akhir, investasi dan diperdagangkan dengan pihak

luar negeri.

5. Distribusi PDRB menurut pengeluaran menunjukkan peranan kelembagaan dalam

menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.

6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju

pertumbuhan konsumsi akhir, investasi dan perdagangan luar negeri.

7. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau

per satu orang penduduk.

8. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan

nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.

Page 15: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

5

BAB II

METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA

Page 16: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

6

2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA

i. Pendahuluan

Sektor rumah tangga mempunyai peran yang cukup besardalamperekonomian. Hal

ini tercermin dari besarnya sumbangan konsumsi rumahtangga dalampembentukan

PDRBpengeluaran. Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang dan jasa,

rumahtangga juga berperan sebagai produsendan penyedia faktor produksi untuk aktivitas

produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lain.

ii. Konsep dan definisi

Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (PKRT) adalah pengeluaran atas barang

dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga didefinisikan sebagai

individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat

tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, dapat memiliki harta dan kewajiban, serta

mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama, utamanya kelompok makanan dan

perumahan.

iii. Cakupan

PKRT mencakup seluruh pengeluaran atas barang dan jasa oleh residen suatu

wilayah, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.

Jenis-jenis barang dan jasa yang dikonsumsi diklasifikasikan menurut COICOP

(Classifications of Individual Consumption by Purpose) seperti yang direkomendasikan

oleh UN (United Nations),sbb:

1. Makanan dan minuman tidak beralkohol

2. Minuman beralkohol, tembakau dan narkotik

3. Pakaian dan alat kaki

4. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya

5. Furniture, perlengkapan rumahtangga dan pemeliharaan rutin

6. Kesehatan

7. Angkutan

8. Komunikasi

9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan

10. Pendidikan

11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel

12. Barang dan jasa lainnya

Page 17: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

7

Namun karena keterbatasan data, maka dalam penyajian di publikasi ini, 12 COICOP

tersebut dikelompokkan kembali menjadi hanya 7 COICOP, yaitu:

1. Makanan, Minuman, dan Rokok

2. Pakaian dan Alas Kaki

3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

4. Kesehatan dan Pendidikan

5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya

6. Hotel dan Restoran

7. Lainnya

Konsumsi rumah tangga mencakup juga hal-hal sbb:

Imputasi jasa persewaan rumah milik sendiri (owner occupied dwellings);

Nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri harus diperhitungkan karena rumah tangga

pemilik, dianggap menghasilkan jasa persewaan rumah bagi dirinya sendiri.

Imputasi sewa rumah diperkirakan atas dasar harga pasar, meskipun status rumah

tersebut milik sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar menyewa, maka yang

dihitung adalah biaya sewa yang dibayar, baik dibayar penuh maupun tidak penuh

karena mendapat keringanan biaya (subsidi atau transfer).

Barang yang diproduksi dan digunakan sendiri;

Pemberian/hadiah dalam bentuk barang yang diterima dari pihak lain;

Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen diluar wilayah

atau diluar negeri (diperlakukan sebagai impor)

Terdapat beberapa catatan yang perlu diketahui berkaitan dengan PKRT ini, yaitu:

Pembelian langsung oleh non-residen, diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah

tersebut)

Pembelian barang yang tidak diproduksi kembali (diduplikasi), seperti barang antik,

lukisan, dan hasil karya seni lainnya diperlakukan sebagai investasi atas barang

berharga, bukan konsumsi rumah tangga.

Pengeluaran rumah tangga untuk keperluan biaya antara dan pembentukan modal di

dalam aktivitas usaha rumah tangga, tidak termasuk dalam pengeluaran konsumsi

rumah tangga. Contoh, pembelian barang dan jasa untuk keperluan usaha, perbaikan

besar rumah, dan pembelian rumah.

Page 18: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

8

Pengeluaran untuk keperluan transfer baik dalam bentuk uang atau barang, tidak

termasuk sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga.

iv. Penghitungan PKRT Tahunan

1. Sumber data

Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi PKRT adalah :

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, dalam bentuk pengeluaran

konsumsi per-kapita seminggu untuk makanan, dan pengeluaran per-kapita

sebulan untuk kelompok bukan makanan,

Jumlah penduduk pertengahan tahun,

Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk data atau

indikator suplai komoditasdari jenis pengeluaran tertentu,

Indeks Harga Konsumen (IHK).

2. Metode penghitungan

Penghitungan PKRT didasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas). Untuk menghasilkan perhitungan PKRT yang mencerminkan kondisi

sesungguhnya, masih diperlukan adanya beberapa penyesuaian (adjustment).

Penyesuaian dilakukan dengan menggunakan data pendukung (data sekunder) dalam

bentuk indikator suplai (di luar Susenas) dari beberapa komoditi tertentu.Hasil

penghitungan dari data sekunder tersebut dianggap lebih mencerminkan PKRT yang

sebenarnya.Penyesuaian (adjustment) yang dilakukan adalah mengganti hasil Susenas

dengan hasil penghitungan yang didasarkan data indikator suplai untuk beberapa

komoditas.Penggantian dilakukan pada level komoditas, kelompok komoditas, atau jenis

pengeluaran tertentu.

Langkah penghitungan di atas menghasilkan besarnya PKRT atas dasar harga

berlaku (ADHB). PKRT atas dasar hargakonstan (ADHK) 2010, diperoleh dengan cara

mendeflate PKRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010.

Untuk lebih jelasnya, langkah langkah penghitungan PKRT dapat diringkas sbb:

1. Estimasi PKRT hasil Susenas:

a. Makanan = pengeluaran konsumsi perkapita seminggu x (30/7) x 12 x jumlah

penduduk pertengahan tahun

Page 19: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

9

b. Bukan makanan = pengeluaran konsumsi perkapita sebulan x 12 x jumlah

penduduk pertengahan tahun

2. Terhadap data poin ke 1 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder atau

indikator suplai komoditas untuk jenis pengeluaran tertentu;

3. Data poin ke 2 dikelompokan menjadi 7 kelompok COICOP,

4. Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang telah di-adjust;

5. Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK Kota (Kabupaten/Kota terdekat) dan 7

kelompok COICOP;

6. PKRT adh konstan 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin ke 4 dengan

hasilpoin ke 5.

2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LNPRT

i Pendahuluan

Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul

sebagai sektor tersendiri dalam suatu perekonomian wilayah. Sektor ini berperan dalam

menyediakan barang dan jasa bagianggotanya maupun bagi rumahtangga secara gratis

atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara

ekonomi artinya harga tersebut biasanya dibawah harga pasar (tidak mengikuti harga

pasar yang berlaku).

ii Konsep dan definisi

LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Sesuai dengan

fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga dan LNP yang

melayani bukan rumahtangga.

Karakteristik unit LNP adalah sbb:

LNP umumnya adalah lembaga formal, tetapi terkadang merupakan lembaga

informal yang keberadaannya diakui oleh masyarakat;

pengawasan terhadap jalannya organisasi dilakukan oleh anggota terpilih yang

punya hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan lembaga;

setiap anggota mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dan tidak

berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh dari

Page 20: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

10

kegiatan usaha produktif dikuasai oleh lembaga;

kebijaksanaan lembaga diputuskan secara kolektif oleh anggota terpilih, dan

kelompok ini berfungsi sebagai pelaksana dari dewan pengurus; dan

istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan

surplus melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh biasanya

diinvestasikan kembali pada aktivitas sejenis.

LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggotanya atau rumahtangga, serta

tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota dari lembaga yang dimaksud disini adalah yang

bukan berbentuk badan usaha.LNPRT dibedakan atas 7 jenis lembaga, yaitu: Organisasi

kemasyarakatan, Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan sosial/

kebudayaan/olahraga/ hobi, Lembaga swadaya masyarakat, Lembaga keagamaan, dan

Organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.

iii. Cakupan

Nilai PK-LNPRT sama dengan nilai output non-pasar yang dihasilkan LNPRT.

Nilai output non pasartersebut dihitung berdasarkan nilai seluruh pengeluaran LNPRT

dalam rangka melakukan kegiatan operasionalnya. Pengeluaran yang dimaksud terdiri

dari :

a. Konsumsi antara, contoh : pembelian alat tulis, barang cetakan, pembayaran

listrik, air, telepon, teleks, faksimili, biaya rapat, seminar, perjamuan,

transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas, belanja barang dan jasa lain, sewa

gedung, sewa perlengkapan kantor dll.

b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan

tunjangan lainnya

c. Penyusutan

d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dll.

iv. Penghitungan PK-LNPRT Tahunan

1. Sumber data

Hasil Survei Khusus Lembaga Non-profit (SK-LNP).

Informasi yang diperoleh dari hasil SKLNP adalahrata-rata pengeluaran

menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran.

Page 21: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

11

Hasil up-dating direktori LNPRT.

Informasi yang diperoleh dari hasil up-dating direktori LNPRT adalah jumlah

populasi LNPRT menurut jenis lembaga.

Indeks Harga Konsumen (IHK)

2. Metode penghitungan

PK-LNPRT diestimasi dengan menggunakan metode langsung, yaitu

menggunakan hasil SKLNP. Tahapan estimasi PK-LNPRT adalah sbb :

Menghitung rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis

pengeluaran (barang dan jasa). Barang dan jasa yang diperoleh secara cuma-

cuma, nilainya diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku.Rata-rata

pengeluaran lembaga menurut jenis-nya dihitung dengan rumussbb :

ijij

i

xx

n

ijx : Rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran

ijx : PK-LNPRT hasil survei menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran

in : Jumlah sampel LNPRT menurut jenis lembaga

i : Jenis lembaga LNPRT, i = 1, 2, 3, …, 7

j : jenis pengeluaran LNPRT, j = 1, 2, 3, …, 19

Mengestimasi PK-LNPRT, dengan menggunakan rumusan sbb:

7 19

1 1

ij i

i j

X x N

X : PK-LNPRT adh Berlaku

iN : Populasi LNPRT menurut jenis lembaga

Hasil penghitungan di atas akan diperoleh besarnya PK-LNPRT atas dasar harga

berlaku (ADHB). PK-LNPRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh

dengan cara mendeflate PK-LNPRTADHB dengan IHK tahun dasar 2010.

Page 22: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

12

2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH

i. Pendahuluan

Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik, serta

mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun eksekutif atas unit

institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah suatu negara/wilayah. Pemerintah

juga mempunyai berbagai peran dan fungsi lainnya, seperti sebagai penyediabarang dan

jasa bagi kelompok atau individu rumah tangga, sebagai pemungut dan pengelola pajak

atau pendapatan lain-nya, berfungsi mendistribusikan pendapatan atau kesejahteraan

melalui aktivitas transfer, serta terlibat di dalam produksi non-pasar.

Dalam suatu perekonomian, unit pemerintah bisa berperan sebagai konsumen

maupun produsen, serta sebagai regulator yang menetapkan berbagai kebijakan di bidang

fiskal dan moneter.Sebagai konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas konsumsi

atas barang dan jasa akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah akan melakukan

aktivitas memproduksi barang & jasa maupun aktivitas investasi.

ii. Konsep dan Definisi

Besarnya nilai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) sama dengan nilai

produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah untuk dikonsumsi pemerintah itu

sendiri. PK-P mencakup pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran upah

dan gaji pegawai,transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang

modal, dan nilai output dari Bank Indonesia, dikurangidengan nilai penjualan barang dan

jasa yang dihasilkan unit produksi yang takdapat dipisahkan dari aktivitas pemerintahan.

Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

pemerintahan secara umum, mencakupkegiatan sbb:

1. memproduksi barang yang sama atau sejenis dengan barang yang diproduksi oleh

perusahaan. Contoh,aktivitas pencetakan publikasi, kartu pos, reproduksi karya seni,

pembibitan tanaman di kebun percobaan dsb. Aktivitas menjual barang-

barangsemacam itu bersifat insidentil dari fungsi pokok unit pemerintah.

2. memproduksi jasa. Contoh,aktivitas penyelenggaraan rumah sakit, sekolah,

perguruan tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan penyimpanan hasil

karya seni yang dibiayai oleh pemerintah. Dala hal ini pemerintah memungut biaya

yang umumnya tidak lebih dariseluruh biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang

Page 23: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

13

diterima dari aktivitas semacam ini disebut sebagai penerimaan non-komoditi

(pendapatan jasa).

iii. Cakupan

Sektor pemerintahan terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam

melakukan aktivitasnya, unit pemerintah pusat akan mengacu pada dokumen Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan unit pemerintah daerah (baik

Kabupaten, Kabupaten/Kota, maupun Desa) mengacu pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Pemerintah Daerah (APBD).

Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) Kabupaten mencakup : a. PK-

Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Kabupaten; b. PK-Pemerintah

Kabupatenyang bersangkutan; c.PK-Pemerintah Pusat yang merupakan bagian dari

pemerintah Kabupaten; d. PK-Pemerintah Desa/Kelurahan/Nagari yang ada di wilayah

Kabupaten bersangkutan.

iv. Penghitungan PDRB Tahunan

1. Sumber Data

Data dasar yang digunakan untuk menghitungPK-P Kabupaten Tahunan

adalah:

a. Data realisasi APBN Tahunan (Kemenkeu)

b. Data realisasi APBD Tahunan (Kemenkeu)

c. Statistik Keuangan Daerah (BPS)

d. Output Bank Indonesia (BI)

e. Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementrian Keuangan serta Indeks

Harga dari BPS.

2. Metode Penghitungan

a. PK-P Kabupaten adh Berlaku

Secara umum, PK-P adh Berlaku dihitung menggunakan rumusan berikut:

PK-P adh Berlaku=

Output non pasar–penjualan barangdan jasa + output Bank Indonesia

Page 24: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

14

Output non-pasar dihitung dengan pendekatan biaya yg dikeluarkan,

yaitu : Belanja pengadaan barang/jasa, bantuan sosial dalam bentuk barang (yg

dibeli dengan harga pasar ), belanja pegawai, dan penyusutan.

Untuk level Kabupaten, PK-P Kabupaten adh Berlaku,

dihitungberdasarkan penjumlahan dari pengeluaran akhir konsumsi pemerintah

Kabupaten itu sendiri +pengeluaran akhir konsumsi pemerintah seluruh

pemerintahan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Kabupaten tersebut+

pengeluaran akhirseluruh pemerintah desa/kelurahan/nagari yang ada

zzdiwilayah Kabupaten tersebut + pengeluaran pemerintah Pusat yang menjadi

bagian dari Kabupaten yang bersangkutan.

b. PK-P Kabupaten adh Konstan

Pengeluaran konsumsi pemerintah adh Konstan dihitung dengan menggunakan

metode deflasi. Deflator yang digunakan adalah Indeks Harga Perdagangan

Besar (IHPB) umum tanpa ekspor, Indeks Upah, Indeks Implisit dari Produk

Domestik Bruto komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto, Indeks Harga

Konsumen (IHK) umum.

2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)

i Pendahuluan

Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor utama yang akan mempengaruhi

perkembangan ekonomi suatu negara/wilayah. Investasi disini terdiri dari investasi fisik

dan investasi finansial. Dalam konteks PDB/PDRB, aktivitas investasi fisik ini tercermin

pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori.

PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang dilibatkan

dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis

barang modal seperti: bangunan dan konstruksi lain, mesin dan perlengkapan, kendaraan,

tumbuhan, ternak, dan barang modal lainnya.

ii Konsep dan definisi

PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada suatu

unit produksi, dalam kurun waktu tertentu. Penambahan barang modal mencakup

pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli (financial leasing)barang modal baru dari

Page 25: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

15

dalam negeri serta barang modal baru dan bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan

besar, transfer atau barter barang modal), dan pertumbuhan aset sumberdaya hayati yang

dibudidaya. Sedangkan pengurangan barang modal mencakup penjualan,transfer atau

barter, dan sewa beli (financial leasing) barang modal bekas pada pihak lain.Pengecualian

kehilangan yang disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat sebagai pengurangan.

Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta akan mengalami

penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”mengindikasikan bahwa di dalamnya

masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal

(Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal yang

digunakan dalam proses produksi secara normal selama satu periode.

iii Cakupan

PMTB terdiri dari:

1. Penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) baik barang baru maupun

barang bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal,

bangunan lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, aset tumbuhan dan

hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan intelektual

(intellectual property products), dan sebagai-nya;

2. Biaya alih kepemilikan aset non-finansial yang tidak diproduksi, seperti lahan

dan aset yang dipatenkan;

3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan usia

pakai-nya (sepertioverhaul mesin produksi, reklamasi pantai, pembukaan,

pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan erosi).

iv Penghitungan PMTB Tahunan

1. Sumber data

a. Output industri konstruksi hasil penghitungan PDRB menurut industri

konstruksi dari BPS Prov/Kab/Kota.

b. Nilai impor 2 digit HS, yang merupakan barang modal impor dari KPPBC

(Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai) setempat.

c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang dari Statistik Industri Kecil &

Rumah tangga (level Kabupaten).

d. Laporan keuangan perusahaan.

Page 26: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

16

e. Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang level Kabupaten.

f. IHPB dari Statistik Harga Perdagangan Besar.

g. Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas).

h. Publikasi Statistik Listrik, Gas & Air Minum.

i. Publikasi Statistik Konstruksi.

j. Data Eksplorasi Mineral dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM).

k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan.

3. Metode penghitungan

Penghitungan PMTB dapat dilakukan melalui metode langsung maupun tidak

langsung, tergantung pada ketersediaan data yang mungkin diperoleh di wilayah masing-

masing. Pendekatan “langsung” adalah dengan cara menghitung pembentukan modal

(harta tetap) yang dilakukan oleh berbagai sektor ekonomi (produsen) secara langsung.

Sedangkan pendekatan “tidak langsung” adalah dengan menghitung berdasarkan alokasi

dari total penyediaan produk (barang dan jasa) yang menjadi barang modal di berbagai

industri, atau disebut sebagai pendekatan “arus komoditas”. Dalam hal ini penyediaan

atau “supply” dari barang modal dapat berasal dari produksi dalam negeri (domestik)

maupun dari produk luar negeri (impor).

Pendekatan Langsung

Penghitungan PMTB secara langsung dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh

nilai PMTB yang terjadi di setiap industri (lapangan usaha). Barang modal tersebut dinilai

atas dasar harga (adh) pembelian, di dalamnya sudah termasuk biaya-biaya yang

dikeluarkan, seperti biaya transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang

terkait dengan pengadaan barang modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari

impor di dalamnya termasuk bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan pengadaan

atau alih kepemilikan barang modal tersebut.

Pada dasarnya data untuk penghitungan PMTB secara langsung dapat diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan. Data yang tersedia meliputi informasi/data tentang

perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai adh berlaku atau harga pembelian

(perolehan). Untuk memperoleh nilai PMTB adh Konstan, maka PMTB adh Berlaku

tersebut di “deflate” (dibagi) dengan indeks harga perdagangan besar (IHPB) yang sesuai

dengan kelompok barang modal.

Page 27: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

17

Pendekatan Tidak Langsung

Penghitungan PMTB dengan cara tidak langsung, disebutsebagai pendekatan arus

komoditas (commodity flow approach). Pendekatan ini dilakukan dengan cara

menghitung nilai penyediaan produk barang yang dihasilkan oleh berbagai industri

(supply), yang kemudian sebagian di antaranya dialokasimenjadi barang modal.

Penghitungan PMTB dalam bentuk bangunan, dilakukan dengan menggunakan rasio

tertentu dari nilai output industri konstruksi, baik adh Berlaku maupun adh Konstan.

Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal lainnya

dibedakan atas barang modal yang berasal dari produksi domestik, dan yang berasal dari

impor. Untuk barang modal domestik, dapat diperoleh dengan dua cara. Pertama, dengan

mengalokasi output mesin, alat angkutan dan barang modal lain yang menjadi

pembentukan modal. Nilai tersebut masih harus ditambah dengan biaya angkut dan

margin perdagangan, sehingga diperoleh PMTB adh Berlaku. Untuk memperoleh nilai

adh Konstan adalah dengan men-deflate PMTB (adh Berlaku) dengan IHPB yang sesuai

dengan jenis barang modal.

Pendekatan ke dua, yang harus dilakukan bila data output tidak tersedia adalah

dengan cara “ekstrapolasi” atau mengalikan PMTB adh Konstan dengan indeks produksi

jenis barang modal yang sesuai. Untuk itu penghitungan PMTB diawali dengan

menghitung PMTB adh Konstan terlebih dahulu. Selanjutnya untuk memperoleh PMTB

adh Berlaku, nilai PMTB adh Konstan tersebut di “reflate”(dikalikan) dengan indeks

harga masing-masing jenis barang modal yang sesuai (sebagai inflator). Hal ini

mensyaratkan bahwa PMTB adh Konstan di tahun-tahun sebelumnya sudah tersedia

secara lengkap.

Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal lain

yang berasal dari impor,dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara.

Pertama, PMTB adh Berlaku diperoleh dari total nilai barang impor. Selanjutnya,

barang modal tersebut dirinci menurut kelompok utama seperti mesin-mesin, alat

angkutan dan barang modal lain. Apabila rician tersebut tidak tersedia dapat digunakan

rasio tertentu sebagai alokator (barang modal impor kode HS 2 digit). Kedua,untuk

memperoleh PMTB adh Konstan adalah dengan cara men“deflate” PMTB adh Berlaku

dengan menggunakan indeks harga yang sesuai.

PMTB adh Berlaku untuk barang modal tak-berwujud seperti eksplorasi mineral,

dihitung dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang

Page 28: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

18

industri pertambangan. Dengan menggunakan data panel, pertumbuhan adh Berlaku dari

aktivitas pertambangan itu menjadi pengali nilai eksplorasi mineral pada periode

sebelumnya. Sedangkan PMTB adh Konstan-nya diperoleh dengan men-deflate nilai adh

Berlaku dengan indeks implisit dari PDRB industri pertambangan. Selain itu, data dari

ESDM dan BP Migas diharapkan menjadi dasar atau data kontrol untuk data tahunan-nya.

Untuk perangkat lunak,PMTB adh Berlaku diperoleh dengan cara mengumpulkan

data laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang software. Untuk adh Konstan

diperoleh dengan men-deflate nilai adh Berlaku dengan indeks implisit industri jasa

perusahaan.

Penghitungan PMTB hasil karya hiburan, sastra, dan seni original (entertainment,

literary, or artistic original products), data dikumpulkan adalah nilai sinetron dan

program acara televisi yang dapat dibuat. Sedangkan data Impor film diperoleh dari nilai

impor film. PMTB adh Konstan-nya diperoleh dengan cara mendeflate nilai adh Berlaku

dengan indeks implisit industri jasa hiburan dan IHPB barang impor.

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam penghitungan PMTB melalui

pendekatan tak-langsung (arus komoditas), yaitu:

a. Rasio penggunaan output industri yang menjadi barang modal cenderung statis. Untuk

memperbaiki diperlukan survei dalam skala yang besar.

b. Nilai margin perdagangan dan angkutan (Trade and Transport Margin) sulit

diperoleh.

c. Selang (Lag) waktu antara data tahun pengukuran (referensi) dengan data publikasi

yang diperoleh dari sumber data tertentu, terlalu lama.

d. 2.5 PERUBAHAN INVENTORI

i Pendahuluan

Dalam aktivitas ekonomi, inventori berfungsi sebagai salah satu komponen yang

dibutuhkan untuk keberlangsungan proses produksi, di samping tenaga kerja dan barang

modal.

Dalam PDB/PDRB, komponen Perubahan Inventori merupakan bagian dari

Pembentukan Modal Bruto, atau yang lebih dikenal sebagai investasi fisik yang terjadi

pada kurun waktu tertentu di dalam suatu wilayah. Perubahan inventori menggambarkan

bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi,

serta bahan baku dan bahan penolong pada satu periode tertentu. Ketersediaan data

Page 29: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

19

perubahan inventori menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan analisis tentang

aktivitas investasi.

ii Konsep dan definisi

Pengertian sederhana dari inventori (persediaan)adalah barang yang dikuasai oleh

produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi barang

dalam bentuk lain, yang punya nilai ekonomi maupun nilai manfaat yang lebih tinggi.

Termasuk dalam pengertian ini adalah barang yang masih dalam proses pengerjaan (work

in progress), serta barang jadi yang belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh pihak

produsen.

Perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode

akuntansi dengan nilai inventori pada awal periode akuntansi. Perubahan inventori

menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna

pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif).

Bagi produsen, keberadaan inventori diperlukan untuk menjaga kelangsungan

proses produksi, sehingga perlu pencadangan baik dalam bentuk bahan baku atau bahan

penolong. Ketidakpastian yang disebabkan pengaruh eksternal juga menjadi faktor

pertimbangan bagi pengusaha untuk melakukan pencadangan (khususnya bahan baku).

Bagi pedagang, pengadaan inventori lebih dipengaruhi oleh unsur spekulatif dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sedangkan bagi pemerintah,

kebijakan pencadangan khususnya komoditas strategis utamanya ditujukan untuk

menjaga stabilitas ekonomi, politik dan sosial. Karena menyangkut kepentingan

masyarakat luas (publik), maka perlu ada pencadangan untuk beberapa komoditas bahan

pokok seperti beras, terigu, minyak goreng dan gula pasir. Bagi rumah tangga pengadaan

inventori lebih ditujukan untuk kemudahan dalam mengatur perilaku konsumsinya saja.

iii Cakupan

Inventori dapat diklasifikasikan menurut jenis barang adalah sbb :

a. Inventori menurut industri, seperti produk atau hasil perkebunan, kehutanan,

perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, air bersih, serta

konstruksi;

Page 30: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

20

b. Berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu semua

bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang

jadi;

c. Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum

digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti pada

waktu dibeli;

d. Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau

belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai).

e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagang

eceran untuk tujuan dijual;

f. Ternak untuk tujuan dipotong;

g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau dipakai sebagai

bahan bakar atau persediaan; dan

h. Persediaan pada pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras,

kedelai, gula pasir, dan gandum.

iv Penghitungan Perubahan Inventori Tahunan

1. Sumber data

Sumber data yang digunakan untuk penghitungan komponen perubahan inventori adalah :

Laporan keuangan perusahaan-perusahaan terkait dari survei atau dari mengunduh

website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id);

Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD

Data komoditas pertambangan dari publikasi statistik pertambangan dan

penggalian;

Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang.

Data komoditas perkebunan;

Indeks harga implisit PDRB industri terpilih, dan

Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih.

Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data semen dari

Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI), dan

ternak dari Ditjennak Kementan.

Page 31: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

21

2. Metode Penghitungan

Terdapat 2 metode yang digunakan dalam penghitungan komponen perubahan

inventori, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan

langsung adalah pendekatan dari sisi “korporasi”, sedangkan pendekatan tidak langsung

adalah pendekatan dari sisi “komoditas”.

Di lihat dari sisi manfaat-nya, pendekatan secara langsung menghasilkan data yang

relatif lebih baik dibanding dengan pendekatan tidak langsung. Pendekatan komoditas

hanya dapat dilakukan jika data posisi inventori tersedia secara rinci dan

berkesinambungan.

Pendekatan Langsung

Dengan menggunakan pendekatan langsung, akan diperoleh nilai posisi inventori di

suatu waktu tertentu (umumnya di akhir tahun). Sumber data utama adalah laporan neraca

akhir tahun (balance sheet) perusahaan. Untuk memperoleh nilai perubahan inventori adh

berlaku,diperlukan data inventori di tahunyang berurutan. Langkah penghitungan

inventori dari laporan keuangan, adalah sbb :

menghitung posisi inventori adh Konstan, dengan cara mendeflate stok awal dan

akhir dengan IHPB akhir tahun;

menghitung perubahan inventori adh Konstan dengan mengurangkan posisi di

tahun berjalan dengan di tahun sebelumnya; dan

menghitung perubahan inventori adh Berlaku dengan menginflate perubahan

inventori adh Konstan dengan IHPB rata-rata tahunan.

Pendekatan Tidak Langsung

Pendekatan tidak langsung disebut juga dengan pendekatan arus komoditas

(commodity flow). Data utama yang digunakan adalah data volume dan harga masing-

masing barang inventori. Nilai perubahan barang inventori adhBerlaku diperoleh dengan

cara menghitung perubahan volume stok akhir dan stok awal dikalikan rata-rata harga

pembelian, atau harga penjualan bila data harga pembelian tidak tersedia. Perubahan

barang inventori adh Konstan dihitung dengan: a. mendeflate nilai perubahan inventori

adh Berlaku dengan indeks harga yang sesuai, b. mengalikan perubahan volume stok

akhir dan stok awal dikalikan dengan harga barang di tahun dasar.

Page 32: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

22

Keterbatasan dan masalah yang dihadapi di dalam menghitung komponen Perubahan

Inventori adalah bahwa :

Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada satu saat

untuk periode waktu yang berurutan;

Tidak seluruh komoditas inventori tersedia data volume dan harga-nya;

Data perubahan inventori yang tersedia dalam bentuk volume umumnya tidak

disertai data harganya. Jika data harga inventori tidak tersedia, maka dapat

diasumsikan indeks harga komoditas inventori mengikuti indeks implisit PDRB

yang sesuai;

Diperlukan adjustment dengan cara me-mark-up, guna untuk melengkapi estimasi

untuk industri yang datanya tidak tersedia;

2.6 EKSPOR IMPOR

i Pendahuluan

Aktivitas ekspor-impor dalam suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,

bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintah. Ragam barang dan

jasa yang diproduksi serta disparitas harga, menjadi faktor utama munculnya aktivitas

ekspor impor. Daerah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiriberusaha

mendatangkan dari daerah atau bahkan negara lain. Di sisi lain, daerah yang

memproduksi barang dan jasa melebihi dari kebutuhan domestik, terdorong untuk

memperluas pasar ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri.

Seiring perkembangan zaman, aktivitas produksi dan permintaan masyarakat atas

barang dan jasa semakin meningkat dan beragam. Kemajuan di bidang transportasi dan

komunikasi juga turut memperlancararus distribusi barang dan jasa. Kondisi

tersebutsemakin mendorong aktivitas ekspor-impor disuatu wilayah menjadi semakin

berkembang.

Konsep dan definisi

Ekspor-impor di suatu wilayah didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi (baik

penjualan/pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dan jasa antara residen

wilayah tersebut dengan non-residen yang berada di luar wilayah tersebut.

Page 33: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

23

ii Cakupan

Ekspor-Impor pada suatu wilayah terdiri dari:

a. Ekspor/impor barang dari/ke Luar Negeri ke/dari Kabupaten tersebut

b. Ekspor/impor jasa dari/ke Luar Negeri ke/dari Kabupaten tersebut

Cakupan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, komunikasi, pariwisata,

dan jasa lainnya

c. Net Ekspor antar daerah

- Ekspor antar daerah

- Impor antar daerah

iii Penghitungan Ekspor-Impor Tahunan

1. Sumber data

i) Data Statistik Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari BPS (dalam US$)

ii) Data Statistik Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari BPS (dalam US$)

iii) Neraca Pembayaran Indonesia dari BI

iv) Laporan Simopel, yaitu laporan (bulanan) bongkar muat barang di pelabuhan;

v) Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk Kabupaten di jembatan timbang;

vi) Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk Kabupaten dari hasil survei.

vii) Kurs transaksi rata-rata tertimbang dari Bank Indonesia

2. Metode Penghitungan

Ekspor-Impor barang luar negeri dinilai menurut harga free on board (fob) dalam

US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang

(sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata tertimbang. Sedangkan Impor barang

luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan kurs transaksi

jual rata-rata tertimbang. Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca Pembayaran

Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.Disamping itu nilai ekspor-impor

tersebut masih ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian langsung (direct purchase)

dan transaski yang tidak terdokumentasi (undocumented trasnsaction) baik oleh residen

maupun non residen. Sedangkan net ekspor antar wilayah merupakan nilai sisa (residu)

antara PDRB lapangan usaha dengan PDRB pengeluaran.

Page 34: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

24

BAB III

TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERDASARKAN PDRB

PENGELUARAN TAHUN 2010 - 2014

Page 35: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

25

Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Gunungkidul akibat proses pembangunan

ekonomi yang terjadi pada periode 2010 s.d 2014, tidak terlepas dari dua faktor yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih dipengaruhi oleh perkembangan

maupun perubahan perilaku masing-masing komponen pengeluaran akhir. Sedangkan

faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan struktur perdagangan

global sebagai akibat peningkatan perdagangan internasional.

Data yang ada menunjukkan bahwa setiap komponen pengeluaran mempunyai

perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sebagian besar produk atau barang dan

jasa yang tersedia di wilayah domestik Gunungkidul digunakan untuk memenuhi

permintaan konsumsi akhir (Rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah). Sebagian lagi

digunakan untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan inventori). Untuk

lebih jelasnya, perilaku masing-masing komponen pengeluaran itu akan diuraikan pada

bagian berikut.

3.1 TINJAUAN AGEGAT PDRB GUNUNGKIDUL MENURUT

PENGELUARAN

Kondisi perekonomian Gunungkidul terus menunjukkan peningkatan, terutama

sejak banyak dibukanya tempat-tempat wisata baru yang menjadi alternatif tujuan baik

untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini terlihat dari nilai PDRB yang

terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan arah positif.

Peningkatan ekonomi tersebut digambarkan melalui Nilai PDRB ADHB dan ADHK,

serta pertumbuhan pada total PDRB.

Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010-2014 (Miliar Rp)

Komponen Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2104

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumah Tangga 5,493.39 6,252.18 6,979.97 8,162.46 8,986.27

2. Konsumsi LNPRT 90.98 110.85 122.95 143.69 173.44

3. Konsumsi Pemerintah 1,363.11 1,531.40 1,671.15 1,895.00 2,120.16

4. PMTB 2,166.73 2,414.73 2,626.62 2,989.11 3,422.78

5. Perubahan Inventori 123.55 120.91 125.27 127.65 131.11

6. Ekspor 5,138.96 5,465.39 6,016.88 6,223.58 6,712.73

7. Impor 5,528.67 6,156.36 6,997.49 8,011.13 8,830.92

Total PDRB 8,848.04 9,739.09 10,545.36 11,530.34 12,715.58

Page 36: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

26

Nilai PDRB Gunungkidul (adh Berlaku) selama periode tahun 2010 s.d 2014

menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tersebut

dipengaruhi oleh adanya perubahan harga dan juga perubahan volume.

Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku, PDRB menurut pengeluaran juga

dinilai adh Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun

2010. Melalui pendekatan penghitungan adh konstan, PDRB di masing-masing tahun

dapat memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau secara

kuantitas saja (tanpa ada pengaruh perubahan harga).

Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2010-2014

(Miliar Rp)

Komponen Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2104

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumah Tangga 5,493.39 5,782.78 6,108.24 6,394.91 6,699.19

2. Konsumsi LNPRT 90.98 102.70 111.69 122.98 135.96

3. Konsumsi Pemerintah 1,363.11 1,422.90 1,512.27 1,591.53 1,656.23

4. PMTB 2,166.73 2,267.01 2,366.57 2,474.18 2,590.68

5. Perubahan Inventori 123.55 105.14 104.08 108.14 120.38

6. Ekspor 5,138.96 5,282.10 5,615.73 5,815.63 5,977.57

7. Impor 5,528.67 5,714.61 6,122.60 6,329.93 6,540.55

Total PDRB 8,848.04 9,248.01 9,695.98 10,177.43 10,639.47

PDRB komponen pengeluaran adh Konstan menggambarkan perubahan atau

pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya berkaitan dengan peningkatan volume

konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2010 - 2014, gambaran tentang perkembangan

ekonomi Gunungkidul berdasarkan PDRB adh Konstan dapat dilihat pada tabel 2 diatas.

Sama halnya dengan PDRB adh Berlaku, seluruh komponen pengeluaran akhir PDRB

adh Konstan juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Page 37: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

27

Grafik 1. Perbandingan PDRB adh Berlaku dan adh Konstan 2010 Menurut

Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

Dari grafik di atas, nampak bahwa pada umumnya nilai PDRB adh Berlaku selalu

lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan tersebut disebabkan karena ada

pengaruh perubahan harga dalam perhitungan PDRB adh Berlaku. Dalam PDRB adh

Konstan pengaruh faktor harga telah ditiadakan.

Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari

semua komponen pengeluarannnya, yang terdiri dari konsumsi akhir rumah tangga (PK-

RT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PK-P),

pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor dikurangi impor.

Tabel 3. Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 (Persen)

Komponen Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumah Tangga 62.09 64.20 66.19 70.79 70.67

1. Konsumsi LNPRT 1.03 1.14 1.17 1.25 1.36

2. Konsumsi Pemerintah 15.41 15.72 15.85 16.43 16.67

3. PMTB 24.49 24.79 24.91 25.92 26.92

4. Perubahan Inventori 1.40 1.24 1.19 1.11 1.03

5. Ekspor 58.08 56.12 57.06 53.98 52.79

6. Impor 62.48 63.21 66.36 69.48 69.45

Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

8,848.04

9,739.09

10,545.36

11,530.34

12,715.58

8,848.04

9,248.01

9,695.98

10,177.43

10,639.47

8,000.00

8,500.00

9,000.00

9,500.00

10,000.00

10,500.00

11,000.00

11,500.00

12,000.00

12,500.00

13,000.00

2010 2011 2012 2013 2014

ADHB ADHK 2010

Page 38: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

28

Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa selama periode 2010 - 2014, produk

yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi akhir rumah tangga (di atas 60 persen). Ekspor juga mempunyai peran yang

relatif besar, karena sekitar 52 s.d 58 persen produk Gunungkidul bisa terjual ke daerah

lain; demikian halnya impor masih mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 62

s.d 69 persen permintaan domestik masih dipenuhi oleh produk dari impor. Di sisi lain,

pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai peran relatif besar dengan kontribusi

sekitar 24 s.d 26 persen. Proporsi konsumsi akhir pemerintah masih cukup tinggi, berada

pada rentang 15,41 – 16,67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam

menyerap produk domestik masih cukup besar. Di sisi lain, pada tahun 2010-2012

perdagangan antar daerah Gunungkidul yang direpresentasikan oleh transaksi ekspor dan

impor, menunjukkan bahwa nilai impor cenderung lebih tinggi dari nilai ekspor.

Kecenderungan perdagangan Gunungkidul dalam periode tersebut selalu menunjukkan

posisi defisit.

Tabel 4. Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 (Persen)

Komponen Pengeluaran 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumah Tangga 5.27 5.63 4.69 4.76

2. Konsumsi LNPRT 12.88 8.76 10.10 10.56

3. Konsumsi Pemerintah 4.39 6.28 5.24 4.07

4. PMTB 4.63 4.39 4.55 4.71

5. Perubahan Inventori -14.89 -1.01 3.90 11.32

6. Ekspor 2.79 6.32 3.56 2.78

7. Impor 3.36 7.14 3.39 3.33

Total PDRB 4.52 4.84 4.97 4.54

Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan

riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth), yang

menggambarkan kinerja pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Gunungkidul dari tahun 2010 s.d 2014 secara rata-rata mencapai 4,72 persen, dengan

masing-masing pertumbuhan sebesar 4,52 persen (2011); 4,84 persen (2012); 4,97 persen

(2013); dan 4,54 persen (2014). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni

sebesar 4,97 persen, sebaliknya yang terendah terjadi pada tahun 2011 (4,52 persen).

Page 39: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

29

Tabel 5. Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 1

(Persen)

Komponen Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumah Tangga 100.00 108.12 114.27 127.64 134.14

2. Konsumsi LNPRT 100.00 107.94 110.08 116.84 127.57

3. Konsumsi Pemerintah 100.00 107.63 110.51 119.07 128.01

4. PMTB 100.00 106.52 110.99 120.81 132.12

5. Perubahan Inventori 100.00 114.99 120.36 118.04 108.91

6. Ekspor 100.00 103.47 107.14 107.01 112.30

7. Impor 100.00 107.73 114.29 126.56 135.02

Total 100.00 105.31 108.76 113.29 119.51

Sementara itu, indeks implisit1 PDRB yang menggambarkan tingkat perubahan

harga yang terjadi pada sisi konsumen, baik konsumen akhir (rumah tangga, LNPRT, dan

pemerintahan) maupun konsumen lainnya (perusahaan dan luar negeri) juga menunjukkan

peningkatan.

Komponen konsumsi akhir secara umum selama lima tahun mengalami kenaikan

indeks, begitu pun dengan komponen PMTB dan impor. Namun hal yang sedikit berbeda

terjadi pada komponen perubahan inventori yang mengalami penurunan pada tahun 2013,

dan komponen ekspor yang terus mengalami penurunan sejak tahun 2013 hingga 2014.

3.2 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA

Konsumsi akhir rumah tangga menempati porsi terbesar dalam PDRB menurut

pengeluaran. Data berikut menunjukkan hal tersebut, dimana sebagian besar produk

domestik dan produk impor digunakan untuk memenuhi konsumsi akhir rumah tangga.

1 Indeks perkembangan

Page 40: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

30

Tabel 6. Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kabupaten

Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi Rumah

Tangga (Milyar Rp)

a. ADHB

5,493.38

6,252.18

6,979.97

8,162.46

8,986.27

b. ADHK 2010 5,493.38 5,782.78 6,108.24 6,394.91 6,699.19

Proporsi terhadap PDRB

( % ADHB) 62.09 64.20 66.19 70.79 70.67

Rata-rata konsumsi

/RumahTangga/tahun (Ribu

Rp)

a. ADHB

13,062.23

14,217.59

15,226.21

16,467.42

17,965.08

b. ADHK 2010 13,062.23 13,500.69 13,999.82 14,535.22 15,031.87

Rata-rata konsumsi

/kapita/tahun (Ribu Rp)

a. ADHB 45,637.14 47,978.67 51,693.17 56,028.01 62,172.18

b. ADHK 2010 45,637.14 45,559.40 47,529.55 49,453.99 52,021.13

Pertumbuhan 2

a. Total konsumsi RT

5.27

5.63

4.69

4.76

b. Per-RT 3.36 3.70 3.82 3.42

c. Perkapita (0.17) 4.32 4.05 5.19

Jumlah RT (unit) 193,878 202,988 203,999 205,796 204,522

Jumlah penduduk (orang) 677,376 685,003 692,579 700,191 707,794

Dalam kurun waktu 2010 - 2014 konsumsi akhir rumah tangga mengalami

peningkatan signifikan baik dalam nominal (adh Berlaku) maupun riil (adh Konstan),

sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk maupun jumlah rumah tangga. Kenaikan

jumlah penduduk mendorong terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, yang

pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB pada periode tahun

2010 s.d 2014 terus menunjukkan peningkatan. Tertinggi terjadi pada tahun 2013

mencapai 70,79 persen dan titik terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu 62,09 persen.

Masa pemulihan ekonomi telah mendorong rumah tangga untuk memperbaiki

serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya setelah sekian lama

mengalami masa-masa krisis. Melimpahnya penawaran dan persediaan berbagai jenis

barang dan jasa di pasar domestik (termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi

pemicu meningkatnya belanja untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga.

2 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)

Page 41: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

31

Secara umum, rata-rata konsumsi per rumah tangga terus meningkat dari tahun ke

tahun, baik menurut adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Pada tahun 2010, secara

umum setiap rumah tangga di Gunungkidul menghabiskan dana sekitar 13.062,23 ribu

rupiah setahun untuk membiayai konsumsi baik dalam bentuk makanan maupun bukan

makanan (sandang, perumahan, pendidikan, dsb). Pengeluaran ini terus meningkat

menjadi 14.217,59 ribu rupiah (2011); 15.226,21 ribu rupiah (2012); 16.467,42 ribu

rupiah (2013); dan menjadi 17.965,08 ribu rupiah (2014).

Sementara itu, pada perkiraan adh Konstan 2010, rata-rata konsumsi per rumah

tangga tumbuh pada kisaran 3,5 persen dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun

2013 yaitu sebesar 3,82 persen. Di sisi lain, rata-rata konsumsi per-kapita juga

menunjukkan kecenderungan yang searah dengan kenaikan jumlah penduduk, dan selalu

diikuti pula oleh kenaikan nilai konsumsinya. Pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita

menunjukkan peningkatan, baik adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Kondisi ini

menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi setiap penduduk di Kabupaten Gunungkidul

meningkat, baik secara kuantitas (volume) maupun secara nilai (termasuk juga

peningkatan kualitas). Peningkatan rata-rata konsumsi per-kapita secara “riil” berkisar

antara 4,32 s.d 5,19 persen pada kurun 2012-2014 setelah sempat turun ke level 0,17

persen tahun 2011. Peningkatan ini secara otomatis berpengaruh terhadap perubahan

struktur konsumsi rumah tangga.

Secara total, pertumbuhan konsumsi rumah tangga adh Konstan sebesar 5,27

persen pada tahun 2011, kemudian naik pada tahun berikutnya menjadi 5,63 persen

(2012) namun turun pada 2013 menjadi 4,69 persen dan rebound ke 4,76 persen (2014).

Nampak bahwa peningkatan keseluruhan konsumsi rumah tangga secara “riil” lebih

tinggi dari peningkatan jumlah penduduk yang umumnya berada di bawah 2 persen. Hal

ini mengindikasikan terjadi perubahan tingkat kemakmuran masyarakat, meskipun

diperlukan perangkat data lain selain data PDRB ini untuk mendapatkan penjelasannya.

Secara rata-rata dari tahun 2010 s.d 2014, nampak pada struktur konsumsi akhir

rumah tangga Gunungkidul, bahwa konsumsi makanan masih lebih tinggi dibandingkan

konsumsi non makanan. Proporsi pengeluaran untuk makanan cenderung masih berada

pada kisaran yang sama. Proporsi untuk makanan pada masing-masing tahun mencapai

57,65 persen (2010); 57,56 persen (2011); 57,93 persen (2012); 59,21 persen (2013); dan

58,39 persen (2014).

Page 42: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

32

Tabel 7. Struktur Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 3 (Persen)

Kelompok Konsumsi 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Makanan, Minuman, dan Rokok 57.65 57.56 57.93 59.21 58.39

b. Pakaian dan Alas Kaki 3.94 3.97 3.97 3.63 3.57

c. Perumahan, Perkakas,

Perlengkapan dan Penyelenggaraan

Rumah Tangga

13.09 13.21 13.13 12.99 13.51

d. Kesehatan & Pendidikan 7.39 7.43 7.35 7.11 7.21

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 14.92 14.69 14.48 14.05 14.28

f. Hotel & Restoran 1.46 1.45 1.45 1.36 1.40

g. Lainnya 1.55 1.68 1.70 1.65 1.64

Total Konsumsi 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Pola proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik menarik antara kebutuhan

rumah tangga atas makanan dan non makanan yang masih cukup kuat. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Gunungkidul belum berada pada tingkat

kesejahteraan yang baik dengan masih sedikitnya proporsi non makanan. Pengeluaran non

makanan di antaranya meliputi biaya untuk pendidikan, pembelian alat dan perlengkapan

elektronik, pembelian alat transportasi, jasa komunikasi, jasa transportasi, jasa kesehatan,

perjalanan wisata, restoran, sewa bangunan tempat tinggal, jasa hiburan dan sebagainya.

Tabel 8. Pertumbuhan Riil Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 (Persen)

Kelompok Konsumsi 2011 2012 2013 2014

(1) (3) (4) (5) (6)

a. Makanan, Minuman, dan Rokok 3.79 4.67 2.88 2.98

b. Pakaian dan Alas Kaki 4.44 5.36 6.21 4.14

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan

Penyelenggaraan Rumah Tangga 7.41 6.77 6.62 7.34

d. Kesehatan & Pendidikan 8.30 7.02 7.35 8.03

e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya 6.80 7.02 7.42 6.43

f. Hotel & Restoran 4.68 6.46 7.36 9.34

g. Lainnya 15.69 9.84 7.05 8.12

3Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )

Page 43: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

33

Dilihat dari pertumbuhan “riil” nya, pengeluaran rumah tangga untuk kelompok

bukan makanan (b s.d g) menunjukkan fluktuasi, dengan nilai rata-rata sebesar 7,89

persen (2011); 7,08 persen (2012); 7,00 persen (2013) dan 7,23 persen (2014).

Pertumbuhan “riil” ini menunjukkan adanya perubahan konsumsi rumah tangga dalam

bentuk kuantum (volume) dari waktu ke waktu. Informasi ini menunjukkan terjadinya

peningkatan kemakmuran masyarakat terlihat dengan pertumbuhan yang selalu di atas 7

persen, meskipun mungkin hanya dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu.

Tabel 9. Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Penggunaan Konsumsi Akhir

Rumah Tangga Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014 4 (Persen)

Kelompok Konsumsi 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Makanan, Minuman, dan Rokok 100.00 109.48 117.52 136.54 143.95

b. Pakaian dan Alas Kaki 100.00 109.83 116.25 116.98 121.81

c. Perumahan, Perkakas,

Perlengkapan dan Penyelenggaraan

Rumah Tangga

100.00 106.94 111.13 120.63 128.61

d. Kesehatan & Pendidikan 100.00 105.69 108.93 114.80 118.70

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 100.00 104.95 107.88 114.02 119.81

f. Hotel & Restoran 100.00 108.04 113.00 115.83 119.78

g. Lainnya 100.00 106.96 110.04 116.52 117.98

Sementara itu, tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan dalam tabel 9,

menunjukkan peningkatan setiap tahun-nya untuk setiap kelompok konsumsi.

Peningkatan harga (inflasi) relatif tinggi terjadi pada tahun 2011 rata-rata sebesar 7,41

persen dan tahun 2013 rata-rata sebesar 6,40 persen, namun pada tahun-tahun 2012 dan

2014 peningkatan harga relatif stabil. Rincian peningkatan harga pada kelompok makanan

sebesar 9,48 persen (2011); 7,34 persen (2012); 16,18 persen (2013); dan 5,43 persen

(2014). Dilihat dari angka indeksnya, dua kelompok yang mengalami kenaikan haga

tertinggi adalah makanan sebesar 43,95 persen dan perumahan sebesar 28,61 persen.

4Tingkat perubahan harga produk konsumsi

Page 44: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

34

3.3 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR LNPRT

Konsumsi akhir LNPRT peranannya dalam PDRB menurut pengeluaran sangat

minor dibandingkan dengan komponen pengeluaran lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

peranan institusi ini dalam perekonomian suatu wilayah semestinya dapat lebih

ditingkatkan lagi. Data berikut menunjukkan hal tersebut, dimana hal tersebut dapat

dilihat dari proporsinya terhadap PDRB yang minor.

Tabel 10. Perkembangan Penggunaan Konsumsi LNPRT

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi LNPRT

a.ADHB (Miliar Rp) 90.98 110.85 122.95 143.69 173.44

b.ADHK 2010 (Miliar Rp) 90.98 102.70 111.69 122.98 135.96

Proporsi terhadap PDRB

( % ADHB) 1.03 1.14 1.17 1.25 1.36

Walaupun minor secara proporsi namun peranan dan besarnya nilai pdrb untuk

konsumsi LNPRT ini terus menunjukkan peningkatan. Secara nilai meningkat dari hanya

90,98 milyar menjadi 173,44 milyar rupiah pada tahun 2014, demikian pula secara

peranan terhadap pembentukan PDRB total meningkat dari hanya 1,03 persen pada 2010

menjadi 1,36 persen pada 2014.

3.4 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH

Konsumsi akhir pemerintah bersama dengan pengeluaran akhir rumah tangga dan

LNPRT merupakan jumlah dari konsumsi akhir dalam suatu perekonomian suatu wilayah.

Peranan konsumsi pemerintah dalam perekonomian Kabupaten Gunungkidul serta

bagaimana perkembangannya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.

Page 45: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

35

Tabel 11. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

Secara total, pengeluaran konsumsi akhir pemerintah menunjukkan peningkatan,

baik untuk adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Pada tahun 2010 total pengeluaran

konsumsi akhir pemerintah adh Berlaku sebesar 1.363,1 miliar rupiah, kemudian

meningkat terus hingga pada tahun 2014 nilainya mencapai 2.120,1 miliar rupiah.

Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah adh Konstan 2010, yang juga mengalami

peningkatan pada masing-masing tahun. Hal ini mengindikasikan, bahwa secara riil telah

terjadi kenaikan pengeluaran pemerintah dari sisi kuantitas.

Menarik untuk dicermati lebih lanjut bahwa proporsi pengeluaran akhir

pemerintah terhadap PDRB juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dari

hanya 15,41 persen ditahun 2010 hingga mencapai 16,67 persen pada tahun 2014.

Dalam prakteknya, pengeluaran pemerintah seringkali dikaitkan dengan luasnya

cakupan layanan yang diberikan pada masyarakat (publik). Kondisi tersebut dapat

diartikan bahwa setiap rupiah pengeluaran pemerintah harus ditujukan untuk melayani

penduduk, baik langsung maupun tidak langsung. Pengeluaran konsumsi pemerintah

secara total menunjukkan peningkatan, hal ini diikuti oleh adanya peningkatan pada rata-

rata konsumsi pemerintah per-kapita. Pada tahun 2010 konsumsi pemerintah per-kapita

adh Berlaku sebesar 2.012,34 ribu rupiah, dan terus meningkat pada tahun-tahun

berikutnya (lihat tabel 9).

Rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita adh Konstan (2010) menunjukkan

adanya peningkatan dengan besaran yang fluktuasi setiap tahunnya (lihat tabel 11).

Peningkatan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran konsumsi

5 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan /ADHK 2000)

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi Pemerintah

a. ADHB (Miliar Rp) 1,363.1 1,531.4 1,671.1 1,894.9 2,120.1

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 1,363.1 1,422.9 1,512.3 1,591.5 1,656.2

Proporsi terhadap PDRB ( % - ADHB) 15.41 15.72 15.85 16.43 16.67

Konsumsi Pemerintah perkapita (Ribu Rp)

a. ADHB 2,012.34 2,235.61 2,412.94 2,706.40 2,995.45

b. ADHK 2010 2,012.34 2,077.22 2,183.53 2,273.00 2,339.99

Pertumbuhan5

a. Total konsumsi pemerintah

4.39 6.28 5.24 4.07

b. Konsumsi perkapita 3.22 5.12 4.10 2.95

Page 46: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

36

pemerintah secara kuantitas. Sempat tumbuh 5,12 persen pada 2012 namun malambat

hingga hanya mencapai 2,95 persen pada tahun 2014. Gambaran tentang konsumsi akhir

pemerintah secara “riil” tersebut menunjukkan peningkatan baik secara keseluruhan

maupun rata-rata. Parameter ini adalah pendekatan untuk mengukur pemerataan

kesempatan masyarakat atas penggunaan sumber daya finansial oleh pemerintah

3.5 PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB menurut

pengeluaran, lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan (income) yang

direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau pada sisi yang berbeda dapat pula diartikan

sebagai gambaran dari berbagai produk barang dan jasa yang sebagian digunakan sebagai

investasi fisik (kapital)6. Fungsi kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect

input) di dalam proses produksi pada berbagai lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal

dari produksi domestik maupun dari impor.

Tabel 12. Perkembangan dan Struktur PMTB

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total PMTB

a. ADHB (Miliar Rp)

2,166.73

2,414.73

2,626.62

2,989.11

3,422.78

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 2,166.73 2,267.01 2,366.57 2,474.18 2,590.68

Proporsi terhadap PDRB

(% - ADHB)

24.49

24.79

24.91

25.92

26.92

Struktur PMTB 7

a. Bangunan (%)

86.28

86.35

86.53

86.53

86.36

b. Non Bangunan (%) 13.72 13.65 13.47 13.47 13.64

Pertumbuhan8 (%)

a. Bangunan

4.66

4.36

4.63

4.69

b. Non Banguan 4.40 4.62 4.02 4.84

c. Total PMTB 4.63 4.39 4.55 4.71

Selain peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi akhir (rumah tangga

maupun pemerintah), PMTB juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun

6 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor 7 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB ) 8 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)

Page 47: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

37

riil. Komponen ini mengambil proporsi dari PDRB total sebesar 24,49 persen pada 2010

dan terus meningkat hingga menjadi 26,92 persen pada 2014.

Data di atas juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan pertumbuhan PMTB

„riil‟ dalam kurun waktu 2010 - 2014 berlangsung turun naik dari 4,63 persen (2011)

turun menjadi 4,39 persen (2012), kemudian naik menjadi 4,55 hingga 4,71 pada tahun

2014. Pertumbuhan PMTB pada masing-masing komponen sangat bervariasi antar

tahunnya. Sub komponen bangunan merupakan komponen dengan proporsi terbesar

dalam pembentukan modal tetap, rata-rata di atas 86 persen. Pertumbuhan di sektor

bangunan meskipun cenderung meningkat tetapi polanya relatif sama dengan

pertumbuhan total komponen PMTB, melambat di tahun 2012. Lain halnya dengan

komponen non bangunan yang justru melaju lebih cepat pada 2012 lalu kemudian sedikit

melambat di tahun 2013.

3.6 PERKEMBANGAN PERUBAHAN INVENTORI

Secara konsep, yang dimaksud dengan perubahan inventori adalah perubahan

dalam bentuk “persediaan” berbagai barang yang belum digunakan lebih lanjut dalam

proses produksi, konsumsi ataupun investasi (kapital). Perubahan yang dimaksud disini

bisa berarti penambahan (bertanda positif) dan atau pengurangan (bertanda negatif).

Dari sisi penghitungan, komponen Perubahan Inventori merupakan salah satu

komponen yang hasilnya bisa memiliki 2 (dua) tanda angka, positif atau negatif

(disamping komponen net ekspor antar daerah). Apabila perubahan inventori bertanda

positif berarti terjadi penambahan persediaan barang, sedangkan apabila bertanda negatif

berarti terjadi pengurangan persediaan. Terjadinya penumpukan barang inventori

mengindikasikan bahwa distribusi atau pemasaran tidak berjalan dengan sempurna.

Secara umum, komponen perubahan inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap

nilai persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai persediaan (konsep

stok).

Page 48: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

38

Tabel 13. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Nilai Inventori

a. ADHB (Miliar Rp) 123.54 120.91 125.27 127.65 131.11

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 123.54 105.14 104.08 108.14 120.38

Proporsi terhadap PDRB (% - ADHB) 1.40 1.24 1.19 1.11 1.03

Pertumbuhan Total inventori (14.89) (1.01) 3.90 11.32

Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,

perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam

pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak dikaji

lebih. Hal utama yang dapat dilihat dari komponen ini adalah, bahwa proporsi dalam

PDRB pada umumnya mempunyai besaran atau nilai yang berfluktuasi baik dalam level

maupun tandanya (positif atau negatif).

Pada Tahun 2010 total inventori sebesar 123,54 miliar rupiah. Sedangkan tahun

2011 total inventori mengalami pengurangan hingga menjadi sebesar 120,91 miliar rupiah

dan kembali naik sejak tahun 2012 yaitu sebesar 125,27 miliar rupiah dan pada tahun

2014 total inventori sebesar 131,11 miliar rupiah. Secara proporsi nilai inventori hanya

berkisar di angka 1,03 hingga 1,40 persen dari nilai total PDRB, dan secara riil nilainya

mengalami fluktuasi yang tajam. Tercatat pernah berubah negatif 14,89 persen dan juga

pernah naik 11,32 persen.

3.7 PERKEMBANGAN EKSPOR

Dalam struktur permintaan akhir, transaksi ekspor menggambarkan berbagai

produk barang dan jasa yang tidak dikonsumsi di wilayah ekonomi domestik, tetapi

dikonsumsi oleh pihak luar daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Termasuk pula dalam ekspor pembelian oleh badan-badan internasional, kedutaan besar

(termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan sebagainya.

Page 49: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

39

Tabel 14. Perkembangan Ekspor Barang dan Jasa

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Nilai Ekspor

a. ADHB (Miliar Rp)

5,138.96

5,465.39

6,016.88

6,223.58

6,712.73

b. ADHK 2000 (Miliar Rp) 5,138.96 5,282.10 5,615.73 5,815.63 5,977.57

Proporsi terhadap PDRB (% - ADHB) 58.08 56.12 57.06 53.98 52.79

Pertumbuhan Total ekspor 2.79 6.32 3.56 2.78

Secara total, nilai ekspor Gunungkidul sampai tahun 2014 terus menunjukkan

peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 nilai ekspor mencapai 5.138,96

miliar rupiah, tahun 2011 sebesar 5.465,39 miliar rupiah. Pada tahun berikutnya, nilai

ekspor meningkat cukup tajam yaitu sebesar 6.016,88 miliar rupiah (2012), 6.223,58

milyar rupiah (2013) dan 6.712,73 miliar rupiah pada tahun 2014. Sejalan dengan nilai

ekspor adh Berlaku, nilai ekspor adh Konstan 2010 juga menunjukkan arah pertumbuhan

yang sama, yaitu cenderung meningkat dengan nilai “riil” masing-masing tahun sebesar

5.138,96 miliar rupiah (2010); 5.282,10 miliar rupiah (2011); 5.615,73 miliar rupiah

(2012); 5.815,63 miliar rupiah (2013); dan 5.977,57 miliar rupiah (2014). Selama kurun

waktu 2010 - 2014, meskipun secara nominal nilai ekspor mengalami peningkatan, tetapi

proporsinya dalam PDRB cenderung menurun, yaitu dari 58,08 persen pada tahun 2010

menjadi 52,79 persen di tahun 2014.

Nilai ekpor „riil‟ setiap tahun selalu tumbuh positif namun dalam perjalanannya

selama 2010-2014 diwarnai dengan pertumbuhan yang meningkat pada 2012 sebesar

6,32 persen namun akhirnya melambat pada 2013 dan 2014 menjadi 3,56 dan 2,78 persen

saja.

3.8 PERKEMBANGAN IMPOR

Aktivitas pengeluaran (konsumsi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah) maupun

PMTB (termasuk inventori) dan ekspor, didalamnya terkandung produk yang berasal dari

impor. PDRB menggambarkan produk yang benar-benar dihasilkan oleh ekonomi

domestik. Sehingga untuk mengukur potensi dan besaran produk domestik, maka

komponen impor tersebut harus dikeluarkan dari penghitunganya itu dengan cara

Page 50: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

40

mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai impornya. Hasil pengurangan inilah yang

secara konsep harus sama dengan nilai PDRB menurut lapangan usaha (sektor).

Berbeda dengan komponen ekspor, transaksi impor menjelaskan ada tambahan

penyediaan (supply) produk di wilayah ekonomi domestik yang berasal dari dari non

residen. Impor terdiri dari produk barang maupun jasa, meskipun rincian

penggolongannya bisa berbeda dengan ekspor.

Perkembangan yang terjadi pada transaksi impor menunjukkan semakin kuatnya

ketergantungan Gunungkidul terhadap ekonomi atau produk daerah lain. Komponen

impor termasuk pembelian berbagai produk barang dan jasa secara langsung (direct

purchase) oleh penduduk (resident) Gunungkidul di luar daerah, baik yang berupa

makanan maupun bukan makanan (termasuk jasa).

Tabel 15. Perkembangan Impor Barang dan Jasa

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Nilai Impor

a. ADHB (Miliar Rp)

5,528.67

6,156.36

6,997.49

8,011.13

8,830.92

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 5,528.67 5,714.61 6,122.60 6,329.93 6,540.54

Proporsi terhadap PDRB (% - ADHB) 62.48 63.21 66.36 69.48 69.45

Pertumbuhan Total impor 3.36 7.14 3.39 3.33

Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa pola perkembangan impor Gunungkidul

pada periode tahun 2010 s.d 2014 cenderung meningkat (baik adh Berlaku maupun adh

Konstan 2010). Tercatat pada 2010 nilai impor Gunungkidul mencapai 5.528,67 milyar

rupiah, terus meningkat setiap tahun hingga mencapai 8.830,92 milyar rupiah pada tahun

2014.

Proporsi impor pada tahun 2010 hingga 2013 terlihat terus meningkat hingga

mencapai 69,48 persen namun sedikit menurun menjadi 69,45 persen pada tahun 2014. Di

sisi lain, secara riil nilai impor mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2012

sebesar 7,14 persen. Pada tahun berikutnya pertumbuhan impor melambat walaupun tetap

meningkat dengan hanya 3,39 persen dan melambat lagi tahun 2014 menjadi 3,33 persen.

Page 51: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

41

3.9 PERKEMBANGAN NET EKSPOR ANTAR DAERAH

Net ekspor antar daerah didefinisikan sebagai ekspor antar daerah dikurangi impor

antar daerah. Berbeda dengan penghitungan ekspor-impor barang dan jasa luar negeri,

pada penghitungan ekspor-impor antar daerah tidak tersedia sumber data yang sesuai

dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Sumber data yang tersedia selama ini hanya

menunjukkan adanya transaksi namun tidak diketahui berapa nilai uang yang terjadi

dalam transaksi tersebut. Keberadaan data dengan kondisi seperti ini menyebabkan

penghitungan ekspor-impor antar Kabupaten menjadikan komponen ini (dalam series

PDRB adh Konstan 2010) diperlakukan sebagai item penyeimbang (residual), yakni

perbedaan antara total PDRB menurut pengeluaran dengan total PDRB menurut lapangan

usaha. Ketersediaan data yang ada lebih sesuai untuk dimanfaatkan sebagai informasi

pendukung.

Komponen ini secara implisit mencakup dua unsur pokok yaitu: ekspor antar

daerah dan impor antar daerah. Sama halnya dengan perubahan inventori, net ekspor antar

daerah juga hasilnyadapat memiliki 2 (dua) angka, positif atau negatif. Jika komponen ini

bertanda “positif” berarti nilai ekspor antar daerah lebih besar dari pada impor antar

daserah, demikian pula sebaliknya.

Pada saat ini untuk memisahkan net ekspor antar daerah menjadi nilai ekspor

antar daerah dan nilai impor antar daerah dilakukan dengan metode tidak langsung, yaitu

dengan metode cross hauling. Metode ini bekerja dengan memanfaatkan sifat

keseimbangan permintaan (demand) dan penyediaan (supply) setiap komoditas di suatu

perekonomian. Penghitung ekspor impor dengan metode cross-hauling diawali dengan

metode commodity balance. Metode commodity balance adalah metode penghitungan

ekspor-impor dengan memanfaatkan Tabel Input-Output “bayangan”. Dalam metode ini,

transksi ekspor-impor dipandang sebagai item penyeimbang (balancing item) dalam

keseimbangan demand dan supply suatu perekonomian.

Page 52: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

42

BAB IV

PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB MENURUT PENGELUARAN KABUPATEN

GUNUNGKIDUL TAHUN 2010 - 2014

Page 53: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

43

Berbagai indikator ekonomi makro yang lazim digunakan dalam analisis sosial

ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat data PRDB. Berikut ini akan disajikan

beberapa rasio (perbandingan relatif) guna melengkapi analisis, di tengah keterbatasan

informasi yang tersedia.

4.1 PDRB (NOMINAL)

Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam

suatu wilayah ekonomi domestik, di mana di dalamnya masih terkandung nilai

penyusutan. PDRB dapat digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena menjelaskan

kemampuan wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui 3

(tiga) pendekatan, yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.

Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang

berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan

tenaga kerja). Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan,

misalnya, maka disajikan data PDRB perkapita.

PDRB per-kapita Kabupaten Gunungkidul menunjukkan peningkatan dari tahun

ke tahun (tabel 16), seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Indikator ini

menunjukkan bahwa secara ekonomi setiap penduduk Indonesia rata-rata mampu

menciptakan PDRB atau (nilai tambah) sebesar nilai perkapita di masing-masing tahun

tersebut.

Sementara itu pertumbuhan per-kapita secara “riil” juga selalu meningkat di

kisaran 3 hingga 4 persen, walaupun dalam perkembangan tiap tahunnya diwarnai juga

pelambatan seperti yang terjadi pada tahun 2014, dimana pertumbuhan hanya mencapai

3,42 persen padahal sebelumnya mencapai 3,82 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut

diikuti pula oleh penambahan jumlah penduduk, yang meningkat rata-rata pada kisaran

1,10 persen setiap tahunnya. Dengan demikian maka pertumbuhan per-kapita tersebut

tidak saja terjadi secara “riil” tetapi juga terjadi secara kualitas.

Page 54: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

44

Tabel 16. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Nilai PDRB (Miliar Rp)

- ADHB 8,848.04 9,739.09 10,545.35 11,530.34 12,715.58

- ADHK 2010 8,848.04 9,248.01 9,695.98 10,177.43 10,639.47

PDRB perkapita (Ribu Rp)

- ADHB

13,062.23

14,217.59

15,226.21

16,467.42

17,965.08

- ADHK 2010 13,062.23 13,500.69 13,999.82 14,535.22 15,031.87

Pertumbuhan

PDRB perkapita ADHK

2010

3.36 3.70 3.82 3.42

Jumlah penduduk

(000 org) 677.38 685.00 692.58 700.19 707.79

Pertumbuhan 1.13 1.11 1.10 1.09 1.13

4.2 PERBANDINGAN PENGELUARAN PDRB UNTUK KONSUMSI

AKHIR RUMAH TANGGA TERHADAP EKSPOR

Indikator ini menunjukkan perbandingan antara produk yang dikonsumsi RT di

wilayah domestik dengan produk yang diekspor. Selama ini konsumsi rumah tangga

mempunyai kontribusi yang sangat dominan dalam penggunaan PDRB Indonesia (sekitar

60 hingga 70 persen), yang artinya bahwa seluruh produk yang dihasilkan di wilayah

Indonesia sebagian besar digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga. Namun di

dalamnya termasuk pula sebagian produk yang berasal dari impor.

Tabel 17. Perbandingan PDRBPengeluaran untuk Konsumsi Akhir

Rumah Tangga Terhadap Ekspor Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi RT

(ADHB) (Miliar Rp)

5,493.38

6,252.18

6,979.97

8,162.46

8,986.27

Total Ekspor

(ADHB)(Miliar Rp)

5,138.96

5,465.39

6,016.88

6,223.58

6,712.73

Perbandingan

Konsumsi RT terhadap

Ekspor

1.07 1.14 1.16 1.31 1.34

Page 55: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

45

Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2010, produk yang digunakan untuk

konsumsi rumah tangga lebih dari 1,07 kali dari yang dieskpor. Hal ini berarti bahwa

sebagian besar penyediaan (supply) domestik diserap untuk memenuhi permintaan

konsumsi akhir rumah tangga. Besaran rasio yang terus meningkat setiap tahunnya

merupakan hal yang menarik untuk dicermati, peningkatan tersebut bukan disebabkan

karena penurunan nilai ekspor, namun lebih dikarenakan pertumbuhan ekspor tidak

mampu secepat pertumbuhan konsumsi akhir rumah tangga. Peningkatan dan penurunan

tersebut disebabkan oleh perubahan volume maupun harga.

4.3 PERBANDINGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA

TERHADAP PMTB

Rasio ini merupakan perbandingan antara produk yang digunakan untuk konsumsi

akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik (pembentukan modal

tetap). Sekilas nampak bahwa sebagian besar penggunaan produk yang tersedia di

wilayah domestik Indonesia digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga.

Tabel 18. Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB

Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi RT

(ADHB) (Miliar Rp)

5,493.38

6,252.18

6,979.97

8,162.46

8,986.27

Total PMTB

(ADHB) (Miliar Rp) 2,166.73 2,414.73 2,626.62 2,989.11 3,422.78

Perbandingan

Konsumsi RT

terhadap PMTB

2.54 2.59 2.66 2.73 2.63

Seperti halnya terhadap ekspor, rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB

cenderung meningkat walaupun di tahun 2014 angkanya menurun, dari sebesar 2,54 pada

tahun 2010 menjadi 2,59 pada tahun 2011. Pada tahun-tahun berikutnya rasionya terus

mengalami peningkatan menjadi 2,66 (2012); 2,73 (2013), dan 2,63 (2014). Hal ini terjadi

seperti halnya komponen ekspor karena peningkatan nilai PMTB meningkat perlahan,

sementara konsumsi akhir rumah tangga mengalami peningkatan lebih cepat.

Page 56: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

46

4.4 PROPORSI KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB

Yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai produk

barang dan jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk

menunjang aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT,

dan pemerintah. Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda

dalam sistem ekonomi, tetapi sama-sama membelanjakan sebagian pendapatannya untuk

tujuan konsumsi akhir.

Tabel 19. Proporsi Total Penggunaan Konsumsi Akhir terhadap PDRB

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

Sebagian besar barang dan jasa yang berada di wilayah domestik digunakan untuk

memenuhi permintaan konsumsi akhir (lebih dari 78 persen). Selain proporsinya yang

dominan, besaran proporsinya pun semakin meningkat Dalam hal ini, produk yang tidak

digunakan menjadi konsumsi akhir (PMTB atau eskpor) memiliki peran yang relatif kecil.

4.5 PERBANDINGAN EKSPOR TERHADAP PMTB

Ekspor merupakan produk yang tidak dikonsumsi di wilayah domestik, tetapi

diperdagangkan ke luar daerah. Untuk menghasilkan produk yang diekspor kemungkinan

besar menggunakan kapital (PMTB). Sementara di sisi lain sebagian barang yang

diekspor bisa pula berupa barang kapital. Rasio ekspor terhadap PMTB dimaksudkan

untuk menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor dengan nilai produk yang

menjadi kapital (PMTB).

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Konsumsi Akhir

(ADHB)(Miliar Rp)

Rumah tangga 5,493.38 6,252.18 6,979.97 8,162.46 8,986.27

LNPRT 90.98 110.85 122.95 143.69 173.44

Pemerintah 1,363.11 1,531.40 1,671.15 1,894.99 2,120.16

J u m l a h 6,947.47 7,894.43 8,774.07 10,201.14 11,279.88

PDRB

(ADHB)(Miliar Rp) 8,848.04 9,739.09 10,545.35 11,530.34 12,715.58

Proporsi 78.52 81.06 83.20 88.47 88.71

Page 57: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

47

Tabel 20. Rasio Ekspor terhadap PMTB (ADHB) Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ekspor (ADHB)

(Miliar Rp) 5,138.96 5,465.39 6,016.88 6,223.58 6,712.73

Total PMTB (ADHB)

(Miliar Rp) 2,166.73 2,414.73 2,626.62 2,989.11 3,422.78

Rasio Ekspor terhadap

PMTB 2.37 2.26 2.29 2.08 1.96

Untuk menghasilkan seluruh produk domestik (termasuk ekspor) disyaratkan

tersedianya sejumlah kapital (yang di dalamnya termasuk pula kapital impor). Di

Gunungkidul, dalam kurun waktu 2010-2014, ekspor mempunyai nilai yang lebih tinggi

dari PMTB (tabel 20), namun rasionya terus menurun setiap tahun. Penurunan rasio

tersebut di antaranya disebabkan oleh kenaikan PMTB yang relatif lebih pesat

dibandingkan dengan kenaikan ekspor.

4.6 PERBANDINGAN PDRB TERHADAP IMPOR

Rasio ini memberikan gambaran tentang perbandingan antara produk yang

dihasilkan di wilayah ekonomi domestik (PDRB) dengan produk yang berasal dari impor.

Selain itu data tersebut menjelaskan tentang ketergantungan PDRB terhadap produk yang

dihasilkan oleh negara/daerah lain. Jika rasionya kecil berarti ketergantungan akan impor

semakin tinggi, dan sebaliknya.

Tabel 21. Rasio PDRB Terhadap Impor

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

PDRB (ADHB)

(Miliar Rp) 8,848.04 9,739.09 10,545.35 11,530.34 12,715.58

Total Impor (ADHB)

(Miliar Rp) 5,528.67 6,156.36 6,997.49 8,011.13 8,830.92

Rasio PDRB terhadap

Impor 1.60 1.58 1.51 1.44 1.44

Page 58: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

48

Rasio PDRB terhadap impor tahun 2010 - 2014 menunjukkan tren penurunan dari

1,60 (2010) menjadi 1,44 (2014), dengan 1,58 (2011); 1,51 (2012); dan 1,44 (2013)

diantaranya. Penurunan rasio menunjukkan bertambahnya ketergantungan PDRB

terhadap produk impor.

4.7 KESEIMBANGAN TOTAL PENYEDIAAN DAN TOTAL

PERMINTAAN

Rasio ini dapat menunjukkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi suatu daerah

oleh produk yang berasal dari impor. Ketergantungan (ketidakseimbangan) tersebut dapat

dilihat melalui keseimbangan antara total penyediaan (supply) dengan total permintaan

akhir (demand).

Dari tabel 22, dapat dilihat bahwa untuk memenuhi permintaan akhir domestik,

sebagian besar produk masih harus didatangkan dari luar daerah, dengan rentang 78 s.d

80 persen. Dengan kata lain, kebutuhan masyarakat baru bisa dipenuhi sekitar 20 persen

dari selisih hasil produksi domestik. Dalam kurun waktu tersebut, tendensi permintaan

(akhir) masyarakat terus meningkat setiap tahunnya, dari 6.947,47 miliar (2010) menjadi

sebesar 11.279,88 miliar rupiah (2014).

Tabel 22. Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Penyediaan

PDRB (ADHB)

(Miliar Rp )

1,418.80 1,738.06 1,776.58 2,190.01 2,448.96

% 20.42 22.02 20.25 21.47 21.71

Total nilai Impor

ADHB

(Miliar Rp)

5,528.67 6,156.36 6,997.49 8,011.13 8,830.92

% 79.58 77.98 79.75 78.53 78.29

Total Permintaan

Akhir9(Miliar Rp)

6,947.47 7,894.43 8,774.07 10,201.1

4

11,279.8

8

% 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

9 Termasuk diskrepansi statistik

Page 59: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

49

Di sisi lain “penyediaan” produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh

ekonomi domestik masing-masing sebesar 1.418,80 miliar rupiah (2010); 1.738,06 miliar

rupiah (2011); 1.776,58 miliar rupiah (2012); 2.190,01 miliar rupiah (2013); dan

2.448,96 miliar rupiah (2014). Karena produk domestik tidak mampu mencukupi seluruh

kebutuhan permintaan, maka berbagai produk barang dan jasa diimpor, dengan nilai

masing-masing tahun sebesar 5.528,67 miliar rupiah (2010); 6.156,36 miliar rupiah

(2011); 6.997,49 miliar rupiah (2012); 8.011,13 miliar rupiah (2013); dan 8.830,92 miliar

rupiah (2014). Cenderung stabilnya penyediaan barang konsumsi akhir dari impor

merupakan cerminan kurang cepatnya pertumbuhan penyediaan domestik.

4.8 NERACA PERDAGANGAN (TRADE BALANCE)

Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa dengan pihak luar

negeri (non-residen) dapat dilihat melalui neraca perdagangan. Secara konsep, selisih

antara nilai ekspor dan nilai impor disebut sebagai “Ekspor Neto”, apabila nilai ekspor

lebih besar dari nilai impor, maka terjadi surplus,dan sebaliknya yang terjadi adalah

defisit. Dilihat dari arus uang yang masuk atau keluar, apabila tingkat keseimbangan

dalam posisi surplus, maka terjadi aliran devisa masuk, sebaliknya kalau posisinya defisit

maka terjadi aliran devisa keluar. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa kekuatan

ekonomi suatu wilayah di antaranya ditentukan oleh proses tersebut.

Selain gambaran posisi neraca perdagangan, dapat juga dilihat perbandingan

(rasio) antara nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total. Namun

rasio tersebut tidak dapat merefleksikan perbandingan menurut jenis komoditas, harga

maupun kuantum. Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu) maka nilai ekspor lebih tinggi

daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1 (satu) berarti nilai impor lebih

tinggi dari pada nilai ekspor. Besar kecilnya ekspor atau impor suatu wilayah sangat

tergantung kepada kondisi ekonomi serta kebutuhan masyarakatnya.

Selama periode 2010 - 2014, posisi perdagangan barang dan jasa Kabupaten

Gunungkidul dengan daerah (kabupaten) lain, selalu menunjukkan nilai negatif. Hal ini

menunjukkan neraca perdagangan barang dan jasa Kabupaten Gunungkidul selalu dalam

posisi defisit. Nilai ekspor yang lebih kecil dari impor menyebabkan adanya aliran devisa

keluar. Defisit perdagangan Kabupaten Gunungkidul yang terjadi antara tahun 2010

Page 60: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

50

sampai dengan 2014 tercatat masing-masing sebesar 389,71 miliar rupiah (2010), 690,97

miliar rupiah (2011), 980,61 miliar rupiah (2012) dan 1.787,55 miliar rupiah (2013).

Bahkan pada tahun 2014 posisi perdagangan barang dan jasa mengalami defisit lebih dari

dua triliun rupiah.

Tabel 23. Neraca Perdagangan Barang dan Jasa,

Kabupaten GunungkidulTahun 2010 - 2014

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Nilai Ekspor (ADHB)

(Miliar Rp) 5,138.96 5,465.39 6,016.88 6,223.58 6,712.73

Nilai Impor

(ADHB)(Miliar Rp) 5,528.67 6,156.36 6,997.49 8,011.13 8,830.92

Net ekspor (X – M)

(Miliar Rp) (389.71) (690.97) (980.61) (1,787.55) (2,118.18)

Rasio ekspor thdp

Impor 0.93 0.89 0.86 0.78 0.76

Terlihat pula rasio ekspor terhadap impor yang semakin kecil, kenyataan yang

menandakan semakin meningkatnya ketergantungan Gunungkidul akan produk dari luar

daerah. Hal ini sangat logis mengingat Gunungkidul adalah kabupaten yang

berkonsentrasi pada agri bisnis dan sedikitnya industri skala besar yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi akhir baik rumah tangga, LNPRT maupun pemerintah.

4.9 INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)

”ICOR” merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio

investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan menggunakan

investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan sebagai dampak penambahan kapital terhadap

penambahan sejumlah output (keluaran).

Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia dari

sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang dalam proses

produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu proses ekonomi

(produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui parameter ”Nilai Tambah”.

Page 61: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

51

Dengan menggunakan rasio ini, maka ICOR mampu menjelaskan perbandingan

antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga bahwa setiap

pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan penambahan kapital

sebanyak ”K” unit.Formula:

1

tt

t

YY

I

Y

I

Y

KICOR

Dimana: tI = PMTB tahun ke t

tY = Output tahun ke t

1tY = Output tahun ke t-1

Tabel 24. Incremental Capital Output Ratio,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2010 - 2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

PDRB (ADHK 2010)

(miliar rupiah) 8,848.04 9,248.01 9,695.98 10,177.43 10,639.47

Perubahan (miliar rupiah) 399.97 447.97 481.45 462.03 399.97

PMTB (ADHK 2010)

(miliar Rp) 2,166.73 2,267.01 2,366.57 2,474.18 2,590.68

ICOR 5.67 5.28 5.14 5.61

Data di atas menunjukkan besaran ICOR yang cukup stabil dari sebesar 5,67

(2011); 5,28 (2012); 5,14 (2013 menjadi 5,61 (2014). Sempat turun pada tahun 2012 dan

2013, ICOR pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan

penambahan 1 unit PDRB diperlukan 5 hingga 6 unit PMTB.

Page 62: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

52

BAB V

PENUTUP

Page 63: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

53

1. PDRB menurut penggunaan tahun 2010 s.d 2014 dapat menggambarkan

perubahan struktur dan perkembangan kondisi ekonomi Kabupaten Gunungkidul

pada periode bersangkutan. Analisis ekonomi dari sisi PDRB pengeluaran akan

berbeda dengan analisis dari sisi lapangan usaha (industri) yang lebih fokus pada

perilaku produksi. Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada perilaku penggunaan

barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir, investasi (fisik), maupun

perdagangan internasional dan antar daerah. Empat kelompok sektor atau pelaku

ekonomi yang menggunakan barang dan jasa akhir dalam suatu perekonomian

adalah rumah tangga, lembaga non-profit yang melayani rumah tangga/LNPRT,

pemerintah, dan perusahaan.

2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi, investasi,

dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah yang dimaksud.

Analisis didasarkan pada indikator yang diturunkan dari PDRB pengeluaran.

Analisis tersebut juga dilengkapi dengan indikator sosial demografi (seperti

penduduk dan rumah tangga), sehingga hasil analisis yang disajikan menjadi lebih

informatif.

3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2010 s.d 2014, sehingga

mudah di dalam menggambarkan perubahan atau kecenderungan yang terjadi

antara waktu. Masing-masing parameter disajikan dalam satuan yang berbeda

(rupiah, indeks, persentase, rasio, unit, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan

karakteristik masing-masing data.

4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut pengeluaran,

dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan indikator ekonomi

makro lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta model ekonomi

sederhana yang saling berkaitan antara seluruh variabel ekonomi dan variabel

yang tersedia. Bahkan secara langsung maupun tidak langsung dapat dikaitkan

dengan tampilan data ekonomi makro lain seperti PDRB menurut lapangan usaha

(industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan bahkan

Neraca Arus Dana.

5. Sebagian data tentang interaksi dengan luar negeri (external account) secara

agregat disajikan disini, seperti ekspor dan impor, dan transfer berjalan (current

tranfer) neto. Transaksi eksternal ini menggambarkan seberapa jauh

ketergantungan ekonomi Kabupaten Gunungkidul terhadap ekonomi daerah lain

(rest of the world).

Page 64: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

54

LAMPIRAN

Page 65: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

55

Lampiran 1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

Juta Rupiah

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

5.493.385 6.252.180 6.979.973 8.162.455 8.986.270

a. Makanan Minuman

dan Rokok 3.166.842 3.598.491 4.043.342 4.832.602 5.247.215

b. Pakaian dan Alas

Kaki 216.508 248.347 276.953 295.995 320.990

c. Perumahan Perkakas Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

719.067 825.939 916.420 1.060.569 1.213.686

d. Kesehatan dan

Pendidikan 406.062 464.804 512.686 579.966 647.884

e. Transportasi Komunikasi Rekreasi dan Budaya

819.526 918.520 1.010.491 1.147.210 1.283.065

f. Hotel dan Restoran 80.393 90.922 101.243 111.413 125.964

g. Lainnya 84.986 105.158 118.837 134.700 147.465

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT

90.975 110.848 122.949 143.690 173.442

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

1.363.113 1.531.398 1.671.152 1.894.995 2.120.164

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

2.166.730 2.414.733 2.626.617 2.989.108 3.422.777

a. Bangunan 1.869.418 2.085.158 2.272.770 2.586.533 2.955.905

b. Non-Bangunan 297.312 329.575 353.846 402.575 466.872

5 Perubahan Inventori 123.545 120.905 125.271 127.646 131.109

6 Ekspor 5.138.959 5.465.392 6.016.883 6.223.576 6.712.733

7 Impor 5.528.669 6.156.362 6.997.490 8.011.129 8.830.917

PDRB 8.848.038 9.739.094 10.545.355 11.530.341 12.715.578

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 66: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

56

Lampiran 2

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

Juta Rupiah

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

5.493.385 5.782.782 6.108.243 6.394.906 6.699.191

a. Makanan, Minuman,

dan Rokok 3.166.842 3.286.884 3.440.467 3.539.447 3.645.073

b. Pakaian dan Alas

Kaki 216.508 226.112 238.240 253.040 263.525

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

719.067 772.324 824.614 879.225 943.719

d. Kesehatan dan

Pendidikan 406.062 439.765 470.644 505.218 545.807

e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya

819.526 875.222 936.691 1.006.186 1.070.908

f. Hotel dan Restoran 80.393 84.159 89.593 96.184 105.165

g. Lainnya 84.986 98.316 107.993 115.606 124.993

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT

90.975 102.697 111.691 122.976 135.962

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

1.363.113 1.422.901 1.512.267 1.591.532 1.656.231

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

2.166.730 2.267.005 2.366.573 2.474.181 2.590.677

a. Bangunan 1.869.418 1.956.620 2.041.840 2.136.407 2.236.565

b. Non-Bangunan 297.312 310.385 324.734 337.774 354.112

5 Perubahan Inventori 123.545 105.144 104.080 108.139 120.381

6 Ekspor 5.138.959 5.282.095 5.615.728 5.815.627 5.977.568

7 Impor 5.528.669 5.714.614 6.122.602 6.329.928 6.540.545

PDRB 8.848.038 9.248.011 9.695.980 10.177.433 10.639.466

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 67: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

57

Lampiran 3

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

62,09 64,20 66,19 70,79 70,67

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 35,79 36,95 38,34 41,91 41,27

b. Pakaian dan Alas Kaki 2,45 2,55 2,63 2,57 2,52

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

8,13 8,48 8,69 9,20 9,54

d. Kesehatan dan Pendidikan 4,59 4,77 4,86 5,03 5,10

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 9,26 9,43 9,58 9,95 10,09

f. Hotel dan Restoran 0,91 0,93 0,96 0,97 0,99

g. Lainnya 0,96 1,08 1,13 1,17 1,16

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,03 1,14 1,17 1,25 1,36

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

15,41 15,72 15,85 16,43 16,67

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 24,49 24,79 24,91 25,92 26,92

a. Bangunan 21,13 21,41 21,55 22,43 23,25

b. Non-Bangunan 3,36 3,38 3,36 3,49 3,67

5 Perubahan Inventori 1,40 1,24 1,19 1,11 1,03

6 Ekspor 58,08 56,12 57,06 53,98 52,79

7 Impor 62,48 63,21 66,36 69,48 69,45

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 68: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

58

Lampiran 4

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

62,09 62,53 63,00 62,83 62,97

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 35,79 35,54 35,48 34,78 34,26

b. Pakaian dan Alas Kaki 2,45 2,44 2,46 2,49 2,48

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

8,13 8,35 8,50 8,64 8,87

d. Kesehatan dan Pendidikan 4,59 4,76 4,85 4,96 5,13

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 9,26 9,46 9,66 9,89 10,07

f. Hotel dan Restoran 0,91 0,91 0,92 0,95 0,99

g. Lainnya 0,96 1,06 1,11 1,14 1,17

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,03 1,11 1,15 1,21 1,28

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

15,41 15,39 15,60 15,64 15,57

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 24,49 24,51 24,41 24,31 24,35

a. Bangunan 21,13 21,16 21,06 20,99 21,02

b. Non-Bangunan 3,36 3,36 3,35 3,32 3,33

5 Perubahan Inventori 1,40 1,14 1,07 1,06 1,13

6 Ekspor 58,08 57,12 57,92 57,14 56,18

7 Impor 62,48 61,79 63,15 62,20 61,47

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 69: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

59

Lampiran 5

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

13,81 11,64 16,94 10,09

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 13,63 12,36 19,52 8,58

b. Pakaian dan Alas Kaki 14,71 11,52 6,88 8,44

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

14,86 10,95 15,73 14,44

d. Kesehatan dan Pendidikan 14,47 10,30 13,12 11,71

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 12,08 10,01 13,53 11,84

f. Hotel dan Restoran 13,10 11,35 10,04 13,06

g. Lainnya 23,74 13,01 13,35 9,48

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 21,84 10,92 16,87 20,71

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

12,35 9,13 13,39 11,88

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,45 8,77 13,80 14,51

a. Bangunan 11,54 9,00 13,81 14,28

b. Non-Bangunan 10,85 7,36 13,77 15,97

5 Perubahan Inventori (2,14) 3,61 1,90 2,71

6 Ekspor 6,35 10,09 3,44 7,86

7 Impor 11,35 13,66 14,49 10,23

PDRB 10,07 8,28 9,34 10,28

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 70: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

60

Lampiran 6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

5,27 5,63 4,69 4,76

a. Makanan, Minuman, dan Rokok 3,79 4,67 2,88 2,98

b. Pakaian dan Alas Kaki 4,44 5,36 6,21 4,14

c. Perumahan, Perkakas,

Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

7,41 6,77 6,62 7,34

d. Kesehatan dan Pendidikan 8,30 7,02 7,35 8,03

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 6,80 7,02 7,42 6,43

f. Hotel dan Restoran 4,68 6,46 7,36 9,34

g. Lainnya 15,69 9,84 7,05 8,12

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 12,88 8,76 10,10 10,56

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

4,39 6,28 5,24 4,07

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,63 4,39 4,55 4,71

a. Bangunan 4,66 4,36 4,63 4,69

b. Non-Bangunan 4,40 4,62 4,02 4,84

5 Perubahan Inventori (14,89) (1,01) 3,90 11,32

6 Ekspor 2,79 6,32 3,56 2,78

7 Impor 3,36 7,14 3,39 3,33

PDRB 4,52 4,84 4,97 4,54

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 71: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

61

Lampiran 7

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

100,00

113,81

127,06

148,59

163,58

a. Makanan, Minuman, dan Rokok

100,00

113,63

127,68

152,60

165,69

b. Pakaian dan Alas Kaki

100,00

114,71

127,92

136,71

148,26

c. Perumahan, Perkakas,

Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

100,00

114,86

127,45

147,49

168,79

d. Kesehatan dan Pendidikan

100,00

114,47

126,26

142,83

159,55

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya

100,00

112,08

123,30

139,98

156,56

f. Hotel dan Restoran

100,00

113,10

125,94

138,59

156,69

g. Lainnya

100,00

123,74

139,83

158,50

173,52

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT

100,00

121,84

135,15

157,94

190,65

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

100,00

112,35

122,60

139,02

155,54

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

100,00

111,45

121,22

137,95

157,97

a. Bangunan

100,00

111,54

121,58

138,36

158,12

b. Non-Bangunan

100,00

110,85

119,02

135,41

157,03

5 Perubahan Inventori

100,00

97,86

101,40

103,32

106,12

6 Ekspor

100,00

106,35

117,08

121,11

130,62

7 Impor

100,00

111,35

126,57

144,90

159,73

PDRB

100,00

110,07

119,18

130,32

143,71

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 72: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

62

Lampiran 8

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

100,00 105,27 111,19 116,41 121,95

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 100,00 103,79 108,64 111,77 115,10

b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 104,44 110,04 116,87 121,72

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

100,00 107,41 114,68 122,27 131,24

d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 108,30 115,90 124,42 134,41

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 100,00 106,80 114,30 122,78 130,67

f. Hotel dan Restoran 100,00 104,68 111,44 119,64 130,81

g. Lainnya 100,00 115,69 127,07 136,03 147,08

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 112,88 122,77 135,18 149,45

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

100,00 104,39 110,94 116,76 121,50

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 104,63 109,22 114,19 119,57

a. Bangunan 100,00 104,66 109,22 114,28 119,64

b. Non-Bangunan 100,00 104,40 109,22 113,61 119,10

5 Perubahan Inventori 100,00 85,11 84,24 87,53 97,44

6 Ekspor 100,00 102,79 109,28 113,17 116,32

7 Impor 100,00 103,36 110,74 114,49 118,30

PDRB 100,00 104,52 109,58 115,02 120,25

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 73: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

63

Lampiran 9

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010 = 100) Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

100,00 108,12 114,27 127,64 134,14

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 100,00 109,48 117,52 136,54 143,95

b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 109,83 116,25 116,98 121,81

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

100,00 106,94 111,13 120,63 128,61

d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 105,69 108,93 114,80 118,70

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 100,00 104,95 107,88 114,02 119,81

f. Hotel dan Restoran 100,00 108,04 113,00 115,83 119,78

g. Lainnya 100,00 106,96 110,04 116,52 117,98

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 107,94 110,08 116,84 127,57

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

100,00 107,63 110,51 119,07 128,01

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 106,52 110,99 120,81 132,12

a. Bangunan 100,00 106,57 111,31 121,07 132,16

b. Non-Bangunan 100,00 106,18 108,97 119,18 131,84

5 Perubahan Inventori 100,00 114,99 120,36 118,04 108,91

6 Ekspor 100,00 103,47 107,14 107,01 112,30

7 Impor 100,00 107,73 114,29 126,56 135,02

PDRB 100,00 105,31 108,76 113,29 119,51

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 74: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

64

Lampiran 10

Indeks Harga Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto (2010 = 100) Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

No Komponen Penggunaan 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

100,00 108,12 105,69 111,70 105,09

a. Makanan, Minuman, dan

Rokok 100,00 109,48 107,35 116,18 105,43

b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 109,83 105,84 100,62 104,13

c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga

100,00 106,94 103,92 108,54 106,62

d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 105,69 103,06 105,38 103,40

e. Transportasi, Komunikasi,

Rekreasi, dan Budaya 100,00 104,95 102,79 105,69 105,08

f. Hotel dan Restoran 100,00 108,04 104,60 102,50 103,41

g. Lainnya 100,00 106,96 102,88 105,88 101,26

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 107,94 101,99 106,14 109,18

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

100,00 107,63 102,68 107,75 107,51

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 106,52 104,20 108,85 109,36

a. Bangunan 100,00 106,57 104,45 108,77 109,16

b. Non-Bangunan 100,00 106,18 102,62 109,38 110,62

5 Perubahan Inventori 100,00 114,99 104,67 98,07 92,27

6 Ekspor 100,00 103,47 103,55 99,88 104,94

7 Impor 100,00 107,73 106,09 110,74 106,68

PDRB 100,00 105,31 103,28 104,17 105,49

* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Page 75: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

65

DAFTAR PUSTAKA

Page 76: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR

PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014

66

1. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

2. , Incremental Capital Output Ratio Sektor Industri, 1980-1990, Jakarta.

3. , Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

4. , Statistik Industri, berbagai seri, Jakarta.

5. , Statistik Listrik, Gas dan Air, berbagai seri, Jakarta.

6. , Statistik Pertambangan Migas, berbagai seri, Jakarta.

7. , Statistik Pertambangan Non Migas, berbagai seri, Jakarta.

8. , Statistik Konstruksi, berbagai seri, Jakarta.

9. , Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai seri, Jakarta.

10. , Statistik Keuangan BUMN dan BUMD, 1997, Jakarta 2000.

11. , Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999.

12. Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.

13. Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29,

WashingtonDC, 1979.

14. Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of

Capital Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project

Working Paper, Series No.4, Jakarta 1988.

15. United Nations, A System of National Accounts, Studies in Methods, Series F No.2

Rev.3, New York, 1968.

16. , Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14 Rev 1, New

York, 1973.

17. , Handbook of National Accounting for Production, Sources and Methods, Series F

No. 39, New York, 1986.

18. , Handbook of National Accounting, Public Sector Accounts, Studies Methods, Series

F No. 50, New York, 1988.

19. , Link between Business Accounting and National Accounting, Public Sector

Accounts, Studies Methods, Series F No.76, New York, 2000.

20. Verbiest Piet, Investment Matrix, Hasil Kerjasama Asian Development Bank dengan

Badan Pusat Statistik, Jakarta, 1997.

21. Ward, Michael, The Measurement of Capital: Methodology of Capital Stock

Estimates in OECD Countries, Paris, 1976.

22. World Bank, System of National Accounts 1993, Bahan Kursus, Washington DC,

1993.

Page 77: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTObappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/PDRB...PDRB menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 iv KATA PENGANTAR