Problematika Remaja Sebagai Makhluk Sosial (2)

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Eriksen,1963). Pengembangan ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam aspek kehidupan social yang lebih dominan dalam pembentukan kaarakter diri. Namun, dalam proses pembentukan karakter tersebut seorang remaja akan cenderung berperilaku meniru suatu kebudayaan yang dia anggap baik walaupun sebenarnya buruk dipandang dari segi etika, social, budaya, maupun agama. Hal ini terlihat dari banyaknya berbagai penyimpangan social seperti semakin maraknya geng-geng motor, meningkatnya angka kehamilan diluar nikah disebabkan oleh pergaulan dan lain sebagainya. Berbagai penyimpangan tersebut diakibatkann karena mereka mengalami kesulitan dalam proses adaptasi dan mencerna konsep yang ada di masyarakat,sehingga timbul berbagai problematika. Masyarakat sebagai bagian dari pembentuk kepribadian remaja, hendaknya dapat mengerti, memahami dan tentunya dapat mengontrol perilaku remaja dalam pencarian jati diri agar dapat berjalan tanpa adanya problematikayang akan berpengaruhpada pribadidewasanya kelak. B. Tujuan 1. Agar masyarakat lebih memahami pola peerubahan yang sednag dialami remaja. 2. Masyarakat dapat mengontrol perilaku remaja yang sedangmengalami masa-masa transisi. 3. Mengkondisikan remaja yang sesuai dengan norma dan nilai di masyarakat. C. Permasalahan 1

Transcript of Problematika Remaja Sebagai Makhluk Sosial (2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar

(Eriksen,1963). Pengembangan ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan,

khususnya dalam aspek kehidupan social yang lebih dominan dalam pembentukan

kaarakter diri.

Namun, dalam proses pembentukan karakter tersebut seorang remaja akan

cenderung berperilaku meniru suatu kebudayaan yang dia anggap baik walaupun

sebenarnya buruk dipandang dari segi etika, social, budaya, maupun agama. Hal ini

terlihat dari banyaknya berbagai penyimpangan social seperti semakin maraknya

geng-geng motor, meningkatnya angka kehamilan diluar nikah disebabkan oleh

pergaulan dan lain sebagainya.

Berbagai penyimpangan tersebut diakibatkann karena mereka mengalami

kesulitan dalam proses adaptasi dan mencerna konsep yang ada di

masyarakat,sehingga timbul berbagai problematika.

Masyarakat sebagai bagian dari pembentuk kepribadian remaja, hendaknya

dapat mengerti, memahami dan tentunya dapat mengontrol perilaku remaja dalam

pencarian jati diri agar dapat berjalan tanpa adanya problematikayang akan

berpengaruhpada pribadidewasanya kelak.

B. Tujuan

1. Agar masyarakat lebih memahami pola peerubahan yang sednag dialami remaja.

2. Masyarakat dapat mengontrol perilaku remaja yang sedangmengalami masa-

masa transisi.

3. Mengkondisikan remaja yang sesuai dengan norma dan nilai di masyarakat.

C. Permasalahan

Dalam proses pencarian jati diri seorang remaja akan mengalami berbagai

perubahan kondisi sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap kondisi baru.

Seluruh segi kehidupan dalam masyarakat haruslah memantau segala perubahan

yang ada dalam diri remaja agar tidak terjadi penyimpangan.

1

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Permasalahan

D. Sistematika Penulisan

BAB II PROBLEMATIKA REMAJA SEBAGAI MANUSIA

A. Karakteristik Remaja

1. Keluarga

2. Teman bermain

3. Lingkungan

4. Iptek

B. Problematika Remaja

BAB III REMAJA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

A. Dinamika Kehidupan Sosial

B. Norma Dan Nilai Yang Terkandung Di Masyarakat

1. Ramah Tamah

2. Solidaritas

3. Gotong Royong

4. Kesopanan

C. Remaja Sebagai Mahluk Sosial

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

2

BAB II

PROBLEMATIKA REMAJA SEBAGAI MANUSIA

A. Karakteristik Remaja

Remaja merupakan individu yang masih mengembangkan jati dirinya, dalam

proses pengembangan jati diri remaja akan membentuk suatu karakter yang khas.

Menurut Mukhtamar (2003:11) masa remaja merupakan periode yang penting, satu

perkembangan dari masa sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap

yang baru. Terjadi perubahan secar fisik, perilaku yang menuntut kebebasan.

Manusia akan mengalami beberapa fase pertumbuhan dalam hidupnya mulai dari

anak-anak, remaja, dewasa, dan dari setiap fase pertumbuhan mereka akan mengalami

berbagai perubahan mulai dari cara berfikir, perilaku, hingga pola interaksi sosial dengan

lingkungannya. Perubahan paling signifikan dapat kita lihat ketika manusia mengalamai

masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, yaitu masa remaja. Dalam masa remaj

inilah seorang individu mulai mencari jatidiri yang akan menentukan kepribadiannya kelak.

Pada proses pembentukan kepribadian seorang remaja akan menemukan sifat

dan perilaku yang mereka anggap sesuai untuk dirinya. Sifat dan perilaku seorang remaja

akan membentuk suatu karakter yang khas, yang akan berbeda pada tiap individu.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh bagaimana, diamana, serta dengan siapa seorang

individu berinteraksi.terdapat berbagai unsur yang berpengaruh dalam proses

pembentukan karakter remaja yaitu unsur yang berhubungan langsung dan melakukan

interaksi.

Remaja adalah anak-anak yang berusia sekitar 12-21 tahun atau remaja adalah

manusia berumur belasan tahun yang sedang mencari jati dirinya. Pada masa remaja

manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

berjalan antara umur 12 sampai dengan umur 21 tahun. Remaja berkembang dalam

masa itu dengan perubahan yang sangat mencolok. Untuk itu peran orang tua sangatlah

penting, dan harus betul-betul berperan dengan baik. Karena kalau tidak diarahkan sesuai

dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal

yang negative. Seperti narkoba, miras, seks bebas dan lain sebagainya.

Dalam kehidupannya, remaja memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik masa

remaja merupakan periode yang penting, satu perkembangan dari masa sebelumnya

dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Juga terjadi perubahan

secara emosi, fisik, dan perilaku yang menuntut kebebasan Mukhtar (2003:11)

Karakteristik remaja sangat berbeda dari yang satu dengan yang lain. Mereka

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa yang lebih tinggi yaitu dewasa.

3

Dari masa kanak-kanak mereka mengalami sifat yang labil, dimana kanak-kanak tersebut

hanya memikirkan sesuatu yang membuat mereka senang dan bahagia. Dimasa kanak-

kanak tersebut mereka belum memikirkan hal yang baik dan hal yang buruk. Itulah kanak-

kanak.

Setelah mereka mengalami itu, mereka akan mencari jati dirinya dengan bermain

atau bergaul keluar wilayah dari lingkungannya. Dalam pergaulannya, remaja mudah

terpengaruh dan mudah terhasut dengan perilaku remaja yang lain. Mereka akan

mengalami perubahan pola pikir, pola perilaku, sikap yang baru dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah media pembangun karakteristik seorang remaja :

1. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok terkecil yang terdapat dalam suatu

masyarakat, seperti pemaparan dari Shihab(2007:395) keluarga adalah jiwa

masyarakat dan tulang punggunya kesejahteraan lahir dan batin yang

dinikmati suatu bangsa, sebaliknya kebodohan dan keterbelakangan adalah

cerminan dari keadaan keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa

tersebut.

Keluarga dapat dikatakan sebagai unsur yang paling berpengaruh bagi

kehidupan manusia, karena di dalam keluarga seorang individu akan

mengembangkan pola interaksi untuk pertama kali, keluarga sebagai

kelompok pertama yang dikenal oleh individu akan sangat berpengaruh pada

pembentukan karakter remaja,karena pada dasarnya sejak usia anak–anak

mereka telah memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan meniru setiap

perilaku yang mereka anggap benar menurut pemikiram mereka, sehingga

ketika mereka tumbuh menjadi sosok remaja karakteristik yang berkembang

dalam dirinya akan cenderung serupa dengan karakteristik yang dimiliki oleh

anggota keluarganya.

Karakteristik seorang anak dapat dijadikan sebagai gambaran nyata

tentang bagaimana keadaan suatu keluarga, tentang bagaimana seorang

anak di didik dan dikembangkan menjadi pribadi yang sesuai dengan harapan

suatu keluarga.Contohnya, suatu keluarga yang menanamkan sikap disipllin

dalam mendidik seorang anak, maka anak-anak yang tumbuh dan

berkembang dalam keluarga tersebut akan berperilaku disipliln pula dalam

menjalani tiap aspek kehidupanya, ini semua disebabkan karena sejak usia

dini mereka telah terbiasa dan dibiasakan untuk berperilaku displin.

Mengingat sangat pentingnya peranan keluarga dalam pembentukan

karakteris remaja, tentunnya akan lebih baik jika kita mengkondsikan keluarga

yang dapat membentuk karakter remaja yang unggul.

4

Berikut ini adalah hal yang dapat ditanamkan agar suatu keluarga

dapat terkondisi dengan baik :

a. Agama

Tempat pertama seorang individu mengenal agama adalah

keluarga, karena di masyarakat Indonesia sendiri agama

merupakan suatu yang diwariskan,sehingga seseorang yang

masih dalam usia anak-anak akan memiliki agama yang sama

dengan orang tuanya.Setiap agama pasti memiliki tujuan yang baik

bagi pemeluknya.Kesimpulanya adalah keluarga yang

menanamkan nilai agama sejak dini pada anak akan dapat

membentuk anak yang memiliki karakteristik yang unggul karena

mereka telah terbiasa dengan nilai-nilai luhur yang ditanamkan

oleh keluarganya.

b. Norma

Penanamam norma dalam kelurga sangatlah penting karena

norma dapat dijadikan suatu petunjuk atau patokan perilaku yang

benar dan pantas dilakukan dalam berhubungan dengan

lingkungan social. Demikian pula dalam lingkungan keluarga,

biasanya orang tua akan menerapkan peraturan yang harus

dipatuhi oleh setiap anggota keluarga, sehingga akan membentuk

pribadi yang telah terbiasa dengan sikap bertanggung jawab dan

patuh terhadap setiap peraturan yang telah ditetapkan, berawal

dari kebiasaan dalam keluargan inilah seorang remaja dapat

membawa karakter positifnya dalam berinteraksi ke dunia luar

yang lebih luas.

c. Kasih Sayang

Kasih Sayang merupakan suatu dasar terciptanya hubungan yang

harmonis.Apabila dalam suatu interaksi tercipta keharmonisan

maka tujuan dalam suatu hubungan akan dapat tercapai.Dalam

suatu keluarga seorang anak akan sangat membutuhkan kasih

sayang dari orang tua dan saudaranya.Rasa kasih saying ini dapat

tercapai bila antar anggota keluarga dapat saling terbuka, saling

mengerti,dan bertanggung jawab pada tiap hak serta kewajiban

yang dimiliki ole masing-masimg anggota keluarga, sehingga akan

menjadikan lingkungan keluarga yang kondusif dan nyaman.

2. Teman Bermain

Seorang anak yang mulai berinteraksi dengan lingkungan diluar

sekolah akan mulai mengenal teman sebaya, demikian pula yang

5

diungkapkan oleh Kesriyarinni (2006:4) Teman bermain disebut pula dengan

teman sebaya, dialami anak ketika ia telah mampu berpergian keluar rumah,

dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun sangat

berpengaruh.Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.

Pertumbuhan yang dialami oleh individu akan membawa suatu

perubahan, termasuk perubahan interaksi. Perubahan interaksi ini dapat

berupa perbedaan lingkungan dari kelompok yang lebih sempit ke kelompok

yang lebih luas, seperti dari lingkungan keluarga yang kemudian meluas ke

dalam lingkungan masyarakat. Biasanya orang pertama yang di kenal oleh

seorang anak di dalam masyarakat adalah teman sebaya, karena mereka

memiliki kesamaan fisik, pola fikir, dan prilaku. Persamaan inilah yang

menyebabkan mereka merasa lebih nyaman .

Pengaruh teman sebaya akan mencapai puncaknya ketika seorang

anak memasuki usia remaja, hal ini di sebabkan karena frekuensi interaksi

yang tinggi ketika mereka bertemu di lingkungan sekolah,sehingga mereka

akan memiliki karakter yang hampir serupa, hal ini disebabkan karena remaja

memiliki kecenderungan untuk meniru. Proses meniru ini akan menjadi hal

yang positif ketika mereka meniru hal yang positif pula, namun proses meniru

ini akan membawa dampak negative ketika seorang remaja meniru hal yang

menyimpang kearah negative. Masa remaja merupakan suatu masa yang labil

karena mereka sering kali mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan

dampak yang akan ditimbulkan, biasanya mereka akan melakukan apa yang

mereka anggap benar dan apa yang dapat membuat mereka merasa

nyaman, dengan kata lain remaja hanya melakukan proses imitasi secara

utuh. Termasuk mengimitasi teman bermain yang mereka anggap popular

dalam kalangan pergaulanya mulai dari sikap, penampilan, gaya hidup,

bahkan berusaha meniru apa saja yang dimiliki orang lain.

3. Lingkungan

Manusia membutuhkan tempat untuk hidup dan mengadakan

hubungan dengan sesamanya sebagaimana telah dipaparkan oleh

Ratrioso(2008:54) Lingkungan berperan sangat penting setelah pola asuh

keluarga. Boleh jadi lingkungan bagi remaja jauh lebih penting dibanding

keluarga apabila peran dari orang tua tidak memenuhi harapan, maka remaja

akan mencari lingkungan yang sesuai harapanya.

Manusia merupakan makhluk social yang sepanjang hidupnya akan

terus mengadakan interaksi baik dengan individu lainya, kelompok, ataupun

dengan lingkungan sekitar karena kodrat manusia sebagai mahluk social

yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Saat usia

6

remaja seseorang akan mengadakan hubungan yang lebih intensif dengan

lingkungan karena mereka mulai berbaur dengan masyarakat luas dan dalam

proses tersebut remaja akan membangun karakter-karakter yang ada dalam

dirinya dengan mengadopsi situasi lingkungan yang mereka rasakan.

Kondisi atau keadaan suatu lingkungan akan sangat berpengaruh

terhadap pembentukan karakter remaja. Lingkungan yang baik akan

menjadikan remaja yang bernaung dalam lingkungan tersebut mejadi pribadi

yang baik pula, contohnya, seorang remaja yang bergaul dalam lingkungan

yang memiliki nilai keagamaan yang kuat akan cenderung berprilaku positif,

dan sebalikya seorang remaja yang hidup dalam lingkungan yang sering

mabuk-mabukan atau berjudi akan cenderung terbawa dalam perilaku

negative tersebut. Lingkungan merupakan tempat dimana suatu kepribadian

dibentuk dan dikembangkan untuk itu berikanlah kondisi lingkungan yang

sesuai sebagai tempat untuk pembentukan karakter remaja.

4. Iptek

Kita menyadari bahwa peningkatan kehidupan masyarakat banyak

bersangkutan dengan peningkatan kemajuan ilmu, industry, dan teknologi.

Masyarakat sederhana atau tertinggal pasti hidupnya masih tergantung

kepada alam. Teknologi sebagai hasil kemajuan budaya manusia sudah tentu

bisa digunakan untuk kepentingan kebudayaan manusia, bukan untuk

menghancurkannya. Kemajuan budaya manusia sudah tentu bias digunakan

untuk kepentingan kebudayaan manusia.

Dalam kepustakaan teknologi terhadap aneka ragam pendapat yang

menyatakan bahea teknologi adalah transformasi dari alam, teknologi adalah

realitas atau kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna

subjektif adalah keseluruhan sampai pernyataan bahwa teknologi adalah

segala hal, dan segala hal adalah teknologi Elly. M (2005:33).

Teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia dalam

segala aspek. Dengan teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih maju dan

lebih modern. Dewasa ini, banyak dan berbagai macam bentuk teknologi

diciptakan. Tetapi dengan semakin canggihnya teknologi, semakin canggih

pula kejahatan. Banyak kasus kejahatan yang mengikut sertaka teknologi

dalam menjalankan kejahatan tersebut.

Tidak hanya itu, remaja masa kini pun banyak menggunakan

teknologi-teknologi canggih itu untuk hal-hal yang berdampak negative.

Seperti menggunakan hp untuk mencontek pada waktu ujian, menonton hal-

hal berbau pornografi dan lain sebagainya. Remaja memang sangat rentang

terhadap perkembangan teknologi, mereka seperti memburu teknologi untuk

7

kepentingan yang tidak bermanfaat dan hanya untuk kepausan sesaat saja.

Padahal dengan perkembangan teknologi, remaja dapat memanfaatkanya

untuk hal yang bermanfaat dan menambah wawasannya.

Pada dasarnya perkembangan karakteristik remaja masa kini

seharusnya memiliki karakter lebih baik dan berwawasan lebih luas. Karena

mereka hidup di jaman yang serba canggih ini, berbeda dengan generasi

sebelumnya yang masih belum mengenal teknologi canggih.

Bisa dikatakan remaja sekarang adalah remaja modern, menurut

Mukhtar

B. Problematika remaja

Remaja adalah masa yang penuh permasalahan. Karena disaat itu, remaja

melakukan hal-hal yang dianggap benar padahal belum tentu benar. Permasalahan yang

dihadapi remaja sangatlah kolpleks. Seperti permasalahan fisik dan kesehatan, dan

permasalahan tentang alcohol dan obat-obatan terlarang. Permasalahan akibat

perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas.

Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya. Permasalahan fisik yang terjadi

berhubungan dengan ketidak puasan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki. Yang

permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Mereka juga

sering membandingkanfisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.

Dalam masalah kesehatan, tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis.

Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun

penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian, remaja

adalah penyebab terbesar. Karakter mereka adalah suka berperilaku bereksperimen dan

berskplorasi, padahal dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Permasalahan alcohol ini juga mempengaruhi kehidupan para remaja yang lain.

Adanya alcohol ini dapat merusak pikiran generasi muda. Walau usaha untuk

menghentikannya sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini

sepetinya tidak berkurang. Banyak faktor yang membuat atau mempengaruhi remaja

menggunakan itu. Seperti faktor keluarga, ajakan teman , sampai faktor kebiasaan.

Pada masa remaja memang rentang dengan masalah, itu disebabkan karena dua

hal. Pertama karena tradisi dan kebiasaan. Sudah terbiasa bila bermasalah. Kedua

karena remaja kini merasa sudah mandiri Ratrioso (1980:18).

Remaja masa kini cenderung berperilaku sangat agresif terhadap sesuatu yang

bersifat baru. mereka sepat menangkap hal yang mereka anggap menarik tanpa

memilah-milah hal tersebut. Menurut Ratrioso, remaja rentang sekali terhadap

perubahan. Semestinya remaja harus lebih teliti dan lebih ulet untuk memikirkan sesuatu,

apakah hal yang baru tersebut baik atau buruk untuk dirinya.

8

Sebetulnya kepribadian remaja adalah jati diri atau sifat dasar seorang remaja.

Selain faktor bawaan, kapribadian terbentuk melalui interaksi dirinya dengan semua yang

ada disekitarnya dalam berbagai pengalaman kehidupannya. Ada yang berdampak

positif dan ada yang berdampak negative. Seperti kenakalan remaja, kenakalan remaja

adalah suatu penyesuaian, yaitu respon yang dipelajari terhadap situasi lingkungan yang

tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya akibat dari konstitusi detektif mental dan

emosi mental, mentality dan emosi yang belum matang, masi labil dan rusak akibat

proses conditionering lingkungan yang buruk Sri Estiwuryani (2002:113).

Remaja dianggap tidak pantas berkelakuan seperti anak-anak, tetapi mereka pun

belum memiliki hak dan kesempatan seperti orang dewasa. Hal ini menyebabkan gejolak

emosi yang dapat menimbulkan masalah. Remaja sangat peka terhadap stress, frustasi,

dan konflik Lydia Harlina (2008:8)

Masa remaja merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi

serta timbulnya kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang menjadi lebih

matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu,

cemas, bimbang, dimana bercampur dengan harapan dan tantangan, kesenangan dan

kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat menuju hari depan

dan dewasa yang matang. Periode remaja ini dipandang sebagai stress frustasi dan

penderitaan, konflik dan krisis dan penyesuaian. Sebab remaja sulit untuk dapat

mengendalikan dirinya dan belum bisa menyesuaikan dirinya dengan budaya lingkungan

orang dewasa. Mereka merasa bahwa dirinya sudah mandiri, segala yang dilakukannya

benar dan baik dalam semua aspek kehidupan tanpa memahami manfaat maupun akibat

dari apa yang mereka lakukan, dan tidak perlu mengikuti budaya orang dewasa.

Dari situlah remaja tidak lagi patuh terhadap norma yang ada dalam masyarakat

dan mengabaikan budayanya. Mereka tak lagi menganggap budaya itu ada, sehongga

mereka bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Remaja tersebut mengalami

berbagai konflik, seperti konfllik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan

kebutuhan untuk bebas dan konflik antara kebutuhan akan ketergantungan kepada orang

tua, konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama, serta nilai sosial.

9

BAB III

REMAJA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

A. Dinamika kehidupan social

Dinamika kehidupan manusia sangatlah kompleks, dari perubahan yang kecil

sampai dengan perubahan yang besar. Menurut (Novita kesayarini : 2006) Dinamika

social adalah keseluruhan perubahan dan seluruh komponen masyarakat dari waktu ke

waktu dapat berupa perubahan progresif maupun regresif, seluruh elemen masyarakat

mengalami interaksi dan saling mempengaruhi sehingga menimbulkan perubahan di

masyarakat.

Perkembangan ilmu social yang semakin kompleks menjadi pemahaman tentang

masyarakat harus di lakukan secara mendalam. Untuk itulah pada pelaksanaan sekolah

demokrasi menempatkan materi analisa kemasyarakatan.

Sebab masyarakat dimaknai sebagai sekelompok atau kumpulan masyarakat

yang bergerak untuk melakukan perubahan. Berbagai perubahan dalam masyarakat

adalah akibat dari seluruh lapisan masyarakat yang mengalami interaksi dan saling

mempengaruhi sekelompok masyarakat tersebut.

Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat yang mempengaruhi system dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok

dalam masyarakat. Pada kurun waktu tertentu perubahan dalam masyarakat berupa

perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakat tersebut. Hal itu

disebabkan karena perubahan kondisi geografis, kebudayaaan, komposisi penduduk

ataupun peraturan-peraturan yang ada didalam komponen masyarakat. Selain itu, adanya

berbagai penemuan yang baru dalam masyarakat juga dapat mempengaruhi perubahan

social masyarakat.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di segala bidang

termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut akan tergeser,

cepat atau lambat pergeseran itu akan menimbulkan konflik Elly M (2005:40).

Kebudayaan yang dianut dan sangat dihormati di daerah masing-masing.

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih telah mempengaruhi seluruh

aspek kehidupan bangsa. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup semua bagian

yang meliputi kesosialan. Perubahan ini dirasakan oleh hamper semua manusia dalam

masyarakat. Sebagai contoh adalah Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang majemuk,

terkenal dengan keaneka ragaman dan keunikan. Terdiri dari berbagai suku bangsa yang

mendiami banyak pulau.

Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri disetiap

budaya tersebut. Pada kondisi seperti saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan

sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaan sendiri, kebudayaan sebagai jati

diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia

10

secara perlahan-lahan yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter

masyarakat Indonesia yang suka meniru.

Remaja sebagai generasi muda baik disadari atau tidak memegang amanah

dalam menjaga kelestarian aneka budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Namun

kebanyakan dari mereka bersikap tidak baik dalam perkembangan zaman. Mereka

cenderung mengabaikan budaya sendiri dan lebih memilih kebudayaan baru yang asing,

praktis dan sesuai perkembangan zaman. Seperti gaya hidup, gaya berpakaian mereka,

meniru budaya barat.

Sebenarnya dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak yang

dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan

sampai disaat budaya kita diambil bangsa lain baru menyadari betapa bagusnya nilai-nilai

yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri.

Globalisasi juga sangat berpengaruh terhadap dinamika kehidupan manusia.

Globalisasi adalah terbentuknya informasi ke seluruh penjuru dunia tanpa ada satupun

orang atau Negara yang mampu membendungnya, karena kapitalisme-liberalisme yang

disung Negara barat dimana komunikasi dan informasi menjadi mudah, murah dan

menjelma menjadi kebutuhan Ratrioso (2008:54).

Masyarakat di seluruh penjuru dunia telah terlibat dalam globalisasi . proses global

ini sebagai kebutuhan yang berkembang pesat dalam lapisan masyarakat di seluruh

penjuru dunia. Sehingga mendorong masyarakat untuk berfikir cerdas, kreatif, untuk dapat

menyesuaikan dengan kemajuan dan menyadari keterbelakangan. Perkembangan

globalisasi sangatlah cepar dan menjadi pola perilaku masyarakat berubah berubah

mengikuti kemajuan zaman.

Tidak ada satupun orang yang mampu membendung perkembangannya, bahkan

Negara-negara di seluruh penjuru dunia juga mengalami hal yang sama. Akan tetapi

globalisasi mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat diseluruh dunia untuk maju.

Para remaja sebagai generasi bangsa dinegaranya pun tidak kalah aktif di era global ini.

Mereka memanfaatkan terbentuknya informasi untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya

dan jauh dari ketertinggalan, sebab seiring berjalannya globalisasi mereka terdorong

untuk bersaing.

Berbagai faktor positif yang diberikan globalisasi menjadikan masyarakat terus

mengikuti perkembangannya. Namun disamping berbagai faktor positif yang diberikan,

globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak negative. Apabila diprosentasikan

dampak negative dari globalisasi lebih besar dari pada dampak positifnya, bahkan sangat

menonjol ke dampak negative. Berbagai dampak ini terlihat jelas pada perubahan pola

perilaku dalam lapisan masyarakat, terutama di kalangan remaja, komunikasi dan

informasi yang lebih mudah dan murah menyebabkan para remaja menjadi peran terakhir

11

didalamnya, sehingga mereka lebih banyak melakukan penyelewengan, karena mereka

belum mampu mengendalikan diri.

Menurut Ratrioso (2008:35) selain banyak faktor positif bagi dunia dengan

terbentuknya informasi, globalisasi turut membawa pengaruh negative dalam dunia

remaja seperti pornografi, penyebaran paham seks bebas, perilaku kekerasan,

kriminalitas serta tradisi mancanegara lainya .

Dalam era globalisasi ini, muncul berbagai dampak negative disamping dampak

positif yang ditimbulkan. Dimana para remaja cenderung melakukan penyimpangan-

penyimpangan terhadap norma / adat yang berlaku didalam masyarakat. Mereka tak

peduli lagi dengan kebudayaan daerah, dan lebih cenderung meniru budaya-budaya

asing atau budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan dalam suatu

daerah sendiri.

Pengaruh budaya barat yang sedang mengacau para remaja dengan program-

program tertentu melalui internet. Seperti pornografi, seks bebas, perilaku kekerasan ,

kriminalitas, sikap acuh tak acuh terhadap kebudayaan sendiri, karena mereka menilai

budaya asing lebih baik dan lebih menarik hati mereka.

Oleh karena itu kita harus pandai memilah milah mana yang baik dan yang tidak

baik dituru. Peran orang tua dalam menyikapi era globalisasi ini sangatlah penting . begitu

juga dengan peran guru-guru disekolah. Apalagi diusia remaja, sebaiknya dibekali pola

pikir atau wawasan tentang kondisi masa sekarang dan masa depan terutama tentang

dampak globalisasi. Sehingga mengerti bahwa apa yang mereka lakukan sekarang akan

berdampak dimasa yang akan dating. Dengan demikian dampak negativnyadari

globalisasi akan berkurang..

B. Norma Dan Nilai Yang Terkandung Di Masyarakat

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu

kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring

dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan

peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam

menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa

individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah

terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam

masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak

bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan

12

memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk

kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.

Semakin banyak pola atau bentuk kebudayaan disuatu lingkup kehidupan berarti

makin banyak pula norma atau nilai yang terbentuk dalam lingkungan tersebut,seperti

masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman budaya. Keberagaman ini terlihat

dengan berbagai bentuk kebudayaan yang tercipta atas dasar spontanitas. Seperti

paparan dari Stiadi(2005:103) sebagai berikut nilai dan norma manusia berhubungan

dengan aksiologi, yang memiliki dua kegiatan utama yaitu estetika dan etika. Estetika

berhubungan dengan keindahan,sementara etika berhubungan dengan kajian baik dan

buruk, benar dan salah.

Bentuk bentuk kebudayaan inilah yang menjadikan bangsa kita menjadi bangsa

yang dikenal ramah, santun, murah senyum,dan suka menolong yang terlihat pada

kehidupan sehari-hari .Berbagai bentuk norma dan nilai ini terlihat jelas khususnya pada

masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki rasa keterikatan satu sama lain lebih erat

daripada masyarakat kota yang cenderung lebih modern dan individualismenya tinggi

opini ini diperkuat dengan paparan Haryanto (2007:6) yang menyatakan Interaksi di desa

terjadi pada kunjungan ke tetangga ,interaksi ini bersifat personal (tetangga) dan sangat

erat.

Pada bab ini kita akan mengulas beberapa bentuk norma atau nilai yang

terkandung dalam kehidupan masyarakat kita, yaitu:

1. Ramah Tamah

Ramah tamah adalah hasil dari bentuk interaksi social masyarakat yang terjadi

karena adanya bentuk interaksi masyarakat dalam kehidupan bersosialisai. Bentuk

nilai seperti ini terlihat jelas pada kehidupan sosial masyarakat Yoyakarta dan

Jawa yang memiliki rasa toleransi yang tinggi.

Ramah tamah akan meningkatkan status social orang tersebut dalam

lingkungan masyarakat sebab menurut Tabrani (2006:83) seorang yang beramah

tamah dalam bermasyarakat maka ia akan disegani oleh orang lain.

Hal ini disebabkan karena adanya hubungan timbal balik yang berlangsung

secara tidak sadar, hubungan timbal balik ini diperumpamakan seperti saling

memberi dan menerima, ketika seorang individu beramah tamah kepada orang

lain maka ia akan diperlakukan sama oleh orang tersebut dengan syarat adanya

kesadaran diri. Ramah tamah ini dapat dilihat dari berbagia bentuk penerapan

dalam kehidupan sehari-hari,seperti : saling sapa, murah senyum, berkata dan

berperilaku sopan santun dan lain sebagainya.

13

Namun dewasa ini ramah tamah mulai banyak diaabaikan sebab miningkatnya

rasa angkuh atau acuh tak acuh, banyak factor yang mengakibatkannya ,seperti :

pengaruh kebudayaan barat yang dibawa melalui berbagai tontonan televisi yang

menontonkan tingkah laku kepribadian negatif barat.

2. Solidaritas

Solidaritas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana antara individu dan

kelompok memiliki keterikatan bersama, perkembangannya mencakup dalam

berbagai hal ,seperti hubungan seorang individu terhadap kelompoknya atau

seorang anggota masyarakat terhadap kelompok masyarakatnya.

Dalam penerapannya solidaritas sangat diperlukan bagi seorang individu untuk

membentuk karakteristik individu tersebut, maka dari itu penanaman nilai ini harus

di tanamkan sejak dini. Rasa solidaritas akan menumbuhkan individu yang tidak

ceroboh ketika menentukan suatu pilihan, serta selalu berfikir akan apa yang akan

ia lakukan sebab ketika ia melangkah, secara otomatis kelompoknya pun juga

akan ikut melangkah karena mereka adalah suatu kesatuan dalam bentuk

kerjasama.

Dilihat dari asalnya Haryanto (2007:7) menyatakan bahwa Solidaritas social

pada masyarakat timbul karena ada kesamaan dan keseragaman dalam peranan-

peranan warga. Keseragaman ini terlihat dalam banyak hal. Solidaritas bersifat

wajar, sopan, bersahaja, dan pribadi. Pemaparan ini menunjukan bahwa

solidaritas sesunggunya tidaklah bersifat memaksa melainkan kesukarelaan hanya

penerapannya saling terikat antar anggota individu.

Solidaritas sangat erat hubungannya dengan kerjasama, kerjasama

merupakan komponen utama dalam solidaritas begitu juga sebaliknya .Bentuk

kerjasama dapat berupa moral maupun materil tergantung konteks permasalahan.

Kemudian solidaritas juga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

soildartas dalam bentuk positif dan solidaritas dalam bentuk negatif. Solidaritas

dalam bentuk positif diartikan sebagai bentuk keterikatan dalam berbagai kegiatan

yang cenderung dalam hal kebaikan seperti kesetiaan kawan, cinta keluarga,

kemudian solidaritas dalam bentuk negatif dapat diartikan sebagai bentuk

keterikatan yang cenderung ke tindak criminal seperti komplotan perampok,

komplotan koruptor.

3. Gotong Royong

Gotong royong adalah suatu bentuk kerjasama yang melibatkan anggota

masyarakat secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, secara

lebih khusus gotong royong menurut Drs. Subandiroso (1987:63) adalah berasal

14

dari kata jawa yaitu “gotong” yaitu bekerja dan “royong” yaitu sama. Berdasarkan

ini pengertian gotong royong merupakan kegiatan atau aktifitas sosial yang

dilakukan masyarakat yang berdasarkan azas hubungan timbal balik.

Prinsip dasar gotong royong adalah menolong suka rela tanpa mengharapkan

upah hal ini dikarenakan ada hubungan timbal balik yang akan diterima,

dimisalkan ketika seorang anggota masyarakat memilki hajatan besar maka

anggota masyarakat yang lain akan bersedia secara suka rela membantu, karena

adanya hubungan timbal balik tersebut. Jika dibandingkan dengan kebudayaan

barat kebiasaan ini terlihat sangat berbanding terbalik, sebab sebagian besar dari

mereka akan bersedia bekerja ketika mereka mendapat upah.

Bentuk kerjasama seperti ini akan dengan mudah kita jumpai di lingkungan

pedesaan sebab menurut Shadily (1999:205) wujud kolektivisme mendalam

terlihat pada masyarakat desa. Makin sederhana cara hidup,makin mendalam

kiranya rasa persatuan yang mewujudkan diri dalam kolektivisme. Kolektivisme

adalah ajaran atau paham yang tidak menghendaki adanya hak milik

perseorangan, baik atas modal, tanah maupun alat-alat produksi (semua harus

dijadikan milik bersama, kecuali barang konsumsi). Dari pernyataan berikut lalu

muncul pertanyaan, mengapa demikian? jawaban dari pertanyaan ini dapat kita

jelaskan melalui beberapa sudut pandang. Pertama, setiap individu tidak dapat

memenuhi kebutuhan atau keperluannya sendiri sehingga membutuhkan bantuan

dari orang lain. Kedua, setiap individu menyadari bahwa mereka hidup

berdampingan sehingga kerukunan itu perlu dan penerapannya dapat dalam

bentuk gotong royong yang mencerminkan kerukunan antar warga. Ketiga, dilihat

dari sudut pandang agama bersilaturohmi itu wajib dilakukan dan salah satu

bentuk silahturohmi adalah gotong royong.

Banyak manfaat yang kita dapatkan dari hal ini ,dikatakan oleh Haryanto

(2007:10) bahwa masyarakat desa dengan ciri semangat gotong royong yang

tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat merupakan landasan yang kukuh bagi

kelangsungan program pembangunan. Sehingga dengan makin pesatnya

pembangunan maka peningkatan mutu ekonomipun akan ikut maju dengan pesat.

Namun hal ini hanyalah salah satu factor saaj dan kurang tepat bila dijadikan

patokan secara utuh sebab ada banyak factor lain yang ikut berperan serta,

seperti kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), kesempatan, dan lain

sebagainya.

4. Kesopanan

Norma kesopanan timbul dan diadakan oleh masyarakat untuk mengatur

pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling menghormati.

15

Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena

sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang

berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata

krama atau adat istiadat.

Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan

bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan

masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat,

mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian, hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan pola pikir dalam berbagai golongan masyarakat tersebut.

Kesopanan dan ramah tamah memiliki pondasi yang sama yaitu toleransi, rasa

toleransi yang tinggi menyebabkan tiap-tiap individu akan saling membatasi

perilaku masing-masing, sebab segala tindak perilakunya akan bersinggungan

dengan kebebasan individu yang lain.

Pribadi yang sopan memiliki nilai plus tersendiri di lingkungan masyarakat,

seorang yang sopan akan dikenal sebagi seorang individu yang memiliki perilaku,

tutur kata, penampilan, budi bahasa yang baik dalam kehidupannya.

Dalam kehidupan bermasyarakat penerapan pola atau perilaku sopan santun

dapat dilakukan dengan berbagai cara, dicontohkan dengan tidak meludah

disembarang tempat, berkata baik dalam setiap kesempatan berbicara,

menghormati yang lebih tua.

Namun akhir akhir ini norma kesopanan sering sekali tidak diindahkan oleh

banyak kalangan. Tidak terkecuali oleh kalangan remaja, sering seklai kita

mendengar melihat bhkan merasakan sendiri bahwa banyak remaja yang kurang

memiliki tata krama sperti sering berkata kotor tidak menghormati orang tua dan

lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa salah satu faktornya adalah

pengaruh kebudayaan asing.

Jadi dari ulasan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang pertama bahwa

mayoritas norma atau nilai asli bangsa kita adalah kebudayaan ketimuran hal ini dicirikan

dengan berbagai pola kehidupan yang cenderung membatasi diri dalam artian adanya

rasa toleransi. Kedua bahwa remaja bangsa kita pada masa sekarang ini mulai

meninggalkan norma atau nilai yang telah lama mendarah daging dalam kehidupan

bermasyarakat bangsa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktonya karena

adanya pengaruh yang kita buruk dari kebudayaan barat. Namun sebetulnya hal ini

tidaklah seratus persen benar sebab jika kita dapat menghindari pengaruh-pengaruh

negatif tersebut maka kita juga tidak akan terpengaruh, salah satu caranya adalah dengan

membentengi diri.

16

Kita dapat menerima kebudayaan atau norma bangsa lain namun harus ada filter

atau penyaring untyuk memilah mileh mana kebudayaan yang patut kita gunakan dan

mana yang tidak patut kita gunakan sehingga tidak secara bulat kita cerna kebudayaan

tersebut.

C. Remaja Sebagai Mahluk Sosial

Persoalan masa kini ialah persoalan bagaimana menemui rahasia-rahasia alam

semesta lebih lanjut. Meremajakan teknologi dan industry sera ilmu, namun tanpa

membuat manusia menjadi robot atau budak-budak mesin Santoso (1980:104).

Manusia sebagai makhluk social pasti tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain,

dan mereka pasti membutuhkan bantuan diantara mereka. Seperti halnya remaja, remaja

pasti tidak bias hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk social, remaja

seharusnya bersikap yang baik, sopan dan santun dimanapun dia berada. Tetapi yang

terjadi malahan banyak remaja berandalan, remaja ugal-ugalan dan lain sebagainya.

17

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja merupakan periode yang penting, satu perkembangan dari masa

sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Terjadi

perubahan secar fisik, perilaku yang menuntut kebebasan. Dalam kehidupannya, remaja

mengalami berbagai dinamika kehidupan yang mempengaruhi karakteristiknya. Mulai

dari keluarga, teman bermain, lingkungan sosial, dan iptek.

Remaja juga merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat

dewasa. Mereka tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, tetapi

cenderung merasa berada dalam tingkatan yang sama setidaknya dalam masalah hak.

Remaja mengalami transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir.

Remaja memiliki larakteristik yang beraneka ragam. Dari yang satu dan yang lain

pasti berbeda. Masa remaja merupakan periode yang penting, suatu perkembangan dari

masa sebelumnya dimana akan mempengaruhi pola perilaku sikap yang baru. Terjadi

perubahan secara emosi, fisik, dan perilaku yang menuntut kebebasan.

Dalam kehidupannya, remaja juga mengalami berbagai dinamika seperti kenakalan

remaja. Kenakalan remaja adalah suatu penyelesaian yaitu respon yang dipelajari

terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya akibat

dari konstitusi detektif mental dan emosi yang belum matang , masih labil dan rusak

akibat proses conditionaring lingkungan yang buruk.

Oleh karena itu remaja yang baik semestinya harus menyadari dan berfikir sesuai

dengan usianya dan berperilaku dengan baik pula

B. Saran

Dari berbagai ulasan yang ada kita telah mengetahui betapa rentannya usia remaja,

oleh karena itu parlu adanya suatu pengawasan yang dilakukan terhadap proses

pembentukan atau pencarian jati diri remaja, pengawasan ini dapat dilakukan oleh

bagian-bagian atau unsur yang berpengaruh dan mempengaruhi sifat, perilaku dan

karekter remaja mulai dari keluarga segala lingkungan atau organisasi sosial yang

berkaitan dengan remaja.

Hal penting yang dapat dilakukan adalah dengan mengkondisikan berbagai unsur-

unsur yang terkait erat dengan masa perkembangan remaja. Kondisi yang sesuai akan

mempermulus jalan menuju remaja dengan kepribasian unggul.

18

Daftar Pustaka

Stiadi, Elly . 2005 . Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar Bandung : Kencana Haryanto, Tm. 2007. Menuju Masyarakat Swadaya dan Swakelola. Klaten : Cempaka Rusyam, Tarbani. 2006. Pembelajaran Budi Pekerti. Bandung: Senergi Pustaka

Indonesia

19