PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KOLOID SEBAGAI … · Based Learning pada Materi Sistem Koloid...
Transcript of PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KOLOID SEBAGAI … · Based Learning pada Materi Sistem Koloid...
i
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI
KOLOID SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI
SISWA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Tri Amallia Seftiana
4301411036
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peratuan perundang-undangan.
Semarang, Agustus 2015
Tri Amallia Seftiana
4301411036
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning pada
Materi Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa
Disusun oleh
Nama : Tri Amallia Seftiana
NIM : 4301411036
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES
pada 12 agustus 2015
Panitia :
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 196310121988031001 NIP 196507231993032001
Ketua Penguji
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd.
NIP 196601061990032002
Penguji II Penguji III
Anggota Penguji Pembimbing
Dra. Sri Mantini R S, M.Si Dr. Sri Wardani, M.Si
NIP. 195010171976032001 NIP. 195711081983032001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(Aristoteles)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang
paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh
(Andrew Jackson)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Pak Chodjali dan Ibu Suneti, atas perjuangannya mendidik
dan selalu mendoakanku disetiap waktu
2. Kakakku Ika Nisa Aentika dan adikku Ibnu Tidar Al
Hakim, atas kasih sayangnya
3. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia 2011, terima
kasih telah saling menguatkan
v
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya yang
selalu tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Pengembangan
Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning pada Materi Koloid Sebagai
Sumber Belajar Mandiri Siswa”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin peneltitian.
3. Ibu Dr. Sri Wardani, M.Si, dosen pembimbing 1 yang selalu
mengarahkan, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Sri Mantini R S, M.Si, dosen pembimbing 2 memberikan
pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
5. Ibu Dra. Sri Nurhayati, M.Pd, dosen penguji utama yang telah
memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMA N 5 Magelang yang telah memberikan izin penelitian.
7. Bapak Kartono, S.Pd, M.Pd, guru kimia kelas XI SMA N 5 Magelang
yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
vi
Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.
Semarang, Agustus 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Seftiana, Tri Amallia. 2015. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem
Based Learning pada Materi Sistem Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri
Siswa. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr Sri Wardani, M.Si. dan
Pembimbing Pendamping Dra. Sri Mantini Rahayu Sedyawati, M.Si
Kata Kunci : Koloid, Modul, Problem Based Learning
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul kimia berbasis PBL
pada materi sistem koloid yang dikembangkan dan keefektifan modul yang
dikembangkan ditinjau dari hasil belajar dan tanggapan siswa SMA N 5
Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development (R&D) model 4-D yang dimodifikasi, yakni pada tahap keempat
tidak dilakukan. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI. Data yang
diperoleh pada penelitian ini berupa data kelayakan modul berbasis PBL, hasil
belajar siswa, dan tanggapan siswa yang dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian modul kimia berbasis
PBL oleh pakar memproleh rata – rata skor 3,64 dengan kriteria layak, rata – rata
skor tanggapan siswa pada skala kecil mencapai 3,15 dengan kriteria baik.
Keefektifan modul kimia berbasis PBL dalam meningkatkan hasil belajar aspek
kognitif siswa memperoleh rata – rata hasil N-gain sebesar 0,69 dengan kriteria
sedang. Pada aspek afektif memperoleh rerata skor 3,24 dengan kriteria baik dan
aspek psikomotorik menunjukkan hasil positif dengan rerata skor 3,14 dalam
kriteria baik. Tanggapan siswa terhadap modul pada skala besar menujukkan hasil
positif dengan rerata skor 3,09. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa modul kimia berbasis PBL pada materi koloid layak dan efektif diterapkan
dalam proses pembelajaran kimia.
viii
ABSTRACT
Seftiana, Tri Amallia. 2015. Chemistry Module Development Based on Problem
Based Learning Materials Colloidal System as a Source of Independent Learning
students. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr Sri Wardani, M.Sc.
and Supervising Companion Dra. Mantini Sri Rahayu Sedyawati, M.Si
Keywords: Colloid System, Chemistry Module, Problem Based Learning
This research has aim to know the feasibility and effectivity of develop chemistry
module on colloid system with PBL based on the students learning result and
students response of SMA N 5 Magelang. The design applied in the research was
research and development model of 4D that is modified, the fourth stage is not
carried out. The subject of the research was class XI. The data are feasibility of
PBL module, the students learning result, and responses from students were
analyzed quantitatively and qualitatively. The result show that chemistry module
based on PBL assessed by validators got 3,64 in average with the criteria is
proper, the students response in small-scale achievement 3,15 with the criteria is
good. Chemistry module based PBL effectiveness in increasing the learning result
of cognitive aspects got N – gain 0,69 with medium criteria. The aspects of
attitude got 3,24 in average with good criteria and the aspects of skill shows
positive result 3,14 in average with good criteria. The students responses in large-
scale shows positive result 3,09 in average. Based on the research result, it could
be concluded that chemistry module based on PBL on colloid system was feasible
and effective to applied in chemistry learning.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ............................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA ....................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.5 Penegasan Istilah ........................................................................................ 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian dan Pengembangan.................................................................... 8
2.2 Sumber Belajar Mandiri ............................................................................. 9
2.3 Modul ......................................................................................................... 10
x
2.4 Problem Based Learning ............................................................................ 13
2.5 Modul Kimia Berbasis PBL ....................................................................... 16
2.6 Materi Sistem Koloid ................................................................................ 22
2.7 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 23
2.8 Kerangka Berfikir....................................................................................... 24
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26
3.3 Subjek Penelitian ........................................................................................ 26
3.4 Desain Penelitian ........................................................................................ 26
3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................... 27
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 31
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................. 32
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 42
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 56
BAB 5. PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 77
5.2 Saran .......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79
LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintak pembelajaran berbasis masalah ....................................................... 16
3.1 Hasil analisis validitas soal uji coba........................................................... 34
3.2 Kriteria reliabilitas soal .............................................................................. 34
3.3 Kriteria taraf kesukaran .............................................................................. 35
3.4 Hasil analisis taraf kesukaran ..................................................................... 36
3.5 Kriteria daya beda soal ............................................................................... 37
3.6 Hasil analisis daya beda soal ...................................................................... 37
3.7 Kriteria tanggapan siswa ............................................................................ 39
3.8 Kategori indeks gain .................................................................................. 40
4.1 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan tahap I oleh pakar ......................... 43
4.2 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan tahap II ......................................... 44
4.3 Hasil revisi modul berdasarkan masukan pakar ......................................... 46
4.4 Hasil angket tanggapan siswa skala kecil .................................................. 47
4.5 Hasil angket tanggapan siswa skala besar .................................................. 50
4.6 Hasil belajar afektif siswa .......................................................................... 53
4.7 Hasil belajar psikomotorik siswa ............................................................... 54
4.8 Rekapitulasi nilai tes formatif .................................................................... 55
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Penyajian masalah dalam modul ................................................................ 18
2.2. Pertanyaan pada kolom ayo cari tahu........................................................ 19
2.3 Kolom aktivitas siswa ............................................................................... 20
2.4 Tes formatif dalam modul kimia berbasis PBL ......................................... 21
2.5 Kerangka berfikir ....................................................................................... 25
3.1 Desain penelitian ........................................................................................ 27
4.1 Hasil angket tanggapan siswa skala kecil pada setiap butir ....................... 48
4.2 Hasil angket tanggapan siswa skala besar pada setiap butir ...................... 50
4.3 Hasil uji N-gain .......................................................................................... 52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran Kimia ................................................................ 82
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 86
3. Kisi – kisi soal uji coba ........................................................................ 107
4. Soal uji coba ......................................................................................... 110
5. Kunci jawaban soal uji coba ................................................................ 122
6. Analisis butir soal uji coba ................................................................... 123
7. Penentuan item soal uji coba untuk soal pretest dan posttest............... 127
8. Lembar jawaban uji coba soal .............................................................. 128
9. Rekapitulasi hasil penilaian validasi pakar tahap I .............................. 129
10. Lembar penilaian tahap I oleh pakar .................................................... 130
11. Rekapitulasi data hasil penilaian tahap II oleh pakar ........................... 136
12. Rubrik angket kelayakan komponen isi ............................................... 137
13. Lembar instrumen penilaian tahap II kelayakan komponen isi ........... 141
14. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan komponen isi ............ 145
15. Rubrik angket kelayakan komponen penyajian ................................... 146
16. Lembar penilaian tahap II kelayakan komponen penyajian ................. 150
17. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan penyajian .................. 152
18. Rubrik angket kelayakan komponen bahasa ........................................ 153
19. Lembar instrumen penilaian tahap II kelayakan komponen bahasa .... 158
20. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan komponen bahasa ..... 162
21. Kisi – kisi angket tanggapan siswa skala kecil .................................... 163
22. Contoh angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ........................... 164
23. Rekapitulasi angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ................... 166
xiv
24. Kisi – kisi angket tanggapan siswa skala besar .................................... 167
25. Contoh angket tanggapan siswa uji coba skala besar........................... 168
26. Rekapitulasi angket tanggapan siswa uji coba skala besar .................. 171
27. Hasil analisis indeks gain ..................................................................... 172
28. Pedoman penilaian afektif .................................................................... 173
29. Pedoman penilaian psikomotorik ......................................................... 175
30. Hasil analisis aspek afektif siswa ......................................................... 178
31. Hasil analisis aspek psikomotorik siswa .............................................. 180
32. Daftar nama dan kode siswa skala kecil .............................................. 181
33. Daftar nama dan kode siswa skala besar .............................................. 182
34. Surat keterangan penelitian .................................................................. 183
35. Dokumentasi penelitian ........................................................................ 184
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk siap hidup ditengah – tengah masyarakat
(Munib, 2004: 34). Oleh karenanya pendidikan berperan penting untuk
menciptakan manusia yang berkualitas. Melalui kurikulum yang berlaku saat ini
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), aktivitas siswa di dalam
pembelajaran lebih ditekankan dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas
pendidikan.
Konsep belajar mengajar yang dianut saat ini adalah mendapatkan
pengetahuan dimana guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan
ilmu sebanyak-banyaknya dan siswa hanya menerimanya (Suprijono, 2009: 3).
Siswa hanya menghafal hal-hal yang telah diberikan guru tanpa memahami apa
yang telah dipelajari sehingga siswa merasa kurang tertarik untuk mempelajari
materi serta kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Selain itu,
sebagian siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan
bagaimana pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam
situasi yang berbeda baik untuk mengerjakan soal atau menerapkan konsep dalam
kehidupan nyata.
2
Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, skill, dan pendidikan
karakter (Kemendikbud, 2013). Namun pelaksanaan pembelajaran sains termasuk
kimia masih kurang melibatkan peran aktif siswa. Berdasarkan hasil observasi di
SMA N 5 Magelang, pembelajaran kimia yang dilakukan masih cenderung
berpusat pada siswa. Selain itu, kesadaran belajar siswa juga masih kurang. Hal
ini ditunjukkan dari hanya beberapa siswa saja yang mempunyai buku pegangan
sebagai sumber belajarnya. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi
kimia didapatkan bahwa dalam pembelajaran kimia guru tidak menggunakan buku
teks atau LKS, namun siswa hanya di pinjami ketika pembelajaran kimia
berlangsung. Sehingga sumber belajar yang dimiliki siswa masih kurang dan
siswa hanya bergantung pada penjelasan dan catatan dari guru. Hal ini dapat
menghambat siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
Materi sistem koloid merupakan materi pelajaran yang diajarkan di
SMA/MA jurusan IPA. Materi sistem koloid membutuhkan daya hafalan dan
pemahaman yang cukup. Materi sistem koloid sangat erat kaitannya dengan
permasalahan – permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Penerapan
sifat – sifat sistem koloid banyak kita jumpai dalam bidang industri pertanian
maupun kedokteran. Sehingga materi sistem koloid menjadi sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami, bukan hanya sekedar untuk dihafalkan. Dalam
kenyataannya, siswa hanya dituntut oleh guru untuk sekedar menghafal tanpa
menuntut siswa memahami materi tersebut secara mendalam dengan cara
menghubungkan materi dengan permasalahan sehari - hari. Materi ini tidak
hanya membutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
3
menguasai konsep akan tetapi juga dibutuhkan suatu bahan ajar yang dapat
membuat siswa menguasai konsep dan aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-
hari. Solusi dari hal tersebut maka pembelajaran harus dikemas dalam sebuah
model pembelajaran yang menarik dan juga dapat membuat siswa lebih berperan
secara aktif dalam pembelajaran kimia. Problem Based Learning (PBL)
merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pilihan. Untuk
membantu guru dalam menerapkan model PBL dapat digunakan bahan ajar
berupa modul agar siswa lebih aktif dan mandiri dalam belajarnya.
Modul merupakan paket belajar mandiri siswa yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Menurut Russel sebagaimana
dikutip Wena (2014: 224), sistem pembelajaran modul akan menjadikan
pembelajaran lebih efisien, efektif dan relevan. Andriani menambahkan bahwa
modul dapat menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi guru serta menjadi
bahan untuk berlatih bagi siswa dalam melakukan penilaian sendiri. Modul
merupakan bahan ajar yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar mandiri bagi
siswa, karena didalam modul telah dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar
mandiri (Depdiknas, 2008). Selain itu, peran guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan modul dapat diminimalkan, sehingga pembelajaran lebih berpusat
pada siswa. Peran guru dalam pembelajaran menggunakan modul yaitu sebagai
fasilitator bukan lagi yang mendominasi dalam pembelajaran (Prastowo,2012:
108).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Sujiono (2014) pada materi gerak dengan
menggunakan modul, hasil positif diperoleh dari siswa melalui pemberian angket
pada ujicoba skala besar dimana rata – rata prosentase skor yang diperoleh yaitu
88,96%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan membuat
minat siswa untuk mempelajari modul baik. Selain itu, penelitian Febriana dkk.
(2014) tentang tanggapan siswa penggunaan modul pada uji coba skala luas
diperoleh rata – rata skor 3,52 dengan kriteria sangat baik dan pada uji coba skala
kecil diperoleh rata – rata skor 3,46 dengan kriteria baik.
Menurut Arends (dalam Trianto 2007: 68) PBL merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan
masalah dalam dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa,
melatih kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan
berpikir siswa dalam pemecahan masalah. Menurut Devi (2013) PBL tidak hanya
sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga merupakan pembelajaran
konstruktivis yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan sehari - hari
yang didalamnya terdapat aspek kegiatan inkuiri, self-directed learning,
pertukaran informasi, dialog interaktif, dan kolaborasi pemecahan masalah.
Model PBL bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang
harus dipelajari dan pembelajarannya lebih melibatkan siswa. Apabila siswa
mencari, mengolah dan menyimpulkan sendiri masalah yang dipelajari maka
pengetahuan yang didapatkan akan lebih lama melekat dipikiran. Penelitian
yang dilakukan Trihatmo (2012) menunjukan bahwa penerapan model PBL
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5
Untuk memenuhi bahan ajar dan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan peran aktif siswa, maka dapat disusun bahan ajar berupa modul
yang diintegrasikan dengan model PBL. Modul kimia berbasis PBL menjadikan
masalah sebagai konteks dan penggerak bagi siswa untuk belajar. Modul berbasis
masalah akan memotivasi siswa untuk belajar, membentuk pemahaman
pendalaman pada setiap pelajaran, dan meningkatnya keterampilan aspek kognitif,
pemecahan masalah, kerja kelompok, komunikasi, dan berpikir kriris (Kurniawati
& Amarlita, 2013).
Dari uraian di atas, peneliti ingin mengembangkan bahan ajar cetak pada
materi sistem koloid berupa modul. Modul kimia berbasis PBL dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan siswa sebagai salah satu sumber belajar mandiri
siswa. Adanya model pembelajaran PBL menjadi ciri khusus yang mampu
mengembangkan keterampilan tangan dan kemampuan berpikir siswa serta
menjadikan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber
belajar mandiri siswa SMA Kelas XI layak digunakan?
2. Apakah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber
mandiri belajar siswa SMA Kelas XI efektif digunakan?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kelayakan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid
sebagai sumber mandiri belajar siswa SMA Kelas XI.
2. Mengetahui keefektifan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid
sebagai sumber mandiri belajar siswa SMA Kelas XI
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat menjadi salah satu alternative sumber belajar mandiri siswa
dalam pembelajaran kimia
2. Bagi peneliti
a. Dapat digunakan sebagai bekal peneliti untuk mengajar dikemudian hari.
b. Dapat mengetahui cara penyusunan modul pembelajaran dengan baik dan
benar.
3. Bagi guru kimia
a Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam
pengembangan bahan ajar selanjutnya
b Memberikan alternatif modul yang baik berdasarkan kualitas aspek
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran, perlu adanya pembatasan ruang
lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah sebagai berikut.
7
1.5.1 Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development )
Menurut Sugiyono (2006: 407), research development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
1.5.2 Modul
Modul merupakan seperangkat alat atau sarana pembelajaran yang berisi
materi, metode, batasan – batasan, dan cara mengevaluasi yag dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
dengan tingkat kompleksitasnya (Depdiknas, 2007). Modul biasanya hanya berisi
satu materi pokok.
1.5.3 Problem Based Learning
Arends (2007: 41) menyatakan bahwa esensinya PBL menyuguhkan
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.
1.5.4 Sumber Belajar Mandiri
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu
setiap orang dalam belajar. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan lingkungan (Sujana dan Riva’i, 2003). Sedangkan belajar mandiri
adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas dalam menentukan tujuan
belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya,
menggunakan sumber – sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan
akademik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar
(Paulina, 1997).
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian dan Pengembangan (research and development)
Penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) adalah
sebuah strategi penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabkan (Sutama, 2010: 32). Metode penelitian dan
pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono,2006: 407).
Model yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah 4D-Model
yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate) yang
direkomendasikan oleh Thiagarajan dkk (1974). Tahap penyebaran (disseminate)
tidak dilakukan karena penelitian pengembangan ini hanya sampai menghasilkan
produk berupa modul. Jadi pengembangan ini hanya mengadopsi sampai tahap
ketiga yaitu pengembangan (develop).
Pada tahap define, langkah yang dilakukan adalah menetapkan
/mendifinisikan dan membatasi apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam
pengembangan modul ini. Langkah ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu: (a)
melakukan analisis ujung depan; (b) melakukan analisis siswa; (c) melakukan
9
analisis materi pembelajaran; dan (d) merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah
yang dilakukan pada tahap design adalah membuat rancangan awal komponen
modul. Langkah ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu: (a) mengkontruksi
materi pembelajaran; (b) menetapkan alat, bahan, dan media; (c) menentukan
format modul. Pada tahap develop, kegiatan yang dilakukan adalah
mengembangkan modul yang telah dirancang. Pada tahap design sebagian besar
modul telah disusun, namun perlu adanya perbaikan demi tercapianya bahan ajar
yang optimum. Adapun langkah – langkah dalam tahapan ini adalah : (a)
menyusun modul awal; (b) menelaah modul awal; (c) merevisi modul awal; (d)
melakukan validasi; (e) melakukan uji coba terbatas; (f) menganalisis dan
merevisi hasil validasi dan uji coba terbatas; dan (g) menghasilkan produk berupa
modul.
2.2 Sumber Belajar Mandiri
AECT (Association of Education and Communication Technology) (1977)
mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang
berupa data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar
baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Sujana dan Riva’i (2003), sumber
belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang
dalam belajar. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan.
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas dala
menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya,
10
strategi belajarnya, menggunakan sumber – sumber belajar yang dipilihnya,
membuat keputusan akadenik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk
tercapainya tujuan belajar (Paulina, 1997).
2.3 Modul
2.3.1 Pengertian Modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh
dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar
yang spesifik (Daryanto, 2013: 9). Modul biasanya hanya berisi satu materi pokok
dan berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing – masing.
Modul dirancang secara khusus dan jelas sesuai dengan kecepatan
pemahaman masing – masing siswa terhadap suatu materi sehingga mendorong
siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Menurut Nasution (2003:
205), mengemukakan modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang
lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang
dirumuskan secara khusus dan jelas. Suatu modul minimal memuat tujuan
pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi.
2.3.2 Tujuan Pembelajaran Modul
Depdiknas (2008), mengemukakan tujuan pembelajaran modul adalah
sebagai berikut:
“1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbal, 2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera,
11
baik siswa maupun guru/instruktur, 3) Agar dapat digunakan secara tepat
dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar,
4) Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa
belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, 5)
Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.”
Modul sebagai sumber belajar mandiri hendaknya disusun secara efektif dan
terperinci sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap isi dari modul tersebut.
Selain itu penulisan modul juga harus dapat membangkitkan gairah siswa dengan
penyampaian materi yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini
dikarenakan inti dari pembuatan modul sendiri adalah agar siswa dapat leluasa
dalam belajar meskipun tidak didampingi guru atau dilingkungan sekolah.
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki peran penting dalam
proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2012: 107-108), modul berfungsi
sebagai berikut.
a. Bahan ajar mandiri, siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung kehadiran
guru.
b. Pengganti fungsi guru, modul mampu menjelaskan materi pembelajaran
dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa.
c. Sebagai alat evaluasi, untuk mengukur dan menilai tingkat penguasaan materi
siswa.
d. Sebagai bahan rujukan bagi siswa.
Modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar cetak memiliki kelebihan
dibandingkan dengan bahan ajar cetak lainnya karena modul memiliki komponen
yang paling lengkap. Menurut Prastowo (2012: 112-113) dalam penulisan struktur
12
bahan ajar modul, paling tidak harus memuat 7 komponen utama yaitu judul,
petunjuk belajar,kompetensi dasar, informasi pendukung, latihan, tugas/langkah
kerja, dan penilaian.
Selain memiliki kelebihan, modul juga memiliki kelemahan menurut
Wulandari (2011) yaitu antara lain:
a Modul biasanya masih menunjukan adanya paksaan kepada siswa agar ia
mengikuti acara, selera, kebiasaan penulis modul.
b Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk memilih jalur urutan topik – topik
yang lebih sesuai dengan seleranya
c Sedikit sekali menggunakan media pendidikan, karena boleh dikatakan semua
materi diutamakan menggunakan tulisan
2.3.3 Pengembangan Modul
Pengembangan modul merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk
meningkatkan produk berupa modul menjadi lebih sesuai dengan tingkat
kebutuhan sehingga penggunaannya menjadi lebih efektif bagi siswa. Menurut
Sukmadinata yang diacu oleh Indaryati (2008), dalam pembelajaran menggunakan
modul siswa belajar secara individual dalam arti mereka dapat menyesuaikan
kecepatan belajarnya dengan kemampuan masing – masing.
Pengembangan suatu modul perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Modul
harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi. Menurut
Daryanto (2013: 11), pengembangan modul harus memperhatikan materi belajar
apa yang saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang
diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya apa saja yang diperlukan
13
dan yang telah tersedia untuk mendukung penggunaan modul, dan hal – hal lain
yang dinilai perlu.
Dalam mengembangkan modul harus memperhatikan karakteristik yang
diperlukan sebagai modul. Menurut Sungkono (2009), karakteristik modul dapat
diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
a. Prinsip – prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan
(objective model)
b. Prinsip – prinsip mandiri (self instructional)
c. Prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
d. Penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
e. Prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalam mata pelajaran
f. Penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self evaluation)
2.4 Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan strategi pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan – permasalahan praktis sebagai pijakan
dalam belajar dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan –
permasalahan. Menurut Duch (1995) PBL merupakan model pembelajaran yang
menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Pada pembelajaran berbasis
masalah, masalah dimunculkan sedemikian rupa hingga siswa perlu
menginterpretasi masalah, mengumpulkan informasi sebagai bantuan yang
diperlukan, mengevaluasi alternative solusi, dan mempresentasikan solusinya
(Devi, dkk.,2014).
14
Akcay (2009) menyatakan bahwa “PBL includes three main characteristics:
(1) engages students as stakeholders in a problem situation; (2) organizes
curriculum around this holistic problem, enabling student learning in relevant
and connected ways; (3) creates a learning environment in which teachers coach
student thinking and guide student inquiry, facilitating deeper levels of
understanding”.
Tujuan dari PBL adalah untuk mengembangkan keterampilan tangan dan
kemampuan berpikir siswa serta melatih siswa untuk dapat menerapkan materi
pembelajaran dengan masalah – masalah dalam kehidupan nyata. Bilgin et al
(2009) menyatakan bahwa “PBL aims improve students’ ability to work in a team,
showing their co-ordinated abilities to acces information and turn it into viable
knowledge”.
Menurut Savoie dan Hughes (dalam Wena, 2009), menyatakan bahwa
strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
a. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.
b. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan diseputar
disiplin ilmu.
c. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan
secara langsung proses belajar mereka sendiri.
d. Menggunakan kelompok kecil
e. Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam
bentuk produk dan kinerja.
15
Sedangkan menurut Arends (2007: 42), model PBL memiliki lima
karakteristik, sebagai berikut:
(1) Pertanyaan atau masalah perangsangan
PBL mengorganisasikan pengajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang
penting secara social dan bermakna secara personal untuk siswa. Siswa
menghadapi situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut.
(2) Fokus interdisipliner
Masalah yang akan di selidiki telah di pilih sesuai dengan kehidupan nyata
agar dalam pemecahannya menuntun siswa untuk menggali berbagai mata
pelajaran.
(3) Investigasi autentik
PBL mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian terhadap masalah yang nyata. siswa harus menganalisis dan
mengidentifikasi masalah , mengembangkan hipotesis , dan membuat prediksi ,
mengumpulkan dan menganalisis informasi ,melakukan eksperimen , membuat
referensi , dan menarik kesimpulan
(4) Produk artefak dan exhibit
PBL menuntut siswa untk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata dan penyampaian yang menjelaskan solusi siswa
(5) Kolaborasi
PBL dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya.
16
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan perilaku. Fase – fase
dan perilaku tersebut merupakan tindakan pola. Pola ini diciptakan agar hasil
pembelajaran dengan pengembangan berbasis masalah dapat diwujudkan. Adapun
sintak pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase - fase Perilaku guru
Fase 1: Memberikan orientasi
tentang permasalahannya kepada
peserta didik
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan berbagai
kebutuhan logistik penting dan
memotivasi peserta didik untuk terlibat
dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2: Mengorganisasikan peserta
didik untuk meneliti
Guru membantu peserta didik
mendifinisikan dan mengorganisasasikan
tugas-tugas belajar terkait dengan
permasalahannya
Fase 3 : Membantu investigasi
mandiri dan kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari
penjelasan dan solusi
Fase 4: Mengembangkan dan
mempresentasikan artefak dan
exhibit
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan artefak –
artefak yang tepat, seperti laporan,
rekaman video, dan model-model serta
membantu mereka untuk
menyampaikannnya kepada orang lain
Fase 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses mengatasi
masalah
Guru membantu peserta didik melakukan
refleksi terhadap investigasinya dan
proses-proses yang mereka gunakan
(Suprijono,2011: 74)
2.5 Modul Kimia Berbasis PBL pada Materi Sistem koloid
Pengembangan modul dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Karaketristik siswa mencakup tahapan perkembangan siswa, latar belakang
keluarga dan lain – lain. Menurut Depdiknas (2008), pengembangan modul dapat
menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Modul
17
dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualiatas
serta dapat menyediakan kegiatan pembelajaran yang lebih terencana dengan baik.
Modul kimia yang dikembangkan merupakan modul kimia berbasis PBL
dimana siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir dengan menyelesaikan
masalah berupa fenomena yang berhubungan dengan kehidupan sehari – hari
siswa. Modul kimia berbasis PBL disusun berdasarkan komponen/langkah
pembelajaran PBL, yaitu langkah pembelajaran menurut Arends (dalam Trianto,
2010). Adapun langkah – langkahnya meliputi, (a) penyajian masalah, (b)
pengorganisasian siswa, (c) penyelidikan kelompok, pada tahap ini siswa
melakukan kegiatan, (d) pengembangan dan penyajian hasil karya, (e)
pengevaluasian hasil penyelidikan.
Modul kimia berbasis PBL yang dikembangkan ini, permasalahan –
permasalahan disajikan dalam bentuk study case pada setiap subbab.
Permasalahan yang disajikan adalah permasalahan yang sering siswa temui dalam
kehidupan sehari – hari. Masalah yang disajikan dalam modul merupakan ilustrasi
peristiwa yang berhubungan dengan dunia nyata. Penyajian masalah berupa
ilustrasi peristiwa dalam kehidupan sehari – hari diharapkan dapat membuat siswa
untuk dapat belajar secara mandiri maupun kelompok.
Penyajian masalah dalam modul sendiri merupakan salah satu tahapan
pembelajaran berbasis PBL, yaitu tahapan yang pertama. Tahap pembelajaran
PBL yang pertama yaitu mengorientasikan siswa pada masalah. Masalah yang
disajikan dalam modul seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
18
Gambar 2.1 penyajian masalah dalam modul
Tahap pembelajaran berbasis PBL yang kedua yaitu pengorganisian siswa
untuk siap belajar. Setelah siswa diberikan permasalahan yang harus dipecahkan,
guru mengorganisasikan siswa dengan cara membagi siswa kedalam beberapa
kelompok dan menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang
ada dalam kolom Ayo ”Cari Tahu” dalam modul yang berhubungan dengan materi
yang akan dipelajari. Dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, siswa
19
diarahkan untuk dapat memecahkan masalah yang disajikan. Adapun pertanyaan
dalam kolom ayo cari tahu disajikan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Pertanyaan pada kolom ayo cari tahu
Tahap ketiga pembelajaran berbasis PBL yaitu penyelidikan kelompok,
siswa melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya untuk meyelidiki atau
mencari tahu serta mengumpulkan informasi untuk dapat menjawab permasalahan
yang disajikan. Kemudian tahap keempat yaitu pengembangan dan penyajian hasil
20
karya. Pada tahap ini yaitu membantu siswa untuk mengembangkan dan
menyajikan hasil diskusinya. Tahap terakhir pada pembelajaran berbasis PBL
yaitu pengevaluasian hasil penyelidikan. Pada tahap ini siswa akan
mempresentasikan hasil diskusi dari masing – masing kelompok. Ketiga tahap
diatas disajikan dalam kolom “aktivitas” seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2.3.
Gambar 2.3 Kolom aktivitas siswa
Modul kimia berbasis PBL dilengkapi dengan tes formatif pada setiap akhir
subbab yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari
materi pada setiap subbab. Tes formatif terdiri dari 10 soal pilihan ganda serta
dilengkapi dengan pedoman penilaian, sehingga siswa dapat mengukur
kemampuan sendiri terkait subbab yang telah dipelajari dengan mencocokan
21
jawabannya dengan kunci jawaban yang ada dalam modul. Dengan kata lain, tes
formatif yang ada dalam modul merupakan syarat yang harus dipenuhi siswa
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi yang diajarkan dan dapat
melanjutkan ke materi pada subbab selanjutnya. Tes formatif dalam modul tersaji
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Tes formatif dalam modul kimia berbasis PBL
22
2.6 Materi Sistem koloid
Untuk
Aplikasinya
pada
Terdiri
dari
Dilakukan
dengan cara
Dilakukan
dengan cara
Manfaat
Dapat menyebabkan
Sistem
koloid
Efek Tyndall
Bermuatan
Listrik
Gerak Brown Elektroforesis
Koagulasi
Penjernihan air
Fase
terdispersi
dan medium
pendispersi
Dispersi
Kondensasi
Homogenisasi
Busur Bredig
Peptisasi
Mekanik
Reaksi Redoks
Reaksi Hidrolisis
Dekomposisi Rangkap
Penggantian Pelarut Industri
makanan
Industri
kosmetik
Industri
Farmasi
Cara Pembuatan
Mempunyai
sifat
Pencemaran Lingkungan
23
2.7 Penelitian yang relevan
1) Dewi, S.R., Haryono., Suryadi B.U yang berjudul “Upaya Peningkatan
Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan PBL pada Pembelajaran
Kimia materi Sistem koloid, diperoleh hasil bahwa penerapan metode
pembelajaran PBL dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi sistem
koloid.
2) Sujiono dan Widiyatmoko (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul Ipa
Terpadu Berbasis Problem Based Learning Tema Gerak Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, diperoleh hasil bahwa modul IPA terpadu
berbasis PBL tema Gerak layak dan efektif diterapkan dalam pembelajaran.
Penilaian modul IPA terpadu berbasis PBL oleh pakar memperoleh rata – rata
skor 3,6 dengan kriteria layak, tanggapan siswa mencapai 98,9 % dengan
kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa memperoleh nilai rata – rata 80,34
dengan ketuntasan klasikal kelas 100%.
3) Febriana, B.W., Ashadi & Masykuri, M (2014) yang berjudul “Pengembangan
Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi”, diperoleh
hasil bahwa modul kimia berbasis PBL layak digunakan dalam proses
pembelajaran yakni pada uji skala kecil dengan nilai 3,46; dan uji skala luas
3,52. Modul kimia berbasis PBL efektif untuk meningkatkan prestasi belajar
aspek kognitif siswa.
4) Strobel, J., & van Barneveld, A (2009) yang berjudul “When is PBL More
Effective? A Meta-synthesis os Meta-anomysis Comparing PBL to
24
Coventional Classroom”, diperoleh hasil bahwa PBL lebih unggul dan lebih
efektif daripada pendekatan konvensional karena PBL unggul untuk ingatan
jangka panjang, pengembangan keterampilan dan keputusan siswa dan guru,
sedangkan pendekatan konvensional lebih efektif untuk ingatan jangka pendek
yang diukur dengan ujian akhir terkait materi yang dipelajari.
5) Kurniawati, I.L., & Amarlita, D.M (2013) yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X
dalam Materi Hidrokarbon” diperoleh hasil bahwa rata – rata hasil belajar
siswa lebih tinggi setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan
ajar berbasis masalah dibandingkan sebelum pembelajaran menggunakan
bahan ajar berbasis masalah.
2.8 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan dalam Gambar 2.5 berikut.
25
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir Pengembangan Modul pada Materi Sistem
Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri
Fakta
Bahan ajar berupa modul kimia berbasis problem based
learning pada materi koloidsebagai sumber belajar
mandiri siswa
1. Bahan ajar yang dikembangkan berupa
modul cetak
2. Rancangan desain modul kimia berbasis
Problem Based Learning pada materi koloid
Hasil yang diinginkan
Modul kimia berbasis Problem based learning pada
materi koloid
1. Belum adanya modul kimia berbasis Problem
based learning pada materi koloid
2. Pembelajaran berpusat pada guru
3. Sumber belajar mandiri siswa masih kurang
4. learning
Diperlukan bahan ajar berupa modul untuk sumber
belajar mandiri siswa dan model pembelajaran yang
dapat menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa.
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan
(research and development). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber
belajar mandiri siswa.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 5 Magelang pada tahun ajaran 2014/2015
semester genap. Waktu penelitian sesuai saat dibelajarkannya kompetensi terkait
koloid pada bulan April-Mei 2015.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ada dua yaitu 10 siswa kelas XI IPA 2 untuk uji
coba skala kecil dan siswa kelas XI IPA 3 untuk uji coba skala besar.
3.4 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Adapun yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah modul pembelajaran kimia berbasis PBL sebagai sumber
belajar mandiri siswa. Model yang digunakan untuk pengembangan modul ini
mengacu pada model pengembangan 4-D (four D), tetapi dalam penelitian ini,
hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) saja. Adapun diagram alir
27
desain penelitian pengembangan modul kimia bnerbasis PBL disajikan pada
Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. Diagram alir desain penelitian pengembangan Modul Kimia
Berbasis PBL
3.5 Prosedur Penelitian
Berdasarkan desain penelitian, maka prosedur penelitian ini adalah:
1. Tahap Pendefinisian (define)
Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan kegiatan sebagai berikut.
Pendefinisian
(Define)
Membuat rancangan
media
Modul Kimia Berbasis PBL
Validasi pakar/ahli
Uji Coba Skala Kecil
Revisi Akhir Produk
Studi literatur
Revisi I
Revisi II
Uji Coba Skala Besar
Produk akhir
Perancangan
(Design)
Pengembangan
(Develop)
Analisis kebutuhan
28
1) Analisis kebutuhan
Belum adanya modul pembelajaran kimia berbasis problem based learning
di SMA N 5 Magelang, sehingga diperlukan adanya pengembangan modul
pembelajaran kimia berbasis PBL untuk membantu guru maupun siswa dalam
pembelajaran kimia.
2) Analisis silabus dan konsep materi sistem koloid
Setelah menentukan materi modul, maka dilakukan analisis silabus yang
digunakan di SMA N 5 Magelang. Materi yang dipilih disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus
3) Analisis materi
Studi literatur materi-materi yang berkaitan dengan konsep materi yang
dipilih dalam modul pembelajaran kimia berbasis PBL.
2. Tahap perencanaan (design)
Pada tahap ini, materi yang dipilih dalam pengembangan modul
pembelajaran kimia berbasis PBL ini adalah sistem koloid. Materi ini dipilih
karena materi ini berkaitan dengan permasalahan – permasalahan dalam
kehidupan sehari – hari yang dekat dengan kehidupan siswa. Setelah menetapkan
materi, modul kimia didesain sedemikian rupa agar menarik dan membantu siswa
untuk memahami konsep materi sistem koloid. Setelah mendesain modul kimia,
dilakukan penyusunan rancangan modul yang akan diterapkan. Hasil dari tahap
kedua ini adalah draft awal modul kimia berbasis PBL.
3. Tahap pengembangan (develop)
(1) Pembuatan modul kimia berbasis PBL
29
Draft modul kimia berbasis PBL dijadikan acuan dalam pembuatan modul
kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid.
(2) Validasi Tim Pakar
Modul kimia berbasis PBL yang telah selesai disusun selanjutnya divalidasi
oleh pakar. Pakar mengisi angket validasi untuk menguji kelayakan dari modul
yang telah dibuat berdasarkan standar kelayakan BSNP. Proses ini dilakukan oleh
pakar/ahli mengenai aspek kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Adapun yang
dipilih sebagai ahli/pakar dalam validasi ini adalah :
1. Dosen Kimia UNNES
Ahli/pakar kimia yang diminta untuk melakukan pemvalidasian modul ini
adalah dua dosen kimia yang ahli dalam penyusunan modul. Sarannya sangat
diperlukan untuk dijadikan masukan bahkan rujukan dalam pengembangan
penelitian ini.
2. Guru Kimia SMA
Pada proses ini dilakukan validasi petunjuk praktikum oleh guru kimia SMA
N 5 Magelang. Saran dari dua guru kimia akan dijadikan masukan dalam
penyusunan petunjuk praktikum.
Dari hasil penilaian kelayakan oleh pakar, modul kimia yang dikembangkan
perlu direvisi dibeberapa bagian sebelum diuji cobakan pada skala kecil.
(3) Revisi I
Revisi I dilakukan berdasarkan hasil analisis dari hasil validasi pakar/ahli.
Revisi ini dilakukan satu kali dan selanjutnya perlu dikonsultasikan dengan pakar.
30
Hasil revisi yang telah mendapat persetujuan kelayakan dari pakar kemudian diuji
cobakan pada skala kecil.
(4) Uji Coba Skal Kecil
Modul yang telah dinyatakan layak oleh pakar kemudian diuji cobakan pada
skala kecil. Uji coba dilakukan pada 10 siswa kelas XI di SMA N 5 Magelang,
yaitu kelas XI IPA 2. Kesepuluh siswa tersebut diberi draft modul yang telah
direvisi berdasarkan validasi para pakar. Modul tersebut dibawa pulang oleh siswa
dan diberikan waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, dan
mengerjakan soal-soal secara mandiri. Setelah siswa selesai mempelajari modul
selama waktu yang diberikan, selanjutnya siswa diberikan angket mengenai
tanggapan terhadap modul kimia berbasis PBL guna menyempurnakan produk
sebelum diuji cobakan secara luas.
(5) Revisi II
Modul yang telah diujikan pada skala kecil selanjutnya diperbaiki sesuai
dengan saran dan hasil penilaian pada tahap sebelumnya untuk dapat diujikan
pada skala yang lebih luas. Masukan yang diberikan oleh siswa dari hasil uji coba
skala kecil yaitu memperbaiki kesalahan ketik pada modul karena menurut siswa
masih terdapat banyak salah ketik modul. Sehingga dilakukan perbaikan produk
untuk selajnutnya di uji cobakan pada skala luas.
(6) Uji Coba Skala Besar
Modul yang telah direvisi disajikan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang
luas. Uji coba skala besar dilakukan di kelas XI IPA IPA 3 dengsan jumlah siswa
sebanyak 24. Perlakuan yang dilakukan dalam uji coba skala besar adalah dengan
31
menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran, dan hasil observasi yang
diamati adalah hasil belajar siswa dan tanggapan siswa mengenai modul yang
digunakan. Dalam pelaksanaannya, modul tetap dinilai kekurangan yang muncul
guna untuk perbaikan lebih lanjut. Pengujian skala besar dilakukan untuk
mengetahui keefektifan modul yang dlihat dari hasil tanggapan siswa mengenai
pembelajaran dengan modul dan hasil belajar aspek kognitif siswa. Tanggapan
siswa diukur menggunakan angket yang diisi oleh siswa. Hasil belajar diukur
berdasarkan hasil pretest dan posttest setelah pembelajaran selesai.
(7) Modul Pembelajaran Kimia Berbasis PBL
Pada tahap ini modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid yang
dikembangkan sudah dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
2) Metode validasi
Digunakan untuk menganalisis kelayakan modul oleh ahli yang diperoleh
melalui lembar penelitian bahan ajar menurut BSNP. Instrumen yang digunakan
untuk menilai kelayakan modul oleh tim ahli berupa instrumen kelayakan
isi/materi dan penyajian pada tahap I, dan instrument kelayakan isi/materi,
penyajian dan bahasa berdasarkan instrument penilaian BSNP.
3) Metode tes
Digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitf siswa yang
diperoleh dari nilai evaluasi tertulis. Hasil belajar siswa aspek kognitif siswa
diperoleh dengan diadakannya pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest
32
menggunakan soal yang sama dan divalidasi construct oleh guru kimia SMA N 5
Magelang. Data nilai dari pretest dan posttest dijadikan acuan untuk mengetahui
tingkat keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa.
4) Metode observasi
Digunakan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotor siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
5) Metode angket
Digunakan untuk memperoleh tanggapan mengenai minat siswa terhadap
proses pembelajaran. Angket tanggapan siswa diberikan 2 kali, yaitu pada uji coba
skala kecil dan uji coba skala besar. Namun kedua angket memiliki butir-butir
penilaian yang berbeda. Pada uji coba skala kecil, angket yang diberikan kepada
10 siswa kelas XI IPA 2 adalah angket tanggapan siswa mengenai tampilan
modul. Sedangkan ada uji coba skala besar, angket digunakan untuk mengetahui
keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran.
6) Metode dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
subjek penelitian terdiri dari nama siswa dan foto kegiatan penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Prapenelitian
3.7.1.1 Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instumen. Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,
33
validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas tes diketahui
dengan menggunakan rumus γpbi yang rumus lengkapnya adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2007: 93).
γpbi =
√
Keterangan:
γpbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
(p =
)
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
Kemudian harga γpbi diuji dengan uji t, yaitu:
thitung=
γ √
√ γ
Keterangan:
n = jumlah seluruh siswa peserta tes
Jika thitung lebih besar dari ttabel 0,95 dan derajat kebebasan (n-2) maka butir
tes adalah valid.
34
Perhitungan validitas butir soal uji coba secara keseluruhan disajikan dalam
lampiran. Ringkasan hasil analisis validitas soal uji coba disajikan pada Tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal
Valid 1,3,5,6,7,9,10,11,15,16,17,19,20,21,22,23,
24,26,28,29,30,32,33,34,35,36,37,38,40
29
Tidak Valid 2,4,8,12,13,14,18,25,27,31,39 11
Sumber: data primer
Data selengkapnya mengenai analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat
pada lampiran 6.
3.7.1.2 Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal dianalisis dengan rums Kuder Richedson 21 (KR – 21)
berikut ini (Arikunto,2007: 232).
(
)(
)
Keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
M = mean skor total
= varians total
n = banyaknya item
Kriteria reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien reliabilitas Kategori
r < 0,2 Sangat rendah
0,2 ≤ r < 0,4 Rendah
0,4 ≤ r < 0,6 Sedang
0,4 ≤ r < 0,8 Tinggi
0,8 ≤ r ≤ 1,0 Sangat tinggi
(Arikunto, 2007: 232)
35
Jika harga reliabilitas minimum 0,7 soal sudah dikatakan reliabel.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas soal uji coba yang telah diuji cobakan,
diperoleh r11 sebesar 0,72. Nilai r11 yang diperoleh lebih besar dari 0,7. Jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa soal instrumen dikatakan reliabel dan memiliki
reliabilitas yang tinggi. Data selengkapnya mengenai analisis reliabilitas soal
dapat dilihat pada lampiran 6.
3.7.1.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah derajat atau tingkat kesulitan yang dimiliki
oleh sebuah soal. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran soal dalam
instrument ini adalah :
Keterangan:
P : indeks kesukaran soal
B : banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : jumlah peserta tes (Arikunto, 2007: 223)
Kriteria taraf kesukaran soal disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria Taraf Kesukaran Soal
Koefisien tingkat kesukaran soal Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2007: 225)
Item soal yang digunakan yaitu mempunyai taraf kesukaran sukar,
sedang, dan mudah. Berdasarkan hasil analsis taraf kesukaran soal yang telah
36
dilakukan, diperoleh data taraf kesukaran soal pada uji coba soal yang disajikan
pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal
Sukar 4,18, 31 3
Sedang 1,2,5,6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,19,21,22,23,
24,25,26,27,28,29,30,33,34,35,36,37,38,40 31
Mudah 3,11,13,20,32,39 6
Sumber: data primer
Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran, dapat diketahui bahwa 3 butir
soal termasuk kategori sukar, 31 butir soal termasuk kategori sedang, dan 6 butir
soal termasuk kategori mudah. Data selengkapnya mengenai analisis taraf
kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 6.
3.7.1.4 Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa
yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Nilai yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut deskriminasi (D). Daya pembeda soal dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini (Arikunto, 2007: 228).
Keterangan:
DP = daya pembeda
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
JA = banyaknya peserta didik kelompok atas
JB = banyaknya peserta didik kelompok bawah
Kriteria daya pembeda soal disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut:
37
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal
Koefisien daya beda Kategori
DB=0,0 Sangat Jelek
0,0 ≤ DB < 0,2 Jelek
0,2 ≤ DB < 0,4 Cukup
0,4 ≤ DB < 0,7
0,7 ≤ DB ≤ 0,4
Baik
Sangat baik
(Arikunto,2007: 232)
Berdasarkan hasil analisis uji daya pembeda yang telah dilakukan, diperoleh
data yang disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal
Sangat Jelek 2,4,12,13,14,18,25,27,31,39 10
Jelek 8,20,40 3
Cukup 3,10,11,16,17,24,28,29,30,32, 10
Baik 1,6,7,9,15,19,21,22,23,26,33,34,35,36,38 15
Sangat Baik 5,37 2
Sumber: data primer
Data selengkapnya mengenai analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat
pada lampiran 6.
3.7.2 Analisis Data Penelitian
3.7.2.1 Analisis Data Kelayakan
Penilaian kelayakan modul meliputi isi, bahasa dan tampilan. Kelayakan
modul kimia berbasis PBL di nilai oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli
penyajian. Penilaian kelayakan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan
lolos jika semua butir dalam instrumen penilaian mendapat “nilai” atau respon
positif (Ya/Ada). Apabila terdapat butir yang dijawab negatif, maka modul kimia
tersebut dinyatakan tidak lolos, sedangkan penilaian tahap II dianalisis dengan
mengitung rerata skor yang diperoleh dari setiap butir subkomponen penilaian
38
modul. Jika rerata skor tersebut telah didapatkan maka dapat di hitung rerata skor
komponen penilaian modul, dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,2005).
∑
Keterangan :
= rerata skor
∑ = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria penilaian menurut
BNSP (2007).
a Layak, modul dinyatakan layak jika komponen kelayakan ini mempunyai rata-
rata skor lebih besar dari 2,75. Komponen kebahasaan, penyajian dan
kegrafikan mempunyai rata-rata skor lebih besar dari 2,50.
b Layak dengan revisi, modul dinyatakan layak dengan revisi jika komponen
kelayakan isi mempunyai rata-rata skor kurang dari atau sama dengan 2,75,
komponen kelayakan bahasa, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata
skor kurang dari atau sama dengan 2,50 pada setiap komponen.
c Tidak layak, modul dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama
dengan 1 pada salah satu komponen.
3.7.2.2 Analisis Angket Tanggapan Siswa
Data tanggapan siswa didapatkan melalui angket, dan dianalisis dengan
kriteria:
Sangat Setuju = Skor 4
Setuju = Skor 3
Kurang Setuju = Skor 2
39
Tidak Setuju = Skor 1
Nilai Tanggapan =
x 4
Penetuan konversi skor tanggapan siswa terhadap Modul kimia berbasis
PBL menjadi nilai dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Tanggapan Siswa
Nilai Tanggapan Kriteria
3,25 < x ≤ 4,0 Sangat Baik
2,50 < x ≤ 3,25 Baik
1,75< x ≤ 2,50 Cukup Baik
1,0 < x ≤ 1,75 Kurang Baik
3.7.2.3 Uji Efektifitas
Analisis keefektifan Modul kimia berbasis PBL dihitung menggunakan data
hasil belajar siswa dan tanggapan siswa pada skala besar terhadap modul,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
3.7.2.3.1 Uji Gain
Uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari hasil
pretest dan posttest yang telah dilakukan. Hasil belajar siswa berupa nilai pretest
dan posttest siswa dianalisis dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi
(Hake,2004) sebagai berikut:
Dengan kategori tingkat perolehan indeks gain pada Tabel 3.8 sebagai
berikut:
40
Tabel 3.8 Kategori Indeks Gain
Indeks Gain Kategori
g > 0,70 Tinggi
0,7 ≥ g ≥ 0,3 Sedang
g < 0,30 Rendah
(Hake, 2004)
Modul kimia berbasis PBL efektif digunakan dalam pembelajaran yaitu
apabila peningkatan gain hasil analisis pretest dan posttest sekurang – kurangnya
sedang (medium) yaitu lebih dari 0,3.
3.7.2.3.2 Penilaian Afektif dan Psikomotorik Siswa
Penilaian afektif siswa dalam pembelajaran dianalisis melalui lembar
observasi dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan rumus diatas, kriteria afektif dan psikomotorik siswa yang
diterapkan adalah:
Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4
Baik (B) : 2,5 < skor 3,25
Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5
Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75
Modul kimia berbasis PBL efektif digunakan dalam pembelajaran yaitu
apabila hasil analisis aspek afektif dan psikomotorik yang diperoleh siswa
termasuk dalam kategori baik.
3.7.2.4 Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar
Pada akhir pembelajaran, siswa diberi angket untuk menilai keefektifan
modul yang digunakan dalam pembelajaran. Modul kimia berbasis PBL dikatakan
efektif apabila minimal 18 dari 24 siswa memberikan tanggapan dengan kriteria
baik terhadap modul yang dikembangkan pada uji coba skala besar. Tanggapan
41
dengan kriteria baik dlihat dari skor yang diperoleh, yaitu apabila skor yang
diperoleh lebih besar dari 2,50 maka termasuk dalam kriteria baik.
77
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber
belajar mandiri siswa layak digunakan berdasarkan hasil penilaian pakar
dan hasil tanggapan siswa pada skala kecil. Hasil penilaian pakar pada
komponen kelayakan isi diperoleh skor sebesar 3,64, komponen kelayakan
penyajian sebesar 3,77, dan komponen kelayakan bahasa sebesar 3,5
dengan kriteria layak. Hasil tanggapan siswa pada skala kecil diperoleh
skor sebesar 3,15 dengan kriteria baik.
2. Modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber
belajar mandiri siswa efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa dengan N-
gain sebesar 0,69 dengan kriteria peningkatan sedang, hasil belajar aspek
afektif dan psikomotorik siswa dengan kriteria baik, serta hasil angket
tanggapan siswa pada skala besar memberikan tanggapan baik terhadap
modul yang dikembangkan yaitu dengan rerata skor sebesar 3.06.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini yaitu:
1. Model pembelajaran PBL masih asing bagi siswa, sehingga pemberian
penjelasan pada saat awal pertemuan tentang bagaimana langkah –
78
langkah pembelajaran sesuai dengan sintak PBL sangatlah penting. Hal ini
dapat juga diatasi dengan mengubah petunjuk penggunaan modul dengan
lebih komunikatif dan disertai ilustrasi yang lebih menarik.
2. Pengembangan modul pada penelitian lebih lanjut diharapkan lebih
menambahkan variasi soal yang disajikan dalam modul
79
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, B. 2009. Problem Based Learning in Science Education. Journal of
Turkish Science Education. 6 (1), 27 -36.
Arends, R. I. 2007. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bilgin, I., E. Senocak., M. Sozbilir. 2009. The Effect of Problem-Based Learning
Intruction on University Students’ Performance of Conceptual and
Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics,
science & Technology Education, 5(2), 153-164.
BSNP. 2007. Buletin BSNP. Jakarta: BSNP.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas
Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogyakarta. Gava Media.
Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Dinas Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Depdiknas.
Devi, A., S. Mulyani., Haryono. 2014. Perbedaan Implementasi Pembelajaran
Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X
MIA SMA Negeri Di Kota Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (4):
126-135.
Dewi, R. S., Haryono., S. B. Utomo. 2013. Upaya Peningkatan Interaksi Sosial
Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Sistem koloid Di Sma N 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal pendidikan Kimia, 2 (1), 15-
20.
Duch, B. J. 1995. What is problem-based learning? About Teaching: A newsletter
of the Center for Teaching Effectiveness, 47. Retrieved October 7, 2005
from: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html
80
Febriana, W. B., Ashadi., M. Masykuri. 2014. Pengembangan Modul Kimia
Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Senyawa Hidrokarbon
Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi. Seminar Nasional
Pendidikan Sains IV.
Hake, R.R. 2004. Design-Based Research: A Primer of Physics Education
Researchers, submitted to American Journal of Physics on 10 June 2004.
Online di http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-AJP-6.pdf [diakses
14-1-2015].
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.
Kurniawati, I.L. & D.M. Amarlita. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Masalah pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X dalam Materi
Hidrokarbon. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. Ambon:
Universitas Darussalam Ambon.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Muljono, P. 2007. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Buletin BSNP, 2(1)/ Januari 2007
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Munib, A. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES
Paulina, P.1997. Belajar mandiri (Mengajar di Perguruan Tinggi). PAU-PPAI
Dirjen Dikti, Depdikbud.
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
Purwanto, A., Rahadi, & S, Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta:
PUSTEKOM Depdiknas.
Rahayu, I. P ., Sudarmin, & W. Sunarto. 2013. Penerapan model PBL berbantuan
media tranvisi untuk meningkatkan KPS dan hasil belajar. Chemistry in
Education 2 (1): 17-26.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
81
Strobel, J., & van Barneveld, A. 2009. When is PBL More Effective? A Meta-
synthesis of Meta-analyses Comparing PBL to Conventional Classrooms.
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 3(1):44-58.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:PT Tarsito.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuanlitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sujiono, & A. Widyatmoko. 2014. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis
Problem Based Learning Tema Gerak untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Unnes Science Journal, 3(3).
Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam
Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 1(15):49-62. Tersedia
di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51094962_0216-7999.pdf [diakses
14-1-2015].
Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R &
D. Surakarta. Fairuz Media.
Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development
For Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook .
Bloomington, Indiana: The Center for Innovation In Teaching The
Handicapped Indiana University.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trihatmo, T.A., Soeprodjo., A. T. Widodo. 2012. Penggunaan Model Problem
Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Chemistry
in Education, 1 (2).
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: suatu tinjauan
konseptual operasional.Jakarta: Bumi Aksara.
Wulandari, D. 2011. Pengertian Pengajaran dengan Modul. Online. Tersedia di
http://deazywulandari.blogspot.com/2011/01/pengertian-pengajaran-dengan-
modul.html [10-01-2015].
82
SILABUS PEMBELAJARAN KIMIA
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu : 8 jam
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
belajar/
bahan/alat
5.1. Membuat
berbagai sistem
koloid dengan
bahan-bahan
yang ada di
sekitarnya.
Pembuatan
koloid (cara
kondensasi,
dispersi)
Guru menyajikan masalah terkait
pembuatan koloid ( cara kondensasi dan
dispersi)
Siswa mendiskusikan permasalahan yang
disajikan terkait pembuatan koloid melalui
diskusi kelompok
Setiap perwakilan kelompok menyajikan
hasil diskusi didepan kelas
Guru memberikan penguatan materi dan
apresiasi terhadap siswa
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Tes Formatif 4 yang
Menjelaskan
proses
pembuatan
koloid
dengan cara
kondensasi
dan dispersi
Jenis tagihan
Tugas
kelompok
Tugas
individu
Bentuk
instrumen
Penilaian
sikap dan
penilaian
kinerja
presentasi
Tes tertulis
2 jam Sumber
Modul
Kimia
Berbasis
Problem
Based
Learning
Buku kimia
SMA kelas
XI
Lampiran 1
83
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul
5.2.Mengelom
pokkan sifat-
sifat koloid dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Pengelomp
okkan
campuran
Guru menyajikan masalah terkait
pengelompokkan campuran
Siswa mendiskusikan permasalahan yang
disajikan terkait pengelompokkan
campuran melalui diskusi kelompok
Setiap perwakilan kelompok menyajikan
hasil diskusi didepan kelas
Guru memberikan penguatan materi dan
apresiasi terhadap siswa
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Tes Formatif 1 yang
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
Menjelaskan
perbedaan
antara
larutan,
koloid, dan
suspensi.
Mengklasifik
asikan bahan
yang ada di
sekitar
kedalam
suspensi
kasar, larutan
sejati, dan
koloid
Jenis tagihan
Tugas
kelompok
Tugas
individu
Bentuk
instrumen
Penilaian
sikap dan
penilaian
kinerja
presentasi
Tes tertulis 6 jam
Sumber
Modul
Kimia
Berbasis
Problem
Based
Learning
Buku kimia
SMA kelas
XI
Jenis
koloid
Guru menyajikan masalah terkait jenis –
jenis koloid
Siswa mendiskusikan permasalahan yang
disajikan melalui diskusi kelompok
Setiap perwakilan kelompok menyajikan
hasil diskusi didepan kelas
Guru memberikan penguatan materi dan
apresiasi terhadap siswa
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Mengelompo
kkan jenis
koloid
berdasarkan
fase
terdispersi
dan medium
pendispersi
Jenis tagihan
Tugas
kelompok
Tugas
individu
Bentuk
instrumen
Penilaian
sikap dan
penilaian
kinerja
Sumber
Modul
Kimia
Berbasis
Problem
Based
Learning
Buku kimia
SMA kelas
XI
84
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Tes Formatif 2 yang
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
presentasi
Tes tertulis
Sifat
koloid
Guru menyajikan masalah terkait sifat –
sifat koloid
Siswa mendiskusikan permasalahan yang
disajikan melalui diskusi kelompok
Setiap perwakilan kelompok menyajikan
hasil diskusi didepan kelas
Guru memberikan penguatan materi dan
apresiasi terhadap siswa
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Tes Formatif 3 yang
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
Mendeskripsi
kan sifat –
sifat koloid
(efek tyndall,
gerak brown,
dialysis,
elektroforesis
,adsorpsi,
koagulasi)
Menjelaskan
koloid liofil
dan koloid
liofob serta
perbedaan
sifat
keduanya
dengan
contoh yang
ada di
lingkungan.
Jenis tagihan
Tugas
kelompok
Tugas
individu
Bentuk
instrumen
Penilaian
sikap dan
penilaian
kinerja
presentasi
Tes tertulis
Sumber
Modul
Kimia
Berbasis
Problem
Based
Learning
Buku kimia
SMA kelas
XI
Koloid
dalam
kehidupan
sehari -
hari
Guru menyajikan masalah terkait koloid
yang mencemari lingkungan dan peranan
koloid dalam industri
Siswa mendiskusikan permasalahan yang
disajikan melalui diskusi kelompok
Mengidentifi
kasi jenis
koloid yang
mencemari
lingkungan
Jenis tagihan
Tugas
kelompok
Tugas
individu
Sumber
Modul
Kimia
Berbasis
Problem
85
Setiap perwakilan kelompok menyajikan
hasil diskusi didepan kelas
Guru memberikan penguatan materi dan
apresiasi terhadap siswa
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Tes Formatif 5 yang
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
dan peranan
koloid dalam
industri
Bentuk
instrumen
Penilaian
sikap dan
penilaian
kinerja
presentasi
Tes tertulis
Based
Learning
Buku kimia
SMA kelas
XI
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP) Nama Sekolah : SMA N 5 Magelang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semestar : XI IPA 3
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi dasar
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi.
2. Mengklasifikasikan bahan yang ada di sekitar kedalam suspensi kasar, larutan sejati,
dan koloid
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian koloid, suspensi dan larutan.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan bahan yang ada di sekitar kedalam suspensi kasar,
larutan sejati, dan koloid
E. Materi Ajar
1. Larutan
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil,sehingga tidak dapat diamati antara partikel pendispersi dengan
partikel terdispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran
yang tinggi (mikroskop ultra). Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat
ukuran partikelnya adalah molekul atau ion – ion sehingga sukar dipisahkan dengan
penyaringan dan senrifuge (pemusing).
2. Suspensi
Suspensi merupakakn sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar
merata dalam medium pendispersinya. Umumnya sistem dispersi merupakan
campuran yang heterogen, tidak stabil sehingga jika tidak diaduk secara terus –
menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya suspensi
Lampiran 2
87
mengendap bergantung besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi. Semakin besar
ukuran partikel tersuspensi maka semakin cepat proses pengendapan. Sebagai contoh
adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air.
3. Koloid
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas
Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran kertas
perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi
sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi.
Zat-zat yang sukar berdifusi tersebut disebut koloid. Koloid berasal dari kata “kolia”yang
artinya “lem”. Koloid atau disebut juga disperse koloid atau sistem koloid sebenarnya
merupakan sistem disperse dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi
lebih kecil dari suspensi.
Perbedaan secara umum antara larutan, suspense dan koloid dapat dilihat pada
tabel berikut.
Larutan Suspensi Koloid
< 100 nm > 100 nm 1 – 100 nm
Jernih Keruh Agak keruh
Satu fase Dua fase Dua Fase
Homogen Heterogen Antara homogen dan heterogen
Tidak dapat disaring Dapat disaring (filtrasi) Tidak dapat disaring
Tidak terpisah (tidak
mengendap)
Mudah terpisah (mudah
mengendap)
Sukat terpisah (sukar
mengendap)
Sangat stabil Tidak stabil Relatif stabil
Tidak dapat diamati
dengan mikroskop
ultra
Dapat diamati langsung
dengan mata
Hanya dapat dilihat dengan
mikroskop ultra
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Modul kimia berbasis Problem based learning
2. Buku paket SMA:
Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
3. Sumber belajar yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : problem based learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Tanya jawab
88
H. Langkah – langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam kepada siswa, mengajak berdoa,
dan mengkondisikan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
3. Guru memberitahukan bahwa sebelum masuk ke
materi pembelajaran siswa akan mengerjakan soal
pretest terlebih dahulu.
4. Guru membagikan soal prestest dan meminta siswa
untuk mengerjakannya dengan jujur.
5. Guru mengumpulkan lembar jawab siswa setelah
pretest selesai.
6. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi yang akan dipelajari dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari – hari.
30 menit
Inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru :
a. Guru meminta siswa untuk mengamati permasalahan
yang ada dalam modul
b. Guru menanyakan kepada siswa secara klasikal
“dikelas X kalian sudah mempelajari campuran air
dengan gula termasuk larutan sedangkan campuran air
dengan kapur termasuk suspense. Lalu bagaimana
campuran air dengan garam, campuran air dengan
pasir dan campuran air dengan susu? Apakah termasuk
larutan, suspense atau bukan keduanya?
c. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
kemudian menyakan “apakah ada perbedaan antara
ketiga larutan tersebut?”
Siswa :
Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru :
a. Mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok
b. Mengarahkan kepada setiap kelompok untuk mencari
literature terkait dengan materi pengelompokkan
campuran
55 menit
89
c. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi
kelompok
d. Mengarahkan siswa untuk membagi tugas dalam
kelompok.
Siswa :
Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing
berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah
yang telah disajikan terkait materi pengelompokkan
campuran.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan kelompok
Guru :
a. Meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal
terhadap jawaban atas permasalahan yang ada
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada kelompok
yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang ada
c. Mendorong siswa bekerjasama dalam memecahkan
masalah
d. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi membahas
pertanyaan – pertanyaan yang ada pada modul
e. Menilai keaktifan siswa dalam kelompoknya.
Siswa :
a Siswa mengemukakan pendapat atas masalah yang
diberikan
b Setiap kelompok menganalisis hasil studi literature
yang telah dilakukan
c Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan yang ada pada modul
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru :
a. Meminta perwakilan masing – masing kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi
b. Meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan
berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan
kepada kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup
d. Menilai keaktifan siswa (individu dan kelompok)
dalam kelas saat diskusi berlangsung
Siswa:
a Siswa dari perwakilan kelompok mengemukakan
pendapatnya mengenai pengelompokkan campuran
yang telah dibuat dalam bentuk tabel
b Siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
90
penyaji
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru :
a Membimbing siswa kembali mengkaji proses
pemecahan masalah untuk menyimpulkan perbedaan
larutan, suspensi dan koloid.
b Melalui berbagai pertanyaan yang ada dalam lembar
diskusi, guru membimbing siswa menemukan konsep
suspensi, larutan dan koloid.
c Guru bersama siswa membahas penyelesaian masalah
d Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah
menyajikan hasil diskusi dengan baik
Siswa :
a Berdasarkan hasil studi literature yang telah dilakukan,
siswa mengemukakan gagasannya mengenai definisi
sistem koloid, suspensi dan larutan
b Siswa membuat kesimpulan dari proses pembelajaran
yang telah dilakukan
Penutup 1. Melakukan tanya jawab untuk mengetahui tercapainya
indikator dan tujuan pembelajaran
2. Membimbing siswa membuat kesimpulan
3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes
formatif 1 sebagai syarat untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu mengenai jenis – jenis koloid.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
5 menit
I. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian
hasil dilakukan melalui tes tertulis.
91
2. Contoh Instrumen
Magelang, 22 April 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd Tri Amallia Seftiana
NIP:196712171994031007 NIM 4301411036
No. Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Kerja Kelompok - Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Penugasan
- Soal Objektif
3. Keterampilan - Kinerja Presentasi - Kinerja Presentasi
- Rubrik Penilaian
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP) Nama Sekolah : SMA N 5 Magelang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semestar : XI IPA 3
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi dasar
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi.
2. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa jenis sistem
koloid
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu :
1. Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi.
2. Siswa mampu mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam
beberapa jenis sistem koloid
E. Materi Ajar
1. Jenis – Jenis Sistem Koloid
Telah diketahui bahwa sistem kolid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi
dan medium pendispersi. Sistem disperse koloid dapat terbentuk dari disperse zat
padat, cair atau gas ke dalam medium pendispersi dalam fase padat,cair,atau gas. Gas
yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid.sistem kolid diberi nama
berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, misalnya koloid yang terjadi
dari disperse zat cair di dalam medium pendispersi cair dsebut emulsi.
Untuk lebih jelasnya mengenai nama dan jenis koloid dapat dilihat pada tabel
berikut.
Fase
terdispersi
Medium
pendispersi
Jenis (nama)
koloid Contoh
Cair
Cair
Emulsi Susu, mayones, santan, minyak ikan
Padat Sol Cat, pati dalam air, tinta, selai
Gas Buih Krim, pasta, buih sabun
Cair Padat
Emulsi padat/gel Keju, mentega, jeli, agar - agar
Padat Sol padat Mutiara, kaca warna
93
Gas Buih padat Batu apung, karet busa
Cair Gas
Aerosol cair Awan, kabut
Padat Aerosol padat Debu, asap
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Modul kimia berbasis Problem based learning
2. Buku paket SMA:
Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
3. Sumber belajar yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan
mengkondisikan siswa siap belajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi yang akan dipelajari dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari – hari
5 menit
Inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru :
a Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang
ada dalam modul
b Menanyakan kepada siswa secara klasikal “Apa yang
kalian ketahui tentang asap?”
Siswa :
Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru :
a Mengelompokkan siswa ke dalam beberapa
kelompok
b Mengarahkan siswa berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam
modul berkaitan dengan jenis - jenis koloid
c Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi
kelompok
Siswa :
80 menit
94
Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing - masing
dan berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang
terdapat dalam modul.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual
Guru :
a Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan – permasalahan dalam modul dan
alasan menjawab demikian
b Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah.
c Mengarahkan siswa mengkontruksi pemahaman
untuk menuliskan pengertian aerosol, emulsi, buih,
sol serta contohnya dalam kehidupan sehari - hari
d Menilai keaktifan siswa
Siswa :
Siswa secara berkelompok mendiskusiskan jawaban atas
menjawab permasalahan yang diberikan dalam modul
dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah
tersaji dalam modul.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Guru :
a Menunjuk perwakilan beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya
b Meminta kelompok lain untuk memberikan
tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan
kepada kelompok penyaji untuk memberikan
tanggapan balik
c Memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada
kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup
d Menilai keaktifan siswa
Siswa :
Perwakilan siswa mengemukakan pendapatnya
mengenai penyelesaian masalah terkait jenis - jenis
koloid.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru :
a Membimbing siswa kembali mengkaji proses
pemecahan masalah untuk menyimpulkan pengertian
sistem dispersi dan menyebutkan jenis – jenis koloid
dalam kehidupan sehari – hari
b Mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi
c Memberi penghargaan kepada siswa yang telah
menyajikan pekerjaannya di depan kelas
95
Siswa :
Siswa menyimpulkan mengenai jenis – jenis koloid
Penutup 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil
diskusi
2. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes
formatif 2 sebagai syarat untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu mengenai sifat – sifat koloid.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
5 menit
I. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian
hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Contoh Instrumen
Magelang, 22 April 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd Tri Amallia Seftiana
NIP: 196712171994031007 NIM 4301411036
No. Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Kerja Kelompok - Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Penugasan
- Soal Objektif
3. Keterampilan - Kinerja Presentasi - Kinerja Presentasi
- Rubrik Penilaian
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP) Nama Sekolah : SMA N 5 Magelang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semestar : XI IPA 3
Pertemuan : 3
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi dasar
Mengelompokkan sifat – sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
C. Indikator
1. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi,
koagulasi, kestabilan koloid, dialisis).
2. Menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan
contoh yang ada di lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu :
1. Siswa dapat mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown,
adsorpsi, koagulasi, kestabilan koloid).
2. Siswa dapat menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob serta perbedaan sifat
keduanya dengan contoh yang ada di lingkungan.
E. Materi Ajar
Sifat – sifat koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
3. Adsorpsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel
atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi
( harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah
permukaan)
97
4. Eektroforesis
Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan
ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid
bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti
koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan
asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
yang berbeda muatan.
6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.
7. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang
menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput
semipermeabel.
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Modul kimia berbasis Problem based learning
2. Buku paket SMA:
Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
3. Sumber belajar yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan
mengkondisikan siswa siap belajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
5 menit
98
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi yang akan dipelajari dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari - hari
Inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru :
d. Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang
ada dalam modul
e. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “jika kita
menonton film dibioskop, kemudian ada asap rokok
yang mengepul ke atas, maka asap akan membuat
gambar pada layar menjadi buram. Bagaimana sifat
asap sehingga dapat menjadikan layar buram?”
Siswa :
Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru :
a Mengelompokkan siswa kedalam beberapa
kelompok
b Mengarahkan siswa untuk berdiskusi bersama
menjawab permasalahan terkait sifat – sifat koloid
c Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi
kelompok
Siswa :
Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing
berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah
yang telah disajikan
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual
Guru :
a Guru mengarahkan siswa mengkontruksi
pemahaman untuk menuliskan pengertian, efek
Tyndall, gerak Brown, adsorpssi, koagulasi, dialisis,
liofil dan liofob.
b Mengarahkan siswa menyelesaikan permasalahan
dalam modul dan alasan menjawab demikian
c Memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah
Siswa :
Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban atas
permasalahan yang diberikan dalam modul dengan
menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah tersaji
dalam modul
80 menit
99
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Guru :
a Menunjuk perwakilan beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya
b Meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan
berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan
balik
c Memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada
kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup
d Menilai keaktifan siswa
Siswa :
Siswa mengemukakan pendapat atas permasalahan yang
diberikan terkait sifat – sifat koloid
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru :
a Membimbing siswa kembali mengkaji proses
pemecahan masalah untuk menyimpulkan pengertian
sifat – sifat koloid
b Mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi
c Memberi penghargaan kepada siswa yang telah
menyajikan pekerjaannya di depan kelas
Siswa :
Siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang
telah dilakukan
Penutup 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil
diskusi
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat
contoh koloid yaitu pudding, es krim dan susu
kedelai dirumah dan dibawa pada pertemuan
selanjutnya untuk di presentasikan
3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes
formatif 3 sebagai syarat untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu pembuatan koloid dan koloid
dalam kehidupan sehari - hari
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
5 menit
100
I. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian
hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Contoh Instrumen
Magelang, 22 April 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti,
Kartono, S.Pd, M.Pd Tri Amallia Seftiana
NIP: 196712171994031007 NIM 4301411036
No. Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Kerja Kelompok - Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Penugasan
- Soal Objektif
3. Keterampilan - Kinerja Presentasi - Kinerja Presentasi
- Rubrik Penilaian
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP) Nama Sekolah : SMA N 5 Magelang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semestar : XI IPA 3
Pertemuan : 4
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi dasar
Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya
C. Indikator
1. Menjelaskan proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi
2. Mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan dan peranan koloid
dalam industri
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan
dispersi
2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan dan
peranan koloid dalam industri
E. Materi Ajar
1. Pembuatan koloid
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat
kedalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi
menjadi koloid atau mengubah larutan menjadi koloid. Ukuran partikel koloid terletak
di antara partikel suspensi dan partikel larutan sejati. Oleh karena itu, partikel koloid
dapat dibuat dengan cara menghaluskan partikel suspense hingga berukuran koloid
dan mengelompokkan partikel larutan sejati. Pembuatan koloid dengan cara
menghaluskan partikel suspense disebut dengan dispersi, sedangkan pembuatan
koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut kondensasi. Pembuatan
koloid dilakukan melalui 2 cara yaitu:
A. Cara dispersi
Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan mengubah partikel-
partikel suspensi kasar (besar) menjadi partikel-partikel koloid. Perubahan partikel
kasar menjadi partikel koloid dapat dilakukan dengan cara:
102
1) cara mekanik (penggerusan)
2) busur bredig
3) cara peptisasi (pemecahan).
B. Cara kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung
menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti:
1) reaksi redoks,
2) reaksi hidrolisis,
3) dekomposisi rangkap
4) pergantian pelarut.
2. Koloid dalam kehidupan sehari – hari
A. Koloid dalam industri
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan bahan – bahan kimia
berbentuk koloid. Koloid banyak dimanfaatkan oleh industri untuk membuat
produknya. Misalnya industri kosmetik, makanan dan farmasi. Penggunaan koloid
dalam industri disebabkan banyak zat yang diperlukan dalam produk industri tidak
saling bercampur. Dengan cara membuat produknya ke dalam sistem koloid, industri
dapat menyajikan suatu campuran zat yang tidak saling bercampur manjadi campuran
yang homogen (dalam skala makroskopis). Di samping itu juga bersifat stabil,
sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang dapat
menstabilkan hasil industri ini dinamakan koloid pelindung. Misalnya, es krim yang
ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es krim menyebabkan es krim tidak dapat
meleleh. Dalam dunia industri, koloid digunakan dalam industri antara lain:
Kosmetik, tekstil, farmasi, sabun dan detergen, makanan
B. Koloid yang mencemari lingkungan
Selain banyak manfaatnya bagi kita, ada juga koloid yang dapat mencemari
lingkungan disekitar kita. Koloid - koloid yang dapat menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan kita adalah sebagai berikut:
1) Aerosol cair
Aerosol cair dapat mencemari lingkungan jika mengandung bahan CFC,
karena CFC dapat merusak lapisan ozon bumi kita.
103
2) Detergen dan Sabun
Detergen terbentuk dari asam benzena sulfonat (ABS) dan sodium tripolifosfat
(STTP) sehingga dapat mencemari air sebab kedua bahan tersebut tidak dapat
diuraikan oleh bakteri.
3) Asap Pabrik
Asap pabrik yang mengandung gas SO3 menyebabkan hujan asam. Akibat
dari hujan asam adalah merusak atau menimbulkan korosi pada pada besi atau
Palauan batuan candi. Sedangkan asap buangan pabrik yang mengandung logam berat
(Pb,Cd) sangat mencemari lingkungan.
4) Asbut
Asbut merupakan campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan
partikel-partikel zat cair dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap
(smoke) dan kabut (fog). Asap mengandung belerang oksida (SO2), gas ini dapat
bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfat yang akan mengiritasi
paru-paru sehingga menghasilkan banyak lendir. Sebanyak 4000 orang meninggal
dalam kasus di London pada tahun 1952.
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Modul kimia berbasis Problem based learning
2. Buku paket SMA:
Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
3. Sumber belajar yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran
Pertemuan 4 (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan
mengkondisikan siswa siap belajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi yang akan dipelajari dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari - hari
5 menit
Inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru :
f. Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang
80 menit
104
ada dalam modul
Pembuatan koloid
g. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “pada
pembelajaran sebelumnya, kita telah mempelajari
bahwa partikel koloid memiliki ukuran yang lebih
besardari partikel larutan dan lebih kecil dari partikel
suspensi. Koloiddapat dibuat dengan cara
memperbesar ukuran partikel atau memperkecil
ukurannya. Lalu bagaimana prosesnya?”
Koloid dalam kehidupan sehari - hari
h. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “selain
koloid dapat dimanfaatkan, ada juga koloid yang
merusak lingkungan. Salah satunya adalah sabun.
Mengapa sabun dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan?”
Siswa :
Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan
yang diberikan oleh guru
Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru :
a Mengelompokkan siswa kedalam beberapa
kelompok
b Mengarahkan siswa untuk berdiskusi bersama
menjawab permasalahan tersebut
c Memotivasi siswa unruk bekerjasama dalam diskusi
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang
disajikan
d Guru mengarahkan siswa untuk membagi tugas
dalam kelompok.
Siswa :
Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing
dan bekerjasama untuk memecahkan permasalahan yang
telah disajikan.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan kelompok
Guru :
a Memantau kegiatan siswa dalam kelompoknya.
b Memberi bimbingan seperlunya kepada kelompok
yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang disajikan
c Mengarahkan siswa mengkontruksi pemahaman
untuk menjelaskan mengenai pembuatan koloid dan
koloid yang mencemari lingkungan serta peranan
koloid dalam industri
Siswa :
105
Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban atas
permasalahan yang diberikan dalam modul dengan
menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah disajikan
dalam modul
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Guru :
a Menunjuk perwakilan beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjannya
b Meminta kelompok lain untuk memberikan
tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan
kepada kelompok penyaji untuk memberikan
tanggapan balik.
c Menilai keaktifan siswa
Siswa :
Mengemukakan pendapat mengenai penyelesaian
masalah terkait pembuatan koloid dan koloid yang
mencemari lingkungan serta peranan koloid dalam
industri
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru :
a Membimbing siswa kembali mengkaji proses
pemecahan masalah untuk menyimpulkan koloid
yang mencemari lingkungan dan peranan koloid
dalam industri
b Guru bersama siswa membahas penyelesaian
masalah
c Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah
menyajikan hasil percobaan dengan baik
Siswa :
Membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah
dilakukan
Penutup 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil
percobaan
2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes
formatif 4 dan 5
4. Guru mengingatkan kepada siswa, bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest
5 menit
106
I. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan
penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Contoh Instrumen
Magelang, 22 April 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd Tri Amallia Seftiana
NIP: 196712171994031007 NIM 4301411036
No. Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Kerja Kelompok - Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Penugasan
- Soal Objektif
3. Keterampilan - Kinerja Presentasi - Kinerja Presentasi
- Rubrik Penilaian
107
KISI – KISI SOAL UJI COBA
Sekolah : SMA N 5 Magelang Jumlah soal : 40
Mata pelajaran : Kimia Bentuk soal/ tes : Pilihan ganda
Kurikulum : KTSP Alokasi Waktu : 45 menit
Kelas/ semester : XII IPA/Genap Tahun pelajaran : 2014/2015
Standar Kompetensi
5 Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
Kompetensi Dasar
5.1 Mengelompokkan sifat – sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
5.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya
Sub Materi Indikator No
Soal
Ranah Kognitif Ket
C1 C2 C3 C4
Sistem koloid
Menjelaskan pengertian koloid 1 √
Mengelompokkan beberapa campuran ke dalam koloid, larutan
dan suspensi
8
31
34
√
√
√
Jenis koloid Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi.
2
3
4
13
16
√
√
√
√
√
Lampiran 3
108
20
21
23
26
33
40
√
√
√
√
√
√
Peranan koloid
dalam industry
Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetika, makanan,
dan farmasi.
5
6
17
27
√
√
√
√
Sifat koloid
Memberikan contoh beberapa sifat koloid dalam kehidupan
sehari – hari yang termasuk efek Tyndall, Gerak Brown, dialysis,
koagulasi, elektroforesis, dan adsorpsi
7
9
10
12
14
15
24
29
30
32
35
39
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengidentifikasi perbedaan antara koloid liofob dan koloid liofil 18
19
√
√
Pembuatan
koloid
Menjelaskan proses pembuatan koloid secara dispersi dan
kondensasi
11
25
28
36
√
√
√
√
109
37
38
√
√
Koloid yang
mencemari
lingkungan
Mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan
22 √
110
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII IPA
Waktu : 45 menit
PETUNJUK UMUM:
1. Tulislah lebih dahulu nomor, nama, dan kelas Anda!
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawabnya!
3. Laporkan kepada guru, apabila ada tulisan yang kurang jelas, rusak atau
jumlah soal kurang!
4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah!
5. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin memperbaiki,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang anda anggap
salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada huruf yang anda anggap
benar.
Contoh : Pilihan semula Dibenarkan
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpulkan kepada guru.
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d atau e!
1. Kalian telah menemukan definisi koloid berdasarkan kesamaan dan perbedaan
sifatnya melalui eksperimen yang telah kalian lakukan. Pada tahun 1912
seorang kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy mendesain mikroskop
ultra. Mikroskop yang dapat digunakan untuk mengamati partikel-partikel
campuran yang telarut yaitu partikel yang memiliki ukuran 1-100 nm
termasuk partikel koloid.
Berdasarkan informasi diatas, koloid adalah …
A B C D E
X
A B C D E
X X
Lampiran 4
111
a. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel diantara
larutan dan suspensi yaitu antara 1 – 100 nm
b. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel > 100 nm
c. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel < 100 nm
d. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel lebih besar
dari suspensi
e. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari
larutan sejati
2. Perhatikan tabel jenis koloid di bawah ini!
Contoh koloid Fase terdispersi Medium pendispersi
Padat Cair Gas Padat Cair Gas
Mayones √ √
Cat √ √
Batu apung √ √
Kabut √ √
Agar – agar √ √
Asap √ √
Gelas berwarna √ √
Buih sabun √ √
Berikut ini contoh koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya
sama dengan batu apung adalah …
a. Selai d. Debu
b. Awan e. Karet busa
c. Tinta
3. Berdasarkan Tabel jenis koloid pada soal no 2, berikut ini contoh koloid yang
fase terdispersi dan medium pendispersinya sama dengan kabut adalah …
a. Awan d. Mentega
b. Santan e. Keju
c. Susu
4. Berdasarkan Tabel jenis koloid pada soal no 2, berikut ini contoh koloid yang
fase terdispersi dan medium pendispersinya sama dengan mayones kecuali …
a. Selai d. Es krim
112
b. Santan e. Lotion
c. Susu
5. Pengeras rambut/hair spray merupakan contoh koloid di bidang industri
kosmetik yang teegolong ke dalam aerosol cair. Fase terdispersi dan medium
pendispersi pada hair spray adalah …
a. Gas dalam cair d. Cair dalam cair
b. Cair dalam gas e. Cair dalam padat
c. Padat dalam padat
6. Selain pengeras rambut/hairspray, contoh koloid yang tergolong ke dalam
aerosol cair adalah …
a. Mutiara d. Debu
b. Susu e. Air sungai
c. Kabut
7. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, campuran yang merupakan
sistem koloid adalah campuran air dengan susu, campuran air dengan sabun,
dan campuran air dengan santan yang memiliki warna campuran keruh.
Ketika sistem koloid tersebut kita berikan perlakuan yaitu dengan melewatkan
berkas cahaya dalam sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut akan
dihamburkan. Sifat partikel koloid dinamakan …
a. Elektroforesis d. Efek Tyndall
b. Koagulasi e. Gerak Brown
c. Dialisis
8. Campuran air dengan pasir, campuran air dengan terigu dan campuran air
dengan kapur dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Berdasarkan cara
pemisahannya, apakah campuran air dengan gula, campuran air dengan garam
dan campuran dengan cuka dapat dipisahkan dengan cara …
a. Penyaringan d. Ultra mikroskop
b. Penguapan e. Destilasi
c. Sentrifuge (pemusing)
9. Pada pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan pemurnian untuk menghilangkan ion -
ion yang bercampur. Pemurnian tersebut disebut dialisis. Proses dialisis adalah
113
proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke
dalam kantong yang terbuat dari membran yang mempunyai pori – pori yang
mampu ditembus oleh ion – ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid.
Sehingga partikel koloid tidak ikut terbawa ketika kantong tersebut
dimasukkan kedalam saluran air dan tetap tertinggal dalam kantong. Kantong
yang digunakan dalam proses dialisis merupakan kantong yang terbuat dari …
a. Membran selektif permeabel d. Membran nanofiltrasi
b. Membran selulosa e. Memban Ultrafiltasi
c. Membran semipermiabel
10. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 9, salah satu pemanfaatan dialisis
dalam kehidupan sehari – hari adalah …
a. Pemurnian gula d. Pembentukan delta
b. Alat pencuci darah e. Alat Cotrell
c. Penjerihan air
11. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 9, pembuatan sol Fe(OH)3
dilakukan dengan cara …
a. Mekanik d. Dekomposisi rangkap
b. Reaksi redoks e. Reaksi Hidrolisis
c. Peptisasi
12. Mayones atau Mayoneis merupakan salah satu jenis saus yang terbuat dari
bahan - bahan telur, cuka dan minyak nabati. Mayonais biasanya digunakan
untuk menambah perasa pada makanan, seperti sandwich, kentang goreng,
burger atau salad. Dalam proses pembuatan mayones, minyak ditambahkan ke
dalam air yang bercampur dengan kuning telur. Fungsi penambahan kuning
telur pada pembuatan mayones adalah …
a. Untuk menghilangkan pengotor d. Menghilangkan muatan
koloid
b. Sebagai emulgator e. Dialisator
c. Sebagai koagulan
13. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 12, mayones tergolong dalam
jenis koloid …
114
a. Sol d. Aerosol cair
b. Buih e. Emulsi padat
c. Emulsi cair
14. Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino ada yang
bermuatan positif, negatif, dan netral pada pH tertentu. Pemisahan asam –
asam amino dilakukan dengan cara mengatur pH larutan asam – asam amino.
Kemudian asam – asam amino ditempatkan dalam medan listrik. Asam amino
yang bermuatan positif akan menuju katode, asam amino yang bermuatan
negatif akan tertarik menuju anode. Sedangkan asam amino netral tidak
tertarik oleh kedua elektrode.
Pemisahan asam amino berdasarkan penjelasan diatas adalah pemisahan
dengan cara …
a. Elektroforesis d. Elektronik
b. Elektrodialisis e. Elektrolisis
c. Elektroanalisis
15. Deodorant merupakan salah satu contoh koloid dalam bidang industri
kosmetik yang berupa emulsi padat. Deodorant digunakan untuk
menghilangkan bau badan dengan cara menggosokkan pada anggota badan.
Pada deodorant terdapat absorben berupa Al-stearat yang dapat menyerap
keringat yang menyebabkan bau badan.
Berdasarkan cara kerja deodorant dalam menghilangkan bau badan, sifat
koloid yang digunakan adalah …
a. Absorpsi d. Dialisis
b. Elektroforesis e. Adsorpsi
c. Kogulasi
16. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 15, fase terdispersi dan medium
pendispersi pada deodorant adalah …
a. Cair dalam padat d. Padat dalam cair
b. Cair dalam cair e. Cair dalam Gas
c. Padat dalam padat
17. Berikut ini yang bukan termasuk koloid dalam bidang industri adalah …
115
a. Lipstik d. Gel rambut
b. Foundation e. Tawas
c. Cat kuku
18. Struktur molekul detergen tersusun atas kepala molekul dan ekor molekul.
Kepala molekul detergen merupakan koloid yang suka berikatan dengan air.
Sedangkan bagian ekor molekul detergen merupakan koloid yang tidak suka
berikatan dengan air. Ketika detergen dilarutkan dalam air, kepala molekul
akan mengikat kotoran yang larut dalam air, dan ekor molekul detergen akan
menarik kotoran yang tidak dapat larut dalam air yaitu minyak dan lemak.
Bagian ekor molekul detergen yang tidak suka berikatan dengan air disebut …
a. Liofil d. Elektofil
b. Liofob e. Hidrofob
c. Hidrofil
19. Bagian kepala molekul detergen suka berikatan dengan air disebut …
a. Liofil d. Elektrofil
b. Liofob e. Hidrofob
c. Hidrofil
20. Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat
padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses
pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang
disebut rennet. Keju dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali
dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Keju ditemukan secara tidak sengaja
oleh seorang pengembara dari Arab. Keju merupakan jenis koloid …
a. Sol padat d. Emulsi padat
b. Buih padat e. Sol
c. Emulsi cair
21. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 21, berikut ini merupakan koloid
yang fase terdipersi dan medium pendispersinya sama dengan keju, kecuali …
a. Mentega d. Jeli
b. Agar – agar e. Mutiara
c. Santan
116
22. Selain bermanfaat bagi kehidupan, koloid juga mempunyai dampak buruk
bagi lingkungan, diantaranya adalah asbut. Sebanyak 4000 orang meninggal
dalam kasus di London pada tahun 1952. Asbut (smog) merupakan kombinasi
dari asap (smoke) dan kabut (frog). Asap merupakan sistem koloid dengan
fase terdispersi padat dan medium pendispersi gas. kabut merupakan sistem
koloid dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi gas. Selain asbut,
koloid yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan adalah …
a. Detergen d. Batu apung
b. Lateks e. Karet busa
c. Debu
23. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 22, berikut ini merupakan koloid
yang fase pendispersi dan medium pendispersinya sama dengan asap adalah
…
a. Awan d. Paduan logam
b. Debu e. Gelas berwarna
c. Mutiara
24. Perhatikan beberapa fakta campuran di bawah ini!
Es krim yang tidak mengkristal sehingga tetep terus kenyal karena
dicampur Gelatin
Susu tidak menggumpal karena terdapat kasein dalam susu.
Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan gom
Berdasarkan fakta campuran di atas, penambahan gelatin, kasein dan gom
berperan sebagai …
a. Koloid pelindung d.Koagulan (penggumpal)
b. Koloid liofil e. Koloid liofob
c. Dialisator
25. Proses pembuatan koloid dengan cara dispersi digunakan untuk membuat sol
logam. Pada proses pembuatan sol logam, logam yang akan dibuat sol
digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi.
Kemudian kedua ujung electroda dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam
yang terjadi akan terdispersi ke dalam medium pendispersi sehingga
117
membentuk koloid. Berdasarkan pembuatan sol logam, cara dispersi dilakukan
melalui …
a. Busur Bredig d. Penggantian pelarut
b. Mekanik e. Homogenisasi
c. Peptisasi
26. Gelas warna merupakan koloid yang terdiri dari fase terdispersi yang
berwujud padat dan medium pendispersi yang berwujud padat. Dispersi zat
padat ke dalam padat disebut …
a. Sol d. Sol padat
b. Aerosol e. Emulsi padats
c. Aerosol padat
27. Dunia farmasi dan kedokteran juga menggunakan sistem koloid, salah satunya
adalah sirup obat batuk. Sirup obat batuk mengandung koloid yang bersifat
liofob (kurang stabil) dan sol liofob ini bersifat irreversible, yaitu setelah
menggumpal tidak dapat kembali lagi walaupun ditambah air sebagai medium
pendispersi. Sehingga sirup obat baruk harus dikocok terlebih dahulu sebelum
diminum. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada sirup obat batuk
adalah …
a. Cair dalam padat d. Cair dalam gas
b. Padat dalam cair e. Cair dalam cair
c. Gas dalam cair
28. Sol belerang dibuat dari reaksi antara hydrogen sulfide (H2S) dengan belerang
dioksida (SO2), yaitu dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
Pembuatan sol belerang dilakukan dengan cara kondensasi. Pembuatan sol
belerang dilakukan dengan cara kondensasi melalui ...
a. Reaksi redoks d. Dekomposisi rangkap
b. Reaksi hidrolisis e. Penggantian pelarut
c. Reaksi penggaraman
29. Norit merupakan salah satu obat diare yang terbuat dari bahan karbon aktif
yang bahan bakunya bisa dari kulit pohon, kulit kacang, batu bara, dan lain-
lain. Kemudian bahan karbon ini diaktifkan dengan proses kimia, yaitu dengan
118
mencampurkannya dengan senyawa asam, mengukusnya dengan uap, atau
dengan gas bertemperatur tinggi sehingga menjadi arang berwana hitam tetapi
tidak berbau dan berasa. Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil
atau tablet, apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut, yaitu dengan
cara menyerap toksin atau bakteri yang ada di dalam saluran pencernaan yang
menyebabkan sakit perut. Berdasarkan mekanisme kerja dari norit, sifat
partikel koloid yang diterapkan adalah …
a. Absorpsi d. Adsorpsi
b. Koagulasi e. Elekroforesis
c. Dialisis
30. Gula tebu yang masih mengandung pengotor
(berwarna coklat) dapat dimurnikan agar didapatkan
gula yang berwarna putih. Dengan cara melarutkan
gula tebu ke dalam air panas. Kemudiian larutan
tersebut dialirkan melalui sistem koloid yaitu tanah
diatom/karbon. Partikel – partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna
(kotoran) dari gula tebu tersebut sehingga didapatkan gula putih yang bersih.
Berdasarkan gambar peristiwa adsorpsi di atas, peristiwa manakah di bawah
ini yang mirip dengan peristiwa di atas!
a Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawas (Al2(SO4)3)
b Sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan
c Proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal
d Karet dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam formiat
e Proses pembuatan yogurt dari susu yang difermentasi
31. Seorang anak memasukkan sesendok susu bubuk ke dalam 500 mL air, lalu ia
memasukkan sesendok pasir pantai ke dalam 500 mL air. Setealah kedua
campuran daiduk, ternyata susu bubuk larut, sedangkan pasir tidak larut dalam
air dan terdapat endapan. Sehingga dari percobaan dapat disimpulkan susu
merupakan koloid sedangkan air dengan pasir merupakan suspensi.
Berdasarkan percobaan diatas, yang membedakan koloid dengan suspensi
adalah …
119
a. Koloid transparan, sedangkan suspensi keruh
b. Koloid stabil, sedangkan suspensi tidak stabil
c. Koloid terdiri atas satu fase, sedangkan koloid terdiri atas dua fase
d. Koloid bersifat homogen, sedangkan suspensi heterogen
e. Koloid menghamburkan cahaya, sedangkan suspensi meneruskan cahaya
32. Air sungai mengandung partikel – partikel koloid pasir dan tanah liat yang
bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion – ion Na+, Mg
2+ dan
Ca2+
yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion – ion
positif dari air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga
terjadi pengendapan yang membentuk suatu delta. Pembentukan delta
merupakan contoh peristiwa …
a. Adsorpsi d. Koagulasi
b. Elektroforesis e. Absorpsi
c. Elektrodialisis
33. Air sungai merupakan koloid yang terdiri dari padatan lumpur yang terdispersi
didalam air. Sistem koloid tersebut dinamakan …
a. Sol d. Emulsi Cair
b. Sol padat e. Buih
c. Emulsi padat
34. Tinta merupakan suatu sistem koloid yang dibuat dengan cara mendispersikan
zat padat ke dalam air, yaitu dengan cara dispersi (cara mekanik). Pembuatan
tinta dilakukan dengan cara menghaluskan karbon pada penggiling (colloid
mill) kemudian didispersikan dalam air. Gom ditambahkan sebagai koloid
pelindung sehingga tinta tidak mengendap. Persamaan anatara koloid dan
suspensi berdasarkan proses pembuatan tinta adalah …
a. Keduanya homogen
b. Keduanya heterogen
c. Keduanya dapat disaring
d. Keduanya dispersi padatan dalam cairan
e. Keduanya membentuk endapan
35. Berikut merupakan koloid pelindung selain gom, kecuali …
120
a. Gelatin d. Minyak Silikon
b. Kasein e. Sol belerang
c. Lesitin
36. Untuk membuat sayur atau kuah, bumbu dapur digerus sampai halus
selanjutnya dituangkan ke dalam air mendidih, dan kuah yang terbentuk
membentuk koloid. Tergolong pembuatan koloid dengan cara …
a. Kimiawi d. Homogenisasi
b. Mekanik e. Busur Bredig
c. Peptisasi
37. Salah satu pembuatan sistem koloid dilakukan dengan cara memecah molekul
besar menjadi molekul yang lebih kecil sesuai dengan ukuran partikel koloid
dengan menambahkan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis zat
pemecah. Partikel kasar yang akan diubah menjadi partikel koloid adalah
berupa endapan. Pembuatan koloid tersebut merupakan pembuatan koloid
dengan cara …
a. Mekanik d. Busur Bredig
b. Peptisasi e. Penggantian pelarut
c. Homogenisasi
38. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 37, contoh pembuatan koloid
dengan menggunakan cara diatas adalah …
a. Pembuatan sol Al(OH)3 d. Pembuatan sol Fe(OH)3
b. Pembuatan sol logam e. Pembuatan sol As2S3
c. Pembuatan sol belerang
39. Seorang paraktikan mengamati partikel santan dengan menggunakan
mikroskop ultra. Santan merupakan koloid jenis emulsi cair. Ketika diamati,
ternyata partikel santan bergerak terus – menerus dengan gerakan yang tidak
beraturan, acak atau zig-zag. Gerakan yang terjadi pada partikel santan terjadi
karena benturan tidak teratur antara fase terdispersi dan medium pendispersi
dari santan. Gerakan tidak beraturan, acak atau zig – zag pada partikel koloid
dinamakan …
a. Efek Tyndall d. Gerak dinamis
121
b. Gerak statis e. Gerak elektrostatik
c. Gerak Brown
40. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 39, fase terdispersi dan medium
pendispersi pada santan adalah …
a. Cair dalam cair d. Cair dalam gas
b. Cair dalam padat e. Gas dalam cair
c. Padat dalam cair
122
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A
2. E
3. A
4. A
5. B
6. C
7. D
8. B
9. C
10. B
11. E
12. B
13. C
14. A
15. E
16. A
17. E
18. B
19. A
20. D
21. C
22. A
23. B
24. A
25. A
26. D
27. E
28. A
29. D
30. A
31. B
32. D
33. A
34. C
35. E
36. B
37. B
38. A
39. C
40. A
Lampiran 5
123
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
11 Devi Ratnasari 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
21 Titin Puspita 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 Ahmad Jauhar Nehru 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
10 Decyta Kusuma Wardani 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
13 Dwi Ayu Chikayanti 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
15 Hajizah Ranari 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
8 Christanto Febri N 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
3 Anju Prasasti R 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
2 Almusa Nur 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
17 Ivan Andri 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
20 Rizqi Widyantori H P 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
7 Chrisna Mahendra U 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
4 Aurelia Edwina Oktavia 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
22 Zharifah A M 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
19 Rizky Nur Rahma Amalia 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
12 Donny Zuliyanto 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
18 Mega Okta Sari 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
16 Heryan A P 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
6 Chakinah Anis Mawadati 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
14 Galelea Dinar 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
5 Berliana Zelly Faudy 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
9 Dara Prameswari 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
JUMLAH X 11 13 17 5 12 13 15 13 13 15 17 10 18 9 13 14 15 6
Lampiran 6
124
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Y
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 33
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 29
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 28
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 27
1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 27
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 26
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25
0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 24
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 24
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 20
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 20
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 19
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 18
1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 17
1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 17
0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 16
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 16
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 16
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 15
15 16 13 15 13 11 8 13 10 13 11 13 4 16 15 9 13 10 12 10 16 11 496
125
ANALISIS BUTIR SOAL (VALIDITAS, TINGKAT KESUKARAN, DAYA BEDA DAN
RELIABILITAS)
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
VA
LID
ITA
S
Mp 25.27 23.59 23.59 18.20 25.75 24.54 24.67 22.31 25.15 24.00 23.82 22.60 22.89 20.78 24.92 24.50 24.20 21.67 24.40
Mt 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55
st 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70
p 0.50 0.59 0.77 0.23 0.55 0.59 0.68 0.59 0.59 0.68 0.77 0.45 0.82 0.41 0.59 0.64 0.68 0.27 0.68
q 0.50 0.41 0.23 0.77 0.45 0.41 0.32 0.41 0.41 0.32 0.23 0.55 0.18 0.59 0.41 0.36 0.32 0.73 0.32
ypbi 0.68 0.34 0.71 -0.47 0.91 0.66 0.96 -0.08 0.86 0.66 0.87 0.01 0.30 -0.34 0.78 0.75 0.75 -0.11 0.84
t hit 4.10 1.64 4.47 -2.38 9.99 3.89 16.44 -0.35 7.51 3.95 7.76 0.05 1.40 -1.59 5.63 5.10 5.11 -0.50 7.03
ttabel 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72
Ket Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
TK
B 11 13 17 5 12 13 15 13 13 15 17 10 18 9 13 14 15 6 15
JS 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
P 0.50 0.59 0.77 0.23 0.55 0.59 0.68 0.59 0.59 0.68 0.77 0.45 0.82 0.41 0.59 0.64 0.68 0.27 0.68
Ket SD SD MD SK SD SD SD SD SD SD MD SD MD SD SD SD SD SK SD
DA
YA
BE
DA
Ba 8 4 10 1 10 9 10 7 9 9 10 5 9 3 9 9 9 3 10
Bb 3 9 7 4 2 4 5 6 4 6 7 5 9 6 4 5 6 3 5
Ja 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Jb 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Dp 0.45 -0.45 0.27 -0.27 0.73 0.45 0.45 0.09 0.45 0.27 0.27 0.00 0.00 -0.27 0.45 0.36 0.27 0.00 0.45
Ket B SJ C SJ SB B B J B C C SJ SJ SJ B C C SJ B
126
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
23.75 25.08 24.33 24.62 24.36 21.88 25.08 20.40 24.92 24.91 24.23 22.00 24.00 24.33 26.11 25.00 25.80 25.92 25.10 20.81 24.27
22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55 22.55
5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70 5.70
0.73 0.59 0.68 0.59 0.50 0.36 0.59 0.45 0.59 0.50 0.59 0.18 0.73 0.68 0.41 0.59 0.45 0.55 0.45 0.73 0.50
0.27 0.41 0.32 0.41 0.50 0.64 0.41 0.55 0.41 0.50 0.41 0.82 0.27 0.32 0.59 0.41 0.55 0.45 0.55 0.27 0.50
0.66 0.83 0.81 0.68 0.45 -0.11 0.83 -0.46 0.78 0.59 0.56 -0.05 0.80 0.81 0.68 0.81 0.71 0.96 0.55 -0.95 0.43
3.93 6.75 6.25 4.17 2.26 -0.50 6.75 -2.35 5.63 3.23 2.98 -0.22 5.91 6.25 4.11 6.14 4.45 15.37 2.97 -13.59 2.12
1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72 1.72
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
16 13 15 13 11 8 13 10 13 11 13 4 16 15 9 13 10 12 10 16 11
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
0.73 0.59 0.68 0.59 0.50 0.36 0.59 0.45 0.59 0.50 0.59 0.18 0.73 0.68 0.41 0.59 0.45 0.55 0.45 0.73 0.50
MD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SK MD SD SD SD SD SD SD MD SD
9 9 10 9 7 3 9 3 9 8 9 2 10 10 7 9 8 10 7 6 6
7 4 5 4 4 5 4 7 4 3 4 2 6 5 2 4 2 2 3 10 5
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
0.18 0.45 0.45 0.45 0.27 -0.18 0.45 -0.36 0.45 0.45 0.45 0.00 0.36 0.45 0.45 0.45 0.55 0.73 0.36 -0.36 0.09
J B B B C SJ B SJ B B B SJ C B B B B SB C SJ J
RE
LIA
BIL
ITA
S
M 22.55
n 40
St^2 32.55
r11 0.72
Ket TINGGI
r11 Reliabel
127
PENENTUAN ITEM SOAL UJI COBA UNTUK SOAL PRETEST DAN
POSTTEST
No.
Soal
Validitas Taraf
Kesukaran Daya Beda Keterangan
Dipakai/Dibuang r Kriteria P Kriteria D Kriteria
1 0,68 Valid 0,50 Sedang 0,45 Baik Dipakai
2 0,34 Tidak Valid 0,59 Sedang -0,45 Sangat Jelek Dibuang
3 0,71 Valid 0,77 Mudah 0,27 Cukup Dipakai
4 -0,47 Tidak Valid 0,23 Sukar -0,27 Sangat Jelek Dibuang
5 0,91 Valid 0,55 Sedang 0,73 Sangat Baik Dipakai
6 0,66 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
7 0,96 Valid 0,68 Sedang 0,45 Baik Dipakai
8 -0,08 Tidak Valid 0,59 Sedang 0,09 Jelek Dibuang
9 0,86 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
10 0,66 Valid 0,68 Sedang 0,27 Cukup Dipakai
11 0,87 Valid 0,77 Mudah 0,27 Cukup Dipakai
12 0,01 Tidak Valid 0,45 Sedang 0,00 Sangat Jelek Dibuang
13 0,30 Tidak Valid 0,82 Mudah 0,00 Sangat Jelek Dibuang
14 -0,34 Tidak Valid 0,41 Sedang -0,27 Sangat Jelek Dibuang
15 0,78 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
16 0,75 Valid 0,64 Sedang 0,36 Cukup Dipakai
17 0,75 Valid 0,68 Sedang 0,27 Cukup Dipakai
18 -0,11 Tidak Valid 0,27 Sukar 0,00 Sangat Jelek Dibuang
19 0,84 Valid 0,68 Sedang 0,45 Baik Dipakai
20 0,66 Valid 0,73 Mudah 0,18 Jelek Dibuang
21 0,83 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
22 0,81 Valid 0,68 Sedang 0,45 Baik Dipakai
23 0,68 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
24 0,45 Valid 0,50 Sedang 0,27 Cukup Dipakai
25 -0,11 Tidak Valid 0,36 Sedang -0,18 Sangat Jelek Dibuang
26 0,83 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
27 -0,46 Tidak Valid 0,45 Sedang -0,36 Sangat Jelek Dibuang
28 0,78 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dibuang
29 0,59 Valid 0,50 Sedang 0,45 Baik Dipakai
30 0,56 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
31 -0,05 Tidak Valid 0,18 Sukar 0,00 Sangat Jelek Dibuang
32 0,80 Valid 0,73 mudah 0,36 Cukup Dibuang
33 0,81 Valid 0,68 Sedang 0,45 Baik Dipakai
34 0,68 Valid 0,41 Sedang 0,45 Baik Dipakai
35 0,81 Valid 0,59 Sedang 0,45 Baik Dipakai
36 0,71 Valid 0,45 Sedang 0,56 Baik Dipakai
37 0,96 Valid 0,55 Sedang 0,73 Sangat Baik Dipakai
38 0,55 Valid 0,45 Sedang 0,36 Cukup Dipakai
39 -0,95 Tidak Valid 0,73 Mudah -0,36 Sangat Jelek Dibuang
40 0,43 Valid 0,50 Sedang 0,09 Jelek Dibuang
Lampiran 7
128
LEMBAR JAWABAN UJI COBA SOAL
Lampiran 8
129
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR TAHAP I
No Pakar (Validator) Jawaban
Prosentase Ya/Ada Tidak
1 Subiyanto Hadi Saputro 12 -
2 Nuni Widiarti 12 -
3 Kartono 12 -
Rata - rata 100%
Keterangan Lolos tahap 1
Keterangan:
Instrumen penilain tahap I terdiri atas komponen kelayakan isi dan komponen kelayakan
penyajian.
Secara keseluruhan terdiri atas 12 butir penilaian
Pilihan jawaban “Ya” mendapat skor 1
Pilihan jawaban “Tidak” mendapat skor 0
Lampiran 9
130
LEMBAR PENILAIAN TAHAP I OLEH PAKAR
Lampiran 10
131
132
133
134
135
136
REKAPITULASI DATA HASIL PENILAIAN TAHAP II OLEH PAKAR
RATA - RATA KESELURUHAN KOMPONEN
No Komponen Rata - rata
1 Isi 3.64
2 Penyajian 3.77
3 Bahasa 3.5
Rata - rata 3.64
Kriteria Layak
Keterangan :
Pakar kelayakan isi
Pakar 1 : Subiyanto Hadisaputro
Pakar 2 : Kartono
Pakar kelayakan penyajian
Nuni Widiarti
Pakar kelayakan bahasa
Pakar 1 : Subiyanto Hadisaputro
Pakar 2 : Kartono
Kriteria:
Modul kimia berbasis PBL ini dinyatakan:
1. Layak digunakana tanpa revisi, jika rerata skor penilaian > 2,75
2. Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,75
3. Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Lampiran 11
137
RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN ISI
BUTIR SKOR RUBRIK PENILAIAN
Kelengkapan materi
4
Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
dan mencakup semua materi yang terkandung dalam
kompetensi dasar.
3
Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
dan mencakup sebagian materi yang terkandung dalam
kompetensi dasar.
2
Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
tetapi tidak mencakup materi yang terkandung dalam
kompetensi dasar
1 Materi yang disajikan tidak sesuai dengan kompetensi
dasar.
Keluasan materi
4 Substansi materi dijabarkan secara detail dan
mengandung materi tambahan yang relevan.
3 Substansi materi dijabarkan sekilas dan mengandung
materi tambahan yang relevan.
2 Substansi materi dijabarkan sekilas dan tidak
mengandung materi tambahan yang relevan.
1 Substansi materi tidak dijabarkan dan tidak mengandung
materi tambahan yang relevan.
Kedalaman materi
4 Materi mencakup pengenalan konsep sampai dengan
interaksi antar konsep sesuai dengan kompetensi dasar.
3
Mencakup materi pengenalan konsep sampai interaksi
antar konsep namun belum sesuai dengan kompetensi
dasar.
2
Mencakup materi pengenalan konsep tetapi tidak sampai
interaksi antar konsep dan belum sesuai dengan
kompetensi dasar.
1 Tidak mencakup materi pengenalan konsep dan
Lampiran 12
138
interaksi antar konsep maupun kesesuaian dengan
kompetensi dasar.
Akurasi fakta
4
Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan
efisien dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta
didik.
3
Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan, tetapi
tidak efisien dalam meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik.
2 Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan tetapi
bersifat tambahan pengetahuan saja.
1 Fakta yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan.
Akurasi
konsep/teori/prinsip
4
Konsep yang disajikan jelas, teori yang disajikan sesuai
dengan bidang ilmunya, dan tidak menimbulkan salah
tafsir.
3
Konsep yang disajikan jelas, teori yang disajikan sesuai
dengan bidang ilmunya namun menimbulkan salah
tafsir.
2
Konsep yang disajikan kurang jelas, menimbulkan salah
tafsir tetapi teori yang disajikan sesuai dengan bidang
ilmunya.
1
Konsep yang disajikan tidak jelas, menimbulkan salah
tafsir dan teori yang disajikan tidak sesuai dengan
bidang ilmunya.
Akurasi prosedur
4 Prosedur atau metode yang disajikan dapat diterapkan
dengan runtut dan benar.
3 Prosedur atau metode yang disajikan tidak dapat
diterapkan runtut namun benar.
2 Prosedur atau metode yang disajikan dapat diterapkan
runtut namun tidak benar.
1 Prosedur atau metode yang disajikan tidak dapat
diterapkan runtut dan tidak benar.
Kesesuaian dengan
perkembangan ilmu 4
Uraian materi dan aplikasi yang disajikan sesuai dengan
perkembangan keilmuan.
139
3
Uraian materi yang disajikan kurang mengikuti
perkembangan keilmuan, namun aplikasi yang disajikan
up to date.
2 Uraian materi yang disajikan mengikuti perkembangan
keilmuan namun aplikasinya kurang up to date.
1 Uraian materi dan aplikasi yang disajikan tidak
mengikuti perkembangan keilmuan.
Keterkinian fitur
4
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan
menarik serta mencerminkan budaya, kejadian atau
kondisi terkini.
3
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan
menarik serta mencerminkan budaya, kejadian atau
kondisi lampau.
2
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan
menarik tetapi tidak mencerminkan budaya, kejadian
atau kondisi terkini.
1
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan tidak relevan
dan menarik serta tidak mencerminkan budaya, kejadian
atau kondisi terkini.
Uraian materi
dikaitkan dengan
kehidupan nyata
siswa
4
Uraian materi, latihan atau contoh yang disajikan
relevan dan menarik serta mencerminkan peristiwa atau
berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari.
3
Uraian materi atau contoh relevan dan menarik tetapi
tidak mencerminkan peristiwa atau berdasarkan
pengalaman kehidupan sehari-hari.
2
Uraian materi atau contoh yang disajikan tidak relevan
dan menarik tetapi mencerminkan peristiwa atau
berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari.
1
Uraian materi atau contoh yang disajikan tidak relevan
dan menarik serta tidak mencerminkan peristiwa atau
berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari.
Memacu rasa ingin
tahu 4
Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” menarik,
dapat menambah wawasan peserta didik sehingga
140
memacu rasa ingin tahu peserta didik.
3
Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu”
menarik, dapat menambah wawasan peserta didik
namun kurang memacu rasa ingin tahu peserta didik.
2 Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” kurang
menarik, tetapi dapat menambah wawasan peserta didik
1 Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” kurang
menarik dan kurang menambah wawasan peserta didik
Memberi tantangan
belajar lebih jauh
4
Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih
lanjut dari berbagai sumber serta dapat melatih
kemandirian belajar siswa
3
Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih
lanjut dari berbagai sumber tetapi kurang melatih
kemandirian belajar siswa
2
Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
kurang mendorong siswa untuk mencari informasi lebih
lanjut dari berbagai sumber serta kurang melatih
kemandirian belajar siswa
1
Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
tidak mendorong siswa untuk mencari informasi lebih
lanjut dari berbagai sumber serta tidak melatih
kemandirian belajar siswa
141
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN
KOMPONEN ISI
Lampiran 13
142
143
144
145
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN
KOMPONEN ISI
Keterangan:
Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,75
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 2
No Butir
Skor yang di
berikan oleh
Pakar 1 Pakar 2
1
CAKUPAN MATERI
11 9 a. Kelengkapan materi
b. Keluasan materi
c. Kedalaman materi
2
AKURASI MATERI
12 11 a. Akurasi fakta
b. Akurasi teori/konsep/prinsip
c. Akurasi prosedur
3
KEMUTAKHIRAN
11 12
a. Kesesuain dengan perkembangan ilmu dan teknologi (up to
date)
b. Keterkinian fitur
c. Uraian materi dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa
4
MENUMBUHKAN KEINGINTAHUAN
8 6 a. Memacu rasa ingin tahu
b. Memberi tantangan belajar lebih jauh
Jumlah Skor 42 38
Rerata skor 3.82 3.45
Keterangan Layak
Lampiran 14
146
RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN PENYAJIAN
BUTIR SKOR RUBRIK PENILAIAN
Keruntutan
Penyajian
4
Semua materi yang disajikan dimulai dari yang mudah ke
yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang
sederhana ke yang kompleks
3
Sebagian besar materi yang disajikan dimulai dari yang
mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak,
dari yang sederhana ke yang kompleks
2
Sebagian besar materi yang disajikan dimulai dari yang
sulit ke yang mudah, dari yang abstrak ke yang konkret,
dari yang kompleks ke yang sederhana
1
Semua materi yang disajikan dimulai dari yang sulit ke
yang mudah, dari yang abstrak ke yang konkret, dari
yang kompleks ke yang sederhana
Konsistensi
Sistematika Sajian
Dalam Bab
4 Semua materi disajikan secara sistematis, tidak bolak-
balik
3 Sebagian besar materi disajikan secara sistematis, tidak
bolak-balik
2 Sebagian kecil materi disajikan kurang sistematis, tidak
bolak-balik
1 Semua materi disajikan tidak sistematis, bolak-balik.
Kelogisan
Penyajian
4 Semua materi disajikan sesuai dengan alur berpikir
deduktif atau induktif
3 Sebagian besar materi disajikan sesuai dengan alur
berpikir deduktif atau induktif.
2 Sebagian kecil materi disajikan sesuai dengan alur
berpikir deduktif atau induktif
1 Semua materi disajikan tidak sesuai dengan alur berpikir
deduktif atau induktif
Koherensi 4 Semua materi yang disajikan bersifat koherensi (terdapat
Lampiran 15
147
hubungan yang logis antara fakta dan konsep)
3 Sebagian besar materi yang disajikan bersifat koherensi
(terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep)
2 Sebagian kecil materi yang disajikan bersifat koherensi
(terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep)
1 Semua materi yang disajikan tidak bersifat koherensi
(terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep).
Kesesuaian Dan
Ketepatan Ilustrasi
Dengan Materi
4 Semua ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat dengan
materi
3 Sebagian besar ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat
dengan materi
2 Sebagian kecil ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat
dengan materi
1 Semua ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dan tidak
tepat dengan materi
Penyajian teks,
tabel, gambar
disertai
rujukan/sumber
acuan
4 Semua teks, tabel, gambar, disertai rujukan/sumber acuan
3 Sebagian besar teks, tabel, gambar, disertai
rujukan/sumber acuan
2 Sebagian kecil teks, tabel, gambar, disertai
rujukan/sumber acuan
1 Semua teks, tabel, gambar, tidak disertai rujukan/sumber
acuan
Ketepatan
Penomoran Dan
Penamaan Tabel/
Gambar Dan
Lampiran
4 Tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/ gambar
3 Tepat dalam penomoran, namun kurang tepat dalam
penamaan tabel/ gambar
2 Kurang tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/
gambar
1 Tidak tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/
gambar
Keterlibatan Aktif
siswa
4 Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif
3 Penyajian materi bersifat interaktif, namun kurang
partisipatif
2 Penyajian materi kurang bersifat interaktif dan
148
partisipatif
1 Penyajian materi tidak bersifat interaktif dan partisipatif
Berpusat Pada
siswa
4 Semua materi dan kegiatan menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran
3 Sebagian besar materi dan kegiatan menempatkan siswa
sebagai subjek pembelajaran
2 Sebagian kecil materi dan kegiatan kurang menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajaran
1 Sebagian kecil materi dan kegiatan tidak menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajaran
Komunikasi
Interaktif
4
Masalah yang disajikan bersifat dialogis, mudah
dipahami peserta didik, dan sesuai dengan karakteristik
materi.
3
Masalah yang disajikan bersifat dialogis, mudah
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan
karakteristik materi
2
Masalah yang disajikan bersifat dialogis, namun sukar
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan
karakteristik materi
1
Masalah yang disajikan kurang bersifat dialogis, sukar
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan
karakteristik materi
Bagian
Pendahuluan
4 Halaman kover, kata pengantar, petunjuk penggunaan
modul, daftar isi
3 Halaman kover, kata pengantar, petunjuk penggunaan
modul, namun tidak ada daftar isi
2 Halaman kover, kata pengantar, namun tidak ada
petunjuk penggunaan modul dan daftar isi
1 Hanya halaman kover
Bagian Isi
4
Penyajian terdiri dari permasalahan, pertanyaan
penyelidikan, kolom aktivitas, concept check, kolom
“Tahukah kamu”, tugas mandiri dan tes formatif pada
setiap akhir subbab
149
3 Jika salah satu komponen pada skor tertinggi (4) tidak
terpenuhi
2 Jika ada dua komponen pada skor tertinggi (4) tidak
terpenuhi
1 Jika lebih dari dua komponen pada skor tertinggi (4)
tidak terpenuhi
Bagian Penutup
4 Terdapat daftar pustaka yang dituliskan sesuai ketentuan,
serta glosarium
3 Jika salah satu komponen pada skor tertinggi (4) tidak
terpenuhi
2 Jika ada dua komponen pada skor tertinggi (4) tidak
terpenuhi
1 Jika lebih dari dua komponen pada skor tertinggi (4)
tidak terpenuhi
150
LEMBAR PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN KOMPONEN PENYAJIAN
Lampiran 16
151
152
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN
PENYAJIAN
Keterangan:
Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,50
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 1
No Butir
Skor yang
diberikan oleh
Pakar
1
TEKNIK PENYAJIAN
16
a. Keruntutan penyajian
b. Konsistensi sistematika penyajian dalam bab
c. Kelogisan penyajian
d. Koherensi
2
PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI
12
a. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi
b. Penyajian teks, tabel, gambar disertai rujukan/sumber
acuan
c. Ketepatan penomoran dan penamaan tabel/gambar
3
PENYAJIAN PEMBELAJARAN
9 a. Keterlibatan aktif siswa
b. Berpusat pada siswa
c. Komunikasi interaktif
4
KELENGKAPAN PENYAJIAN
12 a. Bagian pendahuluan
b. Bagian isi
c. Bagian penutup
Jumlah Skor 49
Rerata Skor 3.77
Keterangan Layak
Lampiran 17
153
RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN BAHASA
BUTIR SKOR RUBRIK PENILAIAN
Kesesuaian dengan
tingkat
perkembangan
berpikir siswa
4
Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep
aplikasi konsep, ilustrasi sampai dengan contoh yang
abstrak sesuai dengan tingkat intelektual siswa (yang
secara imajinatif dapat dibayangkan oleh peserta didik).
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Kesesuaian dengan
tingkat
perkembangan
sosial/emosional
peserta didik
4
Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan
sosial emosional siswa dengan ilustrasi yang
menggambarkan konsep-konsep mulai dari lingkungan
terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Keterpahaman
siswa terhadap
pesan
4
Pesan disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat
sasaran, tidak menimbulkan makna ganda
(menggunakan kalimat efektif) dan lazim dalam
komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong
peserta didik untuk mempelajari modul tersebut secara
tuntas.
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Lampiran 18
154
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Kemampuan
memotivasi peserta
didik
4
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
ketika peserta didik membacanya dan mendorong
mereka untuk mempelajari modul tersebut secara
tuntas.
3
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
ketika peserta didik membacanya tetapi kurang
mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut
secara tuntas.
2
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
ketika peserta didik membacanya tetapi tidak
mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut
secara tuntas.
1
Bahasa yang digunakan tidak membangkitkan rasa
senang ketika peserta didik membacanya dan tidak
mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut
secara tuntas.
Dorongan berpikir
kritis pada peserta
didik
4
Bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta
didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan
mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau
sumber informasi lain.
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Ketepatan struktur
kalimat 4
Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi
yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata
kalimat Bahasa Indonesia.
155
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Kebakuan istilah
4
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah teknis yang
telah baku digunakan dalam kimia.
3
Jika ada satu istilah yang digunakan tidak sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau
adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam
kimia.
2
Jika ada dua istilah yang digunakan tidak sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah
teknis yang telah baku digunakan dalam kimia.
1
Jika ada lebih dari dua istilah yang digunakan tidak
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau
adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam
kimia.
Ketertautan antara
bab/sub bab/alinea
4
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
sangat logis dan teratur.
3
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
kurang logis dan teratur.
2
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
tidak logis dan teratur.
1
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
sangat tidak logis dan teratur.
Keutuhan makna 4 Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
156
dalam sub
bab/alinea
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
sangat utuh dan tidak menimbulkan makna ganda.
3
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
kurang utuh dan tidak menimbulkan makna ganda.
2
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
tidak utuh dan menimbulkan makna ganda.
1
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
sangat tidak utuh dan menimbulkan makna ganda.
Ketepatan tata
bahasa
4
Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep,
prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan
konsisten.
3 Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
2 Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative
penilaian 4 tidak terpenuhi
1 Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada
alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
Ketepatan Ejaan
4
Semua kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang
Disempurnakan (EYD)
3
Jika terdapat 3 kata dan kalimat yang digunakan sesuai
dengan ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang
Disempurnakan (EYD)
2
Jika ada 6 kata dan kalimat yang digunakan sesuai
dengan ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang
Disempurnakan (EYD)
1
Jika lebih dari 6 kata dan kalimat yang digunakan
sesuai dengan ejaan yang mengacu pada pedoman
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Konsistensi 4 Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep
157
penggunaan istilah sangat konsisten antarbagian dalam modul.
3 Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep
konsisten antarbagian dalam modul.
2 Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep
kurang konsisten antarbagian dalam modul.
1 Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep
tidak konsisten antarbagian modul.
Konsistensi
penggunaan
simbol/lambang
4 Penggambaran semua simbol atau ikon selalu konsisten
antar-bagian dalam modul.
3 Jika ada satu simbol atau ikon tidak konsisten antar-
bagian dalam modul.
2 Jika ada dua simbol atau ikon tidak konsisten antar-
bagian dalam modul.
1 Jika lebih dari dua simbol atau ikon tidak konsisten
antar-bagian dalam modul.
158
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN
KOMPONEN BAHASA
Lampiran 19
159
160
161
162
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN
KELAYAKAN BAHASA Keterangan:
Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,50
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 2
No Butir
Skor yang
diberikan oleh
Pakar 1 Pakar 2
1
KESESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN SISWA
8 6 a. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir siswa
b. Kesesuian dengan tingkat perkembangan social
emosional siswa
2 KOMUNIKATIF
4 3 Keterpahaman siswa terhadap pesan
3
DIALOGIS DAN INTERAKTIF
7 7 a. Kemampuan memotivasi siswa
b. Dorongan berpikir kritis siswa
4
LUGAS
8 6 a. Ketepatan struktur kalimat
b. Kebakuan istilah
5
KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR
8 6 a. Ketertautan antara subbab/alinea
b. Keutuhan makna dalam subbab/alinea
6
KESESUAIAN DENGAN KAIDAH BAHASA
INDONESIA YANG BENAR 8 6
a. Ketepatan tata bahasa
b. Ketepatan ejaan
7
PENGGUNAAN ISTILAH DAN SIMBOL/LAMBANG
8 6 a. Konsistensi penggunaan istilah
b. Konsistensi simbol/lambang
Jumlah Skor 51 40
Rerata Skor 3.92 3.08
Keterangan Layak
Lampiran 20
163
KISI – KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA SKALA KECIL
NO ASPEK INDIKATOR BUTIR
1. Isi Mengetahui apakah materi dalam modul mudah dipahami siswa 2
Mengetahui apakah isi modul dapat memotivasi siswa 3
Mengetahui apakah materi dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari 6
Mengetahui apakah modul dapat menjadikan siswa belajar mandiri 10
2. Kebahasaan Mengetahui apakah bahasa dalam modul mudah dipahami 8
Mengetahui kekonsistenan dalam penggunaan istilah 13
Mengetahui kekonsistenan dalam penggunaan symbol atau icon 14
Mengetahui ketepatan penggunaan ejaan dan tata bahasa 15
3. Penyajian Penampilan modul menarik 1,5,11
Mengetahui apakah gambar diperlukan untuk melengkapi modul 7
Mengetahui apakah terdapat penulisan yang salah dalam modul 4
Mengetahui apakah terdapat daftar kata – kata penting dalam modul 9
Mengetahui apakah kolom tahukah kamu dapat menambah wawasan siswa 12
Lampiran 21
164
Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Kecil
Lampiran 22
165
166
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI COBA SKALA KECIL
No Kode Butir Penilaian
Jml Skor
maks Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 SK - 01 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 56 60 3.73 Sangat Baik
2 SK - 02 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 45 60 3.00 Baik
3 SK - 03 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 45 60 3.00 Baik
4 SK - 04 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 56 60 3.73 Sangat Baik
5 SK - 05 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 60 2.87 Baik
6 SK - 06 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 50 60 3.33 Sangat Baik
7 SK - 07 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 43 60 2.87 Baik
8 SK - 08 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 45 60 3.00 Baik
9 SK - 09 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 48 60 3.20 Baik
10 SK - 10 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 42 60 2.80 Baik
Jumlah 32 31 29 29 32 33 36 29 33 33 33 35 30 33 25
3.15 Baik
Skor 3.20 3.10 2.90 2.90 3.20 3.30 3.60 2.90 3.30 3.30 3.30 3.50 3.00 3.30 2.50 3.15
Kriteria B B B B B SB SB B SB SB SB SB B SB CB B
Lampiran 23
167
KISI – KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA SKALA BESAR
NO ASPEK INDIKATOR BUTIR
1. Isi
Mengetahui isi/ konten dalam modul mudah dipahami 5
Mengetahui penyajian materi runtut/ sistematis 14
Mengetahui apakah petunjuk dalam modul mudah dimengerti oleh siswa dalam belajar 7
Mengetahui apakah evaluasi sudah dirumuskan dengan jelas dan singkat sehingga mudah untuk dikerjakan 8
Mengetahui apakah dengan modul yang digunakan siswa memiliki rasa ingin tahu lebih lanjut untuk
mempelajari materi.
11
2. Kebahasaan
Mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami siswa dan tidak menimbulkan
salah tafsir
9
Mengetahui apakah bahasa yang digunakan lazim 12
3. Penyajian
Mengetahui ketertarikan siswa terhadap modul 1
Mengetahui apakah penggunaan gambar dapat membantu siswa memahami materi kimia 3
Mengetahui apakah informasi – informasi tambahan yang ada dalam modul dapat menambah pengetahuan
dan membantu pemahaman siswa terhadap materi
4
Mengetahui apakah modul dapat membantu siswa untuk belajar mandiri 2, 6,19
Mengetahui apakah pembelajaran dengan modul tidak membosankan bagi siswa 16
4 Kesesuaian
dengan PBL
Mengetahui apakah permasalahan yang ada dalam modul dapat membantu siswa untuk mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan sehari – hari
10,17,20
Mengetahui apakah masalah yang disajikan dalam modul sesuai dengan kehidupan siswa 15,13,18
Lampiran 24
168
Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar
Lampiran 25
169
170
171
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI COBA SKALA BESAR
No Kode Butir Penilaian
Skor Skor
Maks Nilai Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SB - 01 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 53 80 2.65 Baik
2 SB - 02 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 80 3.00 Baik
3 SB - 03 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 63 80 3.15 Baik
4 SB - 04 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 80 3.05 Baik
5 SB - 05 2 2 4 4 3 2 2 1 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 57 80 2.85 Baik
6 SB - 06 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 80 3.05 Baik
7 SB - 07 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42 80 2.10 Cukup Baik
8 SB - 08 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 80 2.95 Baik
9 SB - 09 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 66 80 3.30 Sangat Baik
10 SB - 10 3 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 60 80 3.00 Baik
11 SB - 11 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 2 4 3 3 3 4 69 80 3.45 Sangat Baik
12 SB - 12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 73 80 3.65 Sangat Baik
13 SB - 13 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 68 80 3.40 Sangat Baik
14 SB - 14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 64 80 3.20 Baik
15 SB - 15 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 71 80 3.55 Sangat Baik
16 SB - 16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 80 3.05 Baik
17 SB - 17 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 80 2.90 Baik
18 SB - 18 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 54 80 2.70 Baik
19 SB - 19 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 61 80 3.05 Baik
20 SB - 20 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 62 80 3.10 Baik
21 SB - 21 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58 80 2.90 Baik
22 SB - 22 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 62 80 3.10 Baik
23 SB - 23 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 66 80 3.30 Sangat Baik
24 SB - 24 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 4 62 80 3.10 Baik
Jumlah 79 70 78 76 74 72 72 72 69 74 71 68 74 72 78 75 75 75 69 78
3.06 Baik
Skor 3.29 2.92 3.25 3.17 3.08 3.00 3.00 3.00 2.88 3.08 2.96 2.83 3.08 3.00 3.25 3.13 3.13 3.13 2.88 3.25 3.06
Prosentase SB B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
Lampiran 26
172
HASIL ANALISIS INDEKS GAIN
No Kode Pretest Posttest n-gain Kriteria Ketuntasan
1 SB-01 36 84 0.75 Tinggi Tuntas
2 SB-02 44 80 0.64286 Sedang Tuntas
3 SB-03 60 88 0.7 Sedang Tuntas
4 SB-04 48 84 0.69231 Sedang Tuntas
5 SB-05 52 84 0.66667 Sedang Tuntas
6 SB-06 64 88 0.66667 Sedang Tuntas
7 SB-07 36 68 0.5 Sedang Tidak tuntas
8 SB-08 48 88 0.76923 Tinggi Tuntas
9 SB-09 52 84 0.66667 Sedang Tuntas
10 SB-10 60 92 0.8 Tinggi Tuntas
11 SB-11 40 68 0.46667 Sedang Tidak tuntas
12 SB-12 48 80 0.61538 Sedang Tuntas
13 SB-13 56 88 0.72727 Tinggi Tuntas
14 SB-14 48 84 0.69231 Sedang Tuntas
15 SB-15 72 96 0.85714 Tinggi Tuntas
16 SB-16 68 88 0.625 Sedang Tuntas
17 SB-17 64 96 0.88889 Tinggi Tuntas
18 SB-18 52 96 0.91667 Tinggi Tuntas
19 SB-19 48 80 0.61538 Sedang Tuntas
20 SB-20 48 96 0.92308 Tinggi Tuntas
21 SB-21 52 84 0.66667 Sedang Tuntas
22 SB-22 68 88 0.625 Sedang Tuntas
23 SB-23 68 92 0.75 Tinggi Tuntas
24 SB-24 60 84 0.6 Sedang Tuntas
Rata - rata 53.833 85.8333 0.69314 Sedang
Lampiran 27
173
PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF
No. Aspek Skor Kriteria
A Kehadiran 4 Siswa hadir tepat waktu
3 Siswa terlambat 5 menit setelah pelajaran dimulai
2 Siswa terlambat 10 menit setelah pelajaran dimulai
1 Siswa terlambat lebih dari 10 menit
B Kejujuran 4 Siswa tidak pernah mencontek selama ulangan dan uji
kepahaman
3 Siswa mencontek ketika uji kepahaman
2 Siswa mencontek ketika ulangan
1 Siswa selalu mencontek ketika ulangan dan uji kepahaman
C Keaktifan 4 Siswa berani menyampaikan pendapat didepan kelas
Siswa selalu bertanya hal terkait pembelajaran
Siswa aktif dalam mencari jawaban terkait masalah
yang disajikan
3 Tidak melaksanakan satu diantaranya
2 Tidak melaksanakan dua diantaranya
1 Tidak melaksanakan semua
D Tanggung Jawab 4 Siswa selalu mengerjakan uji kepahaman dengan baik
Siswa selalu mengikuti diskusi selama pembelajaran
Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Tidak melaksanakan satu diantaranya
2 Tidak melaksanakan dua diantaranya
1 Tidak melaksanakan semua
E Percaya Diri 4 Siswa menyampaikan pendapat dengan sangat yakin saat
diskusi
Siswa tidak mencontek saat ulangan
Siswa mengerjakan soal didepan kelas
3 Tidak melaksanakan satu diantaranya
2 Tidak melaksanakan dua diantaranya
1 Tidak melaksanakan semua
Skor maksimum 20
Skor = Skor yang diperoleh / jumlah aspek
Kriteria :
Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4
Baik (B) : 2,5 < skor 3,25
Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5
Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75
Lampiran 28
174
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
N
o Nama siswa
Kehadiran Kejujuran Sopan santun Tanggung
jawab Percaya diri Skor
total Nilai Ket
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Ainun Rofiqoh
2 Amalia Nur Khasanah
3 Annisa Aulia Rahmawati
4 Arini Nur Rohmah
5 Bayu Artha Wiradyta
6 Dian Nungky Ellysari
7 Dina Agusti Sukeksi
8 Dwidela Infantriani R
9 Eky Rizky Prasetya
10 Hananty Nawasari
11 Indah Lestari
12 Kiki Atika
13 Lintang Ayu Pratiwi
14 Nur Wakhidatur Rohmah
15 Priyo Puji Nugroho
16 Rafly Sulistyo Nugroho
17 Ramdhani Maslih
18 Ratih Widya Sundari
19 Ridha Atikah Alya Putri
20 Rizki Wira Pamungkas
21 Rosita Nugraheni K
22 Titik Rachmawati
23 Wahid Pramita Sari
24 Wahyu Budi Sugiyarto
175
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No Aspek Skor Kriteria
1 Kemampuan
presentasi
4 Dipresentasikan dengan percaya diri, antusias, dan bahasa
yang lantang
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kelompok
Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Memanajeman waktu presentasi dengan baik
3 Terdapat 1 kriteria pada kemampuan presentasi dari skor 4 tidak
terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada kemampuan presentasi dari skor 4 tidak
terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kemampuan presentasi dari
skor 4 tidak terpenuhi
2 Bekerjasama
dalam
kelompok
4 Siswa mampu bekerja dengan baik dan membantu teman
sekelompok
3 Siswa hanya mampu menyelesaikan bagiannya dengan baik
2 Siswa tidak bisa menyelesaikan bagian kerjanya dengan baik
1 Siswa tidak bekerja dalam kelompoknya
3 Menerima
pendapat
teman
4 Siswa mau menerima atau mengharapkan orang lain
memberikan pendapat
3 Siswa mau mendengarkan pendapat teman, meskipun sedikit
kurang senang
2 Siswa mau menerima pendapat dengan berat hati atau
menunjukkan sikap tidak senang atau lebih banyak
mempertahankan pendapatnya
1 Siswa sama sekali tidak mau menerima pendapat teman,
meskipun pendapat itu benar
4 Kemampuan
menjawab
pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan dengan benar, tepat dan percaya
diri
3 Siswa menjawab pertanyaan dengan benar, tepat, tetapi kurang
percaya diri
2 Siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar, tidak tepat
tetapi percaya diri
1 Siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar, tidak tepat dan
tidak percaya diri
5 Penguasan
materi
4 Siswa sangat menguasi materi
3 Siswa kurang menguasi materi
2 Siswa tidak menguasai materi
1 Siswa sangat tidak menguasi materi
Lampiran 29
176
Skor maksimum 20
Skor = Skor yang diperoleh / jumlah aspek
Kriteria :
Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4
Baik (B) : 2,5 < skor 3,25
Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5
Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75
177
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK
N
o Nama siswa
Kemampuan
presentasi
Bekerjasam
a dalam
kelompok
Menerima
pendapat
teman
Kemampuan
menjawab
pertanyaan
Penguasan
materi Skor
total Nilai Ket
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Ainun Rofiqoh
2 Amalia Nur Khasanah
3 Annisa Aulia Rahmawati
4 Arini Nur Rohmah
5 Bayu Artha Wiradyta
6 Dian Nungky Ellysari
7 Dina Agusti Sukeksi
8 Dwidela Infantriani R
9 Eky Rizky Prasetya
10 Hananty Nawasari
11 Indah Lestari
12 Kiki Atika
13 Lintang Ayu Pratiwi
14 Nur Wakhidatur Rohmah
15 Priyo Puji Nugroho
16 Rafly Sulistyo Nugroho
17 Ramdhani Maslih
18 Ratih Widya Sundari
19 Ridha Atikah Alya Putri
20 Rizki Wira Pamungkas
21 Rosita Nugraheni K
22 Titik Rachmawati
23 Wahid Pramita Sari
24 Wahyu Budi Sugiyarto
178
HASIL ANALISIS ASPEK AFEKTIF SISWA
No Nama Kode
Pertemuan I Pertemuan II
Aspek Aspek
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Ainun Rofiqoh SB-01 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2
2 Amalia Nur Khasanah SB-02 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 Annisa Aulia Rahmawati SB-03 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 Arini Nur Rohmah SB-04 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
5 Bayu Artha Wiradyta SB-05 4 3 2 2 2 4 2 2 3 3
6 Dian Nungky Ellysari SB-06 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3
7 Dina Agusti Sukeksi SB-07 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3
8 Dwidela Infantriani R SB-08 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
9 Eky Rizky Prasetya SB-09 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3
10 Hananty Nawasari SB-10 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3
11 Indah Lestari SB-11 4 3 3 2 2 4 2 2 3 3
12 Kiki Atika SB-12 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3
13 Lintang Ayu Pratiwi SB-13 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
14 Nur Wakhidatur Rohmah SB-14 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3
15 Priyo Puji Nugroho SB-15 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
16 Rafly Sulistyo Nugroho SB-16 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3
17 Ramdhani Maslih SB-17 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
18 Ratih Widya Sundari SB-18 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4
19 Ridha Atikah Alya Putri SB-19 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
20 Rizki Wira Pamungkas SB-20 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3
21 Rosita Nugraheni K SB-21 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2
22 Titik Rachmawati SB-22 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3
23 Wahid Pramita Sari SB-23 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2
24 Wahyu Budi Sugiyarto SB-24 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4
Jumlah 96 73 73 72 69 96 67 73 69 77
Skor 4 3.04 3.04 3 2.88 4 2.79 3.04 2.87 3.21
Lampiran 30
179
Pertemuan III Pertemuan IV
Aspek Aspek
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4 3 3 4 3 4 3 3 4 3
4 2 3 4 3 4 3 3 4 4
4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 4 3 4
4 2 3 3 3 4 2 3 2 2
4 3 4 3 2 4 3 4 4 3
4 4 3 2 3 4 3 3 2 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
4 3 4 3 4 4 3 2 4 3
4 3 3 3 4 4 3 2 3 4
4 3 2 3 3 4 2 3 2 3
4 4 3 3 3 4 2 4 3 3
4 4 3 4 3 4 3 3 4 3
4 2 3 3 2 4 3 3 3 4
4 4 3 3 3 4 4 3 4 3
4 3 4 3 4 4 2 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3 4
4 3 3 2 3 4 3 3 4 3
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 4 3 4
4 3 3 3 4 4 2 3 4 4
4 3 4 3 2 4 3 3 4 3
4 3 2 3 3 4 3 3 4 3
4 4 3 3 3 4 2 3 2 3
96 77 74 73 77 96 68 74 78 78
4 3.21 3.08 3.04 3.21 4 2.83 3.08 3.25 3.25
Aspek 1 2 3 4 5 Rerata
Skor Total
Rerata Skor 4 2.97 3.06 3.04 3.14 3.24
Kriteria Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik
180
HASIL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
Aspek 1 2 3 4 5 rerata
skor total
Rerata Skor 3.29 3.10 3.48 3.00 2.81 3.14
Kriteria Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik
No Nama Kode
Presentasi Hasil Diskusi Presentasi Produk
Aspek Aspek
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Ainun Rofiqoh SB-01 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2
2 Amalia Nur Khasanah SB-02 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Annisa Aulia Rahmawati SB-03 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
4 Arini Nur Rohmah SB-04 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
5 Bayu Artha Wiradyta SB-05 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3
6 Dian Nungky Ellysari SB-06 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3
7 Dina Agusti Sukeksi SB-07 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
8 Dwidela Infantriani R SB-08 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 Eky Rizky Prasetya SB-09 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3
10 Hananty Nawasari SB-10 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3
11 Indah Lestari SB-11 3 2 4 3 2 2 2 3 2 3
12 Kiki Atika SB-12 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2
13 Lintang Ayu Pratiwi SB-13 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3
14 Nur Wakhidatur Rohmah SB-14 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
15 Priyo Puji Nugroho SB-15 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
16 Rafly Sulistyo Nugroho SB-16 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2
17 Ramdhani Maslih SB-17 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
18 Ratih Widya Sundari SB-18 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
19 Ridha Atikah Alya Putri SB-19 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
20 Rizki Wira Pamungkas SB-20 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3
21 Rosita Nugraheni K SB-21 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
22 Titik Rachmawati SB-22 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
23 Wahid Pramita Sari SB-23 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2
24 Wahyu Budi Sugiyarto SB-24 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3
Jumlah 84 74 85 75 68 74 75 82 69 67
Skor 3.50 3.08 3.54 3.13 2.83 3.08 3.13 3.42 2.88 2.79
Lampiran 31
181
DAFTAR NAMA DAN KODE SISWA
SKALA KECIL
No Kode Nama siswa
1 SK-01 Arina Nur Azizah
2 SK-02 Aulia Nurul Asyifa
3 SK-03 Elvina Zuhrufa
4 SK-04 Eser Triwidhari
5 SK-05 Nafiatul Aghnia Rahmawati
6 SK-06 Natriya Shaniya Setia H.
7 SK-07 Ninda Dwi Pratiwi
8 SK-08 Nuzulla Nur Pratiwi
9 SK-09 Pandu Satria Oktavian T
10 SK-10 Pingkan Evelin Eunike L.
Lampiran 32
182
DAFTAR NAMA DAN KODE SISWA
SKALA BESAR
No Kode Nama
1 SB-01 Ainun Rofiqoh
2 SB-02 Amalia Nur Khasanah
3 SB-03 Annisa Aulia Rahmawati
4 SB-04 Arini Nur Rohmah
5 SB-05 Bayu Artha Wiradyta
6 SB-06 Dian Nungky Ellysari
7 SB-07 Dina Agusti Sukeksi
8 SB-08 Dwidela Infantriani R
9 SB-09 Eky Rizky Prasetya
10 SB-10 Hananty Nawasari
11 SB-11 Indah Lestari
12 SB-12 Kiki Atika
13 SB-13 Lintang Ayu Pratiwi
14 SB-14 Nur Wakhidatur Rohmah
15 SB-15 Priyo Puji Nugroho
16 SB-16 Rafly Sulistyo Nugroho
17 SB-17 Ramdhani Maslih
18 SB-18 Ratih Widya Sundari
19 SB-19 Ridha Atikah Alya Putri
20 SB-20 Rizki Wira Pamungkas
21 SB-21 Rosita Nugraheni K
22 SB-22 Titik Rachmawati
23 SB-23 Wahid Pramita Sari
24 SB-24 Wahyu Budi Sugiyarto
Lampiran 33
183
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Lampiran 34
184
DOKUMENTASI PENELITIAN
Uji coba modul skala kecil Pretest kelas penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan modul Kegiatan menganalisis masalah
Kegiatan diskusi siswa Kegiatan Presentasi
Lampiran 35
185
Kegiatan Presentasi Presentasi produk
Produk buatan siswa VCO buatan siswa
Posttest kelas penelitian Pengisian angket skala besar