PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA...

92
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN KALICACING KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah AENI MUSTAFIDAH NIM : 121 04 011 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 008

Transcript of PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA...

Page 1: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

P R O B L E M A T IK A P E N D ID IK A N A G A M A A N A K D A LA M K E L U A R G A P E R K A W IN A N B E D A A G A M A DI K E L U R A H A N K A L IC A C IN G

K E C A M A TA N S ID O M U K T I K O T A S A L A T IG A T A H U N 2008

SK RIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

AENI M USTAFIDAH NIM : 121 04 011

JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

2 0 0 8

Page 2: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN A G A M A RI

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: [email protected]

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 15 Agustus 2008

Penulis,

Aeni MustafidahNIM. 121 04 011

ii

Page 3: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN A G A M A RI

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag

DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudari Aeni M ustafidah

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : AENI MUSTAFIDAH

NIM : 12104 011

Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI

Judul : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK

DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA

AGAMA DI KELURAHAN KALICACING

KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

TAHUN 2008

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu 'alaikum, wr, wb

Salatiga, 15 Agustus 2008

Pembimbing

D ra. D jam i’a tu l Islam iyah, M.AgN IP /l 50 234 070

iii

Page 4: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN A G A M A RI

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail: [email protected]

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : AENI MUSTAFIDAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

121 04 011 yang berjudul : ’’PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA

ANAK DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI

KELURAHAN KALICACING SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN

2008”, Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa, 16 September

2008 yang bertepatan dengan tanggal 16 Ramadhan 1429 H dan telah diterima

sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu

Tarbiyah.

16 September 2008 MSalatiga, -----------------------------------------

16 Ramadhan 1429 H

Panitia Ujian

IV

Page 5: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

M OTTO

... IjU j I 1 j3 i j J l ltlb

Hai orang-orang yang 6eriman, pe&haraCaH dirimu dan {eCuargamu

dari api neraca. . ..(QJS. M 'Tahrirn: 6)

Page 6: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penuCis persembahkan untuki1. (Bapak- Ibunda tercinta, terkasih, tersayang yang

sefa.hu mem6im6ing, mend) 'akan dan mem6erikgn segalanya 6aik, moral maupun sprituah bagi kelancaran study ku, semoga Adah senantiasa meridhoinya

2. Kpkpk, (fan Adikku tersayang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

3. (Buat teman-teman angkatan 20044. ‘Keluarga besar (Dot. Com thanks fo r tbeir help

VI

Page 7: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada

terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala

hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi

Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah

menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan

petunjuk Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa

ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait.

Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya

dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya

kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Ibu Djami'atul Islamiyah, M.Ag selaku pembimbing dalam penulisan skripsi

ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

Page 8: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

5. Bapak Agung Widi Istiyanto, SH, MH, selaku Kepala Kelurahan Kalicacing

dan Staf yang telah membantu memberikan data-data untuk penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan moril

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Tak lupa teman-teman (Dot.Com yang juga telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan

memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua

amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat

balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.

Amin.

Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki

penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis

khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa,

bangsa dan negara.

Am in - amin yarobbal'alamin

Salatiga, 15 Agustus 2008

Penulis

Page 9: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

DEKLARASI....................................................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING...................................................................................... iii

PENGESAHAN................................................................................... ............... iv

MOTTO................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

DAFTAR IS I ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Definisi Operasional........................................................... 5

C. Pokok Masalah................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian................................................................ 7

E. Metode Penelitian............................................................... 7

F. Sistematika Penelitian........................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Anak.................................................... 11

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................ 12

2. Pandangan Islam Tentang Anak................................ 14

B. Metode Pendidikan Agama............................................... 18

1. Metode Ceramah......................................................... 20

2. Metode Tanya Jawab................................................... 20

3. Metode Diskusi............................................................ 21

4. Metode Demonstrasi dan Eksperimen...................... 21

IX

Page 10: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

5. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi..................... 21

6. Metode Kerja Kelompok........................................... 21

C. Perkawinan Beda Agama................................................. 21

1. Pengertian................................................................... 21

2. Perkawinan Beda Agama Menurut Hukum Islam... 22

3. Sebab-Sebab Perkawinan Beda Agama................... 28

4. Problem Perkawinan Beda Agama........................... 31

5. Problem Pendidikan Agama Anak Dalam

Keluarga Beda Agama................................................ 36

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Data Umum......................................................................... 39

B. Data Khusus........................................................................ 41

1. Latar Belakang orang Tua Melakukan Perkawinan

Beda Agama...................................................................... 41

2. Sikap Keluarga Terhadap Keluarga Yang Kawin

Beda Agama...................................................................... 45

3. Sikap Lingkungan Terhadap Keluarga Yang Kawin

Beda Agama...................................................................... 47

4. Aktifitas Ibadah Keluarga Yang Kawin Beda Agama... 47

5. Bentuk Pendidikan Agama Anak.................................... 51

6. Cara atau Metode Yang Digunakan Dalam Mendidik

Agama Anak...................................................................... 54

7. Materi Pendidikan Agama Yang Diberikan................... 57

BAB IV ANALISIS DATA

A. Latar Belakang Orang Tua Melakukan Perkawinan

Beda Agama........................................................................ 58

1. Karena Rasa Cinta Yang Berlebihan....................... 58

x

Page 11: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

2. Karena Kurangnya Pengetahuan Tentang Agama... 59

3. Kesalah Pengertiannya Akan Makna Agam a.......... 60

B. Problem Yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Beda

Agama...................................................................................... 61

1. Terjadinya Erosi Im am ................................................... 61

2. Terjadinya Pola Hidup Sekuler..................................... 62

3. Salah Satu Pasangan Terkucil....................................... 62

C. Problem Pendidikan Agama Anak Dalam Keluarga

Perkawinan Beda Agama di Kelurahan Kalicacing....... 62

1. Menimbulkan Stressor Kewajiban Pada A nak........ 63

2. Menimbulkan Kebingungan Anak dalam

Memiliah Agama Yang Dianut...................................... 63

3. Dapat Memperbesar Prosentase Kekacauan

Pendidikan A nak............................................................. 64

D. Bentuk Pendidikan Agama Yang Diberikan Oleh

Orang Tua Yang Kawin Beda Agama................................ 65

E. Metode Yang Digunakan Orang Tua Yang Kawin

Beda Agama Dalam Mendidik Agama A nak..................... 66

F. Materi Yang Diajarkan Oleh Keluarga Yang Kawin

Beda Agama............................................................................ 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................. 67

B. Saran-Saran............................................................................. 70

C. Penutup.................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

XI

Page 12: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan buah ha(i, tumpu;m, dan garapan dari keluarga selain

itu juga anak adalah amanat dari Allah diberikan kepada orang tua, maka

Islam menugaskan kepada umatnya (orang tua pendidik) agar memberikan

pendidikan terhadap anaknya, terutama dalam hal ini pendidik agama.

Pemeliharaan, perawatan dan pendidikan anak merupakan sesuatu

yang penting, yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua, karena anak-

anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari sebuah bangsa. Kunci

utama keberhasilan pendidikan ini terletak kepada orang tua, sejak dari

kelahiran anak sampai berangsur-angsur menjadi orang yang dewasa.

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan

jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H. Clark berjalin dengan

unsur-unsur sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah

yang menyangkut kejiwaan manusia demikian rumit dan kompleksnya.

Namun demikian melalui fungsi-fungsi yang masih sangat sederhana tersebut,

agama terjalin dan terlibat di dalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan

tenaga kejiwaan ini agama itu berkembang menurut W.H. Clark :4

sebagaimana dikutip oleh Dr. Jalaludin. Dalam kaitan itu terlihat peran

pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Maka

1

Page 13: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

tak mengherankan jika rosul menekankan tanggung jawab itu pada kedua

orang tua.1

Menurut Rasulullah SAW fungsi dan peran orang tua mampu untuk

membentuk keyakinan anak-anak mereka. Menrut beliau setiap bayi yang

dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan

agama akan dianut anak sepenuhnya tergantung dar bimbingan, pemeliharaan

dan pengaruh kedua orang tua mereka.

* » > *•Sjkiil ^1 J - ^ : f C? : J y * 0 ^ ^ (j )

y

o lj j j <01ySSoj <01i^J o\y\}

“Dari Abi Hurarah ra. Dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka atas kedua orang yang menjadi Yahudi atau Nasrani, atau M ajusi". (HR. Muslim)

Untuk dapat menjalankan tugas yang berat sebagai orangtua ini maka

perlu adanya kesiapan mental dan persamaan prinsip dari pasangan remaja

sebelum memasuki jenjang pekawinan. Perkawinan adalah kecenderungan

fitri dalam perjalanan sejarah umat manusia. Oleh karenanya Islam sebagai

agama fitri mengaturnya sebagai bagian dari ajaranya, sehingga perkawinan

dalam perspektif Islam, mengandung dimensi religius yang kental.

Sebagai gejala fitri, t asa cinta sebagai landasan diberlakukanya

perkawinan dapat saja terjadi pada siapa saja dan kepada siapa saja tanpa

memandang batas-batas suku, ras, bangsa, agama dan sebagainya. Sehingga

perkawinan antar agama merupakan realitas sosiologis dan hampir seluruh 1 2

1 Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, him. 2047.2 Ibid.,

Page 14: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

3

agama mengaturnya walaupaun masing-masing agama memberikan

kesimpulan yang berbeda-beda terhadapa tidaknya perkawinan antar agama.3

Dr. Rebecca Liswood dalam bukunya u First Aid fo r The Happy

Marriage” sebagaimana dikutip Mahmuddin Sudin mengatakan bahwa

“inferfaith marriage” (Perkawinan antar agama) termasuk ke dalam

“marriages with built in problem” yakni perkawinan yang banyak

mengandung persoalan kedalam rumah tangga.4

Menurut sang doctor yang berpengalaman dan mengkhususkan dalam

bidang perkawinan ini, sesuai dengan pengalaman yang dilaluinya dalam

bidang tersebut mengatakan bahwa sangat sukar meyakinkan generasi muda

untuk merenungkan secara hakiki tentang perkawinan beda agama, mereka

senantiasa akan menghadapi persoalan-persoalan yang sungguh menegangkan

dan menentukan generasi muda senantiasa menolak dan selanjutnya

meyakinkan dirinya bahwa cinta akan dapat mengatasi segala-galanya.5

Setiap pasangan suami istri yang ideal senantiasa menginginkan satu

rumah tangga yang senantiasa stabil. Dan ini sudah pasti merupakan

pengharapan-pengharapan dan keinginan bersama dari setiap mereka yang

menikah.

Sebaliknya dalam kenyataan, banyak teijadi marriage conflicts atau

konflik-konflik rumah tangga yang berbeda tajam antara apa yang diharap-

harapkan. Diantara penyebabnya yaitu kurangnya penikiran dan penelitian

3 Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim Juz IV, (Indonesia: Maktabah Dahlan, 1.1.), him. 2004.

4 Mahmoudin Sudin, Perkawinan Antar Agama, (Jakarta: Yayasan Sarana Keluarga, 1985, him. 31.

5 Ibid.

Page 15: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

4

yang menimbulkan pengertian-pengertian terhadap unsur-unsur penyebab

ketidakstabilan satu rumah tangga.6

Anak merupakan buah perkawinan yang sangat membutuhkan orang

tua untuk memberikan pendidikaa agama, dalam proses pendidikan banyak

masalah yang akan dilontarkan anak pada orang tua, misalnya anak

menanyakan tentang siapa Tuhan itu, dimana surga dan neraka itu, siapa yang

membuat alam ini dar. sebagainya, untuk menjawab persoalan maka sangat

diperlukan adanya persamaan persepsi, prinsip, pemikiran dari orang tua

untuk memberikan dan membawanya agar anak menyadari dan melaksanakan

apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang agama, serta

mengerjakan hal-hal yang baik dan beramal shaleh.

Dari fenomena yang ada, tampaknya para pemuda yang melakukan

perkawinan antar agama hanya karena dorongan rasa cinta yang berlebihan

dan kebutuhan lahiriah saja. Tapi kenyataan yang mereka bina tak seperti yang

mereka harapkan, bahkan tidak sedikit rumah tangga yang berantakan, sering

cekcok, tidak direstui orang tua dan terakhir dengan perceraian, sehingga anak

menjadi korban, padahal menurut agama Islam tujuan perkawianan yaitu

mencari ridho Allah untuk memperoleh keturunan yang sah dalam

masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur.7

Berangkat dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan riset

dengan judul : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM

KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN

6 Ibid., him. 9-10.7 H. H i Iman Hadi Kusuma, Hukum sl Perka Indonesia, Mandar Maju, 1990, Dandung'

him. 24.

Page 16: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

KALICACING KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN

2008.

B. Definisi Operasional

Untuk memberikan batasan-batasan yang jelas dalam skripsi ini,

penulis perlu menegaskan istialh-istilah dalam judul diatas.

1. Problem Pendidikan Agama Anak

Problem mempunyai arti persoalan atau permasalahan.8 Sedangkan

pendidikan agama berperan penting dalam kehidupan anak, usia

merupakan basic yang harus diberikan lebih dahulu sebelum mengenal

ajaran-ajaran lain dalam rangka membentuk kepribadian jasmani, rohani

yang agamis, sehingga dengan agama merupakan pendidikan dasar yang

harus diberikan pada anak sebelum ia memperoleh ajaran-ajaran yang lain.

Tujuan pendidikan agama (Islam) yaitu: Menciptakan manusia yang

berakhlak Islam, beriman, bertaqwa, dan meyakininya sebagai suatu

kebenaran, serta berusaha dan mampu membuktikanya sebagai kebenaran

tersebut melalui akal, rasa, feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah

lakunya sehari-hari.9

Pendidikan agama yang dimaksud penulis yaitu pendidikan agama

Islam, merupakan usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian

anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran

8 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, him. 38.

9 Zakiah Darajat, Islam untuk Disiplin Ilmu Pedidikan, Bulan Bintang, Jakarta, 1987,him. 137

Page 17: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

6

Islam, memikirkan, memutuskan, berbuat dan bertanggungawab sesuai

nilai-nilai Islam.10 11

2. Keluarga

Keluarga adalah seisi rumah, anak, bini, batin, kepala keluarga

yang menjadi kepala keluarga.11

3. Perkawinan Beda Agama

Perkawinan dalam bahasa Arab adalah “nikah” arti nikah ada 2

yaitu arti sebenarnya dan arti kiasan. Arti sebenarnya nikah adalah “dham”

yang artinya menghimpit, menindih, atau berkumpul, arti kiasannya sama

dengan “wathaa ”, yang artinya bersetubuh.

Menurut syara’, nikah itu pada hakikatnya adalah “aqad”, antara

calon suami istri untuk membolehkan keduanya bergaul sebagai suami

istri.12 Aqad artinya ijab dari pihak wali perempuan atau wakilnya dan

qabul dari pihak calon suami atau wakilnya.13

Sedang yang dimaksud perkawinan antar agama, menurut Islam

perkawinan orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria

atau wanita).

10 Zuhairini, dkk., Filsafat pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, him. 152.11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976,

him. 731.‘2 Asmin, SH, Status Perkawinan Antar Agama Petinjau dari Undang-undang

Perkawinan No. 1/1974, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986, him. 28.13 H. Mahmud Yunus, Hukum perkawinan dalam Islam, PT. Hidayakarya Agung, Jakarta,

pasal 1, t.t, him. 1

Page 18: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

7

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana model pendidikan anak dalam lingkungan keluarga beda

agama?

2. Apa problem yang muncul pada pendidikan agama anak dalam lingkugan

keluarga beda agama?

3. Apa solusi yang ditempuh untuk menyelasaikan problem pendidikan

agama dalam lingkungan keluarga beda agama?

D. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan keluarga yang kawin beda agama,

di Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui problem apa yang dialami orang tua yang kawin beda

agama dalam mendidik agama anak.di Kelurahan Kalicacing Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga.

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jiw a anak dalam keluarga

beda agama, di Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi anak-anak dalam pendidikan agama Islam dan dari pedoman tersebut.

Dalam menerapkan pembelajaran pendidikan agama Islam melalui pendekatan

ini. Disamping itu, penulis juga berharap bahwa gambaran pendekatan yang

Page 19: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

8

telah dihasilkan melalui penelitian akan dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi dunia pendidikan kita. Pendidikan agama kepada anak, meliputi:

1. Materi pendidikan agama

2. Bimbingan orang tua

3. Metode orang tua dalam mendidik agama terhadap anak.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu: Tehnik lapangan {Field research). Tehnik ini dilakukan guna

mendapatkan data-data dari kancah, tempat terjadinya kejadian atau kasus.

2. Tehnik pengumpulan data

a. Wawancara bebas terpimpin

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang

problem yang dihadapai orang tua yang berbeda agama dalam

mendidik agama anak. Wawancara yang menggunakan pedoman

pertanyaan, tetapi pada prakteknya tidak harus urut sesuai dengan

urutan pertanyaan.

b. Observasi Partisipasi

Tehnik ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kedaan

keluarga yang kawin beda agama. Dalam hal ini saya mengunjungi

keluarga yang beda agama.

Page 20: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

9

c. Dokumentasi

Dokumentasi menggunakan pendekatan dokumentasi formal,

yaitu dilakukan untuk mendapatkan data umum tentang gambaran

umum keadaan keluarga yang beda agama. Dalam hal ini saya

mempelajari tentang bagaimana interaksi antara sesama anggota

keluarga

3. Metode Analisis Data

Analisa data dapat diartikan sebagai sebuah teknik yang dapat

digunakan untuk memberi arti kepada beratus-ratus atau bahkan beribu-

ribu, lembaran catatan pernyataan dan perilaku dalam catatan.14 Definisi

yang lain menerangkan bahwa analisa data adalah teknik yang digunakan

untuk memperoleh keterangan dari isu komunikasi yang disampaikan

dalam bentuk lambang.15

Hal itu dapat disimpulkan bahwa analisa data merupakan teknik

dalam memaknai, atau menafsirkan data-data yang diperoleh. Berdasarkan

teori yang ada, dengan melihat hasil observasi, wawancara, dan

sebagainya, peneliti akan menganalisa semua data tersebut yang

selanjutnya dapat disimpulkan apakah problematikan pendidikan agama

anak dalam keluarga perkawinan beda agama di Kelurahan Kalicacing

Kecmatan Sidomukti Kota Salatiga tersebut.

14 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1999, him

15 Ibid, Him 123122.

Page 21: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

10

Dengan demikian problem atau fokus penelitian dapat dirumuskan

kembali secara lebih luas atau lebih sempit. Pelaksanaan analisis data

tersebut dilakukan selama di lapangan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BABI : Pendahuluan, meliputi: Latar belakang masalah, Definisi

Operasonal, Pokok Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

penelitian sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan teori, terdiri atas: a) Pendidikan agama anak meliputi:

Pengertian pendidikan agama, Pengertian pendidikan agama anak,

Metode pendidikan anak b) Perkawinan beda agama, meliputi:

Pengertian perkawinan beda agama, perkawinan antar orang yang

beda agama menurut hukum Islam, Sebab-sebab timbulnya

perkawinana beda agama, Problem perkawinan beda agama, c)

Problem pendidikan agama anak dalam keluarga beda agama.

BAB III : Laporan hasil penelitian, meliputi: a) Diskripsi Umum letak

Geograris, Keadaan penduduk, Kondisi sosial ekonomi, Kondisi

sosial keagamaan, b) data hasil wawancara, meliputi: Data

tentang keadaan keluarga yang kawin beda agama, Data tentang

problem yang dialami orang tua yang kawin beda agama dalam

mendidik agama anak. Di kelurahan Kalicacing Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga.

BAB IV : Laporan hasil penelitian dalam bentuk analisis dengan

menggunakan metode induksi analitik

BAB V : Penutup, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran penutup.

Page 22: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Anak

Menurut al-Ghozali, sebagaimana dikutip oleh Drs. H.M. Arifin,

M.Ed, dalam bukunya yang berjudul “Hubungan Timbal Balik Pendidikan

Agama Dilingkungan Keluarga Dan Sekolah” orang tua sebagai pendidik

yaitu melatih anak-anak sebagai suatu hal yang sangat penting, karena anak

sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara

cemerlang, bersih dari segala ukuran serta gambaran, ia dapat menerima

segala sesuatu yang diukirkan diatasnya dan condong kepada apa yang

dicondongkan kepadanya. Maka apabila ia dibiasakan kepada kebaikan,

jadilah ia baik dan berbahagia di dunia dan akhirat. Orang tuanya turut

mendapat pahalanya. Tetapi apabila ia dibiasakan kearah kejelekan, maka

celakalah ia, sedang wali dan para pendidiknya mendapat dosa.1

Berikut ini penulis akan mencoba membahas pengertian pendidikan

agama anak, kemudian penulis lanjutkan dengan membahas mengenai metode

yang dipakai dalam pendidikan agama Islam karena metode berperanan

penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. 1

1 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Keluarga, Bulan Bintang , Jakarta, 1976, him 75

11

Page 23: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

12

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk menjelaskan pengertian pendidikan agama Islam, terlebih

dahulu akan penulis kemukakan pengertian pendidikan.

Pengertian pendidikan secara sederhana yaitu segala usaha orang

dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaannya. Atau lebih

jelas lagi, pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh

orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan

rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.2

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai

suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya

kepribadian peserta didik.3

Sedangkan sebagai proses transformasi budaya, pendidikan

diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi

yang lain. Seperti bayi lahir sudah berada didalam suatu lingkungan

budaya tertentu.4

Dengan adanya beberapa pengertian pendidikan tersebut dapat

diambil pengertian bahwa pendidikan merupakan proses sosial yang

membantu manusia untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan

menuju kepada cita-cita pendidikan.

2 Galim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, Jakarta 1986, him3 Limar Tirta Rahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000,

4 Ibid., him. 33.him 34

Page 24: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

13

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam

menurut pendapat beberapa Sarjana Islam, memberikan batasan :

a. Menurut Ahmad D. Marimba

Pendidikan agama Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian

utama menurut ukuran-ukuran agama Islam.5

b. Menurut M. Arifin

Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang dapat

memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya

sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai

dan mewarnai corak kepribadian.6

c. Menurut Zuhairiani

Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis

dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran

Islam.7 8

Sedangkan tujuan utama dari pendidikan Islam ialah membina dan

mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus

mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat-

o

syariat Islam secara besar sesuai pengetahuan agama.

5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif,Bandung,, 1987,him 23

6 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, cet. 1, him 10.7 Zuhairini, Dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN

Sunan Ampel, Malang, 1983, him 278 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 1991,

him. 5.

Page 25: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

14

Dengan adanya pengertian-pengertian pendidikan agama Islam

tersebut, memberikan gambaran bahwa manusia harus belajar serta

menyiapkan pribadi agar didalam masyarakat kelak dapat bertindak sesuai

dengan perintah ajaran Islam.

2. Pandangan Islam tentang anak

a. Anak lahir dengan membawa fitrah

Dalam pandangan Islam anak lahir telah dibekali oleh Allah

dengan adanya fitrah beragama, sebagaimana disebutkan dalam QS.

A r-R um : 30

z' / / z' ✓ 6 5 fl j?

JiU \\ ji*AS1 S j i j J i/ " / / / / z'

< r • > ^ V \ 3 \ % p i ^ jM o t o 411/ / / /

Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah, tetaplah atas) fitrah-fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah A llah Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’ (Ar-Rum : 30).9

b. Anak dapat terpengaruh lingkungan

Disisi lain Islam memandang bahwa anak dalam

perkembangannya dapat terpengaruh lingkungan. Hal tersebut

sebagaimana dilukiskan oleh sebuah Hadist.

Depag RI, op. cit., him. 645.

Page 26: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

15

• j J 6 • J j Aj ajlP <t}il5j s j * <y ' j * •• •* «• •

Ajl yaAj ©I>\j5 3 jk il JS' a!j » Vj 3j !j ^j- U

*( j j w ^ p - ' )

Artinya : “Dari Abi Hurairah r a. Dia berkata : bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda : setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan flrrah (suci), maka atas kedua orang tuanya ia menjadi yahudi atau nasrani atau Majusi (HR. Muslim)”.10 11

Dari ayat dan Hadist tersebut jelas bahwa pada dasarnya anak

telah membawa fitrah beragama dan kemudian tergantung pada

pendidikan selanjutnya. Pendidikan didalam keluarga merupakan

pendidikan kodrati. Apalagi setelah lahir, pergaulan diantara orang tua

dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan

kedamaian anak-anak akan berkembang ke arah kedewasaan dengan

wajar.11

Pendidikan dalam keluarga juga merupakan dasar

perkembangan dari pendidikan anak pada saat berikutnya.

Adapun pendidikan yang dilaksanakan di dalam keluarga ada

yang disengaja dan ada yang tidak disengaja, pendidikan yang

disengaja antara lain : mengajarkan berkelakuan baik, memberikan

pelajaran agama dan sebagainya. Sedangkan pendidikan yang tidak

disengaja misalnya tingkah laku orang tua, hubungan keduanya baik

10 Imam Abu Husain bin Hajjaj, Shahih Muslim, Maktabah Dahlan, Indonesia, t-th. Juz IV, him. 204.

11 Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Menara Mas Offset Yogyakarta, 1994, him. 20.

Page 27: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

16

atau tidak, ini semua tanpa disadari lebih berpengaruh kepada jiwa

anak dari pada pendidikan yang disengaja. Maka keluarga yang baik,

orang tua hidup rukun dan damai akan dapat membentuk anak-anak

baik pula, tetapi sebaliknya keluarga yang berantakan, orang tua hidup

tidak tentram, suasana kacau akan membuat anak kacau tidak

tentram.12

Dalam kontek pendidikan, Islam menempatkan anak dalam

posisi yang sangat penting, karena tugas suci termasuk fardlu ain bagi

setiap orang tua, maka dosa besar bagi mereka yang tidak

memperhatikan pendidikan agama anak. Guru terbesar dalam Islam,

Nabi Muhammad SAW, mengingatkan bahwa siapa yang tidak

menyayangi anak maka bukan termasuk golongannya. Ancaman lebih

keras bagi mereka yang tidak memperhatikan yatim piatu. Kutukan

Nabi dan Allah akan selalu menimpanya serta mendapatkan sebuah

status tercela “Pendusta agama”.

Betapa pentingnya pendidikan agama anak, hingga Nabi

mengingatkan bahwa seorang calon bapak sudah semestinya

memikirkan calon anak sejak usia menseleksi calon ibunya. Karena

menurut Nabi, darah ibu dan ayah akan mengalir ke tubuh anak dan

sangat mempengaruhi masa depannya. Setelah anak berada di

kandungan ibu, seorang ayah dianjurkan meningkatkan tradisi prety.

Yakni tingkah laku kesalihan yang merupakan ekspresi syukur pada

12 Ib id ,

Page 28: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

17

Allah dan kerinduan akan kelahiran putranya. Pada para ibu Nabi

berpesan bahwa surga berada pada telapak kaki ibunda : sebuah pesan

simbolik yang dalam dan mengagungkan tugas suci ibu. Peran ibulah

yang akan membawa sengsara atau bahagia anak.

Tegasnya pada kedua orang tua, Nabi memberi legitimasi

sebagai agen Allah dibumi yang paling berhak mendidik anak sejak

d in i: ridha Allah terletak pada ridha orang tua dan murka-Nya terletak

pada murka mereka pula. Layak tidak seorang anak meraih gelar

termulia “ Shalih dan muttaqin” disisi Allah masih harus dibuktikan

ijazah dan rekomendasikan yang diperoleh anak dari orang tua terlebih

dahulu.

Nabi menganjurkan agar setiap orang tua membacakan adzan

pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri bayi yang baru lahir.

Adzan dan iqamah merupakan ajakan kemenangan dalam arti yang

sebenarnya yakni al-Falah, true victory, kejayaan lahir batin, dunia

akherat. Alangkah indahnya ajaran Nabi yang menggambarkan

pendidikan sejak dini. Orang tua sebagai first schod dianjurkan mampu

memotivasi perkembangan anak secara total yang mencakup fisik,

emosi, intelektual senantiasa dan religius spiritual. Bahwa

perkembangan intelektual senantiasa dibarengi dan seirama dengan

perkembangan relijius ialah satu kenicayaan dalam pendidikan.13

13 Abdurrahman Mas’ud, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2001, cet. 1, him 6-7.

Page 29: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

18

Bagi umat Islam seharusnya anak lahir dan berkembang dalam

bimbingan, pengaruh dan pengarahan masyarakat dan kebudayaan

Islam jika diinginkan kelak mereka dewasa sebagai umat yang

bertaqwa.

B. Metode Pendidikan Agama

Menurut bahasa metode (method) berarti suatu cara kerja yang

sistematika dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan ia merupakan

jawaban atas pertanyaan “Bagaimana”. Methodik (methodie) sama artinya

dengan methodologi, (methodology) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis

dan formulasi method-method yang akan digunakan dalam penelitian.14

Sedangkan methode mengajar ialah :

a. Merupakan salah sati komponen daripada proses pendidikan

b. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu

mengajar

c. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.15

Pendidikan agama merupakan suatu tugas yang pasti mempunyai

tujuan, agar tujuan itu dapat dicapai dengan cepat meyakinkan dan tepat, maka

perlu adanya suatu cara yang serasi.16 Atau dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa cepat dan tidaknya tujuan dari pendidikan sangat ditentukan oleh

keserasian dalam menggunakan cara/methode.

14 Dir. Jend. Bin. Baga. Agama Islam, Methodik Khusus Khusus Pengajaran Agama Islam , Jakarta: 1984/1985, Cet. 2, him. 1.

15 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983, Cet. 8, him. 79.

16 Dir. Jend. Bin. Baga. Agama Islam, op. cit, him. 1-1.

Page 30: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

19

Methode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan

pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan dengan sejelas-

jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan

dan memilih methode mengajar yang tepat. Kekaburan didalam tujuan yang

akan dicapai menyebabkan kesulitan didalam memilih dan menentukan

metode yang tepat.17

Bertitik tolak dari pengertian metode sebagai salah satu cara untuk

mencapai tujuan, maka dapat dirumuskan pengertian metodologi pendidikan

agama adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai

tujuan pendidikan agama, dengan melalui berbagi aktivitas, baik didalam

maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah.18

Al-Qur’an al-Karim juga telah mengajarkan kepada orang tua cara

berbicara dengan anak-anaknya melalui contoh yang terkandung dalam surat

Luqman ayat 13 :

y / / 5 o > s t> s , t

p i p j & s £ p \ 'o\ is ' J i r i W A , &/ / x x

Artinya : “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “wahai janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang benar”.19

Teks Al-Qur’an ini mengarahkan secara halus kepada kedua orang tua

cara berbicara kepada anak-anaknya.20

17 Ib id ,18 Ib id , him 8019 Depag, Ibid. , him. 654.20 Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, Jakarta : Lentera, 1992, Cet. 1, him 216.

Page 31: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

20

Para Rasul dalam menyampaikan dakwahnya juga menggunakan

metode, hal ini dapat kita lihat misalnya sebelum Nabi Musa. As.

Menjalankan misi dakwahnya, beliau berdoa : (surat Thaha : 25-28)

Artinya : “Berkata Musa : ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, mudahkanlah

Selain daripada itu, hampir semua bahan atau materi dakwah Nabi

Muhammad SAW. Sampaikan melalui metode ceramah.22 23

Metode pendidikan anak dalam keluarga :

1. Metode ceramah

Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dimana

cara menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik

dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan

uraiannya, guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain,

misalnya gambar-gambar, peta, dan alat peraga lainnya.

2. Metode tanya jawab

untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka me ngeri perkataanku".21

Ialah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan

pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode didalam pendidikan

21 Departemen Agama RI, op. c it., him. 47822 Zuhairini, op. c it., him. 86.23 Zuhairini, op. cit.., him 83

Page 32: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

21

dimana guru bertanya sedang murid menjawab tentang bahan atau materi

yang ingin diperolehnya.24

3. Metode diskusi

Ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau

menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.25

4. Metode demonstrasi dan eksperimen

Ialah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain

yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh

kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah jenazah dan sebagainya.26

5. Metode pemberian tugas atau resitasi

Adalah metode dimana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.27

6. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran

ialah kelompok kerja dari kumpulan beberapa individu yang bersifat

paedagogis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik

(kerjasama) antara individu serta saling percaya mempercayai.28

C. Perkawinan Berbeda Agama

1. Pengertian

Perkawinan antar orang yang berlainan agama atau biasa disebut

perkawinan beda agama, merupakan diantara masalah kontemporer yang

24 Ibid., him. 8625 Ibid., him. 89.26 Ib id , him. 94.27 Ib id , him. 96-97.

Page 33: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

2 2

saat ini masih banyak terjadi didalam kehidupan masyarakat. Kita

menyadari semakin banyaknya perkawinan beda agama antara orang Islam

(pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita). Gejala

perkawinan campur semacam ini selayaknya kita tanggapi secara arif

bijaksana, tidak hanya dengan perasaan prihatin dan was-was belaka.28 29

Di satu sisi, bila perkawinan beda agama dihayati secara

bertanggung jawab dan penuh kedewasaan, dapat menjadi berkat bagi

kedua belah pihak dan kedua agama, yakni terjadinya dialog antar agama.

Karena itu ditinjau dari masalah perkawinan berbeda agama harus

dilaksanakan secara rasional dalam semangat dialog. Disisi lain,

perkawinan ini juga sangat rentan dan mengandung resiko yang besar,

justru karena terdapat dua panutan di bawah satu atap yang sekalipun

persamaannya, terdapat perbedaan mendasar.

Yang dimaksud dengan “perkawinan antar orang yang berlainan

agama”, ialah perkawinan orang Islam (pria atau wanita) dengan orang

bukan Islam (pria atau wanita).30

2. Perkawinan beda agama menurut hukum Islam

Mengenai masalah perkawinan beda agama ini Islam membedakan

hukumnya menjadi tiga macam.31

28 Ibid. him. 99.29 Al Purwa Hadiwardoyo, Perkawinan Menurut Islam dan Implikasinya terhadap Kawin

Campur, Yogyakarta: Kanisius, 1990, Cet. 1, him. 10.30 Masjfiik Zuhdi, op .cit., him. 4.31 Ibid,

Page 34: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

23

a. Perkawinan antara seorang pria muslim dengan wanita musyrik

Islam melarang perkawinan antara seorang pria muslim dengan

wanita musyrik, berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah

ayat 221 :

-wj. l jA \ \ j & 1I J Ij jU l JX / // / /

Artinya: “Janganlah kamu mengawini wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita-wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatim u” (QS. Al-Baqarah : 221).32

Hikmah pengharaman ini sangat jelas, yaitu ketidakmampuan

bertemunya Islam dengan keberhalaan. Aqidah tauhid yang mumi

bertentangan secara diameterial dengan aqidah syirik.33 Selanjutnya

agama berhala tidak mempunyai kitab suci m u’tabar dan tidak

mempunyai Nabi yang dikenal dan diakui. Karena itulah Islam

melarang kaum muslimin mengawinkan kaum muslimah dengan lelaki

musyrik, keterangan tersebut mempunyai alasan (1liat) dengan firman

Allah SWT . dalam surat Al-Baqarah 221

'y .y ji. c k ^ i\ %

Artinya: “...Janganlah kamu mengawini wanita-wanta musyrik, sebelum mereka beriman. Sesunguhnya wanita budak yang

32 Depag. RI, op. cit., him. 53.33 Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontempore, Gema Insani Pres, Jakarta 1995, him.

5 8 1 .

Page 35: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

24

beriman lebih baik dai pada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu (QS. Al Baqarah 221)34

b. Perkawinan antara wanita muslimah dengan pria non muslim

Ulama telah sepakat bahwa Islam melarang perkawinan antara

seorang wanita muslimah dengan pria non muslim, baik suaminya itu

termasuk pemeluk agama yang mempunyai kitab suci, seperti Kristen

dan Yahudi (revealed religion), ataupun pemeluk agama yang

mempunyai kitab-kitab serupa dengan kitab suci seperti Budhisme,

Hiduisme, maupun pemeluk agama atau kepercayaan yang tidak punya

kitab suci dan juga kitab yang serupa kitab suci. Termasuk pula di sini

penganut annimisme, dinamisme, politeisme, dan sebagainya.35

Adapun dalail yang menjadi dasar pelarangan kawin antara

wanita muslimah dengan pria non muslim.36 *

d. Firman Allah SWT QS. Al Baqarah 221

Aiii s>uii(j 3 Z i\ j \ j\ai j \ vz' / // / X

Artinya : “Mereka mengajak keneraka, sedangkan Allah mengajak kesurga dan ampunan dengan ijinnya (QS. Al Baqarah

221 )3Y

e. Ijma’ para ulama tentang pelarangan perkawinan antara wanita

muslimah dengan pria non muslim

Adapun hikmah dilarangnya perkawinan antara orang Islam

(pria atau wanita dengan orang yang bukan Islam pria atau wanita,

34 Depag. RI., op. cit., him. 54.35 Masjfiik Zuhdi, op. cit., him. 6.36 Ib id ,j7 Depag. RI, op. cit., him. 53-54.

Page 36: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

26

sebaliknya, sehingga, seandainya perkawinan semacam itu dibolehkan,

maka pasti ayat tersebut akan menegaskannya.40

c. Perkawinan antara seoran pria muslim dengan wanita Ahlul Kitab

Sebelum kita membahas boleh tidaknya seorang pria muslim

kawin dengan wanita Ahlul Kitab, terlebih dahulu kita lihat apakah

wanita Ahlul Kitab itu. Wanita Ahlul Kitab yaitu wanita dari golongan

yang tetap beragama kepada Al-Kitab yang diwahyukan sebelum Al-

Qur’an seperti Taurat, Injil, Zabur.41

Kebanyakan ulama berpendapat, bahwa seorang pria muslim

boleh kawin dengan wanita Ahlul Kitab (Yahudi atau Kristen).42

Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 5 :

jii j, \ j ) 'd i \ j ^

Artinya : ”...dan dihalalkan mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatannya diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara orang- orang yang diberi kitab suci sebelum kamu... ”. (QS. Al- Maidah : 5)43

Selain berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah

ayat 5, juga berdasarkan sunah Nabi Muhammad SAW, dimana Nabi

Muhammad SAW pernah kawin dengan wanita Ahlul Kitab, yakni

Mariah Al-Qibtiyah (Kristen). Demikian pula seorang sahabat nabi

40 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Q ur’an, Mizan, Bandung, 2000,him. 196.41 Dahlan Indhamy, Azas-azas Fiah Munakahat Hukum Keluarga Islam, Al-Ikhlas

Surabaya, 1984, him. 27.42 Masjfiik Yuhdi, op. cit., him. 5.43 Depag. RI, op. cit., him. 158.

Page 37: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

25

selain Ahlul Kitab) ialah bahwa antara orang Islam dengan orang kafir

selain Kristen dan Yahudi itu terdapat way o f life dan filsafat hidup

yang sangat berbeda. Sebab orang Islam percaya sepenuhnya kepada

Allah sebagai pencipta alam semesta, percaya kepada para nabi, kitab

suci, malaikat, dan percaya pula pada hari kiamat, sedangkan orang

musyrik/kafir pada umumnya tidak percaya pada semua itu.

Kepercayaan mereka penuh dengan khurafat dan irasional. Bahkan

mereka selalu mengajak orang-orang yang telah beragama dan beriman

untuk meninggalkan agamanya dan kemudian diajak mengikuti

“kepercayaan atau ideologi” mereka.38

Adapun hikmah dilarangnya perkawinan antara wanita

muslimah dengan pria non muslim yang lain karena dikhawatirkan

wanita muslimah itu kehilangan kebebasan beragama dalam

menjalankan ajaran-ajaran agamanya, kemudian terseret kepada agama

suaminya.39 *

Selain itu, larangan mengawinkan perempuan muslimah

dengan pria non muslim termasuk pria ahlul Al-Kitab diisyaratkan

oleh Al-Qur’an. Isyarat ini dipahami dari redaksi Surat Al Baqarah (2):

221 di atas, yang hanya berbicara tentang bolehnya perkawinan pria

muslim dengan wanita ahlul Al-Kitab, dan tidak menyinggung

38 Masjfak Zuhdi, op. cit., him. 7.39 Chalil Umum, Agama Menjawab Tantangan Berbagai Masalah Abad Modern, Ampel

Suci, Surabaya 1994, him. 27.

Page 38: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

27

yang bernama Hudzaikah bin Al-Yaman pernah kawin dengan seorang

wanita Yahudi, sedang para sahabat tidak ada yang menentangnya.44

Kebanyakan ulama bahkan umat Islam sepakat bahwa seorang

pria muslim boleh kawin dengan wanita Ahlul Kitab. Karena ajaran-

ajaran yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan sebelum Al-

Qur’an turun pada waktu itu, betul-betul wahyu dari Allah SWT

sehingga ajarannya tidak bertentangan atau sama dengan ajaran yang

terdapat dalam kitab Al-Qur’an, karena Al-Qur’an merupakan

penyempurnaan kitab suci yang turun sebelumnya. Akan tetapi, yang

menjadi permasalahan, berdasarkan realita sekarang ini, apakah ajaran

Ahlul Kitab masih mumi wahyu yang berasal dari Allah SWT. Umat

Islam memandang ajaran para Ahlul-Kitab seperti yang terdapat dalam

kitab sucinya sudah tidak mumi lagi, telah mengalami perubahan di

tangan manusia, sehingga ajarannya banyak yang bertentangan dengan

ajaran Islam. Hal ini dapat kita lihat pada akidah dan praktik ibadah,

Kristen dan Yahudi telah jauh menyimpang dari ajaran tauhid yang

mumi.45

Oleh sebab itu, tepat dan bijaksana umat Islam melarang

perkawinan seorang pria muslim dengan wanita Ahlul-Kitab itu,

dengan musyawarah Nasional ke II Majelis Ulama se Indonesia

tanggal 26 Mei-1 Juni 1980 di Jakarta, itu dianggap berlaku pada

zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa kini, tidak ada lagi

44 Op-cit., him. 5.45 Ibid., him. 9.

Page 39: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

28

golongan Ahlul-Kitab yang bisa diyakini oleh pemuda muslim. Oleh

karenanya difatwakan sebagai “haram laki-laki” muslim kawin dengan

wanita Kristen.”46

3. Sebab-sebab perkawinan beda agama

a. Karena kurangnya pengetahuan agama yang mereka yakini

Hal ini biasanya teijadi para pemuda-pemudi sekarang ini

karena makin tipisnya keyakinan agama yang mereka peluk dan rasa

cinta yang berlebihan pada lawan jenisnya, seringkah tidak mereka

bedakan dari satu nafsu seksual atau rasa asmara belaka, mungkin

lebih menguasai akal budi mereka daripada iman, dan keyakinan

agama mereka.47

Biasanya mereka yang melakukan kawin beda agama

menganggap bahwa urusan perkawinan terlepas dari urusan agama.

Yang terpenting rasa suka sama suka dan saling pengertian antara

kedua belah pihak, maka orang dapat nikah. Anggapan semacam ini

yang keliru. Agama sangat menentukan dan turut andil dalam

mewarnai jenjang perkawinan menuju keluarga yang sakinah,

mawaddah, warahmah. Hal ini sesuai dengan penjelasan Syekh

Muhammad Abduh tentang motivasi larangan kawin beda agama yang

terdapat dalam tafsir Al-Manajar Jilid II hal 352, yang isinya : “Untuk

memelihara akidah, menjaga ketenangan dan ketentraman dalam

rumah tangga, memupuk kecintaan (mawaddah) dan kasih sayang

46 Ib id , him. 5.47 Al Purwa Hadiwardoyo, op. cit., him. 80.

Page 40: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

29

(rahmah) yang menjadi tujuan pokok perkawinan, memelihara anak-

anak dan turunan.48

b. Menyalahguna pengertian hak-hak asasi, toleransi dan keturunan

beragama

Melakukan perkawinan berbeda agama dengan alasan toleransi

dengan menyatukan dua agama dalam satu atap, merupakan suatu hal

yang tidak dapat dibenarkan oleh agama, terutama sekali oleh Islam.

Karena pada hakekatnya Islam telah memberikan ketentuan dan tata

cara dalam melakukan toleransi umat beragama yaitu menghormati,

menghargai dan memberikan orang meyakini dan mengamalkan ajaran

agama yang diyakini. Hal ini jelas terdapat dalam kaidah suci Al-

Qur’an, Surat Al-Kafirun ayat 6 :

' J j (& M ‘Ms s * / * s

Artinya : “Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. ”

Jadi, salah jika demi “toleransi” dan demi “kerukunan” masing-

masing mereka ’’melepaskan” prinsip-prinsip agamanya sendiri dan

tanpa disadari telah terjadi “erosi iman”.49

48 M. Yunan Nasution, Islam dan Problema Kemasyarakatan : Dilema dalam Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta 1998. Him. 49.

49 Dadang Hawari, Al-Qur ’an Ilmu Kedokteran Jiwa dari Kesehatan Jiwa, him. 217-218.

Page 41: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

30

c. Keyakinan generasi muda bahwa cinta akan dapat mengatasi

segalanya50

It is difficult to convince young people interfaith marriage that

they face any serious problems. They refuse to believe that their love

will not conquer all.

d. Kesalahan pengertian akan makna agama

Ray E Baber dalam bukunya “Manager and the Family”,

sebagaimana yang dikutip Mahmouddin Sudin menyatakan bahwa

dapatnya berlangsung parkawinan antar agama disebabkan kesalahan

pengertian yang beranggapan "That to young people o f different

religious believes fo r more than that is involved.” Jadi remaja yang

kawin antar agama itu hanya berbeda dalam Tuhan dan dipercayanya

saja, padahal lebih banyak dan lebih jauh serta menghakiki masalah-

masalah yang terlibat di dalamnya.51

Inilah yang membentuk ciri kehidupan diambang tahun 2000,

yaitu diantaranya apa yang dinamakan dengan berlangsungnya proses

pendangkalan nilai, arti dan peranan agama dalam kehidupan manusia.

Dimana menurut RR. Alford sebagaimana dikutip oleh Mahmouddin

Sudin menyatakan bahwa proses pendangkalan arti, nilai dan agama

terjelma ke dalam tiga bentuk :

50 Mahmouddin Sudin, op.cit., him.3151 Ibid., him.32-33

Page 42: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

31

1) Secularization, the weakening o f religious belief in general

2) Compartmentalization, the separation o f religion from other areas

o f life

3) Homogenization, the convergence, o f many religion upon a

vaguely defined consensus on teaching and practiced.52

4. Problem perkawinan beda agama

Di bawah ini akan penulis sampaikan salah satu contoh yang

merupakan akibat dari satu perkawinan antar agama (Interfaith Marriage)

yang penulis kutib dari bukunya Mahmouddin Sudin.

Contoh ini yaitu rumah tangga yang sudah melangsungkan

perkawinan selama 13 tahun. Sang suami beragama Katolik Roma,

sedangkan sang istri beragama Katolik Yunani (Greek Ortodox).

Sewaktu perkawinan akan dilangsungkan, sang istri sudah

menyadari dengan penuh kesungguhan bahwa perkawinan akan

dilangsungkan menurut agama sang suami yaitu Katolik Roma. Dalam hal

ini sang istri juga menyetujui untuk menandatangani perjanjian bahwa

anak yang lahir dari perkawinan tersebut akan didik sesuai dengan agama

sang suami. Dan juga berjanji akan mematuhi seluruh isi perjanjian

tersebut.

Setelah perkawinan itu berjalan sebagaimana mestinya, sang istri

tetap memenuhi janji yang telah ditandatanganinya, tiba-tiba ada gugatan

yang datang dari dirinya sendiri yakni mengenai perjanjiannya dengan

52 Ib id , him. 10-11.

Page 43: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

32

Tuhannya dalam agama Katolik Yunani. Karena menurut agama Katolik

Yunani setiap wanita penganutnya tidak boleh menikah dengan pria yang

tidak seagama.

Setelah 13 tahun menikah, suami istri belum pernah dapat

melakukan hubungan kelamin. Apakah suaminya impoten ataukah sang

istri Frigid (dingin nafsu sex). Ternyata tidak demikian, karena pasangan

tersebut dikaitkan dengan kebutuhan sex senantiasa berada dalam batas

kenormalan.

Diantara dokter yang melakukan pemeriksaan, menyatakan sang

istri mempunyai ketebalan selaput dara (hymen). Dianjurkan dokter untuk

melakukan operasi selaput dara. Setelah operasi dilakukan dan berhasil,

pasangan ini juga belum mampu untuk melakukan hubungan sex.

Selanjutnya suami istri ini pergi ke konsultan perkawinan, dalam

hal ini Rebecca sendiri, barulah ketahuan penyebab utama kasus fungsi

rumah tangga yang sudah berlarut-larut tersebut.

Penyebabnya sangat menghakiki, yakni tumbuhnya sense o f quilty

(rasa bersalah) sebagai akibat melanggar perjanjian dengan Tuhannya.

Dalam hukum agama sang istri, melakukan hubungan sex dengan

sang suami yang tidak seagama, nilainya sama dengan hubungan kelamin

yang dilakukan dengan tanpa nikah (qithout marriage), atau zina. Karena

perkawinan seperti itu, termasuk satu bentuk perkawinan yang terlarang

dalam agama sang istri.

Page 44: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

33

Jadi setiap sang istri akan melakukan hubungan kelamin dengan

suaminya, dia selalu dihantui oleh dosa sebagai akibat rasa bersalah karena

sudah melanggar hukum agamanya.

Rebeeca Liswood menutup kasus ini dengan menyatakan bahwa

“People often have no conception o f how deep are the root o f their

religious belief \ Jadi dalam kasus seperti ini banyak orang tidak

menyadari bagaimana dalamnya mengakar keyakinan agama yang

dianutnya53

Diantara problem yang ditimbulkan akibat perkawinan beda agama

antara lain :

a Perkawinan beda agama lebih mengundang persoalan-persoalan yang

menghakiki yang mengguncangkan kestabilan kehidupan rumah

tangga yang berakhir kepada hancurnya sendi-sendi kehidupan

perkawinan atau pemutusan perkawinan.54

b. Perkawinan antar agama dapat menimbulkan kecurigaan antar agama

yang selanjutnya berkembang menjadi konflik agama walau secara

diam-diam atau terang-terangan.55

c. Mungkin terjadinya pola hidup yang sekuler56

Manakalah konflik perbedaan agama itu tidak terselesaikan,

maka pasangan suami istri itu tidak mengamalkan agama yang

dianutnya, yang pola hidup sekuler akan menimbulkan konflik-konflik

53 Ib id , him. 31-32.54 Ibid., him. 40.55 Ibid., him. 42.56 Dadang Hawari, op. cit., him. 217.

Page 45: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

34

baru yang lebih sulit diatasi yang dapat menjurus kepada konflik

agama sebagaimana dialami di barat, yaitu kebahagian semu. Semakin

banyak orang yang melakukan kawin beda agama, berarti semakin

memperbanyak perilaku sekuler, yang akibatnya orang tidak lagi

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, karena mereka

menganggap agama ialah urusan dengan Tuhan, tidak ada

hubungannya dengan manusia, sehingga ajaran agama tidak

tersosialisasikan/teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau ini

yang terjadi di masyarakat, maka sangat gawat sekali karena orang tak

lagi menjadikan agama sebagai pedoman dalam hidup, melainkan

sebagai barang rongsokan tak berguna, dan orang lebih mementingkan

materi.

d. Kemungkinan terjadi erosi iman57

Kalau tidak sampai terjadi pola hidup yang sekuler, maka

pasangan kawin beda agama bukannya semakin bertambah keimanan

mereka terhadap agamanya, bahkan sebaliknya semakin melemahkan

iman mereka Dan demi “Toleransi” dan “Kerukunan” masing-masing

mereka melepaskan prinsip-prinsip akidah agamanya sendiri dari tanpa

disadari telah terjadi “erosi iman”.

e. Kemungkinan salah satu pasangan akan terkucil dan kelompok

masyarakat agama58

57 Ibid, him. 218.58 Ibid,

Page 46: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

35

Setiap agama menghendaki pemeluknya melakukan

perkawinan yang seagama/seiman. Karena setelah memasuki dunia

keluarga/berumah tangga diharapkan dalam kehidupan sehari-hari

ajaran agama yang dianutnya turut mewarnai dan berperan dalam

membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah sesuai

dengan tujuan pokok perkawinan tersebut. Perkawinan beda agama

tidak akan pernah memuaskan kedua pihak. Kedua agama tidak

merelakan terjadinya perkawinan beda agama. Maka apabila

perkawinan tersebut terjadi, kedua pihak akan terkucilkan di komunitas

agama kedua belah pihak, terutama sekali pihak masing-masing

keluarga. Karena dalam masyarakat kita perkawinan bukan hanya

antara dua individu, melainkan perkawinan yang melibatkan keluarga

kedua belah pihak, bahkan komunitas agamanya ikut terlibat,

f. Memungkinkan terjadinya derita mental dari salah satu pasangan

kawin beda agama

Sering terjadi demi agar perkawinan dapat dilangsungkan dan

mengikuti tata cara Islam sewaktu menikah. Namun dalam perjalanan,

suami berbalik kembali memeluk agama yang semula dianutnya.59 Hal

ini dapat menimbulkan derita mental bagi si istri dan akan sulit bagi si

istri untuk bisa diterima dalam lingkungan keluarganya karena ia telah

kawin dengan suami yang berbeda agama. Bahkan ini bisa berakibat

pemutusan hubungan perkawinan.

Dadang Hawari, op. cit., him. 219.

Page 47: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

36

5. Problem pendidikan agama anak dalam keluarga beda agama

Pada bab sebelumnya sudah penulis sampaikan bahwa menurut

Rosulullah SAW setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk

beragama, namun bentuk keyakinan agama yang dianut anak sepenuhnya

tergantung dari bimbingan, arahan dan pengaruh dan orangtua mereka.

Jadi fungsi dan peran orangtua mampu untuk membentuk arah keyakinan

anak-anak mereka.

Perbedaan dalam perkawinan, dapat merupakan stressor

psikososial untuk terjadinya berbagai bentuk gangguan kejiwaan (konflik

kejiwaan), yang pada gilirannya tidak terwujudnya keluarga yang seliat

dan sakinah!bahagia sebagaimana yang diidamkan pada waktu perkawinan

itu dilangsungkan. Faktor afeksional yang merupakan pilar utama

perkawinan sukar untuk dapat diwujudkan karena dasar akidahnya

berbeda, bahkan bisa bertentangan, konsekuensi lebih lanjut adalah pada

tumbuhkembang anak. Anak itu ke akidah yang mana, anak itu agama

ayahnya, atau agama ibunya, atau tidak beragama sama sekali.60 Anak bisa

bingung karenanya. Ini sungguh persoalan yang sangat besar sekali dan

mengandung omplikasi yang berbahaya sekali. Kita dapat membayangkan

bersama, jika yang menjadi anak hasil kawin beda agama itu kita, apa

yang akan kita lakukan dan sikap apa yang harus kita berikan kepada dua

orang tua serta siapa yang harus kita jadikan panutan/suri tauladan dalam

menapaki hidup yang masih memerlukan panutan dan ajaran serta

60 Ibid.,

Page 48: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

37

pedoman dalam beragama termasuk didalamnya ibadah, baik ibadah

madhah atau ibadah ritual kita kepada Allah SWT maupun ibadah ghairu

mahdhah atau ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia, anak

harus dihadapkan dengan dua dilema yang menjadi penentu arah yang

sekaligus akan mewarnai segala perilaku hidupnya termasuk didalamnya

mencakup kegiatan beragama/beribadah karena agama merupakan

sandaran sekaligus pedoman untuk melangkah dalam hidup di dunia dan

hidup di akherat, dan keluarga yang termasuk kedua orang tua kita

menentukan keberagamaan kita.

Jadi, jelas bahwa kedua orangtua punya andil yang besar dalam

membimbing anak dalam beragama. Sehingga jika kedua orang tua

mempunyai agama yang berbeda, lantas mana yang seharusnya pantas kita

ikuti dalam beribadah, padahal kedua-duanya sama-sama berjasa dalam

mendidik dan membesarkan kita. Pada anak dan remaja, adalah cara

pendidikan yang berbeda antara ayah dan ibu.61 62 Pendidikan anak dari

orangtua yang berbeda agama akan tetap sulit dilaksanakan apabila

masing-masing pihak berteguh dalam hukum agama.

Keduanya punya kewajiban yang sama dalam mendidik anaknya

dan keduanya punya kewajiban yang sama dalam mendidik anaknya dan

keduanyapun menginginkan anak-anak didik sesuai dengan agamanya.

Sebagai contoh, menurut hukum Islam orang tua Islam harus mendidik

61 Ibid., him. 19.62 Al-Purwa Hadiwardoyo, op. c#.,him. 80.

Page 49: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

38

anak-anaknya secara Islam. Sedangkan menurut Katolik menuntut hal

serupa dari warganya.63

Persoalan ini yang seharusnya kita pikirkan, sebelum memutuskan

melakukan perkawinan beda agama, kebanyakan pemuda pemudi sekarang

bertindak tidak berpikir dulu akan dampaknya dikemudian hari. Hanya

dengan cinta buta lupa segalanya. Dapat kita bayangkan nasib anak hasil

kawin beda agama, dari segi hukum agama terutama Islam tak mengakui

dan tak mensahkan perkawinan agama, lantas bagaimana dengan nasib

anaknya dalam hal nasablketurunan dan hak waris padahal Islam tak

mensahkan perkawinan tersebtu, bahkan melarang “Akibatnya anak-anak

tidak akan diakui oleh hukum Islam sebagai anak yang sah”.64 Sehingga

tidak ada nasab keturunan dan tak punya hak waris.

63 Ibid,64 Ib id , him. 18.

Page 50: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Data Umum

Dalam melakukan penelitian, penulis berhasil mendapatkan informan

lima keluarga yang kawin beda agama, mereka berstatus sebagai orang biasa.

Artinya mereka bukan berasal dari status sosial pejabat atau pegawai negeri

maupun swasta. Jenis pekerjaan dari keluarga-keluarga ini pun beraneka

ragam Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat dari tabel berikut in i:

TABEL I

No Keluarga Jenis Pekerjaan Penghasilan Rata-Rata / @

1 I Swasta Rp. 800.000

2 II Pedagang Rp. 600.000

3 III Karyawan Rp. 300.000

4 IV Pedagang Rp. 450.000

5 V Pedagang Rp. 500.000

Sumber : Hasil wawancara dengan orang tua yang kawin beda agama pada tanga 11 maret2008.

Dari data tersebut diketahui bahwa tingkat ekonomi dari jenis

pekerjaan yang kawin beda agama yang menjadi obyek dalam penilaian ini

adalah:

1. Keluarga swasta berekonomi menengah atas

2. Keluarga pedagang berekonomi menegah

3. Keluarga karyawan berekonomi bawah

39

Page 51: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

40

4. Keluarga petani berekonomi bawah

5. Keluarga pedagang berekonomi menegah

Daftar keluarga yang kawin beda agama

Jumlah keluarga yang kawin beda agama yang penulis jadikan

responden dalam penelitian ini adalah lima keluarga, karena kelima keluarga

tersebut penulis jadikan obyek penelitian. Maka kiranya perlu penulis

cantumkan nama, pasangan, usia dan anak kandung mereka hal itu dapat

dilihat dari table II dan III sebagai berikut.

TABEL II

Daftar Keluarga Kawin Beda Agama

No Suami Istri Usia

1 Suhedro ( I ) Linda Pratiwi ( K ) 46 / 43 Th

2 Ngasman ( K ) Sriyati ( I ) 4 1 / 3 5 Th

3 Suyoto ( K a ) Rohmi ( I ) 3 2 /3 1 Th

4 K a r to ( I ) Sawiyah ( Ka ) 4 7 /4 3 Th

5 Sunardi ( K a ) Sri Ningsih ( I ) 33 / 27 Th

Sumber : Hasil wawancara dengan orang tua yang kawin beda agama pada tanga 13 Mei 2008.

Keterangan I : Islam

Ka : Katolik

K Kristen

Page 52: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

41

TABEL III

Daftar Nama dan Keberagamaan Anak

No Keluarga Nama Anak Agama Anak

1 I Heryanto Kristen

Ningrum Kristen

2 II Sriyanto Islam

Sulis Islam

3 III Istianah Katolik

4 IV Suburyanto Katolik

5 V Miskun Islam

Sumber: Hasil wawancara dengan orang tua yang kawin beda agama pada tanga 14 mei 2008.

B. Data Khusus

1. Latar belakang orang tua melakukan perkawinan beda agama.

Perkawinan adalah kecendrungan fitri dalam perjalanan umat

manusia, untuk itulah Islam sebagai agama fitri mengaturnya sebagai

bagian dari ajarannya dan mewajibkan kepada umatnya untu menikah bila

sudah memenuhi syarat-syarat yang mewajibkan untuk menikah.

Sebagai seorang muslim sejati menikah merupakan suatu ibadah

tersendiri karena ingin mengikuti perintah Alah SWT dan sunah Nabi

Muhammad SAW untuk melakukan pernikahan.

Dari hasil wawancara dengan orang tua yang melakukan

perkawinan beda agama, mereka mengatakan bahwa keadaan yang

membuat mereka melakukan perkawinan tersebut. Perkawinan beda

Page 53: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

42

agama yang teijadi tersebut disebabkan karena adanya rasa cinta yang

berlebihan dan kecocokan terhadap pasangannya tanpa memandang apa

agama yang dianut oleh pasangannya tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan penuturan kepala keluarga I yang kawin

beda agama, sebagai berikut : “waktu dulu saya merasa kasihan sama

bapak, karena bapak tidak mempunyai ibu, walaupun saya menentang dari

keluarga saya sampai pasangan kami ingin ada niat kawin lari, akhirnya

kedua orang tua merestui hubungan kami sampai sekarag.” 1

Dari keterangan ini dan penuturan yang lain ternyata cinta dan

kecocokan diantara keduanya menjadi sebab yang dominan untuk

melakukan perkawinan beda agama, mereka kurang memperhatikan

faktor-faktor perbedaan agama diantara keduanya. Hal ini mereka yang

menjalaninya dari berbagai rintangan dan ditempuh dengan rasa suka sama

suka.

Dari hasil wawancara-wawancara dengan yang lain ternyata latar

belakang mereka melakukan perkawinan beda agama ini tidak begitu

berbeda dengan keluarga pertama yaitu lebih disebabkan faktor kecocokan

dan suka sama suka diantara kedua pasangan tersebut. Berikut ini kutipan

dari penuturan keluarga-keluarga yang lain :

Keluarga II

Sebab yang sama juga telah dituturkan oleh keluarga II, sang istri

menjelaskan bahwa keduanya melakukan perkawinan tersebut disebabkan

1 W aw an cara d en g an b ap ak S u h en d ro , 19 M ei 2008

Page 54: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

43

oleh adanya faktor suka sama suka diantara keduanya. Dari pihak keluarga

sang istripun tidak keberatan, yang penting suaminya mampu bertanggung

jawab memberi nafkah bagi dia dan anak-anaknya, sehingga faktor

perbedaan agama kurang mereka perhatikan.2

Keluarga III

Pasangan keluarga ini sebenarnya sama, yaitu dalam hal yang

menyebabkan mereka melakukan perkawinan beda agama. Mereka

melakukan perkawinan beda agama lebih disebabkan faktor kecocokan

dan rasa suka sama suka diantara keduanya, hanya saja dari pihak sang

istri terutama sang ayah sangat menetang perkawinan tersebut. Namun

karena dia tetap nekat dan bersikeras untuk melakukan perkawinan

akhirnya orang tuanya mengijinkan, walaupun dengan beberapa

persyaratan. Diantaranya supaya anaknya tersebut tetap teguh menjalankan

ajaran Islam dan supaya cucunya diajarkan dengan ajaran agama Islam.3

Keluarga IV

Latar belakang keluarga inin untuk melakukan perkawnan beda

agama juga tidak jauh beda dengan keluarga beda agama yang lain. Yaitu

disebabkan faktor suka sama suka diantara kedanya. Hal ini dibuktikan

dengan penjelasan sang suami bahwa dia tidak terlalu mempersoalkan

2 Wawancara dengan ibu Linda, 22 Juni 20083 Wawancara dengan Ibu Rohmi, 22 Juni 2008

Page 55: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

44

perbedaan agama diantara keduanya. Kalau nanti anaknya mau di didik

ajaran agama ang di anut istrinya (Katolik) dia pun tidak keberatan.4

Keluarga V

Latar belakang terjadinya perkawinan beda agama pada keluarga

ini dimulai ketika sang suami pergi merantau ke Sumatra dan menumpang

di salah satu familinya disana.

Perlu diketahui bahwa di daerah tersebut mayoritas penduduknya

beragama Islam termasuk familinya tersebut. Setelah beberapa bulan dia

tinggal disana, dia diperkenalkan dengan seorang gadis didaerah itu.

Ternyata keduannya saling menyukai dan masing-masing keluarga juga

tidak keberatan termasuk dengan perbedaan agama diantara keduannya.5

Berangkat dari fakta tersebut menunjukkan juga betapa tipisnya

kadar keimanan dan kurangnya pengetauan mereka akan makna agama

dalam kehidupan umat manusia.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai latar belakang keluarga

dalam melakukan perkawinan beda agama dapat penulis simpulkan

melalui tabel berikut in i:

TABEL

No

Keluarga Latar Belakang

1 I Suka Sama Suka

2 II Suka Sama Suka

4 Wawancar dengan Bapak Sukarto, 24 Juni 20085 Wawancara dengan bapak Sunardi, 24 Juni 2008

Page 56: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

45

3 III Suka Sama Suka

4 IV Suka Sama Suka

5 V Dijodohkan

Sumber : Wawancara dengan keluarga kawin beda agama tanggal 22 — 24 Juni 2008.

Dari tabel diatas dari lima keluarga yang melakukan perkawinan

beda agama tersebut ternyata latar belakang mereka melakukan

perkawinan beda agama 80% diantaranya disebabkan faktor suka sama

suka dan 20% disebabkan faktor perjodohan.

2. Sikap Keluarga Terhadap Keluarga Yang Kawin Beda Agama

Setiap agama menghendaki pemeluknya untuk melakukan

perkawinan yang seagama atau seiman sebagaimana penulis paparkan

pada bab sebelumnya, karena setelah memasuki dunia keluarga atau

berumah tangga diharapkan dalam kehidupan sehari-sehari ajaran agama

turut mewarai dan berperan dalam membentuk keluarga yang sakinah

mawadah warahmah sesuai dengan tujan pokok perkawinan tersebut.

Dari hasil wawancara dengan keluarga yang melakukan

perkawinan beda agama, ada hal menarik terutama dari keluarga pertama,

yaitu perkawinan yang terjadi ternyata menimbulkan problem, yaitu

retaknya hubungan antara keluarga sang istri dengan pihak keluarga

suami. Hal ini terjadi ketika masing-masing keluarga saling

mengendalikan rumah tangga yang baru dibangun. “Saya dulu sebenarnya

dilarang oleh keluarga saya dan saudara-saudara saya, ketika saya

mengatakan bahwa saya ingin menikah dengan suami saya tapi saya tetap

Page 57: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

46

menikah juga dan keluarga saya mengijinkan menikah walaupun sedikit

kurang setuju.”6

Perkawinan beda agama dapat menimbulkan beban terutama beban

psikologis dari salah satu pihak yang disebabkan tidak diterimanya oleh

keluarga pasangannya.

Keretakan rumah tangga dengan permusuhan antara keluarga satu

pihak dengan keluarga yang lain juga biasa timbul. Padahal salah satu

hikmah dilakukannya perkawinan untuk menambah saudara dan

merekatkan hubungan silaturrahmi antara dua keluarga dan dua

lingkungan yang berbeda. Namun sebalikya perkawinan beda agama

malah dapat memicu terjadinya keretakan dan permusuhan pihak yang satu

dengan pihak yang lain.

Hal ini dapat dibuktikan dengan penuturan istri dari keluarga tiga

juga tidak merasa kebingungan dalam mendidik agama anak-anaknya

sebagai orang tua hanya kasih nasihat agar punya agama sebagai pedoman

hidup tapi orang tua membebaskan anak untuk memilih agama yang

disukai. Dan dari keluarga ini orang tua selalu mengingatkan supaya dia

jangan sampai menelantarkan masalah pendidikan agama anaknya. Namun

disisi lain dia terhambat oleh suaminya ingin juga mendidika agama

anaknya dengan ajaran agamanya. Bahwa dari perebutan untuk

menanamkan ajaran agama masing-masing inilah mereka terlibat

pertengkaran. Dari pihak anaknya sendiri ternyata dia lebih tertarik kepada

6 W aw an car den g an Ibu R ohm i, 13 M ei 2008

Page 58: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

47

ibunya yaitu agama Islam, sehingga anaknya sering terkena marah dari

sang suami.7

Pendidikan agama dimulai sejak kecil, karena untuk pengenalan

dan penanaman nilai-nilai agama pada anaknya. Segala sesuatu, orang tua

selalu berdo’a lebih dulu. Di dalam keluarga pastinya ada kesulitan apalagi

yang beda agama yang seimanpun ada, tapi intinya saling pengertian,

menghormati dan mengalah walaupun penghasilannya lebih besar dari

suami. Melihat kenyataan seperti ini terlihat betapa sulitnya problem yang

mereka alami dengan dibuktikan oleh sang suami yang seperti menanggapi

apa yang dikatakan istrinya dengan ekpresi yang terlihat agak merendah

yaitu dia juga berhak untuk mendidik agama anak-anaknya.8

Menanggapi persoalan keluarga ini, salah seorang tokoh agama

Islam dan juga merupakan salah satu pemuka masyarakat mengatakan

bahwa sebenarnya sang suami dulu sudah tidak terlalu ngotot dalam hal

menjalankan agamanya dan dia sudah hampir mau pindah agama. Namn

karena orang tuanya tidak memperbolehkan maka tidak terjadi, malah

sebaliknya keluarganya terutama ayahnya sangat menghendaki kalau

cucunya dididk dengan ajaran agama Katolik.9

Dari penuturan-penuturan ini jelas terlihat betapa masing-masing

pihak keluarga saling mengendalikan keluarga ini, dan tanpa mereka

sadari telah menambah konflik yang sangat sulit untuk terselesaikan.

7 Ibid8 Wawancar dengan bapak Suyoto, 13 Mei 20089 Wawancara pendukung dari tokoh masyarakat, 15 Mei 2008

Page 59: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

48

3. Sikap lingkungan terhadap keluarga yang kawin beda agama

Selama dilokasi menurut penulis dan dari wawancara-wawancara

tambahan, terlihat bahwa salah satu pihak keluarga baik itu suami atau istri

terutama yang non muslim terlihat kurang dapat menyesuaikan dengan

lingkungan yang mayoritas beragama Islam tersebut. Dari segi pergaulan

terlihat pihak suami atau istri dari keluarga yang kawin beda agama

terutama dari pihak non muslim lebih sering d i rumah dan lebih sering

menghabiskan waktunya dengan bekerja, mereka juga jarang keluar rumah

untuk sekedar ngobrol dengan tetangganya.

Hal ini dibuktikan dengan penuturan warga tetangganya sebagai

berikut:

“Ada juga dari keluarga yang jarang keluar rumah. Dia baru keluar semisal

ada keija bakti atau undangan syukuran. Itu saja tidak kumpul atau

ngobrol-ngobrol dulu seperti yang lainnya.” 10

Gambaran ini menunjukkan betapa perkawinan beda agama dapat

menyebabkan salah satu pihak akan terkucil dari lingkungan pihak

lainnya.

4. Aktivitas ibadah keluarga yang kawin beda agama

Mengenai aktivitas ibadah yang dilakukan oleh keluarga kawin

beda agama, ternyata ada sebuah keluarga yang saling memberikan

kebebasan dalam melakukan ibadah, masing-masin berusaha untuk saling

menghormat pihak yang lain dalam melaksanakan ibadah agamanya. Hal

10 W aw an cara den g an w arga se tem pat, 16 M ei 2008

Page 60: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

49

ini berdasarkan penuturan seorang ibu dari keluarga pertama yang

kebetulan dari keluarga Kristen dia memperbolehkan suaminya shalat dan

sebagainya.11

Namun disisi lain, ada sebuah keluarga yang keduanya sama-sama

tekun dalam menjalankan dan menyakini agamanya, mereka sering terlihat

bertengkar terutama sang istri yang selalu mempersoalkan suaminya yang

kembali ke agamanya semula yaitu Katolik. Ternyata sebelum menikah

dia sudah menyatakan masuk Islam, namun entah kenapa sang suami

sekarang kembali keagamanya dulu.

Hal ini dibuktikan dengan penuturan seorang tokoh masyarakat

setempat, bahwa sebelum menikah dulu suaminya sudah masuk Islam,

namun entah mengapa beberapa bulan kemudian dia kembali kepada

aamanya sebelumnya. Dahulu istrinya itu sering marah-marah dan mereka

sering bertengkar terutama setelah suaminya pulang dan berangkat ke

gereja, tapi akhirnya dia sering mengalah. Dia sering bercerita kalau

sedang bertengkar suaminya mengancam akan menceraikannya, maka

demi keutuhan keluarganya dia lebih memilih diam dan mengalah. Bahkan

dia sekarang jarang terlihat di masjid, mungkin dia malu, orang tuaya

selalu mendesak untuk bercerai saja, tapi tidak mau karena kasihan

terhadap anak-anaknya.11 12

11 Wawancara dengan Ibu Linda, 16 Mei 200812 Wawancara tokoh agama setempat, 16 Mei 2008

Page 61: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

50

Dari sini terlihat betapa berat derita mental yang dalam hal ini

dialami oleh sang istri, dia dihadapkan dua pulihan yang sama-sama berat

baginya.

Dalam hal ini anak turut pula jadi korban terutama dalam hal

agama yang mana yang akan dipeluknya, dia dihadapkan pada dua pilihan

dan dua orang panutan dalam hidupnya. Ini terlihat sekali sewaktu ibunya

menjalankan ibadah ke masjid, dia pun ikut serta, bahkan dia juga sering

pergi ke TPA, walaupun kadang dilarang ayahnya.13

Dari hal ini terlihat betapa kebingungan melanda sang anak,

diusianya yang masih sangat kecil sudah dihadapkan pada masalah yang

begitu sulit, yaitu di akan ikut agamanya siapa, mau menikuti siapa,

padahal seorang anak, apa lagi anak ang masih kecil, masih sangat

membutuhkan arahan, bimbingan, panutan dan suritauladan dari kedua

orang tuanya apalagi bimbingan dalam hal beragama.

Dari wawancara dengan keluarga yang lainnya, penulis

memperolehnya informasi tentang keluarga keempat, ternyata anaknya

dalam beragama mengikuti agama ibunya, karena ibunyalah yang lebih

tekun dalam menjalankan ibadah dan lebih tekun dalam menjalankan

ibadah dan lebih memperhatikan pendidikan anaknya. Hal ini dibuktikan

dengan penuturan sang ibu yang menjelaskan bahwa sekarang dia masih

pergi ke gereja dengan anaknya. Kelihatannya anak tersebut lebih senang

memilih agama ibunya (Katolik) karena sejak kecil anaknya tersebut

13 Ibid

Page 62: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

51

hampi setiap kali ibunya ke gereja selalu diajak, sehingga sekarag anaknya

tersebut memeluk agama Katolik.14

Yang menjadi pertanyaan adalah sang ayah kurang dalam

memperhatikan pendidikan anaknya, mungkin ini disebabkan sang ayah

sering d i luar rumah untuk mencari nafkah dan mugkin juga ini disebabkan

oleh keberagamaan sang ayah yang kurang tekun dalam menjalankan

ibadah, sehingga sang anak lebih tertarik dengan agama sang ibu. Hal ini

dibuktikan dengan penuturan seorang tokoh masyarakat setempat dengan

menjelaskan bahwa anaknya lebih memilih ikut masuk agama ibunya.

Ibunya tersebut tekun dalam menjalankan ibadah, dia rutin ke gereja dan

anaknya sering diajak, sedangkan suaminya jarang melakukan ibadah di

masjid dan tidak terlalu mempersoalkan pendidikan agama anaknya.15

5. Bentuk pendidikan agama anak

Bentuk pendidikan agama yang diberikan orang tua kepada

anaknya adalah dengan meyuruh anaknya tersebut berangkat ke TPA, hal

ini diperbolehkan oleh penuturan seorang ibu dari keluarga II : "Di saya

suruh ke masjid untuk ikut TPA tiap malam sabtu dan minggu, anak saya

kelihatannya lebih senang agama saya, bapaknya juga juga tidak

mempersoalkan agamanya, jadi terserah mau ikut agama saya atau

bapaknya.” 16

Dari penuturan ini, ternyata bentuk dari pendidikan agama yang

diberikan orang tua baru sebatas memasukkan anaknya ke TPA, di

14 Wawancara dengan Ibu Sawiyah, 20 Mei 200815 Ibid16 Wawancara dengan Ibu Sriyati, 19 Mei 2008

Page 63: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

52

samping pendidikan formal yang di berikan yaitu memasukkan anaknya ke

Sekolah Dasar (SD) setempat.

Lain lagi dengan penuturan seorang suami di keluarga V, bahwa

dia dalam mendidik agama anaknya tidak terlalu memaksakan kepada

anaknya untuk mengikuti agamanya. Ketika dia ke gereja dan anaknya

masih kecil, kadang dia mengajak anaknya, namun lama kelamaan anak

tersebut mulai jarang ikut, mungkin dia terpengaruh pada lingkungan yang

mayoritas beragama Islam, dia lebih sering pergi ke TPA dengan teman-

temannya dari pada ke gereja. Dan akhirnya lebih senang kepada agama

istrinya ( Islam).17

Hal ini diperkuat dengan penjelasan istrinya bahwa anaknya lebih

memilih Islam sebagai agamanya, ini mungkin juga disebabkan oleh

suaminya yang sekarang jarang ke gereja. Jadi kurang begitu

mempermasalahkan mengenai pendidikan agama dan jenis agama

anaknya.

Perlu diketahui bersama bahwa TPA yang ada di daerah tersebut

sifatnya sudah maju, dilihat dari segi mengajarnya menurut penulis sangat

baik dan anak yang mengikuti pendidikan di TPA tersebut sangat

banyak.18

Bentuk pendidikan ini baru dapat terjadi manakala salah satu pihak

dari suami atau istri yang non musim kurang peduli dengan pendidian

agama anaknya. Masing-masing berusaha untuk mendidik agama anak

17 Wawancara dengan Bapak Sunardi, 20 Mei 200818 Observasi, 19-20 Mei 2008

Page 64: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

53

sesuai dengan agamanya maka bentuk penddikan ini akan sulit terlaksana

dan terjadi konfik perselisihan.

Hal ini dibuktikan dengan keluarga III dalam mendidik agama

anaknya masing-masing berusaha mendidik dengan agama masing-masing

orang tua, dengan penuturan sang suami bahwa dia kalau ke gereja

anaknya selalu di ajak dan ada juga menuturkan bahwa kelihatannya

anaknya lebih senang dengan agama Katolik.19

Hal ini ditanggapi sang istri bahwa suaminya sangat keras dalam

pendidikan anaknya, sehingga anak lebih patuh kepada ayahnya, karena

anak merasa ayahnya yang mencari dan memberi nafkah bagi keluarganya.

Ayah sering menyuruh anaknya pergi ke masjid dan TPA untuk belajar

agama Islam. Tapi anak tersebut sering memilih pergi ke gereja.20

Dengan penuturan seorang suami yang beragama Islam, dalam

bentuk mendidik agama anak sering timbul masalah yang berakhir dengan

konflik, karena dia dan istrinya sama-sama ingin mendidik anaknya sesuai

dengan agamanya masing-masing. Sehingga sampai sekarang konflik-

konflik tersebut masih sering terjadi, pertentangan ini kadang terjadi ketika

istrinya anaknya ke gereja atau ketika dia mengajari anaknya dengan

dasar-dasar ajaran Islam.

Menurut pengamatan penulis bahwa anaknya yang masih kecil

(kurang lebih usia 1,6 tahun) tersebut mengalami kebingungan dan belum

bisa memutuskan untuk ikut agama yang mana, agama ayah atau ibunya.

19 Suyoto, Op. C it20 Rohmi, Op. Cil

Page 65: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

54

Dari penuturan di atas, terlihat bahwa bentuk pendidikan agama

yang diberikan orang tua yang melakukan kawin beda agama adalah

dengan mengajak anaknya ke gereja bagi yang non muslim, sedagkan bagi

orang tua yang muslim bentuk pendidikan yang di berikan ialah dengan

memasukkan anaknya ke TPA dan diselingi dengan memberikan

pendidikan dasar-dasar agama Islam.21

6. Cara atau metode yang digunakan dalam mendidik agama anak

Pada bab sebelumnya penulis telah paparkan bahwa metode

merupakan cara atau way yang diguinakan dalam pelaksanaan proses

pendidikan dan metode merupakan faktor yang menentukan cepat atau

lambatnya tujuan dari suatu pendidikan tercapai. Dalam mendidik agama

pada anak orang tua menggunakan beberapa metode antara lain :

a. Metode tanya jawab

Metode ini digunakan oleh orang tua yang beragama Islam

misalnya, ketika anaknya pulang TPA atau sekolah, misalnya anak

ditanya tentang masalah pelajaran yang baru diterimanya dari TPA

atau sekolah kemudian bapak atau ibu mencoba memberikan

pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran tersebut. Metode ini juga

digunakan ketika anaknya menanyakan tentang Allah SWT, di mana

tempatnya, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan agama.

21 Suhendro, Op. C it

Page 66: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

55

b. Metode ceramah

Dalam mendidik agama anak seorang bapak atau ibu juga

menggunakan metode ceramah, misalnya ketika memjelaskan kepada

anaknya apa itu malaikat, setan, surga atau neraka. Hal ini dibuktikan

dengan penuturan seorang ibu dari keluarga kedua yang pada suatu

waktu anaknya menanyakan tentang dimana surga, neraka, setan dan

sebagainya. Kemudian ibu menjelaskan itu semua. Dari penuturan ini

tanpa disadari telah terjadi proses pendidikan dengan menggunakan

metode ceramah.22

c. Metode diskusi

Dalam mendidik agama anak orang tua juga menggunakan

metode diskusi, ini terlihat ketika orang tua dari keluarga yang kawin

beda agama menjelaskan tentang adab bergaul dengan orang yang

lebih dewasa, adab ketika bertamu serta menjelaskan tentang perbuatan

baik dan buruk menurut agam dan sebagainya.

Contoh lain dari metode diskusi yang dilakukan oleh orang tua

adalah ketika salah satu keluarga yang beda agama yaitu keluarga

kedua, ketika ibu di tanya anaknya mengapa agama ayah dan ibunya

tidak sama, kemudian agama apa yang paling besar, kemudian ibu

menjelaskan dan sesekali anak membandingkan dengan apa yang

22 Sriyati, Op. Cit

Page 67: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

56

diketahuinya. Hal ini menunjukkan sadar atau tidak sadar telah terjadi

proses pendidikan dengan menggunakan metode diskusi.23

d. Metode Pemberian Contoh atau suri tauladan ( Demonstrasi)

Pada dasarnya kebutuhan manusia akan seorang figur teladan

bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter

manusia. Peniruan bersumber dari kondisi mental seseorang yang

senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam persaan yang sama

dengan kelompok yang lain, sehingga dalam peniruan ini anak

cenderung meniru pada karakter orang tua atau para pendidiknya.

Metode ini khusus bagi orang tua sangat menentukan sekali,

karena ia menjadi figur anak dalam kegiatan sehari-sehari, sehingga

anak cenderung meniru sebagaimana yang dilakukan oleh orang

tuanya. Orang tua harus bisa menerapakan seperti apa yang telah

disampaikan kepada anaknya.

Metode pemberian keteladanan pada pendidikan agama anak

ini dilakukan orang tua dengan cara misalnya, dapat dilihat dari

penuturan seorang ibu dari keluarga kedua bahwa dia melaksanakan

shalat jama’ah di masjid dan sering mengajak anak-anaknya, kemudian

ketika ia melakukan ibadah shalat di rumah maka anaknya yang masih

kecil tersebut sering mengikuti gerakan-gerakan dari shalat ibunya.24

Pemberian materi pendidikan dengan memberikan contoh atau

keteladan juga dilakukan dengan cara bagimana bersikap sopan santun

23 Ibid24 i u ; a

Page 68: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

57

ketika menghadapi tamu, bagaimana bersikap kepada yang lebih tua,

adab ketika berdo’a dan sebagainya.

7. Materi Pendidikan Agama Yang Di Berikan

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan

bahwa di antara materi yang diberikan dalam pendidikan agama pada anak

m eliputi:

a. Pendidikan Aqidah, meliputi : Pendidikan shalat, puasa dan

sebagainya.

b. Pendidikan Akhlak, m eliputi: Adab berdo’a, cara menghormati yang

lebih dewasa, cara menghormati tamu dan sebagainya.

c. Pendidikan Kebudayaan Islam, meliputi : Menjelaskan kebudayaan

yang ada dalam agama Islam, misalnya menjelaskan mengenai rencana

dan lain sebagainya.

d. Pendidikan Al Qur’an, m eliputi: Pendidikan baca tulis Al Qur’an.

Page 69: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BABIY

ANALISIS DATA

A. Latar Belakang Orang Tua dalam Melakukan Perkawinan Berbeda

Agama

Dari hasil wawancara dengan para orang tua yang kawin beda agama

di awal, latar belakang dan yang menjadi penyebab mereka melakukan

perkawinan beda agama antara lain :

1. Karena berdasarkan rasa cinta yang berlebihan

2. Karena kurangnya pengetahuan agama yang mereka miliki

3. Kesalah pengertian akan makna agama

1. Karena rasa cinta yang berlebihan

Rasa cinta sebagai landasan diberlakukannya perkawinan, memang

dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang batas-batas suku, ras,

bangsa dan sebagainya.

Pada orang tua yang melakukan kawin beda agama tersebut, faktor

utama yang menyebabkan terjadinya perkawinan tersebut adalah karena

rasa cinta yang berlebihan, ini terbukti dari hasil penuturan-penuturan dari

keluarga yang melakukan perkawinan antar agama, dia rela berseteru

dengan orang tuanya demi diperbolehkan nikah dengan pasangannya,

karena dia merasa sudah cinta, “cocok” dengan pasangannya tersebut.

Dengan besarnya cinta yang mereka rasakan dan “kecocokan” pada diri

mereka, mereka merasa sudah cukup untuk digunakan sebagai bekal dalam

58

Page 70: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

59

membentuk sebuah bahtera rumah tangga dan berkeyakinan bahwa cinta

dan “kecocokannya” dengan pasangannya akan dapat mengatasi berbagai

masalah keluarga, terutama orang tuanya yang tidak mengijinkan.

Kenyataan ini membuktikan apa yang dikatakan Mahmorddin

Sudin.1 Bahwa sangat sukar menyakinkan generasi muda untuk

merenungkan secara hakiki tentang perkawinan beda agama, dimana

mereka senantiasa akan menghadapi persoalan-persoalan yang sungguh

menegangkan dan menentukan generasi muda senantiasa menolak dan

selanjutnya menyakinkan dirinya bahwa cinta akan dapat mengatasi

segala-galanya.

2. Karena kurangnya pengetahuan tentang agama

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya perkawinan antar agama

di Kelurahan Kalicacing adalah karena kurangnya pengetahuan mereka

tentang agama. Mereka yang melakukan kawin beda agama di kelurahan

Kalicacing menganggap bahwa urusan perkawinan terlepas urusan agama.

Yang terpenting adalah rasa suka sama suka dan saling pengertian antar

kedua belah pihak, maka orang dapat menikah. Padahal anggapan

semacam ini keliru karena agama sangat menentukan dan turut andil

dalam mewarnai jenjang perkawinan menuju keluarga yang sakinah,

mawaddah, warahmah. Ini sesuai dengan penjelasan Syekh Muhammad

1 Mahmoudin Sudin, Perkawinan Antar Agama, Yayasan Sarana Keluarga, 1985, him. 31

Page 71: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

60

Abduh tentang motivasi larangan kawin beda agama sebagaimana dikutip

oleh M. Yunan Nasution.

Jadi orang tua yang melakukan perkawinan beda agama dapat

penulis simpulkan betapa tipisnya iman mereka dan seringkah mereka

tidak dapat membedakan nafsu seksual, akal budi mereka daripada iman

dan keyakinan agama mereka sebagaimana pendapat Al Purwa

Hadiwardoyo.2 3

3. Kesalah Pengertiannya akan makna agama

Selain faktor-faktor di atas, orang tua yang melakukan kawin beda

agama ternyata mereka merasa bahwa itu hanya berbeda dalam hal

masalah Tuhan yang dipercayainya saja, padahal lebih banyak masalah-

masalah lain yang telribat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ray. E. Baber sebagaimana dikutip oleh Mahmouddin Sudin.4

Padahal agama dalam sejarah kehidupan umat manusia mempunyai

nilai, arti dan peranan yang sangat penting sekali dalam membentuk arah

dan bagaimana kehidupan manusia selanjutnya.

Adapun fungsi atau peranan agama yang laina dalah sebagai

pedoman hidup, misalnya dalam Islam pedoman tersebut terdapat dalam

kitab sucinya yaitu kitab suci Al Qur'an, sehingga tidak bisa dibayangkan

bagaimana nantinya bila dalam sebuah keluarga mempunyai dua pedoman

hidup yang berbeda jauh antara satu dengan yang lain, ini akan semakin

2 M. Yunan Nasution, Islam dan Problema Kemasyarakatan : Delema dalam Perkawinan, Jakarta, Bulan Bintang, 1988, cet. I, him. 49

3 Al Purwa Hadi Wardoyo, M. Si., Perkawinan Menurut Islam dan Implikasinya Terhadap Kawin Campur, Yogyakarta, Kanisius, 1990, cet. I, him. 80

4 Mahmouddin Sudin, op. c it., him. 32-33

Page 72: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

61

menambah daftar konflik yang teijadi dalam keluarga tersebut manakala

terjadi tabrakan dua pedoman tersebut.

B. Problem yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Beda Agama

Dari hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

perkawinan antar agama menimbulkan bermacam-macam konflik. Mungkin

masih banyak lagi problem yang belum berhasil penulis ungkap, karena

penulis melihat ekspresi wajah mereka seperti menyembunyikan beban,

berikut ini adalah beberapa problem yang ditimbulkan akibat perkawinan beda

agama di Kelurahan kalicacing.

1. Terjadinya Erosi Iman

Berdasarkan kajian penulis dari berbagai data di awal tadi,

terjadinya konflik-konflik yang terjadi di dalam rumah tangga tersebut

ternyata membuat pasangan tersebut bukannya semakin menambah

keimanan mereka terhadap agamanya, namun sebaliknya semakin

melemahkan kadar keimanan mereka. Demi “toleran” dan demi

“kerukunan” dalam keluarganya. Jadi demi mempertahankan “kerukunan”

dalam keluarganya, masing-masing pihak mulai melepaskan prinsip

aqidah agamanya sendiri dan tanpa disadari telah terjadi erosi iman. Hal

ini sesuai dengan pendapat Dadang Hawari.5 Selain daripada itu “konflik

keimanan” yang terjadi dapat menimbulkan perasaan bersalah atau

berdosa.

5 Dadang Hawari, A l Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, him. 218

Page 73: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

62

2. Teijadi pola hidup sekuler

Dengan terjadinya erosi iman yang dialami oleh pasangan suami

istri tersebut akan berlanjut dengan mengakibatkan pasangan tersebut

melakukan perilaku sekuler, hal ini sesuai dengan pendapat Dadang

Hawari,6 yang berakibat pasangan tidak mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya, karena menganggap bahwa agama adalah urusan dengan

Tuhan, tidak ada hubungannya dengan manusia, sehingga ajaran agama

tidak tersosialisasikan atau teramalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Terjadinya konflik yang berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian

Perkawinan berbeda agama menimbulkan terjadinya konflik-

konflik yang berlarut-larut tanpa adanya suatu penyelesaian baik itu karena

salah satu pasangan tidak mau cerai, karena salah satu pasangan tidak mau

cerai, karena ingin mempertahankan keutuhan keluarganya, sehingga

hancurlah sendi-sendi kehidupan rumah tangga ini. Hal ini sesuai dengan

pandangan Mahmouddin Sudin.7 Sehingga bisa diibaratkan hidup segan

mati tak mau.

C. Problem Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Perkawinan Beda

Agama

Berdasarkan hasil wawancara, baik dari keluarga yang kawin beda

agama, tetangga, tokoh agama dan tokoh masyarakat di atas selain

menimbulkan problem-problem di atas, ternyata perkawinan beda agama

6 Ib id , him. 2177 Mahmouddin Sudin, op. c it., him. 42

Page 74: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

63

menimbulkan problem yang sangat crucial sekali yaitu problem dalam

mendidik agama pada anak-anaknya, diantar any a :

1. Menimbulkan stresor kejiwaan anak

Berdasarkan data di awal terlihat ketika masing-masing berusaha

mendidik anaknya dengan agamnya masing-masing menimbulkan stresor

psikhis pada anak, hal ini karena anak kebingungan dalam menerima

pendidikan yang berbeda dari ayah dan ibunya, karena salah satu sumber

stressor pada anak adalah disebabkan cara mendidik yang berbeda antara

ayah dan ibunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Al Purwa Hadiwardoyo8

bahwa salah satu sumber dari stressor pada anak adalah karena cara

pendidikan yang berbeda dari ayah atau ibu.

2. Menimbulkan kebingungan anak dalam memilih agama yang dianut

Sedangkan problem lain yang sangat urgen dari perkawinan beda

agama adalah anak akan menjadi kebingungan dalam memilih agama yang

akan dianutnya. Ini terlihat dari penuturan tetangga keluarga tersebut yang

mengatakan bahwa si anak suatu waktu diajak ibunya untuk pergi

beribadah ke masjid, namun di suatu saat kemudian ayahnya mengajak

pergi ke gereja. Hal ini menunjukkan betapa labilnya jiw a anak-anak dan

betapa pentingnya bimbingan, arahan dan panutan dari orang tuanya,

sehingga konsekuensi lebih lanjut pada tumbuh kembang anak. Anak ikut

8 Al Purwa Hadi Wardoyo, op. cit., him. 19

Page 75: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

64

ke aqidah mana, anak ikut agama ayahnya atau agama ibunya, atau tidak

beragama sama sekali. Hal ini sesuai dengan pandangan Dadang Hawari.9

Dan sungguh ini merupakan sebuah persoalan yang sangat

mendasar sekali karena dalam proses pendidikan, bimbingan dan arahan

orang tua sangat membutuhkan kekompakan dalam hal prinsip, aqidah dan

keyakinan sehingga tidak menimbulkan kebingungan anak dalam

menerima proses pendidikan tersebut.

3. Berawal dari konflik-konflik yang terjadi dalam rumah tangga dapat

memperbesar prosentase kekacauan pendidikan anak

Dalam proses pendidikan keluarga sebagai lahan tempat

pendidikan pertama dan kodrati bagi sang anak sangat membutuhkan

ketenangan, ketentraman dan kedamaian. Dari data-data di atas tersebut

terlihat bahwa keluarga perkawinan beda agama lebih banyak

mengundang terjadinya konflik dalam rumah tangga, baik itu yang

disebabkan saling memperebutkan posisi sebagai yang berhak

menanamkan ajaran agamanya atau disebabkan masalah yang prinsip

lainnya, akan tetapi dapat membahayakan pertumbuhan pendidikan anak,

hal ini sesuai dengan pendapat Sayekti,10 bahwa pendidikan keluarga dan

orang tua merupakan pendidikan yang menentukan pendidikan anak

selanjutnya, jika keluarga baik, tentram orang tua yang hidup rukun dan

baik maka akan dapat membentuk anak-anak yang baik pula, tetapi

9 Dadang Hawari, op. c it, him. 21910 Sayekti Puja Suwamo, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Yogyakarta, Menara Mas

Offset, 1994, him. 20

Page 76: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

65

sebaliknya keluarga yang berantakan, orang tua yang hidup rukun, suasana

yang kacau akan membuat anak menjadi kacau dan tidak tentram.

D. Bentuk Pendidikan yang Diberikan oleh Orang tua yang Kawin Beda

Agama

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga yang beda agama

tersebut di atas, bentuk nyata dari pendidikan agama yang diberikan oleh

orang tua antara la in :

1. Memasukkan anaknya ke TPA

2. Sekali waktu diberikan pendidikan tambahan di rumah (misalnya diberi

pengetahuan tentang ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu

mahdhah, dan pendidikan dasar-dasar agama Islam)

3. Bagi yang beragama non muslim, bentuk pendidikan agama yang

diberikan adalah dengan mengajak anaknya ke gereja.

Dari hal ini menggambarkan betapa pentingnya pendidikan yang

dilakukan sejak kecil, karena perkembangan agama pada anak berjalan dengan

unsur-unsur kejiwaan, pada anak-anak fungsi-fungsi jiw a masih sangat

sederhana. Hal ini sesuai dengan pendapat W. H. Clark sebagaimana dikutip

Jalaluddin.11 Jadi sering dengan perkembangan kejiwaan dan jalinan unsur-

unsur ini, agama itu bisa berkembang. Untuk itulah betapa perlunya peran

pendidik yang selalu berada dekat dengan anak yaitu orang tua. 11

11 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, him. 204

Page 77: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

6 6

E. Metode yang Digunakan Orang Tua dengan Perkawinan Beda agama

dalam Mendidik Agama Anak

Dalam mendidik agama pada anak-anak metode yang digunakan oleh

bapaka tau ibu dari keluarga yang kawin beda agama mereka sadari atau tidak

mereka menggunakan metode, diantar any a :

1. Metode tanya jawab

2. Metode ceramah

3. Metode diskusi

4. Metode demonstrasi (pemberian contoh atau teladan)

Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan metode

memegang peranan yang penting, sesuai dengan pendapat para ahli

pendidikan.12

F. Materi yang Diajarkan Oleh Keluarga dalam Perkawinan Beda Agama

Dari uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan

agama yang diajarkan oleh orang tua m eliputi:

1. Pendidikan aqidah, m eliputi: pendidikan shalat, puasa dan sebagainya

2. Pendidikan akhlak, meliputi : adab berdoa, cara menghormati yang lebih

dewasa, dan cara menghormati tamu dan sebagainya

3. Pendidikan kebudayaan Islam, meliputi : menjelaskan kebudayaan yang

ada dalam agama Islam, misalnya menjelaskan mengenai rebana dan lain

sebagainya.

4. Pendidikan Al Qur’an, meliputi pendidikan baca tulis Al Qur'an

12 Zuhairini, dkk., Methodik Khusus Pendidikan Agama, Malang, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983, cet. VIII, him. 79

Page 78: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BABY

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang “Problem Pendidikan Agama Anak dalam

Keluarga Perkawinan Beda Agama Di Kelurahan Kalicacing Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga 2008, maka dapat menulis simpulkan sebagai

berikut:

1. Model pendidikan anak dalam lingkungan keluarga beda agama

a. Model konsiderasi

Manusia seringkah bersifat egosentris, lebih memperhatikan,

mementingkan, dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui

penggunaan model pendidikan/model konsiderasi (consideration

model) anak di dorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang

lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama dan hidup secara

harmonis dengan orang lain.

b. Model pembentukan rasional

Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai sebagai

standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi,

dan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai juga bersifat

multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model

pembentukan rasional {rational building model) bertujuan

mengembangkan kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.

67

Page 79: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

6 8

c. Model nondirektif

Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk

berkembang sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung

dalam suasana permisif dan kondusif. Guru hendaknya menghargai

potensi dan kemampuan siswa dan berperan sebagai

fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian siswa.

Penggunaan model ini bertujuan membantu para siswa

mengaktualisasikan dirinya.

2. Dalam sebuah keluarga tidak bisa dipungkiri akan terjadinya sebuah

konflik, entah konflik besar maupun kecil. Apalagi dalam sebuah

perkawinan yang beda agama, masalah yang muncul pastilah akan lebih

komplek dibandingkan dengan keluarga yang seiman dan satu keyakinan.

Banyak hal yang mendasari terjadinya konflik dalam perkawinan yang

berbeda agama terutama masalah keyakinan anak, dalam hal ini anak akan

menjadi pigak yang sangat dirugikan ketika kedua orang tuanya tidak

dapat mendidiknya sesuai dengan semestinya.

Oleh karena itu untuk menghindari atau meminimalisir konflik yang

berdampak pada anak maka cara kedua orang tuanya harus : menciptakan

suasana keluarga yang harmonis, berkomunikasi dengan anak sesuai

dengan taraf berfikir anak, memberikan keteladanan yang baik

memberikan gambaran-gambaran tentang masing-masing agama, serta

memberikan kebebasan pada anak untuk berfikir dan memilih.

Page 80: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

69

Perkawinan antar agama yang teijadi di Kelurahan Kalicacing

menimbulkan beberapa problem, diantaranya :

a. Terjadinya erosi iman pada pasangan suami istri tersebut, karena demi

“kerukunan” mereka masing-masing, pasangan suami istri akan

memulai menyelamatkan perkawinan mereka dengan tidak

menonjolkan aktivitas agama masing-masing dalam kehidupan rumah

tangganya, termasuk salah satu fungsi pokok rumah tangga yakni

pendidikan diri anak.

b. Ketika konflik tidak teratasi, maka masing-masing pihak itu tidak akan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, melainkan mereka

memilih pola hidup sekuler.

c. Berawal dari pola hidup ini akan menimbulkan konflik baru yang lebih

sulit diatasi, dan keluarga ini hanya akan mendapatkan kebahagiaan

semu.

d. Salah satu pasangan akan terkucil di lingkungan pasangannya bahkan

lingkungan keluarganya.

e. Terjadinya derita mental salah satu pihak, karena konflik yang

berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian.

f. Perkawinan antar agama tersebut dapat menimbulkan kecurigaan antar

agama yang selanjutnya dapat berkembang menjadi konflik agama

walau secara diam-diam atau terang-terangan.

Page 81: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

70

g. Dengan berlangsungnya proses pendangkalan agama, berarti akan

mulai pula pelanggaran terhadap kaum agama masing-masing,

bencana atau tidak terserah kepada penilaian kepada diri mereka

3. Perkawinan beda agama di Kelurahan Kalicacing menimbulkan problem

dalam mendidik agama anak, antara lain :

a. Teijadi konflik yang berawal karena memperebutkan posisi sebagai

pihak yang berhak menanamkan ajaran agamanya pada anaknya.

b. Menimbulkan kebingungan pada anak dalam memilih agama yang

akan dianutnya.

c. Perkawinan beda agama sangat rawan untuk menimbulkan konflik

sehingga akan menimbulkan keluarga yang kacau, tidak tenang dan

tidak tentram. Dan ini akan menyebabkan terganggunya pendidikan

anak, terutama pendidikan agama anak, sehingga akan menimbulkan

anak-anak yang tidak baik. Baik itu akhlak, karakter maupun tingkah

lakunya

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan diatas, dimana

sedemikian kompleknya problem yang ditimbulkan dari perkawinan antar

agama di Kelurahan Sidomukti terutama problem dalam mendidik agama

anak. Maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Bagi mereka yang sudah mempunyai anak, penulis sarankan supaya

mendidik agama anak dengan pendidikan agama sejak dini, kalaupun ini

mendapat tantangan dari suami atau istri anda, maka anda beribadah, dan

Page 82: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

71

jangan sampai karena demi “perdamaian” anda mengendorkan ibadah

anda, supaya anak tertarik dan mau mengambil keputusan untuk belajar

dan menganut agama Islam.

2. Keluarga adalah suatu unit terkecil dari masyarakat, dari kelurga inilah

anak mendapatkan pendidikan pendidikan yang pertama kali terutama

masalah pendidikan agama. Anak sangat membutuhkan pendidikan dasar

tentang agama sebelum mereka memasuki jenjang pendidikan

formal/sekoiah. Untuk itu, orang tua hendaknya bisa menciptakan situasi

keluarga yang damai, aman dan tentram sehingga hal ini bisa menunjang

kepada keberhasilan dalam membentuk anak yang bertingkah laku mulia.

3. Perkawinan mempunyai tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk membentuk

keluarga/rumah tangga yang bahagia dan sejahtera. Dan dari sinilah akan

dimulai terwujudnya suatu masyarakat yang rukun, anam, damai, dan

tentram, agar tercapai cita-cita yang mulia tersebut dengan baik, maka

diharapkan para remaja khususnya remaja muslim, sebelum memasuki

jenjang perkawinan perlu meningkatkkan pengetahuan dan pengertian

tentang bagaimana membina kehidupan keluarga yang sesuai dengan

tuntutan agama Islam, serta bagaimana pentingnya persamaan prinsip,

aqidah dan agama dalam menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga

yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.

4. Bagi mereka yang mempunyai pacar atau calon istri yang berbeda agama,

maka hendaknya mereka membawa pacar atau calon istrinya kedalam

Islam dengan penuh hikmah kebijaksanaan. Jika segala usaha sudah gagal,

Page 83: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

72

maka lebih baik berkorban sebelum nikah daripada menjadi korban

sesudah nikah.

5. Bagi mereka yang sudah mempunyai suami atau istri yang bukan Islam,

bawalah dia masuk Islam, dan kalau dia tidak mau, sadarilah bahwa setiap

pilihan sudah pasti membawa resiko tetapi resiko karena berpihak pada

Allah, sudah ada jaminan tertentu dari Allah. Karena Allah sudah

menjanjikan bahwa bagi siapa yang bersungguh-sungguh dengan Allah,

Dia akan menunjukkan jalan keluar untuk mengatasi resiko dari sikap

yang diambilnya. Dalam Islam, pintu taubat senantiasa terbuka, tetapi

hanya satu kali. Lebih dari satu kali tidak akan diterima.

6. Ketika ada orang yang pindah agama kedalam Islam, karena akan

melangsungkan pernikahan. Maka hendaknya pasangan tersebut berjanji

didepan pejabat yang berwenang dan berjanji, jika salah seorang dari

mereka barganti agama atau kembali kembali ke agama asalnya, maka

sebagai akibatnya secara otomatis putuslah hubungan perkawinan tersebut.

Calon suami atau istri yang akan masuk Islam hendaknya dimasukkan

terlebih dahulu kedalam pusat latihan Islam dalam jangka waktu tertentu.

Dalam pusat latihan tersebut diberikan pendidikan yang akan memberikan

jawaban “Bagaimana menjadi muslim sejati”.

C. Penutup

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan

rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 84: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

73

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis terbuka untuk menerima saran dan kritik

yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca yang budiman pada umumnya. Amin ya rabbal

‘alamiin.

Page 85: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama D.lingkungan Keluarga, Bulan Bintang , Jakarta, 1976.

Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, cet. 1.

Arifin, M., Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 1991.

Asmin, Status Perkawinan Antar Agama P e tinjau dari Undang-undang Perkawinan No. 1/1974, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986.

Bin Hajjaj, Imam Abu Husain, Shahih Muslim, Maktabah Dahlan, Indonesia, t-th. Juz IV.

Darajad, Zakiah, Islam untuk Disiplin Ilmu Pedidikan, Bulan Bintang, Jakarta, 1987.Zuhairini, dkk., Filsafat pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.

Dir. Jend. Bin. Baga. Agama Islam, Methodik Khusus Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: 1984/1985, Cet. 2.

Hadiwardoyo, Al Purwa, Perkawinan Menurut Islam dan Implikasinya terhadap Kawin Campur, Yogyakarta: Kanisius, 1990, Cet. 1.

Hawari, Dadang, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dari Kesehatan Jiwa.

Indhamy, Dahlan, Azas-azas Fiah Munakahat Hukum Keluarga Islam, Al-Ikhlas Surabaya, 1984.

Jalaluddin, Psikologi Agama, PT ^oin p.rnfmdo Persada, Jakarta, 1998.

Kusuma, Hilman Hadi, Hukum sl Perka Indonesia, Mandar Maju, 1990, Bandung.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1987.

Mas’ud, Abdurrahman, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2001, cet. 1.

Mazhahiri, Husain, Pintar Mendidik Anak, Jakarta : Lentera, 1992, Cet. 1.

Muslim bin Ha[jaj, Imam Abu Husain, Shahih Muslim Juz IV, Maktabah Dahlan, 1.1. Indonesia.

Page 86: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

Nasution, M. Yunan, Islam dan Problema Kemasyarakatan : Dilema dalam Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta 1998.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976.

Pujosuwarno, Sayekti, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Menara Mas Offset Yogyakarta, 1994.

Purwanto, Galim, Ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, Jakarta 1986.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994.

Qardhawi, Yusuf, Fatwa-Fatwa Kontempore, Gema Insani Pres, Jakarta 1995.

Rahardja, Limar Tirta, dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000.

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2000.

Sudin, Mahmoudin, Perkawinan Antar Agama, Yayasan Sarana Keluarga, Indonesia, 1985.

Umum, Chalil, Agama Menjawab Tantangan Berbagai Masalah Abad Modern, Ampel Suci, Surabaya 1994.

Yunus, Mahmud, Hukum perkawinan dalam Islam, PT. Hidayakarya Agung, Jakarta, pasal 1.

Zuhairini, Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang, 1983.

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983, Cet. 8.

Page 87: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor: ST.27/K-1/PP.00.9/I-1.1.213/2008 30 Januari 2008Lamp. : Proposal Skripsi Hal : Pembimbing dan Asisten

Pembimbing Skripsi

Yth. Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag

Assalam ualaikum w.w.

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S .l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing / Asisten Pembimbing Skripsi mahasiswa :

N a m a ' : AENI MUSTAFIDAH NIM : 12104011Jurusan : TARBIYAHJuduLSkripsi : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM

KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN KALICACING KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2008

Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.

W assalam ualaikum w. w.

a.n. Ketua,

Tembusan : Yth. Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)

Page 88: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DEPARTEM EN AGAMA RISEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@,stainsalatiga.sc.id

Nomor : ST .27/K -1/T L .01/* * /2008 26 M aret 2008Lamp : Proposal PenelitianHal : Permohonan Izin Penelitian

KepadaYth. Walikota SalatigaUp. Kepala Kantor Kesbang Dan LinmasDi Salaiga

A ssa la m u ’aluikum , Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :

NamaNIMMahasiswa Jurusan Program Studi

AEN1 M USTAFIDAH 12104011Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga TarbiyahPendidikan Agama Islam (PAI)

Bermaksud mengadakan penelitian di : Kelurahan Kalicaeing, Kee. Sidomukti, Salatiga.

Dalam rangka penyelesaian studinya program S.l di STAIN Salatiga diwajibkan memenuhi salah satu persyaratan berupa Pembuatan SKRIPSI.

Adapun judul yang diambil : PR O B L E M A T IK A PEN D ID IK A N AGAM A ANAK DALAM K ELU A RG A PER K A W IN A N BEDA AGA M A DI K ELU RA H A N K A L IC A C IN G K EC A M A TA N SID O M U K T I KOTA SA LA TIG A TA H U N 2008

Dengan Pembimbing : Dra. Djamiatul Islamiyati, M.AgAsisten Pembimbing :

Untuk menyelesaikan skripsi tersebut, kami mohon Bapak / Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dan bahan yang diperlukan di Kelurahan Kalicaeing, Kec. Sidomukti, Salatiga, mulai tanggal 26 M aret 2008 s.d. selesai.

Kemudian atas pemberian izin Bapak / Ibu, kami sampaikan terima kasih.

IVassa/am u ’a la ikum , Wr. Wb.

a.n. Ketuapembantu Ketua Bidang

►adem i k

3^H. Muh. SaerozijM.Ag

N IP .1502478014

Tembusan : Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)

Page 89: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

S A L A TIG A PEMERINTAH KOTA SALATIGA

KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

JL. LETJEND SUKOWATI NO. 51 TELP. (0298) 325 159 SALATIGA

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN NOMOR : R / 070/1<9<9

I. Dasar : Surat dari Direktur STAIN Salatiga Nomor : ST.27/K-101 /534/2008 tentang Surat Rekomendasi untuk Melakukan Penelitian dan Pengambilan Data.

II. Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Salatiga, menyatakan Tidak Keberatan atas Permohonan ijin melakukan penelitian dan pengambilan data di wilayah Kota Salatiga yang dilaksanakan oleh :

1. N a m a2. Pekerjaan3. NIM4. Alamat5. Penanggung Jawab6. Maksud & Tujuan

: AENI MUSTAF1DAH : Mahasiswa STAIN Salatiga :12104011: Kel. Plalangan, Gunungpati, Semarang .: Dr. H. Muh Saerozi. M Ag: Mengadakan Penelitian dalam rangka penyusuna Skripsi dengan Judul : ” PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN KALICACING KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2008”.

Dengan Ketentuan - ketentuan sebagai berikut:a. Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu

yang dapat mengganggu stabilitas Daerah.b. Sebelum melaksanakan Penelitian, harus terlebih dahulu melapor kepada instansi terkait.c. Setelah Penelitian selesai supaya menyerahkan hasilnya kepada Kantor Kesbang dan Linmas

Kota Salatiga.

UI. Surat Rekomendasi Penelitian ini berlaku d a r i: 26 Maret s/d 26 Juni 2008.

Tembusan disampaikan kenada Yth :1. Walikota Salatiga (sebagai laporan);2. Kepala Bapeda Kota Salatiga ;3. Camat Sidomukti Kota Salatiga ;4. Lurah Kalicacinu Kota Salatiua.

Dikeluarkan d i : S A L A T I G A Pada tanggal : 26 Maret 2008

KEPALA KANTOR KESBANG DAN LINMAS

Page 90: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DAFTAR RIW AYAT HIDUP

1. Nama : Aeni Mustafidah

2. Tempat dan tanggal lahir : Semarang, 12 Nopember 1983

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Warga Negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Plalangan RT 02 RW 01 Gunung Pati Semarang

7. Riwayat Pendidikan :

- MI Roudlotus Sibyan, Plalangan, Gunung Pati Lulus Tahun 1996

- MTs Barat Nu Kudus Lulus Tahun 1999

- MA Al-Asror Semarang Lulus Tahun 2002

- D II STAIN Salatiga Lulus Tahun 2004

- SI STAIN Salatiga Lulus Tahun 2008

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, Agustus 2008 Penulis

Aeni Mustafidah114 03 002

Page 91: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DAFTAR N ILA I SKK

Nama : Aeni Mustafidah P.A : Drs. Miftahuddin, M,Pd

NIM : 121 04 011 Jurusan /Progdi: Tarbiyah /PAI

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1 OPSPEK 19-22 Agustus 2002 Peserta 32 Pusat Pendidikan pelatihan dan

sarasehan Warga Diploma II (PUSDIKLAT SWARDA) "Reaktualisasi Etos Kependidikan Menuju Insan Inovatif, Progresif, dan Profesioal" oleh FMPD II

27 Agustus 1998 Peserta 2

3 Pendidikan dan Latihan Ke-12 (Diklat XII) Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

11 September 2002 Peserta 2

4 Gerakan Pramuka Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar oleh Kwartir Cabang Kota Salatiga

16 Juli 2003 Peserta 2

5 ITTAQO "Ritual Padusan dan Selikuran Menurut Islam"

2 November 2004 Peserta 2

6 LPM Dinamika "Workshop Komputer"

11 September 2007 Peserta 2

7 CEC " Break The Fast" 12 Oktober 2005 Peserta 28 "Silaturrahmi dan kajian Ilmiah

antar Anggota Alumni Tremas" Persatuan Alumni Tremas

26 Maret 2006 Panitia 2

9 "Training Analisa Sosial" oleh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur

23 Oktober 2007 Panitia 2

10 Pesantren Kilat Libur Akhir Tahun Pelajaran 1997/1998 oleh MA Banat Nu

4 Juli 1998 Peserta 2

11 Seminar Nasional"Kepemimpinan demokrasi dan Politik pendidikan untuk Kesejahteraan Rakyat" oleh BEM STAIN Salatiga

23 April 2008 Peserta 6

12 Diskusi Gender dan Bedah Film "Membongkar Tradisi Sektarianisme Gender Menuju Masyarakat Egaliter" BEM STAIN Salatiga

20 April 2006 Peserta 2

13 Diskusi dan Pemutaran Film dalam Rangka Mengenang setahun Kematian Munir "Human Right Defender"

20 September 2005 Peserta 2

Page 92: PROBLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3702/1/2104011... · 2018. 4. 26. · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

14 Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) At Taubah 12 Agustus 2008

Pengurus dan Staf Pengajar

8

15 "Pelatihan Lief Skil Enceng Gondok" Persatuan Alumni Tremas (PATREM)

16 Oktober 2005 Peserta 2

16 Pembangunan Masjid "Ar Rahman" SMK Saraswati Salatiga

September 2003 Panitia 3

17 Pengurus PATREM Periode 2007-2008 Humas 418 "Konser Music Amal" STAIN

Music Club30 September 2002 Peserta 2

19 Pelatihan Jumalistuk Siswa SMK/K/MA Se Kabupaten Semarang Tahun 2008

28-29 Juli 2008Peserta

2

20 Gladi Tangguh Pramuka Pandega Ke-13 (GTPP XIII) Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandi

12 Oktober 2003Peserta

2

Jumlah 54