Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

13
PRO DAN KONTRA SERTA DINAMIKA PEMBAHASAN RUU PILKADA DI DPR AGUN GUNANJAR SUDARSA Ketua Komisi II DPR RI

description

Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR. AGUN GUNANJAR SUDARSA Ketua Komisi II DPR RI. RUU Pemerintahan Daerah. Prolegnas Tahun 2010-2014 Diusulkan dari Pemerintah RUU tentang Perubahan UU N0. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah:. Sinkronisasi 3 RUU PENTING!. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Page 1: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

PRO DAN KONTRA SERTA DINAMIKA PEMBAHASAN RUU PILKADA DI DPR

AGUN GUNANJAR SUDARSA

Ketua Komisi II DPR RI

Page 2: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

RUU Pemerintahan Daerah Prolegnas Tahun 2010-2014 Diusulkan dari Pemerintah RUU tentang Perubahan UU N0. 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah:RUU tentang Perubahan UU Pemda

Ditangani di DPR Progress per Nov ‘12

RUU Pemerintahan Daerah

Pansus On Progress(DIM)

RUU Pilkada Pansus On Progress(DIM)

RUU Desa Komisi II DPR RI On Progress(Penyampaian dan Masukan)

Page 3: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Sinkronisasi 3 RUU PENTING! Agar tidak tumpang tindih. Sejalan dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah. Tidak membingungkan dalam

penyelenggaraannya.

Page 4: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Mengapa UU Pilkada Perlu?

1. Putusan MK No. 072-073/PUU-II/2004 bahwa dalam amar putusannya menyebutkan bahwa Pilkada merupakan rezim Pemilu, bukan rezim Pemda konsekuensi logis: pengaturannya ditarik dari UU Pemda.

2. Kebutuhan akan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang baik good governance mempengaruhi format Pilkada yang diinginkan.

3. Masyarakat membutuhkan kandidat pimpinan daerahnya yang kompeten dan berintegritas.

4. Regulasi yang fair dan bebas politik uang.

Page 5: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Isu Krusial RUU Pilkada

Pemilihan Langsung- Tidak Langsung Pemilihan satu paket (Kada-Wakada) atau

tidak satu paket Petahana- ikatan perkawinan, garis keturunan Calon Kada dari daerah lain Penyelesaian Sengketa Pilkada Serentak

Page 6: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

1. Mekanisme Pemilihan Kepala Daerah

Konsekuensi fungsi Pemda Provinsi – Pemda Kabupaten/Kota terkait pembagian kewenangan urusan antara tingkatan Pemerintahan.

Berimplikasi pada besar kecilnya derajat elektorasi kepentingan mekanisme Pilkada.

Menurut Pemerintah:

a. Gubernur sebagai Kada dan Wakil Pemerintah Prov. Menjalankan fungsi koordinatif dalam ranah dekosentrasi. Mekanisme diarahkan dipilih DPRD Prov.

b. Bupati/walikota dilakukan secara langsung oleh masyarakat karena merupakan jenjang pemerintahan paling dekat.

Page 7: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

2. Pemilihan tidak secara paket Pemerintah beranggapan posisi wakada yang

tidak sejajar dengan kada dalam realitanya menunjukkan bahwa tugas tidak berjalan ideal karena perbedaan dimensi politik.

Wakada dianggap bukan merupakan suatu jabatan politik, melainkan jabatan karir yang ditunjuk oleh Kada.

Page 8: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

3. Persyaratan Calon

Syarat Calon hanya ditujukan kepada Kada. Wakada tidak diatur dalam RUU yang

diinisiasi oleh Pemerintah ini. Juga diatur bagi petahana yang sudah tidak

mencalonkan dirinya karena masa jabatan berakhir yakni yang terkait ikatan perkawinan, garis keturunan diatur jangka waktu boleh mencalonkan.

Page 9: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

4. Penyelesaian Sengketa

Adanya penyerahan kewenangan penyelesaian sengketa dari MK ke MA.

Page 10: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Bagaimana Argumentasi Pro-Kon?

Bila kedudukan gubernur hendak ndiperkuat sebagai wakil Pemerintahan Pusat di daerah; maka mekanisme yang diperlukan bukan mekanisme pemilihan Gubernur; namun pelembagaan kewenangan Gubernur.

Bila dipilih DPRD, maka DPRD menjadi unsur penyelenggara Pilkada? Padahal rezim Pilkada merupakan rezim Pemilu.

Peniadaan jabatan wakada yang dipilih langsung? Mengapa tidak diperkuat saja mekanisme pencalonannya, mekanisme pembagian tugasnya sebagai “pembantu” kada.

Page 11: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Bagaimana Argumentasi Pro-Kon? (2)

Kandidat petahana dan keluarganya dapat dijawab dengan mekanisme kualifikasi kompetensi calon oleh penyelenggara Pilkada.

MA mengambil alih kembali peradilan Pilkada? Dalam konteks Pemilukada sebagai bagian dari Rezim Pemilu maka sengketa Pilkada dianggap tetap menjadi otoritas MK.

Wacana Pemilukada serentak- model keserentakan yang diinginkan apakah keseluruhan Pilkada, eksekutif-legislatif, nasional-lokal dsb?

Page 12: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Konstelasi DPR RI

Komisi II DPR ini sampai saat pemaparan ini masih dalam tahapan penyerapan aspirasi dan masukan dari masyarakat.

Persiapan membuat DIM (Daftar Inventarisir Masalah) atas RUU Pilkada yang menjadi inisiatif Pemerintah.

Percepatan pembahasan dilakukan untuk mengantisipasi penyelenggaraan Pemilukada yang mendekati masa Pemilu 2014.

Sementara juga terus menerus melakukan sinkronisasi dengan RUU Pemda dan RUU Desa.

Page 13: Pro dan Kontra serta Dinamika Pembahasan RUU Pilkada di DPR

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Agun Gunandjar SudarsaKetua Komisi II DPR RIFraksi Partai Golkarwww.agun-gunandjarsudarsa.com