Prisca Hestin Radita Wedangan - Universitas Diponegoro...2019/06/16  · por akun yang berisi segala...

1
MINGGU, 16 JUNI 2019 Ciptakan Konten Kreatif T IDAK hanya bisnis kuliner yang dijalani Prisca Hestin Radita. Ia juga meneruskan usaha kreatif almarhum suaminya, dengan mengelola akun sosial media Seputar Kudus (SK) dan juga SK Pro, yang merupakan jasa konten kreatif. SK sendiri merupakan pelo- por akun yang berisi segala informasi mengenai Kota Kudus. Ia menceritakan, awalnya pada Juli 2010, almarhum suami membuat akun Twitter ”Sekitar Kudus”, yang menda- pat dukungan penuh dari Prisca. Tujuannya, bila ada yang ingin mengunjungi Kudus dan ingin tahu tentang segala informasinya, seperti kuliner, penginapan, objek wisata dan lainnya, mereka bisa mendapatkannya melalui akun terse- but. Dan SK menjadi akun sosial media pertama yang men- jadi peta informasi mengenai Kota Kudus. ”Saya pun melihat peluang, karena belum ada akun seje- nis di Kota Kudus. Hingga kini SK aktif di Facebook dan Instagram dengan jumlah followers sekitar 146.000 orang, plus website resmi yang kontennya akan diisi dengan desti- nasi wisata dan tempat-tempat kuliner tradisional yang ada di Kudus, yang tentunya memudahkan wisatawan yang ingin singgah ke sini,” jelas wanita lulusan Undip semarang tersebut. Lebih lanjut Prisca menjelaskan, yang menaruh perhat- ian penuh sejak awal mengembangkan SK adalah alm suaminya. Mulai dari mengembangkan konten, berinteraksi dengan followers, membuat tawaran jasa berbayar atau iklan, hingga mengelolanya secara rutin. Dan seiring perkembangannya, tidak hanya perusahaan atau perorangan yang sudah memiliki materi untuk ditayangkan (diiklankan) di SK, tapi mereka yang belum memiliki materi apa-apa. Lalu berdasarkan keinginan klien yang ingin beriklan tapi tidak memiliki konsep dan materi, dari situlah ia meng- gagas untuk mengembangkan SK Pro, yakni jasa untuk membuat konten kreatif, yang bisa digunakan kliennya untuk keperluan komersial atau lainnya. Prisca pun merekrut tim untuk pekerjaan kreatif tersebut. Untuk mengerjakan foto dan video produk, company profile, aerial photography, dokumentasi foto dan video untuk liputan sebuah acara, hingga jasa untuk mengelola akun Instagram.”Selama sem- bilan tahun belakangan, banyak perusahaan, restoran dan kafe yang menggunakan jasa tersebut. Tentunya setelah suami berpulang, bisnis SK Pro tersebut saya kelola bersama tim,” tandasnya. Teks & Foto : Irma Mutiara Manggia Prisca Hestin Radita Wedangan Berkonsep Musik I a memulai bisnis kuliner sejak Maret 2013, dengan membuat sebuah kafe berkonsep angkringan bersama almarhum suaminya, Vincentius Kharisma Pramudya atau akrab disapa mas Kaka. Ibu dua orang anak tersebut tertarik dengan bisnis kuliner karena merasa dunia kuliner tidak ada matinya. ”Dan kebetulan kuliner memang passion saya bersama almarhum suami, dulu kami hobi wisata kuliner tiap bepergian,” tuturnya. Sebelum memulai bisnis sendiri, Prisca per- nah bekerja di sebuah restoran, sehingga dunia kuliner sudah tak asing baginya. ”Banyak hal yang saya pelajari. Baik dari segi managemen, promosi, mengatur SDM, serta bagaimana mem- pertahankan cita rasa. Orang tua pun mendukung kami untuk merintis bisnis tersebut,” ungkap wanita yang juga hobi berolahraga lari tersebut. Dari manakah nama Pukwe berasal? Prisca menuturkan, nama Pukwe berasal dari bahasa Jawa njupuk dewe, yang memiliki arti mengambil sendiri. Awalnya memiliki konsep wedangan, sebuah tempat makan ala angkringan atau kucin- gan yang sedang hits pada zamannya, yakni Wedangan Pukwe, menjajakan antara lain nasi kucing, jajanan pasar, dan berbagai jenis wedang yang dikemas ala kafe. Setiap bisnis, tentu saja pernah mengalami kendala. Begitu juga dengan Prisca. Ia mengata- kan kendala awal yang dialaminya adalah pro- mosi, karena banyak masyarakat Kudus yang pada saat itu belum aktif di media sosial, sedang- kan ia gencar melakukan promosi melalui media sosial. Namun yang membuat prisca bertahan, karena banyaknya pelanggan loyal, juga dukung- an dari orang-orang terdekat. Alasan lain, kembali lagi karena passion-nya dalam dunia kuliner membuat ia bertahan dan tidak takut untuk terus berinovasi. ”Semakin banyak kompetitor justru membuat saya ingin berkompetisi secara sportif untuk menciptakan ide-ide dan menu baru, yang juga merupakan tan- tangan untuk terus eksis,” ungkapnya. Prisca pun kerap mengundang beragam komunitas di Kudus untuk datang ke tempatnya dan mereka menjadikan Pukwe sebagai tempat berkumpul komunitasnya. Hal lain yang tak kalah menarik adalah tempatnya menjadi wadah dunia permusikan di Kudus. Selain lebih banyak memu- tar musik dari penyanyi atau band independen, baik lokal maupun internasional, setiap Jumat dis- elenggarakan live music, di mana tiap sesinya berfungsi sebagai panggung apresiasi, para pen- gunjung bisa tampil untuk menyanyi. Beragam band dengan beragam genre telah manggung di situ, baik dari Kudus maupun kota lainnya. Bahkan pernah ada musisi dari Negeri Sakura yang tampil di sana. ”Tiap band yang akan tampil biasanya dipilih (audisi) sesuai dengan ide- alisme musik saya dan almarhum suami, secara tidak langsung hal tersebut menjadikan tombak pergerakan musik dan menjadikan Pukwe sebagai barometer musik di Kudus,” tuturnya. Ia pun men- jelaskan, pergerakan tersebut telah melahirkan band-band independen dari Kudus, yang kemudi- an dikenal masyarakat Kudus dan sekitarnya. Pada 2018, Prisca mengubah konsep wedan- gan tersebut menjadi ”Pukwe”. Yang awalnya hanya menjual menu makanan ala angkringan, kini berkembang dengan menu makanan yang lebih beragam. Selain merombak menu makanan, ia pun merombak interior demi memenuhi kebutuhan pasar. ”Para pelanggan menyambut positif perubahan tersebut, dan menginginkan saya untuk tetap berkreasi dan berinovasi. Itulah yang membuat saya semangat mengembangkan bisnis kuliner ini. Tapi tetap dengan ciri khas yang terus saya pertahankan, yakni harga murah tapi rasa harus enak,” ujar penggemar musik Britpop tersebut.(49) MEMILIKI passion besar dalam bidang kuliner sekaligus memiliki kecintaan terhadap musik, membuat wanita satu ini tak hanya menjadikan kafenya sebagai tempat nongkrong anak muda, tapi juga menjadi barometer pergerakan musik di kotanya. Ia adalah Prisca Hestin Radita, pemilik Pukwe yang berada di Kota Kudus. Tentang Prisca Hestin Radita 20 Agustus 1984 Energik Kreatif Hobi berolahraga lari Menyukai musik British Pop Menyukai fesyen kasual

Transcript of Prisca Hestin Radita Wedangan - Universitas Diponegoro...2019/06/16  · por akun yang berisi segala...

Page 1: Prisca Hestin Radita Wedangan - Universitas Diponegoro...2019/06/16  · por akun yang berisi segala informasi mengenai Kota Kudus. Ia menceritakan, awalnya pada Juli 2010, almarhum

MINGGU,16 JUNI 2019

Ciptakan Konten KreatifT IDAK hanya bisnis kuliner yang dijalani Prisca

Hestin Radita. Ia juga meneruskan usaha kreatifalmarhum suaminya, dengan mengelola akun

sosial media Seputar Kudus (SK) dan juga SK Pro, yangmerupakan jasa konten kreatif. SK sendiri merupakan pelo-por akun yang berisi segala informasi mengenai KotaKudus.

Ia menceritakan, awalnya pada Juli 2010, almarhumsuami membuat akun Twitter ”Sekitar Kudus”, yang menda-pat dukungan penuh dari Prisca. Tujuannya, bila ada yangingin mengunjungi Kudus dan ingin tahu tentang segalainformasinya, seperti kuliner, penginapan, objek wisata danlainnya, mereka bisa mendapatkannya melalui akun terse-but. Dan SK menjadi akun sosial media pertama yang men-jadi peta informasi mengenai Kota Kudus.

”Saya pun melihat peluang, karena belum ada akun seje-nis di Kota Kudus. Hingga kini SK aktif di Facebook danInstagram dengan jumlah followers sekitar 146.000 orang,plus website resmi yang kontennya akan diisi dengan desti-nasi wisata dan tempat-tempat kuliner tradisional yang adadi Kudus, yang tentunya memudahkan wisatawan yangingin singgah ke sini,” jelas wanita lulusan Undip semarangtersebut.

Lebih lanjut Prisca menjelaskan, yang menaruh perhat-ian penuh sejak awal mengembangkan SK adalah almsuaminya. Mulai dari mengembangkan konten, berinteraksidengan followers, membuat tawaran jasa berbayar atauiklan, hingga mengelolanya secara rutin. Dan seiringperkembangannya, tidak hanya perusahaan atau peroranganyang sudah memiliki materi untuk ditayangkan (diiklankan)di SK, tapi mereka yang belum memiliki materi apa-apa.

Lalu berdasarkan keinginan klien yang ingin beriklantapi tidak memiliki konsep dan materi, dari situlah ia meng-gagas untuk mengembangkan SK Pro, yakni jasa untukmembuat konten kreatif, yang bisa digunakan kliennyauntuk keperluan komersial atau lainnya. Prisca pun merekruttim untuk pekerjaan kreatif tersebut. Untuk mengerjakanfoto dan video produk, company profile, aerial photography,dokumentasi foto dan video untuk liputan sebuah acara,hingga jasa untuk mengelola akun Instagram.”Selama sem-bilan tahun belakangan, banyak perusahaan, restoran dankafe yang menggunakan jasa tersebut. Tentunya setelahsuami berpulang, bisnis SK Pro tersebut saya kelola bersamatim,” tandasnya.

Teks & Foto : Irma Mutiara Manggia

Prisca Hestin Radita

WedanganBerkonsep Musik

I a memulai bisnis kuliner sejak Maret 2013,dengan membuat sebuah kafe berkonsepangkringan bersama almarhum suaminya,

Vincentius Kharisma Pramudya atau akrab disapamas Kaka. Ibu dua orang anak tersebut tertarikdengan bisnis kuliner karena merasa dunia kulinertidak ada matinya. ”Dan kebetulan kulinermemang passion saya bersama almarhum suami,dulu kami hobi wisata kuliner tiap bepergian,”tuturnya.

Sebelum memulai bisnis sendiri, Prisca per-nah bekerja di sebuah restoran, sehingga duniakuliner sudah tak asing baginya. ”Banyak halyang saya pelajari. Baik dari segi managemen,promosi, mengatur SDM, serta bagaimana mem-pertahankan cita rasa. Orang tua pun mendukungkami untuk merintis bisnis tersebut,” ungkapwanita yang juga hobi berolahraga lari tersebut.

Dari manakah nama Pukwe berasal? Priscamenuturkan, nama Pukwe berasal dari bahasaJawa njupuk dewe, yang memiliki arti mengambilsendiri. Awalnya memiliki konsep wedangan,sebuah tempat makan ala angkringan atau kucin-gan yang sedang hits pada zamannya, yakniWedangan Pukwe, menjajakan antara lain nasikucing, jajanan pasar, dan berbagai jenis wedangyang dikemas ala kafe.

Setiap bisnis, tentu saja pernah mengalamikendala. Begitu juga dengan Prisca. Ia mengata-kan kendala awal yang dialaminya adalah pro-mosi, karena banyak masyarakat Kudus yangpada saat itu belum aktif di media sosial, sedang-kan ia gencar melakukan promosi melalui mediasosial. Namun yang membuat prisca bertahan,karena banyaknya pelanggan loyal, juga dukung-an dari orang-orang terdekat.

Alasan lain, kembali lagi karena passion-nyadalam dunia kuliner membuat ia bertahan dantidak takut untuk terus berinovasi. ”Semakinbanyak kompetitor justru membuat saya inginberkompetisi secara sportif untuk menciptakanide-ide dan menu baru, yang juga merupakan tan-tangan untuk terus eksis,” ungkapnya.

Prisca pun kerap mengundang beragamkomunitas di Kudus untuk datang ke tempatnyadan mereka menjadikan Pukwe sebagai tempatberkumpul komunitasnya. Hal lain yang tak kalah

menarik adalah tempatnya menjadi wadah duniapermusikan di Kudus. Selain lebih banyak memu-tar musik dari penyanyi atau band independen,baik lokal maupun internasional, setiap Jumat dis-elenggarakan live music, di mana tiap sesinyaberfungsi sebagai panggung apresiasi, para pen-gunjung bisa tampil untuk menyanyi.

Beragam band dengan beragam genre telahmanggung di situ, baik dari Kudus maupun kotalainnya. Bahkan pernah ada musisi dari NegeriSakura yang tampil di sana. ”Tiap band yang akantampil biasanya dipilih (audisi) sesuai dengan ide-alisme musik saya dan almarhum suami, secaratidak langsung hal tersebut menjadikan tombakpergerakan musik dan menjadikan Pukwe sebagaibarometer musik di Kudus,” tuturnya. Ia pun men-jelaskan, pergerakan tersebut telah melahirkanband-band independen dari Kudus, yang kemudi-an dikenal masyarakat Kudus dan sekitarnya.

Pada 2018, Prisca mengubah konsep wedan-gan tersebut menjadi ”Pukwe”. Yang awalnyahanya menjual menu makanan ala angkringan,kini berkembang dengan menu makanan yanglebih beragam. Selain merombak menumakanan, ia pun merombak interior demimemenuhi kebutuhan pasar. ”Para pelangganmenyambut positif perubahan tersebut, danmenginginkan saya untuk tetap berkreasi danberinovasi. Itulah yang membuat saya semangatmengembangkan bisnis kuliner ini. Tapi tetapdengan ciri khas yang terus saya pertahankan,yakni harga murah tapi rasa harus enak,” ujarpenggemar musik Britpop tersebut.(49)

MEMILIKI passion besar dalam bidang kuliner sekaligus memilikikecintaan terhadap musik, membuat wanita satu ini tak hanya menjadikankafenya sebagai tempat nongkrong anak muda, tapi juga menjadibarometer pergerakan musik di kotanya. Ia adalah Prisca Hestin Radita,pemilik Pukwe yang berada di Kota Kudus.

Tentang

PriscaHestin Radita

20 Agustus 1984

■ Energik■ Kreatif■ Hobi berolahraga lari■ Menyukai musik British Pop■ Menyukai fesyen kasual