PRINT2

24
PENDAHULUAN Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila menjadi pedoman hidup, sebagai sumber dari segala hukum dan lain sebagainya harus dapat dipahami oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Hal tersebut sangatlah penting , karena tanpa pemahaman yang menyeluruh tentang nilai – nilai Pancasila maka fungsi dan tujuan dariPancasila tidak berguna. Apabila seluruh elemen masyarakat mengetahui secara menyeluruh isi kandungan /nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila termasuk butir-butirnya, maka dapat dipastikan kehidupan berbangsa dan bernegara akan berjalan dengan lancar . Namun apabila nilai – nilai dari pancasila tidak dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia maka sebuah tujuan Negara Indonesia tidak dapat terwujud,dikarenakan oleh Pancasila telah dijadikan dasar Negara kita. Sampai saat ini banyak dari masyarakat Indonesia yang melupakan nilai – nilai Pancasila, sehingga tidak mengamalkan seluruh isinya dengan benar. Salah satu sila pancasila yaitu sila ketiga, merupakan sila yang penting untuk mengamalkan persatuan dan kesatuan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat satu, yang akan menuju persatuan dan kesatuan. Sila ini merupakan 1

Transcript of PRINT2

Page 1: PRINT2

PENDAHULUAN

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila menjadi pedoman

hidup, sebagai sumber dari segala hukum dan lain sebagainya harus dapat

dipahami oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Hal tersebut sangatlah

penting , karena tanpa pemahaman yang menyeluruh tentang nilai – nilai

Pancasila maka fungsi dan tujuan dariPancasila tidak berguna. Apabila seluruh

elemen masyarakat mengetahui secara menyeluruh isi kandungan /nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila termasuk butir-butirnya, maka dapat dipastikan

kehidupan berbangsa dan bernegara akan berjalan dengan lancar . Namun apabila

nilai – nilai dari pancasila tidak dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat

Indonesia maka sebuah tujuan Negara Indonesia tidak dapat

terwujud,dikarenakan oleh Pancasila telah dijadikan dasar Negara kita.

Sampai saat ini banyak dari masyarakat Indonesia yang melupakan nilai –

nilai Pancasila, sehingga tidak mengamalkan seluruh isinya dengan benar. Salah

satu sila pancasila yaitu sila ketiga, merupakan sila yang penting untuk

mengamalkan persatuan dan kesatuan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk

membuat satu, yang akan menuju persatuan dan kesatuan. Sila ini merupakan

bukti bahwa Pancasilaadalah alat pemersatu bangsa Indonesia, maka dari itu kita

harus menjaganya bersama. Disebutkan bahwa sila ketiga yang merupakan Arti

dan makna sila persatuan nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang

persatuan dan kesatuan Indonesia, menghilangkan penonjolan kekuatan atau

kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit, dan menumbuhkan rasa senasib

dan sepenanggungan.

Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada

persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di

atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan

bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela

berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela

1

Page 2: PRINT2

berkorban untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa

kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Persatuan dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan

pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. Namun pada

kenyataannya, banyak sekali kasus yang terjadi di Indonesia yang merupakan

bentuk penyimpangan dari sila tersebut. Salah satu kasus yang patut untuk dibahas

lebih lanjut adalah kasus Papua yang ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai kasus penyimpangan

tersebut.

2

Page 3: PRINT2

PEMBAHASAN

Zaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak menutup

kemungkinan adanya budaya luar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur

dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga merupakan ancaman tersendiri bagi suatu

negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara itu, selain

permasalahan dalam tubuh negara majemuk itu sendiri. Terbukti sekarang banyak

budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan muda. Tanpa disadari

mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya

hidupnya.

Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang

ada dalam negara ini. Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan

dalam Negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari makna sila

ketiga “persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia agar masyarakat

Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu kehidupan

berbangsa dan bernegara. Demi tetap menjaga persatuan dalam Negara ini.

Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya, dan

bangsa, adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun juga.

Termasuk bangsa Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau-pulau yang terpisah

oleh lautan luas, sehingga terjadi beraneka macam keanekaragaman di Indonesia.

Berdasarkan fakta ini harus diakui adanya bangsa dan kebangsaan. Untuk

mencapai tujuan demi keadilan social, bangsa Indonesia harus menggalang

persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman suku dan budaya yang kita

miliki. Bung Karno sering menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya alat

pemersatu bangsa Indonesia, terutama sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah dan

dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun sumber daya

3

Page 4: PRINT2

manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu bersifat kedaerahan ternyata

tidak membuahkan hasil sama sekali. Bahkan menjadikan perpecahan antar

bangsa di Indonesia. Kemudian bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama

pemuda-pemuda Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersama-

sama. Sehingga teraihlah kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga

sekarang ini.

Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari

rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah yang menjadikan

persatuan Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat berdirinya bangsa

Indonesia dan landasan untuk bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan,

memajukan bangsa, dan menghadapi ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan

budaya di Indonesia juga perlu disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang

kuat. Sehingga dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terdapat sila

ketiga yaitu Persatuan Indonesia.

Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat

dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu

kesatuan yang bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai

oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

serta mendasari dan dijiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi

Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau

kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama,

suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbeda-

beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.

Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara

ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang

dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga

4

Page 5: PRINT2

mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk

menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.

Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara

ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan

dimasyrakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia

dan rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun

sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga

kedamaian Bhineka Tunggal Ika.

Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah

sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk

individu dan makhluk social. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama

diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras,

kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah

merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen

yang membentuk Negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi

satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka

Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konnflik

dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling

menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan

tujuan bersama.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu,

maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas

tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan

kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk

merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat

integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap

warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum

5

Page 6: PRINT2

(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta

kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk

mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan

keadilan social.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang

Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai

bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu

nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang

humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk

Tuhan. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala

aspek penyelenggaraan Negara termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses

reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan, dan

memegang teguh persatuan dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan

membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya telah terbukti pada

bangsa lain.

Pada kenyataannya, yang terjadi saat ini adalah memudarnya rasa

persatuan dan kesatuan yang terjadi pada generasi penerus bangsa Indonesia.

Semestinya semua warga masyarakat harus dapat mengembangkan rasa cinta

tanah air dan bangsa. Namun memang, sesuai berjalannya waktu, membela tanah

air tidak harus selalu identik dengan hal yang berbau peperangan. Kita masih bisa

mengamalkan sila ketiga ini dengan cara kita sendiri sesuai dengan profesi kita

masing-masing. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah

bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan

menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa

Indonesia. Dalam kasus yang akan diuraikan dibawah ini akan diuraikan kasus

keluarnya Papua dari Negara kesatuan Republik Indonesia yang bisa jadi

merupakan indikator lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa dan menunjukkan

adanya separatisme diantara warga Indonesia. Berikut adalah sepenggal berita

tersebut.

6

Page 7: PRINT2

Papua Keluar dari NKRI

Jakarta, PelitaOnline – KETUA Solidaritas Kemanusiaan untuk Papua,

Frans Tomoki meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Papua. Jika Pemerintahan SBY-

Boediono ini tidak bertanggung jawab, maka ia mengancam akan keluar dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami ingin Papua berdiri di atas kakinya sendiri untuk menantukan nasib

rakyatnya. Kalau pemerintah tidak memperhatikan kami, biarkan kami keluar dari

NKRI,” kata Frans saat jumpa pers di Kontras, Jakarta, Selasa (1/11).

Menurutnya, para anggota militer yang ada di Papua, hanya bisa membuat

rakyat Papua menjadi tidak aman lantaran terlalu represif dalam bertindak demi

kepentingan PT Freeport Indonesia. Militer, kata dia, juga tidak membawa

kesejahteraan bagi rakyat di Bumi Cendrawasih.

“Militer terlalu diskriminatif untuk warga Papua. Seharusnya berlaku adil.

Kami hanya ingin mandiri,” pintanya tegas.

Dia menjelaskan, Kapolsek Mulia Papua, Dominggus Awes, yang

ditembak di bandara merupakan jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM)

gadungan yang dipelihara oleh militer.

“Itu OPM gadungan, yang memang sengaja dipelihara oleh militer untuk

mengalihkan isu, terkait meninggalnya buruh Freeport yang menuntut kenaikan

gaji,” jelas dia.

Dia mengakui bahwa warga Papua mendapatkan perlakuan diskriminatif

dari negeri ini. Padahal Papua merupakan bagian dari NKRI.

7

Page 8: PRINT2

“Bagi Bangsa Papua, sudah jelas untuk menentukan nasib. Bagi saya lebih

baik Papua menentukan nasibnya sendiri.

Kasus diatas menggambarkan betapa lemahnya jiwa pancasila khususnya

rasa persatuan dan kesatuan antar warga negara. Tiap warga negara harusnya

mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan

golongan sesuai dengan butir pancasila sila ketiga. Namun, dari kasus tersebut

terlihat adanya pembeda antara satu golongan dengan golongan yang lain, ras satu

dengan yang lain. Tentu saja hal itu tidak mencerminkan adnya rasa ingin

mengembangkan cinta kepada tanah air dan bangsa apalagi mengembangkan

persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Dahulunya pernah terjadi kasus serupa yang menyangkut organisasi yang

dibentuk diasana yang dinamakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Organisasi

Papua Merdeka adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang

bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan

Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan

Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.

OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan

bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan

wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara

Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut

yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia .

Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu

penjajah kepada yang lain.

Persoalan Papua tidak sekadar dipandang hanya separatis. Lebih dari itu

Papua dijadikan medan perebutan dalam hal ekonomi, politik, dan geografis.

Indonesia sebagai pemilik sah Papua digugat baik dari dalam negeri maupun luar

negeri. Pihak dalam negeri berupa separatis dan pejabat yang korup. Adapun dari

luar negeri tekanan politik yang mengatasnamakan HAM, kebebasan, dan

8

Page 9: PRINT2

demokrasi. Asing menggunakan isu Papua sebagai bentuk penjajahan kepada

Indonesia. Maka Papua bergejolak Indonesia terkoyak. Namun reaksi warga yang

berada di pulau-pulau lain terutama reaksi pemerintahan seolah tidak peduli akan

persoalan itu. Mereka semua seolah bertindak separatis terhadap warga Papua.

Separatis muncul merupakan bukti bahwa negara gagal melindungi dan

menyejahterakan rakyat. Kegagalan itu akibat negara kalah sejak awal dengan

menyerahkan kekayaan alam kepada asing. Kegagalan dalam memberikan

kemakmuran, pendidikan, kesejahteraan dijadikan alasan untuk membangkang.

Hal ini pun dimanfaatkan orang asli papua yang mereka termasuk jutawan untuk

menyuap rakyat Papua. Tujuannya rakyat diberikan uang agar muncul protes

terhadap pemerintah. Sungguh ironis, keterbelakangan rakyat Papua dimanfaatkan

untuk perbuatan separatis. Selain itu pula karena kemiskinan yang mereka alami.

Mereka menerima saja dana itu. Apalagi dananya dari orang Papua asli.

Sementara itu rakyat juga dalam kondisi miskin.

Dari kasus perpecahan diatas memang harus dilakukan tindakan tegas dari

pihak berwenang. Dalam kasus keluarnya papua seharusnya pemerintah dapat

menghimbau kepada seluruh menteri-menterinya untuk menciptakan kondisi yang

mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dan membiasakan

diri untuk selalu membangun konsensus, menghilangkan kesempatan untuk

berkembangnya primodialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan,

agar tidak terjadi KKN,dan juga menumpas setiap gerakan separatis secara tegas

dan tidak kenal kompromi. Seharusnya pemerintah lebih tergerak untuk

melakukan sesuatu dan melakukan perubahan bagi kehidupan warga di Papua.

Pemerintah terjun langsung memberikan bantuan kepada masyarakat di daerah

tersebut supaya tidak ada oknum yang ingin memanfaatkannya. Pemerintah juga

harus melakukan pemerataan pembangunan, transportasi, pendidikan, kesehatan

dan lainnya di pedesaan, tidak hanya di kota-kota besar. Bila setiap warga sadar

akan nilai persatuan dan kesatuan, seharusnya mereka membantu warga negara

Papua untuk mengatasi persoalan yang begitu rumit terkait dengan ekonomi,

pembangunan, sosial yang menyangkut hidup mereka. Karena semua warga

9

Page 10: PRINT2

negara Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh dan tak dapat terpisahkan.

Bayangkan apabila Papua benar-benar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,

apa bisa warga negara lain yang misalnya tinggal di pulau-pulau lain, daerah lain

disebut manusia atau warga yang mengamalkan pancasila?

Seharusnya sebagai warga negara Indonesia yang berjiwa pancasila, tiap

warga harusnya mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadi dan golongan.Ada peribahasa lebih baik hujan batu di negri sendiri dari

pada hujan emas di negri tetangga, artinya walaupun di negri kita memiliki

banyak masalah tidak seharusnya kita pindah menjadi warga negara lain karena

kita melihat di negara lain tampaknya dengan kemampuan yang kita miliki kita

dapat hidup lebih layak dibanding di negara sendiri, mestinya kita harus lebih

menyikapi hal dengan berbuat sesuatu demi Indonesia dengan apa yang kita punya

bukan malah meninggalkannya.

Selain itu, kita harus sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan

negara dan bangsa apabila diperlukan. Contohnya yang sering kita lihat dilakukan

oleh angkatan bersenjata kita, mereka rela ditempatkan di daerah daerah yang

mengancam keutuhan negara termasuk pada kasus yang terjadi di Papua.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa juga harus

ditanamkan sejak dini. Jangan selalu menggunakan produk asing dan trend atau

gaya dari luar, kita harus lebih bangga dengan apa yang negara ini miliki

contohnya seperti mengenakan batik dan belajar tari tarian daerah. Selai itu,

mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia,

mencintai tanah air, bangga menjadi bangsa Indonesia, indonesia sangat kaya dan

terkenal dengan keindahan alamnya, untuk itu kita harus menjaga keletarian bumi

Indonesia ini dengan menjaga kebersihan, tidak melakukan pembalakan liar dan

sebagainya.

Tiap warga harusnya mampu memelihara ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Contohnya

10

Page 11: PRINT2

dengan menjadi relawan PBB yang siap dikirim keluar untuk menjaga perdamaian

dunia. Lalu, yang terpenting adalah mengembangkan persatuan Indonesia atas

dasar Bhinneka Tunggal Ika. Dengan tidak membedakan seorang dari suku ras

dan agamanya. Seperti pada kasus Papua tersebut, harusnya kita tidak membeda-

bedakan orang berdasatkan ras, suku, maupun agama. Seharusnya pemerintah dan

warga tidak memandang sebelah mata dari kasus tersebut. Dan yang terakhir,

warga negara harus memiliki rasa ingin ,emajukan pergaulan demi persatuan dan

kesatuan bangsa. Contohnya dengan mau bergaul dengan setiap kalangan tanpa

memandang dari suku atau agama apa sehingga tercipta persatuan.

Perwujudan atau realisasi pancasila Sila Ketiga dalam bidang Pendidikan,

Budaya, Ekonomi, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat dilakukan untuk

menguatkan jiwa pancasila dalam tiap warga negara.

a. Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian.

Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama

penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa

Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib

dan kemajuan Indonesia di masa mendatang.

Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi

penerus bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah

berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional,

yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan

nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud

dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang

beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

demokratis, dan bertanggung jawab.

Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat

belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada

peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan

11

Page 12: PRINT2

prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun

lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan

bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar pikiran antar

pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang. Karena pelajar

merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib bangsa

Indonesia di masa mendatang.

Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta

didik antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di

Indonesia, diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan

hari ulang tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan

tersebut maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya

sendiri, sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa

persatuan antar pelajar Indonesia.

Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik

saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat. Guna

bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta

mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan persaingan

dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa mendatang.

Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di bentuknya PGRI

(Persatuan Guri Republik Indoonesia).

b. Bidang Budaya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005:

172).

Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah

sebagai penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama

diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,

12

Page 13: PRINT2

kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan

merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen

yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi

satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka

Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan

permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan

yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.

Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat berperan penting

dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada

kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta

pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan

manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan,

1996: 193).

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu,

maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas

tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan

kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk

merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat

integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap

warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum

(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam

kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk

mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan

keadilan sosial.

Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan

yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di

atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri.

Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang

mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang

mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang

13

Page 14: PRINT2

bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan

martabat manusia itu sendiri.

c. Bidang Ekonomi

Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat

dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang

lain untuk memenuhi semua kebutuhanya. Tetapi manusia juga mempunyai

kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi

menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya

walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama

sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193).

Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya

tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan

mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.

Rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam kuat pada diri mereka sebagai

bangsa Indonesia akan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Pertumbuhan

ekonomi di Indonesia akan berjalan baik jika antar pelaku ekonomi saling bersatu

dan mendukung, karena tujuan mereka bukanlah menjadi penguasa ekonomi dan

menjatuhkan lawannya, namun bekerja sama bersama-sama guna kemajuan

ekonomi di Indonesia. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama

menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat

berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.

d. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang

menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan

lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia

harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk

kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci

14

Page 15: PRINT2

dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah

sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195):

1. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan

bangsa dan negara.

2. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.

3. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu

pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya.

Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun

penemuan – penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah

pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara

Indonesia.

15

Page 16: PRINT2

DAFTAR PUSTAKA

Razif N,Muhamad. 2011. Nilai Pancasila Sila Ketiga dalam Kemajemukan

Budaya Indonesia. (online),

(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html),

diakses pada 24 Februari 2011.

Rochwil C.Muhammad. 2011. Penerapan Pancasila Sila Ketiga dalam

Bidang kebudayaan. (online),

(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html),

diakses pada 24 Februari 2011.

Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

16