Print Bronkopneumonia Tutorial

23
BRONKOPNEUMONIA TUTORIAL Pembimbing : dr. Deden Tommy Oembaran, Sp.A STASE ILMU KESEHATAN ANAK BLUD RS SEKARWANGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

description

bp

Transcript of Print Bronkopneumonia Tutorial

  • TUTORIALPembimbing : dr. Deden Tommy Oembaran, Sp.ASTASE ILMU KESEHATAN ANAK BLUD RS SEKARWANGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

  • Definisi Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru dengan konsolidasi ruang alveolar.Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen.

  • EPIDEMIOLOGIMerupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia
  • KLASIFIKASIBayi kurang dari 2 bulanAnak umur 2 bulan-5 tahunPneumonia berat: napas cepat atau retraksi yang beratPneumonia sangat berat: tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam, atau hipotermi, bradipnea atau pernapasan iregulerPneumonia ringan: napas cepatPneumonia berat: retraksiPneumonia sangat berat: tidak dapat minum/ makan, kejang, letargis, malnutrisi

  • Berdasarkan PredileksiPneumonia lobarisBronchopneumoniaPneumonia interstisialBerdasarkan KlinisPneumonia KomunitasPneumonia NosokomialPneumonia AspirasiPneumonia pada pasien ImmunocompromisedPneumonia EtiologiBakteri / tipikalVirusJamurAtipikal

  • USIAPENYEBAB TERSERINGPENYEBAB JARANG0-20 hariBakteriEschericia coliStreptococcus Group BListeria monocytogenesBakteriStreptococcus Grup BHaemophilus influenzaStreptococcus pneumoniaUreaplasma urealyticumVirusCytomegalovirusHerpes simplex virus3 minggu 3 bulanBakteriChlamidia trachomatisStreptococcus pneumoniaVirusAdenovirusInfluenza virusParainfluenza virus 1, 2, 3Respiratory synctycial virusBakteriBordetella pertussisH. influenza tipe B dan non-typeableMoraxella catarrhalisStaphylococcus aureusUreaplasma urealyticumVirusVaricella zoster virus4 bulan 5 tahunBakteriChlamydia trachomatisMycoplasma pneumoniaS. PneumoniaeVirusAdenovirusInfluenza virusParainfluenza virusRhinovirusRespiratory synctycial virusBakteriH. influenza tipe BMoraxella catarrhalisM. tuberculosisNeisseria meningitidesS. aureusVirusVaricella zoster virus6 18 tahunBakteripneumoniaeM.pneumoniaeS. pneumoniaeBakteriH. influenzaLegionella speciesM. tuberculosisS. aureusVirusAdenovirusEpstein barr virusInfluenza virusParainfluenza virusRhinovirusRespiratory synctycial virusVaricella zoster virus

  • Mikroorganisme penyebab masuk ke paru bg periferTimbul rx jaringan(inflamasi) Mempermudah proliferasi & penyebaran kuman ke jrgn skitarBg paru yg terkena mengalami konsolidasi eksudat jaringan ikat paru : pelebaran pembuluh darah, eksudasi cairan intra alveolar,penumpukan fibrin1. Stadium Hepatisasi MerahJumlah makrofag meningkat di alveoli, sel degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang (8-10hari), dikeluarkan melalui batukendapan fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis cepat dari sel2 inflamasi, Peningkatan aliran darah yg melawati paru2 yg terinfeksihipoksemiaDeposisi fibrin semakin bertambah

    2. Stadium Hepatisasi Kelabu3. Stadium ResolusiPATOGENESIS

  • MANIFESTASI KLINISGejala umum :Demam kejangSakit kepala GelisahMalaiseNafsu makan menurunMual, muntah, diare

    Gejala gangguan respiratoriBatukSesakPchSianosisTakipnea

  • PEMERIKSAAN FISIKNeonatus : sering ditemukan takipnea, grunting, pch, rdd, sianosis, malas menetekBayi yang lebih tua : jarang ditemukan grunting, batuk, panas,Anak prasekolah : selain gejala diatas dapat ditemukan batuk produktif/non produktif dan dispneaAnak sekolah dan remaja : nyeri kepala, nyeri dada, dehidrasi, letargi

  • Takipneu berdasarkan WHO:Usia < 2 bulan 60 x/menitUsia 2-12 bulan 50 x/menitUsia 1-5 tahun 40 x/menitUsia 6-12 tahun 28 x/menitPada palpasi ditemukan vokal fremitus menurun.Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena.auskultasi : suara pernafasan menurun. Crackles (ronki basah halus)

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG RadiologiLaboratoriumPemeriksaan mikrobiologisPemeriksaan sputumTerdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, peningkatan corakan bronkhovaskular, infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah. Leukositosis yang berkisar antara 15.000 40.000/mm3anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang meningkat.Spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring tidak memiliki nilai yang berarti. Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.

  • Kriteria diagnosisDasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gonna dkk, ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala :Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada.Panas badanRonkhi basah sedang nyaring (crakles)Foto thorax menunjukan gambaran infiltrat difusLeukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)

  • TERAPIRawat di Rumah akitPemberian oksigen bila saturasi O2
  • Pada bayi & anak dengan hipoksia ringan mungkin tidak tampak sianosis. Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia.

    Umumnya mengalami pireksia dan merasakan nyeri seperti nyeri kepala, nyeri dada, nyeri sendi, nyeri perut, dan nyeri telinga.

    Perawatan Umum di Rumah SakitTerapi OksigenAnalgetik antipiretik

  • Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau kelelahan, penderita muntah-muntah.Hindari pipa nasogastric pada anak sakit berat terutama bayiTerapi cairan

  • Pneumonia atau bukan pneumonia berat : kotrimoksazol 8 mg/kgBB/dosis dalam 2 dosis po; amoksisilin 2x/hari

    Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis iv atau im tiap 6 jam dipantau 24 jam selama 48 72 jamKlinis berat: kombinasi ampisilin-gentamisinBayi

  • Bukan pneumonia berat, terapi inisial: amoksisilin oral 25-30 mg/kgBB/dosis, 2x/hari selama 5 hariAmpisilin-gentamisin selama 10 hari. Bila tanpa respon, ganti dengan sefalosporin generasi 3Infeksi S. aureus: kloksasilin dan gentamisinAnak
  • Ampisilin-gentamisin (antibiotic inisial)Pertahankan suhu, cegah hipoglikemia, pemberian nutrisiPemantauan 24 jam selama 48 72 jam pertama jika klinis membaik. Jika terdapat tanda sepsis, empyema, necrotizing pneumonia, dan abses paru, TTV stabil selama 48 jam, biakan darah tidak terdapat pertumbuhan kuman, dapat makan/minum po :antibiotic iv ganti dengan oral. Diganti setelah 2 4 hari pemberian antibiotic iv.Terapi lanjutan: amoksisilin po 15 mg/kgBB/kali, 3x/hari di rumahUntuk pneumonia berat, antibiotic lanjut hingga 5 7 hari Pneumonia pada anak malnutrisi berat

  • Demam, manifestasi klinis menetap setelah 48 jam pemberian antibiotic, terdapat keadaan berat: evaluasi, rontgen toraks ulang. Beri kloramfenikol 25 mg/kgBB/hari im atau iv tiap 8 jam atau gentamisin 7,5 mg/kgBB iv atau im 1x/hariKegagalan terapi: kotrimoksazol ganti dengan amoksisilin. Amoksisilin+gentamisin atau diganti amoksisilin-asam klavulanat 80 90 mg/kgBB/hari.Kegagalan terapi berikutnya: beri sefalosporin generasi 2 (sefuroksim) atau generasi 3Pneumonia stafilokokal: antibiotic ganti dengan gentamisin 7,5 mg/kgBB im 1x/hari dan klksasilin 50 mg/kgBB im atau iv tiap 6 jamKeadaan membaik: lanjut kloksasilin oral 4x/hari

  • Indikasi pulangPerbaikan klinisNafsu makan membaikBebas demam 12-24 jamStabilSaturasi O2 >92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam (tanpa O2)Orangtua mengerti untuk pemberian antibiotic oral

  • PencegahanVaksinasi DTP, campak, pneomokokus, dan H.influenzaVaksin influenza untuk bayi >6 bl dan remajaVaksin influenza dan pertussis untuk orang tua/pengasuh, bayi
  • Diagnosis BandingBronkiolitisAsma

  • PrognosisDengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

    Mikrooor:bakteri, virus, jamur, aspirasimengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel PMN (polimorfonuklear). Fibrin, eritrosit, cairan edema, dan kuman di alveoli.hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin kepermukaan pleura.stadium resolusi, dengan peningkartan jumlah sel makrofrag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibrin, serta menghilangnya jumlah kuman dan debris (Mansjoer, A, 2000).*Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas akut bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 37 40 C disertai menggigil dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. sianosis sekunder hidung dan mulut, Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

    **