Print!!!

3
Fungsi Injeksi Vitamin K Bayi baru lahir bisa saja tiba-tiba mengalami perdarahan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit seperti bintik bintik kemerahan atau kehitaman di bawah kulit, pada mata, seperti mata merah, hidung/mimisan, tali pusat berdarah dan saluran cerna (muntah atau berak darah), bahkan jika terjadi perdarahan otak (intrakranial), dan jika terjadi akibat dari proses persalinan bisa berakibat kematian atau kecacatan. Ternyata sumber permasalahannya adalah bayi baru lahir mengalami kekurangan Vitamin K karena pembentukan dalam tubuh bayi baru lahir belum sempurna. Keadaan ini disebut Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK). Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan faktor yang berperan dalam pembekuan darah. kadar vitamin K dan cadangan vitamin K dalam hati pada bayi baru lahir relatif lebih rendah dibanding bayi yang lebih besar. Sementara itu kadar vitamin K dari ASI belum mencukupi (0,5 ng/L), dan saluran cerna bayi baru lahir juga masih steril sehingga tidak dapat menghasilkan Vitamin K yang biasanya dapat diproduksi flora usus, ataupun dari makanan tambahan dan sayuran. Hal ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K sehingga berisiko tinggi untuk mengalami PDVK. Selain itu, salah satu akibat kekurangan vitamin K terlihat pada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berupa perdarahan yang timbul sekitar 2 jam sampai 8 hari setelah imunisasi. Jenis vitamin K yang digunakan untuk penyuntikan ke bayi baru lahir adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10mg Vitamin K1 per 1 ml Cara pemberian: Vitamin K1 dimasukkan ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml,

Transcript of Print!!!

Page 1: Print!!!

Fungsi Injeksi Vitamin K

Bayi baru lahir bisa saja tiba-tiba mengalami perdarahan. Perdarahan dapat terjadi spontan

atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit seperti

bintik bintik kemerahan atau kehitaman di bawah kulit, pada mata, seperti mata merah,

hidung/mimisan, tali pusat berdarah dan saluran cerna (muntah atau berak darah), bahkan jika terjadi

perdarahan otak (intrakranial), dan jika terjadi akibat dari proses persalinan bisa berakibat kematian

atau kecacatan.

Ternyata sumber permasalahannya adalah bayi baru lahir mengalami kekurangan Vitamin K

karena pembentukan dalam tubuh bayi baru lahir belum sempurna. Keadaan ini disebut Perdarahan

akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK).

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan faktor yang berperan dalam

pembekuan darah. kadar vitamin K dan cadangan vitamin K dalam hati pada bayi baru lahir relatif

lebih rendah dibanding bayi yang lebih besar. Sementara itu kadar vitamin K dari ASI belum

mencukupi (0,5 ng/L), dan saluran cerna bayi baru lahir juga masih steril sehingga tidak dapat

menghasilkan Vitamin K yang biasanya dapat diproduksi flora usus, ataupun dari makanan tambahan

dan sayuran. Hal ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K

sehingga berisiko tinggi untuk mengalami  PDVK.

Selain itu, salah satu akibat kekurangan vitamin K terlihat pada kejadian ikutan pasca

imunisasi (KIPI) berupa perdarahan yang timbul sekitar 2 jam sampai 8 hari setelah imunisasi.

Jenis vitamin K yang digunakan untuk penyuntikan ke bayi baru lahir adalah vitamin K1

(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10mg Vitamin K1 per 1 ml

Cara pemberian:

Vitamin K1 dimasukkan ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml, kemudian  disuntikkan secara

intramuskular di paha kiri 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir. Vitamin

K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0  (uniject), dengan selang waktu 1-2

jam.

Metode bleeding time

1. Metode Ivy

o Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur tekanan pada 40

mmHg. Tekanan ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai.

o Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah lipat siku. Bersihkan

lokasi tersebut dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.

o Tusuk kulit dengan lancet sedalam 3 mm. Hindari menusuk vena.

o Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang keluar dengan

kertas saring setiap 15 detik.

Page 2: Print!!!

o Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.

o Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.

o Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada pada

kertas saring. Normal 2-7 menit

2. Metode Duke

o Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.

o Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.

o Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian seka darah yang keluar

dengan kertas saring setiap 30 detik.

o Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.

o Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.

o Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada pada

kertas saring.

Tes Rumple leede

1.    Buatlah lingkaran (pakai spidol), dilengan bawah bag. volar 4cm distal dari fossa cubiti

2.     Pasang manset tensimeter pada lengan atas.

Carilah Tekanan Sistole (TS) dan Tekanan Diastole (TD). Pompa sfigmomanometer sampai

didapatkan sistol dan diastol

sistole + diastole = x mmHg 2Pertahankan tekanan x mmHg selama 5 menit

3.    Lepaskan ikatan sfigmomanometer dan tunggu sampai tanda stasis darah lenyap. Stasis darah

telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang dibendung sama dengan warna kulit lengan yang

disebelahnya. Perhatikan timbulnya peteki(bintik-bintik merah) pada lengan bawah di daerah kulit

lipatan siku di bawah bebatan.(pada lengan bawah sepertiga bagian proksimal medial)

Peteki : ialah manifestasi perdarahan yang sering ditemukan, biasanya muncul pada hari pertama

demam dan berlangsung selama 3-6 hari.