Prinsip Percobaan

20
Prinsip Percobaan 1. Metode kempa langsung Pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. 2. Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC) a. Kemampuan alir dan sudut istirahat Kemampuan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong. Kemampuan alir dan sudut istirahat digunakan untuk menilai efektivitas bahan pelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat permukaan granul b. Kompresibilitas Kompresibilitas dihitung dari kerapatan serbuk, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu serbuk kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. c. Kadar air (loss on drying) Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kadar air dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan d. Waktu hancur Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi serbuk/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji e. Kekerasan

Transcript of Prinsip Percobaan

Prinsip Percobaan1. Metode kempa langsungPembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.2. Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC)a. Kemampuan alir dan sudut istirahatKemampuan alirdiperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong. Kemampuan alir dan sudut istirahat digunakan untuk menilai efektivitas bahanpelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat permukaan granul b. Kompresibilitas Kompresibilitas dihitung dari kerapatan serbuk, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu serbuk kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume.c. Kadar air (loss on drying)Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kadar air dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskand. Waktu hancur Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi serbuk/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat ujie. KekerasanUji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tabletf. FriabilitasUji friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu.

III. Teori DasarTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, 1995).Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab (Chaerunissa dkk, 2009). Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah:1. Alirannya baik 2. Kompresibilitasnya baik 3. Bentuknya Kristal 4. Mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet (Musfikah, 2012).

Komponen-komponen dalam formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan. Selain itu, tablet dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis (Syamsuni, 2006).

Syarat tablet kecuali dinyatakan lain, tablet harus memenuhi syarat berikut:1. Kemampuan alir dan sudut istirahat Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan di sekitar fasilitas produksi. Sifat aliran dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan bulat menunjukkan aliran yang lebih baik. Metode untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang sering digunakan adalah metode corong (langsung) (Sari, 2010). Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling sederhana untuk menetapkan kemampuan alir granul secara langsung, yakni kecepatan alir granul dengan bobot tertentu melalui corong diukur dalam detik. Suatu penutup sederhana ditempatkan pada lubang keluar corong lalu diisi dengan granul yang telah ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup dibuka, waktu yang dibutuhkan granul untuk keluar dicatat. Dengan membagi massa serbuk dengan waktu keluar tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga dapat digunakan untuk perbandingan kuantitatif granul yang berbeda. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk mengalirdalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai efektivitas bahanpelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat permukaan granul (Voigt, 1995). Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung untuk mengukur mampu alir granul karena hubungannya dengan kohesi antar partikel. Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat dan salah satunya yang digunakan adalah metode corong (Sari, 2010).2. Kerapatan curah dan kerapatan mampatTap density atau densitas ketuk adalah densitas yang ditentukan dengan membagi berat dengan volume setelah dilakukan pengetukan. Pada pengetukan ini proses yang terjadi adalah pemampatan.Alat tap density tester terdiri dari tiga bagian yaitu holder, mesin pengetuk dan penghitung ketukan. Holder digunakan untuk menyimpan tabung berukuran. Tabung berukuran ini biasanya menggunakan gelas ukur, alat ini fungsinya untuk wadah sampel yang diuji, mesin pengetuk berfungsi untuk mengangkat gelas ukur yang tersimpan dalam holder kemudian membiarkan jatuh demikian seterusnya hingga sampel terketuk-ketuk, dan penghitung ketukan akan menghitung jumlah ketukan sesuai dengan angka yang ditentukan.3. Uji Susut Pengeringan (LOD)Granul dibuat dengan maksud untuk memperbaiki sifat alir massa serbuk yang akan dibuat menjadi sediaan tablet, kapsul, puyer, ataupun suspensi kering. Salah satu cairan pembasah yang dapat digunakan adalah air sehingga setelah melalui proses pengeringan, kadar air granul harus dievaluasi untuk mengetahui kadar air yang tertinggal di granul. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan berlangsung, air yang masih tertinggal dalam granul akan menguap (Lachman dkk, 1989).Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri adalah moisture analyzer. Dilihat dari katanya moisture analyzer artinya penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Temperatur moisture balance bisa di set sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengukur kadar air granul, moisture balance cukup diset pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut menguapnya air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul (Ansel, 1999).Penentuan kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan timbangan dengan cara menentukan nilai bobot akhir dan bobot awal dari granul. Uji kadar air dengan menggunakan metode LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan bobot basah.Timbangan yang digunakan dalam melakukan uji susut pengeringan dikenal timbangan Moisture Balance. Timbangan tersebut sangatlah unik karena bisa mengeluarkan panas. Kegunaan timbangan ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak kadar air yang tersembunyi dalam setiap barang yang diuji (Lachman dkk, 1989).4. Uji Keseragaman bobotTimbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan). Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g (Robbins, 2011).Neraca atau timbangan baik yang digital ataupun manual harus diletakkan pada bidang datar, dimana tiap sudut harus benar-benar setimbang. Kesetimbangan ini mutlak perlu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat, jadi kesetimbangan ini untuk menempatkan titik berat berada pada poros timbangan bukannya pada salah satu sisi. Kesetimbangan dapat dilihat pada indikator kesetimbangan yang terdapat pada setiap timbangan. Neraca digital ditunjukkan dengan water pass yang berupa bulatan besar yang didalamnya terdapat bulatan kecil (Hamdani, 2012).5. Uji Keseragaman UkuranJangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi benda bagian dalam dan luar. Ditinjau dari cara pembacaannya, jangka sorong dapat dibagi dua yaitu jangka sorong manual dan digital. Penggunaan jangka sorong manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang digital, karena hasil pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna, sedangkan hasil pengukuran menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada layar LCD. Versi manual memilki dua skala imperial (skala dalam inci) dan metrik (skala dalam milimeter) (Koesdijanto, 2012).Fungsi jangka sorong antara lain mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm, rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll, dan tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil (Admin, 2013).Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman benda. Bagian-bagian utamanya adalah rahang tetap yang memiliki skala utama dengan lebar skala terkecil 1 mm dan rahang geser yang memiliki skala nonius/vernier. Lebar skala nonius masing-masing 0,9 mm. hal ini dimungkinkan karena panjang seluruh skala nonius adalah 9 mm tetapi dibagi menjadi 10 buah skala. Jadi, selisih satu skala pada rahang tetap dan rahang geser adalah (1-0,9)mm atau 0,1 mm (Tim Fisika, 2007).6. Uji Waktu HancurWaktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran mesh-10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya (Lachman, dkk., 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia dan fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang menyebabkan tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Hancurnya tablet tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

7. Uji Friabilitas Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran (Andayana, 2009). Kerapuhan dapat dievaluasi dengan menggunakan friabilator (contoh nya Rosche friabilator) (Sulaiman, 2007).Tablet yang akan diuji memiliki berat antara rentang 6 6,5 gram, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% (Andayana, 2009). Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet (Sulaiman, 2007).Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (Andayana, 2009)..8. Uji KekerasanUji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah Hardness Tester . Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971). Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Sulaiman, 2007). Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah.

DAFTAR PUSTAKA

Andayana, N. 2009. Teori Sediaan Tablet. Tersedia di : http://www. Pembuat _tablet.html [ diakses tanggal 19 April 2013]Anonym. 2012. Sodium Starch Glycolate. Tersedia di: http://www.nbent. com/SSG.htm [ diakses tanggal 19 April 2013]Ansel, H.C., et.al. 1999. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 7th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 96, 175-178Chaerunissa, A.Y., dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Bandung: Widya PadjadjaranDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik IndonesiaDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik IndonesiaHamdani, S. 2012. Menyetarakan Neraca. Tersedia di http://catatankimia.com/ catatan/menyetarakan-neraca.html [ diakses tanggal 19 April 2013]Koesdijanto, D. 2012. Jangka Sorong (Vernier Caliper). Tersedia di: http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-&catid=13:alat-ukur&Itemid=5 [ diakses tanggal 19 April 2013]Lachman L., dkk. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI PressLachman, L., dkk. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.Musfikah, A. 2012. Metode Pembuatan Tablet. Tersedia di http://asia-musfika.com/2012/04/metode-pembuatan-tablet.html [ diakses tanggal 19 April 2013]Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceutics Third Edition. USA: Burges Publishing Company.Pike, R. 2010. Starch Rx 1500. Tersedia di: http://pubchem.ncbi.nlm. nih.gov/summary/summary.cgi?cid=24836924 [ diakses tanggal 19 April 2013]Robbins, J. 2011. Pengertian Timbangan Digital. Tersedia di: http://www.ziki.com/fr/johnny-robbins+585035/post/pengertian-timbangan-digital+13356181 [ diakses tanggal 19 April 2013]Sari, N. P. 2010. Skripsi: Pembuatan dan Karakterisasi Bahan Tablet Vitamin C Menggunakan Kitosan dan Amylum Manihot sebagai Matriks Melalui Metode Granulasi Basah. Departemen Kimia Falultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. MedanSoekemi, R. A., dkk. 1987.Tablet. Medan: Mayang Kencana. Sulaiman. 2007. Perbandingan Availabilitas In Vitro Tablet Metronidazol Produk Generik Dan Produk Dagang. Tersedia di: http://jurnalfarmasi uiacid/pdf/2005/v02n02/ilma0202pdf [ diakses tanggal 19 April 2013]Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGCTim Fisika. 2007. Fisika. Jakarta: GrasindoVoight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. Yogyakarta: UGMPress.

TabletTablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( menurut FI III). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (menurut FI IV).Selain bahan aktif, dalam pembuatan tablet juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan. Bahan tambahan ini dapat membantu proses penabletan dan memperbaiki hasil akhir tablet.Bahan pembantu tersebut antara lain:

Bahan Pengisi (filler atau diluent)

Bahan pengisi berfungsi untuk menambah berat tablet agar sesuai dengan berat yang dikehendaki dan dapat dikempa dengan baik. Bahan pengisi yang dipilih yaitu bahan yang dapat memperbaiki pengikatan dan pengaliran dari formula yang ada (Rubinstein, 1994). Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebutfiller-binder, yang memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet (Sulaiman, 2007). Penggunaan filler binder dalam suatu formula tablet adalah 10 20 % dari bobot tablet (Shangraw, 2007).

Bahan Pengikat (Binder)

Binder atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massaserbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras (Sulaiman, 2007). Jenis, kadar dan cara penambahan bahan pengikat akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan granul dan tablet selain itu juga akan berpengaruh pada waktu hancur dan disolusi (Rudnic dan Kotke, 2002). Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan dalam formula tablet dapatmempengaruhi karakteristik dari tablet. Jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan maka akan membuat tablet menjadi keras dan akan menurunkan waktu hancur dari tablet. Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuklarutan atau dalam bentuk kering (Gennaro, 2000). Bahan pengikat bertugas untuk kekompakan dan daya tahan tablet, membentuk ikatan bersama antar partikel serbuk dalam sebuah butir granulat sehingga akan terbentuk ikatan granul yang baik. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras. Bahan pengikat sebaiknya digunakan sesedikit mungkin karena apabila terlalu berlebihan menjadikan tablet yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempaannya membutuhkan tenaga yang lebih tinggi (Voigt,1984).Dengan ketiadaan jembatan cair dan jembatan padat yang dibentuk oleh bahan pengikat, ada 2 tipe gaya interaksi yang terjadi diantara partikel padat. Gaya elektrostatik merupakan hal yang penting dalam menyebabakan kohesi serbuk dan formasi dari aglomerat, misalnya selama pencampuran. Umumnya gaya elektrostatik ini tidak berpengaruh terhadap kekuatan granul. Gaya Van Der Waals, berpengaruh kira-kira 4 kali lebih besar daripada gaya elektrostatik dan berpengaruh terhadap kekuatan granul yang dihasilkan pada granulasi kering. Besarnya gaya ini akan meningkat jika jarak antara 2 permukaan yang berdampingan menurun (Summer, 1994).

Bahan Penghancur

Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan pada granulasi tablet untuk menyebabkan pecahnya tablet kompresi ketika ditempatkan dalam suatu lingkungan yang mengandung air (Gennaro, 2000) digunakan dalam bentuk sediaan padat untuk mendorong hancurnya masa padat menjadi pertikel yang lebih kecil, yang lebih mudah terdispersi atau melarut (Ansel, dkk, 1999). Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian bagian. Fragmen tablet itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dapat tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan (Voigt, 1984).

Mekanisme aksi bahan penghancur dalam proses penghancuran tablet ada beberapa cara yaitu:

Pengembangan (swelling). Air merembes ke dalam tablet melalui celahantar partikel yang dibentuk bahan penghancur. Dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari bagian lokal lalu meluas ke seluruh bagian tablet. Akhirnya, pengembangan bahan penghancur menjadikan tablet pecah dan hancur. Perubahan bentuk (deformation). Pada saat pengempaan tablet, beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula, akibatnya tablet akan hancur. Aksi kapiler (wicking). Begitu tablet kontak dengan air, maka air akan segera masuk ke dalam tablet melalui saluran pori yang terbentuk selama proses penabletan, karena sifat hidrofilisitas bahan penghancur, maka perembesan air lewat pori akan lebih cepat dan efektif sehingga akan memisahkan partekel granul dan menghancurkan tablet (Rudnic dan Kotke, 1996) Panas pembasahan (ekspansi panas). Bahan penghancur yang mempunyai sifat eksotermik ketika kontak dengan air, maka akan menghasilkan panas dan mengakibatkan ekspansi udara dalam pori tablet. Hal ini akan menjadikan tablet akan pecah (Sulaiman, 2007). Netralisasi muatan listrik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet pasti mempunyai muatan listrik. Sehingga apabila terjadi kontak dengan air maka muatan tersebut akan netral. Sehingga karena adanya muatan yang sama maka akan menghasilkan gaya yang saling tolak menolak, yang menjadikan struktur tablet akan pecah (Sulaiman, 2007). Pelepasan gas. Biasa terjadi pada tablet efervecent maupun tablet dispersibel. Bikarbonat/karbonat maupun asam sitrat/asam tartrat bila kontak dengan air akan terjadi pelepasan gas(reaksi asam basa) yang akan mejadikan tablet pecah (Sulaiman, 2007). Reaksi enzimatik. Enzim akan memutuskan ikatan yang dibentuk oleh bahan pengikat, sehingga ikatan akan lemah dan tablet akan hancur (Sulaiman, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur (Sulaiman, 2007) yaitu :a) Pengaruh bahan pengisi. Sifat kelarutan dan kompresibilitas dari bahan pengisi akan mempengaruhi kecepatan dan mekanisme waktu hancur. Semakin besar kelarutan bahan pengisi maka kecepatan waktu hancur juga semakin cepat.b) Pengaruh bahan pengikat.Pengaruh bahan pengikat berbanding terbalik dengan bahan penghancur. Semakin besar kadar bahan pengikat yang ditambahkan, semakin lama waktu hancur tablet. Konsentrasi larutan bahan pengikat juga mempunyai pengaruh yang sama dengan jumlah bahan pengikat.c) Pengaruh lubrikanLubrikan yang bersifat hidrofobik akan menurunkan waktu hancur tablet.d) Pengaruh surfaktanBila bahan obat bersifat tidak larut air, maka dalam granulasi digunakan surfaktan. Sehingga jika tablet kontak dengan air, maka akan mempercepat waktu hancurnya. Amilum merupakan bahan penghancur yang biasa digunakan dalam formula tablet, dan dipercaya bahwa amilum akan mengembang ketika kontak dengan air, sehingga menjadikan tablet pecah (Rubinstein, 1994). Penggunaan superdisintegrant dalam formula tablet yaitu pada konsentrasi 2 4 % (Gennaro, 2000)

Bahan pelicin

Bahan pelicin memudahkan pendorongan tablet ke atas, keluar ruang cetak melalui pengurangan penggesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Lebih lanjut sebaiknya mereka mengurangi dan mencegah penggesekan stempel bawah (Voigt, 1994).

Metode Pembuatan TabletSalah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak didalam mesin tablet tanpa memerlukan ganulasi basah/kering (Ansel, dkk, 1999). Cara kempa langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan, yaitu secara ekonomis merupakan penghematan besar karena hanya menggunakan sedikit alat, energi, dan waktu (Shangraw, 1989).

Keuntungan metode kempa langsung :

Prosesnya lebih singkat dan ekonomis (mengurangi waktu, tenaga, peralatan, proses validasi, energi) Ukuran partikel lebih seragam. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena begitu tablet bersentuhan dengan air, parikel obat langsung lepas. Mengeliminasi panas dan kelembaban, sehingga cocok untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.

Kerugian metode kempa langsung:

Permasalahan pada homogenitas zat aktif dengan dosis yang kecil. Zat aktif dengan dosis tinggi dengan bulk volume yang besar, kompresibilitasnya jelek dan sifat alirnya juga jelek tidak dapat dibuat tablet dengan kempa langsung. Sulit dalam pemilihan eksipien yang memenuhi persyaratan untuk dapat dikempa langsung (Sulaiman, 2007).

Pemeriksaan Kualitas Campuran Serbuka. Waktu alirPemeriksaan waktu alir bertujuan untuk mengetahui bahwa serbuk yang digunakan mempunyai waktu alir yang baik. Waktu alir yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama terhadap keseragaman10 bobotnya. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu alir kurang dari 10 gram/detik maka akan mengalami kesulitan pada saat pentabletan. Kecepatan alir serbuk berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragamanbobot tablet (Sheth, dkk, 1980).b.Sudut diamSudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antar permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel.

Pemeriksaan Kualitas TabletPemeriksaan kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan kerapuhan daya serap dan waktu hancur.a. Keseragaman Bobot TabletTablet tidak bersalut harus memenuhi memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnyamenyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1995).b. Kekerasan TabletKekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan dan pengangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan, semakin besar tekanan yang diberikan saat pentabletan maka akan meningkatkan kekerasan tablet. Kekerasan tablet yang baik mempunyai kekerasan atara 4 - 8kg (Parrott, 1971).c. Kerapuhan TabletKerapuhan tablet merupakan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik terutama goncangan dan pengikisan. Kerapuhan dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang selama uji kerapuhan. Tablet yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 1% (Parrott, 1971).d)Waktu hancur tabletadalah waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam waktu yang sesuai sehingga tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa. Waktu hancur dipengaruhi oleh sifat fisik granul dengan kekerasan (Banker dan Anderson, 1994). Waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet untuk medium yang sesuai kecuali dinyatakan lain tidak lebih dari 15 menit (Anonim, 1995).e. DisolusiDidefinisikan sebagai proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus halus) (Ansel, 1989). Tablet efektif dalam melepaskan obatnya untuk diabsorbsi tergantung pada kecepatan hancurnya dan pecahnya granul. Efek dari suatu tablet dalam melepas obatnya untuk absorbsi sistemik agaknya bergantung pada laju disintegrasi dari bentuk sediaan dan deagregasi dari granul-granul tersebut. Tetapi yang lebih penting adalah laju disolusi dari obat padat tersebut (Martin, dkk, 1993).