Principle of Holistic Care

6
PRINCIPLE OF HOLISTIC CARE LATAR BELAKANG Prinsip holistic care merupakan perawatan kepada pasien dengan melihat pasien secara keseluruhan (Murtagh, 2011), mengaitkan kesehatan pasien dengan faktor biologis, sosial, dan psikologis pasien, termasuk didalamnya dimensi kultur dimana pasien dibesarkan/tinggal, lingkungan keluarga maupun masyarakat, gaya hidup maupun tingkat ekonomi pasien. Dalam beberapa buku teks kedokteran keluarga (Rakel, 2006; Shahady, 2008) serta WHO (Mola, et al., 2011), prinsip ini dimasukkan ke dalam prinsip comprehensive care. Dimensi ini perlu dimasukkan karena ternyata 50-57% pasien yang datang ke layanan primer mempunyai latar belakang psikososial sebagai faktor presipitasi selain dari masalah biomedis pasien (Murtagh, 2011). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ada kaitan antara stress yang dialami pasien, status sosial dan kualitas hubungan sosial (jejaring sosial, ikatan individu terhadap teman, keluarga, pekerjaan dan komunitas melalui kelompok sosial dan keagamaan) terkait dengan kesehatan seseorang. (Wright, Rodriguez, & Cohen, 1998) Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor-faktor ini terutama terkait dengan nyeri kronik. Pendekatan biopsikososial menekankan pada ‘disease’ dan ‘illness’, Nama mahasiswa : ADOLFINA VITRIA NILASARI NIM : 13 / 355586 / PKU / 13989

description

salah satu prinsip kedokteran keluarga, holistic care

Transcript of Principle of Holistic Care

Page 1: Principle of Holistic Care

PRINCIPLE OF HOLISTIC CARE

LATAR BELAKANG

Prinsip holistic care merupakan perawatan kepada pasien dengan melihat pasien

secara keseluruhan (Murtagh, 2011), mengaitkan kesehatan pasien dengan faktor biologis,

sosial, dan psikologis pasien, termasuk didalamnya dimensi kultur dimana pasien

dibesarkan/tinggal, lingkungan keluarga maupun masyarakat, gaya hidup maupun tingkat

ekonomi pasien. Dalam beberapa buku teks kedokteran keluarga (Rakel, 2006; Shahady,

2008) serta WHO (Mola, et al., 2011), prinsip ini dimasukkan ke dalam prinsip

comprehensive care.

Dimensi ini perlu dimasukkan karena ternyata 50-57% pasien yang datang ke

layanan primer mempunyai latar belakang psikososial sebagai faktor presipitasi selain dari

masalah biomedis pasien (Murtagh, 2011). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa

ada kaitan antara stress yang dialami pasien, status sosial dan kualitas hubungan sosial

(jejaring sosial, ikatan individu terhadap teman, keluarga, pekerjaan dan komunitas melalui

kelompok sosial dan keagamaan) terkait dengan kesehatan seseorang. (Wright, Rodriguez,

& Cohen, 1998)

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor-faktor ini terutama terkait

dengan nyeri kronik. Pendekatan biopsikososial menekankan pada ‘disease’ dan ‘illness’,

bagian ‘illness’ inilah terkait dengan interaksi faktor biologis, psikologis dan sosial pasien.

Nyeri merupakan persepsi subjektif yang merupakan hasil dari transduksi, transmisi dan

modulasi sensor informasi. Input dari hal ini disaring dengan komposisi genetik individu,

riwayat pembelajaran pasien sebelumnya, status psikologis dan pengauh sosial dan kultur

pasien. (Gatchel, Peng, Peters, Fuchs, & Turk, 2007)

Pengelolaan ‘illness’ ini lebih penting dari diagnosis dan terapi yang ada

berdasarkan keluhan pasien. Sehingga tindakan yang kita berikan haruslah menyesuaian

dengan faktor biopsikososial ini yang merupakan pembentuk ‘illness’ seseorang. Dengan

mengelola ‘illness’ makah dokter keluarga tidak hanya menangani keluhan pasien tetapi

juga mengatasi akar masalahnya. (Rakel, 2006; Mola, et al., 2011)

Nama mahasiswa : ADOLFINA VITRIA NILASARI

NIM : 13 / 355586 / PKU / 13989

Page 2: Principle of Holistic Care

Latar belakang ekonomi juga merupakan hal yang terkait dengan kesehatan,

misalnya orang dengan penghasilan rendah lebih banyak menderita sakit infeksi sementara

orang dengan penghasilan tinggi lebih banyak menderita obesitas yang dapat memicu

berbagai masalah metabolik. Dokter perlu memahami juga bahwa intervensi direncanakan

untuk pasien harus sesuai dengan keadaan ekonomi. Jika pasien merupakan pasien

pemegang jaminan kesehatan, maka perlu dilihat apakah jenis intervensi ini masuk ke

dalam tindakan yang dijamin jika tidak apakah pasien mampu mengaksesnya. (Shahady,

2008)

PENGALAMAN DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP “HOLISTIC CARE”

Selama saya praktek menjadi dokter umum, prinsip ini paling sering saya terapkan,

terutama untuk keluhan nyeri dada, nyeri perut atas/uluhati, pusing atau sakit kepala dan

pegel linu. Tetapi saya jarang melakukannya secara sempurna, yaitu mengaitkan pada

semua faktor (biologis, psikologis, sosial, ekonomi, gaya hidup). Paling sering saya

mengaitkan dengan gaya hidup dan psikologis. Misalnya pasien dengan nyeri perut saya

tanyakan pola makan, apakah sedang banyak pikiran, atau sedang ‘kemrungsung’. Hal ini

mungkin terbentuk karena pengalaman praktek mengikuti dokter spesialis jiwa. Yang saya

lakukan selama ini hanya berdasarkan pengalaman praktek, tidak secara evidence based

dan tidak secara terstruktural.

Menurut pengalaman saya, jika ingin mengeksplorasi hal ini membutuhkan waktu

yang banyak. Setelah saya menanyakan beberapa hal terhadap pasien, seringkali

pandangan pasien seperti bertanya, dan saya harus menjelaskan kenapa saya menanyakan

hal-hal tersebut. Sehingga diperlukan sekali waktu yang cukup untuk dinerapkan prinsip

ini. Hal ini membuat sulit melakukannya di Pusekesmas dimana pasien sudah ‘ingak-

inguk’ jika menunggu lama, dan terkadang malah sudang menunggu di depan pintu. Selain

itu seringkali saya lupa menuliskan yang saya temukan pada rekam medis sehingga lupa

ketika bertemu lagi dengan pasien tersebut.

Dalam memberikan intervensi pada pasien saya seringkali melihat latar belakang

ekonomi. Jika pasien peserta jaminan biasanya saya langsung menyuruh pasien untuk ke

rumahsakit jika memang diperlukan. Tetapi pada pasien umum (bukan peserta jaminan)

saya akan mempertimbangkan cost yang harus ditanggung pasien jika saya lakukan

rujukan.

Page 3: Principle of Holistic Care

USAHA MELAKSANAKAN PRINSIP “HOLISTIC CARE” DALAM PRAKTIK

DOKTER KELUARGA SEHARI-HARI

Prinsip holistic care yang mengandung pengertian secara umum yaitu melihat

pasien dari segala sudut pandang dan latar belakang berarti melihat pasien secara

keseluruhan membutuhkan pemahaman yang dalam dan dasar medis yang kuat dari

seorang dokter. Sehingga menurut saya, dalam melaksanakan prinsip ini seorang dokter

perlu :

Memahami lebih lanjut tentang prinsip ini dan menggaris bawahi prinsip ini dalam

pikiran, sehingga ketika bertemu pasien bukan hanya keluhan pasien yang di obati

tetapi juga mengelola faktor bipsikososialnya. Memahani bahwa manifestasi sakit

pasien terkait dengan respon individu terhadap stimuli stress yang didapat dari

faktor eksternal (keluarga, pekerjaam atau perilaku seksual) dan faktor internal (

personality trait atau psikososial) (Murtagh, 2011)

Melakukan eksplorasi mengenai lingkungan tempat praktek, budaya, kebiasaan,

gaya hidup pada masyarakat setempat (Wright, Rodriguez, & Cohen, 1998)

Membuat format rekam medis yang baik sehingga dokter tidak lupa dan mudah

untuk menuliskan faktor yang ada pada pasien di rekam medis

Membuat setting tempat praktek yang nyaman dan privasi supaya pasien berikutnya

merasa nyaman menunggu

Selalu melakukan update knowledge sehingga menambah pengetahuan tentang

pengelolaan ‘illness’ pasien terkait dengan penyakit tertentu. Hal ini penting

dilakukan karena ketika saya melakukan searching di internet dengan keyword

holistic care, muncul penelitian mengenai prinsip ini dikaitkan dengan penyakit-

penyakit kronis.

Update pengetahuan mengenai kemampuan rumah sakit untuk melakukan

intervensi tertentu dan apakah hal tersebut dijamin oleh penjamin kesehatan. Jika

tidak dijamin berapa biaya yang nantinya harus pasien keluargkan untuk

mendapatkan pelayanan tersebut.

DAFTAR PUSTAKAGatchel, R., Peng, Y., Peters, M., Fuchs, P., & Turk, D. (2007). The biopsychosocial

approach to chronic pain: scientific advances and future directions. Psychological bulletin , 133 (4), 581.

Page 4: Principle of Holistic Care

Mola, E., Eriksson, T., Allen, J., Gay, B., Crebolder, H., Catholic, J., et al. (2011). The european definition of general practice / family medicine. WONCA EUROPE.

Murtagh, J. (2011). General Practice (Vol. Part 1.). New South Wales: McGraw Hill.

Rakel, R. (2006). The family physician. In R. Rakel (Ed.), Essential family medicine : Fundamentals & Case Studies (3rd ed., pp. 3-18). Philadelphi: Saunders.

Shahady, E. (2008). Principle of Family Medicine : An overview. In P. Sloan, L. Slatt, & P. Curtis (Eds.), Essentials of Family Medicine (2nd ed., pp. 3-8). Baltimore: Milliams & WIlkins.

Wright, R., Rodriguez, M., & Cohen, S. (1998). Review of psychosocial stress and asthma: an integrated biopsychosocial approach. Thorax , 53, 1066–1074.