PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

7
Zamr oni zamroni _th@yahoo.com Fakultas Psi kol ogi Univer sit as Islam Neger i ( UIN) Maul ana Mali k Ibrahi m Mal ang Abstrak - Peneli ti an i ni ber tujuan untuk menget ahui dan menggambarkan pr eval ensi str es akademi k mahasiswa di Universi t as I slam Negeri ( UIN) Maul ana Mali k I br ahi m Mal ang. Desai n peneli t ian i ni ter masuk penel i t ian deskri pt if dengan sampel peneli t i an sejuml ah 390 mahasi swa semest er pertama dari 13 jur usan yang berbeda. Inst rumen peneli ti an di adaptasi kan dar i Educat ional St ress Scal e. Hasil penelit i an menunj ukkan bahwa pr eval ensi stres akademi k secara keseluruhan mencapai 16,2^ kategori t inggi dan 70, 5% kat egori sedang. Sel ain i tu, perval ensi ter t i nggi pada t iap- tiap jur usan meli put i Jurusan Pendi di kan Agama Islam ( 36,7%) , Jur usan Al -Ahwal al -Syakhsiyah ( 30%), Jur usan Fisi ka (26, 6%), Jurusan Far masi, (23,3%) dan Jur usan Manaj emen (23,3%). Pr eval ensi i ni berkor elasi dengan j urusan yang di pil i h, ser t a memili ki perbedaan secara si gni f i kan pada masi ng- masing jurusan. Sebagai saran, perlu pelayanan bi mbi ngan dan konseling di per guruan t i nggi dalam mencegah dan mengat asi stres akademi k mahasiswa. Keywor d: Preval ensi, Stres Akademi k, Mahasiswa PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psi kol ogi I slam (JPI ) copyr ight © 2015 Pusat Peneli t an dan Layanan Psi kologi . Volume 12. Nomor 2, Tahun 2015 PENDAHULUANsecara mer at a di ber bagai negara maj u dan negar a Jumlah mahasiswa di per gur uan t i nggi, bai kberkembang, khususnya di Indonesi a meskipun swast a maupun Neger i dar i t ahun ke t ahun t er ushanya t erbatas pada kal angan menengah ke at as. mengal ami peni ngkat an. Rat a-r ata peningkatanKompetensi merupakan per syar at an mutlak yang juml ah mahasiswa pert ahun di lingkungan Perguruandihar apkan dar i seor ang sar j ana agar kel ak bi sa Ti nggi Keagamaan I slam sebesar 3,4% (13.045)bersai ngdandi ter imadal am pasar ker jaatauindust r i . sej ak t ahun 2009- 2014 ( PDDIKTI, 2016). Univer sit asoleh kar enanya mahasiswa berbondong- bondong I sl am Neger i ( UI N) Maul ana Malik I brahi m Mal ang^asuk perguruan t inggi untuk mengembangkan sebagai sal ah satu pilot pr oj ect per gur uan tinggi^i Yi mer eka. I slam di li ngkungan Kementer i an Agama dalamPeni ngkatan j umlah mahasiswa ini pada dasamya menjadi cont oh at au role model bagi per guruanbi sa menguntungkan Negar a dengan asumsi bahwa ti nggi Islam lai nnya dar i t ahun ke t ahun juga t er uspeningkat an j umlah mahasi swa akan ber dampak mengalami peni ngkat an j umlah mahasi swa. Pada peni ngkat an sumber daya manusia yang Peni ngkatan juml ah mahasi swa di Univer si t asterdidrk dan memadai, serta memiliki kualifikasi dan I sl am Neger i (UIN) Maul ana Malik I brahim Mal angkompet ensi pr ofesional yang bisa di but uhkan dal am mer upakan salah satu gejala dar i dampak arusper sai ngan duni a kerj a. Namun, har apan i ni pada globalisasi dan indust ri ali sasi yang berlangsungkenyat aannya bel um bisa t erwujud dengan bai k. dengan sangat cepat di dunia. Ar net t (2015) Kepala Badan Pusat St ati st i k mengat akan bahwa mengatakan bahwa peni ngkat an mi nat at au aspi rasiPada Febr uar i t ahun 2016 juml ah panganggur an mahasiswa unt uk belajardi per guruan ti nggi t erj aditerbuka mengalami penurunan dar i tahun 2015 sebesar 0,31%, akan t et api pengangguran t er buka Jur nal Psi koislamika I Vol ume 12 Nomor 2 Tahun 201551 PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASI SWA

Transcript of PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

Page 1: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

[email protected]

Fakultas PsikologiUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan prevalensi stresakademik mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Desainpenelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan sampel penelitian sejumlah 390 mahasiswasemester pertama dari 13 jurusan yang berbeda. Instrumen penelitian diadaptasikan dariEducational Stress Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stres akademik secarakeseluruhan mencapai 16,2^ kategori tinggi dan 70,5% kategori sedang. Selain itu, pervalensitertinggi pada tiap-tiap jurusan meliputi Jurusan Pendidikan Agama Islam (36,7%), JurusanAl-Ahwal al-Syakhsiyah (30%), Jurusan Fisika (26,6%), Jurusan Farmasi, (23,3%) dan JurusanManajemen (23,3%). Prevalensi ini berkorelasi dengan jurusan yang dipilih, serta memilikiperbedaan secara signifikan pada masing-masing jurusan. Sebagai saran, perlu pelayananbimbingan dan konseling di perguruan tinggi dalam mencegah dan mengatasi stres akademikmahasiswa.

Keyword: Prevalensi, Stres Akademik, Mahasiswa

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2015 Pusat Penelitan dan LayananPsikologi. Volume 12. Nomor 2, Tahun 2015

PENDAHULUANsecara merata di berbagai negara maju dan negaraJumlah mahasiswa di perguruan tinggi, baikberkembang, khususnya di Indonesia meskipun

swasta maupun Negeri dari tahun ke tahun terushanya terbatas pada kalangan menengah ke atas.mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatanKompetensi merupakan persyaratan mutlak yangjumlah mahasiswa pertahun di lingkungan Perguruandiharapkan dari seorang sarjana agar kelak bisaTinggi Keagamaan Islam sebesar 3,4% (13.045)bersaingdanditerimadalam pasarkerjaatauindustri.sejak tahun 2009-2014 (PDDIKTI, 2016). Universitasoleh karenanya mahasiswa berbondong-bondongIslam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang^asuk perguruan tinggi untuk mengembangkansebagai salah satu pilot project perguruan tinggi^iYi mereka.Islam di lingkungan Kementerian Agama dalamPeningkatan jumlah mahasiswa ini pada dasamyamenjadi contoh atau role model bagi perguruanbisa menguntungkan Negara dengan asumsi bahwatinggi Islam lainnya dari tahun ke tahun juga teruspeningkatan jumlah mahasiswa akan berdampakmengalami peningkatan jumlah mahasiswa.Pada peningkatan sumber daya manusia yang

Peningkatan jumlah mahasiswa di Universitasterdidrk dan memadai, serta memiliki kualifikasi danIslam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malangkompetensi profesional yang bisa dibutuhkan dalammerupakan salah satu gejala dari dampak aruspersaingan dunia kerja. Namun, harapan ini padaglobalisasi dan industrialisasi yang berlangsungkenyataannya belum bisa terwujud dengan baik.dengan sangat cepat di dunia. Arnett (2015)Kepala Badan Pusat Statistik mengatakan bahwamengatakan bahwa peningkatan minat atau aspirasiPada Februari tahun 2016 jumlah pangangguranmahasiswa untuk belajardi perguruan tinggi terjaditerbuka mengalami penurunan dari tahun 2015

sebesar 0,31%, akan tetapi pengangguran terbuka

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201551

PREVALENSI STRESAKADEMIKMAHASISWA

Page 2: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

Jumal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201552

Penelitian ini perlu dilakukan dikarenakanprevalensi stres akademik dari tahun ke tahunmenunjukkan angka yang cukup tinggi. Peningkatanminat (aspirasi) mahasiswa untuk melanjutkanstudi di perguruan tinggi juga terus bertambah.Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bidangintegral pendidikan dalam mencapai pendidikan yangideal, bermutu, dan berkualitas tidak ditemukan dikebanyakan perguruan tinggi di Indonesia. Absensikonselor (salah satu pendidik profesional) dariperguruan tinggi berdampak pada pengabaian masalahstres akademik di kalangan mahasiswa (Zamroni,dkk., 2016). Kondisi ini menyebabkan pembinaandan pengembangan kompetensi pengembangan diripada diri mahasiswa tidak terwujud. Kompetensipengembangan diri yang lemah pada diri mahasiswaberdampak pada kerentanan mereka terhadapgangguan stres ketika menghadapi kesulitan dalambidang akademik maupun pekerjaan.

Seorang psikolog, Arnett (2015) mengatakanbahwa anak muda usia 18-25 tahun, termasukjuga mahasiswa berada pada suatu tahapanperkembangan emerging adulthood. Tahapan inirelatif baru karena mahasiswa berada pada suatuposisi antara masa remaja akhir dan dewasa awal.Tahapan ini dicirikan atas lima hal, yaitu 1) masaeksplorasi identias karier dan pasangan, 2) masaketidakstabilan dalam eksplorasi identitas, 3) masafokus pada kemandirian dan kebebasan diri, 4) masaantara remaja dan dewasa, dan 5) masa optimismeterhadap harapan dan cita-cita. Kelima ciri inimenunjukkan bahwa mahasiswa membutuhkanperhatian khusus dari konselor, terutama dalamproses studi di perguruan tinggi, agar tidak mudahmengalami stres.

Karakteristik perkembangan ini sesuai dengansalah satu kompetensi kemandirian yang harusdikuasai mahasiswa, yaitu kompetensi pengembangandiri. Kompetensi ini meliputi 1) mahasiswa mampumempelajari berbagai peluang pekerjaan, 2)mahasiswa memiliki keyakinan tentang keunikandiri sebagai aset yang harus dikembangkan secaraharmonis dalam kehidupan, dan 3) mahasiswamampu mengembangkan aset diri secara harmonisdalam kehidupan (Depdiknas, 2008). Kompetensiini pada dasarnya sangat mungkin dikembangkandi perguruan tinggi melalui bantuan konselor yang

bekerjasama dengan pendidik lainnya. Pengabaianterhadap kebutuhan ini akan berdampak padakerentanan mahasiswa terhadap gangguan stresakademik ketika belajar di kampus, dan bahkansetelah lulus dari perguruan tinggi.

yang berlatar belakang sarjana justru mengatamipeningkatan dari 5,34% menjadi 6,22% (Tempo, 2016).Kondisi ini menunjukkan bahwa perguruan tinggibelum berhasil da lam menyiapkan calon sarjanadalam menghadapi persaingan dunia kerja.

Salah satu masalah yang dihadapi perguruantinggi adalah stres akademik yang dialami olehmahasiswa. Beberapa penetitian menunjukkan bahwaprevalensi stres akademik di kalangan mahasiswacukup tinggi. Prevalensi stres akademik mahasiswakedokteran di Taibah University Al MunawarahKongdom of Arabia Saudi mencapai 40,7% (Habeeb,2010), di Nicotaus Copernicus University in Polandmencapai 23% (Rosiek, et. al, 2012), di MedicalColleges in Kerala (India) mencapai 69,7% (Sivan &Rangasubhe, 2013), di Casablanca Medical School(Afrika) mencapai 52,7% (Loubir, et. al, 2014), diUniversiti Putra Malaysia mencapai 49,3% (Phang,et. al, 2015), dan di Bayero University KanoMedical School (Nigeria) mencapai 59,8% (Asaniet. al, 2016).

Prevalensi yang tinggi di kalangan mahasiswakedokteran dari beberapa negara tersebut jugaterjadi di Indonesia. Prevalensi stres akademikmahasiswa Institut Pertanian Bogor yang tinggaldi asrama mencapai 95,4% (Hernawati, 2006),mahasiswa kedokteran Universitas Sam Ratulangimencapai 48,4% (Talumewo, dkk., 2014), mahasiswaD-lll keperawatan di DKI Jakarta mencapai 83,5%(Rakhmawati, dkk., 2014), mahasiswa D-lll kebidananStikes PKU Muhammadiyah Surakarta mencapai90,6% (Fatmawai & Sari, 2015), dan mahasiswaFakultas Keguruan dan llmu Pendidikan UniversitasKanjuruhan Malang mencapai 90,9% (Bariyyah &Latifah, 2015).

Berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkanbukti empirik bahwa stres akademik yang dialamimahasiswa merupakan fenomena global. Masalahini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun terjadidi berbagai perguruan tinggi di dunia, serta tidakhanya terbatas pada kalangan mahasiswa JurusanKedokteran, namun juga terjadi pada mahasiswaJurusan Pertanian (Hernawati, 2006), Keperawatan(Rakhmawati, dkk., 2014), Kebidanan (Fatmawai &Sari, 2015), dan Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan(Bariyyah & Latifah, 2015). Oleh karenanya, penelitianini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan

tingkat prevalensi stres akademik di kalanganmahasiswa semester pertama dari berbagai jurusanyang ada di lingkungan Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 3: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

Jurnat Psikoislamika | Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

dalam diri individu.Sumber stres yang paling utama di kalangan

mahasiswa sebagaimana diketahui dari beberapahasil penelitian adalah kegiatan dan tugas-tugasakademik (Agolla & Ongori, 2009; Christyanti, dkk.,2010; Evangelia & Spiridon, 2011). Oleh karenanya,beberapa peneliti menyebut stres dalam konteksakademik ini dengan istilah stres akademik. Selainitu, Sun, et. at, (2011) menyebut stres akademikini dengan istilah educational stress yang terdiriatas lima aspek, yaitu tekanan pelajaran (pressurefrom study), beban tugas (workload), kekhawatiranterhadap nilai (worry about grade), harapan diri(self-expectation), dan kesedihan (despodency).Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, makadefinisi stres akademik adalah kondisi yang dialamidan dirasa membahayakan diri mahasiswa sebagaihasil dari proses transaksi antara dirinya denganlingkungan akademik di perguruan tinggi.

METODEDesain penelitian yang digunakan termasuk

dalam kategori penelitian deskriptif. Penelitian inibertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskantingkat prevalensi stres akademik mahasiswadi tiap-tiap jurusan. Selain itu, sebagai analisistambahan, penetitian ini juga melihat hubungan danperbedaan stres akademik pada tiap-tiap jurusan.Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswasemester pertama Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang. Sampel penelitiansejumlah 390 mahasiswa yang diperoleh melaluiteknik sampling kuota (quota sampling). Sampelpenelitian tersebut terdiri atas 30 mahasiswa daritiap-tiap jurusan di antaranya Jurusan Akuntansi,Manajemen, Perbankan, Bahasa dan Sastra Inggris,Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab,Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, PendidikanDokter, Fisika, Kimia, Farmasi, Al-Ahwal al-Syakhsiyah, dan Hukum Bisnis Syari'ah. Instrumenpenelitian diadaptasikan dari Educational StressScale (Sun, et. al, 2011) yang awalnya berjumlah15 dan setelah melalui uji coba diperoleh aitemberjumlah 10 aitem dengan validitas aitem > 0,3yang terentang dari 0,324 - 0,540, dan reliabilitassebesar 0,780. Teknik analisis data yang digunakanadalah statistik deskriptif, tabulasi silang, danOneway Anova.

HASILStres akademik yang dialami mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Definisi tentang stres sudah banyak dijelaskanoleh para peneliti, akan tetapi tidak satupunyang bisa memberikan definisi secara memuaskan(Lazarus ft Folkman, 1984). Mason (dalam Aldwin,2007) menyimpulkan definisi stres yang seringkalidigunakan, yaitu 1) stres digunakan untuk merujukpada kondisi internal (internal state) individuyang terkadang disebut strain, 2) stres digunakanuntuk merujuk pada peristiwa eksternal (externalevents) yang terkadang disebut stressor, dan 3)stres digunakan untuk merujuk pada pengalaman(experience) yang muncul dari suatu transaksi antaraindividu dengan lingkungannya. Definisi stres yangpertama (strain) dan kedua (stressor) merupakandefinisi stres stimulus dan respon sebagaimanadijelaskan Lazarus & Folkman (1984). Definisi inimuncul dari beberapa tokoh di antaranya WalterCannon (1932), Hans Selye (1936), dan Harold G.Wolf (1953) yang lebih fokus pada stimulus danrespon stres tanpa mempedulikan faktor-faktorpersonal individu yang sangat berperan dalammempersepsikan sebuah peristiwa stres (Lazarus& Folkman, 1984).

Lazarus & Folkman (1984) memperhatikanfaktor-faktor personal individu yang dinilai sangatpenting dan berpengaruh dalam mempersepsikanperistiwa stres (stressor). Peristiwa yang sama bisasaja dipersepsikan secara berbeda oleh dua orarigyang berbeda, baik itu secara positif maupun negatif.Proses penilaian ini disebut sebagai appraisal yangterdiri atas dua tahap, yaitu primary appraisal yangberkaitan dengan individu mempertanyaan bagaimanakeadaan dirinya berkenaan dengan situasi stres,dan secondary appraisal yang berkaitan dengansumber apa yang dimiliki dan bisa digunakan untukmengatasi situasi stres tersebut. Selain itu, bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan individu dalammengatasi stres disebut sebagai coping strategy.Kompleksitas dalam mernahami dan mendefinisikanstres, maka Lazarus & Folkman (1984) lebih sukamenyebutnya sebagai rubrik stres.

Definisi Lazarus & Folkman (1984) mengenaistres dikenal dengan psychological stress ataudisebut teori transaksional. Stres psikologis adalahsuatu kaitan antara individu dengan lingkunganyang dinilai oleh individu melebihi sumber daya(resources) yang dimiliki dan membahayakankesejahteraan dirinya. Stres yang dialami individupada dasarnya merupakan hasil transaksi antaradirinya dengan lingkungan yang dihadapinya. Definisiini memandang bahwa individu terlibat secara aktifdalam proses berlangsungnya stres yang terjadi

Page 4: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201554

* p (sign.) < 0,05

Ketiga nilai Phi = 0,325, Cramer's V ^ 0,230,dan Contingency Coefficient = 0,309 dengan nilai p =0,015 < 0,05 menyatakan bahwa jurusan berkorelasidengan stres akademik mahasiswa. Ketiga nilaitersebut menunjukkan hubungan yang signifikanmeskipun masih tergolong cukup dan belum terlaluterlalu kuat. Semakin mendekati 1,000, maka nilaikorelasi yang dihasilkan oleh tiap-tiap kategoritersebut akan semakin kuat dalam memprediksikanhubungan.

Prevalensi stres akademik mahasiswa tersebutdilihat dari aspek perbedaan jurusan menunjukkanbahwa sebagian jurusan memiliki perbedaan secarasignifikan, sedangkan sebagian lainnya tidak memilikiperbedaan (Tabel 3). Hasil uji beda melalui analisisstatistik OnewayAnova diperoleh nilai F = 3,018 (p= 0,000 < 0,05) yang menyatakan bahwa terdapatperbedaan tingkat stres akademik mahasiswa diantara tiap-tiap jurusan.

0,0150,0150,015

P (sign.)*

0,3090,2300,325Skor

ContingencyCoefficient

Cramer's VPhi

Jenis Nilai

Tabel 2. Nilai Korelasi Tabulasi SilangPrevalensi stres akademik yang termasukdalam kategori tinggi didominasi oleh mahasiswaJurusan Pendidikan Agama Islam (36,7%), JurusanAl-Ahwal al-Syakhsiyah (30%), Jurusan Fisika (26,6%),Jurusan Farmasi, (23,3%) dan Jurusan Manajemen(23,3%). Selainitu, prevalensi stres akademik yangtermasuk dalam kategori rendah didominasi olehmahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (26,7%)dan Jurusan Hukum Bisnis Syari'ah (23,3%). Adapunprevalensi stres akademik yang termasuk dalamkategori sedang didominasi oleh mahasiswa JurusanPendidikan Dokter (83,4%), Jurusan Akuntansi (80%)dan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (80%).

Prevalensi stres akademik mahasiswa tersebutberhubungan dengan latar belakang jurusanpendidikan yang ditempuh. Berdasarkan hasil analisistabulasi silang (Tabel 1 dan Tabel 2) diketahui bahwaterdapat hubungan antara jenis jurusan denganstres akademik mahasiswa. Hasil uji korelasi melaluianalisis Chi-Square diperoleh nilai r = 41,306 (p =0,015 < 0,05) yang menyatakan bahwa terdapathubungan antara latar belakang jurusan denganstres akademik mahasiswa. Selain itu, nilai Phi,Cramer's V, dan Contingency Coefficient (Tabel 2)

menunjukkan korelasi yang cukup signifikan antarajurusan dengan stres akademik mahasiswa.

39030303030303030303030303030

Total .

16,2%10%30%

23,3%16,7%26,6%3,3%10%3,3%

36,7%6,7%

13,3%23,3%6,7%

%

6339758131

112472

Tinggi

70,5%66,7%56,7%66,7%70%

73,4%83,4%76,7%70%

53,3%80%

73.4%66,7%80%

%

27520172021222523211624222024

SedangStres Akademik Mahasiswa

13,3%23,3%13,3%

10%13,3%

0%13,3%13,3%26,7%

10%13,3%13,3%

10%13,3%

%

Prevalensi Stres Akademik Mahasiswa

527434044834434

Rendah

Tabel 1:

TotalHukum Bisnis Syari'ahAl-Ahwal al-SyakhsiyahFarmasiKimiaFisikaPendidikan DokterPendidikan Guru MlPendidikan Bahasa ArabPendidikan Agama IslamBahasa dan Sastra InggrisPerbankan (S1)ManajemenAkuntansi

prevalensi stres akademik mahasiswa mencapai16,2% kategori tinggi, 70,5% kategori sedang, dan13,3%kategori rendah.

Malang menunjukkan angka yang cukup signifikan.Berdasarkan hasil analisis pada 390 mahasiswasemester pertama yang tersebar di 13 jurusan(Tabel 1) diketahui bahwa secara keseluruhan

Page 5: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

55Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

5)Stres akademik mahasiswa Jurusan Manajemenlebih tinggi daripada mahasiswa Jurusan PendidikanBahasa Arab (M = 3,20, p = 0,05).

6)Stres akademik mahasiswa Junjsan Akuntansi lebihtinggi daripada mahasiswa Jurusan PendidikanBahasa Arab (M = 3,03, p = 0,05).

7)Stres akademik mahasiswa Jurusan Kimia lebihtinggi daripada mahasiswa Jurusan PendidikanBahasa Arab (M = 3,40, p = 0,05).

DISKUSIPrevalensi stres akademik mahasiswa semester

pertama di Universitas Islam Negeri (UIN) MaulanaMalik Ibrahim Malang menunjukkan angka yangcukup signifikan. Secara keseluruhan dari jumlahsampel 390 mahasiswa diketahui 16,2% termasukdalam kategori tinggi, 70,5% termasuk dalamkategori sedang, dan hanya 13,3% yang termasukkategori rendah. Hasil penelitian ini sejalan denganberbagai hasil penelitian terdahulu tentang stresakademik mahasiswa. Prevalensi stres akademikmahasiswa merupakan fenomena global yang terjadisecara merata di berbagai perguruan tinggi di dunia(Zamroni, dkk., 2016).

Selain itu, prevalensi stres akademik mahasiswayang termasuk dalam kategori tinggi didominasi olehJurusan Pendidikan Agama Islam (36,7%), JurusanAl-Ahwal al-Syakhsiyah (30%), Jurusan Fisika (26,6%),Jurusan Farmasi, (23,3%) dan Jurusan Manajemen(23,3%), sedangkan prevalensi stres akademik yangtermasuk dalam kategori sedang didominasi olehmahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter (83,4%),

Berdasarkan Tabel 3 tersebut diketahui bahwamahasiswa Jurusan Pendidikao Agama Islam, JurusanFisika, Jurusan Farmasi, Jurusan Manajemen, danJurusan Akuntansi memiliki perbedaan rerata skorstres akademik yang lebih tinggi dibandingkanjurusan lainnya. Perbedaan tersebut meliputi:1)Stres akademik mahasiswa Jurusan Pendidikan

Agama Islam lebih tinggi daripada mahasiswaJurusan Perbankan (M = 4,03, p = 0,05), JurusanBahasa dan Sastra Inggris (M = 3,13, p = 0,05),Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (M = 5,30, p= 0,001), Jurusan Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah (M = 3,53, p = 0,05), dan JurusanPendidikan Dokter (M = 4,10, p = 0,05).

2)Stres akademik mahasiswa Jurusan Al-Ahwalal-Syakhsiyah lebih tinggi daripada mahasiswaJurusan Pendidikan Bahasa Arab (M = 3,86, p= 0,05).

3)Stres akademik mahasiswa Jurusan Fisika lebihtinggi daripada mahasiswa Jurusan Perbankan(M = 4,10, p = 0,05), Jurusan Bahasa dan SastraInggris (M = 3,20, p = 0,05), Jurusan PendidikanBahasa Arab (M = 5,36, p = 0,001), JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (M = 3,60,p = 0,05), Jurusan Pendidikan Kedokteran (M= 4,16, p = 0,05), dan Jurusan Hukum BisnisSyari'ah (M = 4,00, p = 0,05).

4)Stres akademik mahasiswa Jurusan Farmasi lebihtinggi daripada mahasiswa Jurusan Perbankan(M = 2,86, p = 0,05), Jurusan PendidikanBahasa Arab (M = 4,13, p = 0,05), dan JurusanPendidikan Kedokteran (M = 2,93, p = 0,05).

* 0,05, ** 0,001

AKT = Akuntansi, MNJ = Manajemen, PBK = Perbankan, BSI = Bahasa & Sastra Inggris, PAI = PendidikanAgama Islam, PBA = Pendidikan Bahasa Arab, PGMI = Pendidikan Guru Ml, PDR = Pendidikan Dokter, FSK= Fisika, KMA = Kimia, FRM = Farmasi, AS = Al-Ahwal al-Syakhsiyah, dan HBS = Hukum Bisnis Syari'ah.

-2,03 -2,76 -2,50 -

,466 -,266 -

7,33 --

KMA FRM AS HBS

-4,00*

-1,50

-1,23

-1,96

FSK

,1662,662,93*2,204,16*

PDR

-,4002,102,361,633,60*

-,566-

PGMI

1,363,86*

4,13*

3,40*

5,36**1,201,76-

PBAJurusan

-3,93

-1,43

-1,16

-1,90,066-4,10*

-3,53*

-5,30**-

PAI

-,8001,701,961,233,20*

-,966

-,400

-2,16

3,13*

BSI

,1002,602,86*2,134,10*

-,066,500-1,26

4,03*,900-

PBK

-1,83,666,933,2002.16

-2,00

-1,43

-3,20*2,10-1,03

-1,93

MNJ

-1,66,8331,10.3662,33-1,83

-1,26

-3,03*2,26-.866

-1,76,166-

AKT

3. Perbedaan Stres Akadetnik Mahasiswa

HBSASFRMKMAFSKPDRPGMIPBAPAIBSIPBKMNJAKT

Jurusan -

Tabel

Page 6: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 201556

Bariyyah, K. dan Latifah, L. (2015). Tingkat stresakademik mahasiswa Fakultas Keguruandan llmu Pendidikan Universitas KanjuruhanMalang. Dalam Maria Helena Suprapto (Ed.),Proceedin^ Konferensi Nasional "MempersiapkanKebangkitan Generasi Emas Indonesia 2045Melalui Revolusi Mental Anak Bangsa (him.270-284). Surabaya: Universitas Pelita HarapanSurabaya.

Christyanti, D., Mustami'ah, D. dan Sulistiani,W. (2010). Hubungan antara penyesuaiandiri terhadap tuntutan akademik dengankecenderungan stres pada mahasiswa fakultaskedokteran Universitas HangTuah Surabaya.Insan. 12(3), him. 153-159.

Depdiknas. (2008). Penataan pendidikan prof esionalkonselor dan layanan bimbingan dan konselingdalam jalur pendidikan formal. Depdiknas:Jakarta.

Evangelia, K. dan Spiridon, K. (2011). Stages ofchange, self-efficacy and stress managementperceptions in first year undergraduatestudents. International Journal of Psychology

DAFTAR PUSTAKAAgolla, J. E. dan Ongori, H. (2009). An assessment

of academic stress among undergraduatestudents: the case of University of Botswana.Educational Research and Review. 4(2), him.063-070.

Aldwin, C. M. (2007). Stress, coping, and development:an integrative perspective (second edition).New York: The Guilford Press.

Arnett, J. J. (2015). The cultural psychology ofemerging adulthood. Dalam D. H. Barlow,K. N. Ochsner, M. Kosslyn, D. Reisberg, E.

M. Altmaier, dan J. C. Hansen (Eds.), The

Oxford Handbook of Human Developmentand Culture (him. 487-501). London: OxfordUniversity Press.

Asani, M. O., Farouk, Z., dan Gambo, S. (2016).

Prevalence of perceived stress among clinicalstudents of Bayero University Medical School.Nigerian Journal of Basic and Clinical Sciences,13(1), him. 55-58.

dibandingkan mahasiswa Jurusan Perbankan, JurusanBahasa dan Sastra Inggris, Jurusan PendidikanBahasa Arab, Jurusan Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah, Jurusan Pendidikan Kedokteran, danJurusan Hukum Bisnis Syari'ah. 3) MahasiswaJurusan Farmasi memiliki rata-rata stres akademikyang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa JurusanPerbankan, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, danJurusan Pendidikan Kedokteran. 4) MahasiswaJurusan Al-Ahwal al-Syakhsiyah, Jurusan Manajemen,Jurusan Akuntansi, dan Jurusan Kimia memiliki rata-rata stres akademik yang lebih tinggi dibandingkanmahasiswa Pendidikan Bahasa Arab.

KESIMPULANPrevalensi stres akademik di kalangan mahasiswa

dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang cukuptinggi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengelolapendidikan tinggi karena berpotensi menganggukesejahteraan psikologis mahasiswa. Pengelolapendidikan tinggi hendaknya memperhatikankebutuhan pengembangan psikologis, terutamakesejahteraan psikologis mahasiswa melalui layananbimbingan dan konseling. Oleh karenanya, layananbimbingan dan konseling di perguruan tinggi perludiwujudkan dalam mencegah dan mengurangi bahayastres akademik di kalangan mahasiswa.

Jurusan Akuntansi (80%) dan Jurusan Bahasa danSastra Ingghs (80%), serta prevalensi stres akademikyang termasuk dalam kategori rendah didominasioleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab(26,7%) dan Jurusan Hukum Bisnis Syari'ah (23,3%).Hal ini menunjukkan bahwa stres akademik tidakhanya dialami oleh mahasiswa kedokteran saja(Habeeb, 2010; Rosiek, et. al, 2012; Talumewo, dkk.,2013; Loubir, et. al, 2014; Phang, et. al, 2015; danAsani et. al, 2016;), namun terjadi secara umumpada beberapa jurusan lainnya (Hernawati, 2006;Rakhmawati, dkk., 2014; Fatmawai & Sari, 2015;dan Bariyyah & Latifah, 2015).

Jurusan tertentu di Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki hubungandengan tingkat stres akademik yang dialami olehmahasiswa. Berdasarkan hasil uji tabulasi silangdiketahui bahwa jenis jurusan berkorelasi denganstres akademik mahasiswa, meskipun hubungan inisifatnya tidak begitu kuat. 1) Mahasiswa JurusanPendidikan Agama Islam memiliki rata-rata stresakademik yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswaJurusan Perbankan, Jurusan Bahasa dan SastraIngghs, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan JurusanPendidikan Dokter. 2) Mahasiswa Jurusan Fisikamemiliki rata-rata stres akademik yang lebih tinggi

Page 7: PREVALENSI STRES AKADEMIKMAHASISWA

57Jurnal Psikoislamika I Volume 12 Nomor 2 Tahun 2015

DKI Jakarta. Jurnal Keprawatan, 2(3), him.72-84.

Rosiek, A., Kryszewska, A. R., Leksowski, L., dan

Leksowski, K. (2012). Chronic stress andsuicidal thinking among medical students.International Journal of EnvironmentalResearch and Public Health, 13(212), him.1-16.

Sivan, S. dan Rangasubhe, P. (2013). Prevalenceof stress and its associated factors. Journal ofEvolution of Medical and Dental Sciences, 2(48),him. 9386-9394.

Sun, J., Dunne, M. P., Hou, X., dan Xu, A.

(2011). Educational stress scale for adolescents:development, validity, and reliability with Chinesestudents. Journal of Psychoeducational Assessment,29(6), him. 534-546.

Talumewo, V. R., Pangemanan, D. H. C, dan

Marunduh, S. R. (2014). Stres terhadap daya tahanbelajar pada mahasiswa angkatan 2013 FakultasKedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnale-Biomedik, 2(1), him. 1-5.

Tempo. (2016). BPS: Pengangguran TerbukadiIndonesia Capai 7,02 Juta Orang. Diakses tanggal20 November 2016. https://m.tempo.co/read/news/2016/05/04/173768481 /bps-pengangguran-terbuka-di-indonesia-capai-7-02-iuta-orang.

Zamroni, Hidayah, N., Ramli, M., dan Hambali,IM. (2016). Revitalization of the role and functionof guidance and counseling in college to improvestudent's academic hardiness. Dalam Suwarjo, D.M. Handarini, T. H. Dahlan, dan Y. K. S. Pranoto

(Eds.), Prooceeding 1st Semarang State UniversityInternational Conference on Counseling andEducational Psychology "Developing and /novationon Helping Profession for Better Life" (him. 96-101).Semarang: Program Studi Bimbingan dan KonselingUniversitas Negeri Semarang.

and Behavioral Sciences, 1(1), him. 24-32.

Fatmawati, V. dan Sari, T. P. (2015). Hubunganantara tingkat stres dengan kesiapan dalammenghadapi karya tulis ilmiah. Profesi, 12(2),him. 41-45.

Habeeb, K. A. (2010). Prevalence of stressors amongfemale medical students Taibah University.Journal of Taibah University Medical Sciences,5(2), him. 110-119.

Hernawati, N. (2006). Tingkat stres dan strategikoping menghadapi stres pada mahasiswatingkat persiapan bersama tahun akademik2005/2006. Jurnat llmu Pertanian Indonesia,11(2), him. 43-49.

Lazarus, R. S. dan Folkman, S. (1984). Stress,appraisal, and coping. New York: SpringerPublishing Company.

Loubir, D. B., Serhier, 2., Diouny, S., Battas, 0.,

Agoub, M., dan Othmani, M. B. (2014).Prevalence of stress in Casablanca medicalstudents: a cross-sectional study. Pan AfricanMedical Journal, 19(149), him. 1-10.

PDDIKTI (2016). Rekap Jumlah Mahasiswa. Oiaksestanggal 20 November 2016 http://forlap.ristekdikti.go.id/mahasiswa/homerekap/N

zJCQTcxNkYtMjdFMCOORUMOLUIyNOUtQjIzQTQOMjNBNOZC/0.

Phang, C. K., Sherina, M. S., Zubaidah, J. O.,

Noor Jan, K. O. N., Firdaus, M., Siti Irma,

F. I., dan Normala, I. (2015). Prevalence ofpsychological stress among undergraduatestudents attending a health programme ina Malaysian University. Pertanika JournalScience ft Technology, 23(1), him. 29-35.

Rakhmawati, I., Farida, P., dan Nurhalimah. (2014).Sumber stres akademik dan pengaruhnyaterhadap tingkat stres mahasiswa keperawatan