Presus Baru
-
Upload
dara-deanita-ayunis -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Presus Baru
الرحيمم الرحمن الله بس
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 17 Maret 1977
Usia : 33 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jakarta Timur.
Tanggal masuk RSIJK: 11 Januari 2010
Riwayat Perawatan :
a. Rawat jalan : -
b. Rawat Inap : Tahun 2000 dirawat di Klender selama ± 2minggu
Tahun 2002 dirawat di Klender selama ± 2minggu
Tahun 2007 dirawat di Klender selama ± 2minggu
Tahun 2008 dirawat di Klender selama ± 2minggu
Tahun 2010 dirawat di Klender dari tanggal 11 Januari
2010-sekarang
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Autoanamnesis tanggal 18,19 januari 2010
Keluhan Utama :
Pasien mengaku marah-marah serta memecahkan barang-barang satu hari SMRS.
Keluhan Tambahan:
Sulit tidur
Dapat melihat arwah, berbentuk pocong
Merasa kehilangan barang barangnya
Mendengar bisikan-bisikan berupa suruhan
Alloanamnesis tanggal 21 Januari 2010
Sejak 1 hari SMRS pasien marah-marah serta memecahkan barang-barang dirumah tanpa
sebab.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 11 Januari 2010 pasien datang ke RSJIK diantar oleh bibinya dan keluarga,
dengan keluhan pasien marah-marah serta merusak barang-barang dirumah, mempunyai
angan-angan yang tinggi (ingin mempunyai suami yang kaya, mobil pribadi, dsb), dan
bertengkar dengan suaminya. Menurut pasien keluhan ini muncul karena pasien, merasa
suaminya ingin membawa kabur anaknya. Pasien mengatakan suka melihat arwah
bapaknya, yang berupa pocong dan berbicara kepada pasien. Pasien juga merasa bahwa
barang yang disimpan di lemari sering hilang.
2
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tahun 2000
Sebelum pasien sakit pasien pernah berpacaran dengan seorang laki-laki yang mapan
secara material, pasien menjalin hubungan selama 6 bulan, namun hubungan mereka putus
karena orang tua dari laki-laki tidak menyetujui karena orangtua pihak laki-laki ingin
mendapatkan calon menantu yang sepadan.
Sejak putus dari pacarnya pasien menjadi pemurung dan suka menyendiri dikamarnya
lebih kurang 3 bulan. Sampai akhirnya pasien menjadi suka marah –marah tanpa sebab
dan membanting barang-barang. Hal itu membuat khawatir keluarganya sehingga keluarga
membawa pasien ke RSJIK dan pasien dirawat selama ± 2 minggu
Tahun 2002
Pada tahun 2000 pasien di perbolehkan pulang oleh dokter, selama dirumah pasien
tidak minum obat dengan teratur, sehingga pada tahun 2002 pasien kembali dirawat di
klender selama ±2 minggu.
Tahun 2007
Pada tahun 2007 pasien kembali di rawat. Sebelumnya pada tahun 2003 ayah pasien
meningggal dunia, hal tersebut membuat pasien sedih dan frustasi, sehingga pasien tidak
menjalani pengobatan dengan teratur. Pada tahun 2007 pasien menikah namun
pernikahan pasien kurang bahagia karena suami pasien tidak bekerja, sehingga pasien
yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, hal itulah yang
membuat pasien menjadi kepikiran selama terus menerus sehingga timbul perubahan
prilaku pasien yang suka marah-marah tanpa sebab, memecahkan barang-barang. Pasien
masuk kembali ke RSJIK tahun 2007 selama ±2 minggu.
Tahun 2008
Pada tahun 2008 pasien kembali dirawat, dikarenakan pasien tidak minum obat dengan
teratur, dirawat di klender selama ±2 minggu.
3
D. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah menggunakan obat-obat terlarang dan merokok.
E. Riwayat Penyakit Medik
Tidak ada keluhan. Pasien tidak pernah menderita sakit berat sampai dirawat di Rumah
Sakit. Tidak memiliki riwayat trauma kepala.
F. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
1. Masa Prenatal
Menurut pengakuan kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat, tidak pernah
mengalami penyakit atau hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Pasien
dilahirkan cukup bulan, spontan dengan persalinan normal tanpa trauma jalan lahir.
Kelahiran pasien dikehendaki orangtuanya. Tidak ada penggunaan obat atau zat-zat saat
hamil.
2. Masa Kanak-kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orangtuanya dan diberi ASI, pasien tidak pernah mengalami kejang
dan trauma kepala. Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan, dan tidak
ada gangguan pola tidur. Pasien tumbuh normal seperti anak seusianya (belajar berdiri,
berjalan, berbicara dan mengontrol BAB dan BAK), pasien aktif berinteraksi dan
bersosialisasi dengan teman sebayanya, lebih suka bermain dengan teman sebayanya
atau saudara-saudaranya. Tidak ada gangguan perilaku seperi sering ketakutan,
maupun mimpi-mimpi buruk.
3. Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tumbuh seperti anak sesuai usianya. Sehari-hari pasien bersifat ceria, malah
cenderung hiperaktif, pasien mempunyai beberapa teman, lebih dekat dengan
keluarganya. Pasien mendapat pendidikan agama dari sekolah dan orang tuanya.
4. Masa pubertas dan Masa remaja
Hubungan sosial
Menurut kakaknya, pasien mempunyai banyak teman dan tidak mengalami
kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena sifatnya
yang ceria dan mudah bergaul.
4
Riwayat pendidikan formal
Pasien tidak pernah tinggal kelas, pasien anak dengan kemampuan rata-rata.
Tidak mempunyai kesulitan belajar. Pasien tidak pernah dihukum, pasien
mematuhi peraturan disekolahnya.
● Riwayat Psikoseksual
Menurut pasien, ia mulai menyukai lawan jenis sejak duduk dibangku kelas 2
SMA dan pernah dua kali pacaran sebelum menikah. Pasien juga tidak pernah
diajarkan pendidikan seks oleh orangtuanya karena masih dianggap tabu,
sehingga pasien mengetahui dengan sendirinya.
Riwayat perkembangan motorik dan kognitif
Dalam perkembangan fisik, pasien sesuai dengan usianya, dan dalam
perkembangan kognitif normal.
Masalah emosi dan fisik
Pasien tidak pernah terlibat masalah kenakalan remaja, menurut kakaknya
pasien bersifat ceria malah cenderung hiperaktif.
5. Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan
Setelah lulus SMEA pasien tidak melanjutkan kuliah. Pasien bekerja
diperusahaan dibidang properti selama 8 bulan, kemudian tidak pernah
bekerja lagi.
Aktivitas sosial
Pada saat SMU pasien aktif mengikuti kegiatan sekolah.
Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah sejak ±3 tahun, dikaruniai 1orang anak laki-laki.
● Masalah Seksual
Pasien mengaku tidak pernah mengalami masalah secara seksual dan tidak
pernah mengalami pelecehan seksual.
5
6. Riwayat Keluarga
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Pasien adalah anak ketujuh dari 12 bersaudara. Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta
dan ibu pasien adalah ibu rumah tangga. Pasien memiliki 2 orang kakak perempuan, dan
empat kakak laki-laki,dan 5 orang adik laki-laki kakak laki-laki pertama dan ketiga sudah
meninggal. Hubungan pasien dengan saudara dan ayah ibunya cukup baik. Pasien dekat
dengan semua keluarganya. Orang tua pasien mendidik anaknya cukup demokrasi, tidak
memaksakan kehendak orang tua. Pengobatan dengan pasien selama ini didukung oleh
keluarganya dan kakak-kakaknya walaupun secara pas-pasan, namun menurut kakak
pasien kehidupan pernikahan kurang bahagia, disebababkan kesulitan ekonomi karena
suami pasien tidak bekerja. Pasien tinggal bersama orang tua kandung pasien sedangkan
anaknya tinggal bersama suami dan keluarga suaminya, sehingga menyebabkan pasien
berpindah2 tempat tinggal.
6
7. Keadaan sosial sekarang
Pasien tidak bekerja.
8. Mimpi khayalan dan sistem penilaian.
- Mimpi : Tidak ada
- Khayalan : Ada ( menjadi orang kaya )
- Sistem penilaian : Penilaian tentang baik dan buruk cukup baik.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan.
Seorang wanita, usia 33 tahun tampak sesuai dengan usianya, berkulit putih
bersih, berat ± 60 kg dan tinggi kurang dari 165cm, jalan tegap, wajah terlihat
ceria, kuku tangan dan kaki rapi terpotong pendek, tidak kotor, rambut lurus
berwarna hitam sebahu, tampak sehat, pada saat wawancara kontak mata baik,
berpakaian kaus lengan panjang dengan celana panjang, menggunakan alas kaki.
2. Perilaku dan aktivitas motorik.
Aktivitas motorik bagus gaya berjalan baik. Selama wawancara, pasien duduk
tenang dan tidak ada gerakan isyarat atau kedutan. Berperilaku baik.
3. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, sopan dan teratur.
Volume : Sedang
Irama : Teratur
Kelancaran : Tidak gagap, bicara spontan.
Kecepatan : Sedang
Pasien berkontak mata dengan pemeriksa
B. Afek dan Ekspresi Afektif
1. Mood : Eutim
7
2. Afektif : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
Auditorik : Tidak ada
Visual : Ada ( melihat arwah bapaknya, berupa pocong)
Olfaktorius : Tidak ada
Gustatorius : Tidak ada
Taktil : Tidak ada
2. Depersonalisasi : Tidak ada
3. Derealisasi : Tidak ada
4. Ilusi : Tidak ada
D. Gangguan pikiran
a. Proses pikir
1. Produktivitas : Cukup ide
2. Kontinuitas : Relavan dan teratur
3. Hendaya bahasa : Tidak ada
b. Gangguan pikir
1. arus pikir
produktivitas : Cukup ide
Kontinuitas : Relevan dan Teratur
Blocking : Tidak ada
Asosiasi longgar : Tidak ada
Inkoheren : Tidak ada
World salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Flight of ideas : Tidak ada
2. Hendaya berbahsa : Tidak ada
c. Isi Pikiran
1. Preokupasi : Keinginan untuk pulang bertemu anaknya
8
2. Gangguan Isi Pikiran
Waham : waham kebesaran
(Pasien yakin bahwa pasien kaya,mempunyai rumah,
mobil pribadi dll)
waham paranoid (pasien yakin dituduh mengambil
barang dari rumah saudaranya)
Ideas of reference : Tidak ada
Pemikiran Abstrak : Tidak terganggu
Thought withdrawal : Tidak ada
Thought broadcasting : Tidak Ada
Thought insertion : Tidak ada
E. Fungsi Kognitif dan Pendengaran
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Orientasi
- Waktu : Baik ( pasien mampu membedakan siang
dan malam)
- Tempat : Baik ( pasien mengetahui berada di RSIJK)
- Orang : Baik ( pasien tahu nama suami
dan anaknya)
3. Konsentrasi : Kurang Baik
4. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik ( pasien mampu menyebutkan tanggal
bulan, dan tahun lahirnya)
- Jangka pendek : Baik ( pasien diajak ngobrol kira kira 10
menit, lalu pasien masih dapat mengingat
nama dokter muda yang mewawancarainya
- Segera : Baik (pasien mampu mengingat apa menu
makan siang yang disantap)
5. Intelegensia dan pengetahuan umum : cukup (pasien tau nama Presiden Indonesia
sekarang)
9
F. Daya nilai.
- Penilaian sosial : Baik (pasien mampu bersosialisasi dengan pasien
lainnya)
- Uji daya nilai : Baik (pasien mengetahui bahwa mengambil barang
yang bukan miliknya adalah dosa)
G. Tilikan
Derajat I
Pasien menyangkal bahwa dirinya tidak sakit
Taraf Dapat dipercaya
Dapat dipercaya secara keseluruhan.
IV. STATUS FISIK
1. Status Internis
- Keadaan Umum : Tampak tidak sakit
- Tekanan darah : 130/90 mmhg
- Nadi : 36 x / menit
- Suhu : 37 ◦c
- Pernafasan : 22 x / menit
- Tinggi Badan : ±165cm
- Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
- Sistem Urogenital : Dalam batas normal
- Kelainan Khusus : Tidak ada
2. Status Neurologis
- Gangguan Rangsang Meningeal : Tidak ada
- Mata
Gerakan : Baik kesegala arah
Persepsi : Baik
Bentuk pupil : Bulat, isokor
Rangsang cahaya : + / +
10
- Motorik
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinator : Baik
Refleksi : Baik
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
a. Kesadaran neurologis : Compos Mentis
b. Kesadaran psikologis : RTA terganggu
c. Mood / afektim : Eutim
d. Ekspresi afektif : Luas
e. Gangguan persepsi : Terdapat halusinasi visual Waham
kebesaran (+), waham presekutorik (+),
f. Daya nilai realita : Terganggu
g. Tilikan : Derajat I
h. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid
Aksis II : Ciri kepribadian paranoid
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV :
Masalah sosial : Permasalahan ekonomi keluarga yang kekurangan
Aksis V :
- Fungsi pekerjaan: Pasien masih dapat melakukan pekerjaannya sendiri dengan
baik.
- Fungsi relasi dengan lingkungan :Hubungan Pasien dengan lingkungan baik
- Fungsi merawat diri : Pasien masih mampu untuk mengurus diri sendiri
GAF = 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.
11
VII. DAFTAR MASALAH
a. Problem organobiologik : Tidak ada
b. Problem psikologik & perilaku : waham kebesaran, waham pranoid. Tilikan derajat
I.
c. Problem sosiobudaya : Perubahan ekonomi keluarga yang kekurangan.
VIII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Hal yang memberatkan :
Ekonomi keluarga
Banyak relaps
Sikap suami yang tidak mendukung perawatan pasien
Hal yang meringankan :
Onset lambat
Gejala positif
Dukungan keluarga baik.
IX. DISKUSI atau PEMBAHASAN
- Pasien seorang wanita berusia 33 tahun di diagnosis skizofrenia paranoid berdasarkan
anamnesis ditemuka
Halusinasi visual
Waham kebesaran
Waham pranoid
Sering marah-marah, bertengkar dengan suaminya.
Hal ini muncul sejak tahun 2000 hingga sekarang, dimana keadaan ini sangat
mengganggu pasien. Keadaan ini diawali karena masalah putus hubungan dengan
pacarnya dan masalah ekonomi keluarga. Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan
dan alkohol. Tidak ada riwayat cedera kepala. Tidak ada riwayat gangguan serupa
pada keluarga pasien.
- Pada pemeriksaan ditemukan :
RTA terganggu
12
Afek luas
Kemampuan intelektual baik
Kesadaran compos mentis
IX. RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi : - haloperidol 5mg 3x1
- clorpromazin 100mg 1x1
- Triheksifenidil 2 mg 3x1
2. Psikoterapi :
Terapi Religius
Memberikan bimbingan kepada pasien untuk menjalankan ibadah seperti shalat, mengaji
dan senantiasa berzikir.
Terapi Rehabilitasi
- Membantu pasien mengatasi suara-suara dengan menjelaskan bahwa hal itu
sebenarnya tidak ada.
- Menanamkan prasangka baik kepada orang lain
Terapi suportif
Memotivasi pasien agar rajin minum obat secara teratur dan kontrol setelah pulang dari
perawatan.
Terapi Keluarga
- Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai penyebab gangguan yang dialami
pasien, faktor pencetus, perjalanan penyakit, dan rencana terapi.
- Menyarankan keluarga agar mau terlibat dalam pengobatan pasien, serta memberi
dukungan agar pasien cepat pulih dan kembali beraktifitas seperti semula.
13