ASSALAMUALAIKUM

UPAYA PENINGKATAN DETEKSI DINITANDA-TANDA PENYAKIT SKIZOFRENIA

DI WILAYAH KERJA JORONG PASAR KOTO BARU

LATAR BELAKANG Secara umum didaerah koto baru termasuk

daerah yang pencapaian targetnya masih rendah. Rata-rata yang mengalami skizofrenia di usia 19-40 tahun. Diperkirakan sebanyak +/- 65 orang yang mengalami skizofrenia, sementara yang berobat ke puskesmas koto baru hannya 33 orang, dan dari daerah jorong koto baru sendiri masih terdata 10 orang. itupun tidak secara rutin. Hal inilah sebabnya kita melakukan penelitian didaerah tersebut.

RUMUSAN MASALAH

Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat tentang penyakit gangguang jiwa / skizofrenia

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit skizofrenia

Kurangnya upaya keluarga dan masyarakat dalam mengantisipasi secara dini maupun berlanjut terhadap penyakit skizofrenia

TUJUANTujuan Umum Memahami tingkat pengetahuan keluarga dan masyarakat

tentang gangguan jiwa atau skizofrenia di jorong Pasar Koto Baru

Tujuan khusus Mampu melakukan pengkajian pada pasien dan keluarga

dengan masalah skizofrenia Mampu menganalisa data dengan masalah skizofrenia Mampu menyusun rencana dan interfensi terhadap pasien

dengan skizofrenia Mampu  melakukan  implementasi  sesuai  dengan

perencanaan yang telah disusun Mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi yang

telah dilaksanakan.

MANFAAT

Bagi Puskesmas1. Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kesadaran keluarga untuk membawa anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa/skizofrenia di pasar koto baru

2. Membantu menentukan dan melakukan intervensi untuk menurunkan angka penyakit skizofrenia di Pasar Koto Baru

3.Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit skizofrenia

4. Meningkatkan komunikasi antara Puskesmas dan masyarakat di Pasar Koto Baru

Bagi Masyarakat1. Meningkatkan pengetahuan

keluarga atau masyarakat tentang penyakit skizofrenia di Pasar Koto Baru

2. Mengatasi masalah yang dihadapi keluarga saat membawa anggota keluarga yang sakit

3. Meningkatkan komunikasi antara Puskesmas dengan masyarakat di Pasar Koto Baru

ANALISIS DATA

DATA GEOGRAFIS

Puskesmas koto baru terletak di simpang tiga koto baru jorong seberang piruko timur, kecamatan koto baru. Luas wilayah kerja puskesmas koto baru adalah 251,35 Km2 yang terdiri dari 4 Nagari dan 26 Jorong.

Wilayah kerja puskesmas koto baru berbatasan dengan : Sebelah utara berbatas dengan wilayah kerja Sitiung I dan

Tiumang Sebelah Selatan berbatas dengan wilayah kerja HC Sungai

Rumbai Sebelah Timur berbatas dengan wilayah kerja HC Sitiung II Sebelah Barat berbatas dengan wilayah kerja HC Koto

Besar

DATA DEMOGRAFIS

Wilayah kerja puskesmas koto baru pada tahun 2014 memiliki 28967 jiwa penduduk. Terdiri dari: 14530 Laki laki, dan 14437 Perempuan. Pada umumnya memeluk agama islam dengan berbagai mata pencarian seperti, bertani 53,9%, PNS/POLRI/TNI 10,4%, Wiraswasta 8%, swasta 7,67% dan lain-lain 20,03%. Tingkat ekonomi diwilayah kerja Puskesmas Koto Baru pada umumnya menengah (27,2%), rendah (64%) dan tinggi(12,1%), suku suku yang ada di wilayah kerja puskesmas koto baru kebanyakan minang, jawa. Dan ada juga suku batak dan lain lain.

JUMLAH PEGAWAI PUSKESMAS KOTO BARU

PNSD = 67 OrangPegawai Kontrak = 4 OrangPTT = 1 OrangNakes Magang/Sukarela = 52

Orang

Jumlah = 124 Orang

TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI SKIZOFRENIA

Skizofrenia berasal dari dua kata “Skizo” yang artinya retak atau pecah (spilit), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splittingof of personality).

Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya ( Hawari, 2003).

ETIOLOGI

1. Keturunan2. Endokrin3. Metabolisme4. Susunan saraf pusat5. Teori Adolf Meyer 6. Teori Sigmund Freud7. Eugen Bleuler8. Ringkasan

Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai

pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

TANDA GEJALA

1. Gejala Primer Gangguan proses pikir Gangguan afek emosi Gangguan kemauan Gangguan psikomotor

2. Gejala Sekunder Delusi Halusinasi Cara bicara/berfikir yang tidak teratur Perilaku negatif, misalkan: kasar, kurang termotifasi,

muram, perhatian menurun.

PATHWAY

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Neuropatologi Pemeriksaan neuropsikologik Penyakit

alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia.

CT Scan MRI EEG PET (Positron Emission Tomography) SPECT (Single Photon Emission Computed

Tomography) Laboratorium darah

PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi Terapi Elektro-Konvulsi (TEK) Terapi koma insulin Psikoterapi dan rehabilitasi Lobotomi prefrontal.

KOMPLIKASIJika tidak diobati, skizofrenia bisa mengakibatkan trauma emosi,

perilaku, kesehatan, dan bahkan masalah hukum dan keuangan yang mempengaruhi setiap bidang kehidupan mereka. Komplikasi yang disebabkan oleh skizofrenia paranoid, meliputi:

Bunuh diri (pikiran dan perilaku) Perilaku merusak diri sendiri Depresi Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau obat resep Kemiskinan Tunawisma Dipenjara konflik keluarga Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah Gangguan kesehatan akibat obat antipsikotik Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan Jantung dan penyakit paru-paru yang berhubungan dengan

merokok

METODE MINI PROJEK

SASARAN KEGIATAN

Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat terutama anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di jorong pasar koto baru.

BENTUK KEGIATAN

Menyiapkan tema yang akan dilakukan Kunjungan ke kantor walinagari untuk meminta ijin

pelaksanaan kegiatan Pembagian kuisioner yang berisikan pertanyaan

seputar pengetahuan tentang gangguan jiwa/skizofrenia kepada masyarakat atau anggota keluarga untuk mengetahui kemampuan dasar

Penyuluhan mengenai “Gangguan Jiwa / skizofrenia Pembagian kuisioner yang sama dengan sebelumnya

untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat atau keluarga tentang gangguan jiwa/skizofrenia setelah dilakukan penyuluhan.

Evaluasi dan monitoring

NO Tanggal Kegiatan Pelaksana

1 1-3 September 2015 Perencanaan kegiatan Dr. Pitriani

Dr. Muhammadi

Desi Marlina, Skep

2 Minggu ke II

Tanggal 4 September 2015

Meminta ijin kepada kepala jorong Pasar koto Baru Dr. Pitriani

Dr. Muhammadi

Desi Marlina, Skep

3 Minggu ke II

Tanggal 6 September 2015

Melakukan kegiatan posyandu bulanan dan melakukan

pembagian kuisioner dilanjutkan dengan melakukan

penyuluhan

Dr. Pitriani

Dr. Muhammadi

Desi Marlina, Skep

4 Minggu ke III

Tanggal 25 September 2015

Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gangguan jiwa atau

skizofrenia

Dr. Pitriani

Dr. Muhammadi

Desi Marlina, Skep

5 Minggu ke IV

Tanggal ? September 2015

Melakukan kegiatan posyandu bulanan dan melakukan

pembagian kuisioner dan menilai angka kemampuan tentang

gangguan jiwa/skizofrenia

Dr. Pitriani

Dr. Muhammadi

Desi Marlina, Skep

6 Disesuaikan Evaluasi dan monitoring

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi MIF, dkk. 2005. Psikiatri : Konsep Dasar Dan Gangguan- Gangguan. Bandung : PT Refika aditama.

Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosis gangguan jiwa PPDGJ –III. Jakarta : bagian ilmu kedokteran jiwa FK-unika Atmajaya.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi I. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sulaemana. 2013. Faktor-Faktor Presipitasi yang Berhubungan Dengan Timbulnya Halusinasi Pada Klien Gangguan Jiwa di BPRS Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado: Manado.

Keliat, Budi Ana. 1992. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa .Jakarta: EGC.

WASSALAM