Presentation Seminar

download Presentation Seminar

of 36

Transcript of Presentation Seminar

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI BELAJAR METAKOGNITIF DALAM MENINGKATKAN METACOMPREHENSION SISWA PADA MATERI FIQH KELAS XI MAN SERPONG

Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindarkan dari kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh semua orang dalam kehidupannya, baik itu pendidikan formal, maupun non formal. Di zaman sekarang banyak sekali orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan akan berjalan dengan baik jika semua unsur dalam pendidikan dapat berjalan selaras, serasi dan seimbang. Beberapa faktorfaktor pendidikan yang menjadikan pola interaksi saling mempengaruhi diantaranya adalah guru, tujuan, anak didik, metode dan strategi belajar.

LANJUTAN.

Pada prinsipnya proses pembelajaran adalah belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang kondusif sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang. Dalam proses pembelajaran perlu dibutuhkan seorang guru yang memiliki sebuah tanggung jawab terhadap profesinya atas keberhasilan anak didiknya. Guru adalah sebuah profesi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan pada lembaga, siswa, wali murid, pribadinya dan lingkungan sekitar. Keprofesionalan guru tidak terlepas dari strategi, metode yang guru pilih atau gunakan dalam proses belajar mengajarnya.

Lanjutan.Memilih strategi hendaknya tidak dilakukan secara asal-asalan melainkan melalui berbagai macam pertimbangan seperti manfaat dan kegunaan dari strategi yang dipilih. Pada hakekatnya, tugas seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana belajar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Hal ini disebabkan pembelajaran fiqih yang dilaksanakan di sekolah masih berjalan konvensional yakni pembelajaran yang menetapkan guru sebagai pemberi informasi dan kurang memberikan kesepakatan kepada siswa untuk berpartisipasi. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan strategi belajar metakognitif.

Lanjutan.

y Strategi ini memberikan pengalaman belajar yang

menyenangkan, meningkatkan motivasi kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif pelajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak. y Strategi belajar metakognitif merupakan strategi belajar yang enjoy dengan segala nuansa dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien melalui pembelajaran strategi metakognitif ini dalam proses belajar mengajar diharapkan tujuan pendidikan agama Islam tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan.

B. IDENTIFIKASI MASALAHPandangan siswa terhadap efektifitas pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar metakogitif Kelebihan dan kekurangan strategi belajar metakognitif Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru terhadap efektifitas pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fiqh Kurangnya pengalaman dan pengetahuan guru mengenai strategi belajar metakognitif

1.

2.

3.

4.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan stategi belajar Metakognitif di MAN Serpong? Kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri (Metacomprehension) pada materi fiqih Keefektifan pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan Metacomprehension siswa pada materi fiqih. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MAN Serpong Kelas XI Semester II tahun ajaran 2011/2012

D. Rumusan MasalahBagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan stategi belajar Metakognitif di MAN Serpong? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri (Metacomprehension) pada materi fiqih setelah diterapkan strategi belajar metakognitif?1.

Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan stategi belajar Metakognitif di MAN Serpong 2. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri (Metacomprehension) meliputi kemampuan siswa dalam menentukan tingkat keyakinan diri dan membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh 3. Mengetahui dan mendeskripsikan Efektivitas pembelajaran dengan strategi belajar Metakognitif dalam meningkatkan Metacomprehension siswa pada materi fiqih1.

F. Manfaat PenelitianBagi Peserta didik, merupakan hasil pemikiran yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha belajar dengan efektif menuju tercapainya cita-cita. Bagi peneliti, merupakan bahan informasi guna meningkatkan dan menambah pengetahuan serta keahlian dalam melaksanakan pola belajar yang efektif dan efisien di sekolah.

1.

2.

G. EFEKTIVITAS PEMBELAJARANEfektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sedangkan pengertian pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan dan pelaksana.

Jadi efektivitas pembelajaran adalah seberapa besar sesuatu yang telah direncanakan dalam pembelajaran dapat tercapai, pencapaian ini ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran strategi metakognitif,aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, pencapaian ketuntasan belajar fiqh siswa.

y Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan

keberhasilan dalam mencapai tujuan. y Belajar adalah suatu proses perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman perilaku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

Lanjutan.y Metakognisi didefinisikan sebagai keterampilan kompleks yang dibutuhkan siswa untuk menguasai suatu jangkauan keterampilan khusus, kemudian mengumpulkan dan mengumpulkan kembali keterampilan-keterampilan ini ke dalam strategi belajar yang tepat terhadap suatu masalah khusus atau isu-isu dalam konteks yang berbeda.

Lanjutan.Salah satu kemampuan metakognitif adalah mengacu pada kesadaran dan pengetahuan pebelajar tentang sistem memori mereka sendiri. Sejumlah ahli psikologi kognitif telah mengembangkan apa yang mereka sebut pandangan pemrosesan informasi atau information processing tentang pembelajaran. Teori ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil sejumlah faktor yang saling berinteraksi.

Memori Jangka Panjang

Rangsangan dari luar

Register Penginderaan

Pemrosesan Awal

Pengulangan dan Pengkodean

Pemanggilan kembali

Memori Kerja atau Memori Jangka Pendek Pengulangan

Lupa

a.

Register Penginderaan Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah register penginderaan. Register penginderaan menerima menerima sejumlah besar informasi dari indera dan penyimpanannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan oleh register penginderaan itu, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.

Lanjutan.b. Memori Jangka Panjang Memori jangka panjang merupakan bagian dari system memori yang menyimpan informasi untuk periode waktu yang panjang. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka panjang ini adalah dengan pengulangan atau pengkodean. Memori ini memiliki kapasitas yang sangat besar, tempat menyimpan memori dengan jangka yang sangat panjang.

c. Memori Jangka Pendek Memori jangka pendek adalah sistem penyimpan yang dapat menyimpan informasi dalam jumlah yang terbatas hanya dalam beberapa detik. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengucapkannya berkali-kali. Kapasitas memori jangka pendek setiap individu berbeda tergantung latar belakang pengetahuan seseorang.

I. Teori Belajar KonstruktivisKonstruktivisme merupakan teori dari Piaget. Konstruktivisme juga bagian dari teori kognitif. Teori kognitif dalam belajar memiliki perbedaan dengan cara pandang teori konstruktivisme. Menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat.

Contoh, ketika guru menyampaikan atau mengajar materi shalat, tidak cukup hanya menjelaskan materi norma-norma tentang shalat semacam syarat dan rukun shalat, tetapi juga harus menjelaskan dan membangun penghayatan makna shalat dalam kehidupan. Sehingga ahirnya siswa dan masyarakat benar-benar mampu memberikan jawaban secara akademik tentang bunyi ayat: Inna shalata tanha anil fakhsa wal mungkar (Shalat dapat mencegah perbuatan yang fakhsa (keji) dan mungkar).

M. Metacomprehension SiswaComprehension atau Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti maksud dan penerapannya sehingga siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar karena memahami maksud dari suatu materi, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman (Comprehension) juga mamiliki arti yang sangat mendasar karena tanpa pemahaman, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

Arti kata Metacomprehension adalah Keterampilan dan kemampuan siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri. Kemampuan ini mengacu kepada kemampuan pebelajar untuk memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang disampaikan kepada mereka. Kemampuan ini sangat penting bagi siswa agar mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha memperbaiki diri. Keterampilan Metacomprehension meliputi kemampuan siswa dalam: y Menentukan tingkat keyakinan diri. y Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh.

LANJUTAN.Jadi yang dimaksud dengan metacomprehension siswa adalah kemampuan siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri, kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah meliputi kemampuan menentukan tingkat keyakinan diri, dan kemampuan membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh.

N. Materi FiqhFiqih merupakan salah satu materi pelajaran dalam pendidikan agama Islam yang membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersifat amali. Materi ini diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengalaman pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul di sekitarnya yang bersifat amaliyah dengan melalui hukumhukum Islam.

Tempat dan waktu penelitian ini akan dilaksanakan di MAN Serpong mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2012

P. METODE PENELITIANIdentifikasi Variabel Independent Variabel atau Variabel Bebas disebut dengan Variabel (X) yaitu strategi belajar metakognitif disebut demikian, karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain. Dependent Variabel atau Variabel Terikat disebut dengan Variabel (Y) yaitu keterampilan metacomprehension disebut demikian karena kemunculannya disebabkan atau dipengaruhi variabel lain.1.

2. Jenis dan Rancangan Penelitiana.

Jenis Jenis penelitian yang digunakan peneliti untuk meneliti efektif atau tidaknya strategi belajar metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqh kelas XI di MAN Serpong adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data berupa angkaangka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diketahui

b. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pre-test and post-test one group design yaitu suatu kelas dikenakan perlakuan tertentu dan dalam hal ini strategi belajar metakognitif pada materi fiqih. Setelah itu dilakukan pendekripsian terhadap pengelolaan pembelajaran, ketuntasan dan efektifitas strategi belajar metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa.

c. Populasi dan Sampely

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa yang ada di MAN Serpong yang berjumlah 245 siswa dari seluruh kelas, mulai dari kelas X, kelas XI, kelas XII, yang dapat dirinci sebagai berikut : Kelas X : 74 siswa Kelas XI IPA : 57 siswa Kelas XI IPS : 37 siswa Kelas XII IPA : 40 siswa Kelas XII IPS : 37 siswa

Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jadi berdasarkan hal tersebut di atas dan sesuai dengan judul penelitian maka sebagai populasi penelitian adalah keseluruhan siswa-siswi kelas X MAN Serpong yang terdiri dari 74 siswa karena jumlah populasi kurang dari 100 maka penelitian ini menggunakan populasi sebagai sampel. Maksudnya penelitian menggunakan populasi secara keseluruhan sebagai obyek penelitian.

3. Sumber Data Sumber data ialah subyek dari mana data itu diperoleh. Maka sumber data yang diambil dari penelitian ini adalah: Library Research dan Field Research 4. Jenis Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Instrumen dalam penelitian ini yaitu : y Lembar Penilaian Pemahaman Diri (LPPD) sebagai Instrumen Metode tes y Lembar Pengamatan Pengelolaan Kelas sebagai Instrumen Metode observasi y Lembar Tes Hasil Belajar sebagai Instrumen Metode Tes. y Lembar pedoman interview sebagai Instrumen Metode interview.

6. TEKNIK PENGUMPULAN DATATeknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah: Tes 3. Wawancara Observasi 4. Dokumentasi

1. 2.

7. Teknik Analisis DataUntuk memperoleh jawaban tentang efektifitas strategi belajar metakognitif dalam melatih keterampilan metacompehension siswa pada materi fiqih, penulis menggunakan analisis secara statistik dengan uji t. 8. Hipotesis Statistika a. Hipotesis Alternatif (Ha) Strategi belajar metakognitif efektif dalam meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas XI di MAN Serpong b. Hipotesis Nihil (Ho) Strategi belajar metakognitif tidak efektif dalam meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas XI di MAN Serpong