Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

62
Presentasi issue 4 Blok 12 kelompok 1 TUMPATAN SIK/GIC

description

r7trt7re

Transcript of Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Page 1: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Presentasi issue 4 Blok 12

kelompok 1

TUMPATAN SIK/GIC

Page 2: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Abrasi, Erosi, AtrisiAtrisi pada gigi

Page 3: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

a. Definisi : Abrasi gigi merupakan keadaan abnormal dimana ada lapisan pada gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin 

b. Penyebab: a. Abrasi gigi yang disebabkan oleh penyikatan gigi

dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihan

b. Kebiasaan buruk seperti menggigit pensilc. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan

diantara gigid. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan

cengkeram

Abrasi

Page 4: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

a. Definisi: hilangnya atau rusaknya lapisan permukaan gigi atau lapisan email yang disebabkan oleh zat yang bersifat asam. Paparan zat asam yang terus menerus pada permukaan gigi ini menyebabkan email melunak, walaupun air liur dapat berfungsi untuk menetralisir tetapi lama-kelamaan gigi tetap akan kehilangan lapisan emailnya.

b. Penyebab:-     Makanan dan minuman yang asam, minuman asam

contohnya soft drink dan minuman buah-buahan.-     Penyakit GERD dan penyakit lainnya yang terkait dengan

seringnya muntah seperti bulimia.-     Gangguan gastrointestinal.-      Mulut yang kering/Xerostomia.-      Konsumsi obat-obatan atau suplemen yang mengandung

zat yang  bersifat asam.

Erosi

Page 5: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

a. Definisi : Atrisi gigi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena adanya kelainan fungsi.

b. Penyebab:

Faktor pola makan Kebiasaan bruxism Kerasnya jaringan gigi Jaringan periodontal Kondisi tulang penyangga Tonus otot pengunyahan

Atrisi

Page 6: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

GIC/SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik pada email maupun dentin.

Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil, juga disebut sebagai semen polialkenoat.

Semen ionomer kaca sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and polyacrylic acid) (Anusavice, 2003)

Definisi GIC

Page 7: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Powder : alumina silikat Liquid : asam poliakrilat, asam tartaric (Manappallil, 2004)

Komposisi GIC

Page 8: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Powder SiO2 (silica) 29% Al2O3 (alumunium oksida) 16,6% CaF2 (Calsium fluoride) 34,2% Na3AlF6 (klorit) 5,0% AlF3(alumunium fluoride) 5,3% AlPO4 (alumunium phospat) 9,9%

(Craig, 2002)

Page 9: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Liquid Asam poliakrilat 40-50%

Fungsi: Untuk melekatkan pada struktur gigi tanpa perlakuan kusus

Asam tartarik 5,0%Fungsi: Mengontrol reaksi pengerasan, membantu keluarnya ion-ion dari glass dan memperlambat pengerasan

Air 47%Fungsi: Media reaksi, serta menambah kekuatan bahan.

Page 10: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Sifat GIC Sifat Fisis a. Anti karies karies.

b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel

c. Tahan terhadap abrasi

Page 11: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Sifat Mekanisa. Compressive strength : 150 MPa, lebih

rendah dari silikat

b. Tensile strength : 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat

c. Hardness : 49 KHN, lebih lunak dari silikat

d. Frakture toughness : Beban yang kuat dapat terjadi fraktur

Page 12: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Sifat Kimiaa. Semen Ionomer Kaca melekat dengan

baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan COOH dari Semen Ionomer Kaca.

b. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan

dentin. c. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi

tambalan dapat dikurangi.d. Semen Ionomer Kaca tahan terhadap

suasana asam.

Page 13: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Sifat Biologia. Bikompatibilitas baikb. saliva selama penumpatan dan sebelum

semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun.

Page 14: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Klasifikasi Glass Ionomer Cement

Page 15: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Berdasarkan sifat fisik dan kimianya, glass ionomer cement diklasifikasikan menjadi 5 tipe, yaitu :

1. Glass Ionomer Cement Konvensional2. Resin Modifide Glass Ionomer Cement3. Hybird Ionomer4. Tri Cure Glass Ionomer Cement5. Metal Reinforced Glass Ionomer Cement

Page 16: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Klasifikasi glass ionomer cement berdasarkan aplikasi klinisnya, yaitu :

1. Menurut Wilson dan Mclean (1988) :a. Tipe I : Luting cementb.Tipe II.1 : Restorative Aesthetic

II.2 : Reinforced Cementc. Tipe III : Lining cement

Page 17: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

2. Menurut Hunt (1993) klasifikasi scra umum:a. Tipe I : Luting cemeentb. Tipe II : Restorative materialc. Tipe III : Bases and liners

i. Tipe III Aii. Tipe III Biii. Tipe III C

d. Tipe IV : Admixtures

Page 18: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

3. Anusavice (2004) klasifikasi berdasar merk:a. Tipe I : Luting Cementb. Tipe II : Restorative Cementc. Tipe III : Liner and Basis Cementd. Tipe IV : Fissure sealantse. Tipe V : Orthodontic Cementsf. Tipe VI : Core build upg. Tipe VII : Fluoride releasingh. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative

technique)i. Type IX : Deciduous teet.

Page 19: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Kekurangan dan kelebihan dari GIC

Page 20: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Potensi antikariogenik Translusen Biokompatibel Melekat secara kimia dengan struktur gigi Sifat fisik yang stabil Mudah dimanipulasi

KELEBIHAN GIC

(Craig, 2004)

Page 21: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Compressive strenght kurang baik Resistensi terhadap abrasi menurun Estetik kurang baik Warna tambalan lebih opaque, sehingga

dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dengan gigi asli.

KEKURANGAN GIC

(Craig, 2004)

Page 22: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Page 23: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Untuk karies gigi-gigi anterior seperti klas I (kavitas kecil), III (bag prox sisi palatal) dan Klas V

Untuk karies gigi-gigi posterior yang kecil dan dangkal yang tidak membutuhkan tekanan yang besar seperti klas I dan klas II superfisial

Dapat digunakan untuk restorasi erosi pada daerah gingival (akibat resesi)

Restorasi gigi sulung Memperbaiki tepi restorasi

INDIKASI

Page 24: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar atau berkontak dengan gigi lawan.

Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil dari semen silikat sehingga mudah pecah pada bag cusp.

Kontraindikasi

Page 25: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Bakar, abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media

DAPUS

Page 26: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Perlekatan GIC ke enamel/dentin Mekanisme perlekatan terjadi oleh karena ada

interaksi ion kalsium dan atau ion phosphate dari permukaan enamel/dentin

Perlekatan akan lebih efektif pada permukaan gigi yang bersih jadi harus menggunakan acidic conditioner (cleansing agents) dan larutan ferric Chloride

Cleansing agents untuk menghilangkan smear layer dari dentin

Ion Fe³⁺ mengendap akan meningkatkan ionic interaction antara semen dan dentin

Mekanisme Perlekatan

Page 27: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Retensi semen ionomer kaca terhadap jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil).

Gugus karboksil (COOH) multipel membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email.

Page 28: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK.

Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam. SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi (varnish).

Mengapa kavitas harus di jaga kelembapannya?

Page 29: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun, dan juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air.

Page 30: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Reaksi Pengerasan GIC

Page 31: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Semen ionomer kaca mengalami 3 fase reaksi pengerasan :

1. Fase pertama adalah fase pelepasan ion yang diawali reaksi ionisasi radikal karboksil (COOH) yang terdapat dalam rantai asam (asam poliakrilat) menjadi ion COO

(ionkarboksilat) dan ion H+.

Page 32: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

2. Fase kedua adalah fase hidrogel. Fase hidrogel terjadi 5 sampai 10 menit setelah pencampuran dilakukan. Selama fase ini berlangsung, permukaan semen SIK harus dilindungi dari lingkungan yang lembab dan kering, karena ion kalsium yang bereaksi dgn poliasam polianionik mudah larut dalam air.

Page 33: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

3. Fase terakhir adalah gel poliagram, yang terjadi ketika SIK mencapai pengerasan akhir. Matriks yang terbentuk akan menjadi mature ketika ion-ion aluminium, yang pelepasannya dari permukaan kaca lebih lambat, terikat kedalam campuran semen membatu membentuk hidrogel poliagram yang menyebabkan semen menjadi lebih kaku. Fase gel poliagram ini menyebabkan SIK terlihat lebih menyerupai gigi.

Page 34: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Langkah-langkah preparasi Kavitas Dari Black Sebagai Berikut :

1. Outline Form (Garis tepi/Batas)2. Resistance Form (Bentuk resistensi)3. Retention Form (Bentuk retensi)4. Convenience Form5. Removal of Caries (Penyingkiran Jaringan ka

ries)6. Finishing The Enamel Margin (Menghaluskan

 dinding enamel margin)7. Toilet of The Cavity (Membersihkan Kavitas)

Page 35: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Alat yang digunakan

Page 36: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

1. Agate spatleSebagai pencampur/pengaduk bahan tumpat GIC

2. Paper padSebagai alas pencampur bahan GIC

3. Ball applicator

Digunakan untuk memasukkan bahan tumpat kedalam kavitas yang dalam

4. Sonde Mengukur atau menilai apakah bahan telah setting time atau belum.

Page 37: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

4. plastic instrumentDigunakan untuk memasukkan bahan tumpatan ke kavitas yang tidak dalam.

5. Condenser

Bagian yang halus digunakan untuk memadatkan bahan tumpatan SIK dan RK

Page 38: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Jenis retensi pada GIC

Page 39: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Retensi semen ionomer kaca diperoleh dari ikatan fisiokimia yang dimiliki oleh sifat adhesinya

Page 40: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Untuk tumpatan glass ionomer cement oleh karena perlekatannya secara kimia maka hanya bagian gigi yang terkena karies saja yang di ambil.

Kemudian diulas conditioner baru ditumpat. Pada kavitas yang dalam, digunakansistem sandwich atau teknik laminasi dengan cara menumpatkan Glass Ionomer Cement sebagai basis dan diikuti dengan penumpatan komposit atau amalgam.

Page 41: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Prinsip Kerja GIC

Page 42: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

SEBELUM MANIPULASI

Membersihkan kavitas dari kontaminan dengan conditionerdibersihkan, dikeringkan

Pilih tipe GIC Siapkan matrik & wedge Siapkan light cure (bila menggunakan

GIC LC) Isolasi daerah kerja

Page 43: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Gigi diisolasi agar tidak lembab

Permukaan gigi dibersihkan dari plak, debris

Memerlukan surface conditioner untuk membersihkan permukaan dentin (dentin conditioner)

Tujuan DC membantu aksi pembersihan dan

membuang “smear layer”

Proteksi pulpa dengan calcium hydroxide, bila ketebalan dentin < 0,5 mm

Semen harus cepat diaplikasikan, karena working time setelah mixing adalah 2 menit pada temperatur kamar

Page 44: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Perbandingan powder/liquid 1,3 : 1 sampai 1,35 : 1

Pencampuran harus cepat, menggunakan paper pad dan spatel plastik

Mixing time 30 – 60 detik

Encapsulated products dengan mechanical mixer 10 detik

Tahap manipulasi

Page 45: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Working time dapat diperpanjang dengan menggunakan cold glass slab ( 3˚C ) tetapi menyebabkan compressive strength menurun tidak dianjurkan

Semen ini sensitif terhadap kelembaban, maka itu semen yang baru mengeras dilindungi dari kelembaban dengan menggunakan varnish

Setelah mengeras diulas lagi dengan varnish

Page 46: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

VARNISH

Melindungi pulpa dr iritan yg berasal dari semen atau bhan restorasi dan mengurangi penetrasi oral fluid pada restorasi

Page 47: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Setelah dilakukan penumpatan GIC, tumpatan GIC tdk boleh dilakukan tahapan finishing dan polishing secara langsung tetapi gic dilapisi dengan varnish.

Varnish melindungi pulpa dr iritan yg berasal dr semen atau bhn restorasi dan mengurangi penetrasi oral fluid pd restoration-tooth interface ke dalam underlying dentin

Tahap finishing dan polishing.

Page 48: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

GIC belum mengeras sempurna sebelum 24 jam. Dalam tahapan polimerisasi, pengerasan awal GIC sekitar 7-8 menit. Namun GIC masih dalam keadaan lunak, sehingga diperlukan pemberian varnish untuk melapisi GIC dari kontaminasi saliva karena sifat GIC yg mudah larut dan aus.

Setelah 24 jam GIC mengeras sempurna. Dilakukan tahap finishing dan polishing.

Polishing menggunakan abrasive rubber cup, atau finishing disc yang diulasi cocoa butter.Cek daerah batas tepi tumpatan dengan gigi.

Page 49: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Desain preparasi kavitas restorasi GIC

GIC diindikasikan untuk kelas III dan V

Page 50: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Desain Preparasi kelas III

Gambar 4. Preparasi kelas III

Page 51: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Desain kavitas kelas V

Contoh kasus Macam desain kelas v

Page 52: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Mengapa tidak boleh langsung dilakukan finishing dan polishing dlam

1 kali kunjungan?

GIC mengeras sempurna setelah 24 jam, sehingga tidak dilakukan finishing dan polishing pada 1 kali kunjungan, karena GIC masih dalam keaadaan lunak.

Untuk melindungi GIC yang lunak tsb agar tidak terkontaminasi oleh saliva, maka dilakukan perlindungan dengan pemberian Varnish.

Page 53: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN RESTORASI

(Anusavice, 2003)

Page 54: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Faktor Penyebab Kegagalan Restorasi

1. Preparasipermukaan

2. Persiapan bahan

4. Penyelesaian permukaan dari semen yang telah mengeras

3. Penempatan bahan

5. Prosedur pasca-restorasi

Page 55: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Permukaan restorasi ionomer kaca yang kasar dan seperti kapur akibat kurangnya perlindungan terhadap semen selama proses pemata-ngannya.

Kegagalan Restorasi

Page 56: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Restorasi ionomer kaca yang sudah berusia enam tahun (tanda panah). Perawatan konservatif dan estetik untuk lesi erosi.

Keberhasilan Restorasi

Page 57: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan restorasi GIC

Page 58: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Teknik isolasi yang baik Perbandingan powder dan liquid yang benar Design kavitas yang sesuai Teknik manipulasi yang sesuai Proses polishing Teknik finishing

Page 59: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Daftar Pustaka

Anusavice, J. Kenneth. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Ed: 10. Jakarta:EGC.

Page 60: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Faktor penyebab diskolorasi pada tumpatan GIC :Diskolorisasi pada tumpatan GIC biasanya

disebabkan oleh kebocoran mikro. Kebocoran mikro biasanya terjadi akibat retensi dari bahan restorasi GIC kurang kuat. Sehingga, cairan yang berada dirongga mulut ( minuman bersoda, alkohol, sirup) akan meresap melalui tepi tumpatan GIC.

Page 61: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Faktor penyebab kebocoran mikro:1. Kontraksi selama proses setting2. Ekspansi dan kontraksi karena adanya

kontak dengan air3. Ekspansi dan kontraksi karena perubahan

temperatur

Page 62: Presentasi Klompok 1 Issue 4 Drg.annisa Ramadhani

Gambar kebocoran mikro yg menyebabkan diskolorasi