Presentasi Kasus Depresi Sedang Dengan Gejala Somatik EDIT 2 (Dr. M. Wirawan a)
PRESENTASI KASUS sedang
-
Upload
oggyfrayoga -
Category
Documents
-
view
220 -
download
3
description
Transcript of PRESENTASI KASUS sedang
PRESENTASI KASUS ANESTESI
SUPERVISIOR
dr. H. Nano Sukarno, Sp. AN
dr. Teguh Santoso Effendi, Sp. AN-KIC,.M,Kes
dr. Andika Chandra Putri, Sp. AN
Disusun Oleh :
Saeful Ambari
Amy Hestiani
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.Fina
Usia : 16 tahun
Berat Badan : 60 kg
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Babakan Siliwangi No.61 Cilolohan Kota
Tasikmalaya
Tanggal Masuk RS : 13 Maret 2014
No. CM : 14892034
PERSIAPAN PRE OPERASI
1. Anamnesa
- A (Alergy) : Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, alergi
makanan
- M (Medication) : Tidak sedang menjalani pengobatan penyakit
tertentu.
- P (Past Medical History) : Riwayat DM (-), Hipertensi (-), Sakit
yang sama dan riwayat operasi (-).
- L (Last Meal) : Pasien terakhir makan 11 jam yang lalu.
- E (Elicit History) : Pasien datang ke poli bedah RSUD
Tasikmalaya dengan keluhan perut membesar dan nyeri perut
bagian bawah sejak 2 bulan yang lalu, perut semakin lama semakin
membesar disertai sesak. Pasien tidak demam.
- Pemeriksaan Fisik
Tidak dilakukan pemeriksaan preoperasi
2. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
Hematologi
- Hb : 11,9 g/dl
- Ht : 34 %
- Jumlah Leukosit : 9.000 /mm3
- Jumlah Trombosit : 375.000 /mm3
Glukosa Sewaktu : 80 g/dl
Faal Ginjal
- Ureum : 21
- Kreatinin : 0,70
Faal hati / jantung
- SGOT : 25
- SGPT : 25
Elektrolit
- Na : 144 Meq
- K : 3,5
- Ca : 1,03
B. Foto thorak
- Normal
3. Diagnosa Klinis
Kista Ovarium
4. Kesimpulan
Kista Ovarium dengan Status ASA I
II. LAPORAN ANESTESI (DURANTE OPERATIF)
- Diagnosa pra Bedah : Kista Ovarium
- Jenis Pembedahan : Laparotomi
- Jenis anestesi : Spinal Blok
- Premedikasi : Ondansetron 4 mg
- Medikasi Induksi : Bupivakain 3 cc ( 15 mg )
- Gas anestesi : -
- Maintenance : O2 3 L/ menit
- Respirasi : Spontan
- Posisi : Supine
- Cairan Perioperatif :
Maintenance = 4 : 2 :1
Kebutuhan Basal = 10 x 4 = 40
= 10 x 2 = 20
= 40 x 1 = 40
Total = 100 cc/ jam
Defisit Cairan Puasa = Puasa 11 jam x maintenance cairan
= 11 x 100 cc/jam
= 1.100 cc
Insensible Water Loss= Jenis Operasi x Berat Badan
= 6 x 60 kg
= 360 cc
Kebutuhan Cairan Jam Pertama
= (½ x puasa) + IWL + maintenance
= (½ x 1100) + 360 + 100
= 1.010 cc
Kebutuhan cairan jam kedua
= (¼ x puasa) + IWL + maintenance
= (¼ x 1100) + 360 + 100
= 735 cc
Kebutuhan cairan jam ketiga
= (¼ x puasa) + IWL + maintenance
= (¼ x 1100) + 360 + 100
= 735 cc
Perdarahan = Suction + Kasa (kecil+besar)
= 50 + (20 x 10) + (3x100)
= 550 cc
EBV = BB x Konstanta wanita dewasa
= 60 x 65
= 3900 cc
EBL = ΔHT x 3% x EBV
= ( Ht target-Ht awal) x 3% x EBV
= (36 – 35) x 3% x 3900
= 117 cc
Tindakan Anestesi Regional ( Spinal Anestesi )
- Pasien di posisikan pada posisi supine
- Memastikan kondisi pasien stabil dengan vital sign dalam batas normal
- Obat Ondansetron 4 mg secara iv diinjeksikan untuk tujuan premedikasi.
- Pasien didudukan, kepala nunduk
- Melakukan suntikan di daerah antara Lumbal 2-3
- Setelah keluar cairan bening seperti minyak ( LCS ) lakukan aspirasi
kemudian injeksikan obat bupivakain 3 cc secara perlahan-lahan , setelah
tertinggal 1 cc lakukan barbotage
- Pasien diposisikan supine kembali
- Monitor tanda-tanda vital pasien, saturasi oksigen, tanda-tanda komplikasi.
- Cek tanda vital sign setiap 15 menit
Time Rate TD
11.00 104 132/63
11.15 107 130/80
11.30 112 130/87
11.45 107 127/82
12.00 104 117/66
12.15 113 106/56
12.30 108 107/58
- Bila nadi < 50x/menit berikan Sulfas Atropin 0,60 mg iv
- Jika TD systole < 20 % TD awal diberikan Efedrin 15 mg iv
- Pindah ruangan jika alderate score > 8
III. POST OPERASI
Infus : Asering + ketorolak 60 mg + tramadol 100 mg 20 gtt/menit
Bila mual berikan ondansentron 4 mg
Bila muntah, kepala dimiringkan, berbaring head up.
Boleh makan dan minum setelah OP
Pasien terlentang, jangan bangun/duduk selama 24 jam post op
IV. FOLLOW UP 7 JAM PASCA OPERASI
Pasien dievaluasi di ruang rawat inap, lihat perkembangan setelah operasi.
Pasien dipasang infuse Asering kemudian dilakukan pemeriksaan fisik.
V. PEMBAHASAN
A. Pre-Operatif
1. Anamnesa : perut membesar disetai nyeri perut dan sesak
2. Pemeriksaan fisik : tidak dilakukan
3. Pemerisaan penunjang :
a. Laboratorium
- Hb,ht, leukosit, trombosit : normal
- Faal ginjal, Faal hati/jantubg : normal
- Rontgen : normal
4. Anestesi : ternilai ASA I
- Rencana anestesi : Spinal Anestesi
- Premedikasi : Ondansetron 4 mg
- Ondansetron diberikan untuk mencegah mual.
B. Durante Operatif
- Teknik anestesi : Kanul Nasal
- Obat anestesi : Bupivakain 3 cc (15 mg)
- Gas maintenance : O2 2 liter/menit
- Kebutuhan cairan : 1 jam pertama : 1.010 cc
Bupivacaine adalah obat anestesi lokal jenis amida yang memiliki
masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti halnya anestesi lokal
lainnya, bupivacaine akan menyebabkan blokade yang bersifat reversibel pada
perambatan impuls sepanjang serabut saraf, dengan cara mencegah pergerakan
ion-ion natrium melalui membran sel, ke dalam sel. Efek blokade motorik
pada otot perut menjadian obat ini sesuai untuk digunakan pada operasi-
operasi perut yang berlangsung sekitar 45 - 60 menit. Lama blokade motorik
ini tidak melebih durasi analgesiknya.
Larutan Bupivacaine hiperbarik yang digunakan pada anestesi spinal,
pada saat awal penyebarannya di ruang sub-arachnoid, sangat dipengaruhi
oleh gravitasi. Selain itu, penyebarannya lebih mudah ke arah cephalad
dibanding larutan isobarik, bahkan pada posisi horisontal sekalipun.
Pada larutan isobarik, tanpa penambahan dextrose, akan menghasilkan
blok yang lebih rendah, tapi berdurasi lebih lama, dibanding larutan
hiperbarik.Sedangkan pada larutan hiperbarik, oleh karena distribusi pada
intrathekal lebih luas dan konsentrasi rata-ratanya yang lebih rendah, maka
durasi kerjanya pun cenderung lebih pendek.
Pada umumnya, hampir semua efek samping yang terjadi pada anestesi
spinal, berhubungan dengan efek blokade pada saraf itu sendiri, bukan karena
efek obatnya, antara lain: hipotensi, bradikardi, sakit kepala setelah punksi
dural. Total blok spinal yang akan menyebabkan terjadinya depresi
kardiovaskuler, yang disebabkan blok pada sistem saraf simpatetis yang luas,
dengan akibat hipotensi, bradikardi, bahkan henti jantung; dan depresi
pernapasan yang disebabkan blokade otot-otot pernapasan, termasuk otot
diafragma. Cedera neurologis, meskipun sangat jarang, seperti parastesi,
anestesi.
Pemeriksaan Fisik Tanggal 13 November 2013 (7 jam post-operasi)
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : GCS E4M6V5
3. Vital Sign : Tekanan darah: 110/60 mmHg
Nadi : 95x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 37,1◦C
4. Kepala
Kepala : Normocephal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), skelara ikterik (-/-), pupil isokor,
reflex cahaya (+/+)
Telinga : Normal. Tidak terdapat secret. Membrane timpani intak.
Hidung : Normal.
Mulut dan gigi : Normal. Mukosa basah.
Leher : Normal. KGB tidak membesar.
5. Thorax
Bentuk gerak simetris..
Pulmo : VBS kanan = kiri.
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi jantung S1 S2 murni regular.
6. Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, lembek, terdapat luka bekas operasi yang
tertutup kasa.
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tymphani
7. Ekstermitas
Superior :Edema (-/-) Akral hangat (+/+)
Inferior : Edema (-/-) Akral hangat (+/+)