Presentasi Kasus Psoriasis

14
PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Radiologi di Badan Rumah Sakit Daerah Wonosobo Diajukan Kepada : dr. Aris Budiarso, Sp.KK Disusun Oleh : Yulianti S Arey 20090310141 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN ILMU RADIOLOGI RUMAH SAKIT DAERAH WONOSOBO 2015

description

psoariasis

Transcript of Presentasi Kasus Psoriasis

PRESENTASI KASUS

PSORIASIS VULGARIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Radiologi di Badan Rumah Sakit Daerah Wonosobo

Diajukan Kepada :dr. Aris Budiarso, Sp.KKDisusun Oleh :Yulianti S Arey20090310141FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN ILMU RADIOLOGI RUMAH SAKIT DAERAH WONOSOBO

2015

1

9

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui Presentasi Kasus dengan judul :PSORIASIS VULGARIS

Tanggal : 17 Januari 2015Tempat : RSUD Setjonegoro Wonosobo

Oleh :

YuliantiS.Arey20090310141

Disahkan oleh :Dokter Pembimbing

dr. Aris Budiarso, Sp.KKKATA PENGANTARAssalamualaikum Wr.WbAlhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam presentasi kasus untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian akhir program pendidikan profesi di bagian Ilmu Kulit dan Kelamin dengan judul :PSORIASIS VULGARISPenulisan presentasi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:1. dr. Aris Budiarso selaku dokter pembimbing dan dokter spesialis RadiologiRSUD Wonosobo.2. Perawat dan seluruh staff bagian Kulit dan Kelamin dan seluruh perawat bangsal RSUD Wonosobo3. Teman-teman koass serta tenaga kesehatan RSUD Wonosobo yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini.Dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan datang. Semoga dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Wassalamualaikum Wr.WbWonosobo, 19 Desember 2014

Yulianti S Arey2

iii

DAFTAR ISIBAB I2LAPORAN KASUS2IDENTITAS PASIEN2ANAMNESA2A.PEMERIKSAAN FISIK3B.STATUS DERMATOLOGI3C.DIAGNOSA BANDING3D.DIAGNOSA KERJA3E.RENCANA TINDAKAN3BAB II5PEMBAHASAN5BAB III6KESIMPULAN6BAB IV7DAFTAR PUSTAKA7

BAB ILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIENNama Lengkap: Tn NJenis Kelamin: laki-lakiUsia: 58 tahun Alamat: Maron 3/5 GarungTanggal Pemeriksaan: 12 Januari 2015B. ANAMNESA

Keluhan Utama: Timbul bercak-bercak pada seluruh badan disertai rasa gatalRiwayat Penyakit Sekarang:1 tahun ini pasien mengeluh muncul bercak-bercak kemerahan yang menebal pada seluruh badan, terutama pada punggung, kepala, dan perut, selain itu pasien juga mengeluh badan terasa gatal dan panas. Keluhan pertama kali muncul pada punggung, kemudian menjalar ke kepala perut, tangan dan kaki. Keluhan yang muncul berupa bercak merah kecoklatan yang menebal, dan terdapat selaput putih seperti sisik diatasnya yang apabila terkelupas akan meninggalkan bekas kemerahan. Pasien mengatakan keluhan dirasa bertambah saat udara dingin, dan berkurang ketika di pencet atau digaruk. Keluhan demam, sakit kepala, mual, muntah disangkal oleh pasien. Selama 1 tahun in pasien sudah rutin berobat ke puskesmas, pasien diberi obat minum dan obat salep, tetapi tidak ada perbaikan.

Riwayat Penyakit Dahulu:Sejak satu tahun yang lalu pasien mengalami gejala serupa dan rutin berobat ke puskesmas. Pasien mengaku tidak ada riwayat penyakit asma,alergi, DM, penyakit jantung, penyakit ginjal, atau penyakit lainnya.

Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien atau penyakit lainnya.

Riwayat Sosial Ekonomi:Pasien adalah seorang petani, pasien tinggal di rumah bersama istri dan tiga orang anak. Pasien mandi tiga kali sehari, makan dan minum cukup. Olahraga kurang, lingkungan rumah bersih. C. PEMERIKSAAN FISIKStatus generalisKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos mentisVital sign: Tekanan darah: 120/80 Nadi: 80x/menit, reguler, isi, tegangan cukup Respirasi: 16x/menit Suhu: Afebris D. STATUS DERMATOLOGIPada daerah punggung, kepala, dan perut, terdapat plak eritem bentuk tidak beraturan, ukuran bervariasi, batas tegas, tepi ireguler. Jumlah multiple, susunan berkonfluens. Terdistribusi regional terutama pada punggung, kepala dan perut. Di atas plak terdapat skuama tebal berwarna putih dengan ukuran mengikuti ukuran plak, batas tegas tepi ireguler. Pada beberapa tempat seperti perut, tangan, dan kaki terdapat makula hiperpigmentasi ukuran 2-3cm bentuk tidak beraturan, batas tegas, tepi ireguler. Jumlah multipel, susunan tersebar, terdistribusi regional. E. DIAGNOSA BANDINGPsoriasis VulgarisDermatitis seboroik Ptiriasis roseaF. DIAGNOSA KERJAPsoriasis vulgarisG. RENCANA TINDAKANPengobatan topikal: Asam salisil 3 % Asam benzoic 6 % Oleum cadini 9 %Pengobatan sistemik: Kortikosteroid (prednison) 30 mg/hari Metotrekstat 3x 2,5 mg Anti histamin (cetirizin 1x1 tab)

BAB IIPEMBAHASAN

Diagnosis pada pasien adalah psoriasis vulgaris yang ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis di dapatkan data bahwa keluhan bercak-bercak kemerahan dan rasa gatal muncul sejak 1 tahun ini, Keluhan pertama kali muncul pada punggung, kemudian menjalar ke kepala perut, tangan dan kaki. Keluhan yang muncul berupa bercak merah kecoklatan yang menebal, dan terdapat selaput putih seperti sisik diatasnya yang apabila terkelupas akan meninggalkan bekas kemerahan, keluhan bertambah saat udara dingin, dan berkurang ketika di pencet atau digaruk. Selama 1 tahun in pasien sudah rutin berobat ke puskesmas, pasien diberi obat minum dan obat salep, tetapi tidak ada perbaikan. Pada pemeriksaan fisik daerah punggung, kepala, dada, perut tampak plak eritem dengan ukuran bervariasi, bentuk tak beraturan, batas tegas , tepi ireguler, jumlah multipel, susunan berkonfluens, terdistribusi regional pada punggung, dan bagian perut. Di atas plak terdapat skuama putih tebal dengan ukuran sesuai ukuran plak, batas tidak tegas, jumlah mutipel, terdistribusi regional. Pada beberapa tempat terdapat makula hiperpigmentasi dengan ukuran 2-3cm bentuk bulat, batas tegas, tepi ireguler, jumlah multipel, dan terdistribusi regional.Sesuai dengan definisinya, psoriasis merupakan penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif ditandai dengan adanya bercak-bercak eritem berbatas tegas dengan skuam yang kasar, berlapis-lapis, dan transparan. Pada umumnya pasien psoriasis tidak mengeluh gatal kecuali pada pasien dengan stadium lanjut, selain gatal pasien juga merasa kaku, atau merasa nyeri apabila bergerak. Gejala awal biasanya berupa papul dan plak eritem yang timbul tiba-tiba. Tempat predileksi psoriasis adalah kulit kepala, ekstremitas bagian ekstensor terutama lutut dan siku, sekitar pusar, telinga, celah bokong, genitalia, dan kuku. Lesi psoriasis menunjukan gambaran beraneka ragam dapat berupa arsiner, sirsiner, polisiklik, atau geografis. Plak ini berbatas tegas dan diatasnya didapati skuama putih transparan seperti mika, tebal, kering, kasar, dan berlapis-lapis. Etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui, namun diduga berhubungan dengan proses autoimun. Faktor resiko terjadi psoriasis adalah faktor herediter, psikis, infeksi lokal, penyakit metabolik, gangguan pencernaan, dan cuaca. Faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau menyebabkan psoriasis bertambah hebat adalah trauma, infeksi, obat-obatan, sinar ultraviolet, dan kehamilan. Pada psoriasis terdapat beberapa fenomena, yaitu fenomena tetesan lilin, tanda auspitz, dan fenomena kobner (isomorfik). Fenomena tetesan lilin adalah sebuah garis putih kabur yang timbul jika skuama digores dengan benda tajam (seperti lilin yang digores). Jika skuama dikerok lapis demi lapis, pada lapisan terbawah dapat tampak kulit berwarna merah dan terlihat bintik-bintik perdarah yang merata. Tanda itu disebut tanda auspitz, trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan, dapat menyebabkan timbulnya fenomena kobner, yaitu timbulnya lesi baru yang bersifat sama dengan lesi yang sudah ada. Diagnosis psoriasis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan didukung dengan gamabaran histopatologi. psoriasis menunjukkan gambaran histopatologik yang khas berupa akantosis disertai pemanjangan pembesaran papila dermis, hiperkeratosis dan parakeratosis, penipisan sampai hilangya stratum granulosum, peningkatan mitosis pada stratum basalis, edema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit, dan adanya mikro abses atau munro yang merupakan kumpulan kecil dari sel-sel neutrofil pada stratum korneum. Penatalaksanaan psoriasis meliputi pengobatan topikal dan sistemik. Terapi topikal yang diberikan pada pasien ini adalah asam salisil 3%, asam benzoic 6%, ol cadini 9% dan vas album ad qs, selain itu juga pasien diberikan metotreksat dan anti histamin untuk mengurangi keluhan gatal. Terapi topikal yang digunakan pada psoriasis adalah: Emolien Preparat ter Antralin/ dithranol/cignolin Kortikosteroid topikal Krim calcipotriol/Daivonex/DovonexTerapi sistemik meliputi: Kortikosteroid (prednison) 40-60 mg Metotreksat (MTX) Retinoid 0,5-1 mg/kgBB Siklosporin 2-5 mg/kgBB

BAB IIIKESIMPULAN

Pasien laki-laki berusia 58 tahun dengan diagnosis psoriasis vulgaris. Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dengan adanya keluhan gatal dan bercak kemerahn pada bada, dan ditemukan adanya plak eritem dengan skuama tebal berlapis-lapis, berwarna putih transparan diatasnya, selain itu, ditemukan juga makula hiperpigmentasi di beberapa tempat. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi topikal salep yang berisi as.salisilat, as benzoic, dan ol cadini. Terapi sistemik diberikan metotreksat 3x2,5 mg dalam seminggu dengan interval 12 jam dan antihistamin 1x 1tab per hari.

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. (1999). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Graham, B. Brown. Bruns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga

3. Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates

4. Soedarmadi. (1990). Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

11