prescase fin.doc
-
Upload
firellylia -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of prescase fin.doc
Pembimbing:
Dr.Rusdi Efendi Sp.KJ
Disusun Oleh:
∞RA ERMITA PUTRI ASTRIANI∞
∞YESSI YESTIANI∞
∞TIRTA APRIYANDI∞
KEPANITERAAN KLINIK
RS JIWA ISLAM BUNGA RAMPAI
KLENDER
2009
الرحيمم الرحمن الله بس
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.R
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 16 Mei 1977
Usia : 32tahun
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jakarta selatan
Hobby : jalan-jalan dan belanja
Tanggal masuk RSIJK: 21 November 2009
Riwayat Perawatan :
a. Rawat jalan : Tahun 2005 dirawat yayasan Grogol Tidak teratur.
b. Rawat Inap : Tahun 2006 dirawat di RSCM
Tahun 2009 dirawat di RSJIK selama 3 minggu dari
tanggal 21-11-2009 sampai dengan 12-12-2009
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan
Alloanamnesis tanggal 10 December 2009.
Autoanamnesis tanggal 1,3 December 2009
A. Keluhan Utama
Pasien mengaku marah-marah kepada ibunya dan terlibat adu mulut, setelah itu dia
menendang kompor pada pagi hari SMRS.
Keluhan Tambahan:
Mendengar suara-suara berupa percakapan, suruhan dan suara gitar
Memecahkan barang
1
Sulit tidur
Merasa tidak tenang
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Datang ke RSIJ Klender diantar oleh keluarganya, dengan keluhan bahwa
pasien hampir membakar rumah karena pasien terlibat adu mulut dengan ibunya,
pasien menjadi kesal dan menendang kompor minyak tanah yang sedang dipakai
memasak oleh ibunya pada waktu setelah sholat subuh.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tahun 2005
Dua tahun yang lalu(2003), Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas yang
mengakibatkan kakinya patah, pasien dibawa ke tukang urut di daerah cimande,
setelah menyembuh pasien merasa ada yang salah dengan kakinya karena tempurung
kakinya jadi ada 2, pasien merasa ingin dibetulkan lagi, karena itu pasien sering
minder dan mengurung diri di rumah. pada saat itu juga pasien sering berpindah-
pindah pekerjaan karena sering merasa tidak betah, sering pula marah-marah akibat
pasien ditegur oleh atasannya di kantor, akibat sering terlambat, pasien
dipindahtugaskan dari satpam di kalibata mall ke mall yang jaraknya jauh dan
ditempuh dengan 3x naik metromini. Dari ayah pasien, pasien sering merasa kesal dan
mengeluh kepada ayahnya, bahwa nasibnya kurang beruntung dibanding kakak dan
adiknya. Seringkali pulang kerja marah-marah dan membanting barang. Puncaknya,
menurut kakak ipar pasien, pasien marah-marah, memecahkan kaca-kaca dirumah,dan
membakar baju dan uang pasien, dan mengancam membakar rumah. lalu pasien
dibawa ke yayasan Grogol dan dirawat selama ±2 minggu.
Setelah itu pada tahun 2006, pasien kembali merasa gelisah sekitar seminggu
sebelum masuk RS, bicara sendiri, memukul orang pada saat sebelum masuk rumah
sakit. Setelah itu pasien dirawat di RSCM. Pasien pulang dilengkapi dengan obat-
obatan
Pada tahun 2009 psien merasa gelisah sejak seminggu SMRS, bicara sendiri,
membakar baju dan uangnya, memecahkan barang-barang. Pada pagi hari(subuh)
sebelum masuk rumah sakit pasien terlibat adu mulut dengan ibunya dan pasien
menendang kompor minyak tanah yang sedang dipakai ibunya memasak sehingga
2
dapur rumah pasien hamper kebakaran. Pasien diantar oleh keluarganya ke RSJIK
pada tanggal 21-11-2009
D. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah menggunakan obat-obat terlarang dan merokok.
E. Riwayat Penyakit Medik
Tidak ada keluhan. Pasien tidak pernah menderita sakit berat sampai dirawat di
Rumah Sakit. Tidak memiliki riwayat trauma kepala.
F. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
1. Masa Prenatal
Menurut pengakuan kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat, tidak pernah
mengalami penyakit atau hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Pasien
dilahirkan cukup bulan, spontan dengan persalinan normal tanpa trauma jalan lahir.
Kelahiran pasien dikehendaki orangtuanya. Tidak ada penggunaan obat atau zat-zat
saat hamil.
2 Masa Kanak-kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orangtuanya dan diberi ASI, pasien tidak pernah mengalami
kejang dan trauma kepala. Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan,
dan tidak ada gangguan pola tidur. Pasien tumbuh normal seperti anak seusianya
(belajar berdiri, berjalan, berbicara dan mengontrol BAB dan BAK), pasien aktif
berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, lebih suka bermain dengan
teman sebayanya atau saudar-saudaranya. Tidak ada gangguan perilaku seperi
sering ketakutan, maupun mimpi-mimpi buruk.
3 Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tumbuh seperti anak sesuai usianya. Sehari-hari pasien bersifat terbuka dan
gampang bergaul, pasien memiliki banyak teman tetapi hanya beberapa sahabat
dekat karena pasien merasa teman-temannya ada maunya. Pasien mendapat
pendidikan agama dari sekolah dan orang tuanya.
4. Masa pubertas dan Masa remaja Hubungan sosial
Menurut kakaknya,hubungan sosialnya cukup baik senang bermain dengan
anak-anak lain sekitar rumahnya, terutama bermain layangan / gundu.
3
Tetapi seringkali menuduh teman memiliki niat jahat terhadap dirinya
(temannya ingin mencuri gundu miliknya, padahal tidak),
Riwayat pendidikan formal
Pasien tidak pernah tinggal kelas, pasien anak dengan kemampuan rata-
rata. Tidak mempunyai kesulitan belajar. Pasien tidak pernah dihukum,
pasien mematuhi peraturan disekolahnya.
● Riwayat Psikoseksual
Menurut pasien, ia mulai menyukai lawan jenis sejak duduk dibangku
kelas 2 STM dan pernah dua kali pacaran. Satu pacar yang serius pernah
dicari orang tua pasien sampai ke cirebon. Pasien juga tidak pernah
diajarkan pendidikan seks oleh orangtuanya karena masih dianggap tabu,
sehingga pasien mengetahui dengan sendirinya.
Riwayat perkembangan motorik dan kognitif
Dalam perkembangan fisik, pasien sesuai dengan usianya, dan dalam
perkembangan kognitif normal.
Masalah emosi dan fisik
Pasien tidak pernah terlibat masalah kenakalan remaja, menurut kakaknya
pasien bersifat terbuka
5. Masa Dewasa Riwayat pekerjaan
Setelah lulus STM pasien tidak melanjutkan kuliah.pasien adalah anak
yang penurut terhadap orang tuanya. Dia pernah bekerja pada bengkel,
membuka warung kaki lima, ikut membantu orangtua mengurus
kontrakan, menjadi satpam di mall, sampai yang terakhir, pasien menjadi
pegawai perusahaan PT.LX yang menjual alat penyaring air door to door.
Pada semua pekerjaannya pasien sering merasa tidak betah. Sehingga
sering berganti-ganti pekerjaan, juga setiap ada masalah pada
pekerjaannya, pasien akan marah-marah di rumahnya.
Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah,
● Masalah Seksual
Pasien mengaku tidak pernah mengalami masalah secara seksual dan tidak
pernah mengalami pelecehan seksual.
4
6. Riwayat Keluarga
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Pasien adalah anak ke tujuh dari 10 bersaudara(12, pengakuan ayah pasien, tetapi 2
orang keguguran pada trimester 2 dan 3). Ayah pasien bekerja sebagai Karyawan
pabrik Radio PT.NG. ibu pasien adalah ibu rumah tangga, pasien punya 4 kakak
perempuan dan 2 kakak laki-laki, dan 2 adik perempuan dan satu adik laki-laki.
Semuanya sudah menikah kecuali adik perempuan bungsu. Pendidikannya berkisar
antara SMA/STM- dan beberapa orang yang D3.kakak pasien sudah menikah dan
memiliki pekerjaan tetap. Ada beberapa orang saudara kandung pasien sudah pergi
naik haji, Hubungan pasien dengan saudara dan ayah ibunya baik. Hanya pasien
kadang merasa kurang beruntung dibandingkan saudara-saudara yang lainnya. Orang
tua pasien mendidik anaknya cukup demokrasi, tidak memaksakan kehendak orang
tua. Pengobatan dengan pasien selama ini didukung oleh ayah dan ibu dari hasil
kontrakan. Pasien belum menikah.. Dalam keluarga inti maupun famili dari pihak
bapak maupun ibu tidak ada yang menderita penyakit kejiwaan.
7. Keadaan sosial sekarang
Pasien tidak bekerja.
8. Mimpi khayalan dan sistem penilaian.
5
- Mimpi : Tidak ada
- Khayalan : Tidak ada
- Sistem penilaian : Penilaian tentang baik dan buruk cukup baik.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan.
Seorang pria, usia 32 tahun tampak sesuai dengan usianya, berkulit sawo
matang, berat ± 70 kg dan tinggi 175cm, jalan sedikit pincang, wajah terlihat
lesu, kuku tangan dan kaki rapi terpotong pendek, tidak kotor, rambut lurus
berwarna hitam dipotong pendek 0.5 cm, tampak sehat, pada saat wawancara
kontak mata baik,kadang menatap tajam, kadang melirik ke seluruh ruangan
berpakaian kaus lengan pendek dengan celana panjang, menggunakan alas
kaki.
1. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Gaya berjalan sedikit pincang, wawancara pasien duduk tenang, tidak berjalan
kesana kemari, berperilaku baik, pasien tidak menunduk saat
diwawancara.mata pasien sesekali melihat ke sekitarnya
2. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, pelan, sopan dan teratur.
Volume : Kecil
Irama : pelan teratur
Kelancaran : Tidak gagap, bicara spontan.
Kecepatan : Sedang
3..Sikap Terhadap Pemeriksa.
Saat wawancara pasien kooperatif, menjawab semua pertanyaan, pandangan
pasien saat wawancara menatap pemeriksa sesekali memandang ke sekitarnya.
B. Afek dan ekspresi afektif ( 3 Desember 2009 )
1. Afek : hipotim
2. Ekspresi Afektif : terbatas
3. Keserasian : Sesuai
6
4. Dapat kita raba atau rasakan : Tidak
C. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
Auditorik : Ada (suara-suara orang yang membicarakan
kejelekannya, gitar, suruhan dll)
Visual : Ada (melihat bayangan di rumah kakaknya, sehingga
dia lari, tapi bayangan itu tidak mengikutinya)
Olfaktorius : Tidak ada
Gustatoris : Tidak ada
Taktil : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Proses pikir
1. Arus Pikiran
a. Produktifitas : Miskin ide
b. Kontinuitas : Relevan dan teratur
Blocking : Tidak ada
Asosiasi longgar : Tidak ada
Inkoheren : Tidak ada
Word salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Flight of ideas : Tidak ada
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : pasien merasa sering dimanfaatkan hasil
kerjanya oleh bos untuk menjatuhkan
rekanannya yang lain.
b. Gangguan pikiran
7
Waham : Tidak ada
Idea of reference : : Tidak ada
Pikiran abstrak : Tidak ada
Thought broadcasting : Tidak ada
Thought withdrawl : Tidak ada
Thought insertion : Tidak ada
E. Fungsi kognitif dan penginderaan
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Orientasi
i. Waktu : Baik, pasien dapat mengingat tanggal
dan waktu masuk RSIJ Klender; pasien mengetahui
hari
dan tanggal pada saat wawancara
ii. Tempat : Baik, pasien tahu bahwa dia berada di RSIJ
Klender
iii. Personal : Baik, pasien mengetahui pewawancara adalah
Dokter muda, pasien juga mengenl teman – temannya
dan mengetahui para perawat di ruang perawatan.
3. Daya konsentrasi : Baik
4. Daya ingat
i. Jangka panjang :Baik, pasien dapat menceritakan dimana pasien
bekerja lima bulan yang lalu
ii. Jangka pendek :Baik, pasien dapat mengulang tiga kata yag
disebutkan dokter muda.
iii. Segera :Baik, pasien dapat mengingat nama dokter
muda yang mewawancarainya
5. Intelegensi dan pengetahuan umum : baik
F. Daya nilai
Penilaian sosial : Kurang baik
Uji daya nilai : Kurang baik
G. Tilikan
8
Derajat V : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan atau
penyesuaian sosial adalah disebabkan oeh perasaan irrasional atau
gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan
pengetahuan tersebut untuk pengalaman dimasa depan
H. Taraf dapat dipercaya
Secara keseluruhan dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 80 x / menit
Suhu : Afebris
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Pernapasan : 20 x / menit
B. Status neurologis
a. Saraf kepala
Gejala rangsang meningeal : Tidak ada
Mata
- Gerakan : Baik, kesegala arah
- Persepsi : Baik
- Bentuk pupil : Bulat, isokor
- Rangsang Cahaya : +/+
b. Motorik
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Koordinasi : Baik
Kekuatan : Baik
c. Sensibilitas : Baik
C. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Iktisar penemuan bermakna
a. Kesadaran neurologis : Compos mentis
9
b. Kesadaran psikologis : RTA terganggu (ganguan emosi dan
perilaku yang mengancam jiwa)
c. Mood / afektif : Hipotim
d. Ekspresi afektif : Terbatas
e. Empati : Tidak dapat dirasakan
f. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik dan visual
g. Gangguan isi pikir : tidak ada gangguan isi pikir
h. Proses pikir : ide miskin
i. Data nilai realitas : Terganggu
j. Tilikan : Derajat V
k. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Schizoprenia Paranoid
Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid
Aksis III : tidak ditemukan kelainan organobiologik
Aksis IV : pekerjaan yang sering berganti karena merasa dirinya
dimanfaatkan untuk hal-hal tidak baik.
Kondisi tubuhnya yang menurutnya cacat.
Aksis V :GAF= 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Fungsi pekerjaan:Pasien masih dapat melakukan pekerjaannya sendiri dengan
baik.
Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien kurang bergaul dengan lingkungan
karena merasa rendah diri(cacat)
Fungsi merawat diri: Pasien masih mampu untuk mengurus diri sendiri(kuku
bersih, rambut rapih, gigi terawat)
X. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
1. Faktor yang memperingan :
10
a.Ada keinginan dari pasien untuk Sembuh
b. Keluarga masih memperhatikan dan mendukung pasien untuk sembuh
c. Faktor sosial ekonomi cukup
2. Faktor yang memperberat :
Pasien terkadang harus dipaksa keluarga untuk minum obat
XI. RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi
- Chlorpromazin 1 x 100 mg
- Haloperidol 3 x 5 mg
- Trihexiphenidil 1 x 2 mg
2. Psikoterapi
Suportif
Memotivasi pasien untuk bekerja di rumah dengan cara membuka kembali warung
kelontongnya.
Kognitif
1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.
2. Menerangkan tentang gejala penyakit yang timbul akibat cara berfikir,
perasaan dan sikap tehadap masalah yang dihadapi.
3. Membantu pasien mengenali suara – suara dan penglihatan yang timbul dan
menjelaskan bahwa sebenarnya suara – suara dan penglihatan tersebut tidak
ada
3. Terapi religius
Mengajarkan pasien berdzikir ketika ada suara – suara; mengajarkan pasien
untuk menutup telinga dan membaca istigfar ketika mendengar suara – suara.
4. Terapi sosial
1. Menganjurkan pasien untuk kembali bermain bola bersama teman – temannya.
2.menganjurkan pasien tidak usah terlalu merisaukan masalah kaki pasien dan
Meyakinkan pasien tidak cacat.
5. Terapi keluarga
1. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien, penyebabnya,
faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana terapi.
11
2. Memotivasi keluarga untuk selalu memperlakukan pasien sebagai teman dan
tidak menjauhi pasien.
3. Memotivasi keluarga untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan
perasaan dan pemikirannya.
4. Menjelaskan tanda-tanda kekambuhan penyakit pasien dan menjelaskan apa
yang harus dilakukan ketika pasien kambuh
12