Preplening Menggosok Gigi

22
Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember 2015 PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI YANG BENAR PADA ANAK AUTIS DI SLB B TPA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Praktik Belajar Lapangan Perawatan Pasien dengan Kebutuhan Khusus Oleh: Hidayatus Sholeha 122310101002

description

gosok gigi

Transcript of Preplening Menggosok Gigi

Page 1: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI YANG BENAR PADA ANAK AUTIS

DI SLB B TPA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Praktik Belajar Lapangan Perawatan Pasien dengan Kebutuhan Khusus

Oleh:Hidayatus Sholeha

122310101002

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANJl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Page 2: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang

berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak mampu berkomunikasi maupun mengekspresikan keinginannya, sehingga mengakibatkan terganggunya perilaku dan hubungan dengan orang lain. Masalah pada anak berkebutuhan khusus yang sering timbul yaitu masalah dalam ketergantungan dalam merawat diri. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), jumlah orang yang masih dalam ketergantungan terhadap orang lain mencapai 4–5% dari seluruh populasi dunia (WHO, 2002). Ketergantungan perawatan diri dijelaskan oleh WHO sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan harian seperti mempertahankan kebersihan diri, makan, dan kesadaran akan bahaya sebagai salah satu masalah terbesar dalam kesehatan di dunia (WHO, 2002). Prevalensi autis beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang signifikan. Center for Diseases Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat pada bulan Maret 2013 melaporkan, bahwa prevalensi autis meningkat menjadi 1:50 dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal tersebut bukan hanya terjadi di negara-negara maju seperti Inggris, Australia, Jerman dan Amerika. Prevalensi autis di dunia saat ini mencapai 15-20 kasus per 10.000 anak atau berkisar 0,l5-0,20% (Rifmie, 2014). Menurut UNESCO tahun 2011 melaporkan, tercatat 35 juta orang penyandang autisme di seluruh dunia.

WHO memperkirakan jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7–10 % dari total jumlah anak. Menurut data Sussenas tahun 2003, di Indonesia terdapat 679.048 anak usia sekolah berkebutuhan khusus atau 21,42 % dari seluruh jumlah anak berkebutuhan khusus. Jika angka kelahiran di Indonesia 6 juta per tahun maka jumlah penyandang autis di Indonesia bertambah 0,15% atau 6.900 anak per tahunnya (Rifmie, 2014). Prevalensi anak dengan autis di Indonesia mencapai 7000 anak tahun 2004 (Gusti Ayu, 2011). Apabila diasumsikan dengan prevalensi autisme 1,68 per 1000 untuk anak di bawah 15 tahun dimana jumlah anak usia 5-19 tahun di Indonesia mencapai 66.000.805 jiwa berdasarkan data BPS tahun 2010 maka diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak penyandang autisme pada rentang usia 5-19 tahun (Tribun Kesehatan, 2013).

Prevalensi anak autis di Jawa Timur semakin meningkat dengan jumlah sekolah khusus anak autis berjumlah 263 sekolah (Titik, 2011). Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur tahun 2009 terdapat 388 SLB dengan jumlah siswa 13.159 orang. Selain itu, terdapat 93 sekolah inklusi dengan siswa berkebutuhan khusus 1.476 anak dan 15% diantaranya adalah anak autis (Dinkes Jatim, 2009).

Berdasarkan pengakajian mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 27 Oktober 2015 ditemukan bahwa di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember masih banyak ibu yang mengeluhkan anaknya yang mengalami autis memiliki ketergantungan dalam

Page 3: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

melakukan kebersihan diri seperti mengggosok gigi, sehingga masih banyak anak autis memiliki gigi berlubang karies.

1.2 Perumusan Masalah Apakah dengan dilakukannya pendidikan kesehatan tentang pengenalan alat

gosok gigi yang benar dapat meningkatkan keterampilan dan kemandirian pada anak autis di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum

Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk melatih keterampilan dan kemandirian pada anak autis di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus 1. Anak autis mampu mengenal alat-alat untuk menggosok gigi;2. Anak autis mampu memahami tentang cara menggosok gigi yang benar;3. Anak autis mampu melakukan simulasi tentang cara menggosok gigi yang

benar.

2.2 Manfaat Adapun manfaat yang diadapat dari kegiatan pendidikan kesehatan tentang

menggosok gigi yang benar antara lain: 1. menambah keterampilan pada anak autis di SLB B TPA Bintoro

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember;2. menambah kemandirian pada anak autis di SLB B TPA Bintoro

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran Tingkat ketergantungan yang tinggi dalam melakukan kegiatan harian

menjadi beban yang amat besar bagi orang tua, pengasuh, dan pemberi layanan kesehatan, termasuk keperawatan. Masalah ketergantungan melakukan perawatan diri sering terjadi pada kelompok anak. Ketergantungan perawatan diri dijelaskan oleh WHO sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti

Page 4: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

mempertahankan kebersihan diri, makan, dan kesadaran akan bahaya sebagai salah satu masalah besar dalam dunia kesehatan (WHO, 2002).

Anak dengan autis akan terjadi keterbatasan dalam melakukan perawatan diri salah satunya adalah menggosok gigi, ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Esti Rahayu (2012) tentang kemampuan merawat diri anak autis. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa anak mampu latih, sangat memerlukan latihan menggosok gigi. Kelainan pada gigi anak autis yang sering terjadi yaitu, karies gigi dan kelainan pada gusi (Siswanto, 2010).

Upaya peningkatan kemandirian menggosok gigi pada anak autis dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: metode demonstrasi dan metode latihan ketrampilan. Metode latihan menggosok gigi merupakan cara yang baik dalam mengajarkan kemandirian anak menggosok gigi (Haryanto, 2011). Berdasarkan hasil penelitian vera (2010) bahwa metode peningkatan kemandirian dengan praktik dipilih karena anak akan lebih mudah untuk meniru.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah Masalah yang sering terjadi atau dialami oleh anak autis adalah sulit untuk

berfokus pada sesuatu sehingga menyebabkan kurangnya kemandirian dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti pemenuhan kebersihan diri yaitu menggosok gigi. Rata-rata kebiasaan menggosok gigi hanya sekali sehari atau bahkan dua hari sekali membuat anak autis mengalami masalah pada kesehatan giginya seperti gigi berlubang. Salah satu masalah kesehatan gigi pada anak autis yaitu di di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember melakukan pendidikan kesehatan melalui simulasi cara menggosok gigi yang benar.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian MasalahRealisasi dari hasil kegiatan ini adalah meningkatknya keterampilan dan kemandirian pada autis.

4.2 Khalayak SasaranKhalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu anak autis.

4.2 Metode yang Digunakan1. Jenis model pembelajaran : demonstrasi2. Landasan teori : Diskusi3. Langkah pokok

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baikb. Menagajukan masalahc. Mengidentifikasi pilihan tindakand. Memberi komentare. Menetapkan tindakan lanjut

Page 5: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

DAFTAR PUSTAKA

Arfiriana, Rifmie Pratiwi. 2014. Hubungan Skor Frekuensi Diet Bebas Gluten Bebas Casein Dengan Skor Perilaku Autis. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142583&val=4711

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2009. Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2008. Surabaya: Dinas Kesehatan Jawa Timur. Dikases pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui http://eprints.upnjatim.ac.id/5618/1/file1.pdf

Haryanto. 2011. Macam-Macam Metode. Semarang: UNPAD. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui Pembelajaran.http://belajarpsikologi .com/

Rahayu, E. 2012. Kemampuan Merawat Diri Pada Autis. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui eprints.unika .ac.id

Siswanto,H . 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka

Tribun Kesehatan. 2013. Enam dari 1.000 Orang di Dunia Kena Autis, Bagaimana dengan Indonesia? Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui http://www.tribunnews.com/kesehatan/2013/04/09/enam-dari-1000-orang-di-dunia-kena-autis-bagaimana-dengan-indonesia

= Sasaran

= Pemateri

Page 6: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

UNICEF & University of Winconsin. 2011. Monitoring child disability in developing countries: Result from the multiple indicator cluster surveys (MICS). Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui www49.ws10.tijdelijkeurl.nl/data/1239015075183_UNICEF%2520survey%2520response.doc

WHO. 2002. Prevalensi pada Anak Autis. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui http://www.who.int

Vera. 2010. Perbandingan Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi Terhadap Penurunan Indeks Plak Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Sekolah. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui Bodhicitta,Medan.repository.usu.ac.id.

Haryati, Titik. 2011. Model Bimbingan Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Motorik, Sosial Dan Perhatian Siswa Autis. Surabaya: Universitas Muhammadyah. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui emlit.uhamka.ac.id/files/makalahkolokiumtitik.pdf

Gusti, I Ayu Komang Intan Sedewi. 2011. Pengaruh Terapi Perilaku Terhadap Kemampuan Komunikasi Pada Anak Auti Di Pusat Layanan PsikologiPradnyagama Bali. Bali: Stikes Bina Husada Bali. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 melalui http://ypacnasional.org/download/BUKU%20PENANGANAN%20dan%20Pendidikan%20Autis%20di%20YPAC%207April.pdf

Daftar LampiranLampiran 1 : Berita acaraLampiran 2 : Daftar hadirLampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)Lampiran 4 : SOPLampiran 5 : MateriLampiran 6 : Media

Jember, 29 Oktober 2015

Hidayatus Sholeha

NIM 122310101002

Page 7: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT.A 2014/2015

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 29 bulan Oktober tahun 2015 jam 08.00 s/d 09.30 WIB bertempat di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh……… orang ( daftar hadir terlampir).

Jember, 29 Oktober 2015

Mengetahui,Dosen Pembimbing

Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini, S. Kep, M.Kep, Sp. Kep. Kom.NIP 197109262009122

Page 8: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT.A 2014/2015

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, Kamis tanggal 29 bulan Oktober tahun 2015 jam 08.00 s/d 08.30 WIB bertempat di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh……… orang ( daftar hadir terlampir).

NO. NAMA ALAMATTANDA

TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

Jember, 29 Oktober 2015

Mengetahui,Dosen Pembimbing

Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini, S. Kep, M.Kep, Sp. Kep. Kom.NIP 197109262009122

Page 9: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 3 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Pentingnya Menggosok Gigi yang Benar Sasaran : Anak autisWaktu : 08.00-08.30 WIBHari/Tanggal : Kamis, 29 Oktber 2015Tempat : di SLB B TPA Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten

Jember

1. Standar KompetensiSetelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran dapat mengerti dan memahami tentang pentingnya menggosok gigi yang benar.

2. Kompetensi DasarSetelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit sasaran akan mampu :a. Menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk menggosok gigi;b. Menjelaskan tentang cara menggosok gigi yang benar;c. Mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar.

3. Pokok Bahasan : Konsep dasar menggososk gigi yang benar

4. Subpokok Bahasana. Alat-alat menggosok gigi;b. Cara menggosok gigi yang benar.

5. Waktu1 x 30 Menit

6. Bahan / Alat yang digunakanLembar balik dan phantom gigi

7. Model Pembelajarana. Jenis Model Pembelajaran : Pertemuan kelompokb. Landasan Teori : Konstruktivismec. Landasan Pokok :

1. Menciptakan suasana ruangan yang baik2. Mengajukan masalah3. Membuat keputusan nilai personal4. Mengidentifikasi pilihan tindakan5. Memberi komentar6. Menetapkan tindak lanjut

Page 10: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

8. PersiapanPenyuluh mencari materi tentang konsep dasar menggosok gigi yang benar melalui artikel dan buku.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

ProsesTindakan

WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan 1. Salam pembuka2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan tujuan

umum dan tujuan khusus

Memperhatikan, 5 menit

Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang :a. Alat-alat yang

digunakan untuk menggosok gigi yang benar;

b. Cara menggosok gigi yang benar.

2. Demonstrasi cara menggososk gigi yang benar

3. Memberikan kesempatan anak autis untuk bertanya

4. Menjawab pertanyaan

Memperhatikan, menanggapi dengan pertanyaan

20 menit

Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan

2. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan

3. Salam penutup

Memperhatikan dan menanggapi

5 menit

Page 11: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 4. SOP

PSIKUniversitas Jember

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURMENGGOSOK GIGI YANG BENAR

1 Pengertian kegiatan atau aktifitas menggosok gigi dimulai pada waktu pagi hari ketika mandi pagi setelah menggosok gigi di pagi hari apabila masih terasa aroma bau mulut yang tidak sedap biasanya kegiatan menggosok gigi saya lakukan kembali di siang hari atau ketika saya selesai makan bila berada di rumah

2 Tujuan 1. Membersikan gigi dari kotoran sisa makanan dan menciptakan kesegaran bau mulut

2. Mencegah terjadinya karies gigi3. Mencegah terjadinya gigi berlubang4. Membuat perasaan nyaman dan segar5. Mencegah gusi bengkak

3 Indikasi Gigi yang sehat, karies dan berlubang4 Kontraindikasi Tidak memiliki gigi5 Persiapan

perawat1. Melakukan pengkajian2. Rumusan diagnosa3. Buat intervensi4. Cuci tangan

6 Persiapan alat 1. Sikat gigi dengan pegangan lurus dan bulu sikat lembut2. Pasta gigi3. Gelas dengan air4. Pencuci mulut5. Baskom6. Handuk wajah7. Sarung tangan

7 Cara kerja 1. Pegang sikat gigi senyaman mungkin, oleskan pasta gigi. Sikat atau sapukan sikat gigi pada bagian gigi depan secara niak turun dan pelan-pelan. Menyikat gigi dengan cara yang kasar atau terlalu keras bisa menipiskan lapisan gusi dan gigi menjadi sensitif. Pelan-pelan saja dan pastikan semua kotoran bagian-bagian telah dibersihkan dengan baik.

2. Setelah bagian depan selesai,

Page 12: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

pindah ke bagian gigi kanan kemudian bagian kiri, cara menyikatnya sama seperti di bagian depan yaitu dengan cara naik turun dari atas ke bawah.

3. Setelah bagian depan, kanan dan kiri sudah selesai dibersihkan sekarang menuju ke bagian gigi geraham. Sapukan secara pelan-pelan dan pastikan semua kotoran tersapu bersih oleh bulu sikat dan tak ada kotoran yang tertinggal.

4. Setelah gigi geraham selesai dibersihkan, kita menuju gigi bagian dalam atas dan bawah. Sikat secara pelan dan merata.

5. Selain membersihkan gigi, jangan lupa juga bersihkan lidah dan langit-langit lidah serta bagian pipi samping kanan dan kiri. Lakukan dengan pelan saja. Membersihkan gigi dan lidah ini juga bisa mengurangi bau mulut hingga 80 persen.

6. Dalam menyikat gigi sebaiknya gunaka berbulu lembut, terutama untuk gigi yang sensitif.

7. Ritme menggosok gigi yang baik adalah dari 8-10 gosokan dan jeda waktunya 2-3 menit.

8. Untuk hasil yang maksimal anda juga bisa memakai obat kumur untuk membersihkan secara menyeluruh bakteri yang menempel di gigi dan gusi.

Page 13: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

9. Simpan sikat gigi di tempat yang bersih untuk menghindari sikat yang terinfeksi bakteri luar. Jangan lupa ganti juga sikat gigi setiap 3 bulan sekali. Terakhir, pake sikat gigi hanya untuk seorang saja, jangan gantian. Hal ini untuk menghindari berpindahnya bakteri dari orang yang satu ke lainnya.

8 Evaluasi 1. Tanyakan pada pasien bagaimana perasaannya sekarang2. Mencuci tangan3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan.

Page 14: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 5 : Materi

MENGGOSOK GIGI YANG BENAR

A. Pengertian Menggosok GigiKegiatan menggosok gigi adalah kegiatan atau aktifitas menggosok gigi dimulai pada waktu pagi hari ketika mandi pagi setelah menggosok gigi di pagi hari apabila masih terasa aroma bau mulut yang tidak sedap biasanya kegiatan menggosok gigi saya lakukan kembali di siang hari atau ketika saya selesai makan bila berada di rumah. Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi. Merawat gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat.

B. Alat-alat untuk menggosok gigiAlat-alat yang digunakan untuk menggosok gigi yaitu:1. Sikat gigi2. Pasta gigi3. Tissue atau handuk kecil4. Gelas untuk berkumur5. Air bersih

C. Langkah-langkah Menggosok Gigi1. Pegang sikat gigi senyaman mungkin, oleskan pasta gigi. Sikat atau

sapukan sikat gigi pada bagian gigi depan secara niak turun dan pelan-pelan. Menyikat gigi dengan cara yang kasar atau terlalu keras bisa menipiskan lapisan gusi dan gigi menjadi sensitif. Pelan-pelan saja dan pastikan semua kotoran bagian-bagian telah dibersihkan dengan baik.

2. Setelah bagian depan selesai, pindah ke bagian gigi kanan kemudian bagian kiri, cara menyikatnya sama seperti di bagian depan yaitu dengan cara naik turun dari atas ke bawah.

3. Setelah bagian depan, kanan dan kiri sudah selesai dibersihkan sekarang menuju ke bagian gigi geraham. Sapukan secara pelan-pelan dan pastikan semua kotoran tersapu bersih oleh bulu sikat dan tak ada kotoran yang tertinggal.

4. Nah setelah gigi geraham selesai dibersihkan, kita menuju gigi bagian dalam atas dan bawah. Sikat secara pelan dan merata.

5. Selain membersihkan gigi, jangan lupa juga bersihkan lidah dan langit-langit lidah serta bagian pipi samping kanan dan kiri. Lakukan dengan pelan saja. Membersihkan gigi dan lidah ini juga bisa mengurangi bau mulut hingga 80 persen.

6. Dalam menyikat gigi sebaiknya gunakan sikat yang berbulu lembut, terutama untuk gigi yang sensitif. 

7. Ritme menggosok gigi yang baik adalah dari 8-10 gosokan dan jeda waktunya 2-3 menit.

Page 15: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

8. Untuk hasil yang maksimal anda juga bisa memakai obat kumur untuk membersihkan secara menyeluruh bakteri yang menempel di gigi dan gusi.

9. Simpan sikat gigi di tempat yang bersih untuk menghindari sikat yang terinfeksi bakteri luar. Jangan lupa ganti juga sikat gigi setiap 3 bulan sekali. Terakhir, pake sikat gigi hanya untuk seorang saja, jangan gantian. Hal ini untuk menghindari berpindahnya bakteri dari orang yang satu ke lainnya.

Page 16: Preplening Menggosok Gigi

Laporan PBL Perawatan Pasien Dengan Kebutuhan Khusus – PSIK Universitas Jember

2015

Lampiran 6. Media

Gambar Lefleat tampak depan

Gambar Lefleat tampak belakang