Praktikum Tikus Vektor Sampun Dados
-
Upload
niken-kriswandari -
Category
Documents
-
view
125 -
download
3
Transcript of Praktikum Tikus Vektor Sampun Dados
WAKTU DAN TEMPAT
Rabu / 30 Mei 2012
Laboratorium Pengendalian Vektor Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
TUJUAN
Mengetahui jenis/spesies melalui ciri-ciri morfologi tikus
Mengetahui cara penangkapan ektoparasit pada tikus
DASAR TEORI
Insect dan rodent, baik disadari atau tidak, kenyataanya telah menjadi saingan bagi
manusia. Lebih dari itu insect dan rodent, pada dasarnya dapat memengaruhi bahkan
mengganggu kehidupan manusia dengan berbagai cara. Dalam hal jumlah kehidupan yang
terlibat dalm gangguan tersebut, erat kaitanya dengan kejadian/ penularan penyakit. Hal
demikian dapat dilihat dari pola penularan penyakit pest yang melibatkan empat faktor
kehidupan, yakni manusia, pinjal, kuman, dan tikus.
Beranjak dari pola tersebut, upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat
relevan. Salah satunya adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi
maupun deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi
tikus, yang memuat ciri–ciri morfologi masing – masimg jenis tikus. Ciri–ciri morfologi tikus
yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah : berat badan ( BB ), panjang
kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M).
Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam bulu ekor, kulit
ekor, gigi dan lain-lain. Insect atau ektoparasit yang menginfestasi tikus penting untuk diketahui,
berkaitan dengan penentuan jenis vektor yang berperan dalam penularan penyakit yang tergolong
rat borne diseases. Mengenali tanda kehidupan tikus keberadaan tikus dapat dideteksi dengan
beberapa cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat. Tanda tanda berikut
merupakan penilaian adanya kehidupan tikus yaitu
(Ehler and Steel, 1950) :
a) Gnawing (bekas gigitan)
b) Burrows (galian /lubang tanah)
c) Dropping (kotoran tikus)
d) Runways (jalan tikus)
e) Foot print (bekas telapak kaki)
f) Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai
tikus (WHO, 1972).
Efek negatif apa saja yang bisa ditimbulkan oleh tikus terhadap kehidupan manusia :
1. Menimbulkan Kerusakan
Karena tikus adalah hewan pengerat maka tikus akan menggigiti barang-barang yang ada di
rumah kita serta membuat lubang-lubang untuk jalan akses keluar masuk tikus. Selain itu
tanaman-tanaman yang ditanam manusia bisa dirusak tikus.
2. Mengotori Rumah
Tikus buang air besar dan buang air kecil sembarangan di dalam maupun di luar rumah kita
sehingga menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap.
3. Menimbulkan Penyakit
Tikus bisa menjadi medium penyebaran penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis
(kencing tikus). Jika mendengar penyakit yang berbahaya tersebut, maka rasanya ingin
segera memberantas tikus-tikus yang ada di sekitar kita agar terhindar dari resiko terkena
penyakit yang berbahaya.
4. Menimbulkan Polusi
Tikus yang mengeluarkan suara mencicit-cicit serta menimbulkan suara gaduh cukup
mengganggu ketenangan di telinga kita. Tikus yang mati dan menjadi bangkai di tempat
yang tidak terlihat mata dengan polusi udara tingkat tinggi.
5. Bisa Melukai Manusia
Gigi tikus yang sangat tajam memang bisa saja melukai kita. Oleh karena itu kita harus terus
waspada dan berhati-hati terhadap berbagai acaman yang ditimbulkan oleh tikus.
6. Memangsa Hewan Peliharaan
Bukan sesuatu yang tidak mungkin tikus akan menyerang hewan-hewan peliharaan
kesayangan kita jika sedang lapar. Hewan seperti burung, ayam, bebek, kelinci, dan lain
sebagainya bisa saja mati dimangsa tikus yang kelaparan. Makanan binatang peliharaan kita
pun juga kadang menjadi santapan tikus-tikus yang lapar.
7. Menimbulkan Wabah Kelaparan
Tikus dalam jumlah besar bisa merusak sawah, ladang dan kebun yang sedang ditanami
beraneka bahan makanan manusia seperti padi, jagung, buah dan sayur. Tikus pun juga bisa
menyerang dan menghabiskan persediaan makanan di dalam lumbung dan gudang bahan
pangan sehingga serangan hama tikus tidak boleh disepelekan dan harus ditindak jauh-jauh
sebelum terjadi bencana.
Penyakit yang ditimbulkan dari tikus adalah leptospirosis. Sesungguhnya leptospirosis
tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia juga, atau disebut zoonosis.
Leptospirosis sebagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral
yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan.
Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba,
kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan
langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah
dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang
terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
PROSEDUR
1. Bahan
Chloroform
Umpan tikus
Tikus hidup
2. alat
Rat Trap / Cage Trap (perangkap tikus hidup)
Mistar 30 cm
Karung terigu
Sisir tikus/sikat sepatu
Kapas
Sarung tangan
Masker
Toples
Kaca Pembesar
Kertas HVS
CARA KERJA
2. Pemasangan umpan dan penangkapan tikus
a. Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada
air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus. Gunakan perangkap tikus hidup
b. Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan
menggunakan umpan berdasarkan
c. Waktu pemasangan umpan dilakukan sore hari.
d. Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan
ektoparasitnya
3. Identifikasi
a. Memindahkan tikus dari jebakan tikus ke dalam karung terigu, selanjutnya pegangi mulut
karung dengan kuat.
b. Dari karung terigu dipindahkan ke dalam toples, kemudian tutup segera toplesnya.
c. Meneteskan chloroform secukupnya pada kapas, kemudian dengan hati-hati masukkan ke
dalam toples.
d. Menunggu 3-5 menit hingga tikus mati.
e. Mengambil tikusyang sudah mati kemudian letakkan pada meja praktikum.
f. Melakukan identifikasi jenis tikus dan jenis ektoparasitnya.
DATA PRAKTIKUM
1. Morfologi tikus
Panjang ekor 17 cm
Panjang badan 12,5 cm
Panjang kepala 4 cm
Ukuran telinga 1,5 cm
Panjang kaki 3,1 cm
Total lengan 2,9 cm
Jenis kelamin Jantan
Species Rattus norweigicus
Sudut kemiringan telinga 90o
2. Ektoparasit
Ditemukan 13 ektoparasit dengan species Xenopshilla cheopis
PEMBAHASAN
Untuk melakukan identifikasi tikus, sebelumnya perlu dilakukan persiapan sejauh hari
untuk menangkap tikus dalam kondisi hidup. Proses identifikasi ini selain mengamati morfologi
tikus, dilakukan juga pengamatan ektoparasit pada tikus tersebut. Untuk menentukan spesies
tikus dilakukan pengamatan mengenai morfologi dan ciri-ciri tikus. Seperti panjang ekor,
panjang tubuh, panjang lengan depan, panjang kaki, panjang kepala, jenis kelamin, panjang
telinga, kemiringan telinga. Dari ciri-ciri tersebut dapat ditentukan jenis dari tikus tersebut adalah
Rattus rattus.
Kesimpulan
- Ditemukan tikus dengan species Rattus rattus
- Ditemukan ektoparasit pada tikus dengan jumlah 13 ekor
- Species ektoparasit pada tikus tersebut Xenopshilla cheopis