Praktikum Suhu Tubuh

17
Praktikum Suhu Tubuh PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH I. Latar Belakang Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005: 286-287). Sedangkan pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak (Anfis, 2011). Regulasi tersebut bertujuan agar suhu tubuh tetap konstan. Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,890 C dan naik

description

jhjbxbzh

Transcript of Praktikum Suhu Tubuh

Praktikum Suhu Tubuh

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH

I. Latar BelakangManusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005: 286-287). Sedangkan pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak (Anfis, 2011). Regulasi tersebut bertujuan agar suhu tubuh tetap konstan. Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,890 C dan naik turunnya berkisar antara 36,110 C sampai 37,220 C. Perbedaan hariannya kira-kira satu derajat, tingkat terendah dicapai pada pagi hari dan titik tertinggi antara pukul 5 dan 7 petang (Anfis, 2011).Dalam praktikum ini, observasi yang akan dilakukan adalah mengamati ada tidaknya pengaruh dari suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia. Apakah suhu tubuh tetap konstan dalam kondisi yang dibuat ekstrem atau fluktuatif mengikuti suhu lingkungan? Pertanyaan ini akan terjawab dalam pembahasan praktikum ini.

II. Tujuan Praktikum1. Tujuan kegiatanMelakukan pengukuran suhu tubuh homeoterm dan mengamati pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia2. Kompetensi KhususMelakukan pengukuran suhu tubuh homeoterm dan mengamati pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia

III. Tinjauan PustakaManusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005: 286-287).Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua hipothalamus, yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas dan hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas (Anfis, 2011). Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37 oC (Soewolo dkk, 2005: 287). Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah. Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran darah panas ke kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya, vasokonstriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas. Respon-respon vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem para simpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah kulit sebagai respon terhadap suhu panas (Soewolo dkk, 2005: 287-288).Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal rate-nya.2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi (Sunardi, 2008).

LAPORAN SUHU MANUSIA ( LAPORAN BIODAS ) by Ifa Sulistiyorini 08.31 0 komentar

PENGUKURAN SUHU MANUSIA

I. TUJUANUntuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal.II. DASAR TEORIMakhluk homoiothermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom. Mekanisme pengaturan panas yaitu dengan menjaga keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis (pembuangan panas). Temperatur kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperatur semakin dipengaruhi oleh temperatur sekitar. Temperatur tubuh manusia normal adalah berkisar 36C. Temperatur yang paling mendekati temperatur tubuh sebenarnya adalah pengukuran temperatur rektar / melalui dubur, namun kurang praktis dan tidak statis. Oleh karena itu, yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur tubuh yaitu pengukuran temperatur aksilar / melalui ketiak dan oral / mulut (Tim Dosen Pembimbing, 2012:27)Temperatur atau suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer. Namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah berbagai macam termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Termometer yang digunakan dalam mengukur suhu badan manusia adalah termometer jenis termometer klinis (Kanginan,2007:52 ).Tubuh yang sehat mampu memelihara suhu tubuh secara konstan walaupun pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Sistem pengatur suhu tubuh ada tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator di dalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dan kehilangan panas. (Asmadi,2008:156).Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur di hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi(nursingbegin. 2010).Mekanisme pengaturan panas adalah menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis (pembuang panas). Temperatur tubuh normal sekitar 36oC. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap(Koplewich. 2005 : 67).Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:1. UsiaPada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas. Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolisme2. OlahragaAktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak dan karbohidrat.3. Kadar HormonSuhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria4. Irama sirkardianSuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.5. StresStress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal danpersyarafan6. LingkunganMekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suhu disekitar.(Stevany, 2011)

III. METODE PRAKTIKUM3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat1. Termometer klinis2. Handuk / lap bersih3.1.2 Bahan1. Kapas steril2. Alkohol 70 %3. Air es

IV. CARA KERJA4.1 Mengamati wortel yang diisi dengan garam

V. HASIL PENGAMATAN

KELOMPOKNAMA PROBANDUSJKUMURBBTBP110 MENITP2

P3P4

5MENIT10MENIT5MENIT10MENIT

5Rohma.VP195015536,5 0C36,40C36,40C36,30C36,535,6

1Kesih YP194316237,10C370C370C36,90C3736,6

2Barid FirdusiL185316436,90C36,80C36,80C36,30C36,636,5

3Retno Dwi PP185516536,90C36,80C36,40C35,10C3636,4

VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini mengenai pengukuran suhu manusia. Dalam pengukuran suhu badan, termometer diletakkan pada bagian aksilar (ketiak) dan oral (mulut) karena pengukuran akan lebih praktis dan estetis dari pada pengukuran pada dubur walaupun pengukuran pada bagian ini lebih akurat. Percobaan ini melibatkan probandus yang diwakili dari masing-masing kelompok. Pada percobaan ini ada empat percobaan yang dilakukan diantaranya pengukuran suhu manusia dengan meletakkan termometer ke mulut tepatnya di dalam mulut bagian bawah lidah. Selanjutnya melakukan pecobaan seperti tadi tetapi sambil bernafas ( menghembuskan dan menghirup udara ). Yang ketiga probandus berkumur dengan air es terlebih dahulu lalu mengukur suhunya dengan termometer dengan cara memasukkannya ke dalam mulut probandus. Yang keempat yaitu dengan meletakkan termometer pada ketiak probandus lalu melihat suhunya saat menit ke 10. Percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan termometer klinis digital dimana cara pembacaan skalanya hanya melihat angka digital pada layar termometer. Probandus pada kelompok 5 yaitu Rohma V dengan jenis kelamin perempuan, memiliki berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm, umurnya 19 tahun. Pada percobaan yang pertama yaitu mengukur suhu pada mulut sampai 10 menit dan diketahui hasilnya 36,7 0C. Pada percobaan kedua mengukur suhu tubuh dengan meletakkan termometer dalam mulut dengan menghembuskan udara dan menghirup udara didapatkan hasilnya pada saat 5 menit yaitu 36,4 0C. Pada saat 10 menit 36,4 0C. Pada percobaan ke 5 dengan meletakkan termometer pada mulut, tetapi sebelumnya mulut berkumur dengan air es selama 1 menit, didapatkan hasil pada saat 5 menit yaitu 36,3 0C, dan pada saat 10 menit 36,5 0C. Percobaan yang terakhir yaitu meletakkan termometer ke ketiak probandus, didapatkan hasil yaitu 35,6 0C. Untuk kelompok 1 probandusnya adalah kesih Y, jenis kelamin perempuan. Umur 19 tahun dengan berat badan dan tinggi badan 43 kg dan 162 cm. P1 hasilnya 37,1 0C, p2 pada saat 5 menit dan 10 menit 37 0C dan 37 0C. P3 pada saat 5 menit dan 10 menit yaitu 36,9 0C dan 37 0C. Pada p4 suhunya yaitu 36,6 0C. Kelompok 2 probandus bernama Barid Firdausi, jenis kelamin laki-laki, umurnya 18 tahun memiliki berat badan dan tinggi badan yaitu 53 kg dan 164 cm. Pada saat P1 suhunya 36,9 0C. Pada saat p2 di saat 5 menit dan 10 menit suhunya yaitu 36,8 0C dan 36,8 0C. P3 pada menit ke 5 dan ke 10 didapatkan suhunya yaitu 36,3 0C dan 36,6 0C. Dan p4 suhunya 36,5 0C. Untuk kelompok yang terakhir yaitu kelmpok 3 dengan nama probandus yaitu Retno Dwi P. Jenis kelamin perempuan, umurnya 18 tahun. Mempunyai berat badan dan tinggi badan yaitu 55 kg dan 165 cm. Pada P1 suhunya 36,9 0C. Pada P2 saat 5 menit dan 10 menit suhunya yaitu 36,8 0C dan 36,4 0C. Pada P3 saat 5 menit dan 10 menit duhu yang didapatkan yaitu 35,1 0C dan 36 0C. Dan yang terakhir P4 suhunya 36,4 0C.Pada percoaan yang pertama, yang dibahas yaitu saat dilakukannya pengukuran suhu dimulut dalam posisi diam atau tidak bernafas. Rata-rata 36,9 oC Sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal adalah berkisar antara 36-37oC.Pada percobaan yang kedua, yaitu dilakukannya pengukuran suhu melalui mulut dengan perlakuan mulut bernafas saat pengukuran atau berbicara saat melakukan pengukuran. Pada percobaan ini, didapat suhu rata-rata yang diperoleh yaitu 36,75 C dalam selang waktu 5 menit. Sedangkan yang selang waktu 10 menit dengan perlakuan yang sama, didapatkan rata-rata suhu 36,65C. Data yang diperoleh sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa satu tubuh dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan bahwa suhu pada mulut terbuka lebih rendah dari suhu dengan mulut tertutup karena panas dalam tubuh dikeluarkan dengan proses respirasi sehingga suhu tubuh menurun.Pada percobaan yang ketiga yaitu mengenai pengukuran yang dilakukan dimulut dengan perlakuan. Dalam hal ini, probandus akan berkumur dengan air es. Sebelum melakukan percobaan probandus berkumur terlebih dahulu dengan air es. Pada selang waktu 5 menit pertama setelah berkumur didapatkan suhu rata-rata adalah 36,15C. Hal ini sudah sesuai dengan literatur karena suhu mengalami penurunan setelah berkumur dengan es. Setelah selang waktu 10 menit, suhu tubuh rata-rata yang didapat dengan perlakuan yang sama adalah 36,525C. Hal ini dapat dilihat atau terjadi karena tubuh telah melakukan adaptasi sehingga suhu tubuh kembali naik.Percobaan yang ke 4 atau yang terakhir yaitu pengukuran suhu melalui ketiak. Setelah selang waktu 10 menit, rata-rata suhu yang didapat adalah 36,275C. Perbedaan data suhu oral (mulut) dengan suhu aksilar (ketiak) ini dikarenakan pada pengukuran suhu aksilar termometer diletakkan atau diselipkan pada ketiak dan didalam baju, sehingga tidak terjadi kontak dengan lingkungan dan suhu yang didapat lebih akurat, selain itu juga ketiak merupakan bagian tubuh yang paling mendekati temperatur tubuh yang sebenarnya.Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan kali ini yang disajikan pula dalam tabel data kelas, didapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh yaitu :1. LingkunganSuhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan suhu tubuh meningkat dan sebaliknya.2. UsiaPada anak-anak relatif tinggi daripada suhu orang dewasa3. Jenis kelaminSuhu tubuh pria lebih tinggi dibandingkan wanita karena perbedaan kegiatan metabolik dan hormon yang diproduksi.4. Aktivitas fisikSetelah aktivitas fisik suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja otot rangka.

VII. PENUTUP7.1 Kesimpulan1. Manusia termasuk mahluk homoiothermal, dikarenakan suhu badan manusia tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar.2. Temperatur tubuh manusia normalnya sekitar 36-370C.3. Pengukuran suhu tubuh sebaiknya dilakukan pada bagian oral (mulut) atau aksilar (ketiak).

7.2 Saran 1. Diharapkan praktikan menggunakan secara hati-hati termometer klinis yang dipakai untuk mengatur suhu.2. Diharapkan praktikan juga teliti membaca angka yang tertera pada termometer klinis saat melakukan praktikum.