praktikum sensor dan transduser menggunakan LDR
description
Transcript of praktikum sensor dan transduser menggunakan LDR
UNIT II
TRANSDUSER ‘TERANG-GELAP’ BERPENGUAT
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR
I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan mempelajari sifat-sifat dan karakteristik komponen-
komponen sensor-transduser detektor “on-off” berbasis limit-switch dan
magnet switch,
2. Mengetahui dan mempelajari penggunaan komponen-komponen sensor-
transduser dengan penguat berbasis transistor,
3. Mengamati dan membandingkan sifat-sifat dan karakteristik dari
komponen-komponen sensor-transduser.
II. Dasar Teori
Transistor sebagai saklar
(a) (b) (c)
Gambar 2.1. a. Transistor sebagai saklar elektronis,
b. ditandingkan dengan saklar mekanik kondisi tertutup “ON”,
c. ditandingkan dengan saklar mekanik kondisi terbuka “OFF”.
Gambar 1.1. (a) adalah contoh rangkaian transistor sebagai saklar elektronik, (b)
rangkaian tersebut ditandingkan dengan saklar mekanis dalam kondisi “ON”, dan
(c) kondisi “OFF”.
11
12
Tuntutan perancangan
Perancangan dilakukan dengan jalan menetapkan titik kerja transistor pada
daerah “jenuh” dan “sumbat” rangkaian. Pemilihan nilai-nilai tahanan akan
menentukan titik kerja rangkaian. Dengan menganggap
V RL=V CC............................................................................................(2.1)
RL=RC=V CCIC
.....................................................................................(2.2)
maka besarnya arus kolektor jenuh (titik jenuh) adalah,
IC=V CCRL
.............................................................................................(2.3)
selanjutnya titik sumbat rangkaian terjadi ketika,
V CE=V CC............................................................................................(2.4)
sehingga garis beban rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2. besar nilai
komponen sebagai tuntutan perancangan ditentukan dengan persamaan berikut,
V BB≥ IB .T TH+V BE..............................................................................(2.5)
IB=ICβDC
=V BB−V BERTH
..........................................................................(2.6)
RTH=⌈RBB×RBBRB+RBB
⌉.............................................................................(2.7)
V BB=⌈RBB
RB+RBB⌉×V CC......................................................................(2.8)
13
Gambar 2.2. Garis beban dan titik kerja transistor sebagai saklar elektronis,
14
III. Rangkaian Percobaan
A. Alat-alat yang digunakan:
1. Power supplay (0-15V/1A),
2. Multimeter (Ω-Meter),
3. Multimeter (miliAmpere-Meter, mikroAmpere-Meter),
4. Multimeter (miliVolt-Meter, Volt-Meter),
5. Kabel penghubung dan jepit buaya,
6. Photo board atau PCB matrik,
7. ToolSet.
B. Komponen yang digunakan:
No Nama Nilai (type) Jumlah1 LDR 50k 12 Potensiometer 50k 13 Transistor 2N3907 14 Transistor BC108 15 Limit switch 16 Lampu DC 12V/100mA 17 Relay 9V 18 Relay 12V 1
C. Rangkaian percobaan
Gambar 2.3. Rangkaian percobaan
15
D. Langkah percobaan
a. Detektor Aktif-Terang
1. Persiapan seluruh komponen dan alat-alat yang akan digunakan,
serta lembar data isian praktikum laporan sementara “Detektor Aktif
Terang”.
2. Ukur dan cacatlah besar penguatan transistor (βDC=HFE) dengan
menggunakan multimeter yang bisa mengukur nilai penguatan, atau
lihatlah di buku data transistor.
3. Aturlah intensistas lampu belajar DIMMER pada kondisi
minimum/gelap atau suasana normal, ukur dan catatlah kondisi
tersebut dengan menggunakan LUX-METER (suasana ini adalah
kondisi detektor sedang mati/”OFF”).
4. Dekatkan LDR dengan lampu DIMMER pada kondisi nomor 3,
ukur dan catatlah nilai tahanan LDR tersebut sebagai kondisi
detektor dalam kondisi mati/”OFF” atau RELAY tidak bekerja.
5. Ukur dan catatlah nilai tahanan beban (RL) pada kedua ujung
kumparan RELAY dengan OHM-METER.
6. Rakitlah rangkaian percobaan sesuai dengan gambar pada papan
PROTO-BOARD, dan hubungkan VCC dengan sumber tegangan
12V.
7. Pasanglah LDR pada titik “AB”, dan potensiometer pada titik “BC”
dengan nilai kira-kira sama atau lebih kecil sedikit dari nilai
resistansi LDR pada nomor 4 (RVR≥RLDR).
8. Pasanglah beban berupa RELAY pada titik “EF”, dan lampu DC
12V pada sumber VCC=12V melalui RELAY sebagai saklar
pengubung ke sumber ke sumber tersebut.
9. Pada kondisi lampu nomor 3 (terang minimum), aturlah besar nilai
potensiometer (RVR) tersebut sehingga RELAY tepat pada kondisi
mati/”OFF”, ukur dan catatlah besarnya intensitas cahaya dengan
LUX-METER, resistansi RVR, tegangan VBB, arus basis (IB), arus
16
kolektor (IC=IL), tegangan VCE dan tegangan beban (VL) pada lembar
data isian laporan sementara.
10. Aturlah intensitas lampu DIMMER (semakain terang) sedikit demi
sedikit sehingga RELAY tepat mulai aktif/”ON”, ukur dan catatlah
kondisi tersebut seperti pada tahap nomor 9.
11. Ulangi tahap nomor 1 s/d 10 untuk sensor dioda photo dengan
polaritas anoda terhubung ke sumber positif (VCC), dan katoda ke
basis transistor, ukur dan catatlah seperti pada tahap nomor 9.
12. Ulangi tahap nomor 1 s/d 10 untuk sensor transistor photo dengan
polaritas kolektor terhubung ke sumber tegangan ke sumber positif
(VCC), dan emitor ke basis transistor, ukur dan catalah seperti pada
tahap nomor 9.
17
b. Detektor Aktif-Terang
1. Persiapan seluruh komponen dan alat-alat yang akan digunakan,
serta lembar data isian praktikum laporan sementara “Detektor Aktif
Terang”.
2. Ukur dan cacatlah besar penguatan transistor (βDC=HFE) dengan
menggunakan multimeter yang bisa mengukur nilai penguatan, atau
lihatlah di buku data transistor.
3. Aturlah intensistas lampu belajar DIMMER pada kondisi
minimum/gelap atau suasana normal, ukur dan catatlah kondisi
tersebut dengan menggunakan LUX-METER (suasana ini adalah
kondisi detektor sedang mati/”OFF”).
4. Dekatkan LDR dengan lampu DIMMER pada kondisi nomor 3,
ukur dan catatlah nilai tahanan LDR tersebut sebagai kondisi
detektor dalam kondisi mati/”OFF” atau RELAY tidak bekerja.
5. Ukur dan catatlah nilai tahanan beban (RL) pada kedua ujung
kumparan RELAY dengan OHM-METER.
6. Rakitlah rangkaian percobaan sesuai dengan gambar pada papan
PROTO-BOARD, dan hubungkan VCC dengan sumber tegangan
12V.
7. Pasanglah LDR pada titik “AB”, dan potensiometer pada titik “BC”
dengan nilai kira-kira sama atau lebih kecil sedikit dari nilai
resistansi LDR pada nomor 4 (RVR≥RLDR).
8. Pasanglah beban berupa RELAY pada titik “EF”, dan lampu DC
12V pada sumber VCC=12V melalui RELAY sebagai saklar
pengubung ke sumber ke sumber tersebut.
9. Pada kondisi lampu nomor 3 (terang minimum), aturlah besar nilai
potensiometer (RVR) tersebut sehingga RELAY tepat pada kondisi
mati/”OFF”, ukur dan catatlah besarnya intensitas cahaya dengan
LUX-METER, resistansi RVR, tegangan VBB, arus basis (IB), arus
kolektor (IC=IL), tegangan VCE dan tegangan beban (VL) pada lembar
data isian laporan sementara.
18
10. Aturlah intensitas lampu DIMMER (semakain terang) sedikit demi
sedikit sehingga RELAY tepat mulai aktif/”ON”, ukur dan catatlah
kondisi tersebut seperti pada tahap nomor 9.
11. Ulangi tahap nomor 1 s/d 10 untuk sensor dioda photo dengan
polaritas anoda terhubung ke sumber positif (VCC), dan katoda ke
basis transistor, ukur dan catatlah seperti pada tahap nomor 9.
12. Ulangi tahap nomor 1 s/d 10 untuk sensor transistor photo dengan
polaritas kolektor terhubung ke sumber tegangan ke sumber positif
(VCC), dan emitor ke basis transistor, ukur dan catalah seperti pada
tahap nomor 9.
19
E. Hasil percobaan
a. Detektor Aktif-Terang
Tabel 1.3. Hasil pengujian pada transistor 2N3704
βDC 2N3704=241 RC=RL=160Ω
SENSOR KONDISIC
AH
AY
A
(LU
ME
N) RLDR
(Ω)VLDR
(Volt)
RVR
(Ω)VRVR
(Volt)
IB(mA)
VCE(Volt)
VL(Volt)
IL(mA)
LDR“OFF” 19 8k/0,38 200/0,38 0 9,8 0,1 0
“ON” 121 2,5k/0,75 200/0;75 0,3 0,2 9,8 35
Tabel 1.4. Hasil pengujian pada transistor BC108
βDC BC108=281 RC=RL=160Ω
SENSOR KONDISI
CA
HA
YA
(LU
ME
N) RLDR
(Ω)VLDR
(Volt)
RVR
(Ω)VRVR
(Volt)
IB(mA)
VCE(Volt)
VL(Volt)
IL(mA)
LDR“OFF” 20 6k/9,7 200/0,45 0 9,8 0,1 0
“ON” 125 3k/9,2 200/0,75 0,3 0,1 9,8 40
b. Detektor Aktif-Gelap
Tabel 1.1. Hasil pengujian pada transistor 2N3704
βDC 2N3704=241 RC=RL=160Ω
SENSOR KONDISI
CA
HA
YA
(LU
ME
N) RVR
(Ω)VRVR
(Volt)
RLDR
(Ω)VLDR
(Volt)
IB(mA)
VCE(Volt)
VL(Volt)
IL(mA)
LDR“OFF” 79 40k/9;2 3k/0,6 0 9,2 0,3 0
“ON” 23 40k/9 5k/0,8 0,67 0,2 9,7 22
Tabel 1.2. Hasil pengujian pada transistor BC108
βDC BC108=281 RC=RL=160Ω
SENSOR KONDISI
CA
HA
YA
(LU
ME
N) RVR
(Ω)VRVR
(Volt)
RLDR
(Ω)VLDR
(Volt)
IB(mA)
VCE(Volt)
VL(Volt)
IL(mA)
LDR “OFF” 88 42k/9;4 2,5k/0,55 0 9,8 0,3 0
“ON” 21 42k/9,2 5k/0,7 0,4 0,2 9,8 25
20
F. Analisa percobaan
Transistor dibias dengan bias pembagi tegangan, resistor yang
digunakan sebagai pembagi tegangan yang dipasangkan dengan LDR
berupa resistor variable. Dengan resistor ini, nilai perbandingan
pembagian tegangan dapat divariasi. Setelah dilakukan percobaan
hubungan antara resistor dan LDR adalah sebagai berikut:
Pada deteksi terang, resistor dipasang ke ground dan LDR dipasang ke
Vcc. Keadaan awal deteksi terang adalah gelap sehingga resistansi LDR
awalnya adalah tinggi.
Dalam keadaan gelap dengan transistor 2N3704, resistor terukur
200Ω dan resistansi LDR terukur 8kΩ. Perbandingan ini memberikan
tegangan basis sebesar:
V BB=0,28,2×10
¿0,24Volt
Melalui pengukuran didapatkan VBB sebesar 0,38 Volt, dengan hasil ini
dapat dibuktikan bahwa tegangan yang kurang dari 0,7 Volt tidak
mampu memicu transistor, sehingga DIMMER dalam keadaan terang
akan membuat lampu indikator padam.
Dalam keadaan terang dengan transistor 2N3704, resistor terukur
200Ω dan resistansi LDR terukur 2,5Ω. Perbandingan ini memberikan
tegangan basis sebesar:
V BB=0,22,7×10
¿0,74Volt
Melalui pengukuran didapatkan VBB sebesar 0,75 Volt, dengan hasil ini
dapat dibuktikan bahwa tegangan yang lebih dari 0,7 Volt akan mampu
memicu transistor, sehingga lampu DIMMER dalam keadaan terang
akan mambuat lampu indikator menyala.
21
Pada deteksi gelap, resistor dipasang ke Vcc dan LDR dipasang ke
ground. Keadaan awal deteksi gelap adalah terang sehingga resistansi
LDR awalnya adalah rendah.
Dalam keadaan terang dengan transistor 2N3704, resistor terukur
40Ω dan resistansi LDR terukur 8kΩ. Perbandingan ini memberikan
tegangan basis sebesar:
V BB=3
43×10
¿0,69Volt
Melalui pengukuran didapatkan VBB sebesar 0,6 Volt, dengan hasil ini
dapat dibuktikan bahwa tegangan yang kurang dari 0,7 Volt tidak
mampu memicu transistor, sehingga DIMMER dalam keadaan terang
akan membuat lampu indikator padam.
Dalam keadaan terang dengan transistor 2N3704, resistor terukur
40Ω dan resistansi LDR terukur 5kΩ. Perbandingan ini memberikan
tegangan basis sebesar:
V BB=5
45×10
¿1,1Volt
Melalui pengukuran didapatkan VBB sebesar 0,8 Volt, dengan hasil ini
dapat dibuktikan bahwa tegangan yang lebih dari 0,7 Volt akan mampu
memicu transistor, sehingga lampu DIMMER dalam keadaan terang
akan mambuat lampu indikator menyala.
Perbedaan penggunaan transistor 2N3704 dan BC108 adalah pada
arus kolektor yang dilewatkan. Transistor BC108 melewatkan arus
kolektor yang lebih besar dibandingkan dengan transistor 2N3704 karena
BC108 mempunyai βDC yang lebih besar dari 2N3704. Secara perhitungan
arus kolektor dapat dihitung sebagai berikut:
IC=βDC×IB
22
Pada percobaan Detektor Gelap dengan transistor 2N3704 saat lampu
indikator menyala, didapatkan arus basis terukur adalah 0,3 mA dengan
βDC sebesar 241 maka arus basis secara perhitungan adalah 72,3 mA.
Pada pengukuran didapatkan nilai 35 mA.
Pada percobaan Detektor Gelap dengan transistor BC108 saat lampu
indikator menyala, didapatkan arus basis terukur adalah 0,3 mA dengan
βDC sebesar 281 maka arus basis secara perhitungan adalah 84,3 mA.
Pada pengukuran didapatkan nilai 40 mA.
Dengan membandingkan kedua hasil percobaan dapat dibuktikan
bahwa dengan arus basis yang sama menghasilkan arus kolektor yang
berbeda. Namun keduanya terpaut cukup jauh dari nilai teorinya, hal ini
karena secara praktis, setelah dikenakan beban kemampuan transistor
melewatkan arus kolektor menurun.
G. Kesimpulan
Detektor aktif gelap yang dipraktekkan berhasil diwujudkan dengan
komponen sensor menggunakan LDR dan transistor sebagai saklar.
Transistor dibias dengan bias pembagi tegangan yang didapatkan dari
pembagian tegangan antara LDR dan resistor. Detektor Aktif-Terang
dengan memasang LDR ke Vcc dan resistor ke ground, sedangkan
Detektor Aktif-Gelap dengan memasang resistor ke Vcc dan LDR ke
ground.
Agar dapat mendeteksi suatu tingkat cahaya ruang yang mewakili
keadaan terang dan gelap, resistor variabel harus diatur untuk
mendapatkan perbandingan “limit” terhadap LDR dan terhadap keadaan
terang dan gelap. Setelah ditetapkan, selanjutnya penentu perbadingan
tegangan adalah resistansi LDR yaitu ketika diberikan pencahayaaan yang
dianggap gelap dan terang.