Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

14
Laporan Praktikum KD IPA 2 | 1 “Pembuatan Lubang Biopori” A. Tujuan 1. Mengetahui cara pembuatan lubang biopori 2. Mendeskripsikan manfaat biopori dalam kehidupan sehari-hari B. Landasan Teori Menurut Kartika Chrysti S (2014) biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Menurut Sinta Ardiyanti (2013) sampah organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun- daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

Transcript of Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Page 1: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 1

“Pembuatan Lubang Biopori”

A. Tujuan

1. Mengetahui cara pembuatan lubang biopori

2. Mendeskripsikan manfaat biopori dalam kehidupan sehari-hari

B. Landasan Teori

Menurut Kartika Chrysti S (2014) biopori adalah lubang-lubang kecil

pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti

cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi

udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk

ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang

tersebut.

Menurut Sinta Ardiyanti (2013) sampah organik adalah merupakan

barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai

sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang

benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan

(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau

(sering disebut dengan kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-

daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis

yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar

khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif

seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah

ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam,

tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya

anorganik.

Page 2: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 2

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah

lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya

resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos, (3)

memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi

masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam

berdarah dan malaria. (Anik Munawaroh, 2014)

Menurut S. Thioritz (2012 : 93) Aplikasi lubang resapan biopori pada

saluran yang terdapat dalam microcatchment dapat meningkatkan daya serap

tanah terhadap air sehingga dapat menekan aliran permukaan. Sistem

peresapan biopori merupakan sistem peresapan yang berdasarkan terhadap

perbaikan kondisi ekosistem tanah untuk meningkatkan fungsi hidrologis

pada tanah tersebut. Lubang resapan biopori dan penggunaan mulsa vertikal

pada saluran merupakan beberapa bentuk penerapan dari sistem peresapan

biopori.

Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan lubang berbentuk silindris

berdiameter sekitar 10 cm atau lebih yang digali di dalam tanah.

Kedalamannya tidak melebihi muka air tanah, yaitu sekitar 100 cm dari

permukaan tanah. LRB dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam

meresapkan air. Air tersebut meresap melalui biopori yang menembus

permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Dengan demikian,

akan menambah cadangan air dalam tanah serta menghindari terjadinya aliran

air di permukaan tanah (Maryati, dkk : 2010).

Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah

organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi

organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi.

Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan

melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi

sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik”

pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman,

seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya.

Page 3: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 3

Peningkatan laju peresapan melalui lubang resapan biopori dapat

mencegah terjadinya kerusakan lahan yang diakibatkan oleh aliran

permukaan dan erosi, dapat digunakan untuk mengatasi sampah organik

sehingga mencegah terjadinya genangan air serta dapat juga dijadikan sebagai

tempat pengomposan bagi sampah organik yang dimasukan ke dalam lubang.

C. Alat dan Bahan

Bor biopori

Sampah organik

Cetok

Page 4: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 4

Linggis

Paralon bekas

Koran bekas

Larutan EM-4

Page 5: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 5

Semen

D. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mencari lokasi yang akan dibuat lubang, lebih baik bila dibuat di tempat

dimana air cenderung berkumpul atau mengalir, bisa juga dibuat alur

terlebih dahulu.

3. Membuat lubang silindris secara vertikal diatas ditanah menggunakan

bor biopori dengan diameter 20 cm dan kedalaman 60 cm, bila terbentur

batu, gunakan linggis

4. Mendirikan paralon yang berdiameter sama dengan lubang dengan tinggi

10-15 cm yang telah dilapisi koran diatas lubang biopori

5. Memberikan adukan semen disekitar mulut lubang dengan tinggi sekitar

2 cm dan lebar 2-3 cm

6. Mengangkat paralon dan memasukkan koran ke dalam lubang

7. Mengisi lubang dengan sampah organik (dedaunan kering)

8. Menyiramkan larutan EM-4 pada lubang biopori yang sudah terisi

sampah organik

9. Mengulangi langkah 2-7 dengan jarak 50-100 cm dari lubang pertama

Page 6: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 6

E. Hasil Pengamatan

Melubangi tanah dengan bor

biopori

Memasang paralon yang

dilapisi koran pada mulut

lubang dan mengisi lubang

dengan sampah organik

Menuangkan larutan EM-4

pada lubang yang sudah terisi

sampah organic

Page 7: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 7

Melapisi sekitar mulut lubang

dengan adukan semen

Lubang biopori yang sudah

jadi

F. Hasil Percobaan

No. Tanggal Kedalaman

Keadaan Sampah

Organik

Lokasi

1. 25-11-2014 65 cm Kering Depan ruang

musik

2. 26-11-2014 65 cm Kering Depan ruang

musik

3. 27-11-2014 65 cm Sudah mulai

lembap

Depan ruang

musik

4. 02-12-2014 60 cm Ketinggian

sampah organik

Depan ruang

musik

Page 8: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 8

(daun) mulai

menurun dan

sudah ada

beberapa daun

yang melekat

dengan tanah

serta warna daun

sudah agak

kecokelatan dan

tanah dalam

keadaan basah

karena cuaca

sedang hujan

5. 09-12-2014 60 cm Warna daun

sudah mulai

kecokelatan dan

semakin banyak

daun yang

melekat dengan

tanah, keadaan

tanah masih

basah karena

cuaca sedang

hujan

Depan ruang

musik

6. 16-12-2014 58 cm Warna daun

sudah banyak

yang kecokelatan,

dan daun pada

Depan ruang

musik

Page 9: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 9

bagian bawah

mulai menyatu

dengan tanah

7. 23-12-2014 55 cm Ketinggian

sampah organik

(daun) pada

lubang menurun

jauh dari awal

pembuatan

lubang. Warna

daun sudah

cokelat gelap dan

lembap. Pada

bagian bawah

lubang, sudah ada

daun yang

menyatu dengan

tanah

Depan ruang

musik

G. Pembahasan

Pada praktikum pertama yaitu pembuatan lubang biopori. Menurut

Kartika Chrysti S (2014) biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang

terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau

pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan

menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran

pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

Page 10: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 10

Kemudian lubang biopori disi oleh sampah organik. Menurut Sinta

Ardiyanti (2013) sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami

pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan

tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

Lubang resapan biopori bermanfaat untuk mengatasi banjir dengan cara

(1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi

kompos, (3) memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman, dan

mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit

demam berdarah dan malaria. (Anik Munawaroh, 2014)

Cara pemeliharaan lubang biopori yaitu dengan :

1. Sampah organik di dalam lubang resapan biopori lama-kelamaan akan

menyusut karena pelapukan sehingga perlu ditambahkan dalam jangka

waktu tertentu.

2. Kompos yang terbentuk dapat diambil dari lubang setiap akhir musim

kemarau, lalu masukkan lagi sampah organik yang baru.

Sistem peresapan biopori merupakan sistem peresapan yang berdasarkan

terhadap perbaikan kondisi ekosistem tanah untuk meningkatkan fungsi

hidrologis pada tanah tersebut. (S. Thioritz, 2012 : 93)

Manfaat dari pembuatan lubang biopori adalah :

1. Mencegah banjir

2. Tempat pembuangan sampah organik

Page 11: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 11

4. Menyuburkan tanaman

Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan

untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat

membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman

di sekitarnya.

4. Meningkatkan kualitas air tanah

Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-

mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi

berkualitas karena mengandung mineral.

Hari pertama (25 November 2014) pembuatan lubang biopori didepan

ruang musik dengan kedalaman 65 cm dan di isi dengan sampah organik.

Dihari kedua pada tanggal 26 November 2014 dan hari ketiga, 27 November

2014, sampah sudah mulai melembap. Pada tanggal 02 Desember 2014,

sampah organik (daun hijau) sudah mulai menampakkan perubahannya, yaitu

berubah warna menjadi agak kecokelatan dan keadaan sampah basah, karena

cuaca sedang hujan serta kedalaman sampah mulai menurun, dari 65 cm

menjadi 63 cm.

Grafik tingkat kedalaman lubang biopori

Page 12: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 12

Empat belas hari setelah pembuatan lubang biopori yaitu pada tanggal 09

Desember 2014, sampah organik (daun) mulai berubah warna menjadi coklat

gelap dan sudah ada beberapa daun yang mulai menempel dengan tanah,

keadaan sampah sangat basah karena cuaca sedang hujan dan lubang biopori

dipenuhi oleh air dan kedalaman sampah didalam lubangpun menurun

kembali menjadi 60 cm.

Pada tanggal 16 Desember 2014 dan 23 Desember 2014, daun sudah

lembap dan berwarna cokelat gelap. Pada bagian bawah lubang, sampah

organik (daun) sudah mulai menyatu dengan tanah. Dan ketinggian sampah

organik menurun menjadi 55 cm.

Hal ini membuktikan bahwa sampah organik (daun) mengalami

pengomposan didalam lubang, karena kedalaman sampah semakin lama

semakin menurun yang menandakan bahwa sampah bagian bawah telah

mengalami pengomposan dengan tanah.

H. Kesimpulan

Biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat

aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar

dalam tanah.

Sampah dedaunan yang terdapat pada lubang biopori semakin lama akan

semakin lembab dan akhirnya menyatu dengan tanah. Hal ini dikarenakan

adanya proses pelapukan oleh organisme di dalam tanah.

Cara pembuatan lubang biopori yaitu :

1. Mencari lokasi yang akan dibuat lubang, lebih baik bila dibuat di tempat

dimana air cenderung berkumpul atau mengalir, bisa juga dibuat alur

terlebih dahulu.

2. Membuat lubang silindris secara vertikal diatas ditanah menggunakan

bor biopori dengan diameter 20 cm dan kedalaman 60 cm, bila terbentur

batu, gunakan linggis

3. Mendirikan paralon yang berdiameter sama dengan lubang dengan tinggi

10-15 cm yang telah dilapisi koran diatas lubang biopori

Page 13: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 13

4. Memberikan adukan semen disekitar mulut lubang dengan tinggi sekitar

2 cm dan lebar 2-3 cm

5. Mengangkat paralon dan memasukkan koran ke dalam lubang

6. Mengisi lubang dengan sampah organik (dedaunan kering)

Manfaat dari pembuatan lubang biopori adalah :

1. Mencegah banjir

2. Tempat pembuangan sampah organic

3. Menyuburkan tanaman

Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan

untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat

membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman

di sekitarnya.

4. Meningkatkan kualitas air tanah

Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-

mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi

berkualitas karena mengandung mineral.

Page 14: Praktikum Pembuatan Lubang Biopori

Laporan Praktikum KD IPA 2 | 14

I. Daftar Pustaka

Ardiyanti, Sinta. 2013. Sampah Organik dan Non-organik. Diunduh pada

tanggal 11 November 2014 di situs

http://sintaardiyanti.wordpress.com/2013/03/30/sampah-organik-dan-

non-oraganik/

Maryati, Ekosari, dan Eko W. 2010. Lubang Resapan Biopori (LRB) :

Teknologi Tepat Guna Untuk Mengatasi Banjir dan Sampah serta

Menjaga Kelestarian Air Bawah Tanah. Yogyakarta : Universitas Negeri

Yogyakarta.

Munawaroh, Anik. 2014. Laporan Biopori. Diunduh pada tanggal 11

November 2014 di situs

https://www.academia.edu/4531983/laporan_biopori

Suryandari, Kartika Chrysti. 2014. Laporan Praktikum Konsep Dasar Ilmu

Pengetahuan Alam 2. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Thioritz, S. 2012. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Masyarakat Volume 12

: Eksperimentasi Lubang Resapan Biopori Sebagai Solusi Untuk

Mengatasi Genangan Air. Makassar : Universitas Atma Jaya.