praktikum mpi

11
PAYANG 1. Definisi dalam irnawati, 2004). Menurut Rachman et al. (2013), payang yaitu alat tangkap yang sering disebut sebagai pukat kantong. Payang termasuk salah satu alat tangkap yang penggunaannya masih tradisional dan layak dijalankan untuk usaha. 2. Bagian dan fungsi Menurut Monintja (1991) dalam Irnawati (2004), jaring pada payang terdiri atas kantong, dua buah sayap, dua tali ris, tali selambar, pelampung dan pemberat. Kantong berfungsi untuk tempat ikan hasil tangkapan, sayap berfungsi sebagai penggiring dan pengejut bagi ikan sehingga ikan mengarah ke mulut jaring. Tali ris berfungsi untuk merentangkan jaring, tempat tali pelampung dan tali pemberat. Tali selambar berfungsi menghubungkan antara jaring dan kapal/ perahu. Sedangkan pelampung dan pemberat membantu bukaan mulut jaring. Kurang 1 literatur 3. Metode pengoperasian Menurut Sainsbury (1998) dalam Irnawati (2004), prinsip pengoperasian payang adalah melingkari schooling ikan di area

description

perikanan dan ilmu kelautan

Transcript of praktikum mpi

PAYANG1. Definisi dalam irnawati, 2004).Menurut Rachman et al. (2013), payang yaitu alat tangkap yang sering disebut sebagai pukat kantong. Payang termasuk salah satu alat tangkap yang penggunaannya masih tradisional dan layak dijalankan untuk usaha.

2. Bagian dan fungsiMenurut Monintja (1991) dalam Irnawati (2004), jaring pada payang terdiri atas kantong, dua buah sayap, dua tali ris, tali selambar, pelampung dan pemberat. Kantong berfungsi untuk tempat ikan hasil tangkapan, sayap berfungsi sebagai penggiring dan pengejut bagi ikan sehingga ikan mengarah ke mulut jaring. Tali ris berfungsi untuk merentangkan jaring, tempat tali pelampung dan tali pemberat. Tali selambar berfungsi menghubungkan antara jaring dan kapal/ perahu. Sedangkan pelampung dan pemberat membantu bukaan mulut jaring.Kurang 1 literatur

3. Metode pengoperasianMenurut Sainsbury (1998) dalam Irnawati (2004), prinsip pengoperasian payang adalah melingkari schooling ikan di area perairan dengan warp panjang dan jaring yang terletak di tengah. Perikanan dua warp dilakukan secara bersamaan, sehingga kelompok ikan tergiring masuk ke dalam jaring.Kurang 1 literatur

4. Hasil tangkapanMenurut Subani dan Barus (1989) dalam Irnawati (2004), jenis-jenis ikan hasil tangkapan payang adalah tongkol (euthymus sp.), layang (Decapterus spp.), selar (Selaroides sp.), kembung (Rastrelliger spp.), tembang (Sardinella finbriata) dan lain-lain. Sebagian besar tergolong sumberdaya ikan pelagis.Hasil tangkapan payang didominasi oleh ikan Teri Nasi (Stolephorus sp), kemudian diikuti oleh Tenggiri (Scomberomerusi sp), Tongkol (Auxis sp), Bawal Hitam (Formio sp), Kembung (Rastrelliger sp), Tembang/Jui (Sardinella fimbriata) dan lain-lain (Rahmawati et al, 2013).

5. Alat bantuMenurut Rachman et al. (2013), pengoperasian payang pada malam dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu lampu petromak (kerosene pressure lamp) sebagai fish agregating device (FAD). Selain menggunakan alat bantu penangkapan ikan, pengoperasian payang juga melihat tanda-tanda keberadaan gerombolan ikan.Menurut Subani dan Barus (1989) dalam Irnawati (2004), payang dapat dioperasikan pada siang maupun malam hari. Pengoperasian payang pada malam hari terutama saat keadaan tidak terang bulan dengan menggunakan lampu petromaks. Pengoperasian payang pada siang hari dapat menggunakan rumpon sebagai alat bantu pengoperasian.

BUBU1. DefinisiMenurut Arios et al. (2013), Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan secara pasif di dasar perairan. Secara umum bubu dapat digolongkan sebagai alat penangkap yang berbentuk seperti kurungan atau berupa ruangan tertutup dimana ikan-ikan tidak dapat keluar lagi.Menurut Ubaidillah et al. (2014), Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap (traps) dan penghadang (guiding barries). Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar.

2. Bagian dan fungsiMenurut Subani dan Barus (1989) dalam Ramadan (2011), Secara garis besar bubu tambun tediri atas bagian-bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeb dan pintu. Badan bubu sebagai rongga tempat ikan terkurung. Mulut bubu berbentuk seperti corong dan merupakan tempat ikan masuk tetapi tidak dapat keluar. Sementara pintu bubu merupakan tempat pengambilan hasil tangkapan.Menurut Yuspardianto dan Saputra (2004), secara umum bubu tiang dapat dibagi atas tiga bagian utama yaitu bagian kepala (bagian keliling mulut), bagian badan dan bagian kantong. Kemudian dalam satu unit bubu tiang dasar terdiri beberapa bagian.

3. Metode pengoperasianMenurut Yuspardianto dan Saputra (2004), Sebelum melaut para nelayan telah menyiapkan peralatan. Kemudian setelah sampai didaerah penangkapan nelayan memasukkan ring bubu ke tiang pancang, bubu dibuang kedalam laut dan letak bubu dibetulkan agar badan dan mulut bubu menghadap arah datangnya arus. kapal dihentikan dan memutar haluan kearah tiang bubu yang pertama. Seorang nelayan menarik tali ring bagian bawah, dan satu lagi membantu mengikatkan tali yang telah ditarik, dan dilanjutkan ke tali ring bagian bawah berikutnya, sehingga tali ring bagian bawah akan bertemu dengan ring besi bagian atas, maka keadaan mulut bubu akan tertutup. Salah seorang menarik kontong bubu dengan menggunakan pengait keatas kapal, satu orang lagi membuka kontong ikatan bubu, hasil tangkapan dituangkan kedalam palka.Menurut Arios et al. (2013), sistem penangkapan bubu yang digunakan oleh nelayan yaitu pengoperasian bubu pada sistem rawai yaitu bubu dipasang dalam jumlah banyak dan dirangkai menggunakan tali antara bubu satu dengan bubu lainnya. Dihubungkan dengan pengait (snap) antara tali cabang dan tali utama. Kemudian ditandai dengan pelampung tanda pada kedua ujungnya dan dilengkapi pemberat agar bubu tidak berpindah tempat. Sebelum meletakkan bubu biasa para nelayan menentukan letak pencarian derah tangkapan ikan( fishing ground).

4. Hasil tangkapanMenurut Yuspardianto dan Saputra (2004), selama penelitian dilakukan, pada siang dan malam hari hasil tangkapan yang paling banyak adalah udang, sedangkan hasil tangkapan yang paling ringan adalah ikan biang-biang. Dan ikan-ikan yang tertangkap antara lain ikan Gulamah, ikan Senagin, ikan Biang-biang, ikan Lomek dan udang.Menurut Iskandar (2011), hasil tangkapan bubu yang paling dominan adalah ikan dari Famili Pomacentridae yaitu jenis ikan Betok yang merupakan hasil tangkapan sampingan. Ikan hasil tangkapan sampingan dominan lainnya yang tertangkap adalah Famili Chaetodontidae dan Famili Monachantidae, bubu tambun juga menangkap beberapa family dari kelas Crustacea.

5. Alat bantuUmpan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan dengan menggunakan bubu. Umpan berperan sebagai salah satu bentuk pemikat yang memberikan rangsangan (stimulus) yang bersifat fisika dan kimia. Umpan yang digunakan untuk kegiatan penangkapan bubu adalah ikan petek segar (Arios et al., 2013).Menurut Sainsbury (1972) dalam Ubaidillah et al. (2014), Bubu yang dipasang bersifat pasif dan diharapkan dapat menarik jenis-jenis ikan yang akan tertangkap dengan mempergunakan umpan-umpan, baik berupa ikan-ikan yang sudah terpotong-potong atau hewan laut lainnya, ataupun dalam bungkusan yang telah dipersiapkan.

GILL NET

1. DefinisiAlat tangkap jaring insang (gillnet) adalah sebuah alat tangkap yang memiliki bentuk umum empat persegi panjang dengan bagian-bagian alat terdiri dari; jaring utama, tali ris atas, tali ris bawah, pelampung dan tali selambar serta pemberat (Rasdani, 1988 dalam Syofyan et al., 2010).Menurut Cristianawati et al. (2013), jaring insang adalah alat tangkap yang berberntuk persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama pada setiap jaringnya. Masyarakat pesisir Jawa Tengah pada umumnya berprofesi sebagai nelayan dan salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan dan dioperasikan adalah jaring insang (gillnet).

2. Bagian dan fungsiKurang 2 literatur3. Metode pengoperasianKurang 2 literatur4. Hasil tangkapanMenurut Syofyan et al. (2010), gillnet digunakan untuk menangkap jenis-jenis komoditi besar.Ikan-ikan tersebut antara lain ikan salmon, cord, tenggiri, sarden, kepiting, hiu, tuna, udang dan sebagainya.Menurut Cristianawati et al. (2013), hasil tangkapan ikan pada gillnet yang dioperasikan dengan cara hanyut (drift) menghasilkan tangkapan ikan tigawaja (Pennahia sp.), kembung (Rastrelliger sp.), talang (Scomberoides sp.), rajungan (Portunus sp.), sembilang (Plofosus sp.), kakap putih (Lates sp.), kepiting (Scylla sp.), pari (Himantura sp.), laosan (Polynemus sp.), dorang (Parastromateus) dan kiper (Siganus sp.).

5. Alat bantuMenurut Salim dan Rahmat (2013), rumpon sebagai alat bantu penangkapan berfungsi untuk mengumpulkan ikan sehingga lebih memudahkan penangkapannya. Penggunaan teknologi rumpon yang tepat dapat meningkatkan hasil tangkapan, menghemat bahan bakar, dan menghemat umpan.Menurut Cristianawati et al. (2013), keanekaragaman hasil tangkapan, baik jumlah maupun famili/kelompok ikan yang tertangkap pada tiap strata kedalaman, sangat dipengaruhi oleh keadaan perairannya sendiri. Satu diantaranya adalah adanya daya dukung lingkungan yang baik seperti adanya atribut alat bantu pengumpul ikan atau rumpon, sehingga potensi sumber daya ikan didalamnya dapat berkembang.

LONG LINE

1. DefinisiMenurut Saputra et al. (2011), rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu unit Tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000 2.000 mata pancing untuk sekali turun. Tuna Longliner umumnya dioperasikan di laut lepas atau perairan samudera.Menurut Adyas et al. (2011), alat tangkap tuna longline adalah alat tangkap untuk menangkap ikan pelagis besar (tuna, marlin, dll) di perairan dalam (pelagis). Longline terdiri dari sederetan tali utama, dan pada tali utama pada jarak tertentu terdapat tali cabang yang ukuran diameter dan panjangnya lebih kecil dari tali utama, pada ujung tali cabang dikaitkan mata pancing yang diisi umpan.

2. Bagian dan fungsiMenurut Chodrijah dan Nugraha (2013), spesifikasi longline terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch line), pancing (hooks), tali pelampung (float line), pelampung (float) dan radio bouy. Tali utama dan tali cabang terbuat dari bahan monofilament, Tali pelampung terbuat dari PA monofilament, Mata pancing terbuat dari besi stainless.Menurut Adyas et al. (2011), komponen alat tangkap tuna longline terdiri dari pelampung agar pancing, tali pancing, dan hasil tangkapan tidak tenggelam, tali pelampung untuk menghubungkan pelampung dengan tali utama, tali utama sebagai tempat tergantungnya tali cabang, tali cabang untuk menggantungkan mata pancing dan mata pancing.3. Metode pengoperasianMenurut Adyas et al. (2011), metode pengoperasian tuna longline meliputi persiapan keberangkatan kapal seperti memeriksa kondisi kapal dan bagian-bagiannya, kondisi mesin, BBM, dan peralatan lainnya, kemudian pemasangan (setting) alat tangkap, sebelum setting sebaiknya dilakukan pemeriksaan sekitar lokasi penangkapan.Kurang 1 literatur4. Hasil tangkapanMenurut Chodrijah dan Nugraha (2013), hasil tangkapan utama (target species) kapal longline terdiri dari madidihang (yellowfin tuna; Thunnus albacares), tuna mata besar (bigeye tuna; Thunnus obesus), sedangkan hasil tangkapan sampingan (bycatch) diantaranya adalah lemadang (Coryphaena hippurus), ikan pedang (Xiphias gladius), bawal bulat (Taracticthys steindachneri), ikan naga (lancetfish; Alepisaurus sp.), pari lumpur (Dasyatis sp.), ikan gindara (oilfish; Ruvettus pretiosus), cakalang (Katsuwonus pelamis), setuhuk biru (Makaira mazara) dan setuhuk hitam (Macaira indica).Menurut Saputra et al. (2011), target utama Tuna Longliner adalah kelompok ikan Tuna, seperti Tuna, Cakalang, Tongkol, Meka, Tengiri, dan sebagainya. Berdasarkan data 10 tahun terakhir, menunjukkan bahwa hasil tangkapan Tuna Longliner didominasi oleh Tuna (50,22%) dan Cakalang (46,22%).

5. Alat bantuKurang 2 literatur