Praktikum Komunikasi data serial dan paralel

65
  Disusun oleh : TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG 2014 Jl. Kanayakan No. 21, DAGO 40135, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA Phone :+62 022 2500241 Fax : +62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id e-mail : [email protected] ANDRISMAN JAKARIA 214 341 076 2 AE A PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA LAPORAN

description

Dokumen ini adalah dokumen laporan praktikum mengenai komunikasi data serial dan paralel

Transcript of Praktikum Komunikasi data serial dan paralel

  • Disusun oleh :

    TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA

    POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

    2014

    Jl. Kanayakan No. 21, DAGO 40135, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA

    Phone :+62 022 2500241 Fax : +62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id e-mail : [email protected]

    ANDRISMAN JAKARIA 214 341 076

    2 AE A

    PRAKTIKUM

    KOMUNIKASI DATA

    LAPORAN

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    PENDAHULUAN

    Setelah mempelajari materi kuliah mengenai komunikasi data, mahasiswa dituntut

    untuk dapat membuktikan kebenaran dari beberapa materi yang dipelajari dan melakukan

    analisa lebih lanjut mengenai materi tersebut. Hal itu dapat dilaksanakan dengan melakukan

    kegiatan praktikum di dalam laboratorium. Sehingga diharapkan mahasiswa bisa memahami

    materi tersebut secara mendalam dari beberapa praktikum yang telah dilaksanakan.

    Secara khusus, praktikum ini membahas mengenai komunikasi dan transmisi data

    serial dan parallel. Dalam praktikum ini, komunikasi dan transmisi data dilakukan

    menggunakan port DB9 dan DB25 serta kabel UTP sebagai penghubung antar komputer

    maupun antara komputer dengan modul motor stepper.

    Dalam praktikum ini, untuk melakukan transmisi tersebut digunakanlah aplikasi

    berbasis Visual Basic 6 pada komputer. Alasan menggunakan Visual Basic 6 dalam

    praktikum ini adalah dikarenakan Visual Basic 6 dapat digunakan dengan baik dalam

    transmisi data serial dan parallel. Selain itu, Visual Basic 6 cukup mudah dipahami bagi

    para mahasiswa khususnya para developer yang mengembangkan aplikasi interfacing

    seperti menggerakan motor, dan lain sebagainya.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Tujuan Praktikum

    Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

    1. Membuat kabel serial dan parallel

    2. Membuat program aplikasi berbasis Visual Basic untuk keperluan interfacing

    3. Melakukan interfacing menggunakan kabel serial dan parallel

    4. Mengatur pergerakan motor stepper menggunakan program aplikasi berbasis Visual

    Basic

    POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG CATATAN MINGGUAN PRAKTIK AE

    PROGRAM : Komdat 1 MINGGU KE : 1

    HARI/TGL KEGIATAN WAKTU

    Senin,

    25/Agustus/2014

    Baris, absensi, berdoa 06.55-07.05

    Perkenalan mengenai sistem ajar, pembagian piket dan kelompok 07.05-09.00

    Istirahat 09.00-09.15

    Penjelasan materi komunikasi data 09.15-11.40

    Istirahat, shalat, pembelian komponen dan makan 11.40-12.40

    pemberian tugas I, dan pengerjaan komponen 12.40-15.00

    Bersih bersih, baris,absensi dan berdoa 15.00-15.20

    Selasa,

    26/Agustus/2014

    Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05

    Pengumpulan tugas, Pemberian materi praktek , mengenai vb, dan cara

    pengoneksianya 07.05-09.00

    Istirahat 09.00-09.15

    Latihan pembuatan aplikasi vb chatting 09.15-11.40

    Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40

    Penjelasan materi, pengerjaan aplikasi vb chatting , dan uji coba kabel serial

    12.40-15.00

    Bersih bersih, baris,absensi dan berdoa 15.00-15.20

    Rabu,

    27/Agustus/2014

    Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05

    Pemberian materi praktek , latihan pembuatan aplikasi vb untuk pengaturan LED

    07.05-09.00

    Istirahat 09.00-09.15

    Latihan pembuatan pembuatan aplikasi vb untuk pengaturan LED serta pengujian aplikasinya pada module

    09.15-11.40

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40

    Latihan pembuatan aplikasi vb pengaturan motor stepper 12.40-15.00

    Bersih bersih dan Baris, absensi,berdoa 15.00-15.20

    Kamis,

    28/Agustus/2014

    Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05

    Meneruskan pembuatan aplikasi vb, Pemberian materi praktek 07.05-09.00

    Istirahat 09.00-09.15

    Meneruskan pembuatan aplikasi vb, Latihan memantau gelombang dari keyboard berdasarkan KeyAscii

    09.15-11.40

    Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40

    Meneruskan pembuatan aplikasi vb, Latihan memantau gelombang dari keyboard berdasarkan KeyAscii

    12.40-15.00

    Bersih bersih dan Baris, absensi,berdoa 15.00-15.20

    Jumat,

    29/Agustus/2014

    Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05

    Pengecheckan software yang telah dibuat 07.05-09.00

    Istirahat 09.00-09.15

    Pengecheckan software yang telah dibuat 09.15-10.50

    Istirahat, jumatan 10.50-13.20

    Kemahasiswaan PKM 13.20-15.00

    Baris, absensi,dan berdoa 15.00-15.20

    Sabtu,

    30/Agustus/2014 LIBUR

    TOTAL : 38 Jam

    INSTRUKTUR

    Dr.Ing. Yuliadi Erdani M.Sc.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    BAB I

    DASAR TEORI

    1.1 Pengertian Komunikasi Data

    Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua

    atau lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media.

    1.2 Perkembangan Komunikasi Data

    Sebelum berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer

    (computer network), banyak perusahaan mengalami keadaan seperti yang digambarkan sebagai

    berikut:

    Suatu perusahaan umumnya terdiri atas berbagai bagian yang masing-masing menjalankan

    fungsinya. Perkembangan perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk

    melakukan komputerisasi operasinya. Tiap bagian akan mengembangkan sistemnya sesuai

    dengan keperluannya sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai berbagai sistem yang satu

    dengan yang lainnya tidak kompatibel dan hanya efisien untuk bagian tersebut. Untuk

    menghemat biaya, waktu dan tenaga, digunakanlah sistem yang dipusatkan sehingga masing-

    masing bagian hanya menyiapkan datanya sedangkan pengolahannya dipusatkan dan

    dilakukan oleh komputer yang berkekuatan besar (mainframe).

    Pengolahan kebanyakan dilakukan secara sistem batch (Batch Processing system). Sistem

    terpusat seperti ini mengumpulkan dan mempersiapkan data yang hendak diolah agar dapat

    diterima oleh komputer pusat pengolah data, sehingga memerlukan selang beberapa waktu

    untuk memperoleh hasilnya. Kadang-kadang data yang diperlukan dan telah dipersiapkan

    tersebut dibawa dengan alat transportasi ke komputer pengolah data. Oleh komputer data

    tersebut akan diolah sesuai dengan aturan yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian

    dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh pemakai, misalnya berbentuk cetakan

    kertas (print-out), ataupun bentuk lain. Hasil ini kemudian dikirimkan ke pihak yang

    memerlukannya. Tiap-tiap bagian tidak dapat memasukkan data dan mendapatkan data

    seketika dari komputernya.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Untuk mengatasi selang waktu yang diperlukan untuk membawa data tersebut haruslah

    digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap pengolahan yang diperlukan

    akan mendapatkan suatu terminal yang terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini

    tugas atau data dapat secara langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima

    seketika itu juga. Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan jika dibutuhkan sehingga

    dapat diperoleh sistem pengolahan informasi yang benar-benar terpusat. Semua bagian dari

    perusahaan tersebut dapat saling memanfaatkan data karena tersimpan di satu tempat dan

    program yang ada akan mengatur keandalan dari data perusahaan.

    Pada situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan

    diperlukan cukup banyak waktu. Usaha mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk

    mendapatkan hasil pengolahan menyebabkan timbulnya komunikasi data ini. Sebelum adanya

    komunikasi data aktivitas pengolahan data harus melalui beberapa prosedur yang tidak terlalu

    efisien.

    1.3 Bentuk Sistem Komunikasi Data

    Dari pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu sistem

    komunikasi data dapat berbentuk off-line communication system atau on-line communication

    system.

    1.3.1 Off-line communication system

    Suatu bentuk sistem komunikasi data yang sederhana dapat berbentuk off-line

    communication system,yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung diproses oleh CPU

    penerima.

    1.3.2 On-Line Communication System

    Suatu on-line communication system, data yang dikirimkan akan langsung diterima oleh

    komputer pusat untuk diolah. On-Line Communication System dapat berbentuk remote job

    entry (RJE) system; realtime system; time sharing system; client server system atau

    distributed data processing system.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    a.Remote Job Entry System

    Data yang akan dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara

    bersama-sama ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan (batch)

    terlebih dahulu dalam suatu periode, maka cara pengolahan sistem ini disebut

    dengan batch processing system. Hasil dari pengolahan data umumnya ada dikomputer

    pusat dan tidak dapat langsung seketika dihasilkan, karena komputer pusat harus

    sekaligus mengolah sekumpulan data yang cukup besar.

    b. Realtime System

    Suatu realtime system memungkinkan data yang dikirim kepusat komputer

    seketika pada saat itu juga akan diolah di pusat komputer dan pusat komputer

    mengirimkan kembali hasil pengolahan pengiriman data yang dikirimkan tersebut.

    American Airlines merupakan perusahaan yang pertama kali mepelopori sistem ini.

    Dengan realtime system, penumpang dapat memesan tiket untuk suatu nomor

    penerbangan tertentu dan mendapatkan hasilnya kurang dari 15 detik, calon penumpang

    dapat pula mengetahui apakah masih ada tempat duduk atau tidak.

    c.Time Sharing System

    Time Sharing System memungkinkan beberapa pemakai bersama-sama

    menggunakan suatu komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya

    bergantian untuk tiap-tiap pemakai. Tiap-tiap user dilayani oleh komputer bergiliran

    dalam waktu yang sangat cepat (time slice atau quantum), sehingga tiap-tiap pemakai

    komputer tidak merasa bahwa komputer melayani beberapa pemakai sekaligus

    bergiliran.

    d. Client Server System

    Time Sharing System umumnya melibatkan komputer mainframe yang

    dihubungkan dengan banyak terminal. Terminal yang digunakan adalah dumb

    terminal yang digunakan sebagai alat input atau output saja. Terminal ini disebut

    dengan dumb terminal (terminal bodoh) karena tidak memiliki processor, sehingga

    semua pengolahan data dilakukan oleh komputer pusat (mainframe). Oleh karena itu

    komputer pusat harus membagi waktunya (time sharing) untuk melayani dumb

    terminal.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Dengan semakin murahnya komputer mikro (PC), banyak dumb terminal yang

    diganti oleh komputer mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro

    merupakan Intelligent terminal karena memilikiprocessor didalamnya, sehingga

    pengolahan data dapat dilakukan di komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data

    dapat dilakukan di masing-masing terminal, maka logikanya pengolahan data tidak

    perlu dilakukan oleh komputer pusat yang besar dan mahal seperti mainframe. Yang

    diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan database dan program aplikasi

    umum. Komputer pusat seperti itu cukup komputer mini bahkan komputer mikro yang

    memiliki media penyimpanan cukup besar untuk melayani (server) kebutuhan data dan

    program dari terminal-terminal komputer mikro. Komputer pusat yang berfungsi

    sebagai penyedia data dan program ini disebut dengan server. Komputer-komputer

    mikro yang berfungsi sebagai terminal disebut dengan clients dan sistem jaringan ini

    disebut dengan Client Server System.

    e. Distributed Data Processing System

    Distributed Data Processing (DDP) System merupakan suatu sistem komputer

    interaktif yang lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi,

    masing-masing komputer mampu mengolah data secara sendiri-sendiri dan mampu

    berhubungan dengan komputer lainnya dalam suatu sistem. Masing-masing komputer

    dalam setiap lokasi menggunakan komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan

    komputer pusat. Komputer kecil tersebut memiliki penyimpanan data tersendiri dan

    mampu mengolah data sendiri. Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dilakukan

    ditempat sendiri maka akan ditransmisikan untuk diolah di komputer yang lebih besar,

    atau bila data tidak tersedia ditempat sendiri, dapat diambilkan dari komputer pusat.

    1.4 Model Komunikasi Data

    Ada 3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan tipe channel transmisi,

    yakni tipe transmisi satu arah (Simplex atau one way transmission), transmisi dua arah

    bergantian (Half Duplexatau either way transmission), atau transmisi dua arah serentak (Full

    Duplex atau both way transmission).

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    1. Simplex atau One Way Transmission

    Tipe channel transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk

    satu arah saja, tidak bolak-balik. Misalnya siaran radio atau televisi, yaitu signal yang

    dikirimkan dari stasiun pemancar hanya dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran,

    tetapi pesawat penangkap siaran tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun

    pemancar. Pengiriman data dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer

    yang satu mengirim kekomputer lainnya sebagai penerima) merupakan contoh dari one

    way transmission.

    2. Half Duplex atau Either Way Transmission

    Half Duplex atau Either Way Transmission biasa disingkat HDX, dalam

    tipe channel transmisi ini informasi data dapat dikirim dan diterima namun tidak secara

    serentak (bergantian). Artinya bila satu mengirimkan maka yang lainnya menerima dan

    sebaliknya. Radio CB Walkie-talkie merupakan contoh dari two-way transmission,

    dengan radio CB Walkie-talkie kita dapat berbicara atau mendengarkan namun secara

    bergantian.

    3. Full Duplex atau Both Way Transmission

    Full Duplex atau Both Way Transmission biasa disingkat FDX

    merupakan channel transmisi dimana informasi data dapat mengalir dalam dua arah

    serentak atau dapat mengirim dan menerima data dalam waktu yang bersamaan.

    Komunikasi lewat telepon merupakan contoh dari tipe channel transmisi ini. Dengan

    telepon kita bisa berbicara sekaligus mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh

    lawan bicara.

    Model komunikasi data berdasarkan jalur transmisinya terdiri dari unicast, multicast, dan

    broadcast.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    1. Unicast

    Unicast merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain,

    sedangkan ketika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak

    dengan alat lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling

    terhubung, telepon yang lain tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua telepon

    yang sedang terhubung itu.

    2. Multicast

    Berbeda dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi, masing-

    masing alat tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang

    digunakan untuk mengakses Internet. Server mampu melayani beberapa komputer yang

    terhubung dengan media transmisi, dan dalam proses ini masing-masing komputer

    mampu melakukan proses balik dengan server tersebut.

    3. Broadcast

    Dalam proses ini alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan

    respon balik terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat

    mengirim kelebih dari satu alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar

    televisi.

    Berdasarkan konfigurasi jalur transmisi data, model komunikasi data terbagi menjadi point

    to point dan point to multipoint:

    1. Point to Point

    Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu

    peralatan dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada

    beberapa peralatan komputer seperti printer yang terhubung langsung dengan komputer.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    2. Point to Multipoint

    Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya.

    Proses transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang

    mana sebuah pemancar dapat diakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.

    Berdasarkan mode transmisi data, komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel

    (parallel transmission) dan mode transmisi seri (serial transmission).

    1. Mode Transmisi Paralel

    Pada mode transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode,

    ditransmisikan secara serentak satu karakter setiap saat.

    Bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk

    mentransmisikan sekaligus ke 8 buah bit 1 karakter kode ASCII. Perhatikan, bahwa

    yang ditransmisikan secara paralel adalah bit-bit dalam 1 karakter, sedangkan masing-

    masing karakternya ditransmisikan secara seri (berurutan).

    keuntungan dari komunikasi paralel adalah :

    - Lebih cepat

    - Kapasitas yang dibawa banyak

    - Pemrogaman lebih mudah

    Kelemahannya yaitu :

    - Kabel yang dibutuhkan banyak

    - Hanya untuk jarak dekat

    2. Mode Transmisi Serial

    Mode transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan.

    Pada mode ini, masing-masing bit dari satu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu

    bit per bit, satu diikuti oleh bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus

    bit-bit yang datang ke dalam bentuk karakter.

    Keuntungan dari komunikasi serial :

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    - Lebih Stabil

    - Gangguan lebih sedikit

    - Digunakan untuk jarak jauh

    Kelemahannya yaitu :

    - Pengiriman lambat

    1.5 Jaringan Komputer

    Jaringan komputer (networks) adalah kumpulan interkoneksi sejumlah komputer dan

    komponen hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi sumber daya dan data

    informasi.

    Berikut ini merupakan Jenis-jenis jaringan komputer:

    1.5.1 Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area

    1) PAN (Personal Area Network)

    2) LAN (Local Area Network)

    3) MAN (Metropolitan Area Network)

    4) WAN (Wide Area Network)

    5) internet (International Network/Interconnected Network)

    1.5.2 Berdasarkan Media Transmisi

    1) Wireline (dengan kabel): jenis-jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel

    twisted pair (UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted pair), Coaxial, dan

    Fiber Optic

    2) Wireless (tanpa kabel atau nirkabel): jenis-jenis media transmisinya dapat berupa

    terestrial microwave (gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di bumi),

    satellite system, radiasi elektromagnetik, bluetooth, infrared dsb.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    1.5.3 Berdasarkan Desain Fisik / Topologi

    1) Star

    2) Bus

    3) Ring

    4) Mesh

    5) Tree

    1.6 Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI

    Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya

    hubungan, komunikasi dan perpindahan data informasi antara dua atau lebih komputer.

    Protokol mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya

    mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi

    penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam

    jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari

    perbedaan format data pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik.

    Fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:

    1) Fragmentasi dan reassembly

    Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim

    menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi

    dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket

    informasi yang lengkap.

    2) Encaptulation

    Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode-

    kode koreksi dan lain-lain.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    3) Connection control

    Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection)

    komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun

    hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.

    4) Flow control

    Berfungsi sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.

    5) Error control

    Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses

    pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah men

    gontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.

    Salah satu protokol standar internasional adalah OSI (Open System Interconnection). OSI

    dikeluarkan oleh lembaga ISO (International Standars Organization ) di Eropa pada tahun

    1977. Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi di sebuah komputer

    berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu komputer lain. Model ini disebut OSI

    (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi

    pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka

    untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya.

    Model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak

    menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya.

    Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan

    tetapi ISO juga telah membuat standar untuk semua layer, walaupun standar-standar ini bukan

    merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar

    internasional yang terpisah. Model OSI disusun atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari

    lapisan yang terendah sampai lapisan yang tertinggi:

    1. fisik (lapisan 1);

    2. data link (lapisan 2);

    3. network (lapisan 3);

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    4. transport (lapisan 4);

    5. session (lapisan 5);

    6. presentasi (lapisan 6) dan

    7. aplikasi (lapisan 7).

    Gambar 1.1 Model Referensi OSI

    Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu

    lapisan atas (host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI

    berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software.

    Lapisan tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user).

    Pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah

    komponen komunikasi. Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport

    data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software,

    sedangkan lapisan network pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software.

    Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka

    ragam dan sangat tergantung kepada pemasok perangkat jaringan (vendor), sehingga banyak

    perangkat memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya

    membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    pemasok yang berbeda, agar komunikasi berbagai perangkat jaringan yang berbeda tersebut

    dapat dilakukan.

    Model referensi ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-

    protokol jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan

    oleh beberapa faktor berikut:

    1) Standar model referensi ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi

    DARPA yang dikembangkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF). Model

    referensi DARPA adalah model basis protocol TCP/IP yang populer di gunakan dan kini

    menjadi protokol bagiopen system networking terbesar didunia (Internet) .

    2) Model referensi ini dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi

    seperti halnya metode komunikasi connectionless dianggap kurang bagus, sementara fungsi

    lainnya seperti flow control dan koneksi kesalahan di ulang-ulang pada beberapa barisan.

    3) Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi

    kurang diminati.

    Dengan maksud agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi

    beberapa Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan

    komunikasi. Masing-masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan layanan

    kepada layer yang berada diatasnya. Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah sebagai berikut:

    1) Physical Layer (Lapisan Fisik)

    Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan,

    sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi

    jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana network

    interface card (NIC) dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan media kabel atau

    nirkabel. Lapisan fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam

    medium fisik.

    Hal-hal yang diatur oleh lapisan fisik, adalah:

    o Karakteristik fisik dari media dan antarmuka.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    o Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0

    atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau

    sebaliknya.

    o Data rate (laju data).

    o Sinkronisasi bit.

    o Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-topoint atau point-to-

    multipoint configuration.

    o Topologi fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.

    o Mode transmisi. Misalnya :half-duplex, full-duplex, simplex.

    2) Data Link Layer (Lapisan Data Link)

    Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data di kelompokan menjadi

    format yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan, flow

    control, pengamatan perangkat keras (seperti halnya media acces control address (mac

    address) dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, brigde,

    repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi

    2 level, yaitu lapisan logic link control / (LLC) dan lapisan media acces control (MAC).

    Lapisan data link berfungsi mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas

    transmisi data mentah menjadi link yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi

    bebas error untuk ke lapisan diatasnya.

    Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :

    o Framing, yaitu membagi aliran bit (bit stream) yang diterima dari lapisan network

    menjadi unit-unit data yang disebut frame.

    o Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lain pada jaringan,

    maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk

    mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.

    o Flow control. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow

    control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    o Error control. Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan

    mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.

    o Access control. Jika dua atau lebih perangkat (device) dikoneksi dalam link yang

    sama, lapisan data link perlu menentukan perangkat yang mana yang harus

    dikendalikan pada saat tertentu.

    3) Network Layer (Lapisan Network)

    Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-

    paket dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan

    router dan switch layer-3. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket

    dengan konsep source-to-destination.

    Tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah :

    o Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical

    addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada

    lapisan network problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup

    lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address

    ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.

    o Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk

    internetwork diperlukan metoda routing/pe-rute-an. Sehingga paket dapat ditransfer

    dari satu perangkat yang berasal dari jaringan tertentu menuju perangkat lain pada

    jaringan yang lain.

    4) Transport Layer (Lapisan Transport)

    Berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data serta memberikan

    nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan

    setelah diterima. Selain itu, level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket di terima

    dengan sukses (unknown ledgement) & menstranmisikan ulang terhadap paket-paket

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    yang hilang ditengah jalan. Pada intinya lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar

    dengan benar. Tanggung jawab spesifik lapisan transport ini adalah :

    o Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program

    atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan

    transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-todestination dari

    Komputer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada

    pengiriman jenis pesan (message) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap

    pesan yang berlainan, aplikasi harus memiliki alamat (address) tersendiri lagi yang

    disebut service point address atau port address.

    o Segmentation dan reassembly. Sebuah pesan (message) dibagi dalam segmen-

    segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki nomor urut (sequence

    number). Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit

    (reassembly) segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang

    utuh.

    o Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku

    sebagai connectionless atau connection-oriented.

    o Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab

    untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link

    adalah dilakukan untuk end-to-end.

    o Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga

    berorientasiend-to-end.

    5) Session Layer (Lapisan Session)

    Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di

    pelihara/dihancurkan. Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang

    diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk

    beberapa proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller.

    Tanggung jawab spesifik :

    o Dialog control.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    o Sinkronisasi.

    6) Presentation Layer (Lapisan presentasi)

    Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi

    kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat

    ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat

    lunak redirector (redirector software).Presentation layer lebih cenderung pada syntax

    dan semantic pada pertukaran informasi dua sistem.

    Tanggung jawab spesifik:

    o Translasi.

    o Enkripsi.

    o Kompresi.

    7) Application layer (Lapisan aplikasi)

    Berfungsi sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,

    mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-

    pesan kesalahan. Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, &

    NFS.

    1.7 Motor Stepper

    Motor stepper adalah motor yang digunakan sebagai penggerak/pemutar. Prinsip

    kerja motor stepper mirip dengan motor DC, sama-sama dicatu dengan tegangan DC untuk

    memperoleh medan magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor

    stepper mempunyai magnet tetap pada rotor. Motor stepper dinyatakan dengan spesifikasi :

    berapa phasa , berapa derajat perstep, berapa volt tegangan catu untuk tiap lilitan dan

    berapa ampere/miliampere arus yang dibutuhkan untuk tiap lilitan. Motor stepper tidak

    dapat bergerak sendirinya, tetapi bergerak secara per-step sesuai dengan spesifikasinya, dan

    bergerak dari satu step ke step berikutnya memerlukan waktu, serta menghasilkan torsi yang

    besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik yang lain yaitu torsi

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    penahan, yang memungkinkan menahan posisinya. Hal ini sangat berguna untuk aplikasi

    dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop (Trianto, 2005).

    Motor stepper tidak merespon sinyal clock dan mempunyai beberapa lilitan dimana

    lilitan-lilitan tersebut harus dicatu (tegangan) dahulu dengan suatu urutan tertentu agar

    dapat berotasi. Membalik urutan pemberian tegangan tersebut akan menyebabkan putaran

    motor stepper yang berbalik arah. Jika sinyal kontrol tidak terkirim sesuai dengan perintah

    maka motor stepper tidak akan berputar secara tepat, mungkin hanya akan bergetar dan

    tidak bergerak. Untuk mengontrol motor stepper digunakan suatu rangkaian driver yang

    menangani kebutuhan arus dan tegangan (Trianto, 2005).

    Karakteristik dari motor stepper menurut Trianto adalah sebagai berikut:

    a. Tegangan

    Tiap motor stepper mempunyai tegangan rata-rata yang tertulis pada tiap unitnya atau

    tercantum pada datasheet masing-masing motor stepper. Tegangan rata-rata ini harus

    diperhatikan dengan seksama karena bila melebihi dari tegangan rata-rata ini akan

    menimbulkan panas yang menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan

    motor stepper akan rusak dengan sendirinya.

    b. Resistansi

    Resistansi per lilitan adalah karakteristik yang lain dari motor stepper. Resistansi ini

    akan menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan

    kecepatan maksimum dan motor stepper.

    c. Derajat per step

    Derajat per step adalah faktor terpenting dalam pemilihan motor stepper sesuai

    dengan aplikasinya. Tiap-tiap motor stepper mempunyai spesifikasi masing-masing, antara

    lain: 0.72 per step, 1.8 per step, 3.6 per step, 7.5 per step, 15 per step, dan bahkan ada

    yang 90 per step. Dalam pengoperasiannya kita dapat menggunakan 2 prinsip yaitu full step

    atau half step. Dengan full step berarti motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    derajat per stepnya, sedangkan half step berarti motor stepper berputar setengah derajat per

    step dari spesifikasi motor stepper tersebut.

    Motor stepper dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu: magnet permanen dan

    reluktansi variabel. Tipe magnet permanen terbagi menjadi dua motor stepper yaitu motor

    stepper unipolar dan bipolar.

    Motor stepper unipolar sangat mudah untuk dikontrol dengan menggunakan

    rangkaian counter -n. Motor stepper unipolar mempunyai karakteristik khusus yaitu berupa

    lilitan center-tapped dan 1 lilitan sebagai common. Lilitan common akan mencatu tegangan

    pada center-tapped dan sebagai ground adalah rangkaian drivernya.

    Motor stepper unipolar dapat dikenali dengan mengetahui adanya lilitan center-

    tapped. Jumlah phase dan motor stepper adalah dua kali dan jumlah koilnya. Umumnya pada

    motor stepper unipolar terdapat dua buah koil (Trianto, 2005).

    Pada prinsipnya ada dua macam cara kerja motor stepper unipolar, yaitu full-step dan half-

    step. Terlihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2

    FULL STEP

    Tegangan yang diberikan pada lilitan

    Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam

    L3 L2 L1 L0 L3 L2 L1 L0

    1 1 0 0 0 0 0 0 1

    2 0 1 0 0 0 0 1 0

    3 0 0 1 0 0 1 0 0

    4 0 0 0 1 1 0 0 0

    Tabel 1.1 Pemberian tegangan untuk operasi full-step

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet di rotor akan kembali mendapat

    tarikan medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step ke 4., dan berikutnya dapat

    diberikan lagi mulai dari step 1. Setiap step, rotor bergerak searah atau berlawanan dengan

    jarum jam sebesar spesifikasi derajat per step dan motor stepper. Setiap step hanya menarik

    sebuah kutub saja. Tegangan 1 adalah menunjukkan logika dalam level Transistor Transistor

    Logic (TTL). Besar tegangan sesungguhnya diatur dengan spesifikasi motor stepper yang

    dipakai, misalnya dengan menggunakan buffer.

    HALF STEP

    Tegangan yang diberikan pada lilitan

    Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam

    L3 L2 L1 L0 L3 L2 L1 L0

    1 1 0 0 0 0 0 0 1

    2 1 1 0 0 0 0 1 1

    3 0 1 0 0 0 0 1 0

    4 0 1 1 0 0 1 1 0

    Tabel 1.2 Pemberian tegangan untuk operasi half-step

    Motor Stepper 4 Fasa

    Motor Stepper sekarang banyak digunakan unuk mentranslasikan pulsa-pulsa listrik

    menjadi gerakan mekanis. Dalam aplikasi semacam Disk Drive, Printer Dot Matrix, dan robot,

    motor stepper digunakan sebagai kendali posisi. Setiap motor stepper memiliki rotor (bagian

    yang berputar) dengan magnet permanen, dan stator (bagian yang diam) dengan dikelingi oleh

    kumparan-kumparan.. Kebanyakan dari motor stepper memiliki 4 buah kumparan stator, yang

    dari keempatnya salah satu ujung kumparan dihubungkan menjadi 1 yang kemudian

    dinamakan Common. Type motor stepper seperti ini biasa dinamakan sebagai motor stepper 4

    fasa.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Sejatinya motor ini memiliki hanya 2 buah kumparan. Yang masing-masingnya

    diberikan center tap yang membagi 2 masing-masing kumparan besar. Sehingga dari kumparan

    tersebut kita mendapatkan 3 buah terminal. Dengan berdasar pada center tap ini maka

    kumparan dapat bekerja sebagai 4 buah kumparan kecil. Dengan demikian masing-masing

    kumparan kecil dapat merubah medan magnet yang berpengaruh pada rotor. Umumnya center

    tap ini dihubungkan pada sumber arus. Dan ujung kumparan lainnya akan dapat merubah

    medan magnet jika di-bumi-kan. Setiap perubaha terkecil dalam gerakan rotor oleh karena

    perubahan magnet ini disebut dengan step.

    Gerakan berputar dapat diselenggarakan dengan melakukan urutan medan magnet, yang

    didapat dari 4 kumparan ini. Ada banyak cara urutan untuk menggerakkan motor ini, dengan

    kecepatan berbeda dan kekuatan yang juga berbeda.

    Sudut Step

    Gerakan pada motor stepper dalam 1 step-nya bergantung oleh konstruksi internal dari

    motor, khususnya jumlah gigi pada stator dan rotor. Sudut Step adalah derajat minimum

    putaran dalam 1 step. Beberapa motor memiliki sudut step berbeda. Jumlah total step yang

    dibutuhkan untuk berputar dalam 1 putaran penuh atau 360 derajat.

    Dan harap dicatat pula bahwa di masa depan atas prakarsa seseorang, motor stepper

    tidak perlu lagi lebih banyak terminal untuk statornya untuk Step yang sama atau bahkan untuk

    step yang lebih sedikit. Semua motor yang didiskusikan di BAB ini adalah motor yang

    memiliki 4 kabel ditambah 1-2 kabel common (motor 4 fasa). Nanti kita akan mendiskusikan

    terminologi yang berhubungan dengan motor stepper untuk mendalaminya.

    Step per Detik dan relasinay dengan RPM

    Hubungan antara RPM (revolutions per Minute), step per revolution, dan step per

    second adalah kira-kira semacam ini.

    Step per Second = (RPM * Step per Revolution) / 60

    Urutan 4-step dan jumlah gigi pada rotor

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Urutan pensaklaran seperti yang ditunjukkan sebelumnya disebut dengan urutan pensaklaran 4-

    step. Hal ini mengingat setelah 4-step dilalui, 2 kumparan yang sama, kembali menjadi ON.

    Ini adalah gerakan yang dihasilkan dari 4-step. Setelah menyelesaikan 4-step, motor bergerak

    hanya 1 gigi. Hal ini kerena motor dengan jumlah step per revolusi sebanyak 200, memiliki 50

    buah gigi dengan hitungan 4 x 50 = 200. Sehingga dibutuhkan 200-step untuk satu revolusi

    (putaran penuh). Ini memberikan kesimpulan bahwa sudut step minimum adalah sejarak 1 gigi

    dari rotor. Dengan kata lain, untuk mendapatkan sudut step yang lebih kecil, maka dibutuhkan

    gigi yang lebih banyak.

    Kecepatan Motor

    Kecepatan motor diukur dari jumlah step dalam 1 detik (step/S), dan juga disebut

    sebagaiswithcing rate. Dengan mengubah lama tundaan, kita dapat membuat beberapa variasi

    kecepatan putar yang berbeda.

    Holding torque (Kekuatan menahan)

    Berikut ini adalah definisi dari Holding torque: Dengan inti motor dalam keadaan diam atau

    kondisi RPM = 0 atau menahan putaran, berapa tenaga yang harus diberikan dari luar yang

    dibutuhkan untuk dapat memutar motor yang mengunci tersebut. Hal ini diukur dengan

    memberikan tegangan dan arus rata-rata pada motor. Hasil pengukuran itu dalam

    bentukounce-inch (atau kg-cm).

    Urutan Wave Drive 4-step

    Selain dari urutan 8-step dan 4-step yang sudah dibahas sebelumnya, ada urutan lain yang

    disebut dengan urutan 4-step Wave Drive. Perhatikan bahwa urutan 8-step adalah kombinasi

    dari urutan 4-step Wave Drive dan urutan 4-step normal.

    Pengendali Motor Stepper

    Berikut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian pengendali

    motor stepper sederhana. Motor stepper yang digunakan pada contoh ini bertipe hibrid

    unipolar, memiliki empat fasa dan panjang langkah sebesar 1,80 per langkahi. Motor

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    diharapkan dapat berputar dalam dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan

    pengendali motor stepper yang memiliki empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah

    perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna mengatur kecepatan motor.

    Rangkaian pengendali motor stepper (stepper motor driver) menggunakan komponen utama

    berupa sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flip-flop (74LS76). Rangkain

    dengan kedua IC tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa keluaran berurutan yang

    dapat berbalik urutannya dengan menerapkan logika tertentu pada rangkaian. Rangkaian

    tersebut memerlukan pulsa clock untuk dapat beroperasi. Sebagai sumber clock digunkan

    rangkaian berbasis IC timer 555. Rangkain pembangkit clock ini dapat menghasilkan dua

    macam frekuensi pulsa keluaran guna mendukung dua kecepatan motor stepper. Kemudian

    untuk mendukung pulsa-pulsa dengan arus besar (sekitar 1 - 3 A) digunakan transistor daya

    NPN tipe TIP31 sebagai solid state switch. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah rangkaian

    utama dari pengendali motor stepper di bawah ini (gambar 1.2):

    Gambar 1.2. skema rangkaian pengendali motor steppper

    Gambar 1.2 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat bergerak ke

    dua arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ada empat (pena 15, 14, 11, 10 dari IC

    74LS76). Pena-pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang dapat menggerakkan motor

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    stepper. Berikut ini adalah ilustrasi struktur motor stepper sederhana dan pulasa yang

    dibutuhkan untuk menggerakkannya:

    Gambar 1.3 (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa

    pengendali pada motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian

    Arah putaran motor dapat diatur dengan mengatur kondisi logika masukan pada pena 13 dari

    IC 74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan dengan arah jarum

    jam (counter clock wise) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka motor akan berputar

    dengan arah sesuai dengan ajah jarum jam (clockwise). Gambar 1.3 a di atas adalah contoh

    bentuk pulsa keluaran yang menggerakkan motor stepper pada arah sesuai dengan jarum jam

    (clockwise) (Gambar 1.3.b).

    Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk gelombang persegi

    empat. Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator pembangkit pulsa berbasis IC

    timer 555. Berikut ini adalah rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555:

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Gambar 1.4. skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555

    Rangkaian pada gambar 1.4 di atas adalah rangkaian berbasis IC 555 yang bekerja pada mode

    astabil. Dalam mode ini, rangkian bekerja sebagai osilator pembangkit pulsa/gelombang.

    Rangkaian di atas akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi empat pada keluarannya (pena

    3) secara periodik.

    Gambar 1.5. bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa (osilator)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    1.8 Visual Basic

    Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) merupakan sebuah

    bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft

    Windows. Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi

    dalam lingkungan Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan

    pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk

    kodingnya menggunakan dialek bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic

    telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun para developer dalam

    pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.

    Dalam lingkungan Window's User-interface sangat memegang peranan penting, karena

    dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan

    Userinterface tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi program yang

    mendukung tampilan dan proses yang dilakukan.

    Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user

    interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface,

    dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadiankejadian (event). Tahap

    pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan

    pendekatan Bottom Up.

    Visual Basic menggunakan metode Graphical User Interface (GUI) dalam pembuatan

    program aplikasi (project). Istilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan program

    (Interface) atau objek pemrograman yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh

    programmer. Dalam Visual Basic, pembuatan program aplikasi harus dikerjakan dalam sebuah

    project. Sebuah project terdiri dari File Project (.vbp), File Form (.frm), File data binary (.frx),

    Modul Class (.cls), Modul Standar (.bas), dan file resource tunggal (.res). Bahasa yang

    digunakan adalah bahasa BASIC yang sangat popular pada era sistem operasi DOS.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Tampilan Visual Basic

    Tampilan awal Visual Basic :

    Gambar 1.6 Tampilan awal aplikasi Visual Basic

    New : Berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan membuat project baru

    Existing : Berfungsi untuk browsing dan membuka project

    Recent : Berfungsi untuk membuka project yang sering digunakan atau sudah

    digunakan

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Tampilan Utama Visual Basic :

    Gambar 1.7 Tampilan Utama Visual Basic

    1.9 Efek Skew

    Efek Skew adalah suatu efek yang terjadi pada pengiriman sejumlah bit secara serentak dan

    tiba pada tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehinga terkadang

    menyebabkan data rusak. Efek ini semakin berpengaruh dengan semakin panjangnya kabel

    yang digunakan, hal ini dapat menimbulkan kesalahan pada data yang diterima.

    1.10 PORT RS 232 dan RS 485

    RS-232 adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan

    sebagai antarmuka antara perangkat terminal data (bahasa Inggris:data terminal

    equipment atau DTE) dan perangkat komunikasi data (bahasa Inggris: data communications

    equipment atau DCE) menggunakan pertukaran data biner secara serial. Di dalam definisi

    tersebut, DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada

    Code Window Property Window

    Form Designer

    Toolbox

    Project Explorer

    Menu Bar Toolbar

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi

    RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries

    Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi

    EIA-232.

    Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak

    kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi

    pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan

    secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable, standar RS-232

    dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung

    RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun 1983 dimana

    dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh yaitu 1,2 Km.

    Berbeda dengan komunikasi serial RS232 yang mampu berhubungan secara one to one, maka

    komunikasi RS485 selain dapat digunakan untuk komunikasi multidrop yaitu berhubungan

    secara one to many dengan jarak yang jauh teknik ini juga dapat digunakan untuk

    menghubungkan 32 unit beban sekaligus hanya dengan menggunakan dua buah kabel saja

    tanpa memerlukan referensi ground yang sama antara unit yang satu dengan unit lainnya.

    Sistem komunikasi dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan untuk komunikasi

    data antara 32 unit peralatan elektronik hanya dalam dua kabel saja. Selain itu, jarak

    komunikasi dapat mencapai 1,6 km dengan digunakannya kabel AWG-24 twisted pair.

    1.11 Register SIPO

    Register Geser SIPO adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data

    secara parelel.

    Cara kerja:

    Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF setelah masukan denyut

    lonceng dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan dapat dibaca secara paralel setelah

    diberikan satu komando (Read Out). Bila dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    keluaran AND adalah 0 dan bila Read Out diberi logik 1, maka pintu-pintu AND menghubung

    langsungkan sinyal-sinyal yang ada di Q masing-masing flip-flop.

    Contoh: Bila masukan data 1101

    TABEL KEBENARANNYA:

    Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

    0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0

    0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0

    0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0

    1 1 0 1 1 1 0 1 1

    1.12 Register PISO

    Register geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan

    secara deret/serial.

    Cara Kerja:

    -mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND mengeluarkan 1, sehingga

    jalan masuk set dan rerset semuanya 1 berarti bahwa jalan masuk set dan reset tidak

    berpengaruh.

    akan dilewatkan oleh NAND. Misal jalan masuk

    A=1, maka pintu NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan

    demikian flip-flop diset sehingga menjadi Q=1. Karena flip-flop yang lainpun dihubungkan dengan

    cara yang sama, maka mereka juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1.

    Setelah informasi berada didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat

    dikeluarkan dari register dengan cara memasukkan denyut lonceng, denyut-demi denyut keluar

    deret/seri. Untuk keperluan ini jalan masuk D dihubungkan kepada keluaran Q.

    Ada juga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO maupun PIPO dengan

    bantuan suatu control sbb:

    Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO

    Data IC Preset Reset

    0 1 1 0

    1 1 0 1

    0 0 1 1

    1 0 1 1

    1.13 Perbedaan Port Serial dan Paralel

    PORT SERIAL: adalah sebuah port pada personal computer yang berfungsi untuk

    mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman

    informasi tidak memungkinkan untuk melakukan secara banyak sekalius. Hal ini disebabkan

    karena dalam melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1

    dan COM 2. Untuk penggunaan port serial sekarang ini sudah berkurang.

    Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB dan Firewire. Sedangkan untuk

    jaringan (networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet. Berikut beberapa

    fungsi serial port yaitu menghubungkan antara peripheral (alat) computer lain dengan

    motherboard, penghubung antara mouse dengan motherboard, penghubung antara modem

    dengan motherboard, dan mentransmisikan informasi-informasi berupa bit-bit dari mainboard

    ke perangkat lainnya.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    -

    PORT PARALLEL: Port yang digunakan untuk menghubungkan CPU dengan printer dan

    modem eksternal serta periferal lainnya yang memiliki kabel untuk port parallel. Port paralel

    bekerja dengan mengirim dan menerima beberapa bit pada satu saat melalui satu set kabel.

    Termasuk dalam port paralel adalah port penghubung printer, modem, dan port penghubung

    disk drive.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    BAB II

    PRAKTIKUM

    MEMBUAT KABEL SERIAL DAN PARALEL

    1) Alat dan Bahan :

    1) Solder .......................................................... 1 buah

    2) Kabel UTP .................................................. 1 buah

    3) Kabel tipis 10 jalur ...................................... 1 buah

    4) Timah .......................................................... secukupnya

    5) Konektor DB9(Female) .............................. 3 buah

    6) Konektor DB25(male) ................................ 2 buah

    7) Penutup Port DB9 ....................................... 3 buah

    8) Penutup Port DB25 ..................................... 2 buah

    9) Tang Pemotong ........................................... 1 buah

    2) Langkah Kerja :

    1. Potongkan kabel UTP sesuai dengan panjang kabel yang telah ditentukan :

    untuk kabel serial terdapat ukuran panjang 2m dan 1m

    2. Untuk kabel tipis 10 jalur, potongkan kabel tersebut dengan ukuran panjang 1,5m

    3. Kupaslah ujung 3 kabel dalam dengan warna yang sama di setiap ujungnya pada kabel

    UTP, sedangkan pada kabel tipis 10 jalur kupaslah 9 kabel pada kabel tersebut.

    4. Untuk pembuatan kabel serial, hubungkan 3 kabel UTP pada konektor DB9 dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    1) Untuk susunan kabel silang, hubungkan ujung kabel dalam pertama dengan pin no.

    5 yang berfungsi sebagai ground, lalu ujung kabel yang satu 2 kabel dalam

    dihubungkan dengan pin no. 2 dan 3 sedangkan pada ujung yang lainnya

    dihubungkan secara silang pada warna kabel yang sama, seperti untuk kabel dalam

    yang terhubung pin no. 2 dihubungkan dengan pin no. 3 pada ujung yang lain,

    begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 2m

    2) Untuk susunan kabel lurus, hubungkan 3 kabel dalam pada salah satu ujung kabel

    dengan pin no. 5, 3 dan 2 , lalu pada ujung yang lain ujung kabel dalam dengan

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    warna yang sama di solder. Dalam hal ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya

    1m

    5. Untuk kabel paralel, hubungkan 8 kabel pada kabel tipis 10 jalur dengan pin

    no. 2 - 9 pada konektor DB25 yang berfungsi sebagai data. Lalu pada konektor DB 25

    tersebut pin no. 18 25 saling dihubungkan antar pin dan dihubungkan pula dengan 1

    kabel pada kabel tipis 10 jalur.

    6. Tutup ujung kabel UTP dan kabel tipis 10 jalur sesuai dengan konektor yang terhubung

    pada kabel tersebut

    7. Cek kabel serial yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan dengan 2 komputer lalu

    saling mengirimkan data antar komputer. Jika bermasalah, maka coba hubungkan

    dengan komputer lain ataupun melakukan solder ulang

    8. Cek kabel paralel yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan pada komputer dan

    module motor stepper yang diatur selectornya ke bagian LED, lalu dicek setiap pin-nya

    menggunakan software LPT.exe yang telah tersedia

    a. Uji Coba Sinyal Data Serial

    Pengujian sinyal data serial sangatlah penting untuk memastikan kondisi kabel

    terpasang dengan baik. Pengujian dilakukan dengan memakai multi tester yang selanjutnya

    menggunakan pengujian sebagai berikut.

    1. Uji coba kabel silang

    Dua buah komputer dihubungkan dengan kabel silang via port serial (null-modem).

    Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur.

    Menuliskan data pada editor terminal.

    Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer yang satu dapat

    dibaca pada komputer yang satu lagi, begitupun sebaliknya.

    2. Uji coba kabel lurus

    Kabel lurus dihubungkan ke computer.

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Osiloskop dihubungkan ke ujung kabel yang satu lagi, tepatnya pada pin 3 (TD atau TX)

    Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur .

    Menuliskan data pada editor terminal.

    Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer dapat dibaca pada

    osiloskop.

    Hasil Pengujian Kabel Menggunakan Osiloskop

    Hasilnya adalah sebagai berikut :

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    G

    H

    I

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    J

    K

    L

    M

    N

    O

    P

    Q

    R

    S

    T

    U

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    V

    W

    X

    Pengoperasian Menggunakan Hyper Terminal

    Software Hyper Terminal digunakan untuk pengujian sinyal data serial. Untuk

    mengoperasikan software ini (software ini dijalankan di sistem operasi Windows XP), ada

    beberapa proses yang harus dilakukan yaitu :

    1. Klik menu start

    2. Klik menu All Programs

    3. Klik menu Accessories

    4. Klik menu Communications

    5. Klik program Hyper Terminal

    Kemudian pada layar akan muncul tampilan sebagai berikut.

    Gambar 2.1 Tampilan Awal HyperTerminal

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Selanjutnya lakukan hal-hal berikut:

    1. Tulis nama koneksi, misalnya: Test Serial, selanjutnya tekan

    2. Pilih koneksi: COM1, selanjutnya tekan

    3. Port Settings:

    o Baudrate (bits per second) : 9600

    o Data bits: 8

    o Parity: None

    o Stop bits: 1

    o Flow control: none

    o Tekan dan

    Selanjutnya tulis data pada editor terminal

    Nama Koneksi

    Gambar 2.2 Pembuatan Nama Koneksi

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Pilihan Koneksi

    Gambar 2.3 Pemilihan Koneksi

    Pengaturan Port

    Gambar 2.4 Pengaturan Port

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Editor Terminal

    Gambar 2.5 Tampilan Editor Terminal

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    PEMBUATAN APLIKASI CHATTING

    BERBASIS VISUAL BASIC

    1) Langkah Kerja :

    1. Hubungkan kabel serial silang yang telah dibuat sebelumnya pada 2 komputer yang

    tersedia.

    2. Jalankan aplikasi Visual Basic

    Gambar 2.6 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)

    Gambar 2.7 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    3. Buatlah koneksi antar komputer dengan menggunakan Hyperterminal

    Gambar 2.8 Tampilan Pembuatan Koneksi

    4. Buatlah tampilan untuk login pada aplikasi chatting menggunakan toolbox yang

    tersedia, seperti yang dicontohkan pada gambar berikut :

    Gambar 2.9 Tampilan Login Aplikasi Chatting

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    5. Buat Perintah pada command Button Masuk seperti pada contoh berikut :

    Gambar 2.10 Perintah pada command button masuk

    6. Buat tampilan selanjutnya dari aplikasi chating seperti gambar berikut, jangan lupa

    untuk menambahkan komponen msComm supaya bisa terhubung :

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Gambar 2.11 Tampilan Form Chatting

    7. Buat perintah pada setiap komponen yang terdapat pada tampilan chatting seperti

    pada contoh berikut :

    Private Sub clear_Click()

    List1.clear

    End Sub

    Private Sub Form_Load()

    Form2.Show

    Form1.Hide

    If MSComm1.PortOpen = False Then

    MSComm1.PortOpen = True

    End If

    End Sub

    Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    End Sub

    Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)

    If MSComm1.PortOpen = True Then

    MSComm1.PortOpen = False

    End If

    End Sub

    Private Sub kirim_Click()

    MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

    List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

    Text1.Text = ""

    Text1.SetFocus

    End Sub

    Private Sub MSComm1_OnComm()

    List1.AddItem List1 + MSComm1.Input

    End Sub

    Private Sub out_Click()

    Form2.Text1.Text = ""

    Form2.Text2.Text = ""

    Form1.Hide

    Form2.Show

    Form2.Text1.SetFocus

    End Sub

    Private Sub Text1_KeyPress(KeyAscii As Integer)

    If KeyAscii = 13 Then

    MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

    List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    8. Uji Aplikasi chatting tersebut hingga berjalan dengan baik

    Gambar 2.12 Pengujian Aplikasi

    If KeyAscii = 13 Then

    MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

    List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text

    Text1.Text = ""

    Text1.SetFocus

    End If

    End Sub

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    PEMBUATAN APLIKASI PENGATURAN LED

    BERBASIS VISUAL BASIC

    Langkah Kerja :

    1. Hubungkan Kabel paralel male male yang telah dibuat sebelumnya dengan komputer

    dan module

    2. Jalankan Aplikasi Visual Basic

    Gambar 2.11 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)

    Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    3. Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan LED tersebut seperti contoh berikut :

    Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Pengaturan LED

    4. Buatlah perintah pada setiap komponen yang telah dibuat pada tampilan tersebut

    berdasarkan kebutuhan

    5. Uji aplikasi pengaturan LED tersebut hingga bisa berjalan dengan baik

    Gambar 2.14 Pengujian Aplikasi

    10

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    PEMBUATAN APLIKASI PENGATURAN MOTOR STEPPER

    BERBASIS VISUAL BASIC

    Langkah Kerja :

    1. Hubungkan kabel paralel yang telah dibuat sebelumnya pada komputer dan module

    motor stepper

    2. Jalankan Aplikasi Visual Basic

    Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)

    Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    3. Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan motor stepper seperti pada contoh berikut :

    Gambar 2.16 Tampilan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper

    4. Berikan perintah pada setiap komponen yang diperlukan seperti pada contoh berikut

    Dim Dil As Integer

    Private Sub HScroll1_Change()

    Label1.Caption = "Delay : " & HScroll1.Value & " ms"

    Dil = HScroll1.Value

    End Sub

    Public Function FullKanan()

    Do

    out 888, 8

    Tunda Dil

    out 888, 4

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 1

    Tunda Dil

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    End Function

    Public Function HalfKanan()

    Do

    out 888, 9

    Tunda Dil

    out 888, 8

    Tunda Dil

    out 888, 12

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 6

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 3

    Tunda Dil

    out 888, 1

    Tunda Dil

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    End Function

    Private Sub cmdkanan_Click()

    cmdstop.Tag = "on"

    cmdkanan.Enabled = False

    cmdwiper.Enabled = False

    cmdkiri.Enabled = False

    cmdstop.Enabled = True

    cmdstop.BackColor = &HFF&

    If Option1.Tag = "Full" Then

    Call FullKanan

    Else

    Call HalfKanan

    End If

    End Sub

    Public Function FullKiri()

    Do

    out 888, 1

    Tunda Dil

    out 888, 2

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 8

    Tunda Dil

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    End Function

    Public Function HalfKiri()

    Do

    out 888, 1

    Tunda Dil

    out 888, 3

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 6

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 12

    Tunda Dil

    out 888, 8

    Tunda Dil

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 8

    Tunda Dil

    out 888, 9

    Tunda Dil

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    End Function

    Private Sub cmdkiri_Click()

    cmdstop.Tag = "on"

    cmdkanan.Enabled = False

    cmdwiper.Enabled = False

    cmdkiri.Enabled = False

    cmdstop.Enabled = True

    cmdstop.BackColor = &HFF&

    If Option1.Tag = "Full" Then

    Call FullKiri

    Else

    Call HalfKiri

    End If

    End Sub

    Private Sub cmdstop_Click()

    cmdstop.Tag = "off"

    cmdstop.BackColor = &HFFFFFF

    cmdkanan.Enabled = True

    cmdwiper.Enabled = True

    cmdkiri.Enabled = True

    cmdstop.Enabled = False

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    cmdstop.Enabled = False

    End Sub

    Private Sub Command1_Click()

    Form2.Show

    Form4.Hide

    End Sub

    Public Function Wk()

    Dim Xxx As Integer

    Dim Xww As Integer

    cmdkanan.Enabled = False

    cmdwiper.Enabled = False

    cmdkiri.Enabled = False

    cmdstop.Enabled = True

    For Xxx = 1 To 5

    out 888, 1

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 8

    Tunda Dil

    Next

    For Xww = 1 To 5

    out 888, 8

    Tunda Dil

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 8

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    out 888, 1

    Tunda Dil

    Next

    End Function

    Public Function HWk()

    Dim Xxx As Integer

    Dim Xww As Integer

    cmdkanan.Enabled = False

    cmdwiper.Enabled = False

    cmdkiri.Enabled = False

    cmdstop.Enabled = True

    For Xxx = 1 To 5

    out 888, 1

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    Tunda Dil

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    out 888, 4

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 8

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    Next

    For Xww = 1 To 5

    out 888, 8

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 4

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 2

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    out 888, 1

    Tunda Dil

    Tunda Dil

    Next

    End Function

    Private Sub cmdwiper_Click()

    cmdstop.Tag = "on"

    cmdstop.Enabled = True

    cmdstop.BackColor = &HFF&

    If Option1.Tag = "Full" Then

    Do

    Call Wk

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    Else

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Call Wk

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    Else

    Do

    Call HWk

    Loop Until cmdstop.Tag = "off"

    End If

    End Sub

    Private Sub Form_Load()

    Dil = HScroll1.Value

    cmdstop.Enabled = False

    Label1.Caption = "Delay : 0 ms"

    End Sub

    Private Sub Option1_Click()

    Option1.Tag = "Full"

    End Sub

    Private Sub Option2_Click()

    Option1.Tag = "Half"

    End Sub

    Private Sub cmdExecute1_Click()

    Dim a As Integer

    a = txtDec.Text

    out 888, a

    End Sub

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    5. Uji aplikasi tersebut hingga mampu berjalan dengan baik

    Gambar 2.17 Tampilan Pengujian Aplikasi

    MEMBUAT MENU DEPAN APLIKASI

    Langkah Kerja :

    1. Jalankan Aplikasi Visual Basic

    Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)

    2. Buat tampilan pada visual basic seperti pada contoh tampilan berikut :

    Gambar 2.16 Contoh tampilan

    Keterangan :

    Pada menu aplikasi, terdapat link yang bisa menunjukkan aplikasi yang telah kami buat

    seperti pengontrolan LED, aplikasi chatting, dan aplikasi pengontrolan motor stepper

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    3. Berikan perintah tertentu pada beberapa menu yang tersedia agar bisa terhubung dengan

    form aplikasi yang lain

    4. Uji menu-menu yang telah dibuat tersebut agar berjalan dengan baik

    BAB III

    ANALISA

    Pada program ini mahasiswa dapat mengambil analisis yaitu pertama-tama masuk ke

    form utama dan memilih arah putaran motor , kecepatan yang diinginkan dan mode motor.

    Beberapa fiturnya antara lain :

    1. Foward , mengatur putaran motor searah jarum jam

    2. Reverse , mengatur putaran motor kebalikan dari jarum jam

    3. Wipper , mengatur putaran motor ke kiri dan ke kanan

    4. Full step

    5. Half step

    6. Stop , menghentikan putaran motor

    7. Delay, mengatur kecepatan dari putaran motor

    Program ini sudah di uji coba dan berhasil melakukan komunikasi serial

  • LAPORAN

    KOMUNIKASI DATA

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Dari seluruh aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau

    lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media. Dan dari

    komunikasi data itu dapat diterapkan ke dalam banyak hal, seperti yang sudah kami buat yakni

    untuk chatting, pengontrolan motor stepper, pengontrolan LED, dan masih banyak lagi

    penerapan dari komunikasi data yang lainnya.

    Komunikasi data juga jika disusun berdasarkan mode transmisi datanya terdiri dari dua

    jenis, yakni serial dan paralel. Kedua jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan

    tersendiri. Tetapi hal itu dapat diatasi dengan memilih penggunaan mode transmisinya sesuai

    kebutuhan.

    Tugas

    1. Sebuah konser musik dipancarkan oleh transmitter radio. Pada jarak 1 Km ada Dua orang

    yang mendengarkan, si A mendengarkan lewat udara dan si B mendengarkan lewat radio.

    Siapakah yang lebih dulu mendengar suara konser tersebut? Jelaskan!

    Diketahui :

    Jarak Orang A ke B= 1000 meter

    Jawab :

    Orang A :

    S = 1000 m

    t = 1000 / 340 = 2,94 s

    Orang B:

    S = 1000m

    t = 1000 / 300.000.000 = 3,33 x 10-6 s