Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

download Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

of 17

Transcript of Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PRODUK ALAM

    PERCOBAAN II

    JALUR ASETAT-MALONAT

    Disusun Oleh:

    Golongan BII/Kelompok 5

    Fera Maharani (FA/09636)

    Sausanzahra Angganisaputri (FA/09637)

    Shella Syafira Wijayanti (FA/09638)

    Asisten Jaga : Mbak Asri

    Mbak Prawita

    LABORATORIUM KIMIA PRODUK ALAM

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    2015

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    2/17

    PERCOBAAN II

    JALUR ASETAT-MALONAT 

    I. 

    Tujuan1.

     

    Mahasiswa diharapkan mampu memahami prinsip pemisahan dan identifikasi

    senyawa dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.

    2. 

    Mahasiswa diharapkan mampu memisahkan dan mengidentifikasi golongan

    senyawa-senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan dari jalur asetat-malonat

    dengan teknik Kromatografi Lapis Tipis.

    II. 

    Alat dan bahan

    1. 

    Alat

    a. 

    Lempeng KLT

     b. 

    Bejana KLT

    c. 

    Sinar UV 254nm dan 366nm

    d. 

    Pipa kapiler

    e. 

    Alat penyemprot

    f. 

    Pinset

    2. 

    Bahan

    a. 

    Larutan pembanding:

    Antron

    Istizin b.

     

    Larutan uji:

    Getah Aloe vera

    Rhei Radix

    c. 

    Fase gerak:

    Etil Asetat:Methanol:Aquadest (100:13.5:10)

    Toluene:Etil Asetat:Methanol (5:1.5:3.5)

    d.  Fase diam: Silica gel F254

    e.  Uap amonia

    f. 

    KOH etanolik 10%

    III. CARA KERJA

    1.  Prosedur penyiapan larutan sampel

    Dimasukkan masing-masing 0.3 gram serbuk Rhei Radix dan Getah Aloe vera

    ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda

    Masing-masing simplisia diekstraksi dengan 2 mL methanol

    Dipanaskan di waterbath selama 5 menit, disaring

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    3/17

    Masing-masing filtrat yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian (bagian I pada

    tabung reaksi dan bagian II pada cawan porselen)

    Filtrat bagian I dihidrolisis sedangkan filtrat bagian II ditotolkan pada plat

    (ditandai sebagai sampel Non Hidrolisis)

    2.  Prosedur Hidrolisis

    Filtrat Aloe vera dan Rhei Radix pada tabung reaksi diuapkan sisa pelarutnya

    hingga tinggal ± 0,5 mL

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Ditambahkan 3 mL HCl 1N

    Diletakkan corong kaca pada lubang tabung dan lubang corong ditutup dengan

    kapas basah

    Dihidrolisis selama 20 menit pada waterbath

    Ditambahkan 2 ml etil asetat, digojog

    Dipindah fase etil asetat (fase atas) ke dalam cawan porselen

    Ditambahkan 2 ml etil asetat pada fase bawah, digojog

    Dipindah fase etil asetat ke dalam cawan porselen yang sama

    Ditandai sebagai sampel Hidrolisis

    3. 

    Prosedur KLT

    Dilakukan penjenuhan bejana/chamber berisi fase gerak (oleh laboran)

    Disiapkan dua plat KLT untuk sampel Hidrolisis dan Non Hidrolisis

    Masing-masing plat ditotolkan larutan pembanding yaitu antron (dua totolan)

    dan istizin (dua totolan) pada titik yang sama menggunakan pipa kapiler

    Ditotolkan masing-masing larutan uji sebanyak 4 kali penotolan menggunakan

     pipa kapiler (jarak penotolan 1.0 cm dari tepi bawah lempeng)

    Dibiarkan sampai kering

    Ditetapkan jarak rambat 5 cm dari titik penotolan dan ditandai dengan pensil

     pada tepi atas

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    4/17

    Dicek bercak di bawah sinar UV 254 nm

    Dimasukkan kedua lempeng KLT pada bejana masing-masing yang sudah

    dijenuhi fase gerak dengan hati-hati

    Disandarkan lempeng KLT pada dinding bejana hingga bagian bawah lempeng

    tercelup fase gerak

    Ditutup bejana dengan rapat dan dipastikan bahwa totolan tidak tercelup fase

    gerak dan fase gerak bergerak keatas secara bersama-sama (membentuk garis

    horizontal lurus)

    Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng hingga mencapai

     batas jarak rambat yang sudah ditetapkan

    Dikeluarkan lempeng dan dikeringkan di udara

    Diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV 254nm, dan sinar UV 366nm

    Didokumentasikan dan dihitung harga Rf dari bercak-bercak senyawa hasil

     pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa pembanding

    Kedua plat KLT diuapi dengan ammonia

    Diamati bercak pada sinar tampak dan sinar UV 366 nm

    Didokumentasikan dan dihitung harga Rf dari bercak-bercak senyawa hasil

     pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa pembanding

    Kedua plat KLT disemprot dengan pereaksi KOH etanolik 10%

    Diamati bercak pada sinar tampak dan sinar UV 366 nm

    Didokumentasikan dan dihitung harga Rf dari bercak-bercak senyawa hasil

     pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa pembanding

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    5/17

    IV. HASIL PERCOBAAN

    1.  Sampel Non Hidrolisis

    a.  Getah Aloe vera

     b.  Rhei Radix

    Fase diam : Silica gel F 254

    Fase gerak : Etil asetat:Methanol:Aquadest (100:13.5:10)

    Penotolan sampel : 4 kali

    Jarak elusi : 5 cm

    Deteksi : Uap ammonia dan KOH etanolik 10%

    a. Sebelum disemprot

    1. Sinar tampak 2. UV 254nm 3. UV 366nm

     b.  Setelah disemprot

    1.  Uap Amonia

    Sinar Tampak Sinar UV 366 nm

    P RAA RP P RA

    P RA P RA

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    6/17

     

    2. KOH Etanolik 10%

    Sinar Tampak Sinar UV 366 nm

    2. 

    Sampel Hidrolisis

    a. 

    Getah Aloe vera

     b. 

    Rhei Radix

    Fase diam : Silica gel F 254

    Fase gerak : Toluen:Etil Asetat:Methanol (5:1.5:3.5)

    Penotolan sampel : 4 kali

    Jarak elusi : 5 cm

    Deteksi : Uap ammonia dan KOH etanolik 10%

    a. 

    Sebelum Disemprot

    1. Sinar Tampak 2. Sinar UV 254 nm 3. Sinar UV 366 nm

    P RA P RA

    P RA P RA P RA

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    7/17

     

     b. Setelah Disemprot

    1.  Uap Ammonia

    Sinar Tampak Sinar UV 366 nm

    2. 

    KOH Etanolik 10%

    Sinar Tampak Sinar UV 366 nm

    P RA P RA

    P RA P RA

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    8/17

    Tabel Rf

    1.   Non Hidrolisis

     No Sebelum disemprot

    Tampak UV 254 UV 366

    P A R P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.18 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.6 0.6 0.5 0.8

    C 0.4 0.5 0.7

    D 0.18 0.4 0.6

    E 0.3 0.5

    F 0.18 0.18

     No

    Setelah diberi uap amonia

    Tampak UV 366 nm

    P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.6 0.76

    C 0.46 0.7

    D 0.18 0.6

    E 0.4

    F

     No

    Setelah disemprot KOH Etanolik 10%

    Tampak UV 366 nm

    P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.6 0.5 0.9

    C 0.4 0.8

    D 0.2 0.74

    E 0.7

    F 0.6

    G 0.5

    H 0.4

    I 0.18

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    9/17

    2.  Hidrolisis

     No Sebelum disemprot

    Tampak UV 254 UV 366

    P A R P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.6 0.92

     No

    Setelah diberi uap amonia

    Tampak UV 366 nm

    P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.72 0.92

    C 0.72

     No

    Setelah disemprot KOH Etanolik 10%

    Tampak UV 366 nm

    P A R P A R

    A 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

    B 0.72 0.72 0.72

    C 0.5

    D 0.24

    Analisis:

    Untuk menganalisa senyawa pada suatu sampel, perlu diamati harga Rf dan

    warna bercak sampel dan pembanding. Sampel dikatakan mengandung senyawa

     pembanding apabila harga Rf dan warna bercaknya sama.

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Rhei

    Radix (Non Hidrolisis) diduga mengandung senyawa pembanding yaitu Antron

    karena harga Rf sama (0.96) dan warna bercak sama (kuning) yang terlihat pada

    sinar tampak, sinar UV 254 nm, dan UV 366 nm sebelum disemprot serta pada

    sinar tampak dan sinar UV 366 nm setelah diberi perlakuan dengan uap ammonia.Getah Aloe vera (Hidrolisis) diduga mengandung senyawa pembanding yaitu

    Antron karena memiliki harga Rf yang sama (0.96) serta warna bercak yang sama

    (biru) yang dapat diamati pada sinar UV 254 nm sebelum disemprot.

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    10/17

    Foto hasil pengamatan:

    1.  Sampel non hidrolisis

    a.  Sebelum disemprot

    Sinar tampak UV 254 nm

    UV 366 nm

     b. 

    Setelah disemprot

    i. 

    Uap ammonia

    Sinar tampak UV 366 nm

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    11/17

    ii.  KOH etanolik

    Sinar tampak UV 366 nm

    2.  Sampel hidrolisis

    a.  Sebelum disemprot

    Sinar tampak UV 254 nm

     b. 

    Setelah disemprot

    i. 

    Uap ammonia

    UV 366 nm

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    12/17

    ii.  KOH etanolik

    Sinar tampak UV 366 nm

    V.  PEMBAHASAN

    Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa  –   senyawa yang

    dihasilkan dari jalur asetat-malonat dari suatu produk alam menggunakan teknik

    Kromatografi Lapis Tipis. Kandungan senyawa yang akan diidentifikasi pada

     praktikum ini adalah Aloin dan Emodin.

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah prosedur analisis yang teknik

     pengerjaannya cukup sederhana, cepat, dan murah sehingga memberikan ahli

    kimia jawaban yang cepat tentang berapa banyak komponen dalam suatu

    campuran sampel yang dianalisis.

    KLT juga dapat digunakan untuk mendukung identitas senyawa dalam

    campuran ketika Rf senyawa dibandingkan dengan Rf senyawa yang dikenal.

    Sebuah plat KLT biasanya dibuat dari lembaran kaca, logam, atau plastic dengan

    ukuran tertentu dan permukaan yang rata yang dilapisi dengan fase diam berupa

    lapisan tipis adsorben padat (biasanya silica atau alumina).

    Pada Kromatografi Lapis Tipis, sampel yang akan dianalisis dilarutkan pada

     pelarut yang sesuai kemudian sampel dan pembanding ditotolkan dalam bentuk

    titik atau pita pada permukaan fase diam. Setelah penotolan, sebaiknya plat

    diamati di bawah sinar UV untuk mengetahui apakah sampel dan pembanding

    yang ditotolkan sudah dapat diampati. Plat KLT kemudian dicelupkan pada fase

    gerak di dalam chamber tertutup. Perlu diperhatikan agar totolan sampel tidak ikut

    tercelup dalam fase gerak karena hal ini akan menyebabkan sampel dan

     pembanding dapat terlarut pada fase gerak dan tidak terjadi pemisahan. Fase gerak

    atau eluen perlahan-lahan akan bergerak ke atas plat KLT mengikuti gaya kapiler

    hingga batas elusi yang telah ditentukan. Prinsip pemisahan komponen pada

    teknik KLT didasarkan atas perbedaan kekuatan interaksi masing-masing

    komponen dengan fase gerak dan fase diam. Suatu komponen yang kepolarannya

    lebih sama dengan fase diam akan berinteraksi lebih kuat dengan fase diam

    sehingga memiliki kecepatan migrasi yang lebih lambat. Akibatnya, jarak migrasisenyawa tersebut lebih pendek. Jika kepolaran komponen lebih sama dengan fase

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    13/17

    gerak, komponen tersebut akan lebih kuat interaksinya dengan fase gerak

    sehingga lebih mudah terbawa dan menghasilkan kecepatan migrasi yang lebih

    cepat serta jarak migrasi yang lebih panjang. Ketika fase gerak telah mencapai

     batas yang ditentukan, plat diangkat dari ruang elusidasi kemudian diangin-

    anginkan sebentar di udara. Senyawa hasil identifikasi divisualisasikan dengandetector yang sesuai (UV, sinar tampak, pereaksi kimia). Jika senyawa merupakan

    senyawa yang berwarna, visualisasi cukup dilakukan dengan sinar tampak.

     Namun kebanyakan senyawa organik yang diidentifikasi merupakan senyawa

    tidak berwarna, sehingga perlu dilakukan visualisasi lebih lanjut dengan

    menggunakan lampu UV baik pada gelombang pendek maupun gelombang

     panjang.

    Pengamatan di bawah sinar UV gelombang pendek (254 nm) dan gelombang

     panjang (366 nm) dimaksudkan agar dapat menampakan senyawa sebagai bercak

    yang berwarna gelap (UV 254 nm) dan untuk menampakkan bercak yang

     berfluorosensi sehingga pada pengamatan terlihat bercak berpendar (UV 366 nm).

    Keuntungan menggunakan sinar UV untuk memvisualisasikan bercak adalah sinar

    UV tidak merusak senyawa yang dideteksi. Cara pemvisualisasian dengan

     penyemprotan menggunakan asam sulfat dan pemanasan dilakukan untuk

    mengoksidasi senyawa-senyawa organik yang tampak sebagai bercak hitam

    kecoklatan. Adanya warna hitam kecoklatan menunjukkan adanya senyawa

    organik pada sampel.

    Dalam teknik KLT, perbandingan jarak rambat bercak senyawa sampel

    terhadap jarak rambat fase gerak diukur dari titik penotolan dinyatakan sebagai

    Rf. Identifikasi senyawa diamati dengan menghitung dan membandingkan hargaRf antara senyawa pembanding dan senyawa sampel. Jika harga Rf senyawa

    sampel sama dengan harga Rf senyawa pembanding, artinya senyawa sampel dan

     pembanding memiliki kepolaran yang mirip, namun bukan berarti bahwa sampel

    mengandung senyawa pembanding. Sampel dikatakan mengandung senyawa

     pembanding apabila baik harga Rf maupun warna bercaknya sama. Harga Rf

     bukan merupakan konstanta fisik karena akan berubah sesuai dengan kondisi

     percobaan.

    Pada percobaan ini, senyawa yang digunakan sebagai sampel adalah golongan

    senyawa jalur metabolit asam malonat yaitu getah  Aloe vera  dan Rhei radix

    ( Rheum officinalum). Untuk senyawa pembanding digunakan campuran antron-

    istizin yang dilarutkan dalam etanol.

     Aloe vera adalah anggota famili Aloaceae  dengan kandungan utama asam

    amino, antrakinon, enzim, mineral, vitamin, lignin, monosakarida, polisakarida,

    saponin san sterol. Antrakinon penting yang terkandung dalam  Aloe vera  adalah

    aloin dan emodin. Aloe vera memiliki aktivitas antifungi, antiinflamasi, antikanker

    serta immunomodulator (Gupta and Maholtra, 2012)

    Rhei radix adalah anggota family Polygonaceae dengan kandungan utama

    glikosida antrakinon yaitu emodin, physcion, aloe-emodin, khrisofanol, rheinosida

    A-D serta sennosida A-F. Rhei Radix memiliki sifat utama yaitu sebagai laxative

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    14/17

    agent sehingga pada bidang farmasi sering digunakan untuk pengobatan

    konstipasi jangka pendek. (Anonim, 2008) 

    Praktikan diberi dua buah plat KLT yang dilapisi silica gel F 254 sebagai fase

    diam. Kedua plat telah diberi tanda 1 cm dari dasar plat sebagai titik awal

     penotolan. Sebelum dilakukan penotolan larutan pembanding dan sampel, diberi

    tanda pada titik yang berjarak 5 cm dari titik awal penotolan sebagai titik batas

    elusi.

    Selanjutnya itu dilakukan penyiapan sampel yang akan diidentifikasi. Larutan

    sampel yang dibuat adalah getah  Aloe vera  dan serbuk Rhei Radix yang

    diekstraksi dengan methanol dan dipanaskan di waterbath selama 5 menit.

    Metanol digunakan sebagai pelarut karena metanol merupakan pelarut polar

    sehingga glikosida antrakuinon akan tersari atau tertarik ke dalam methanol

    karena glikosida antrakinon juga bersifat polar. Kemudian filtrat dibagi menjadi

    dua, bagian pertama akan dilakukan proses hidrolisis asam sebelum ditotolkan pada plat KLT sedangkan bagian lainnya akan dijadikan sebagai sampel non

    hidrolisis (langsung ditotolkan). Hidrolisis sampel dengan asam ini dilakukan

    untuk memecah ikatan glikosidik sehingga aglikon dan glikon terpisah.

    Proses hidrolisis sampel dilakukan dengan menguapkan pelarut kemudian

    sampel yang telah diuapkan pelarutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

    ditambahkan 3 ml HCL 1 N kemudian ditutup dengan corong kaca dan kapas

     basah untuk dilakukan proses hidrolisis dengan waterbath selama 20 menit.

    Selanjutnya dilakukan partisi hasil dengan 2 ml etil asetat sebanyak 2 kali. Bagian

    aglikon yang telah terpisah dari gula setelah dihidrolisis berada pada fase etil

    asetat yang akan digunakan untuk proses kromatografi. Pada uji secara non

    hidrolisis, ekstrak yang diperoleh langsung ditotolkan pada plat KLT.

    Setelah semua sampel siap, masing-masing plat ditotolkan sampel. Satu plat

    untuk sampel hidrolisis dan yang satu lagi untuk sampel non hidrolisis. Pada dua

     plat ini pembanding yang digunakan sama yaitu antron dan istizin. Sampel

    ditotolkan sebanyak empat kali. Untuk pembanding cara penotolannya adalah

    antron ditotolkan dua kali, setelah itu istizin dua kali. Tiap kali penotolan harus

    ditunggu kering sebelum dilakukan penotolan selanjutnya. Penotolan yang

    dilakukan harus menghasilkan titik yang sekecil mungkin agar bercak yang terjadi

    tidak melebar sehingga tidak mengurangi derajat pemisahan. Setelah penotolan

    selesai dilakukan, plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah dijenuhi oleh

    fase gerak. Bejana harus jenuh agar homogenitas tekanan uap di dalam bejana

    sama sehingga kecepatan migrasi fase gerak pada saat elusi akan sama. Jika

    kecepatan fase gerak sama, maka kecepatan senyawa ketika elusi pada masing  –  

    masing plat akan sama.  Memasukkan plat KLT ke dalam fase gerak harus

    dilakukan dengan segera dan hati-hati agar fase gerak tidak menguap dan agar

     bejana tetap jenuh oleh uap fase gerak. Setelah itu dibiarkan agar fase gerak

     bergerak ke atas plat hingga batas yang ditentukan. 

    Setelah fase gerak mencapai batas elusi, plat KLT segera diambil dandikeringkan di udara. Plat KLT kemudian diamati dengan sinar tampak, sinar UV

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    15/17

    254 nm dan UV 366 nm. Selanjutnya plat KLT diberi uap ammonia lalu diamati

    lagi pada sinar tampak dan UV 366 nm. Kemudian visualisasi dilanjutkan dengan

     penyemprotan KOH-Etanolik 10% dan kembali dilakukan pengamatan dibawah

    sinar tampak serta UV 366 nm. Bercak yang tidak tervisualisasikan dapat lebih

     jelas terlihat setelah diberi perlakuan dengan reagen penampak bercak. Dengan penyemprotan, distribusi pereaksi penampak bercak akan terbentuk secara lebih

    homogen dan tidak terlalu tebal. Berikut adalah analisis praktikan setelah

    dilakukan pengamatan terhadap sampel:

    1.  Sampel non hidrolisis

    Pada pengamatan setelah penotolan sampel, teramati bahwa sampel

    Rhei Radix dan pembanding memiliki warna dan harga Rf yang sama pada

     pengamatan di bawah sinar tampak, UV 254 nm dan UV 366 nm. Warna

     bercak kuning dengan harga Rf 0.96. Untuk sampel  Aloe vera  pada

     pengamatan di bawah sinar UV 366 nm terlihat harga Rf sama denganharga Rf pembanding yaitu 0.96 namun memiliki warna bercak yang

     berbeda.

    Seteleh dilakukan visualisasi sampel dengan uap ammonia, hasil yang

    teramati masih sama yaitu warna bercak kuning dengan Rf 0.96 sama

    seperti pembanding untuk sampel Rhei radix dan harga Rf sama 0.96

    namun berbeda warna bercak untuk sampel Aloe vera.

    Selanjutnya dilakukan visusalisasi sampel dengan penyemprotan

    KOH-Etanolik 10% dan terlihat bahwa sampel Rhei radix dan pembanding

    memiliki harga Rf yang sama namun berbeda warna bercak pada

     pengamatan di bawah sinar tampak. Pada pengamatan di bawah UV 366

    nm kedua sampel, baik  Aloe vera maupun Rhei radix memiliki harga Rf

    sama seperti pembanding namun warna bercaknya berbeda.

    Dari hasil ini dapat dilakukan analisis sementara bahwa Rhei radix

    mengandung senyawa pembanding karena memiliki harga Rf yang sama

    dan warna bercak yang sama pula. Senyawa pembanding yang diduga

    terdapat dalam sampel Rhei Radix adalah antron. Pada percobaan ini,

     bercak istizin tidak terlihat namun kepolaran istizin lebih besar

    dibandingkan antron sehingga pada kromatografi normal antron memiliki

    harga Rf yang lebih besar dibanding istizin. Atas dasar itu dapat

    disimpulkan bahwa bercak senyawa pembanding yang terjadi adalah

     bercak senyawa antron (Rf=0.96). Selain itu, ketika disamakan dengan

    literatur, diketahui bahwa sampel Rhei Radix memang mengandung

    senyawa antron. Hasil ini sesuai teori.

    2.  Sampel hidrolisis

    Pada pengamatan setelah penotolan sampel, teramati bahwa sampel

    Rhei Radix dan pembanding memiliki warna dan harga Rf yang sama pada

     pengamatan di bawah sinar tampak, UV 254 nm dan UV 366 nm. Warna bercak kuning, biru dan merah dengan harga Rf 0.96. Untuk sampel  Aloe

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    16/17

    vera pada pengamatan di bawah sinar UV 254 nm terlihat harga Rf sama

    dengan harga Rf pembanding yaitu 0.96 dan memiliki warna bercak yang

    sama yaitu biru.

    Seteleh dilakukan visualisasi sampel dengan uap ammonia, hasil yang

    teramati hampir sama yaitu warna bercak kuning dengan Rf 0.96 samaseperti pembanding untuk sampel Rhei radix dan harga Rf sama 0.96

    namun berbeda warna bercak untuk sampel Aloe vera.

    Selanjutnya dilakukan visusalisasi sampel dengan penyemprotan

    KOH-Etanolik 10% dan terlihat bahwa sampel Rhei radix dan pembanding

    memiliki harga Rf yang sama yaitu 0.96. Aloe vera memiliki warna bercak

    yang berbeda dengan pembanding namun harga Rfnya sama.

    Dari hasil ini dapat diketahui analisis sementara bahwa Rhei radix dan

     Aloe vera  mengandung senyawa pembanding karena memiliki harga Rf

    yang sama dan warna bercak yang sama pula. Senyawa pembanding yang

    diduga terdapat dalam sampel Rhei Radix dan getah  Aloe vera adalah

    antron. Pada percobaan ini, bercak istizin juga tidak terlihat namun

    kepolaran istizin lebih besar dibandingkan antron sehingga pada

    kromatografi normal antron memiliki harga Rf yang lebih besar dibanding

    istizin karena antron (yang lebih nonpolar) memiliki ikatan yang lemah

    dengan silica gel yang polar, sehingga antron lebih mudah terbawa oleh

    fase diam dibandingkan istizin yang lebih polar. Atas dasar itu

    kemungkinan bercak senyawa pembanding yang terjadi adalah bercak

    senyawa antron (Rf=0.96).  Ketika disamakan dengan literatur, diketahui

     bahwa sampel Rhei radix dan  Aloe vera memang mengandung senyawaantron. Hasil percobaan yang didapatkan sesuai teori. 

    VI. KESIMPULAN

    1.  Getah  Aloe vera  menunjukkan warna bercak dan harga Rf yang sama dengan

     pembanding pada identifikasi sampel hidrolisis. Hal ini menunjukkan bahwa

     Aloe vera mengandung senyawa pembanding antron. Hasil ini sesuai teori.

    2.  Rhei Radix menunjukkan warna bercak dan harga Rf yang sama dengan

     pembanding pada identifikasi sampel hidrolisis dan non hidrolisis. Hal ini

    menunjukkan bahwa Rhei Radix mengandung senyawa pembanding antron.

    Hasil ini sesuai teori.

    VII. 

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2008, Assessment Report of Rhubarb (Rhei Radix),

    http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-

     _HMPC_assessment_report/2009/12/WC500018404.pdf, diakses 29

    Maret 2015.

    Anonim, 2015, Thin Layer Chromatography Information,

    http://orgchem.colorado.edu/Technique/Procedures/TLC/TLC.html, 

    diakses 13 Maret 2015.

    Baldwin, G., 2015, Aloe Vera,

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_4/.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-_HMPC_assehttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_4/.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-_HMPC_assehttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_4/.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-_HMPC_assehttp://orgchem.colorado.edu/Technique/Procedures/TLC/TLC.htmlhttp://orgchem.colorado.edu/Technique/Procedures/TLC/TLC.htmlhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_4/.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-_HMPC_assehttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_4/.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-_HMPC_asse

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Asetat Malonat

    17/17

    http://www.herballegacy.com/Baldwin_Chemical.html, diakses 29 Maret

    2015.

    Vinay, K.G, Seema Malhotra, 2012, Pharmacological attribute of Aloe vera:

    Revalidation through experimental and clinical studies,

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3611630/, diakses 29Maret 2015.

    Yogyakarta, 29 Maret 2015

    Praktikan,Fera Maharani (FA/09636)

    Sausanzahra A. (FA/09637)

    Shella Syafira W. (FA/09638)

    http://www.herballegacy.com/Baldwin_Chemical.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3611630/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3611630/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3611630/http://www.herballegacy.com/Baldwin_Chemical.html