PRAKTIKUM II - icl.ub.ac.idicl.ub.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/02-Guideline-Praktikum-2.pdf ·...

16
11 PRAKTIKUM II STUDI KASUS (MAINTENANCE) Deskripsi Studi Kasus PT. ICL adalah perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK). Demi memenuhi tinggi permintaan produknya, PT. ICL melakukan proses produksi selama 24 jam sehari. Hal tersebut tentunya berdampak pada kinerja mesin mesin produksi yang digunakan. Salah satu akibatnya yaitu beberapa mesin produksi didapati mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan. Apabila didapati kerusakan, maka mesin mesin tersebut akan dicatat oleh operator produksi pada formulir kerusakan beserta identifikasi kerusakan yang ia dapati. Selanjutnya, oleh divisi maintenance mesin mesin tersebut akan diperiksa dan diperbaiki dengan sebelumnya mencatat terlebih dahulu pada formulir mulai perbaikan. Pada formulir ini juga akan dicatat waktu mulai perbaikan dan deskripsi kerusakan yang dialami oleh mesin. Kemudian, apabila perbaikan telah selesai maka karyawan yang memperbaiki akan mencatat pada formulir selesai perbaikan. Pada formulir ini, akan dicatat waktu selesai perbaikan beserta sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan. Namun, apabila dalam perbaikan tidak dibutuhkan penggantian sparepart, maka kolom sparepart dapat dikosongkan. Setiap jenis mesin memiliki sparepart yang berbeda beda. Kerusakan yang dialami dan perbaikan yang dilakukan akan direkap setiap bulan dan ditunjukkan pada supervisor divisi maintenance. Selama ini, seluruh pencatatan masih dilakukan secara manual. Sehingga, ketika supervisor divisi maintenance ingin melihat rekap yang paling baru, ia harus menunggu daftar tersebut direkap oleh karyawan maintenance. Supervisor divisi juga ingin agar pihak karyawan membuat laporan terkait kerusakan yang dialami oleh mesin mesin dan durasi perbaikannya sehingga nantinya akan dapat menjadi pertimbangan untuk pengadaan mesin baru. Berikut Tabel 2.1 Tabel 2.5 yang merupakan formulir dan laporan yang terdapat pada PT. ICL.

Transcript of PRAKTIKUM II - icl.ub.ac.idicl.ub.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/02-Guideline-Praktikum-2.pdf ·...

11

PRAKTIKUM II

STUDI KASUS

(MAINTENANCE)

Deskripsi Studi Kasus

PT. ICL adalah perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan

(AMDK). Demi memenuhi tinggi permintaan produknya, PT. ICL melakukan proses

produksi selama 24 jam sehari. Hal tersebut tentunya berdampak pada kinerja mesin – mesin

produksi yang digunakan. Salah satu akibatnya yaitu beberapa mesin produksi didapati

mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan.

Apabila didapati kerusakan, maka mesin – mesin tersebut akan dicatat oleh operator

produksi pada formulir kerusakan beserta identifikasi kerusakan yang ia dapati. Selanjutnya,

oleh divisi maintenance mesin – mesin tersebut akan diperiksa dan diperbaiki dengan

sebelumnya mencatat terlebih dahulu pada formulir mulai perbaikan. Pada formulir ini juga

akan dicatat waktu mulai perbaikan dan deskripsi kerusakan yang dialami oleh mesin.

Kemudian, apabila perbaikan telah selesai maka karyawan yang memperbaiki akan mencatat

pada formulir selesai perbaikan. Pada formulir ini, akan dicatat waktu selesai perbaikan

beserta sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan. Namun, apabila dalam perbaikan tidak

dibutuhkan penggantian sparepart, maka kolom sparepart dapat dikosongkan. Setiap jenis

mesin memiliki sparepart yang berbeda – beda.

Kerusakan yang dialami dan perbaikan yang dilakukan akan direkap setiap bulan dan

ditunjukkan pada supervisor divisi maintenance. Selama ini, seluruh pencatatan masih

dilakukan secara manual. Sehingga, ketika supervisor divisi maintenance ingin melihat

rekap yang paling baru, ia harus menunggu daftar tersebut direkap oleh karyawan

maintenance.

Supervisor divisi juga ingin agar pihak karyawan membuat laporan terkait kerusakan

yang dialami oleh mesin – mesin dan durasi perbaikannya sehingga nantinya akan dapat

menjadi pertimbangan untuk pengadaan mesin baru. Berikut Tabel 2.1 – Tabel 2.5 yang

merupakan formulir dan laporan yang terdapat pada PT. ICL.

12

Tabel 2.1 Formulir Kerusakan Mesin

Tanggal : 5 Februari 2019

Nomor

Kerusakan

Waktu

Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan

Operator

Produksi

KR01 00.00 Mesin Ro 100 Gpd

Mesin Filter

Mesin macet Resnu Dwihanu

V

KR02 18.00 Pre Filter Kangen

Water Air Minum

6 Steps

Mesin tidak

menghasilkan dimensi

produk yang sesuai

dengan setup

Fahrur Rozi

Tabel 2.2 Formulir Mulai Perbaikan Mesin

Tanggal : 25 Februari 2019

Nomor

Perbaikan

Nomor

Kerusakan Nama Mesin

Deskripsi

Kerusakan

Karyawan

Maintenance

Waktu Mulai

Perbaikan

PR01 KR01 Mesin Ro 100

Gpd Mesin

Filter

Overarm tidak

berfungsi

Niken

Hendrakusma

Wardani

00.00

PR02 KR02 Pre Filter

Kangen Water

Air Minum 6

Steps

Arbor Pecah Dafid Eko

Firdaus

00.00

Tabel 2.3 Formulir Selesai Perbaikan Mesin

Tanggal : 25 Februari 2019

Nomor

Perbaikan

Nomor

Kerusakan Nama Mesin

Deskripsi

Perbaikan

Nama

Sparepart

Kebutuhan

Sparepart

Waktu

Selesai

Diperbaiki

PR01 KR01 Mesin Ro 100

Gpd Mesin

Filter

Penggantian

Overarm

Knee 1 09.00

PR02 KR02 Pre Filter

Kangen Water

Air Minum 6

Steps

Penggantian

Arbor

Arbor 1 01.00

Tabel 2.4 Rekap Kerusakan Mesin

Bulan : Februari 2019

Nomor

Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan

Tanggal

Kerusakan

Waktu

Kerusakan

Operator

Produksi

KR01 Mesin Ro 100

Gpd Mesin Filter

Mesin macet 5 Februari

2019

00.00 Resnu

Dwihanu V

KR02 Pre Filter Kangen

Water Air Minum

6 Steps

Mesin tidak

menghasilkan dimensi

produk yang sesuai

dengan setup

5 Februari

2019

18.00 Fahrur Rozi

13

Tabel 2.5 Rekap Perbaikan Mesin

Bulan : Februari 2019

Nomor

Perbaikan

Nomor

Kerusakan

Nama

Mesin

Deskripsi

Perbaikan

Nama

Sparepart

Kebutuhan

Sparepart

Waktu

Mulai

Perbaikan

Waktu

Selesai

Diperbaiki

ID

Karyawan

Perbaikan

PR01 KR01 Mesin Ro

100 Gpd

Mesin Filter

Penggantian

Overarm

Knee 1 6 Februari

2019

00.00

6 Februari

2019

09.00

K02

PR02 KR02 Pre Filter

Kangen

Water Air

Minum 6

Steps

Penggantian

Arbor

Arbor 1 6 Februari

2019

00.00

6 Februari

2019

01.00

K12

Tabel 2.6 Laporan Kerusakan Mesin

Bulan : Februari 2019

Nama Mesin Deskripsi

Kerusakan

Waktu

Mulai

Diperbaiki

Waktu

Selesai

Diperbaiki

Durasi

Perbaikan

Mesin Ro 100

Gpd Mesin

Filter

Overarm

tidak

berfungsi

6 Februari

2019

00.00

25 Februari

2019

09.00

9 jam

Pre Filter

Kangen Water

Air Minum 6

Steps

Spindle Nose

Pecah

6 Februari

2019

00.00

6 Februari

2019

01.00

1 jam

Tabel 2.7 Laporan Jumlah Kerusakan Mesin

Bulan : Februari 2019

Nama Mesin Jumlah

Kerusakan

Mesin Ro 100 Gpd

Mesin Filter

2

Pre Filter Kangen

Water Air Minum 6

Steps

2

Tabel 2.8 Laporan Jumlah Kebutuhan Sparepart

Bulan : Februari 2019

Nama Mesin Nama Sparepart Jumlah

Mesin Ro 100 Gpd Mesin

Filter

Knee 1

Pre Filter Kangen Water Air

Minum 6 Steps

Arbor 1

Dengan melihat kasus tersebut, pemilik dari PT. ICL membutuhkan bantuan untuk

merancang sistem informasi Corrective Action yang dilakukan oleh divisi maintenance

dengan Microsoft Access yang dapat melakukan update setiap harinya. Selain itu, sistem

informasi juga dapat menunjukan rekap dan laporan dari layanan perbaikan yang telah

dilakukan setiap bulannya. Dari rekap dan laporan tersebut, supervisor divisi dapat melihat

mesin – mesin mana yang sering mengalami kerusakan sehingga dapat menjadi

14

pertimbangan dalam pengadaan mesin baru. Selain itu, supervisor divisi maintenance juga

dapat mengetahui besar kebutuhan sparepart akibat kerusakan yang dialami oleh mesin

produksi, sehingga nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengadaan sparepart.

Pengembangan sistem informasi tersebut kemudian menerapkan SDLC dalam

pengembangan sistem. Setelah melakukan tahap inisiasi, pengembang kemudian melakukan

analisis sistem untuk menentukan masalah, tujuan, hingga elemen sistem apa saja yang

terkait mulai dari entitas, atribut, dan juga relasinya. Kebutuhan, masalah, dan tujuan sudah

diutarakan oleh pihak divisi maintenance sebelumnya sehingga hasil analisis mengenai

elemen sistem pada PT. ICL adalah sebagai berikut.

Tabel Entitas dan Atribut

Berikut Tabel 2.9 yang merupakan tabel entitas dan atribut yang didapatkan dari analisa

pengembang.

Tabel 2.9 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance

No. Entitas Atribut

1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis

2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin

3. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis

4. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi

5. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi

Kerusakan, ID_Karyawan

6. Perbaikan

No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Waktu Mulai Perbaikan,

Waktu Selesai Perbaikan, ID_Sparepart, Deskripsi Perbaikan, ID_Karyawan,

Durasi Perbaikan

*Bold : Primary Key

Relasi Entitas

Berikut Tabel 2.10 yang merupakan tabel hubungan atau relasi antar entitas dari analisa

pengembang.

Tabel 2.10 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance

No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas

1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)

4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)

5. Perbaikan Jenis Sparepart Many to Many (0,N) → (0,N)

7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)

8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)

Setelah selesai melakukan analisis dan mendapatkan segala informasi untuk pembuatan

sistem informasi maintenance di PT. ICL, kemudian pengembang melakukan tahap desain.

Tahap desain dilakukan untuk merancang pemodelan sistem sebelum diimplementasikan ke

15

software yang digunakan. Pemodelan sistem menggunakan Entity Relationship Diagram

(ERD).

Entity Relationship Diagram (ERD)

Langkah selanjutnya membuat relasi antar – entitas dari tabel entitas yang sudah ada.

Berikut Gambar 2.1 merupakan ERD dari tabel entitas yang telah dibuat.

Mesin

Jenis Sparepart

Karyawan

Kerusakan

Perbaikan

Jenis Mesin

Kode_MesinPK

Nama Mesin

Tahun Diterima

ID_SparepartPK

Nama Sparepart

ID_KaryawanPK

Nama Karyawan

Jabatan

Divisi

No_KerusakanPK

Kode_Mesin

Waktu dan Tanggal

Kerusakan

Identifikasi Kerusakan

ID_Karyawan

No_PerbaikanPK

No_Kerusakan

Deskripsi Kerusakan

Waktu Selesai

Perbaikan

ID_Karyawan

ID_JenisPK

Jenis Mesin

ID_JenisDimensi

Seri

ID_Jenis

Deskripsi Perbaikan

Waktu Mulai

Perbaikan

ID_Sparepart

Durasi Perbaikan

Gambar 2.1 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance

Normalisasi

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi. Terdapat dua bentuk normalisasi

yang dilakukan ke model sistem. Yang pertama adalah normalisasi pertama, dimana terdapat

jenis relasi Many to Many. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

menambah entitas lain diantara relasi kedua entitas many to many. Berikut merupakan tabel

2.11 dan tabel 2.12 merupakan identifikasi entitas, atribut serta relasi antara entitas dari

sistem setelah normalisasi pertama.

16

Tabel 2.11 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Pertama

No. Entitas Atribut

1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis

2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin

2. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis

3. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi

4. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi

Kerusakan, ID_Karyawan

5. Perbaikan

No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Deskripsi Perbaikan,

Waktu Mulai Perbaikan, Waktu Selesai Perbaikan, ID_Karyawan, Durasi

Perbaikan

6. Detail Perbaikan ID_ Detail, No_Perbaikan, ID_Sparepart

*Bold : Primary Key

Tabel 2.12 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Pertama

No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas

1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)

4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)

5. Perbaikan Detail Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)

6. Detail Perbaikan Jenis Sparepart Many to One (0,N) → (1,1)

7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)

8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)

Berikut Gambar 2.2 merupakan ERD yang telah di normalisasi pertama.

17

Mesin

Jenis Sparepart

Karyawan

Kerusakan

Detail Perbaikan

Jenis Mesin

Perbaikan

Kode_MesinPK

Nama Mesin

Tahun Diterima

ID_SparepartPK

Nama Sparepart

ID_KaryawanPK

Nama Karyawan

Jabatan

Divisi

No_KerusakanPK

Kode_Mesin

Waktu dan Tanggal

Kerusakan

Identifikasi Kerusakan

ID_Karyawan

ID_DetailPK

No_Perbaikan

ID_Sparepart

Jumlah

ID_JenisPK

Jenis Mesin

ID_Jenis

Dimensi

Seri

ID_Jenis

No_PerbaikanPK

No_Kerusakan

Deskripsi Kerusakan

Waktu Selesai

Perbaikan

ID_Karyawan

Waktu Mulai

Perbaikan

Durasi Perbaikan

Deskripsi Perbaikan

Gambar 2.2 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance setelah Normalisasi Pertama

Selain normalisasi pertama, terdapat normalisasi ketiga yang dilakukan ke model

sistem. Normalisasi ketiga dilakukan karena terdapat atribut yang bergantung hanya pada

atribut lain yang bukan merupakan identifier. Contohnya ada pada atribut durasi perbaikan

karena durasi perbaikan nilainya dipengaruhi dua atribut lain, yaitu waktu mulai perbaikan

dan waktu selesai perbaikan. Berikut merupakan tabel 2.13 dan tabel 2.14 merupakan

identifikasi entitas, atribut serta relasi antara entitas dari sistem setelah normalisasi pertama.

Tabel 2.13 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Ketiga

No. Entitas Atribut

1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis

2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin

2. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis

3. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi

4. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi

Kerusakan, ID_Karyawan

5. Perbaikan No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Deskripsi Perbaikan,

Waktu Mulai Perbaikan, Waktu Selesai Perbaikan, ID_Karyawan

6. Detail Perbaikan ID_ Detail, No_Perbaikan, ID_Sparepart

*Bold : Primary Key

18

Tabel 2.14 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Ketiga

No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas

1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)

3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)

4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)

5. Perbaikan Detail Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)

6. Detail Perbaikan Jenis Sparepart Many to One (0,N) → (1,1)

7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)

8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)

Berikut Gambar 2.3 merupakan ERD yang telah di normalisasi ketiga.

Mesin

Jenis Sparepart

Karyawan

Kerusakan

Perbaikan

Detail Perbaikan

Jenis Mesin

Kode_MesinPK

Nama Mesin

Tahun Diterima

ID_SparepartPK

Nama Sparepart

ID_KaryawanPK

Nama Karyawan

Jabatan

Divisi

No_KerusakanPK

Kode_Mesin

Waktu dan Tanggal

Kerusakan

Identifikasi Kerusakan

ID_Karyawan

No_PerbaikanPK

No_Kerusakan

Deskripsi Kerusakan

Waktu Selesai

Perbaikan

ID_Karyawan

ID_DetailPK

No_Perbaikan

ID_Sparepart

Jumlah

ID_JenisPK

Jenis Mesin

ID_Jenis

Dimensi

Seri

ID_Jenis

Waktu Mulai

Perbaikan

Deskripsi Perbaikan

Gambar 2.3 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance setelah Normalisasi

19

Pembuatan dengan Microsoft Access 2013

Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat file baru pada Microsoft Access

2013.

A. Membuat File Baru dan Menyimpan File

Berikut melupakan langkah-langkah untuk membuat file baru pada Microsoft Access

2013 yaitu:

1. Membuka Microsoft Access 2013 dan akan muncul tampilan awal.

2. Memilih Blank Dekstop Database, lalu muncul tampilan seperti pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Menu Database Tools pada Microsoft Access 2013

3. Memberi nama file pada kolom File Name, lalu memilih drive tempat menyimpan file.

Sedangkan untuk menyimpan file yang telah digunakan, berikut merupakan langkah-

langkahnya:

1. Memilih menu File → Save As.

2. Memberi nama file pada kolom File Name, lalu memilih drive tempat menyimpan file.

3. Mengeklik timbol Save.

B. Tabel

Tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan kolom (field). Baris menunjukkan

kumpulan data satu subjek (record data) sedangkan kolom menunjukkan kumpulan satu

jenis atau kelompok data dari beberapa subjek (field data). Langkah-langkah membuat tabel

adalah sebagai berikut:

1. Membuka halaman baru pada Microsoft Access hingga secara otomatis muncul tab

Table1.

20

2. Mengeklik menu Home dan pilih View, kemudian Design View untuk mengubah nama

Table1 menjadi Tabel Karyawan. Akan muncul kotak dialog Save As, sehingga nama

Table1 berubah menjadi Tabel Karyawan, lalu mengeklik OK.

3. Mengisikan field sesuai rancangan di Tabel Jenis Mesin seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Design View Jenis Mesin

Short Text merupakan salah satu data type yang merupakan keterangan text data yang

bisa diisi dengan nilai kombinasi antara text dan number dengan maksimum 255

karakter. Berikut merupakan jenis-jenis data type pada Microsoft Access 2013:

a. Number (data angka) dapat digunakan untuk perhitungan matematika.

b. Date/Time (data tanggal atau waktu) dapat digunakan untuk mendefinisikan hari,

tanggal, jam, menit, dll.

c. Currency (data bilangan) dapat digunakan terhadap bilangan tanpa proses

pembulatan pada saat perhitungan, biasanya berupa mata uang.

d. Autonumber digunakan untuk bilangan yang secara otomatis dihasilkan oleh

Microsoft Access 2013 saat menambahkan record baru.

e. Yes/No dapat digunakan untuk menampung dua macam keadaan, seperti ya atau

tidak, benar atau salah, dll.

f. OLE Object (data yang diambil dari sistem OLE) dapat digunakan pada data seperti

Microsoft Excel spreadsheet, Microsoft Word document, graphics, sounds, atau

data-data biner lainnya, baik yang di-link ataupun dimasukkan secara permanen

(embedded) ke dalam tabel Microsoft Access.

g. Hyperlink digunakan untuk menyimpan alamat internet atau file yang ditunjukkan

melalui alamat URL.

21

h. Attachment digunakan untuk menyimpan attachment file yang berformat apa saja,

seperti file gambar, file suara, dll.

i. Calculated digunakan untuk menghitung operasi matematika antara field yang satu

dengan yang lainnya, misal menjumlahkan field A dengan field B.

j. Lookup Wizards digunakan untuk memilih (lookup) suatu data dari daftar pada table

lainnya, seperti combo box (list) yang dibuat secara wizard.

Pada studi kasus Maintenance di atas, akan dibuat database yang terdiri dari tujuh tabel

dengan ketentuan seperti pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Struktur Tabel Untuk Database

No. Nama Tabel Kolom Tipe Data/Ukuran Keterangan

1. Karyawan

ID_Karyawan Short Text/255 Primary Key

Nama Karyawan Short Text/255

Jabatan Short Text/255

Divisi Short Text/255

2. Jenis Mesin ID_Jenis Short Text/255 Primary Key

Jenis Mesin Short Text/255

3. Jenis Sparepart

ID_Sparepart Short Text/255 Primary Key

Nama Sparepart Short Text/255

Dimensi Short Text/255

Seri Short Text/255

ID_Jenis Short Text/255

4. Mesin

Kode_Mesin Short Text/255 Primary Key

Nama Mesin Short Text/255

Tahun Diterima Date/Time

ID_Jenis Short Text/255

5. Kerusakan

No_Kerusakan Short Text/255 Primary Key

Kode_Mesin Short Text/255

Waktu dan Tanggal

Kerusakan Date/Time

Identifikasi

Kerusakan Short Text/255

ID_Karyawan Short Text/255

6. Perbaikan

No_Perbaikan Short Text/255 Primary Key

No_Kerusakan Short Text/255

Mulai Diperbaiki Date/Time

Selesai Diperbaiki Date/Time

ID_Karyawan Short Text/255

Deskripsi Kerusakan Short Text/255

Deskripsi Perbaikan Short Text/255

7. Detail Perbaikan ID_Detail Short Text/255 Primary Key

No_Perbaikan Short Text/255

ID_Sparepart Short Text/255

Jumlah Number

4. Membuat primary key dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat primary key pada Design View suatu tabel.

b. Menyorot field yang diinginkan, kemudian mengeklik tombol primary key

(bergambar kunci) pada menu Design untuk memberikan primary key. Cara lain

22

adalah mengeklik kanan pada field yang akan dijadikan primary key, kemudian

memilih primary key.

5. Mengisi data pada masing-masing tabel. Untuk mengisi data ke dalam tabel, terlebih

dahulu bukalah tabel data yang akan dimasukkan dalam tampilan lembar data

(datasheet). Datasheet akan menampilkan data secara keseluruhan dalam bentuk

tabular, yaitu susunan baris dan kolom. Setelah itu, data dapat dimasukkan secara

langsung pada lokasinya masing-masing seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Tabel pada Database Karyawan

Gambar 2.7 Tabel pada Database Jenis Mesin

23

Gambar 2.8 Tabel pada Database Jenis Sparepart

Gambar 2.9 Tabel pada Database Mesin

Gambar 2.10 Tabel pada Database Kerusakan

Gambar 2.11 Tabel pada Database Perbaikan

24

Gambar 2.12 Tabel pada Database Detail Perbaikan

C. Relationships

Dari tabel-tabel yang telah dibuat diatas, selanjutnya adalah membuat hubungan

(relationships) agar tabel yang dibuat dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

Langkah-langkah untuk membuat relationships adalah sebagai berikut:

1. Mengeklik tombol Relationships pada menu Database Tools.

2. Memilih nama tabel untuk menampilkan tabel yang akan direlasikan setelah muncul

kotak dialog Show Table, lalu klik add, seperti pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Show Table Pada Relationships

25

Mengeklik add pada semua tabel yang sudah dibuat, lalu drop primary key dari satu

tabel ke tabel lain untuk membuat relasinya. Akan muncul kotak dialog Edit

Relationships seperti Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Kotak Dialog Edit Relationships

3. Mencentang Enforce Referential Integrity, lalu mengeklik create. Melakukan

langkah yang sama pada semua tabel dan membuat relasi seperti Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Relationships Pada Sistem Maintenance

26

(halaman ini sengaja dikosongkan)