praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

download praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

of 8

description

praktikum fisiologi hewan mengenai suhu tubuh

Transcript of praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    1/8

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

    SUHU TUBUH

    OLEH

    KELOMPOK 1

    ANDI RYANSYAH (3415106799)

    DEWI EKAWATI (3415106776) - Absent

    LAILATUL FITRIYANI (3415106784)

    WELMY MELATI P. (3415106767)

    PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    2013

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    2/8

    HASIL PENGAMATAN

    1. Regulasi Suhu Tubuh KatakTabel 1. Hasil pengamatan regulasi suhu tubuh katak

    PengulanganSuhu Tubuh Katak selama 5 Menit pada (oC)

    Air Panas (41oC) Air Dingin (11oC) Air Ledeng (29oC)

    1 42 24 24

    2 43 22 29

    3 43 20 34

    4 43 14 30

    5 43 14 30

    2. Subjektivitas Reseptor TubuhTabel 2. Hasil pengamatan subjektivitas reseptor tubuh

    3. Keseimbangan pada ManusiaTabel 3. Hasil pengamatan keseimbangan pada manusia

    No. Perlakuan Setelah diberi perlakuan

    1Badan diputar searah jarum jam dengan

    posisi kepala tegak

    Badan terasa berputar ke arah

    kiri

    2Badan diputar searah jarum jam dengan

    posisi kepala menunduk

    Badan terasa berputar ke arah

    kiri

    3Badan diputar searah jarum jam dengan

    kepala ditengadahkan ke belakang

    Kepala terasa pusing, Badan

    ingin jatuh ke arah kiri

    4Badan diputar searah jarum jam dengan

    kepala dimiringkan ke kanan

    Badan terasa berputar ke arah

    kiri, Badan ingin jatuh ke

    belakang ketika kepala

    ditegakkan kembali

    Jenis

    Air

    Tanggapan

    Setelah tangan dikeluarkan dari

    air

    Saat tangan dimasukan ke dalam

    air ledeng

    Air

    dingin

    (tangan

    kiri)

    tangan terasa sakit, kaku, pegal,

    nyeri

    tangan menjadi tidak kaku dan

    menjadi terasa lebih hangat

    dibandingkan tangan kanan yang

    berasal dari air panas

    Air

    hangat

    (tangan

    kanan)

    tangan terasa hangat dan nyaman tangan terasa dingin

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    3/8

    4. Keseimbangan pada KatakTabel 4. Hasil pengamatan keseimbangan pada katak

    No. PerlakuanSetelah diberi perlakuan

    Cara berenang Cara Berjalan

    1

    Katak yang diletakan di atas

    papan bedah diputar searah

    jarum jam dan diangkat naik

    turun sebanyak 10 x

    Berenang ke arah

    kanan menuju tepian

    -

    2Otak katak ditusuk (sum-sum

    tulang belakang)

    Berenang ke arah kiri Melompat ke

    arah kanan

    PEMBAHASAN

    1. Regulasi Suhu Tubuh KatakBerdasarkan hasil pengamatan pengaturan suhu tubuh katak menunjukkan

    bahwa suhu awal katak sebesar 36oC, dan ketika katak ditempatkan pada air

    panas, air dingin, dan air ledeng maka suhu tubuh katak tersebut akan berubah

    sesuai dengan suhu lingkungan.

    Suhu pada air panas sebesar 41oC, sedangkan suhu tubuh katak sebesar

    36oC. Katak akan menyesuaikan diri dengan menyeimbangkan suhu tubuh dengan

    suhu lingkungan. Hal ini dapat diketahui dari perubahan suhu dari menit pertama

    ke menit berikutnya dengan rata-rata suhu katak sebesar 42,8oC. Sedangkan pada

    air dingin yang bersuhu 11oC suhu tubuh katak pun akan menyesuaikannya

    dengan kisaran suhu rata-rata sebesar 18,8 oC. Serta pada air ledeng yang bersuhu

    29 oC, katak akan menyesuaikan suhu tubuhnya menjadi 29,4 oC. Hal ini berartibahwa katak akan menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu di lingkungan

    tempat hidupnya. Menurut Puranik (2007) bahwa pengaturan suhu tubuh danpengaturan hormone pada vertebrata dipengaruhi oleh sistem kardiovaskuler. Pada

    vertebrata yang berdarah panas, atau endoterm, suhu tubuh yang konstan akan

    dipertahankan tanpa mengabaikan suhu lingkungan. Hal ini dilakukan sebagian

    oleh pembuluh darah yang terletak tepat di bawah epidermis. Ketika suhu sekitar

    dingin, pembuluh darah supervisial akan berkontraksi untuk mengalihkan darah

    panas ke pembuluh darah yang lebih dalam. Ketika suhu hangat, pembuluh

    supervisial akan melebar atau mengalami vasodilatasi sehingga dapat menyerap

    panas dari lingkungan.

    Menurut Ekert (1997) model klasifikasi termoregulasi pada hewan

    didasarkan pada stabilitas suhu tubuh yang kemudian dibedakan menjadi dua,

    yaitu homoiotermik, tetap mempertahankan suhu tubuh terhadap suhu lingkungan

    yang berbeda. Poikiloterm merupakan kelompok hewan yang memiliki fluktuasi

    suhu tubuh naik atau turun terhadap suhu lingkungan ketika air atau udara yang

    bervariasi. Sering ectoterm memiliki rata-rata produksi metabolis panas rendah

    dan konduksi panas dari lingkungan tinggi. Akibatnya panas yang berasal dari

    metabolism tubuh akan cepat hilang dengan lingkungan yang lebih dingin. Oleh

    karena itu, pertukaran panas dengan lingkungan jauh lebih penting daripada

    produksi panas metabolik dalam menentukan suhu tubuh ektoterm itu.

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    4/8

    Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu. Karena pada kulit

    terdapat reseptor. Sel saraf akan menerima rangsang dari reseptor suhu dan

    terlibat dalam pengaturan suhu tubuh. Sel saraf yang ada di hipotalamus

    vertebrata dapat mendeteksi perubahan suhu pada tubuh. Pada tubuhnya terdapat

    dua reseptor, yaitu reseptor panas yang dapat meningkatkan pembakarannyaketika kulit dalam keadaan dingin, serta reseptor dingin.

    2. Subjektivitas Reseptor TubuhPerubahan suhu lingkungan eksternal mempengaruhi tingkat penambahan

    atau pengurangan panas antara tubuh dengan lingkungannya. Panas selalu

    berpindah mengikuti penurunan gradien konsentrasinya, yaitu mengikuti

    penurunan gradien termal dari daerah yang lebih panas ke yang lebih dingin

    (Sherwood, 2001). Pada percobaan ini, tubuh menggunakan mekanisme

    pemindahan panas berupa konduksi. Menurut Sherwood (2001), konduksi adalah

    perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak

    langsung satu sama lain. Panas dikonduksikan lebih cepat dari permukaan tubuhke air sehingga air merupakan konduktor yang baik. Oleh sebab itu, pada

    percobaan ini, konduktor yang digunakan adalah air.

    Berdasarkan hasil percobaan, setelah tangan dikeluarkan dari dalam air

    dingin, tangan menjadi terasa dingin, kaku dan nyeri. Menurut Amir (2012), rasa

    nyeri timbul karena kulit tangan mempunyai reseptor nyeri, tepatnya di ujung

    saraf bebas dan disebut nosiseptor. Awal timbulnya nyeri dimulai karena jaringan

    mengalami kerusakan sebagai stimulus nosiseptor. Nosiseptor mengirimkan

    informasi kerusakan jaringan kepada peripheral nervous system yang teraktivasi.

    Informasi ini diteruskan kepada central nervous system di spinal cord level yang

    sudah teraktivasi juga. Dari central nervous system di spinal cord level, informasiditransmisikan ke otak sebagai sinyal nyeri dan muncullah nyeri.

    Selanjutnya, setelah tangan dikeluarkan di air dingin dan dimasukkan ke

    dalam air ledeng, tangan menjadi terasa hangat. Hal tersebut terjadi karena adanya

    perpindahan panas antara tanagan dengan air yang memiliki suhu yang saling

    berbeda.

    Lalu, pada percobaan setelah tangan dimasukkan ke dalam air hangat,

    tangan menjadi terasa lebih hangat. Hal tersebut terjadi karena panas berpindah

    mengikuti penurunan gradien termal dari benda yang lebih panas ke yang lebih

    dingin oleh perpindahan dari molekul ke molekul. Sewaktu molekul-molekul

    dengan panas yang berbeda saling bersentuhan satu sama lain, maka molekul yang

    lebih panas dan bergerak cepat akan memacu molekul yang lebih dingin untukbergerak lebih cepat, sehingga molekul-molekul yang lebih dingin itu menjadi

    lebih hangat. Molekul yang lebih dingin berasal dari kulit tangan. Sedangkan

    molekul yang lebih panas berasal dari molekul air hangat. Dengan demikian,

    tangan menjadi terasa lebih hangat.

    Selanjutnya, setelah tangan dikeluarkan di air hangat dan dimasukkan ke

    dalam air ledeng, tangan menjadi terasa dingin. Hal itu terjadi karena molekul

    yang semula panas akan kehilangan sebagian energi termalnya sewaktu molekul

    tersebut melambat dan menjadi dingin (Sherwood, 2001). Selain itu, penurunan

    suhu pada kulit juga cenderung menghilangkan panas dari tubuh (Winslow, dkk,

    1937).

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    5/8

    Mekanisme tangan menjadi terasa hangat dan dingin setelah dimasukan ke

    dalam air ledeng sama dengan mekanisme saat tangan terasa nyeri. Perbedaannya

    terdapat pada reseptornya. Kulit mempunyai reseptor hangat yang disebut

    Ruffini. Selain itu, kulit juga mempunyai reseptor dingin yang disebut End Krause

    (Anonim, 2011).

    3. Keseimbangan pada ManusiaPada keseimbangan tubuh manusia, aparatus vestibularis merupakan

    komponen khusus pada telinga dalam yang berperan memberikan informasi

    penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan-gerakan kepala

    dengan gerakan-gerakan mata dan postur tubuh. Aparatus vestibularisberfungsi

    mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Aparatus vestibularis terdiri

    dari dua set struktur yang terletak di dalam tulang tempolaris di dekat koklea,

    kanalis semisirkularis dan organ otolit, yaitu utrikulus dan sakulus. Di koklea,

    semua komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi

    oleh perilimfe (Sherwood, 2001). Kanalis semisirkularis berperan dalammendeteksi akselerasi, deselarisasi anguler atau rotasional kepala, misalnya ketika

    memulai atau berhenti berputar, jungkir balik, atau memutar kepala. Akselerasi

    atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan

    endolimfe di salah satu kanalis semisirkularis (Sherwood, 2001).

    Pada percobaan dengan perlakuan badan diputar searah jarum jam pada

    posisi kepala tegak lurus dan menunduk, respon yang dihasilkan setelah badan

    berhenti berputar yaitu badan terasa berputar ke arah kiri. Hal tersebut terjadi

    karena ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan bubungan sel rambut

    yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala. Akan tetapi,

    cairan di dalam kanalis, yang tidak melekat ke tengkorak, mula-mula tidak ikutbergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia

    (kelembaman). Ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe

    yang terletak sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan

    arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala.

    Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong ke arah yang berlawanan

    dengan arah gerakan kepala, membengkokan rambut-rambut sensorik yang

    terbenam didalamnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan

    yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala,

    sehingga rambut-rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat

    dan berhenti, endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan

    rotasi kepala sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula danrambut-rambutnya secara sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi

    semula. Hal tersebut menyebabkan badan terasa berputar dan tidak seimbang.

    Pada percobaan dengan perlakuan badan diputar searah jarum jam pada

    posisi kepala ditengadahkan ke belakang dan dimiringkan ke kanan, respon yang

    dihasilkan setelah badan berhenti berputar yaitu kepala menjadi terasa pusing,

    badan terasa berputar ke arah kiri dan ingin jatuh ke belakang. Menurut Sherwood

    (2001), ketika kepala digerakan ke semua arah selain vertikal (yaitu, selain tegak

    dan menunduk), rambut-rambut membengkok sesuai arah gerakan kepala karena

    gaya gravitasi yang mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang berat. Di dalam

    urtikulus tiap-tiap telinga, sebagian berkas sel rambut diorientasikan untuk

    mengalami depolarisasi dan sebagian lagi mengalami hiperpolarisasi ketika kepala

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    6/8

    berada dalam segala posisi selain tegak lurus. Dengan demikian, susunan saraf

    pusat menerima pola-pola aktivitas saraf yang berlainan bergantung pada posisi

    kepala dalam kaitannya dengan gravitasi. Oleh karena itu, gerakan tubuh menjadi

    tidak seimbang yakni kepala menjadi terasa pusing, badan terasa berputar ke aarah

    kiri dan badan ingin terjatuh setelah badan diputar searah jarum jam.

    4. Keseimbangan pada KatakBerdasarkan hasil pengamatan keseimbangan katak, setelah katak diberi

    perlakuan berupa diputar searah jarum jam dan diangkat naik turun sebanyak 10

    kali, katak memperlihatkan arah gerak berenang yaitu berenang menuju ke arah

    kanan. Pergerakan katak tersebut dipengaruhi oleh kerja kanalis semisirkularis,

    yang berperan sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi gerakan kepala,

    gerakan mata, dan postur tubuh.

    Akselerasi atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah

    menyebabkan pergerakan cairan endolimfe di salah satu bidang kanalis

    semisirkularis(Sherwood, 2001). Saat terjadi akselerasi, endolimfe akan bergerakdengan arah berlawanan terhadap arah putaran. Cairan ini mendorong kupula

    sehingga menyebabkan perubahan bentuk. Bila pemutaran dihentikan,

    perlambatan akan menyebabkan pergeseran endolimfe searah dengan putaran, dan

    kupula mengalami perubahan bentuk dalam arah berlawanan dengan arah sewaktu

    akselerasi. Pergerakan kupula dengan arah berlawanan akan menghambat aktivitas

    saraf (Ganong, 2008). Oleh karena itu, setelah katak diputar dan diangkat naik

    turun sebanyak 10 kali. Kemudian, diletakan di dalam air, katak menunjukan arah

    gerak berenang ke sebelah kanan menuju tepi.

    Berdasarkan hasil pengamatan keseimbangan katak telah dilakukan

    penusukan di sum-sum tulang belakang lalu di putar-putar diatas papan bedah,

    kemudian di gerakkan naik turun dan selanjutnya dilepaskan di air untukmengetahui arah gerak katak. Arah gerak renang katak menuju ke arah kiri

    sedangkan arah jalannya menuju ke arah kanan. Katak akan langsung meloncat

    ketika hubungan saraf pada sum-sum tulang belakang diputus. Menurut Ekert

    (1997), organ kesimbangan pada vertebrata ada pada membran labirin yang

    berkembang dari anterior akhir dari garis lateral, terdiri atas sacculus dan utriculus

    yang dikelilingi oleh tulang dan diisi oleh cairan khusus endolimfe. Di utriculus

    terdapat kanalis semisirkularis yang merupakan pusat keseimbangan. Percepatan

    akselerasi rotasi pada salah satu bidang kanalis semisirkularis tertentu akan

    merangsang kristanya. Endolimfe, karena kelembabannya, akan bergeser kearah

    yang berlawanan terhadap arag rotasi. Cairan ini mendorong kupula sehinggamenyebabkan perubahan bentuk. Jika telah tercapai kecepatan rotasi yang

    konstan, cairan akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan tubuh dan

    posisi kupula kembali tegak. Apabila rotasi dihentikan, perlambatan akan

    menyebabkan pergeseran endolimfe searah dengan rotasi dan kupula mengalami

    perubahan bentuk dalam arah yang berlawanan dengan arah saat percepatan

    (Ganong, 2008). Jadi ketika sum-sum tulang belakang pada katak diputus maka

    katak akan segera meloncat dengan arah atau menuju ke tepi.

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    7/8

    DAFTAR PUSTAKA

    Amir, Darwin. 2012. Mekanisme Nyeri. repository.unand.ac.id/18408/

    3/MEKANISME%20NYERI-2012.

    Anonim. 2011. Indera Peraba. http://ps-lanjut.lab.gunadarma.ac.id/wp-

    content/uploads/2011/03/Indera-Peraba2.pdf

    Ekert. 1997.Animal physiology. United State of America: New York

    Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22. Jakarta: Penerbit

    Buku Kedokteran

    Guyton, Arthur C. 1996.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 9.. Alih bahasa: Dr.

    Petrus Andrianto. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG (52939)

    Puranik, Prakash and Bhate, Asha. 2007. Animal Form and Function. SarupsSons: New Delhi

    Sherwood L. 2001.Fisiologi Manusia. Alih bahasa: Santoso BI. Ed. ke-2.Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Winslow, C E.A., Herrington L.P., and Gagge A. P. 1937. Physiological

    Reactions of Human Body to Varying Enviromental Temperatures. The

    American Journal of Physiological, Vol. 120

  • 5/26/2018 praktikum fisiologi hewan-suhu tubuh

    8/8

    LINK DAPUS LAIN :

    Loram, Ian D. and Martin Lakie. 2002. Human Balancing of an Inverted

    Pendulum: Position Control by Small, Ballistic-like, Throw and Catch

    Movements. http://jp.physoc.org/content/540/3/1111.full.pdf+html: 540.3 (1111-1124)

    Sherwood L. 2001.Fisiologi Manusia. Alih bahasa: Santoso BI. Ed. ke-2.Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Winter, David A., et. al. 1990. Assesments of Balance Control in Human.

    http://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990

    %20balance.pdf: 16 (31-51)

    http://link.springer.com/article/10.1007/BF01087485#page-2 Jurnal The

    influence of climatic conditions on the heat balance of the human body

    http://jp.physoc.org/content/480/Pt_2/395.full.pdf+html Stable human standing

    with lower-limb muscle afferents providing the only sensory input

    http://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_

    Physiology_AmJPhysiol_1937.pdf - Reaksi fisiologi tubuh pada suhu

    lingkungan

    http://jp.physoc.org/content/540/3/1111.full.pdf+htmlhttp://jp.physoc.org/content/540/3/1111.full.pdf+htmlhttp://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990%20balance.pdfhttp://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990%20balance.pdfhttp://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990%20balance.pdfhttp://link.springer.com/article/10.1007/BF01087485#page-2http://link.springer.com/article/10.1007/BF01087485#page-2http://jp.physoc.org/content/480/Pt_2/395.full.pdf+htmlhttp://jp.physoc.org/content/480/Pt_2/395.full.pdf+htmlhttp://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_Physiology_AmJPhysiol_1937.pdfhttp://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_Physiology_AmJPhysiol_1937.pdfhttp://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_Physiology_AmJPhysiol_1937.pdfhttp://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_Physiology_AmJPhysiol_1937.pdfhttp://www.climateknowledge.org/heat_waves/Doc8002_Winslow_Temperature_Physiology_AmJPhysiol_1937.pdfhttp://jp.physoc.org/content/480/Pt_2/395.full.pdf+htmlhttp://link.springer.com/article/10.1007/BF01087485#page-2http://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990%20balance.pdfhttp://www.castonline.ilstu.edu/McCaw/hpr482/1848%20Winter%201990%20balance.pdfhttp://jp.physoc.org/content/540/3/1111.full.pdf+html