PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah...

89
PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN DESA JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN MUI NO.123/DSN-MUI /XI/2018 SKRIPSI Oleh: DIAH WULANDARI NIM 210216003 Pembimbing: Dr. Hj. ROHMAH MAULIDIA, M.Ag. NIP 197711112005012003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Transcript of PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah...

Page 1: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN MUI NO123DSN-MUI XI2018

SKRIPSI

Oleh

DIAH WULANDARI

NIM 210216003

Pembimbing

Dr Hj ROHMAH MAULIDIA MAg

NIP 197711112005012003

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

ABSTRAK

Diah Wulandari 2020 Praktik Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti

Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo dalam Perspektif Fatwa

DSN MUI No123DSN-MUI XI2018 Skripsi Jurusan Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo Pembimbing Dr Hj Rohmah Maulidia MAg

Fatwa DSN adalah fatwa yang dikeluarkan oleh dewan yang dibentuk oleh

MUI untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas

lembaga keuangan syariah Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga

keuangan syariah adalah fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu berasal dari bunga dan denda

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan wajib digunakan dan disalurkan

secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Setiap penggunaan dan penyaluran dana harus

mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana analisis

Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung (2) Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung

Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian

lapangan yang menggunakan metode kualitatif Sedangkan teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah menggunakan observasi wawancara dan dokumentasi

Analisis yang digunakan menggunakan metode induktif dan deduktif

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

1 Penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman digunakan kembali untuk

kegiatan operasional BMT Hal ini tidak sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariahrdquo

2 Prosedur DPS dalam pengalokasian dana TBDSP sudah sesuai dengan fatwa

DSN No123DSN-MUIXI2018 yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran Dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan dalam mendukung

permodalan dalam sektor riil hal ini sudah dirasakan fungsinya sejak lama di

Indonesia dengan konsep perbankan baik yang berbentuk konvensional

(berdasarkan kapitalis maupun sosialis) dan berprinsip syariah1 Lembaga

keuangan syariah (mikro) ialah lembaga keuangan yang mengimplementasikan

prinsip-prinsip keuangan syariah yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat

pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan

usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan2

Salah satu lembaga keungan syariah yaitu BMT BMT adalah singkatan

dari Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl atau padanan kata dari Balai usaha Mandiri

Terpadu3 Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) merupakan suatu lembaga yang

terdiri dari dua istilah yaitu bayt al-māl dan bayt al-tamwīl Bayt al-māl

berarti rumah dana dan bayt al-tamwīl berarti rumah usaha Bayt al-māl lebih

mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non

1 Azhar Muttaqin ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya dalam

Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo Jurnal Humanity 7 (2012) 35 2 OJK ldquoUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2013rdquo dalam https wwwojkgoid id kanal

iknbregulasilembaga-keuangan-mikroundang-undangPageaspx (diakses pada tanggal 11

Desember 2019 jam 1335) 3 Muhammad Ridwan Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (Yogyakarta UII Press

2004) 126

2

profit seperti zakat infāq dan shadaqāh Adapun bayt al-tamwīl sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial Usaha-usaha tersebut menjadi

bagian yang tidak terpisah dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam4

Peran sosial BMT akan terlihat pada definisi bayt al-māl sedangkan

peran bisnis BMT akan terlihat pada definisi bayt al-tamwīl Sebagai lembaga

sosial BMT menerima dana zakat infāq dan shadaqāh dan menjalankannya

sesuai dengan peraturan dan amanahnya Sebagai lembaga bisnis BMT lebih

mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan-pinjam Usaha

ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon

anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal

dan menguntungkan5

Dalam menjalankan fungsi sebagai rumah pengembangan harta BMT

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi6 Dengan prinsip operasional BMT yang berlandaskan syariah dan

lebih dekat dengan usaha kecil dan masyarakat menengah ke bawah ini menjadi

perhatian tersendiri bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim Proses

pengajuan pembiayaan yang lebih mudah daripada lembaga keuangan

perbankan membuat BMT ini semakin diminati masyarakat 7

4 Nurul Huda dan Mohammad Heykal Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan

Praktis (Jakarta Kencana 2010) 363 5 Ridwan Manajemen bayt al-māl 126 6 Nur Rianto Al-Arif Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung CV

Pustaka Setia 2015) 391-392 7 M Nur Yasin Hukum Ekonomi Islam Geliat Perbankan Syariah di Indonesia (Malang

UIN Malang Press 2009) 106

3

Di Indonesia kegiatan bayt al-tamwīl bisa dijalankan oleh industri

perbankan syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah Kedua jenis

lembaga keuangan ini pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional

perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang

mengikutinya sebagai badan hukum Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah namun bukan bank Di masyarakat lebih dikenal

sebagai BMT atau koperasi syariah8

Kegiatan yang dilakukan BMT tidak jauh berbeda dengan bank syariah

atau BPR syariah Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil

jual beli dan titipan (wadirsquoah) Karenanya meskipun mirip dengan bank

syariah tapi boleh dikatakan sebagai cikal bakal dari bank syariah BMT

memiliki pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologis bila

berhubungan dengan pihak bank9

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang hadir di

tengah masyarakat golongan menengah ke bawah yang memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana dengan proses mudah

dan cepat Sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan dana dengan mengajukan pembiayaan di BMT Nurrohman

8 Rifqi Muhammad Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah (Yogyakarta P3EI Press 2010) 36 9 Ibid 363

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 2: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

ABSTRAK

Diah Wulandari 2020 Praktik Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti

Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo dalam Perspektif Fatwa

DSN MUI No123DSN-MUI XI2018 Skripsi Jurusan Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo Pembimbing Dr Hj Rohmah Maulidia MAg

Fatwa DSN adalah fatwa yang dikeluarkan oleh dewan yang dibentuk oleh

MUI untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas

lembaga keuangan syariah Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga

keuangan syariah adalah fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu berasal dari bunga dan denda

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan wajib digunakan dan disalurkan

secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Setiap penggunaan dan penyaluran dana harus

mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana analisis

Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung (2) Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung

Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian

lapangan yang menggunakan metode kualitatif Sedangkan teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah menggunakan observasi wawancara dan dokumentasi

Analisis yang digunakan menggunakan metode induktif dan deduktif

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

1 Penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman digunakan kembali untuk

kegiatan operasional BMT Hal ini tidak sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariahrdquo

2 Prosedur DPS dalam pengalokasian dana TBDSP sudah sesuai dengan fatwa

DSN No123DSN-MUIXI2018 yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran Dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan dalam mendukung

permodalan dalam sektor riil hal ini sudah dirasakan fungsinya sejak lama di

Indonesia dengan konsep perbankan baik yang berbentuk konvensional

(berdasarkan kapitalis maupun sosialis) dan berprinsip syariah1 Lembaga

keuangan syariah (mikro) ialah lembaga keuangan yang mengimplementasikan

prinsip-prinsip keuangan syariah yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat

pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan

usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan2

Salah satu lembaga keungan syariah yaitu BMT BMT adalah singkatan

dari Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl atau padanan kata dari Balai usaha Mandiri

Terpadu3 Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) merupakan suatu lembaga yang

terdiri dari dua istilah yaitu bayt al-māl dan bayt al-tamwīl Bayt al-māl

berarti rumah dana dan bayt al-tamwīl berarti rumah usaha Bayt al-māl lebih

mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non

1 Azhar Muttaqin ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya dalam

Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo Jurnal Humanity 7 (2012) 35 2 OJK ldquoUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2013rdquo dalam https wwwojkgoid id kanal

iknbregulasilembaga-keuangan-mikroundang-undangPageaspx (diakses pada tanggal 11

Desember 2019 jam 1335) 3 Muhammad Ridwan Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (Yogyakarta UII Press

2004) 126

2

profit seperti zakat infāq dan shadaqāh Adapun bayt al-tamwīl sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial Usaha-usaha tersebut menjadi

bagian yang tidak terpisah dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam4

Peran sosial BMT akan terlihat pada definisi bayt al-māl sedangkan

peran bisnis BMT akan terlihat pada definisi bayt al-tamwīl Sebagai lembaga

sosial BMT menerima dana zakat infāq dan shadaqāh dan menjalankannya

sesuai dengan peraturan dan amanahnya Sebagai lembaga bisnis BMT lebih

mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan-pinjam Usaha

ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon

anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal

dan menguntungkan5

Dalam menjalankan fungsi sebagai rumah pengembangan harta BMT

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi6 Dengan prinsip operasional BMT yang berlandaskan syariah dan

lebih dekat dengan usaha kecil dan masyarakat menengah ke bawah ini menjadi

perhatian tersendiri bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim Proses

pengajuan pembiayaan yang lebih mudah daripada lembaga keuangan

perbankan membuat BMT ini semakin diminati masyarakat 7

4 Nurul Huda dan Mohammad Heykal Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan

Praktis (Jakarta Kencana 2010) 363 5 Ridwan Manajemen bayt al-māl 126 6 Nur Rianto Al-Arif Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung CV

Pustaka Setia 2015) 391-392 7 M Nur Yasin Hukum Ekonomi Islam Geliat Perbankan Syariah di Indonesia (Malang

UIN Malang Press 2009) 106

3

Di Indonesia kegiatan bayt al-tamwīl bisa dijalankan oleh industri

perbankan syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah Kedua jenis

lembaga keuangan ini pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional

perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang

mengikutinya sebagai badan hukum Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah namun bukan bank Di masyarakat lebih dikenal

sebagai BMT atau koperasi syariah8

Kegiatan yang dilakukan BMT tidak jauh berbeda dengan bank syariah

atau BPR syariah Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil

jual beli dan titipan (wadirsquoah) Karenanya meskipun mirip dengan bank

syariah tapi boleh dikatakan sebagai cikal bakal dari bank syariah BMT

memiliki pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologis bila

berhubungan dengan pihak bank9

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang hadir di

tengah masyarakat golongan menengah ke bawah yang memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana dengan proses mudah

dan cepat Sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan dana dengan mengajukan pembiayaan di BMT Nurrohman

8 Rifqi Muhammad Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah (Yogyakarta P3EI Press 2010) 36 9 Ibid 363

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 3: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan dalam mendukung

permodalan dalam sektor riil hal ini sudah dirasakan fungsinya sejak lama di

Indonesia dengan konsep perbankan baik yang berbentuk konvensional

(berdasarkan kapitalis maupun sosialis) dan berprinsip syariah1 Lembaga

keuangan syariah (mikro) ialah lembaga keuangan yang mengimplementasikan

prinsip-prinsip keuangan syariah yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat

pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan

usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan2

Salah satu lembaga keungan syariah yaitu BMT BMT adalah singkatan

dari Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl atau padanan kata dari Balai usaha Mandiri

Terpadu3 Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) merupakan suatu lembaga yang

terdiri dari dua istilah yaitu bayt al-māl dan bayt al-tamwīl Bayt al-māl

berarti rumah dana dan bayt al-tamwīl berarti rumah usaha Bayt al-māl lebih

mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non

1 Azhar Muttaqin ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya dalam

Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo Jurnal Humanity 7 (2012) 35 2 OJK ldquoUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2013rdquo dalam https wwwojkgoid id kanal

iknbregulasilembaga-keuangan-mikroundang-undangPageaspx (diakses pada tanggal 11

Desember 2019 jam 1335) 3 Muhammad Ridwan Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (Yogyakarta UII Press

2004) 126

2

profit seperti zakat infāq dan shadaqāh Adapun bayt al-tamwīl sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial Usaha-usaha tersebut menjadi

bagian yang tidak terpisah dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam4

Peran sosial BMT akan terlihat pada definisi bayt al-māl sedangkan

peran bisnis BMT akan terlihat pada definisi bayt al-tamwīl Sebagai lembaga

sosial BMT menerima dana zakat infāq dan shadaqāh dan menjalankannya

sesuai dengan peraturan dan amanahnya Sebagai lembaga bisnis BMT lebih

mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan-pinjam Usaha

ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon

anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal

dan menguntungkan5

Dalam menjalankan fungsi sebagai rumah pengembangan harta BMT

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi6 Dengan prinsip operasional BMT yang berlandaskan syariah dan

lebih dekat dengan usaha kecil dan masyarakat menengah ke bawah ini menjadi

perhatian tersendiri bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim Proses

pengajuan pembiayaan yang lebih mudah daripada lembaga keuangan

perbankan membuat BMT ini semakin diminati masyarakat 7

4 Nurul Huda dan Mohammad Heykal Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan

Praktis (Jakarta Kencana 2010) 363 5 Ridwan Manajemen bayt al-māl 126 6 Nur Rianto Al-Arif Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung CV

Pustaka Setia 2015) 391-392 7 M Nur Yasin Hukum Ekonomi Islam Geliat Perbankan Syariah di Indonesia (Malang

UIN Malang Press 2009) 106

3

Di Indonesia kegiatan bayt al-tamwīl bisa dijalankan oleh industri

perbankan syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah Kedua jenis

lembaga keuangan ini pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional

perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang

mengikutinya sebagai badan hukum Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah namun bukan bank Di masyarakat lebih dikenal

sebagai BMT atau koperasi syariah8

Kegiatan yang dilakukan BMT tidak jauh berbeda dengan bank syariah

atau BPR syariah Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil

jual beli dan titipan (wadirsquoah) Karenanya meskipun mirip dengan bank

syariah tapi boleh dikatakan sebagai cikal bakal dari bank syariah BMT

memiliki pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologis bila

berhubungan dengan pihak bank9

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang hadir di

tengah masyarakat golongan menengah ke bawah yang memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana dengan proses mudah

dan cepat Sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan dana dengan mengajukan pembiayaan di BMT Nurrohman

8 Rifqi Muhammad Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah (Yogyakarta P3EI Press 2010) 36 9 Ibid 363

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 4: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

2

profit seperti zakat infāq dan shadaqāh Adapun bayt al-tamwīl sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial Usaha-usaha tersebut menjadi

bagian yang tidak terpisah dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam4

Peran sosial BMT akan terlihat pada definisi bayt al-māl sedangkan

peran bisnis BMT akan terlihat pada definisi bayt al-tamwīl Sebagai lembaga

sosial BMT menerima dana zakat infāq dan shadaqāh dan menjalankannya

sesuai dengan peraturan dan amanahnya Sebagai lembaga bisnis BMT lebih

mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan-pinjam Usaha

ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon

anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal

dan menguntungkan5

Dalam menjalankan fungsi sebagai rumah pengembangan harta BMT

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi6 Dengan prinsip operasional BMT yang berlandaskan syariah dan

lebih dekat dengan usaha kecil dan masyarakat menengah ke bawah ini menjadi

perhatian tersendiri bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim Proses

pengajuan pembiayaan yang lebih mudah daripada lembaga keuangan

perbankan membuat BMT ini semakin diminati masyarakat 7

4 Nurul Huda dan Mohammad Heykal Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan

Praktis (Jakarta Kencana 2010) 363 5 Ridwan Manajemen bayt al-māl 126 6 Nur Rianto Al-Arif Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung CV

Pustaka Setia 2015) 391-392 7 M Nur Yasin Hukum Ekonomi Islam Geliat Perbankan Syariah di Indonesia (Malang

UIN Malang Press 2009) 106

3

Di Indonesia kegiatan bayt al-tamwīl bisa dijalankan oleh industri

perbankan syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah Kedua jenis

lembaga keuangan ini pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional

perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang

mengikutinya sebagai badan hukum Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah namun bukan bank Di masyarakat lebih dikenal

sebagai BMT atau koperasi syariah8

Kegiatan yang dilakukan BMT tidak jauh berbeda dengan bank syariah

atau BPR syariah Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil

jual beli dan titipan (wadirsquoah) Karenanya meskipun mirip dengan bank

syariah tapi boleh dikatakan sebagai cikal bakal dari bank syariah BMT

memiliki pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologis bila

berhubungan dengan pihak bank9

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang hadir di

tengah masyarakat golongan menengah ke bawah yang memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana dengan proses mudah

dan cepat Sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan dana dengan mengajukan pembiayaan di BMT Nurrohman

8 Rifqi Muhammad Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah (Yogyakarta P3EI Press 2010) 36 9 Ibid 363

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 5: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

3

Di Indonesia kegiatan bayt al-tamwīl bisa dijalankan oleh industri

perbankan syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah Kedua jenis

lembaga keuangan ini pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional

perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang

mengikutinya sebagai badan hukum Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah namun bukan bank Di masyarakat lebih dikenal

sebagai BMT atau koperasi syariah8

Kegiatan yang dilakukan BMT tidak jauh berbeda dengan bank syariah

atau BPR syariah Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil

jual beli dan titipan (wadirsquoah) Karenanya meskipun mirip dengan bank

syariah tapi boleh dikatakan sebagai cikal bakal dari bank syariah BMT

memiliki pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologis bila

berhubungan dengan pihak bank9

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan syariah yang hadir di

tengah masyarakat golongan menengah ke bawah yang memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana dengan proses mudah

dan cepat Sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan dana dengan mengajukan pembiayaan di BMT Nurrohman

8 Rifqi Muhammad Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah (Yogyakarta P3EI Press 2010) 36 9 Ibid 363

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 6: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

4

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Nurrohman hanya terbatas pada

masyarakat yang berada disekitar wilayah BMT10

Produk-produk penyaluran di BMT Nurrohman Janti Slahung yakni

penghimpunan dana dan penyaluran dana Dalam produk penghimpunan dana

BMT Nurrohman menggunakan sistem simpanan harian yaitu jika nasabah

menyimpan di BMT selama 5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari

BMT selama 5 hari tersebut Dalam produk penyaluran dana ada dua yaitu

mudārabah dan murābahah Pembiayaan mudārabah di BMT Nurrohman

penetapan bagi hasil diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh

setiap nasabah yang melakukan pembiayaan Dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar pokok juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa

3 untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan 2 untuk

jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan maksimal 12 bulan

Pembiayaan kedua yaitu murābahah Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang melakukan

pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam pembayaran angsuran

pembiayaan nasabah selain membayar harga jual juga akan dikenakan

pembayaran mark upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran serta

penghitungan mark upjasa sama dengan pembiayaan mudārabah11

10 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 11 Ibid

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 7: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

5

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan aktivitas

bank syariah terlibat dengan banyak pihak demi kelancaran operasional bank

tersebut Maka pendapatan non halal pun tidak dapat dihindari keberadaannya

Pendapatan dana non halal yang diterima bank syariah berasal dari bunga

rekening atau simpanan giro bank yang terdapat pada bank lain yang tidak

menggunakan akad syariah BMT Nurrohman sendiri menyimpan dananya

untuk ditabung di lembaga keuangan konvensional yaitu BPR JATIM

Tentunya dari penyimpanan tersebut akan mendapatkan jasa atau bisa disebut

dengan bunga bank

BMT Nurrohman Janti Slahung juga menerapkan pembayaran denda

bagi anggota (nasabah) mampu yang menunggak pembayaran Sanksi denda

yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan untuk memberikan rasa

jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban

membayar angsuran pembiayaan Sanksi denda ini diberikan kepada para

nasabah mampu yang melakukan pelanggaran perjanjian dan para nasabah

yang tidak dapat melunasi angsuran sesuai jatuh tempo yang telah disepakati

Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman memiliki cara

perhitungan yang berbeda

Terkait hal ini DSN-MUI dalam fatwanya menyatakan bahwa kegiatan

ekonomi syariah di Indonesia belum sepenuhnya lepas dari sistem ekonomi

konvensional yang ribawi Sehingga DSN-MUI menggunakan teori tafrīq al-

halagtl an al-haragtm dalam memisahkan harta halal dari yang haram Pemisahan

pendapatan non halal menjadi penting mengingat bahwa lembaga keuangan

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 8: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

6

syariah harus menjalankan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah Selain itu

lembaga keuangan syariah berkewajiban untuk memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai peruntukan dana non halal sehingga pengelolaan dana

non halal ini tidak menjadi salah kaprah dalam perspektif masyarakat awam12

Dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

diutamakan digunakan untuk kemaslahatan umum Seperti yang dijelaskan

dalam kitāb al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab13

إذا كا ن معه مال حرام وأراد الت وبة والب را ءة نه ان كان له م قال الغزا ليتا وجب د عهإلى مالك معين وجب صره إليه أو إلى وكيله ان كانمي بغي أن ره ي وارثه وإن كان لما لك لاي عره ويئس من معرته ي ن ي

الح ال الح طريق مك م وذلك مسلمين العامة كالقناطروالمساجد وم ةودق به علىقيرأو قراءممايشترك المسلمون يه وإلا ي ت

Al-Ghāzalī berkata Apabila terdapat harta haram pada seseorang dan ia

ingin bertaubat serta melepaskan diri dari harta haram tersebut maka jika

pemilik harta tersebut diketahui wajib baginya untuk menyerahkan harta

tersebut kepadanya atau wakilnya Jika pemiliknya sudah meninggal

dunia wajib diberikan kepada ahli warisnya dan jika tidak diketahui

pemiliknya dan tidak ada harapan (sulit sekali) untuk mengetahuinya

maka sebaiknya ia menggunakan harta tersebut untuk kemaslahatan

kaum muslim seperti membangun jembatan sarana pendidikan Islam

masjid jalan menuju ke Makkah dan semisalnya yang menjadi kebaikan

bersama bagi kaum muslim Apabila tidak maka sedekahkanlah kepada

seorang fakir atau lebih Berdasarkan alasan di atas Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan

12 Indria Puspitasari Lenap ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3 (2019) 95-97 13 Imam An-Nawawī al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab (Jakarta Pustaka Azzam 2009)

428

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 9: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

7

menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam menggunakan dana TBDSP

yang sesuai dengan Islam Mengenai pedoman tersebut telah diatur dalam

fatwa DSN yaitu fatwa DSN-MUI No123XI2018 tentang penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

lembaga bisnis syariah dan lembaga perekonomian syariah

Penggunaan dana bunga dan denda dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 mewajibkan lembaga keuangan syariah untuk digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan

umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Aturan mengenai

penggunaan dana yang diperbolehkan telah diatur di dalam ketentuan ke-3

fatwa DSN-MUI No123XI2018 Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP

yang dibolehkan antara lain untuk 14

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir miskin

i Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

14 Ibid

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 10: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

8

Dana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan

LPS antara lain dalam bentuk15

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI

No123XI2018 tentang penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah maka setiap lembaga keuangan

syariah harus menaati pedoman tersebut Apabila melanggar pedoman tersebut

maka tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

BMT Nurrohman Janti Slahung menjadikan dana bunga dan denda

sebagai pendapatan operasional perusahaan Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dana

tersebut digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional

yang diselenggarakan oleh BMT DPS di BMT Nurrohman juga telah

menyetujui bahwa penggunaan dana non halal tersebut digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan di BMT Nurrohman dalam skripsi yang berjudul ldquoPraktik

15 Ibid

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 11: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

9

Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan

(TBDSP) di BMT Nurrohman Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten

Ponorogo dalam Perspektif Fatwa DSN MUI No123DSN-MUI XI2018rdquo

B Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas mengenai penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yaitu sebagai berikut

1 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

2 Bagaimana analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap prosedur

Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan peneliti ini

bertujuan sebagai berikut

1 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

bagi lembaga keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

2 Untuk menjelaskan analisis fatwa DSN-MUI No123DSN-MUIXI2018

terhadap prosedur Dewan Pengawas Syariah dalam penggunaan dana yang

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 12: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

10

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di

BMT Nurrohman Janti Slahung

D Manfaat Penelitian

Adapun pembahasan permasalahan dan penelitian skripsi ini diharapkan

berguna dan memiliki manfaat sebagai berikut

1 Manfaat Teoritis

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah terkait

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi

lembaga keuangan syariah

b Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kalangan akademisi

maupun praktisi

2 Manfaat Praktis

a Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya dalam penggunaan dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah yang

sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip syariah

b Bagi BMT

Diharapkan dapat membantu menyempurnakan penggunaan

dana yang tidak boleh disebut sebagai pendapatan oleh lembaga

keuangan syariah yang sesuai dengan fatwa atau prinsip-prinsip

syariah

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 13: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

11

E Telaah Pustaka

Selain menggunakan buku-buku yang relevan peneliti juga melihat hasil

penelitian terdahulu agar tidak terjadi kesamaan secara menyeluruh Adapun

hasil penelitian terdahulu yang juga membahas tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah atau bisa

disebut dengan pendapatan non halal yaitu

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Darmiati pada tahun 2012 yang

berjudul ldquoTinjauan hukum Islam terhadap penggunaan dana non halal bagi

kepentingan sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabayardquo Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

dengan pola deduktif Penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan

dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum islam Hasil

dari penelitian tersebut adalah dana non halal digunakan untuk kepentingan

umum dan diperbolehkan dalam Islam karena itu termasuk maṣlaḥah mursalah

sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Abdul Ḥussein Sehingga setiap

sumber dana yang didapat dari KJKS Manfaat harus disalurkan untuk

kepentingan sosial sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu orang-

orang yang kesulitan sesuai dengan prinsip syariah16

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Lenza Nani pada tahun 2018 yang

berjudul ldquoAnalisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri

16 Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya Skripsi (Surabaya Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012) 1-8

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 14: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

12

Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung)rdquo Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) Penelitian tersebut

membahas mengenai penerapan dan pengelolaan tazīr bagi nasabah

wanprestasi dalam meningkatkan kedisiplinan di Bank Syariah Mandiri Teluk

Betung Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Teluk Betung menerapkan tazīr kepada nasabah mampu yang

menunda-nunda pembayaran dengan sengaja dan nasabah yang tidak

mempunyai itikad baik apabila mengalami keterlambatan membayar Besarnya

tazīr yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu 5 perbulan Dana

tazīr tersebut bukan merupakan pendapatan bank melainkan dana tazīr

tersebut disalurkan kedalam bentuk dana sosial sesuai fatwa DSN-MUI

No17DSN-MUIIX2000 Penyaluran dana tersebut harus habis dalam jangka

satu tahun17

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arianto Saputra pada tahun 2014

yang berjudul ldquoAnalisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif deskriptif yang membahas mengenai praktik tazīr dan tarsquowidh pada

nasabah wanprestasi dan bagaimana cara menentukan besarannya Hasil dari

penelitian tersebut adalah tazīr dikenakan pada nasabah yang mampu tetapi

enggan memenuhi prestasinya Adapun besarannya ditentukan di awal kontrak

17 Lenza Nani Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk

Betung Bandar Lampung) Skripsi (Lampung Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung

2018) 3-9

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 15: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

13

Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan sosial semua ketentuan yang

ada sudah mengacu pada fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000

Sedangkan dana tarsquowidh dikenakan kepada nasabah yang lalai dan ini

merupakan tindak lanjut dari nasabah yang yang sudah dikenakan tazīr tetapi

masih tidak memenuhi prestasinya Tarsquowidh berbeda dengan tazīr karena

tarsquowidh dapat diakui sebagai pendapatan oleh bank syariah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No43DSN-MUIVIII200418

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008

yang berjudul ldquoTinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakartardquo

Penelitian tersebut merupakan penelitian lapangan dengan metode preskriptif

yang membahas mengenai pelaksanaan penerapan denda pada pembiayaan

bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta dan penggunaannya

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hukum Islam memberikan

kewenangan pelaksanaan sanksi denda selama sesuai dengan ketentuan dan

prinsip yang telah ditentukan hukum Islam Penggunaan hasil denda lebih

diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip Islam19

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Siti Toibah Nasution pada tahun

2012 yang berjudul ldquoStudi Analisis terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

18Arianto Syaputra Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi (Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2014) 1-9 19 Heni Taslimah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada

Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008) 4-7

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 16: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

14

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalahrdquo Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka

(library research) yang membahas mengenai bagaimana fatwa DSN-MUI

tentang denda keterlambatan pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan

bagaimana metode penetapan hukum terhadap denda keterlambatan

pembayaran utang pada kartu kredit syariah Hasil dari penelitian tersebut

adalah hukum denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit adalah

bagi nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja dan tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangnya

maka akan dikenakan sanksi oleh LKS Tetapi bagi nasabah yang tidakbelum

mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

Denda tersebut nantinya akan diperuntukkan sebagai dana sosial Metode yang

digunakan oleh komisi fatwa DSN-MUI dalam proses penetapan fatwa

berpegang kepada al-Qurrsquoān sunnah dan ijtihad sahabat serta kaidah

fiqhiyah20

Untuk skripsi yang pertama penelitian tersebut membahas mengenai

penggunaan dana non halal dan bagaimana hukumnya bila ditinjau dari hukum

islam Meskipun sama-sama membahas tentang penggunaan dana non halal

akan tetapi dalam penelitian ini membahas penggunaan dana non halal dalam

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif

hukum Islam

20 Siti Toibah Nasution Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syariah di Tinjau Menurut Fiqih Muamalah

Skripsi (Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2012) 3-8

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 17: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya

15

Untuk skripsi yang kedua membahas mengenai penerapan dan

pengelolaan tazīr bagi nasabah wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

tentang pengelolaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 sedangkan

dalam penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUI XI2018

Untuk skripsi yang ketiga membahas mengenai penggunaan dana tazīr

dan tarsquowidh bagi Nasabah Wanprestasi Meskipun sama-sama membahas

mengenai penggunaan dana tazīr akan tetapi dalam penelitian tersebut ditinjau

dalam perspektif fatwa DSN-MUI No17DSN-MUIIX2000 dan fatwa DSN-

MUI No43DSN-MUIVIII2004 sedangkan dalam penelitian ini ditinjau dari

perspektif fatwa DSN-MUI No123DSN-MUI XI2018

Untuk skripsi yang keempat membahas mengenai pelaksanaan

penerapan denda pada pembiayaan bermasalah dan penggunaannya ditinjau

dari hukum Islam Meskipun sama-sama membahas mengenai penggunaan

dana denda akan tetapi pada penelitian ini ditinjau dari perspektif fatwa DSN-

MUI No123DSN-MUI XI2018 bukan perspektif hukum Islam

Untuk skripsi yang kelima membahas mengenai denda keterlambatan

pembayaran uang pada kartu kredit syariah dan bagaimana metode penetapan

hukum terhadap denda keterlambatan pembayaran utang pada kartu kredit

syariah Meskipun sama-sama membahas mengenai denda akan tetapi dalam

penelitian ini membahas mengenai penggunaan dana denda bukan metode

penetapan hukum terhadap denda

16

F Metode Penelitian

1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat yang berarti

bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat

Meskipun penelitian ini berbasis penelitian lapangan penulis juga

menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan

buku-buku hasil penelitian dan internet digunakan untuk menelaah hal-

hal yang berkenaan dengan penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di lembaga keuangan syariah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif Yaitu tata cara penelitian dengan menggunakan pengamatan dan

wawancara21

2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpulan data Instrumen peneliti di sini dimaksudkan

sebagai alat pengumpul data Karena bertindak sebagai pengumpul data

atau instrumen peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subyeknya22

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara untuk mengetahui praktik penggunaan dana yang tidak boleh

21 Lexi J Moleong Metode Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2009)

11 22 Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Rineka Cipta

2008) 89

17

diakui sebagai pendapatan yang dilakukan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di BMT Nurrohman Janti Slahung

tepatnya berada di jalan Mayjend Panjaitan Desa Janti Slahung Ponorogo

dengan pertimbangan bahwa lembaga ini merupakan lembaga keuangan

mikro yang memberikan layanan bagi masyarakat berdasarkan prinsip

syariah dan laporan keuangannya masih secara konvensional

4 Data dan Sumber Data

a Data

Data adalah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan

dalam kerangka persoalan yang digarap23 Data dapat berupa teks

dokumen gambar foto artefak atau objek-objek lainnya yang

ditemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif24 Adapun data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

wawancara kepada karyawan manager dan DPS yang berada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata

Publishing 2013) 76 24 Jonathan Sarwono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitif (Yogyakarta Penerbit

Graha Ilmu 2012) 224

18

b Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil wawancara kepada karyawan manager dan DPS di

BMT Nurrohman Janti Slahung untuk mendapatkan keterangan

yang benar-benar terjadi

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

yang sudah jadi sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain

biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data sekunder ini

biasanya sebagai pelengkap dari data primer25

Data sekunder yang mendukung penelitian penulis terdiri

dari seluruh data yang berkaitan dengan penggunaan dana yang

tidak bisa disebut sebagai pendapatan serta data dokumentasi

yang diperoleh dari BMT Nurrohman Janti Slahung

5 Teknik Pengumpulan Data

a Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan

data penelitian yaitu suatu kejadian atau proses interaksi antara

pewawancara dan narasumber melalui komunikatif secara langsung26

25 Irawan Soeharto Metode Penelitian Sosial (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2004)

67-68 26 Muri Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta Kencana 2017) 372

19

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

terkait penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada 4 (empat)

orang yaitu manager DPS dan 2 (dua) karyawan yang ada di BMT

Nurrohman Janti Slahung

b Observasi

Dalam arti sempit observasi adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala yang diteliti Secara luas observasi meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek yang sedang diteliti27

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan

data tentang keadaan situasi dan kondisi BMT Nurrohman Janti

Slahung Peneliti mendatangi langsung kantor pusat BMT Nurrohman

Janti Slahung agar mendapatkan situasi dan kondisi terkini di BMT

Nurrohman Janti Slahung sehingga peneliti bisa melanjutkan

penelitian di BMT Nurrohman Janti Slahung

c Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau buku-buku tulisan-tulisan

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian28 Teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara membaca dan mengambil

27 Susilo Rahardjo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes (Kudus Prenada

Media 2011) 42 28 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bandung Rineka

Cipta 2006) 158

20

kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen BMT Nurrohman

Janti Slahung

6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu Aktivitas dalam analisis data menurut model Miles

dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawing

atau verification Data reduction artinya data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci Data display artinya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan dan hubungan antar kategori Langkah ketiga yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi29

Dalam penyusunan skripsi ini cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif dan induktif

Metode deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat

khusus30 Sedangkan metode induktif yaitu cara berfikir untuk menarik

kesimpulan dari fakta-fakta kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau jeneralisasi31

29 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung Alfabeta

2016) 246-252 30 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2013) 47 31 Ibid 48

21

Dalam hal ini penulis mengemukakan terlebih dahulu teori-teori dan

data-data lalu menganalisanya dari fatwa DSN MUI kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo untuk

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo sudah benar-benar menerapkan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No123DSN-

MUIXI2018 tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga

Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariah

7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara

a Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan32 Dengan perpanjangan

pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait

penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan sudah

benar atau belum Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata

tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas

dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

32 Moleong Metodologi Penelitian 248

22

b Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu33 Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait

dengan penggunaan dana yang tidak bisa disebut sebagai pendapatan

serta peran DPS sudah benar atau belum dengan cara membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan Dalam

hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara dan juga membandingkan hasil wawancara dengan

wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan

G Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk memberoleh pembahasan dan pemahaman

penulis membuat sistematikan pembahasan menjadi V (lima) bab yang mana

antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat dan

berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa

dipisahkan yaitu sebagai berikut

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola

pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang

masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

33 Ibid 273

23

telaah pustaka kajian teori metode penelitian dan sistematika

pembahasan

2 BABII FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) BAGI LEMBAGA

helliphelliphelliphellipKEUANGANSYARIAH

Berisi uraian mengenai landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu

menguraikan fatwa DSN MUI tentang penggunaan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah

Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang gambaran singkat

fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah

3 BAB III PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN

helliphelliphelliphellipPROSEDUR DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI BMT

helliphelliphelliphellipNURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan data penelitian lapangan di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo Dalam hal ini peneliti

memaparkan tentang sejarah BMT Nurrohman Janti Slahung visi

misi dan motto BMT Nurrohman Janti Slahung tempat dan

kedudukan BMT Nurrohman Janti Slahung pengurus BMT

Nurrohman Janti Slahung dan produk pembiayaan di BMT

24

Nurrohman Janti Slahung Selain itu peneliti juga memaparkan

tentang praktik penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan dan prosedur DPS dalam mengawasi penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman

Janti Slahung Ponorogo

BAB IV ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG

PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI

SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP) DI BMT NURROHMAN

JANTI SLAHUNG PONOROGO

Bab ini berisikan analisis fatwa analisis Fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap penggunaan dana yang tidak boleh diakui

sebagai pendapatan bagi lembaga keuangan syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung dan analisis fatwa No123DSN-

MUIXI2018 terhadap prosedur DPS dalam penggunaan dana

yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

keuangan syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil penelitian dan

berikut saran-saran yang ditujukkan bagi pihak-pihak terkait

dengan permasalahan penelitian

25

BAB II

FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN DANA

YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN (TBDSP)

BAGI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A Pengertian Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa mempunyai kesamaan dengan kata iftā dimana ia adalah masdar

dari kata aftā yufti iftārsquoan Adapun kata futya atau fatwa adalah isim masdar

dari aftā hanya saja kata futya lebih sering digunakan oleh orang Arab

sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Mandzur dalam lisannya Pengertian iftārsquo

secara etimologi adalah al- Ibānah (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan

kepada orang lain Atas dasar ini Iftārsquo berarti memberikan penjelasan kepada

orang lain yang menanyakan suatu hal34 Arti fatwa secara bahasa misalnya

terdapat dalam surah an-Nisā ayat 17635

هلك ليس له ولد وله أخت إن امرؤ يست فتوك قل الله ي فتيكم ي الكللة ف ما ت رك إن كا تا اث ن ت ين لهما وهو يرث ها إن لم يكن لها ولد لها ث ي ين ل وإن كاوا إخوة رجالا وساء للذكر مث الث لثان مما ت رك ح ا

﴾٦٧١﴿والله بكل شيء عليم ي ب ي ن الله لكم أن تضلوا Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) jika seorang

meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara

perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari

harta yang ditinggalkannya dan saudaranya yang laki-laki mempusakai

(seluruh harta saudara perempuan) jika ia tidak mempunyai anak tetapi

jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga

34 Umarwan Sutopo ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia Islamica

1 (Juni 2018) 91 35Departemen Agama RI Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya (Semarang CV Toha Putra 2008)

149

26

dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal Dan jika mereka (ahli

waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu

tidak sesat Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu

Pengertian fatwa menurut syararsquo ialah menerangkan hukum syararsquo dalam

suatu persoalan menjadi sebuah jawaban dari suatu pertanyaan baik sipenanya

itu jelas identitasnya maupun tidak serta berbentuk perseorangan atau

kolektif36 Dengan demikian pengertian fatwa berarti menerangkan hukum-

hukum Alah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan

menyeluruh Keterangan hukum yang telah diberikan itu dinamakan fatwa

Orang yang meminta atau menanyakan fatwa disebut mustaftī sedang yang

dimintakan untuk memberikan fatwa disebut mufti37 Fatwa memiliki fungsi

sebagai penerapan secara konkret ketentuan fiqh dalam masalah tertentu38

Pada umumnya fatwa ditetapkan berdasarkan keterangan al-Qurrsquoān

hādits ijmā dan qiyās Keempatnya merupakan sumber dalil hukum syariah

yang telah disepakati oleh jumhur ulama Jumhur ulama menyepakati validitas

keempat sumber tersebut sebagai sumber-sumber hukum syariah berdasarkan

firman Allah didalam al-Qurrsquoān surat an-Nisā ayat 59 sebagai berikut39

36 Yusuf Qardhawi Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan (Jakarta Gema Insani

Press 1997) 5 37 Ichwan Sam dkk Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

(Jakarta Erlangga 2014) 7-8 38 Marsquoruf Amin dkk Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2011) 21 39Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 124

27

مر منكم إن يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي اتم ت ؤمنون ب الله والي وم الخر ت نازعتم ي شيء ردوه إلى الله والرسول إن كن

لك ر وأحسن تأويل ذ ﴾٩٥﴿ خي Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)

dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoān) dan

Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya

Kebolehan untuk berijtihad juga diperkuat keterangan hadits yang

diriwayatkan oleh Mursquoādz ibn Jabal ketika diutus Rasulullah SAW untuk

menjadi qādhi di Yaman Rasulullah bertanya kepada Mursquoādz apakah yang

akan dilakukan dalam berhukum jika ia tidak menemukan dalil naqli dari al-

Qurrsquoān maupun sunnah maka Mursquoādz menjawab bahwa ia akan berijtihad

dengan akalnya dan Rasullah pun menyetujuinya40

Dikeluarkannya fatwa dipandang sebagai pendapat hukum yang

berdasarkan pertimbangan Pengeluaran fatwa ini dimaksudkan untuk

melaksanakan fungsinya yang utama yakni memberikan pendapat hukum

suatu masalah sesuai dengan pendapat mereka tentang tindakan apa yang

benar menurut pandangan syariah Fatwa telah berperan dalam menjelaskan

hukum Islam yang berbentuk jawaban konkret terhadap kasus demi kasus yang

telah dihadapi oleh masyarakat yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui bagaimana penerapan hukum syariah terhadap masalah tertentu41

40 Asrorun Nirsquoam Sholeh Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (tmp

Emir Cakrawala Islam 2016) 123 41 Amin dkk Fatwa Majelis 21

28

B Profil Dewan Syariah Nasional

1 Pengertian Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional atau disebut dengan DSN ialah suatu

lembaga bentukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999

yang beranggotakan para ahli hukum Islam Lembaga ini memiliki fungsi

melakukan tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan

syariah Salah satu tugas pokok dari DSN ialah mengkaji menggali dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan

syariah serta untuk memberikan pengawasan terhadap Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang ada dimasing-masing lembaga keuangan syariah

sebagai kewaspadaan MUI terkait dengan kemungkinan timbulnya fatwa

yang berbeda dimasing-masing DPS42

Lembaga ini memiliki fungsi utama sebagai pengawas produk

produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam DSN

membuat garis panduan produk syariah untuk keperluan pengawasan

Garis panduan tersebut diambil dari sumber-sumber hukum Islam yang

dijadikan dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan

syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya43

42 Muhammad Syafirsquoi Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta Gema Insani

2001) 32 43 Ibid 32

29

2 Sejarah Terbentuknya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI)

Pasca diundangkannya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan

kegiatan dan aktivitas pengembangan ekonomi syariah semakin

meningkat44 Hal itu kemudian diikuti pertumbuhan pesat aktivitas

perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah termasuk mendorong

pendirian beberapa lembaga keuangan syariah Perkembangan pesat

lembaga keuangan syariah memerlukan aturan-aturan yang berkaitan

dengan kesesuaian operasional LKS dengan prinsip-prinsip syariah

Persoalan muncul karena institusi regulator yang semestinya mempunyai

otoritas mengatur dan mengawasi LKS yaitu Bank Indonesia (BI) untuk

perbankan syariah dan kementerian keuangan untuk lembaga keuangan

nonbank tidak dapat melaksanakan otoritasnya dibidang syariah (untuk

merumuskan prinsip-prinsip syariah secara langsung dari teks al-Qurrsquoān

hādits maupun kitab-kitab fiqih Kementerian keuangan dan BI tidak

memiliki otoritas untuk merumuskan prinsip-prinsip syariah secara

langsung dari teks-teks keagamaan dalam bentuk peraturan (regulasi) yang

bersesuaian untuk setiap lembaga keuangan syariah Sebab lain adalah

bahwa lembaga tersebut tidak dibekali peraturan perundang-undangan

44 Khotibul Umam Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk Perbankan

Syariah di Indonesia (Yogyakarta BPFE 2011) 49

30

yang mengatur tentang otoritas dalam mengurus masalah kesesuaian

syariah45

Rencana pembentukan DSN mulai dibincangkan pada tahun 1990

ketika acara lokakarya dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank

dan pengembangan ekonomi rakyat serta merekomendasikan agar

pemerintah memfasilitasi pendirian bank berdasarkan prinsip syariah

Karena kesimpulan lokakarya ini mengindikasikan adanya kecenderungan

mempersamakan bunga bank dengan riba Selanjutnya pada tahun 1997

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan

DSN46

Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997 telah disepakati

pembentukan DSN Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN

secara resmi tahun 1998 Pada tahun 1999 pengurus DSN yang pertama

adalah menteri agama republik Indonesia Malik Fajar pada acara

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) MUI di Jakarta tepatnya

pada bulan februari 1998 Kehadiran DSN pada tahun bersamaan dengan

terbentuknya komite ahli pengembangan syariah di BI yang kemudian

bertukar nama menjadi biro perbankan syariah47

45 M Cholis Nafis Teori Hukum Ekonomi Syariah Kajian Komprehensif tentang Teori

Hukum Ekonomi Islam Penerapannya dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Penerapannya

ke dalam Peraturan Perundang-undangan (Jakarta UIP 2011) 82 46 SyafirsquoI Antonio Bank Syariah 32 47 Panji Adam Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan Implementasinya

pada Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta Sinar Grafika Offset 2018) 161

31

3 Tugas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dalam pembuatan fatwa di

bidang ekonomi syariah mempunyai beberapa tugas dan wewenang

Dalam pedoman dasar DSN-MUI yang termuat dalam bab IV keputusan

DSN-MUI Nomor 01 tahun 2000 tugas dan wewenang adalah sebagai

berikut

a Dewan Syariah Nasional bertugas48

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

b Dewan Syariah Nasional berwenang49

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti

departemen keuangan dan BI

48 Marsquoruf Abdullah Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan Non

Bank (Yogyakarta Aswaja Presindo 2016) 214 49 Ibid 214

32

3) Memberikan rekomendasi danatau mencabut rekomendasi

nama-nama yang akan duduk sebagai DPS pada suatu lembaga

keuangan syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah termasuk

otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam maupun luar

negeri

5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh DSN

6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan

4 Kedudukan Status dan Anggota DSN

Kedudukan status dan anggota DSN yaitu50

a DSN merupakan bagian dari MUI

b DSN membantu pihak terkait seperti departemen keuangan BI dan

lain-lain dalam menyusun peraturan atau ketentuan untuk lembaga

keuangan syariah

c Anggota DSN terdiri dari para ulama praktisi dan para pakar dalam

bidang yang terkait dengan muamalah syariah

d Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti

sama dengan periode masa bakti pengurus MUI pusat yakni 5 (lima)

50 Ibid 231

33

tahun Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan pembukaan

kantor bank syariah yang diterbitkan oleh BI dikatakan bahwa masa

bakti DSN adalah 4 (empat) tahun

5 Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional

Secara garis besar mekanisme kerja DSN sebagai berikut51

a Mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana

harian DSN dalam rapat pleno

b Menetapkan mengubah atau mencabut berbagai fatwa dan pedoman

kegiatan lembaga keuangan syariah dalam rapat pleno

c Mengesahkan atau mengklarifikasi hasil kajian terhadap usulan atau

pertanyaan mengenai suatu produk atau jasa lembaga keuangan

syariah dalam rapat pleno

d Melakukan rapat pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau

bilamana diperlukan

e Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam

laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah

yang bersangkutan telah atau tidak memenuhi segenap ketentuan

syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian DSN tersebut

dibebankan kepada Badan Pelaksana Harian (BPH) Adapun mengenai

mekanisme kerja BPH adalah sebagai berikut52

51 Jaih Mubarok Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah (Bandung Pustaka Bani Quraisy

2004) 14 52 Ibid 14

34

a Menerima usulan atau pertanyaan hukum mengenai produk atau jasa

lembaga keuangan syariah

b Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah menerima usulan atau pertanyaan harus menyampaikan

permasalahan kepada ketua BPH

c Ketua BPH bersama anggota dan para ahli selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja harus membuat memorandum khusus yang

berisi telaah dan pembahasan terhadap suatu pertanyaan atau usulan

d Ketua BPH selanjutnya membawa hasil pembahasan ke dalam rapat

pleno DSN untuk mendapat pengesahan

e Fatwa atau memorandum DSN ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris DSN

C Fatwa DSN-MUI tentang Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan (TBDSP)

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) tidak lain

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) tetapi tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Implisit

dalam fatwa bahwa pendapatan atau uang yang dihasilkan dari aktivitas

taruhan (maysir) maupun barang yang tidak diketahui pemiliknya digolongkan

35

ke dalam pendapatan non halal dan DSN-MUI memberikan fatwa sebagai dana

TBDSP53

Pertimbangan DSN-MUI mengeluarkan fatwa No 123DSN-

MUIXI2018 karena belum ada pedoman penyaluran atas sejumlah dana

titipan dimaksud Dengan demikian ada pedoman bagi manajemen untuk

mengatur arah penyaluran dana yang terhimpun Sementara itu di lingkungan

LKS LBS maupun LPS kian hari kian bertambah jumlah nilai maupun tuntutan

penyalurannya Walaupun besaran nilai dana TBDSP dari seluruh entitas

syariah di Indonesia tidak terdapat datanya namun nominalnya akan

berkorelasi positif dengan nilai aset dan jumlah kantor LKS LBS maupun

LPS54

Selanjutnya fatwa mengatur arah penggunaan dana TBDSP secara inklusif

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah Dana TBDSP diarahkan guna

menyejahterakan fakir miskin penanggulangan bencana beasiswa dan

pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial Tujuan mulianya untuk

menghapus generasi yang lemah secara ilmu maupun ekonomi Harapannya

penggunaan dana TBDSP berorientasi pada pemecahan masalah penciptaan

nilai keanekaragaman desentralisasi ketahanan keberlanjutan dan

keharmonisan lingkungan (profit people dan planet) 55

53 M Salman Yusuf ldquoFatwa No 123 Untuk Siapardquo dalam https www pressreader

com indonesia majalah-investor 20190801 282462825619338 (diakses pada tanggal 12 Februari

2020 jam 0838) 54 Ibid 55 Ibid

36

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 merupakan hasil ijtihad

ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus DSN pada hari Kamis

tanggal 30 safar atau 08 november 2018 di Jakarta Dasar hukum pembuatan

fatwa No 123DSN-MUIXI2018 yaitu antara lain

1 QS an-Nisārsquo (4) ayat 2956

نكم بالباطل إلا أن ت ارة يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي كون ت عن ت راض منكم

Hai orang yang beriman Janganlah kamu makan harta kamu di

antara kamu dengan jalan yang batil (tidak benar melanggar

ketentuan agama) tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang

berdasar kerelaan di antara kamu

2 QS al-Māidah (5) ayat 257

ثم والعدوان ولا ت عاووا على ال hellipوت عاووا على البر والت قوى hellipDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa

dan pelanggaranhellip

3 QS al-Baqārah (2) 27558

hellipوأحل الله الب يع وحرم الر با Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Berdasarkan alasan di atas DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang sesuai

dengan prinsip syariah dan menjadi pedoman lembaga kuangan syariah dalam

menggunakan dana TBDSP yang sesuai dengan Islam

56 Departemen Agama Al-Qurrsquoān dan Terjemahnya 118 57 Ibid 152 58 Ibid 65

37

Fatwa DSN MUI No 123DSN-MUIXI2018 terbagi dalam empat

ketetapan yang masing-masing membahas apa saja yang termuat dalam

kegiatan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yaitu59

a Pertama Ketentuan Umum

Bagian pertama tentang ketentuan umum nomor satu disebutkan

bahwa dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga

Perekonomian Syariah (LPS) yang selanjutnya disingkat Dana TBDSP

adalah dana yang diterima atau dikuasai oleh LKS LBS dan LPS tetapi

tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau kekayaannya Kedua Lembaga

Keuangan Syariah yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang keuangan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah Ketiga Lembaga Bisnis Syariah yang selanjutnya

disingkat LBS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Kemudian yang keempat

disebutkan bahwa Lembaga Perekonomian Syariah yang selanjutnya

disingkat LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

perekonomian syariah yang tidak masuk dalam kategori sebagai LKS dan

LBS60

59 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 60 Ibid

38

b Kedua Ketentuan Terkait Dana TBDSP

Bagian kedua disebutkan bahwa dana TBDSP berasal antara lain

dari transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba) transaksi syariah yang

tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya (rukun dan atau syaratnya)

dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan

(adam al-wafā bi al-iltizām) dana yang tidak diketahui pemiliknya

diketahui pemiliknya tetapi tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya

tetapi biaya pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut dana

tersebut boleh diakui sebagai dana TBDSP setelah satu tahun sejak

diumumkan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku LKS LBS dan LPS wajib membentuk rekening khusus

untuk penampungan dana TBDSP61

c Ketiga Ketentuan Terkait Penggunaan Dana TBDSP

Dana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung untuk

kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah Bentuk-bentuk penyaluran dana TBDSP yang

dibolehkan adalah bantuan sumbangan secara langsung untuk62

a Penanggulangan korban bencana

b Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

c Masjid atau musholla dan penunjangnya

61 Ibid 62 Ibid

39

d Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

e Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

f Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang

mampu

g Kegiatan produktif bagi dhuafa

h Fakir-miskin

Dana TBDSP boleh disalurkan secara langsung oleh LKS LBS dan

LPS dan atau melalui lembaga sosial Dana TBDSP tidak boleh

dimanfaatkan untuk kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam

bentuk

a Promosi produk maupun iklan (branding) perusahaan

b Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

c Pembayaran pajak zakat amp wakaf

d Pembayaran atau pelunasan tunggakan nasabah (end-user)

e Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

Setiap penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan

persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS

tersebut Dalam hal dana TBDSP digunakan untuk kegiatan produktif

maka penyalurannya harus sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

40

d Keempat Ketentuan Penutup

Jika terjadi perselisihan di antara para pihak maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Fatwa ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

mestinya63

Ketua MUI Maruf Amin menegaskan bank syariah hanya boleh

menggunakan dana non halal untuk kepentingan sosial Dana non halal tak

boleh bercampur untuk keuntungan bank Maruf menjelaskan bahwa dana non

halal merupakan segala bentuk pemasukan bank syariah yang bersumber dari

kegiatan yang tidak halal Ia lantas mencontohkan salah satu pendapatan non

halal itu berupa denda saat nasabah terlambat mengembalikan pinjaman

Menurutnya dana itu tak boleh dimasukan dan digunakan sebagai keuntungan

bank syariah dan harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial64

D Dana Non Halal pada Lembaga Keuangan Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai

Dana non halal pada lembaga keuangan syariah adalah dana yang ketika diakui

sebagai pendapatan maka bisa masuk kategori pendapatan tidak halal Istilah

dana non halal menjadi dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan

63 Ibid 64 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk Sosialrdquo

dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-sebut-dana-

tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam 0905)

41

dikarenakan dana non halal dirasa tidak mencerminkan misi syariah agar tidak

terjadi salah pengertian didalam lingkup zakat Infāq dan shadaqāh serta pada

prinsipnya dana tersebut dapat digunakan (bukan dana non halal dalam arti

haram dan tidak bisa digunakan)

Dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan tersebut berasal antara

lain dari65

1 Tazīr atau sanksi berupa sejumlah dana yang dikenakan kepada nasabah

mampu bayar yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya Sifat sanksi

ini adalah untuk mendidik nasabah agar selalu disiplin dalam

melaksanakan kewajibannya

2 Transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindari Misal dalam rangka pembiayaan Letter Credit (LC) bank

syariah harus membuka rekening di bank konvensional sehingga bank

syariah mendapatkan bunga

3 Tidak diketahui pemiliknya atau diketahui pemiliknya namun biaya

pengembaliannya lebih besar Misal hasil lelang atas aset nasabah ternyata

masih ada sisa setelah dikurangi segala biaya lelang dan hutang nasabah

Sisa tersebut harus dikembalikan kepada nasabah Pemilik Aset Namun

nasabah tidak bisa diketahui lagi keberadaannya (karena bagian dari

mafia) atau nasabah diketahui keberadaannya tapi uang sisa lelang lebih

kecil daripada biaya transfer

65 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

42

4 Transaksi syariah yang di kemudian hari diketahui tidak sesuai dengan

prinsip syariah Misal obyek murābahah ternyata di kemudian hari

diketahui digunakan oleh nasabah untuk usaha yang bertentangan dengan

prinsip syariah Dalam hal ini bank syariah wajib menghentikan

pembiayaannya dan hanya mengambil pokok pembiayaanya

Kaidah-kaidah dalam perlakuan dana yang bersumber dari aktivitas non

halal yaitu66

a Dana yang bersumber dari aktivitas non halal adalah setiap pendapatan

yang bersumber dari transaksi yang dilarang syariah seperti bunga

b Ulama sepakat bahwa pendapatan tersebut adalah harta non halal

Sedangkan bagian modal atau pinjaman itu hukumnya halal

c Pendapatan non halal tersebut tidak boleh digunakan oleh pemiliknya

sebagai sumber tabungan atau deposito tetapi harus membersihkannya

dengan cara menyalurkannya untuk hajat-hajat sosial

d Jika terjadi maka deposan telah berdosa menggunakan sumber deposito

dari harta non halal Bagi LK penerima atau pengelola deposito jika tidak

mengetahuinya maka tidak berdosa Tetapi jika mengetahuinya maka

harus disalurkan untuk kepentingan sosial

Dana non halal ini otomatis bukan lagi dana non halal ketika tidak diakui

sebagai pendapatan oleh pihak LKS Dana tersebut menjadi halal bagi

mustahiq Mustahiq dana non halal ini biasanya adalah mustahiq (pihak yang

berhak) atas dana sosial dan kebajikan

66 Puspitasari Lenap rdquoPengungkapan Pendapatan Non-Halalrdquo 104-105

43

Dana sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan biaya kesejahteraan pemberian hadiah dan

derma yang ditujukan untuk mereka yang berhak menerimanya67

Secara sederhana dana sosial adalah dana atau uang yang disediakan untuk

suatu keperluan sosial Dana sosial dalam sistem keuangan bank syariah

merupakan dana non aset sebagai hukuman berupa pengenaan denda atau biaya

karena pelanggaran suatu perjanjian misalnya kelambatan pelunasan utang

pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas68

Sebagai lembaga keuangan syariah BMT memiliki kewajiban

pengelolaan dana nasabah dalam bentuk apapun Salah satu dana yang harus

dikelola dan didistribusikan oleh lembaga keuangan syariah ialah kewajiban

pengelolaan dana sosial Karena ini merupanan fungsi dan peran yang melekat

pada lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial Berikut

ini yang merupakan dana-dana sosial yang wajib dikelola oleh lembaga

keuangan syariah69

a Zakat

Zakat merupakan pemberian harta dengan kadar tertentu yang

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat yang

67 Kamus Besar Bahasa Indonesia ldquoDana Sosialrdquo dalam httpskbbiwebiddanahtml

(diakses pada tanggal 01 Maret 2020 jam 2100) 68 Ritwan Thovarsquoi Distribusi Dana Sosial pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) Alfa

Dinar Kerjo Karanganyar Naskah Publikasi (Surakarta Universitas Muhammadiyah 2016) 2 69 Totok Budisantoso dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain (Jakarta Salemba

Empat 2017) 211

44

telah ditentukan oleh syariat Hukum dari zakat sendiri ialah fardhu āin

atas orang-orang yang cukup syaratnya70

b Infāq

Infāq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan umum Dalam terminologi syariah infāq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta untuk sesuatu kepentingan yang

diperintahkan dalam ajaran Islam Infāq dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang pendapatannya besar maupun kecil baik disaat

lapang maupun sempit dan tidak ditentukan mustahiqnya sebagaimana

yang ada pada zakat71

c Shadaqāh

Shadaqāh yakni pemberian sesuatu yang bermanfaat kepada orang

lain misalnya makanan minuman atau harta dengan tidak mengharapkan

balasan dari orang yang menerimanya kecuali mengharapkan pahala dari

Allah Sehingga shadaqāh dapat di simpulkan memberikan zat dengan

tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya72

E Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) berperan untuk mengawal dan

memastikan bahwa bank syariah dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah Dengan demikian peran DPS sangat penting karena untuk memastikan

70 Sulaiman Rasjid Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) (Bandung Sinar Baru Algensindo

2016) 192 71 Rahmawati Muin Manajemen Zakat (Makassar Alauddin University Press 2011) 4 72 Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam (Jakarta PT Rineka Cipta 2001) 299

45

ada dan tidaknya kepatuhan syariah di BMT Tugas pokok DPS di BMT ada

tiga macam Pertama mengesahkan dan mengembangkan produk BMT yaitu

melakukan telaah kritis terhadap akad yang telah dipergunakan

memperbaikinya agar sesuai dengan prinsip syariah Begitu pula dengan

mengkaji dan mempelajari fatwa DSN-MUI untuk melihat kemungkinan

penterjemahannya menjadi produk baru di BMT Kedua mengawasi

manajemen BMT dalam mengaplikasikan akad yaitu melakukan pengawasan

operasional kerja manajemen dan aplikasi akad baik antar pengurus

pengelola maupun pihak luar yang berhubungan dengan BMT Ketiga

membina pengurus dan pengelola BMT secara informal melalui interaksi

keseharian rapat pengurus maupun secara formal dan rutin dalam kajian

tausiah yang memberikan bekal dan pemahaman keislaman yang

menyeluruh73

Sedangkan wewenang DPS adalah memberikan pedoman syariah kepada

bank untuk pengerahan dana penyaluran dana dan kegiatan bank lainnya dan

mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak

sesuai syariah74

Dalam buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa

DPS mempunyai tiga kedudukan yaitu75

73 Akhmad Faozan ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan Shariah

Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota Purwokertordquo JPA 1 (Juni 2015) 145-

146 74 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad SyafirsquoI Antonio Apa dan Bagaimana Bank

Islam (Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992) 2 75 Mubarok Perkembangan Fatwa 17

46

a Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan Unit Usaha

Syariah (UUS) dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan aspek syariah

b Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan

usul dan saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan

kajian dan fatwa dari DSN

c Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank DPS wajib

melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan bank syariah yang

diawasinya kepada DSN minimal satu kali dalam satu tahun Perlu

ditambahkan bahwa kedudukan DPS di bank-bank syariah juga

berkedudukan sebagai penjamin bahwa bank yang diawasinya berjalan

sesuai dengan prinsip syariah

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam manajemen

penyaluran dana DPS harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan

amanah Berikut merupakan wewenang dan tanggung jawab DPS dalam

pengawasan penyaluran dana yaitu76

a Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

76 Muhamad Manajemen Pembiayaan Bank Syarirsquoah (Yogyakarta UPP STIM YKPN

2016) 146

47

b Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

c Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

48

BAB III

PRAKTIK PENGGUNAAN DANA TBDSP DAN PROSEDUR DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI BMT NURROHMAN DESA JANTI

KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

A Profil BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

1 Sejarah BMT Nurrohman

BMT Nurrohman merupakan lembaga keuangan yang berpayung

hukum koperasi dengan pola syariah BMT Nurrohman mendapatkan izin

resmi dari pemerintah kabupaten Ponorogo (DINAS INDAKOP) dengan

izin badan hukum No 518083BH405482004 pada tanggal 06 Juli

200477

Awal berdirinya BMT Nurrohman Janti Slahung dilatar belakangi

oleh masalah perekonomian masyarakat sekitar desa Janti Sekitar tahun

2004 banyak BPKB milik masyarakat Janti yang dijadikan sebagai

jaminan pinjaman di Koperasi Pada waktu itu jasa koperasi yang

dikenakan kepada masyarakat atas pinjaman yang diberikan sekitar 5-6

per bulan Karena faktor tersebut ada tokoh masyarakat yang merasa

perihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Janti Sehingga tokoh

masyarakat tersebut memberikan usulan atas pemikirannya kepada

jamarsquoah yasin untuk mendirikan sebuah BMT dengan jasa yang rendah

untuk menolong masyarakat Janti dan sekitarnya yang kekurangan dana78

77 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 78 Ibid

49

Ketika awal pendirian BMT Nurrohman menggunakan modal

dengan model saham Modal yang dimiliki berasal dari penjualan saham

kepada masyarakat Janti yang menjadi anggota BMT dengan harga saham

per lembarnya ialah Rp 10000 dan setiap anggota membeli saham dengan

jumlah yang berbeda Setelah pendirian berlangsung beberapa bulan

pihak BMT mencari perizinan badan hukum dengan mengajukan ke BPRS

Al-Mabrur Karena BMT di Ponorogo dengan model saham tidak bisa

Sehingga pihak BMT ingin bernaung di bawah BPRS yang menggunakan

model saham Tetapi pihak BPRS tidak bisa menerima pengajuan dari

BMT yang ingin bernaung di bawah BPRS Pihak BPRS pun memberi

saran kepada pihak BMT Nurrohman untuk berdiri sendiri dengan modal

awal Rp 500000000 Sedangkan BMT Nurrohman tidak memiliki dana

sebanyak itu Karena pihak BMT memiliki kenalan di DINAS INDAKOP

dan diberi arahan untuk mengajukan perizinan di DINAS INDAKOP79

Setelah mengajukan perizinan ternyata badan hukum BMT

Nurrohman di bawah payung hukum koperasi Karena saat itu BMT

Nurrohman menggunakan model saham sedangkan koperasi dengan

sistem simpanan pokok dan simpanan wajib Maka pihak BMT membuat

ketetapan simpanan pokok sebesar Rp 500000 dan simpanan wajib Rp

10000 Karena para anggota membeli saham dengan jumlah yang

berbeda-beda Bagi anggota yang memiliki saham di atas Rp 500000

maka Rp 500000 tersebut dijadikan simpanan pokok dan sisanya

79 Ibid

50

dimasukkan sebagai simpanan wajib Tetapi jika jumlah saham yang

dimiliki anggota kurang dari Rp 500000 maka anggota akan diberi

pinjaman oleh koperasi lain Agar simpanan pokoknya terpenuhi sebesar

Rp 500000 koperasi lain tersebut memberi pinjaman kepada anggota dan

pihak anggota juga menerima pinjaman tersebut Agar modal BMT

terpenuhi sesuai dengan modal awal yang harus dimiliki untuk perizinan

badan hukum koperasi80

Proses pendirian dan perizinan BMT Nurrohman mengalami banyak

kendala Karena model pendirian BMT yang awal mulanya dengan model

saham harus diganti dengan bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib

Hingga pada akhirnya BMT Nurrohman mendapat perizinan dari DINAS

INDAKOP dan pengesahan pada tanggal 6 Juli 2004 dengan badan hukum

No 518083BH40548200481

2 Visi dan Misi BMT Nurrohman

a Visi

1) Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah

b Misi

1) Mampu memberikan pelayanan terbaik proaktif dan responsive

2) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan anggota dan

masyarakat

80 Ibid 81 Ibid

51

3 Lokasi BMT Nurrohman

KSU BMT Nurrohman beralamatkan di Jl Mayjend Panjaitan desa

Janti Slahung Ponorogo Telepon 085259995795

4 Struktur Organisasi BMT Nurrohman

BMT Nurrohman Janti Slahung beroperasional secara struktural

berdasarkan tugas masing-masing Adapun struktur organisasi BMT

Nurrohman Janti Slahung sebagai berikut82

a Pengurus

1) Ketua Ketua I Darory

Ketua II Darmanto Priyo U

2) Sekretaris Sekertaris I Jumadi

Sekertaris II Bambang Joni R

3) Bendahara Bendahara I Hartono

Bendahara II Misdi Rianto

b Pengawas

1) Dewan Pengawas Dewan Pengawas I Drs Larman

Dewan Pengawas II Kurisuprapto

2) Penasehat Katemun

c Karyawan

1) Manajer Arif Fauzani

2) Akuntansi Merinda Budi R

3) Kasir Dasri

82 Ibid

52

4) Debt Collector Agus Wahyudi

5 Produk-produk BMT Nurrohman

Berikut ini jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Nurrohman Janti

Slahung

a Penghimpunan Dana

1) Simpanan Sistem Harian

Simpanan bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya

di BMT Setiap nasabah yang menyimpan di BMT Nurrohman

akan mendapat jasa atas simpanannya sebesar 075 setiap

bulan Setiap simpanan per Rp 1000000 akan mendapat jasa

sebesar Rp 7500 per bulan Namun di BMT Nurrohman sistem

jasanya adalah harian Jika nasabah menyimpan di BMT selama

5 hari maka nasabah sudah mendapatkan jasa dari BMT selama

5 hari tersebut Nasabah yang akan menabung di BMT

Nurrohman juga dikenakan biaya administrasi pada proses awal

akad untuk pembuatan buku tabungan sebesar Rp 500083

b Penyaluran Dana

1) Mudārabah

Pembiayaan mudārabah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan modal

usaha Pada pembiayaan ini penetapan bagi hasil yang semestinya

diganti dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap

83 Merida Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

53

nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman

Sehingga dalam pembayaran angsuran pembiayaan nasabah

selain membayar pokok juga akan dikenakan pembayaran mark

upjasa setiap bulan Dengan pilihan besaran mark upjasa 3

untuk jenis menurun dengan jangka waktu maksimal 4 bulan dan

2 untuk jenis flad dengan jangka waktu minimal 4 bulan dan

maksimal 12 bulan Contoh perhitungannya sebagai berikut84

Pembiayaan mudārabah untuk jenis menurun dengan jangka

waktu selama 4 bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 3 = 30000

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 1 sebesar

Rp280000

Pada pembayaran kedua selanjutnya menurun

Pokok bulan ke 2 750000 3 = 250000

Mark up jasa 750000 x 3 = 22500

Maka nasabah harusnya membayar pada bulan ke 2 sebesar

Rp272500 dan menurun seterusnya85

Namun untuk jenis menurun ini boleh di bayarkan jasanya

saja sebesar Rp 30000 setiap bulannya Sehingga pada bulan ke

84 Ibid 85 Ibid

54

4 maka nasabah harus melunasi pembayaran pembiayaan sebesar

Rp 103000086

Sedangkan pembiayaan jenis flad dengan jangka waktu selama 4

bulan

Pokok bulan ke 1 1000000 4 = 250000

Mark up jasa 1000000 x 2 = 20000

Maka nasabah harus membayar setiap bulan sebesar Rp

27000087

2) Murābahah

Pembiayaan murābahah yaitu penyaluran dana yang

ditujukan untuk masyarakat dengan pola jual beli yakni

membelikan barang yang dibutuhkan masyarakat sebagai

nasabah BMT Nurrohman Pada pembiayaan ini margin diganti

dengan mark upjasa yang harus dibayar oleh setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman Sehingga dalam

pembayaran angsuran pembiayaan nasabah selain membayar

harga jual juga akan dikenakan pembayaran mark upjasa setiap

bulan Dengan pilihan besaran serta penghitungan mark upjasa

sama dengan pembiayaan mudārabah88

86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid

55

B Mekanisme Pembiayaan di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Berikut ini merupakan mekanisme pengajuan permohonan pembiayaan di

BMT Nurrohman

1 Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Setiap nasabah yang ingin melakukan pembiayaan di BMT

Nurrohman melengkapi persyaratan sebagai berikut

a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

b Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar

c Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

d Fotocopy BPKB kendaraan bermotor yang akan di jadikan jaminan

sebanyak 2 lembar

e Membawa KTP dan STNK asli pada pengajuan pembiayaan awal

guna untuk pencocokan data89

2 Cek Barang Jaminan

Nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT Nurrohman akan dicek

barang jaminannya untuk melihat kelayakan barang jaminan Nasabah

harus membawa langsung barang jaminannya untuk mencocokkan data

serta melihat kondisi dari barang jaminan90

89 Dasri Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019 90 Ibid

56

3 Penandatanganan akad atau perjanjian pembiayaan

Setelah pihak BMT menerima permohonan pembiayaan dari nasabah

maka pihak BMT dan nasabah akan membuat kesepakatan terhadap mark

upjasa pembiayaan dan penandatanganan akad sesuai dengan akad yang

diajukan nasabah91

4 Pencairan

Pencairan pembiayaan dengan menandatangani realisasi pembiayaan

oleh pihak BMT dan nasabah BMT Nurrohman setiap pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah dapat langsung dicairkan ketika pengajuan

sehingga nasabah dapat langsung membawa pulang dana yang dibutuhkan

saat itu juga92

C Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) dan

Penggunaannya di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Lembaga keuangan syariah dalam aktivitas bisnisnya terkadang tidak

terlepas dari kegiatan yang menghasilkan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan seperti lembaga keuangan syariah BMT Nurrohman yang pada

praktiknya memiliki beberapa dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan

91 Ibid 92 Ibid

57

Berikut ini merupakan laporan keuangan BMT Nurrohman Janti Slahung

tahun 2019

Tabel 31 Cash Flow KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2018

-(Rp)-

I PENERIMAAN

1 Penerimaan dari BPR JATIM 729500000 747500000

2 Pengembalian dari Instansi Lain 281300000 266300000

3 Pendapatan mar-up Instansi Lain 73301950 53520750

4 Pendapatan Marup 2 29610100 19377000

5 Pendapatan Marup 3 544766000 529174600

6 Pendapatan Provisi 15 9334750 5425000

7 Pendapatan Provisi 2 97343950 94947250

8 Pendapatan Denda 2 481000 435500

9 Pendapatan Denda 3 4110100 3701700

10 Tabungan 15000 1617941600

11 Dana Khusus (60 Denda 3) 1486971750 5802800

12 Dana Cadangan Resiko (3Provisi 2) 4814000 2937050

13 Simpanan Pokok 3081450 900000

14 Simpanan Wajib 1780000 720000

15 Lain-lain 560000

JUMLAH PENERIMAAN 3267370050 3348683250

1 Pengembalian Pinjaman 2 227720900 152695800

2 Pengembalian Pinjaman 3

4752836500 4895183000

Jumlah Pengembalian Pinjaman 4980557400 5047878800

JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 8247927450 8396562050

II PENGELUARAN

1 Piutang Nasabah 2 374750000 201450000

2 Piutang Nasabah 3

4947150000 4873540000

JUMLAH PIUTANG USAHA 5321900000 5074990000

1 Tabungan Pada BPR JATIM 820000000 870000000

2 Tabungan Pada Instansi lain 358500000 429600000

3 Tabungan Pada Bank JATIM - -

4 Tabungan pada BRI - -

JUMLAH TAB DI BANK amp INSTANSI 1178500000 1299600000

III BIAYA OPERASIONAL

1 Penghormatan Pengurus 62574000 54007700

2 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

3 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

(bersambung)

58

Tabel 31 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

4 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055700

5 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

6 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

7 Baiaya Foto Copy 857500 656500

8 Biaya ADM amp Percetakan 4165000 3724000

9 Biaya Listrik 1200000 1200000

10 Biaya Telpon amp Wifi 2821000 2445500

11 Biaya Perawatan Alat Kantor 1716000 788000

12 Biaya Promosi 3200000 6325000

13 Biaya Pajak Motor 250000 500000

14 Biaya Kesehatan 600000 600000

15 Biaya Inventaris Kantor 26162000 3000000

16 Biaya Sosial 2900000 2250000

17 Biaya PPH 3650700 5444500

18 Biaya lembur 1000000 1000000

19 Biaya Pendidikan 550000 1585000

20 Seragam Karyawan amp Pengurus 6900500 5600000

21 Zakat 6049000 7246600

22 Gaji 13 13557000 11755600

23 SHU Pengurus amp Karyawan 42085500 39557250

24 Biaya THR 49171250 41847300

25 Penarikan SHU Anggota th 2018 10925100 12933200

26 Biaya RAT 29320000 44930000

27 BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

28 Programmer uPemb 2 Ut Computer 818000 11000000

29 Penarikan Simapanan mana suka 5171850 -

30 Pajak 10 SHU 2018 15300000 12100000

31 Penarikan dan SHU Anggota th 2017 11138500 -

32 Sewa Kantor 3000000 -

33 Dana Promosi Jam Dinding 11600000 -

34 Lain-lain 2400000 2400000

JMLH TOTAL BIY OPERASIONAL 438103400 372630850

PENGEMBALIAN HUTANG

1 Pada Penabung 1340904680 1466059650

2 Bagi Hasil Penabung 13477

120

117728750

JUMLAH PENGEMBALIAN HUTANG 1354381800 1583788400

JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 8297885200 8331009250

SURPLUS (DEVISIT) (44957750) 65552800

SALDO AWAL 102268850 36716050

SALDO AKHIR 57311100 102268850

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

59

Tabel 32 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

KETERANGAN 31 Des 2019

-(Rp)-

31 Des 2019

-(Rp)-

I PENDAPATAN OPERASIONAL

1 Pendapatan mar up instansi lain 73301950 53520750

2 Pendapatan marup 2 35134100 19377000

3 Pendapatan marup 3 539798500 529174600

4 Pendapatan provisi 15 9628500 5425000

5 Pendapatan provisi 2 96161650 95172550

6 Pendapatan denda 2 540500 435500

7 Pendapatan denda 3 3723200 4366300

8 Pendapatan lain-lain 15000 25000

JMLH PEND OPERASIONAL 758303400 707496700

II POTONGAN JASABGHASIL

1 Potongan jasa penabung 130380537 117728750

2 Bagi hasil ke BMI - -

JML POTONGAN JASA BG HASIL 130380537 117728750

SISA HASIL USAHA KOTOR 627922863 589767950

III BEBAN USAHA

1 Biaya Depresiasi 1650000 1800000

2 Biaya Amortisasi 12320550 11270800

3 Penghormatan Pengurus 62574000 54007200

4 Perjalanan Rapat Pengurus 11700000 7200000

5 Konsumsi Rapat Pengurus 2340000 1215000

6 Biaya Gaji Karyawan 100110000 87055200

7 Biaya Konsumsi Kantor 1800000 1500000

8 Biaya Transportasi Karyawan 982500 677000

9 Biaya Fotocopy 1151500 656500

10 Biaya ATK amp Percetakan 3951000 3724000

11 Biaya Listrik 1200000 1200000

12 Biaya Telepon Internet 2741000 2445500

13 Biaya Perawatan Alat Kantor 2586000 788000

14 Biaya Promosi 14825000 6325000

15 Biaya Pajak Motor 250000 500000

16 Biaya Inventaris 30000 -

17 Seragam Pengurus amp Karyawan 6900000 5600000

18 Zakat 6049500 7246600

19 Gaji 13 13557000 11755600

20 Biaya RAT 45020000 44930000

21 Biaya Lembur 1000000 1000000

22 Biaya THR 49171250 41847300

23 Biaya BPJS Ketenagakerjaan 2088000 2088000

24 Biaya lain-lain 2400000 2400000

25 Biaya Programmer 2 Ut Komputer 818000 11000000

(bersambung)

60

Tabel 32 Lanjutan

KETERANGAN 31 Des 2019

(Rp)-

31 Des 2018

(Rp)-

JUMLAH BEBAN USAHA 347215300 308231700

IV DANA CADANGAN

1 Dana Khusus (5580600) 5802000

2 Dana Cadangan Resiko 3 Provisi (2974050) 3305350

JUMLAH DANA CADANGAN (8554650) 8739850

V PEND amp BY LUAR USAHA

1 Pendapatan Jasa Bank (16894650) (16528000)

2 Biaya ADM Bank 3378970 3305350

JMLH PEND amp BY LUAR USAHA (13515680) (13222650)

JMLH TOTAL PENGELUARAN 325144970 303748900

SHU SEBELUM PAJAK 302777893 286019050

POTONGAN PPH 3499774 5444500

SHU SETELAH PAJAK 299278119 280574550

Sumber Arif Fauzani (2019 12)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan non halal di BMT

Nurrohman berasal dari pendapatan yang diperoleh akibat adanya kerjasama

dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema syariah (bunga) dan dari

sanksi nasabah yang menunda pembayaran (denda) Sehubungan dengan dana

non halal menurut keterangan dari bapak Arif Fauzani beliau mengatakan

bahwa

ldquoBMT Nurrohman mendapatkan bunga dari penyimpanan kepada

lembaga keuangan konvensional yaitu bank BPR JATIM Kami

menyimpan dana disana karena selain dekat juga mudah dalam proses

pencairan dananya Dari penyimpanan tersebut memang mendapatkan

bunga dan bunga tersebut masih kami masukkan ke dalam pendapatan

operasional usaha jadi belum dipisahkan secara khususrdquo

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan Berikut ini merupakan

sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati nasabah yang

menunda pembayaran yaitu93

93 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

61

1 Teguran

Teguran ini bertujuan untuk mengingatkan nasabah bahwa ada etika

dalam melakukan pembayaran pembiayaan BMT Nurrohman

memberikan teguran bagi nasabah yang melakukan penundaan

pembayaran yang masih memiliki karakter baik dan telat pembayaran

masih dalam rentang waktu pengecualian dari tanggal jatuh tempo

pembayaran pembiayan yakni 10 hari terlebih untuk nasabah baru yang

masih pertama melakukan pembayaran pembiayaan94

2 Surat peringatan atau penagihan

Surat peringatan diberikan kepada nasabah yang tidak segera

memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian surat peringatan ini

diberikan pada nasabah dirumahnya sebagai upaya BMT Nurrohman

dalam menyelesaikan secara kekeluargaan Jika selama 3 bulan berturut-

turut nasabah tidak mau memenuhi kewajiban angsuran pembayaran maka

BMT akan memberikan surat penagihan yang disertai dengan rincian

kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah

3 Sanksi denda

Sanksi denda dijatuhkan kepada nasabah bersamaan dengan adanya

surat penagihan bagi nasabah yang menunda pembayaran pembiayaan di

BMT Nurrohman95

94 Ibid 95 Ibid

62

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

Sanksi ini diberikan kepada nasabah yang telah diberikan sanksi

peringatan penagihan dan denda namun tidak mengindahkan sanksi

tersebut Maka untuk pengajuan pembiyaan selanjutnya nasabah dapat

terkena black list yakni penolakan maupun pemberian pembiayaan tidak

sesuai dengan pengajuan pembiayan96

5 Sita jaminan

Eksekusi jaminan cenderung lebih dipilih pihak BMT dalam

memberikan sanksi dalam penyelesaian masalah BMT pada nasabah

mampu yang menunda pembayaran (nasabah nakal) eksekusi jaminan

dilakukan apabila dengan berbagai peringatan diatas telah dilakukan

namun tidak menuai hasil maka akhirnya eksekusi jaminan pun dilakukan

untuk menutup dana pembiayaan dan apabila masih terdapat sisa maka sisa

tersebut akan dikembalikan pada nasabah Namun apabila terjadi

kekurangan dalam menutup dana pembiayaan dari hasil eksekusi jaminan

BMT tidak mempermasalahkan bahkan tidak meminta kekurangan dana

pembiayaan tersebut97

Sehubungan dengan sanksi yang diterapkan di BMT Nurrohman bapak

Arif Fauzani selaku manajer beliau mengatakan bahwa

ldquoSeluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sedangkan

sanksi berupa denda hanya akan diberikan kepada kepada nasabah yang

96 Ibid 97 Ibid

63

mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan

disengajardquo

Kriteria nasabah yang dikatakan mampu menurut BMT Nurrohman

sebagai berikut98

1 Keadaan fisik dari rumah nasabah

Jika rumah nasabah itu bagus dan pembangunan hasil dari

hartauang nasabah itu sendiri dapat di jadikan satu persyaratan sebagai

nasabah mampu namun masih di iringi dengan persyaratan berikutnya

2 Harta kepemilikanaset dari nasabah

Kepemilikan harta benda atau aset yang ada di rumah nasabah saat

diadakan penagihan bisa dikatakan dalam barang-barang tersier dan

kepemilikannya memang milik nasabah itu sendiri sehingga nasabah dapat

dikategorikan dalam nasabah mampu

3 Pekerjaanpenghasilan nasabah

Dari pekerjaan yang dijalankan oleh nasabah dapat ditafsirkan

seberapa penghasilan nasabah tersebut Sehingga dapat diperhitungkan

nasabah tersebut dapat dikatakan nasabah mampu atau tidak

4 Kondisi usaha dari nasabah

Kondisi usaha yang dimiliki nasabah dapat dijadikan penilaian

nasabah itu mampu atau tidak Karena jika usaha yang dimiliki nasabah

berjalan dengan baik bahkan lancar dan terus berkembang maka nasabah

tersebut dikatakan nasabah mampu

98 Agus Wahyudi Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

64

5 Dilihat dari kondisi nasabah saat itu dan permasalahan yang dialami

nasabah

Kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh nasabah

pastinya tidak akan sama setiap bulannya Pasti ada keadaan dan

permasalahan tidak terduga yang akan datang secara mendadak dan

mendesak Sehingga hal ini juga dijadikan salah satu persyaratan sebagai

nasabah tersebut dikatakan nasabah mampu atau tidak Karena jika

nasabah tersebut sedang dilanda permasalahan yang begitu serius dan

termasuk dalam kategori keadaan force marjeur maka nasabah tersebut

tidak dikenai denda

6 Referensi dari tetangga nasabah

Referensi tetangga ini digunakan untuk menanyakan kebenaran dari

keterangan nasabah tentang kondisi ekonomi sampai permasalahan yang

sedang dihadapi nasabah tersebut

7 Karakter Nasabah itu sendiri

Karakter nasabah ini dilihat dari riwayat pembayaran yang dilakukan

oleh nasabah selama ini apakah baik atau buruk Selain itu karakter ini

dapat dilihat ketika adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak BMT

Sedangkan nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan

force majeur tidak boleh dikenakan sanksi dijelaskan oleh Bapak Agus

Wahyudi selaku debt collector sebagai berikut99

ldquoKriteria nasabah yang tidak boleh dikenakan sanksi adalah nasabah

yang memiliki permasalahan keluarga yang sulit untuk dipecahkan

99 Ibid

65

seperti terkena penyakit serius kecelakaan perceraian sehingga beban

hidup ditanggung oleh salah satu pihak dengan tidak ada kemampuan

untuk melakukan angsuran pembayaran pembiayaan Kemudian nasabah

yang terkena bencana alam yang tidak terduga yang membuat hilangnya

harta benda nasabah seperti tanah longsor kebakaran kemudian

nasabah yang mengalami kebangkrutan atas usahanya dan yang terakhir

nasabah yang memiliki usaha dibidang pertanian dan mengalami gagal

panenrdquo

Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah lebih

disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri Berikut ini merupakan contoh dari

perhitungan sanksi denda di BMT Nurrohman100

Tabel 32 Penghitungan Biaya Denda

Bulan Pokok Mark up Jasa Denda Perbulan Total Seluruh denda

1 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 3000

2 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 9000

3 1000000 30000 30000 x 30 = 9000 18000

4 1000000 30000 30000 x 40 = 12000 30000

5 1000000 30000 30000 x 10 = 3000 33000

6 1000000 30000 30000 x 20 = 6000 39000

Sumber Merinda Budi R (201912)

Sehubungan dengan sanksi denda menurut keterangan dari Ibu Merinda

selaku akuntan beliau mengatakan bahwa101

ldquoJika nasabah melakukan penundaan angsuran lebih dari 4 bulan maka

setelah 4 bulan penghitungan denda sebanyak 40 maka akan kembali

pada perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran

Sehingga begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan

terakhir nasabah melakukan pembayaran angsuran pembiayanrdquo

100 Merinda Budi R Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 101 Ibid

66

D Prosedur Dewan Pengawas Syariah terhadap Penggunaan Dana TBDSP

di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo telah memiliki 2 orang Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yaitu102

1 Drs Larman

2 Kuri Suprapto

Sehubungan dengan DPS menurut keterangan Bapak Larman selaku

ketua DPS beliau mengatakan bahwa103

ldquoPembentukan DPS di BMT Nurrohman itu sudah dibentuk sejak BMT

Nurrohman berdiri Jadi semua kepengurusan dibentuk saat itu juga

dengan pemilihan berdasarkan musyawarah bersama Dalam melakukan

pengawasan terhadap kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saya

melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

Karena saya juga memiiki pekerjaan lain di luar sebagai anggota DPS

Saya merangkap jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah

menengah pertama yaitu SMPN 2 Balongrdquo

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut104

DPS harus memberikan persetujuan serta opini terkait dengan penyaluran

dan penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

102 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 103 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2020 104 Ibid

67

Nurrohman Karena setiap kegiatan di lembaga keuangan syariah tidak dapat

berjalan tanpa adanya persetujuan dari DPS Sehubungan dengan persetujuan

penyaluran dana menurut keterangan dari Bapak Larman selaku DPS beliau

mengatakan bahwa105

ldquoSaya telah memberikan persetujuan bahwa dana denda dan juga bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut saya hal tersebut

memang tidak sesuai dengan syariah namun saya akan tetap menyetujui

hal tersebut karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri

saat melakukan rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para

pengurus BMT Sebagai DPS saya selalu menyarankan agar seluruh

kegiatan dan juga laporan keuangan agar terus dibenahi dan diperbaiki

sehingga sistem penerimaan dan penyaluran dana bisa sesuai dengan

ketentuan syariah Memang semua itu memerlukan proses yang cukup

lama tidak bisa sekejap langsung sesuai dengan syariahrdquo

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Bapak Larman selaku

pengawas di BMT Nurrohman memberikan persetujuan mengenai penggunaan

dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan yang belum dipisahkan dan

masih digunakan untuk kegiatan operasional BMT Hal tersebut disetujui oleh

DPS berdasarkan kesepakatan pengurus-pengurus BMT Nurrohman DPS juga

selalu menyarankan agar terus berusaha menjadi lembaga keuangan yang

murni syariah

105 Ibid

68

BAB IV

ANALISA FATWA NO123DSN-MUIXI2018 TENTANG PENGGUNAAN

DANA YANG TIDAK BOLEH DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN

(TBDSP) DI BMT NURROHMAN JANTI SLAHUNG PONOROGO

A Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Penggunaan Dana

yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan

Syariah di BMT Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Salah satu fatwa yang mengatur mengenai lembaga keuangan syariah

adalah fatwa No123DSN-MUIXI2018 tentang penggunaan dana yang Tidak

Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) Lembaga Bisnis Syariah (LBS) dan Lembaga Perekonomian Syariah

(LPS) Dalam ketentuan ke 2 (dua) mengenai sumber dana yang tidak boleh

diakui sebagai pendapatan disebutkan bahwa

1 Dana TBDSP berasal antara lain dari106

a Transaksi tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat

dihindarkan termasuk pendapatan bunga (riba)

b Transaksi syariah yang tidak terpenuhi ketentuan dan batasannya

(rukun dan atau syaratnya)

c Dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi kewajiban sesuai

kesepakatan

106 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

69

d Dana yang tidak diketahui pemiliknya diketahui pemiliknya tetapi

tidak ditemukan atau diketahui pemiliknya tetapi biaya

pengembaliannya lebih besar dari jumlah dana tersebut

Dalam paparan data laporan keuangan cash flow yang terdapat dalam bab

III tabel 31 terlihat BMT Nurrohman menyimpan dananya di lembaga

keuangan konvensional yaitu BPR JATIM Hal tersebut juga telah dijelaskan

oleh Bapak Arif Fauzani selaku manajer Dari penyimpanan dana tersebut

BMT mendapatkan bunga pertahun Telihat dalam laporan SHU tabel 32 BMT

Nurrohman telah mendapatkan bunga mencapai sebesar Rp 16894650- di

akhir tahun 2019 Pendapatan bunga tersebut tidak dipisahkan secara khusus

dan bercampur dengan dana lainnya107

BMT Nurrohman juga telah mengantisipasi untuk mengatasi nasabah

yang melakukan penundaan pembayaran pembiayaan hal tersebut yakni

dengan memberlakukan sanksi terhadap nasabah tersebut Berikut ini

merupakan sanksi yang diterapkan BMT Nurrohman apabila mendapati

nasabah yang menunda pembayaran adalah108

1 Teguran

2 Surat peringatan atau penagihan

3 Sanksi denda

4 Sanksi black list untuk pengajuan selanjutnya

5 Sita jaminan

107 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 9 Desember 2019 108 Ibid

70

Seluruh sanksi yang diterpakan di BMT Nurrohman memiliki tujuan

untuk memberikan rasa jera pada nasabah dan rasa tanggung jawab untuk

memenuhi kewajiban membayar angsuran pembiayaan Sanksi berupa denda

diberikan kepada kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja Sedangkan nasabah yang tidak atau

belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan

sanksi109 Sanksi yang didasarkan pada prinsip tazīr bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam melakukan kewajibannya Sanksi denda tersebut berupa

sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat

akad ditandatangani Namun mekanisme sanksi denda di BMT Nurrohman

memiliki cara perhitungan tersendiri seperti yang tertulis pada tabel 11

Jadi jika nasabah yang melakukan penundaan angsuran maka

perhitungan denda dimulai sebanyak 10 satu bulan 20 dua bulan 30 tiga

bulan 40 empat bulan Jika lebih dari 4 bulan akan kembali pada

perhitungan 10 denda pada penundaan angsuran pembayaran Sehingga

begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan terakhir nasabah

melakukan pembayaran angsuran pembiayan110

Berdasarkan paparan data di atas terlihat bahwa BMT Nurrohman

memiliki dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan atau dana non halal

yaitu bunga dari lembaga keuangan konvensional BPR JATIM dan dana denda

keterlambatan pembayaran angsuran seperti yang dijelaskan dalam fatwa

109 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 110 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 09 Desember 2019

71

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan kedua poin a yang berbunyi ldquotransaksi

tidak sesuai dengan prinsip syariah yang tidak dapat dihindarkan termasuk

pendapatan bunga (riba) dan ketentuan kedua poin c yang berbunyi ldquodana

TBDSP antara lain berasal dari dana sanksi (denda) karena tidak memenuhi

kewajiban sesuai kesepakatanrdquo

Dari data laporan keuangan SHU tabel 32 diketahui bahwa dana hasil

sanksi denda dimasukkan ke dalam pendapatan operasional dan dana bunga

dimasukkan ke dalam pendapatan luar usaha Dana tersebut belum dipisahkan

secara khusus dan masih bercampur dengan dana lainnya sehingga dapat

digunakan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional BMT

yaitu antara lain untuk biaya penghormatan pengurus perjalanan rapat

pengurus konsumsi rapat pengurus biaya gaji karyawan biaya konsumsi

kantor biaya transportasi karyawan biaya fotocopy biaya ATK amp percetakan

biaya listrik biaya telepon internet biaya perawatan alat kantor biaya

promosi biaya pajak motor seragam pengurus amp karyawan biaya RAT biaya

lembur biaya THR biaya BPJS ketenagakerjaan biaya programmer 2

komputer dan juga pembayaran pajak111

Apabila dikaitkan dengan fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018 maka

hal tersebut tidak sesuai dengan isi fatwa dalam ketentuan ketiga nomor 1 (satu)

yang berbunyi ldquodana TBDSP wajib digunakan dan disalurkan secara langsung

untuk kemaslahatan umat Islam dan kepentingan umum yang tidak

111 Ibid

72

bertentangan dengan prinsip syariahrdquo112 dan ketentuan ketiga nomor 4

(empat) yang berbunyi ldquodana TBDSP tidak boleh dimanfaatkan untuk

kepentingan LKS LBS dan LPS antara lain dalam bentuk promosi produk

maupun iklan (branding) perusahaan pendidikan dan pelatihan untuk

karyawan pembayaran pajak zakat amp wakaf pembayaran atau pelunasan

tunggakan nasabah (end user) dan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

syariahrdquo113 Seharusnya penggunaan dana TBDSP seperti dana bunga dan

denda yang terdapat di BMT Nurrohman digunakan untuk kegiatan yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu antara lain untuk114

1 Penanggulangan korban bencana

2 Sarana penunjang lembaga pendidikan Islam

3 Masjid atau musholla dan penunjangnya

4 Pembangunan fasilitas umum yang berdampak sosial

5 Sosialisasi edukasi dan literasi ekonomi keuangan dan bisnis syariah

untuk masyarakat umum

6 Beasiswa untuk siswa atau mahasiswa berprestasi danatau kurang mampu

7 Kegiatan produktif bagi dhuafa

8 Fakir miskin

9 Kegiatan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

112 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640) 113 Ibid 114 Ibid

73

Seperti yang dijelaskan oleh ketua MUI Maruf Amin yang

menegaskan bahwa bank syariah hanya boleh menggunakan dana non halal

untuk kepentingan sosial Dana non halal tidak boleh bercampur untuk

keuntungan bank115 Jika dana bunga dan denda digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional BMT otomatis akan memberi pemasukan serta

keuntungan bagi BMT Nurrohman

Sebagai badan sosial BMT Nurrohman Janti Slahung memiliki fungsi

mengelola dana sosial sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Arif Fauzani

(selaku manager) bahwa sistem penghimpunan dana sosial berupa aturan

standar yang bersumber dari penyisihan dana SHU Dana sosial di BMT

Nurrohman tersebut digunakan sesuai dengan prinsip syariah untuk

kemaslahatan umat antara lain digunakan untuk sumbangan116 Dengan

demikian seharusnya dana bunga dan juga denda dijadikan satu dengan dana

sosial yang ada di BMT Nurrohman agar penggunaannya tidak melanggar

prinsip-prinsip syariah

Dari hasil pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa praktik

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT

Nurrohman tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

115 Asep Fathulrahman rdquo Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialrdquo dalam httpswwwcnnindonesiacomekonomi20181110154725-78-345508maaruf-

sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-untuk-sosial (diakses pada tanggal 06 Maret 2020 jam

0905) 116 Arif Fauzani Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

74

B Analisis Fatwa No123DSN-MUIXI2018 terhadap Prosedur Dewan

Pengawas Syariah dalam Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui

Sebagai Pendapatan bagi Lembaga Keuangan Syariah di BMT

Nurrohman Janti Slahung Ponorogo

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pengawasan syariah pada perbankan

syariah DPS harus bertanggungjawab untuk memastikan semua produk dan

prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Secara DPS pada

institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena

kehadirannya adalah sangat penting dan strategis117

DSN MUI dalam fatwa No 123DSN-MUIXI2018 tentang Penggunaan

Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan (TBDSP) bagi Lembaga

Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian

Syariah yang mengatur tentang peran DPS yang dijelaskan dalam ketentuan

ke-3 (tiga) nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan penyaluran

dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari Dewan Pengawas

Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo118 Yang artinya setiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP tidak dapat dijalankan tanpa adanya persetujuan dari

DPS

DPS di BMT Nurrohman sudah dibentuk sejak BMT Nurrohman berdiri

DPS melakukan pemeriksaan di kantor 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Salah

117 Khaerul Umam Manajemen Perbankan Syariah (Bandung Pustaka Setia 2013) 139 118 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

75

satu DPS memiliki jabatan lain di luar sebagai anggota DPS Beliau merangkap

jabatan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah menengah pertama yaitu

SMPN 2 Balong Jabatan itu tentu tidak membuat DPS komitmen pada satu

jabatan saja yaitu hanya sebagai DPS119

Pengawasan yang dilakukan DPS tersebut dilakukan secara periodik

setiap satu bulan sekali melalui laporan bulanan yang dibuat oleh pengurus

BMT Nurrohman Pada akhir tahun BMT Nurrohman mengadakan Rapat

Akhir Tahun (RAT) Rapat tersebut dihadiri oleh DPS segenap pengurus dan

semua anggota BMT Nurrohman yang membahas dan mengevaluasi kinerja

semua anggota masalah-masalah yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut120 Dalam pengambilan keputusan harus

bermusyawarah terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan121 Seperti yang dijelaskan dalam al-Qurrsquoān QS al-lsquoImrān ayat

159122

ر hellip م ي ا م اوره ى الله وش ل ل ع وك ت ت زم ا ع ذ إBermusyawarahlah dalam suatu urusan setelah kamu membulatkan tekad

maka bertawakallah kepada Allah

Dalam pengawasan penyaluran dana DPS mempunyai wewenang dan

tanggungjawab antara lain123

1 Menyetujui rencana penyaluran dana tahunan termasuk rencana pemberian

penyaluran dana kepada pihak yang terkait dengan bank dan penyaluran

119 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020 120 Ibid 121 Muhamad manajemen pembiayaan 145 122 Departemen Agama RI al-Qurrsquoān 99 123 Muhamad Manajemen Pembiayaan 146

76

dana kepada nasabah-nasabah besar tertentu yang akan tertuang dalam

rencana kerja bank yang disampaikan kepada BI

2 Mengawasi proses pelaksanaan pemberian penyaluran dana tersebut

berkaitan dengan syariat Islam

3 Meminta penjelasan danatau pertanggungjawaban direksi serta meminta

langkah-langkah perbaikan apabila rencana pemberian penyaluran dana

tersebut menyimpang dari unsur syariah

DPS memberikan persetujuan bahwa penyaluran dana denda dan juga

bunga dimasukkan ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional BMT Menurut DPS hal itu tidak bisa

dikatakan sesuai dengan syariah namun beliau tetap menyetujui hal tersebut

karena BMT Nurrohman memiliki sistem pembagian sendiri saat dibahas

melalui rapat atau musyawarah sesuai dengan kesepakatan para pengurus

BMT DPS juga meminta langkah-langkah perbaikan apabila rencana

pemberian penyaluran dana tersebut menyimpang dari unsur syariah yaitu

dengan memberikan saran agar terus berbenah dan memperbaiki sistem

penerimaan dan penyaluran dana agar sesuai dengan ketentuan syariah124 DPS

telah melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengawasan

penggunaan dan penyaluran dana tetapi belum bisa dilakukan dengan

maksimal

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur DPS dalam

penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi lembaga

124 Larman Hasil Wawancara Slahung Ponorogo 24 Februari 2020

77

keuangan syariah telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap

penggunaan dan penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau

opini dari Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo125 karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan persetujuan

atau opini dari DPS Akan tetapi konten dari prosedur pengalokasian dana

TBDSP yang disetujui tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 (satu) dan nomor 4 (empat) karena

belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

125 DSN-MUI ldquoPenggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga Perekonomian Syariahrdquo dalam

httpsdsnmuioridkategorifatwa (diakses pada tanggal 10 Desember 2019 jam1640)

78

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengkaitan teori pada bab II dengan kenyataan

yang peneliti temukan di lapangan yang dituangkan di dalam bab III dan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut

1 Penggunaan dana TBDSP belum sesuai dengan fatwa DSN No123DSN-

MUIXI2018 Di dalam fatwa dana TBDSP wajib digunakan dan

disalurkan secara langsung untuk kemaslahatan umat Islam dan

kepentingan umum yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Namun dalam praktiknya BMT Nurrohman memasukkan dana denda dan

bunga ke dalam pendapatan BMT dan digunakan kembali untuk kegiatan

operasional BMT Penggunaan dana tersebut akan memberikan

pemasukan dan keuntungan pada BMT Nurrohman sendiri

2 Prosedur Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penggunaan dana yang

tidak boleh diakui sebagai pendapatan di BMT Nurrohman sebenarnya

telah sesuai dengan fatwa fatwa DSN No123DSN-MUIXI2018

ketentuan ketiga nomor 5 (lima) yang berbunyi ldquoSetiap penggunaan dan

penyaluran dana TBDSP harus mendapatkan persetujuan atau opini dari

Dewan Pengawas Syariah LKS LBS dan LPS tersebutrdquo karena

penggunaan dana TBDSP di BMT Nurrohman telah mendapatkan

persetujuan dan juga opini dari Dewan Pengawas Syariah Akan tetapi

79

79

konten dari prosedur tersebut belum sesuai dengan fatwa DSN

No123DSN-MUIXI2018 ketentuan ketiga nomor 1 dan nomor 4

karena belum terlaksana sesuai dengan prinsip syariah

B Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan peneliti menemukan hal

hal yang penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama Dalam hal

ini penulis menyarankan beberapa hal

1 Diharapkan kepada BMT Nurrohman untuk menggunakan dana yang tidak

boleh diakui sebagai pendapatan sebagaimana denda dan bunga agar

sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI Sebaiknya dana denda tersebut

dimasukkan ke dalam dana sosial untuk selanjutnya digunakan untuk

kepentingan umum atau kemaslahatan umat Islam karena BMT

merupakan lembaga keuangan Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah

2 Sebaiknya kinerja pengawasan oleh DPS dilakukan secara optimal dan

konsisten agar penggunaan dana yang tidak boleh diakui sebagai

pendapatan yang ada di BMT Nurrohman dapat terlaksana dengan baik

maksimal dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan fatwa DSN-MUI yaitu

berdasarkan kemaslahatan umat atau kepentingan umum bukan untuk

kegiatan operasional BMT yang akan memberikan keuntungan BMT itu

sendiri

80

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya Semarang CV Toha Putra

2008

Abdullah Marsquoruf Hukum Keuangan Syariah pada Lembaga Keuangan Bank dan

Non Bank Yogyakarta Aswaja Presindo 2016

Adam Panji Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Konsep Metodologi dan

Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Sinar

Grafika Offset 2018

Amin Marsquoruf Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif Hukum

dan Perundang-undangan Jakarta Puslitbang Kehidupan Keagamaan

2011

Antonio Muhammad Syafirsquoi Bank Syriah dari Teori ke Praktik Jakarta Gema

Insani 2001

Al-Arif Nur Rianto Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Bandung CV

Pustaka Setia 2015

Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Bandung

Rineka Cipta 2006

Basrowi Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta PT Rineka Cipta

2008

Budisantoso Totok dan Nuritomo Bank dan Lebaga Keuangan Lain Jakarta

Salemba Empat 2017

Bungin Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 2013

Chapra M Umer dan Khan Tariqullah Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah

Jakarta Bumi Aksara 2008

Hirsanuddin Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan

Prinsip Kemitraan) Yogyakarta Genta Press 2008

Huda Nurul dan Heykal Mohammad Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis

dan Praktis Jakarta Kencana 2010

Moleong Lexi J Metode Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009

81

Mubarok Jaih Perkembangan Fatwa Ekonomi Syaria Bandung Pustaka Bani

Quraisy 2004

Muhammad Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah Yogyakarta P3EI Press 2010

Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah Yogyakarta YKPN 2011

An-Nawawī Imam al-Majmū Syarh al-Muhadzdzab Jakarta Pustaka Azzam

2009

Perwataatmadja Karnaen dan Antonio Muhammad Syafirsquoi Apa dan Bagaimana

Bank Islam Yogyakarta Dana Bhakti Wakaf 1992

Qardhawi Yusuf Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan Jakarta Gema Insani

Press 1997

Rahardjo Susilo dan Gudnanto Pemahaman Individu Teknik Nontes Kudus

Prenada Media 2011

Rasjid Sulaiman Fiqh Islam (Hukum Fiqh Isam) Bandung Sinar Baru

Algensindo 2016

Ridwan Muhammad Manajemen Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl Yogyakarta UII

Press 2004

Sam Ichwan Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI

Jakarta Erlangga 2014

Sholeh Asrorun Nirsquoam Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tmp Emir Cakrawala Islam 2016

Soeharto Irawan Metode Penelitian Sosial Bandung PT Remaja Rosdakarya

2004

Sudarsono Pokok- pokok Hukum Islam Jakarta PT Rineka Cipta 2001

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta

2016

Tanjung Hendri dan Devi Abrista Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta

Gramata Publishing 2013

Umam Khaerul Manajemen Perbankan Syariah Bandung Pustaka Setia 2013

Umam Khotibul Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta BPFE 2011

82

Yusuf Muri Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan penelitian Gabungan

Jakarta Kencana 2017

Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darmiati Tinjauan hukum Islam terhadap Pengalokasian Dana Non Halal Bagi

Kepentingan Sosial pada KJKS Manfaat Gayung Kebonsari Surabaya

Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel 2012 1-8

Faozan Akhmad ldquoPeran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Penerapan

Shariah Compliance pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT) di Kota

Purwokertordquo JPA Vol 16 No 1 Juni 2015 145-146

Lenap Indria Puspitasari ldquoPengungkapan Pendapatan Non-Halal PSAK 109 Vs

Praktikrdquo Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Vol

3 2019 95-97

Mujib Abdu rdquoDewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah di Wilayah Jawa Tengahrdquo Az Zarqarsquo Vol 1 (Juni 2017) 127

Muttaqin Azhar ldquoModel Pembiayaan Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl dan Peranannya

dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)rdquo

Humanity Vol 7 2012 35

Nani Lenza Analisis Pengelolaan Dana Tazīr bagi Nasabah Wanprestasi dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Nasabah (Studi Pada Pt Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung) Skripsi

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 2018 3-9

Nasution Siti Toibah Studi Analisis Terhadap Fatwa DSN-Mui tentang Denda

Keterlambatan Pembayaran Utang pada Credit Card Syarirsquoah di Tinjau

Menurut Fiqih Muamalah Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim 2012 3-8

Sofiyah rdquoAnalisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No 3 Tahun 2000 Berkaitan

dengan Dewan Pengawas Syariah di Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Studi Kasus di BMT Bima Magelangrdquo Muqtasid Vol 1 (Juli 2012) 143

Sutopo Umarwan ldquoDialektika Fatwa dan Hukum Positif di Indonesiardquo Justicia

Islamica Vol 15 No 1 2018 91

Syaputra Arianto Analisis Penggunaan Dana Tazīr dan Tarsquowidh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2014 1-9

83

Taslimah Heni Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda

pada Pembiayaan Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta

Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2008 4-7

Thovarsquoi Ritwan ldquoDistribusi Dana Sosial Pada Bayt al-Māl Wa al-Tamwīl (BMT)

Alfa Dinar Kerjo Karanganyarrdquo Naskah Publikkasi (Surakarta

Universitas Muhammadiyah 2016 2

Referensi Internet

Asep Fathulrahman -Maaruf Sebut Dana Tak Halal Bank Syariah Hanya untuk

Sosialdikutipdarihttpswwwcnnindonesiacomekonomi201811101

54725-78-345508maaruf-sebut-dana-tak-halal-bank-syariah-hanya-

untuksosial [diakses tanggal 06 Maret 2020]

DSN-MUI -Penggunaan Dana yang Tidak Boleh Diakui Sebagai Pendapatan bagi

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Bisnis Syariah dan Lembaga

Perekonomian Syariah dikutip dari httpsdsnmuioridkategorifatwa

[diakses pada tanggal 10 Desember 2019]

Kamus Besar Bahasa Indonesia -dikutip dari httpskbbiwebiddanahtml

[diaksespada 01 Maret 2020]

M Salman Yusuf -Fatwa No 123 Untuk Siapa dikutip dari dalam

httpswwwpressreadercomindonesiamajalahinvestor201908012824

62825619338 [diakses tanggal 12 Februari 2020]

OJK -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dikutip dari

httpswwwojkgoididkanaliknbregulasilembaga-keuangan-

mikroundang-undangPageaspx [diakses pada tanggal 11 Desember

2019]

Page 18: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 19: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 20: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 21: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 22: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 23: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 24: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 25: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 26: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 27: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 28: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 29: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 30: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 31: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 32: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 33: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 34: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 35: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 36: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 37: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 38: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 39: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 40: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 41: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 42: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 43: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 44: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 45: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 46: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 47: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 48: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 49: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 50: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 51: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 52: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 53: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 54: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 55: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 56: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 57: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 58: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 59: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 60: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 61: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 62: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 63: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 64: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 65: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 66: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 67: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 68: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 69: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 70: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 71: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 72: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 73: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 74: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 75: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 76: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 77: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 78: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 79: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 80: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 81: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 82: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 83: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 84: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya
Page 85: PRAKTIK PENGGUNAAN DANA YANG TIDAK BOLEH ...etheses.iainponorogo.ac.id/10442/1/Diah Wulandari...Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya