PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan...

26
PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM DISCRETIONARY ACCRUAL MODEL (Studi Empiris Pada Indeks LQ - 45 Periode 2004 - 2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Oleh : LINA AYU SAFITRI NIM : P 100 100 030 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 DIBIAYAI OLEH DP2M, DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN PENDIDIDKAN NASIONAL SESUAI DENGAN PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMOR : 007/O.06.2/PP/SP/2012 TERTANGGAL 24 FEBRUARI 2012

Transcript of PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan...

Page 1: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT

TERM DISCRETIONARY ACCRUAL MODEL

(Studi Empiris Pada Indeks LQ - 45 Periode 2004 - 2010)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Manajemen

Oleh :

LINA AYU SAFITRI

NIM : P 100 100 030

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

DIBIAYAI OLEH DP2M, DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN PENDIDIDKAN NASIONAL

SESUAI DENGAN PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMOR : 007/O.06.2/PP/SP/2012 TERTANGGAL 24 FEBRUARI 2012

Page 2: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

1

Praktik Manajemen Laba Dengan Pendekatan Long Term Dan Short Term Discretionary Accrual Model

(Studi Empiris Pada Indeks LQ - 45 Periode 2004 – 2010).

Lina Ayu Safitri

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecenderungan praktik manajemen laba dengan menggunakan model long term dan short term discretionary accrual model pada indeks LQ – 45 periode 2004 – 2010. Jumlah sampel penelitian sebanyak 165 yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary accrual cenderung menggunakan pola menaikkan angka laba dengan cara mempengaruhi komponen – komponen aktiva tetap. Sedangkan model short term discretionary accrual cenderung menggunakan pola menurunkan angka laba dengan cara mempengaruhi komponen – komponen aktiva lancar. Perbedaan kedua model tersebut lebih diperkuat lagi dari hasil uji beda, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model long term discretionary accrual dengan short term discretionary accrual dalam melakukan praktik manajemen laba.

Kata kunci : Praktik Manajemen Laba, Indeks LQ – 45, Long Term and Short

Term Discretionary Accrual Model.

ABSTRACT

This study aims at analyzing the trend of earnings management practices by using a model of long term and short term discretionary accrual models in LQ - 45 period 2004 to 2010. Amount of research as much as 165 samples taken using the purposive sampling technique. Based on the results of descriptive analysis, earnings management practices in long term discretionary accrual models tend to use a pattern of increasing earnings by influencing components of fixed assets. While the short term discretionary accrual models tend to use a pattern of lower profits by influencing components of current assets. The second difference is further strengthened models of different test results, where there are significant differences between long term use of discretionary accrual models with short term discretionary accruals in earnings management practice.

Keywords: Earnings Management Practice, LQ - 45, Long Term and Short

Term Discretionary Accrual Models.

Page 3: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

2

PENDAHULUAN

Dalam laporan keuangan terkandung informasi mengenai laba yang

sangat penting bagi pihak intern dan ekstern perusahaan untuk menilai kinerja

manajemen. Laba yang disajikan dalam laporan keuangan adalah laba yang

dihasilkan melalui metode akrual. Laba akrual dianggap menjadi ukuran yang

lebih baik dibanding arus kas dari aktivitas operasi perusahaan karena metode

akrual mempertimbangkan masalah waktu (Dechow, 1994).

Praktik manajemen laba (earnings management) dilakukan, karena

adanya fleksibilitas dalam memilih kebijakan akuntansi untuk menngambarkan

kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Pihak manajemen melakukan

manipulasi terhadap laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan demi

kepentingan pribadi / perusahaan. Pendekatan discretionary accrual merupakan

campur tangan dari pihak manajemen dalam proses pelaporan keuangan. Banyak

para peneliti yang mengalami kesulitan dalam membedakan antara discretionary

accrual dan non discretionary accrual. Kesulitan ini disebabkan adanya

perubahan dalam suatu perusahaan , Achievement of Objectives System (AOS)

kinerja yang berubah dan adanya keputusan akuntansi yang diambil.

Whelan dan McNamara (2004) menawarkan model baru yang

merupakan pengembangan dari model lama, seperti model Jones (1991) dan

Dechow (1994). Bedanya dalam model yang ditawarkan ini discretionary

accruals dipisah menjadi dua model yaitu : long term discretionary accruals dan

short term discretionary accruals. Pembagian ini diharapkan dapat menjelaskan

Page 4: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

3

peran model tersebut dalam manajemen laba. Bukti dari penelitian Whelan dan

McNamara (2004) menunjukkan bahwa, long term dan short term

discretionary accruals mempunyai efek yang berbeda terhadap relevansi

informasi laporan keuangan.

Efek tersebut tidak dapat diungkap dengan model lama, sehingga

menunjukkan kelemahan dari model lama yang hanya berorientasi pada short -

term focus. Baik Short term dan long term discretionary accrual memiliki

karakteristik yang berbeda. Short term discretionary accrual kecenderungan

praktik manajemen labanya dengan pola menurunkan / menaikkan angka laba

dengan mempengaruhi komponen – komponen aktiva lancar. Sedangkan model

long term discretionary accrual kecenderungan praktik manajemen laba

dilakukan dengan pola menurunkan / menaikkan angka laba yang dilakukan

dalam komponen – komponen aktiva tetap.

Penelitian ini merupakan bagian penelitian hibah pasca tahun kedua

yang menindak lanjuti penelitan Fauziah (2011), yang masih memerlukan

pertimbangan model lain dalam mengetahui tindakan manajemen laba pada

perusahaan yang tergabung di indeks LQ – 45. Berdasarkan penjelasan diatas,

maka tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis praktik manajemen laba

pada perusahaan go public yang tergabung dalam indeks LQ - 45 dengan

pendekatan long term discretionary accrual model. (2) menganalisis praktik

manajemen laba pada perusahaan go public yang tergabung dalam indeks LQ -

45 dengan pendekatan short term discretionary accrual model dan (3)

Page 5: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

4

menganalisis perbedaan praktik manajemen laba pada perusahaan go public

yang tergabung dalam indeks LQ - 45 dengan pendekatan long term dan short

term discretionary accrual model.

REVIEW LITERATUR

Penelitian terdahulu mengukur keberadaan manajemen laba dengan

menggunakan pendekatan aggregate accruals yang memisahkan total akrual

menjadi discretionary accrual dan non discretionary accrual. Kelebihan

pendekatan ini adalah dapat menggambarkan cara memperbesar dan

memperkecil angka laba. Penggunaan model aggregate accruals menuai banyak

kritik. Antara lain oleh : Gomez, et al. (2000) yang beranggapan bahwa model

aggregate accrual tidak mempertimbangkan adanya hubungan antara akrual dan

arus kas. Sehingga ada beberapa komponen non – discretionary accrual salah

diklasifikasikan menjadi discretionary accrual. Akibat dari kesalahan tersebut,

berdampak pada kesalahan dalam menspesifikasi model – model yang

digunakan.

Zayene et al (2010) dalam penelitiannya menguji nilai relevansi short

term discretionary accrual dan long term discretionary accrual di hadapan IOS

(Investment Opportunity Set) yang menunjukkan investasi perusahaan / opsi

pertumbuhan perusahaan. Hasil empiris menunjukkan bahwa short term

discretionary accrual dan long term discretionary accrual tidak memberikan

informasi yang sama ke pasar modal.

Page 6: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

5

Fauziah (2011) dalam penelitiannya bertujuan mengidentifikasi pola

manajemen laba pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ - 45 di

BEI, dan besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Dari

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa trend earnings management

tidak memberikan pola yang sama dari tahun ke tahun. Namun secara

keseluruhan dari total rata-rata earnings management dihasilkan nilai positip.

Menurut Scott (2009:403) mendefinisikan earnings management

sebagai “the choice by a manager of accounting policies or actions affecting

earnings so as to achieve some specific reported earnings objective” yang berarti

adanya pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan

akuntansi yang dilakukan agar mempengaruhi laporan untuk mencapai beberapa

tujuan tertentu. Manajemen melakukan praktik manajemen laba dikarenakan

adanya beberapa hal antara lain untuk kepentingan pribadi agar mendapatkan

bonus sesuai yang di inginkan. Tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan pemilihan metode akuntansi dalam penyajian laporan

keuangan, seperti menaikkan atau menurunkan angka laba yang dihasilkan

perusahaan.

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Terdapat perbedaan antara praktik manajemen laba yang menggunakan

pendekatan long term discretionary accrual model dengan short term

discretionary accrual model.”

Page 7: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

6

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menjelaskan kecenderungan praktik manajemen laba

dengan menggunakan model long term dan short term discretionary accrual.

Data yang digunakan adalah data panel (pooled data). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

termasuk dalam kriteria indeks LQ - 45 selama 7 tahun pengamatan, yaitu tahun

2004 – 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative.

Kriteria yang ditetapkan untuk memilih sampel adalah: (1) Perusahaan go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam kategori Indeks LQ – 45

selama periode 2004 - 2010 yang mempublikasikan laporan keua ngannya

secara berturut – turut, (2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan

tahunan di BEI maupun di website perusahaannya untuk periode 31 Desember

2004 - 2010 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp), (3) Perusahaan manufaktur

(tidak termasuk industri perbankan, asuransi dan keuangan lainnya) dan (4)

Perusahaan menyediakan data yang terkait dengan penelitian secara lengkap.

Variabel dalam penelitian ini adalah : manajemen laba (earnings

management) yang diartikan sebagai tindakan manajer yang menyajikan laporan

dengan cara menaikan / menurunkan angka laba periode berjalan dari unit usaha

yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan / penurunan

keuntungan laba ekonomi unit tersebut dalam waktu lama. Terdapat dua model

Page 8: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

7

yang digunakan dalam praktik manajemen laba yaitu model long term dan short

term discretionary accrual.

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah

mengembangkan model modified Jones dengan pendekatan short term dan long

term accrual model. Pemisahan discretionary accrual menjadi short term dan

long term discretionary accrual dilakukan oleh Whelan dan McNamara (2004)

berdasarkan model Jones (1991). Kothari et al (2005) menggunakan model yang

dirujuk dari Dechow et al (1995) untuk memisahkan akrual discretionary menjadi

short term dan long term akrual. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung besarnya total akrual

ACCi,t = EARNi,t – CFOi,t ......... (1)

2. Menghitung besarnya short term accrual

STACCi,t = ?ARi,t+?INVi,t+?OCAi,t-?APi,t -?TXPi,t -?OCLi,t .......(2)

3. Menghitung besarnya long term accrual

LTACCi,t = ACCi,t – STACCi,t………(3)

Setelah menghitung besarnya short term accrual dan long term

accrual langkah berikutnya menghitung short term discretionary accrual (STDAM)

dan long term discretionary accrual (LTDAM) yang mengacu pada model Kothari

et al (2005).

4. Menghitung besarnya short term discretionary accrual

STDAMi,t = .…(4)

Page 9: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

8

5. Menghitung besarnya long term discretionary accrual

LTDAMi,t = ……(5)

Keterangan :

ACCi,t = Total akrual perusahaan i pada tahun t

EARNi,t= Laba sebelum pos luar biasa perusahaan i pada tahun t

CFOi,t = Kas dari operasi perusahaan i pada tahun t

STACCi, = Short term Accruals perusahaan i pada tahun t

?ARi,t = Piutang Dagang tahun t dikurangi piutang tahun t-1 perusahaan i

? INVi,t = Persediaan tahun t dikurangi persediaan tahun t-1 perusahan i

?OCAi,t = Aktiva lancar lainya tahun t dikurangi aktiva lancar lainya tahun i

?APi,t = Hutang dagang tahun t dikurangi hutang usaha tahun t-1

perusahaan i

?TXPi,t = Hutang pajak tahun t dikurangi hutang pajak tahun t-1

perusahaan i

?OCLi,t = Hutang lancar lainya tahun t dikurangi hutang lancar lainya t-1

perusahaan i

LTACCi,t = Long-term accruals perusahaan i pada tahun t

STDAMi,t = Short term discretionary accrual

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

Log TAi,t- = Logaritma dari total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

? REVi,t = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi tahun t-1

? RECi,t = Piutang usaha perusahaan i pada tahun t dikurangi tahun t-1

Page 10: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

9

INCi,t = Laba bersih perusahaan i pada tahun t

LTDAMi,t = Long term discretionary accrual

PPEi,t = Nilai bruto aktiva tanah, bangunan dan peralatan perusahaan i

pada tahun t

INTi,t = Aktiva tidak berwujud perusahaan i pada tahun t

Uji beda dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan yang

signifikan antara penggunaan model short term discretionary accruals dengan

long term discretionary accruals karena tidak berdistribusi normal, maka uji beda

menggunakan analisis non parametrik (wilcoxon signed ranks test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran pertahun

sebagai berikut :

1. Short Term Discretionary Accrual Model (STDAM)

Tabel 1 Hasil Perhitungan Short Term Discretionary Accrual Model (STDAM)

Indeks LQ – 45 Selama Tahun 2004 – 2010

Variabel N Minimum Maksimum Mean Standard Deviasi

STDAM 2004 24 -0,90146 -0,08505 -0,4125267 0,16370362 STDAM 2005 27 -0,60386 -0,11105 -0,3463341 0,11667995 STDAM 2006 26 -0,61370 -0,15620 -0,4146223 0,09033652 STDAM 2007 21 -0,56954 -0,02620 -0,3904917 0,15579720 STDAM 2008 20 -0,63638 -0,25874 -0,4000156 0,08242192 STDAM 2009 21 -0,56815 -0,26257 -0,4026187 0,06514619 STDAM 2010 26 -1,03322 -0,06115 -0,4110563 0,15861180

Jumlah 165 Sumber : data sekunder yang diolah

Page 11: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

10

2. Long Term Discretionary Accrual Model (LTDAM)

Tabel 2 Hasil Perhitungan Long Term Discretionary Acrual Model (LTDAM)

Indeks LQ - 45 Selama Tahun 2004 - 2010

Variabel N Minimum Maksimum Mean Standard Deviasi

LTDAM 2004 24 -0,06703 1,82572 1,3516302 0,41404747 LTDAM 2005 27 0,75590 2,28827 1,3883278 0,32128122 LTDAM 2006 26 -4,53223 2,34166 1,2826390 1,23508011 LTDAM 2007 21 -0,90779 1,87071 0,5672086 0,79146249 LTDAM 2008 20 -0,88129 0,79050 -0,2392281 0,37654418 LTDAM 2009 21 -0,90410 0,34474 -0,2009027 0,30282057 LTDAM 2010 26 -1,10834 0,06319 -0,2612551 0,24554648

Jumlah 165 Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif (tabel 1 dan tabel 2) di

atas, diperoleh gambaran besarnya nilai rata-rata untuk short term discretionary

accrual model menunjukkan hasil negatif. Sedangkan nilai rata-rata untuk model

long term discretionary accrual menujukkan hasil positif. Dari 7 tahun periode

pengamatan rata – rata praktik manajemen laba cenderung menggunakan pola

menaikkan angka laba dengan melakukan manajemen laba pada komponen long

term discretionary accrual model. Hal ini dikarenakan model long term

discretionary accrual cenderung beresiko tidak dapat kembali karena jangka

waktunya yang panjang, ketidakmampuan pasar dalam membedakan short dan

long term discretionary accrual dan audit sulit untuk mendeteksi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terdapat perbedaan yang

signifikan antara penggunaan short term discretionary accrual model dengan

long term discretionary accrual model dalam melakukan praktik manajemen

Page 12: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

11

laba. Dimana penggunaan STDAM (Short Term Discretionary Accrual Model)

cenderung dengan pola menurunkan angka laba dengan mempengaruhi

komponen – komponen aktiva lancar. Artinya manajemen memilih kebijakan

atau metode menurunkan laba dengan memilih estimasi mengatur masa

manfaat dari aktiva lancar lainnya (tahun 2004 dan 2005); manajemen memilih

metode persediaan dengan mengganti metode pengakuan persediaan misalnya

dari metode FIFO menjadi LIFO (tahun 2006); manajemen memilih kebijakan

menurunkan piutang dengan memperbesar cadangan piutang tak tertagih (tahun

2007); manajemen memilih metode membesarkan / menaikkan prosentase biaya

kerugian piutang dan jumlah piutang tak tertagih (tahun 2008 dan 2010); dan

manajemen melakukan pergeseran periode biaya dan pendapatan dan mengakui

biaya periode yang akan datang menjadi biaya periode tahun berjalan atau

pendapatan periode berjalan menjadi pendapatan periode yang akan datang

(tahun 2009).

Sedangkan penggunaan LTDAM (Long Term Discretionary Accrual

Model) cenderung melakukan praktik manajemen laba dengan pola menaikkan

angka laba. Long term discretionary accrual model dilakukan dalam komponen –

komponen aktiva tetap. Yang dilakukan manajemen antara lain : dengan

memanipulasi besarnya laba bersih dan total aktiva yang dimiliki agar terlihat

lebih besar sehingga pihak manajemen mengharapkan kemudahan dalam

memperoleh kredit jangka panjang atau manajemen mengakui dan mencatat

pendapatan periode yang akan datang sebagai pendapatan periode berjalan

Page 13: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

12

(tahun 2004 dan 2007); manajemen mengubah estimasi umur ekonomis aktiva

tetap dan aktiva tidak berwujud dan metode akuntansi yang digunakan untuk

mengubah metode depresiasi aktiva tetap contohnya dari metode saldo

menurun ke metode depresiasi garis lurus (tahun 2005, 2006, 2008, 2009 dan

2010).

Untuk menganalisis perbedaan praktik manajemen laba dengan

model short term discretionary accrual dan long term discretionary accrual di

indeks LQ – 45 menggunakan uji analisis “statistic non parametric” yang berupa

“wilcoxon signed ranks test”. Uji beda ini dilakukan untuk sampel berpasangan

dan data tidak berdistribusi normal. Dari hasil uji tersebut didapat hasil sebagai

berikut :

Tabel 3 Hasil Uji Beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test

Test Statisticsb LTDAM – STDAM

Z Asymp. Sig. ( 2-tailed)

-9,883a .000

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Singed Ranks Test

Dari hasil uji beda tersebut didapatkan hasil nilai Z hitung -9,883

dengan tingkat sig sebesar 0,000. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan

antara penggunaan model short term discretionary accrual dengan long term

discretionary accrual dalam praktik manajemen laba. Sehingga, hasil penelitian

ini mendukung penelitian Whelan dan McNamara (2004).

Page 14: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

13

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil uji beda diperoleh nilai Z hitung sebesar -9,883 dengan

tingkat sig sebesar 0,000. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan

antara penggunaan model short term discretionary accrual dengan long

term discretionary accrual dalam praktik manajemen laba. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.

2. Selama kurun waktu tujuh tahun periode pengamatan diperoleh hasil

perhitungan short term discretionary accrual model (STDAM) Indeks LQ –

45 selama tahun 2004 – 2010 menghasilkan nilai negatif untuk hasil

minimum, maksimum dan rata – ratanya. Berarti praktik manajemen laba

dengan model short term discretionary accrual cenderung dengan pola

menurunkan angka laba dengan mempengaruhi komponen – komponen

aktiva lancar.

3. Berdasarkan perhitungan long term discretionary acrual model (LTDAM)

Indeks LQ - 45 selama tahun 2004 – 2010 menghasilkan nilai minimum

negatif, nilai maksimum positif dan rata – rata positif. Meskipun dari model

long term discretionary ini terdapat beberapa perusahaan yang

menunjukkan hasil negatif untuk nilai minimum dan rata – ratanya, namun

secara garis besar model long term discretionary accrual menunjukkan pola

Page 15: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

14

menaikkan angka laba yang dilakukan dalam komponen – komponen aktiva

tetap.

4. Peneliti hanya menggunakan model short term dan long term discretionary

accrual untuk mengidentifikasi adanya kecenderungan praktik manajemen

laba, sehingga belum dapat menggambarkan praktik manajemen laba

secara komprehensif. Oleh karena itu perlu pengembangan model

penelitian manajemen laba terhadap industri yang berbeda sehingga dapat

mengidentifikasi kecenderungan praktik manajemen laba secara akurat.

5. Data penelitian ini hanyalah data sekunder yang menggunakan metode

akuntansi untuk menganalisis dan mengidentifikasi kecenderungan

manajemen laba di perusahaan indeks LQ – 45.

PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan terima kasih kepada DP2M Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional melalui LP2M Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan bantuan dana lewat

penelitian hibah pasca tahun kedua, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

tepat waktu.

Page 16: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

15

DAFTAR PUSTAKA

Dechow, 1994. “Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Performance”. The Role of Accounting Accrual. Journal of Accounting and Economics 17,p.3 - 42.

Dechow; Sloan; Sweeney, 1995. “Detecting Earnings Management”. The Accounting Review Vol. 70, No. 2 April 1995, pp. 193-225.

Fauziah, Emi, 2011. “Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Di Index LQ45 Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Universitas Muhammaadiyah Surakarta, tidak dipublikasikan.

Gomez, Xavier Garza,et al, 2000. “ Discretionary Accrual Models And The Accounting Process”. Kobe Economis And Business Review, 2000.

Jones, Jennifer J, 1991. “Earnings Management During Import Relief Investigations”. Journal Of Accounting Research, Vol 29, No.2 1991, p.193 – 228.

Kothari, SP; Andrew J. Leone; Charles E. Wasley, 2002. “Performance Matched Discretionary Accrual Measures”. http://papers.ssrn.com. Diakses tanggal 15 Juni 2012.

Kusuma, Hadri. 2004. “Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 8, No. 1, Mei 2006: 1-12

Scott, William R, 2009. “Financial Accounting Theory” Fifth Edition. Canada Prentice Hall.

Subekti, Imam, 2006. “Integrated Earning Management Value Relevance Of Earnings And Book Value Of Equity”. http://ssrn.com. Diakses tanggal 15 Juni 2012.

Subekti, Imam.et all. 2010. ”The Effect Of Integrated Earnings Management On The Value Relevance Of Earning And Book Value Of Equity”. http://ssrn.com. Diakses tanggal 31 Maret 2012.

Whelan, Catherine, 2004. “The Impact Of Earnings Management On The Value – Relevance Of Earnings And Book Value : A Comparison Of Short Term And Long Term Discretionary Accrual”. http://ssrn.com. Diakses tanggal 3 April 2012.

Page 17: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

16

Whelan, Catherine; Ray McNamara, 2004. “The Impact Of Earnings Mangement Of The Value – Relevance Of Financial Statement Information”. http://ssrn.com. Diakses tanggal 3 April 2012.

Zayene, Rim; Faouzi Jilani, 2010. “The Impact Of Investment Oppurtunities On The Value Relevance Of Short Term And Long Term Discretionary Accrual”. ISSN 1450 – 2887 Issue 59 Euro Journal Publishing.

Page 18: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

17

Page 19: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

18

LAMPIRAN 1 DATA PERUSAHAAN

NO TAHUN PERUSH ACC STACC STDAM LTACC LTDAM

1 2004 ANTM 394,364 (690,597) -0.90146 1,084,961 0.91999 2 2004 ASII 2,226,083 1,792,764 -0.37690 433,319 1.67789 3 2004 AUTO 100,205 210,162 -0.40622 (109,957) 1.66921 4 2004 BLTA (93,100) (266,198) -0.55446 173,098 1.46956 5 2004 BNBR (392,773) (126,916) -0.49035 (265,857) 1.52115 6 2004 BUMI 35,612 (747,558) -0.52435 783,170 1.26513 7 2004 EPMT 133,167 593,496 -0.08920 (460,329) 1.33306 8 2004 GGRM 955,527 1,313,574 -0.34848 (358,047) 1.82572 9 2004 HMSP (879,702) (620,919) -0.51007 (258,783) 1.38477

10 2004 INCO (1,126,300) 1,238,252 -0.31061 (2,364,552) 0.71360 11 2004 INTP (1,188,000) 138,203 -0.43259 (1,326,203) 1.44367 12 2004 ISAT (4,330,787) 238,754 -0.44412 (4,569,541) 1.74551 13 2004 JIHD 440,105 811,214 -0.23868 (371,109) 1.08653 14 2004 KLBF 289,727 294,800 -0.44524 (5,073) 1.46730 15 2004 LMAS (30,994) 31,851 -0.19356 (62,845) -0.06703 16 2004 MPPA (376,347) (38,022) -0.47378 (338,325) 1.55321 17 2004 RALS (69,549) 191,202 -0.40536 (260,751) 1.43380 18 2004 RMBA 126,000 139,660 -0.39925 (13,660) 1.62239 19 2004 SMCB (648,171) 121,037 -0.41287 (769,208) 1.28821 20 2004 SMGR (319,564) 90,560 -0.43247 (410,124) 1.64294 21 2004 SMRA 67,127 23,932 -0.47051 43,195 1.43851 22 2004 TLKM (7,966,480) (1,183,825) -0.42911 (6,782,655) 1.58887 23 2004 TSPC (95,957) (59,651) -0.52596 (36,306) 1.58913 24 2004 UNTR (929,897) 2,237,839 -0.08505 (3,167,736) 0.82600 25 2005 AALI 393,242 907,801 -0.14365 (514,559) 1.40669 26 2005 ADHI 24,354 350,978 -0.25242 (326,624) 0.82585 27 2005 ANTM 51,284 534,269 -0.35902 (482,985) 1.55538 28 2005 ASII 2,922,509 6,598,371 -0.27092 (3,675,862) 1.60866 29 2005 BNBR (701,681) 1,220,599 -0.21573 (1,922,280) 0.81845 30 2005 BRPT 538,992 162,522 -0.36421 376,470 1.46048 31 2005 BUMI (387,605) 2,746,273 -0.26382 (3,133,878) 0.75590 32 2005 ENRG 89,197 899,193 -0.11105 (809,996) 1.19493 33 2005 GGRM 306,763 1,680,173 -0.33159 (1,373,410) 1.59390 34 2005 INCO (113,470) 1,381,495 -0.33399 (1,494,965) 1.18609 35 2005 INDF (563,681) 834,284 -0.37954 (1,397,965) 1.72940 36 2005 INKP (1,565,998) 1,784,698 -0.37005 (3,350,696) 1.64116 37 2005 INTP (501,750) 937,060 -0.32673 (1,438,810) 1.14762 38 2005 ISAT (3,761,695) (102,544) -0.41365 (3,659,151) 1.45561 39 2005 JIHD (155,206,674) 76,725,582 -0.29055 (231,932,256) 1.45843 40 2005 KIJA (61,988) 339,114 -0.31137 (401,102) 1.33401 41 2005 KLBF 217,020 584,190 -0.28490 (367,170) 1.16412 42 2005 LSIP 60,128 173,374 -0.35364 (113,246) 1.21284 43 2005 MEDC (1,092,763) (2,329,962) -0.60386 1,237,199 1.29933 44 2005 PGAS (719,779) (619,608) -0.48599 (100,171) 1.65087 45 2005 PTBA 127,997 252,326 -0.37425 (124,329) 1.36669

Page 20: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

19

46 2005 RALS 234,385 (194,040) -0.58135 428,425 1.78569 47 2005 SMCB (547,645) (30,069) -0.44828 (517,576) 1.28119 48 2005 TLKM (10,045,143) (3,152,790) -0.43901 (6,892,353) 1.24103 49 2005 UNSP (51,922) 139,662 -0.38693 (191,584) 1.50913 50 2005 UNTR 14,041 206,443 -0.46932 (192,402) 1.51313 51 2005 UNVR 239,738 1,132,787 -0.18518 (893,049) 2.28827 52 2006 AALI (215,191) (81,225) -0.50554 (133,966) 1.46521 53 2006 ADHI 258,710 841,813 -0.15620 (583,103) 1.43454 54 2006 ANTM (27,982,437) 311,995 -0.40329 (28,294,432) -4.53223 55 2006 ASII (5,524,915) (6,161,974) -0.48178 637,059 1.69841 56 2006 BLTA 596,933 192,647 -0.39165 404,286 1.32307 57 2006 MPPA (347,384) (251,631) -0.54618 (95,753) 1.40054 58 2006 BUMI 3,559,555 1,180,767 -0.32882 2,378,788 1.62622 59 2006 ENRG 405,500 334,107 -0.37861 71,393 1.75423 60 2006 GGRM (897,796) 99,009 -0.41983 (996,805) 1.76678 61 2006 RALS (241,895) 260,392 -0.36966 (502,287) 1.40502 62 2006 INCO 796,120 450,880 -0.31466 345,240 0.26113 63 2006 INDF 14,572,743 (1,078,714) -0.46477 15,651,457 2.34166 64 2006 INKP (6,041,393) (2,482,556) -0.44875 (3,558,837) 1.55212 65 2006 INTP (492,472) 60,111 -0.43455 (552,583) 1.50934 66 2006 ISAT (3,338,669) (37,907) -0.38643 (3,300,762) 1.38968 67 2006 KIJA (320,625) 50,065 -0.44799 (370,690) 1.43346 68 2006 KLBF (1,542,048) 338,153 -0.34195 (1,880,201) 1.18965 69 2006 LSIP 9,875 (101,254) -0.50199 111,129 1.55122 70 2006 MEDC (213,209) (670,982) -0.47729 457,773 1.83189 71 2006 PTBA 127,687 243,806 -0.35509 (116,119) 1.68976 72 2006 SMCB (276,877) (298,691) -0.46619 21,814 1.28320 73 2006 SMRA (5,622) 184,913 -0.38844 (190,535) 1.83168 74 2006 TLKM (13,063,080) (6,617,196) -0.41077 (6,445,884) 1.53156 75 2006 UNSP (17,466) 233,938 -0.29249 (251,404) 1.33758 76 2006 UNTR (869,130) (643,728) -0.45356 (225,402) 1.63701 77 2006 UNVR (72,863) (539,141) -0.61370 466,278 1.63586 78 2007 AALI 317,862 (276,400) -0.53430 594,262 0.95193 79 2007 ANTM 3,579,342 37,026 -0.41436 3,542,316 0.78285 80 2007 ASII (2,779,343) 336,028 -0.39030 (3,115,371) 1.26743 81 2007 BLTA 378,984 (3,016,571) -0.55733 3,395,555 1.87071 82 2007 BNBR (137,963) 2,078,383 -0.18218 (2,216,346) 0.96797 83 2007 TRUB 125,084 818,375 -0.02620 (693,291) 0.72367 84 2007 BUMI 8,709,784 829,302 -0.34942 7,880,482 1.52473 85 2007 CPRO (785,284) 2,975,388 -0.04474 (3,760,672) 1.10169 86 2007 INCO (2,487,260) (2,412,019) -0.52837 (75,241) 0.46141 87 2007 INDF (731,918) (1,334,046) -0.51875 602,128 1.19009 88 2007 INKP (3,137,030) 1,160,511 -0.36331 (4,297,541) 1.08936 89 2007 ISAT (4,276,717) (454,908) -0.41806 (3,821,809) 1.23054 90 2007 LSIP (99,962) 156,267 -0.41859 (256,229) 1.37097 91 2007 MEDC (1,952,844) 99,743 -0.42105 (2,052,587) -0.13977 92 2007 PGAS (699,342) (181,070) -0.42609 (518,272) -0.18002 93 2007 PTBA (700,658) (455,888) -0.56954 (244,770) -0.20864

Page 21: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

20

94 2007 SMCB (319,978) (121,117) -0.45118 (198,861) -0.31071 95 2007 SULI (209,229) 93,174 -0.44137 (302,403) -0.63209 96 2007 TLKM (12,236,561) (905,849) -0.38687 (11,330,712) -0.17419 97 2007 BMTR 1,349,248 1,875,665 -0.20527 (526,417) -0.90779 98 2007 UNTR (602,822) (2,082,450) -0.55306 1,479,628 -0.06874 99 2008 AALI 543,590 861,578 -0.30868 (317,988) -0.50051

100 2008 ANTM (1,690,878) 1,067,324 -0.39174 (2,758,202) 0.49474 101 2008 BUMI (3,138,292,270) 1,877,781,301 -0.25874 (5,016,073,571) -0.24836 102 2008 CPIN 12,154 258,780 -0.50039 (246,626) -0.19102 103 2008 CPRO (368,156) 1,219,387 -0.32676 (1,587,543) -0.09052 104 2008 INCO 696,350 1,023,700 -0.39542 (327,350) 0.79050 105 2008 PTBA 98,134 775,398 -0.27291 (677,264) -0.88129 106 2008 TBLA (396,682,226) 14,721,133 -0.40894 (411,403,359) -0.29633 107 2008 BLTA (1,376,382) 1,179,407 -0.36323 (2,555,789) -0.46186 108 2008 CTRA 28,616 44,942 -0.43007 (16,326) -0.06557 109 2008 ISAT (4,607,980) 434,829 -0.38971 (5,042,809) -0.40347 110 2008 KIJA (71,020) 62,655 -0.44716 (133,675) -0.54359 111 2008 PGAS (2,973,715) 1,616,713 -0.35835 (4,590,428) -0.41152 112 2008 UNTR (1,568,460) 1,091,162 -0.40046 (2,659,622) -0.69355 113 2008 UNSP (106,533) (654,582) -0.63638 548,049 0.10431 114 2008 INDF (886,536) 1,331,142 -0.39917 (2,217,678) -0.15994 115 2008 MEDC (842,020) (907,496) -0.44081 65,476 -0.32287 116 2008 ASII 713,000 2,014,000 -0.39234 (1,301,000) -0.23888 117 2008 TLKM (13,696,827) (6,495,797) -0.47093 (7,201,030) -0.36765 118 2008 TRUB (396,682,226) 16,739,951 -0.40812 (413,422,177) -0.29717 119 2009 SGRO (134,451) 236,827 -0.35703 (371,278) -0.08164 120 2009 ISAT (2,552,964) 10,032 -0.39186 (2,562,996) -0.34554 121 2009 MEDC (535,800) (1,011,908) -0.46511 476,108 0.34474 122 2009 LPKR 272,320 882,839 -0.35433 (610,519) -0.08767 123 2009 PGAS (3,305,819) (1,490,216) -0.41985 (1,815,603) -0.75550 124 2009 AALI (255,246) 27,681 -0.45554 (282,927) 0.23629 125 2009 ANTM (319,149) 9,075 -0.43336 (328,224) 0.03222 126 2009 ASII 1,109,000 2,151,000 -0.35259 (1,042,000) -0.13604 127 2009 BLTA 1,832,760 (625,200) -0.42385 2,457,960 -0.20453 128 2009 BRPT (236,610) 686,609 -0.29880 (923,219) -0.90410 129 2009 ELSA 181,104 (304,784) -0.56815 485,888 -0.26618 130 2009 INCO 302,510 468,200 -0.37627 (165,690) -0.07202 131 2009 INDF 542,274 1,223,988 -0.35654 (681,714) -0.16914 132 2009 INKP (2,677,949) (3,689,157) -0.45493 1,011,208 0.01079 133 2009 INTP (435,836) 319,228 -0.38390 (755,064) -0.32703 134 2009 ITMG 1,107,920 463,960 -0.38446 643,960 -0.32705 135 2009 KLBF (313,916) 80,986 -0.44228 (394,902) -0.29633 136 2009 SMGR (893,743) 58,661 -0.43110 (952,404) -0.49324 137 2009 BUMI 376,183 6,905,076 -0.26257 (6,528,893) 0.09103 138 2009 TLKM (13,739,362) (484,080) -0.38695 (13,255,282) -0.51333 139 2009 INDY 608,344 (126,651) -0.45552 734,995 0.04532 140 2010 AALI (843,005) (327,771) -0.49402 (515,234) -0.30053 141 2010 ANTM (329,650) (836,557) -0.48352 506,907 -0.37164

Page 22: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

21

Sumber : data sekunder yang diolah

142 2010 ASII 14,097,000 9,217,000 -0.30262 4,880,000 -0.18160 143 2010 BRPT (1,511,917) (1,211,054) -0.52365 (300,863) -0.09121 144 2010 BUMI 2,322,656 (1,846,718) -0.41571 4,169,374 -0.04946 145 2010 DEWA (247,994) 936,847 -0.25106 (1,184,841) -0.38183 146 2010 ELSA 29,974 195,797 -0.44618 (165,823) 0.06319 147 2010 CTRA (220,051) (171,087) -0.45585 (48,964) -0.10826 148 2010 INCO (595,010) (1,097,170) -0.46545 502,160 -0.60933 149 2010 INTP (151,411) 783,098 -0.36130 (934,509) -0.40411 150 2010 ITMG (1,791,210) 637,890 -0.41186 (2,429,100) -0.03951 151 2010 KLBF 89,891 259,695 -0.40947 (169,804) -0.25504 152 2010 LPKR 1,284,517 2,035,077 -0.25954 (750,560) -0.12301 153 2010 LSIP 373,643 141,533 -0.41739 232,110 -0.23854 154 2010 SMGR 306,359 171,212 -0.40282 135,147 -0.29206 155 2010 TLKM (11,888,451) 7,944,336 -0.29638 (19,832,787) -0.55883 156 2010 UNSP (234,269) (3,009,196) -1.03322 2,774,927 -1.10834 157 2010 ADRO (382,315) 1,492,238 -0.35252 (1,874,553) 0.00793 158 2010 GGRM (726,316) 2,961,039 -0.34435 (3,687,355) -0.01802 159 2010 BTEL (816,369) 391,555 -0.39485 (1,207,924) -0.36508 160 2010 ELTY 2,387,341 4,215,342 -0.06115 (1,828,001) -0.33112 161 2010 INDF (3,957,092) (225,056) -0.39898 (3,732,036) -0.21900 162 2010 INDY 322,900 (171,560) -0.45453 494,460 -0.02461 163 2010 ISAT (6,191,710) 124,589 -0.39307 (6,316,299) -0.38608 164 2010 MEDC (44,500) (722,680) -0.45348 678,180 -0.09047 165 2010 PGAS (3,305,819) 162,574 -0.40450 (3,468,393) -0.31606

Page 23: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

22

LAMPIRAN 2

HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

TAHUN 2004

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 24 -.90146 -.08505 -9.90064 -.4125267 .16370362 LTDAM 24 -.06703 1.82572 32.43912 1.3516302 .41404747 Valid N (listwise) 24 Sumber : data sekunder yang diolah

TAHUN 2005

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 27 -.60386 -.11105 -9.35102 -.3463341 .11667995 LTDAM 27 .75590 2.28827 37.48485 1.3883278 .32128122 Valid N (listwise) 27 Sumber : data sekunder yang diolah

TAHUN 2006

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 26 -.61370 -.15620 -10.78018 -.4146223 .09033652 LTDAM 26 -4.53223 2.34166 33.34861 1.2826390 1.23508011 Valid N (listwise) 26 Sumber : data sekunder yang diolah

Page 24: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

23

TAHUN 2007

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 21 -.56954 -.02620 -8.20033 -.3904917 .15579720 LTDAM 21 -.90779 1.87071 11.91138 .5672086 .79146249 Valid N (listwise) 21 Sumber : data sekunder yang diolah

TAHUN 2008

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 20 -.63638 -.25874 -8.00031 -.4000156 .08242192 LTDAM 20 -.88129 .79050 -4.78456 -.2392281 .37654418 Valid N (listwise) 20 Sumber : data sekunder yang diolah

TAHUN 2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 21 -.56815 -.26257 -8.45499 -.4026187 .06514619 LTDAM 21 -.90410 .34474 -4.21896 -.2009027 .30282057 Valid N (listwise) 21 Sumber : data sekunder yang diolah

Page 25: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

24

TAHUN 2010

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

STDAM 26 -1.03322 -.06115 -10.68746 -.4110563 .15861180 LTDAM 26 -1.10834 .06319 -6.79263 -.2612551 .24554648 Valid N (listwise) 26 Sumber : data sekunder yang diolah

LAMPIRAN 3

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

STDAM LTDAM

N 165 165

Normal Parametersa,,b Mean -.3962117 .6023504

Std. Deviation .12573327 .96475641

Most Extreme Differences

Absolute .116 .158 Positive .116 .142

Negative -.100 -.158 Kolmogorov-Smirnov Z 1.487 2.026 Asymp. Sig. (2-tailed) .024 .001 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data sekunder yang diolah

Page 26: PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN …eprints.ums.ac.id/22000/19/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdfBerdasarkan hasil analisis deskriptif, praktik manajemen laba dengan model long term discretionary

25

LAMPIRAN 4

HASIL UJI BEDA

Hasil Uji Beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test

N Mean Rank Sum of Ranks

LTDAM - STDAM

Negative Ranks 20a 38.65 773.00

Positive Ranks 145b 89.12 12922.00

Ties 0c

Total 165

Test Statisticsb

LTDAM - STDAM

Z -9.883a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : data sekunder yang diolah