Pra Proposal
-
Upload
erma-sugihartini -
Category
Documents
-
view
28 -
download
6
Transcript of Pra Proposal
PENGARUH JENJANG KARIR, KONDISI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI
(Studi: Pada Kantor Kecamatan Rancaekek)
1. Kajian Teoritis
1.1. Jenjang Karier
Karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama masa kerja
seseorang. Karir menunjukkan perkembangan para karyawan secara individual dalam
suatu jenjang atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu
organisasi.
3 Pengertian Tentang Karir:
1. Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih
tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa
kerjanya.
2. Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola
pengembangan yang jelas dan sistematis.
3. Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau
posisi yang pernah dipegang seseoranga selama masa kerjanya.
Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum, karena setiap
orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang pasti mempunyai
karir.
Adapun jenjang sebuah karir adalah suatu perencanaan tentang kemungkinan-
kemungkinan bagi seorang karyawan dan anggota suatu organisasi sebagai individu
untuk meniti proses kenaikan pangkat dan jabatan sesuai persyaratan jabatan dan
kemampuannya. Jenjang karir tidak harus dikonsentrasikan hanya pada peluang kenaikan
jabatan, jika memang pada lingkungan kerja saat ini peluang tersebut sangat terbatas.
Alasan Mengadakan Perencanaan untuk karir merupakan fungsi kepegawaian
yang relatif baru dan program-program masih jarang, kecuali dalam organisasi-organisasi
yang besar atau maju. Akan tetapi keterlibatan organisasi dalam perencanaan karir makin
bertambah. Banyak calon pegawai, khususnya calon-calon yang berpendidikan tinggi,
menginginkan suatu karir, bukan “hanya suatu jabatan” saja.
Manfaat Perencanaan Karir
1. Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan.
2. Menurunkan perputaran karyawan.
3. Mengungkap potensi karyawan.
4. Mendorong pertumbuhan.
5. Memuaskan kebutuhan karyawan.
6. Membantu pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disetujui.
Pada Penelitian ini variable jenjang karier menggunakan 1 dimensi yaitu kenaikan
pangkat dan jabatan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
1. Sistem mutasi dan promosi
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Seminar
4. Pendidikan
4.1. Kondisi Kerja
Kepuasan kerja seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dapat
dipengaruhi kondisi kerja. Kondisi kerja yang dimaksud adalah kondisi fisik lingkungan
kerja yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi/perusahaan karena berkaitan
langsung dengan tempat dimana pegawai akan melaksanakan pekerjaanya. Segala
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1998 : 142)
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa kondisi kerja merupakan salah satu
faktor yang amat penting bagi pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maka setiap
organisasi haruslah mengusahakan agar kondisi kerja tersebut diusahakan sedemikian
rupa sehingga mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja.
Pada Penelitian ini variable kondisi kerja menggunakan 1 dimensi yaitu: kondisi
fisik lingkungan adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
1. Adanya Pewarnaan
Pewarnaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pekerja dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Permasalahan yang mungkin
timbul adalah bagaimana memanfaatkan warna tersebut dalam perusahaan, dalam
arti warna apa yang dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja para
pegawai. Selain pemilihan warna, komposisi warna juga harus diperhatikan agar
tidak menganggu pandangan sehingga dapat menimbulkan rasa tidak
menyenangkan. Masalah pewarnaan ini tidak saja mengenahi pewarnaan dinding,
tapi termasuk pewarnaan mesin, peralatan maupun seragam pegawai.
2. Lingkungan yang bersih
Lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan perasaan yang senang
dan rasa senang ini akan dapat mempengaruhi semangat dan gairah kerja. Untuk
menjamin kebersihan lingkungan kerja, maka selain diperlukan petugas khusus,
pegawai juga harus ikut bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan
kerja mereka.
3. Pertukaran udara yang baik
Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja pegawai sangat
diperlukan karena akan menyebabkan kesegaran fisik dari para pegawai. Untuk
menciptakan pertukaran udara yang cukup maka diperlukan ventilasi agar
lingkungan kerja tidak pengap.
4. Penerangan yang cukup tapi tidak menyilaukan
Dalam hal penerangan tidak terbatas pada penerangan listrik tetapi
termasuk juga penerangan matahari. Penerangan yang cukup sangat diperlukan
terutama apabila pekerjaan yang dilakukan memerlukan ketelitian. Pengaturan
penerangan juga perlu dilakukan agar lampu maupun sinar matahari tidak
mempengaruhi negative pada pegawai yang sedang bekerja.
5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan yang akan mendorong dan
gairah kerja pegawai. Rasa aman yang ada dapat dimasukkan dalam lingkungan
kerja yang terhadap milik pribadi keamanan dan yang lebih penting adalah
jaminan terhadap keselamatan kerja. Jaminan keselamatan kerja ini tidak terbatas
pada ada tidaknya alat keselamatan kerja tetapi kecukupannya lebih luas termasuk
konstruksi gedung tempat dimana pegawai kerja. Dengan tidak ada jaminan
terhadap keamanan akan dapat menimbulkan kegelisahan pada waktu
melaksanakan tugas yang pada akhirnya semangat dan kegairahan kerja menurun.
6. Jauh dari Kebisingan
Kebisingan di tempat kerja menyebabkan konsentrasi kerja pegawai akan
terganggu sehingga akan dapat menimbulkan kesalahan ataupun kerusakan dan
sudah barang tentu akan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu perusahaan
hendaknya dapat menghilangkan kebisingan tersebut atau setidak-tidaknya
mengurangi kebisingan, misalnya dengan menggunakan alat peredam suara.
4.2. Kompensasi
Kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai pemberian penghargaan
langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non-finansial yang adil dan layak
kepada pegawai atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pengertian kompensasi lebih luas daripada pengertian gaji dan upah semata-mata,
karena kompensasi terhadap pegawai menambahkan aspek penghargaan tidak langsung
dan non-finansial ke dalam konsep balas jasa penggajian (remuneration) secara
keseluruhan. (Tulus, 1992:141)
Pola balas jasa perusahan-perusahaan modern dewasa ini memasukkan persentase
yang cukup besar tunjungan terhadap pegawai (fringe benefit), penghargaan tidak
langsung dan pelayanan semi finansial lainnya. Kompensasi bersifat menyeluruh dan all
inclusive. Disamping penghargaan langsung yang bersifat finansial (gaji dan upah)
kompensasi mencakup juga penghargaan tidak langsung baik finansial maupun non-
finansial (tunjangan dan pelayanan terhadap pegawai). (Tulus, 1992: 151)
Pengertian tunjangan (benefits) adalah unsur-unsur kompensasi di mana nilai
rupiah langsung bagi pegawai individual dapat dengan mudah diketahui secara pasti.
Dengan dasar pembedaan ini maka unsure kompensasi yang termasuk tunjangan adalah
pension, uang pesangon, tunjangan kesehatan, dan asuransi kecelakaan kerja.
Cara suatu perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja, motivasi, kepuasan
kerja dan produktivitas adalah melalui kompensasi. Selain itu kompensasi dapat
mempengaruhi pemikiran, perasaan, pembicaraan,maupun tindakan manusia yang
bekerja dalam sebuah perusahaan. “Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
para pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka”. (Handoko, 1994;155)
“Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan”. Batasan mengenai kompensasi, “Kompensasi adalah pengaruh
keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers” maupun “employees” baik yang
langsung berupa uang (financial). (Hasibuan, 2003;118)
Kompensasi merupakan hal yang amat penting, karena dengan adanya metode
pengaturan yang baik, maka dapat lebih meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja
pegawai, namun sebaliknya bila metode pengaturan kompensasi untuk para pekerja
kurang baik, maka akhirnya akan menurunkan produktivitas pegawai itu sendiri.
Pada penelitian ini variabel kompensasi menggunakan 1 dimensi yaitu:
Penghargaan langsung (Finansial) adapun indikatornya menurut Simamora (2004:445)
diantaranya :
1. Upah dan gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah merupakan basis
bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan.
Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.
2. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang
diberikan oleh organisasi.
3. Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang
ditanggung perusahaan, program pension, dan tunjangan lainnya yang berkaitan
dengan hubungan kepegawaian.
4. Fasilitas
Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan,
keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang
diperoleh karyawan. Fasilitas dapat mewakili jumlah substansial dari kompensasi,
terutama bagi eksekutuf yang dibayar mahal.
4.3. Kinerja Pegawai
Kinerja diartikan sebagai ukuran keberhasilan dari pegawai. Kinerja
dikonsepsikan sebagai perilaku seseorang dalam menetapkan sasaran kerja, pencapaian
target sasaran kerja, cara kerja dan sifat pribadi seseorang. Kinerja atau prestasi kerja
(performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. (Handoko, 2001 : 21)
Sumber daya manusia sebagai aktor yang berperan aktif dalam menggerakkan
organisasi dalam mencapai tujuannnya. Tercapainya tujuan organisasi hanya
dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat dalam organisasi, untuk
berkinerja dengan baik. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja
organisasi (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain
bila Kinerja pegawai (individual performance) baik maka kemungkina besar kinerja
organisasi (corporate performance) juga baik. Kinerja pegawai akan baik bila ia
mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena gaji atau diberi upah
yang sesuai dengan perjanjian dan mempunyai harapan masa depan yang lebih baik.
Definisi kerja pegawai sebagai tingkat hasil kerja pegawai dalam mencapai
persyaratan-persyaratan pekerja yang diberikan. Dengan kata lain kinerja adalah hasil
kerja pegawai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
ditentukan. (Simamora, 1995 : 53)
Kinerja secara umum dipengaruhi tiga faktor, yaitu :
1. Faktor individual yang terdiri dari : kemampuan dan keahlian latar belakang, dimografi.
2. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap (attitude), kepribadian (personality),
pembelajaran.
3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kompensasi, penghargaan, struktur.
Dari uraian di muka maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja individu adalah
hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan. Hal tersebut akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya
kerja (work effort) dan didukung oleh organisasi.
Untuk mengetahui kinerja pegawai digunakan indikator sebagai berikut:
1. Menyelesaikan tugas sesuai dengan target yang diberikan oleh perusahaan
2. Berusaha meningkatkan kinerja untuk perusahaan
3. Berusaha menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya
4. Bertanggung jawab terhadap semua resiko pekerjaan yang dilakukan
4 Penelitian Empiris Terdahulu
Analisis Pengaruh Promosi Jabatan, Kompensasi Dan Kedisiplinan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Hasil penelitian Wahyu pada tahun 2007, promosi jabatan, kompensasi dan
kedisiplinan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial dan
simultan. Variabel promosi jabatan berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.
Analisis pengaruh kompensasi dan kondisi kerja terhadap kinerja karyawan
Hasil penelitian Linda tahun 2006, kompensasi dan kondisi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Kompensasi dan Jenjang Karir Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian oleh Nyoman Feni tahun 2011, menemukan bahwa secara simultan dan parsial
kompensasi dan jenjang karir berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan jenjang karir
merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.