PR 1.docx
Transcript of PR 1.docx
Nama: Muslimah
NPM: 1106017622
1. Perbedaan Katalis dengan Biokatalis (Enzim)
No Kriteria Katalis Biokatalis (Enzim)1 Berat
Molekul
Memiliki berat molekul kecil Seperti protein globular
memiliki berat molekul yang
besar, bahkan lebih besar
dari substratnya.
2 Spesifikasi Kurang spesifik dan sering
menghasilkan banyak produk
sampingan
Spesifik dan tidak
menimbulkan produk
sampingan
3 Sifat Berupa molekul anorganik
sederhana
Berupa protein kompleks
4 Nama Lain Katalis anorganik Katalis organik atau
biokatalis
5 Akurasi Tidak spesifik sehingga
berakhir dengan menghasilkan
residu dengan error
Sangat spesifik sehingga
menghasilkan jumlah residu
baik yang banyak
6 Kondisi Suhu tinggi dan tekanan tinggi Kondisi normal, baik untuk
pH, suhu, dan tekanan
7 Ikatan C-C
dan C-H
Tidak ada Ada
8 Contoh Vanadium Oksida Amylase, lipase
9 Tipe Terdapat dua tipe/jenis: katalis
Positif dan katalis negatif
Terdapat dua tipe/jenis:
enzim aktivasi dan enzim
inhibitor
2. Perbedaan Reaktor Batch dan Reaktor Kontinyu
No Kriteria Batch Kontinyu1 Prinsip Kerja Reaktor tertutup, yaitu tidak
ada aliran masuk dan keluar
selama proses reaksi
Reaktan dalam reaktor
kontinyu secara simultan
dimasukkan kedalam reaktor
berlangsung. dan menghasilkan aliran
produk yang kontinyu.
2 Penggunaan Dalam reaksi yang melibatkan
mikroorganisme atau reaksi
searah
Dalam berbagai jenis proses
kimia
3 Ukuran Lebih besar dari reaktor
kontunyu
Lebih kecil dari reaktor
kontinyu
4 Kelebihan 1. Sangat efisien dan
digunakan pada berbagai
macam unit operasi
(distilasi, penyimpanan,
kristalisasi, ekstraksi cair-
cair, dll)
2. Penggunaan reaktor batch
sudah baku dan jelas
3. Reaktor batch sangat baik
untuk menangani material
yang sukar seperti lumpur
(slurries) atau produk
dengan sebuah
kecenderungan untuk gagal.
4. Reaktor batch menyediakan
sebuah solusi yang efektif
dan ekonomis untuk jenis
reaksi-reaksi yang berjalan
lambat
1. Kecepatan reaksi kimia
bergantung pada
konsentrasi reaktan.
Reaktor kontinyu
biasanya mampu
mengatasi proses dengan
konsentrasi reaktan yang
lebih tinggi.
2. Ukuran reaktor kontinyu
yang relative kecil
memungkinkan kecepatan
pengadukan lebih tinggi
3. Keluaran/hasil dari
reaktor kontinyu dapat
diubah dengan
memvariasikan waktu
proses.
3. Satuan Dalton
Satuan Dalton (Da) kadang-kadang juga digunakan sebagai satuan massa molar,
utamanya dalam bidang biokimia, dengan definisi 1 Da = 1 g/mol, walaupun
sebenarnya secara kaku ia merupakan satuan massa molekul (1 Da =
1.660 538 782(83)×10–27 kg).
4. Jenis-jenis Inhibisi
1. Hambatan yang bekerja secara tidak dapat balik (irreversible inhibitor)
yaitu golongan yang bereaksi dengan, atau merusakkan suatu gugus fungsional
pada molekul enzim yang penting bagi aktivitas katalitiknya. Suatu contoh dari
penghambat tak dapat balik adalah senyawa diisoprofilfluorofosfat (DFP), yang
menghambat enzim asetilkolinesterase, yang penting di dalam transmisi impuls
syaraf.Apabila penggabungan tidak bersifat reversibel maka pendekatan
Michaelis-Menten tidak dapat dilakukan. Hambatan tidak reversible ini dapat
terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversibel dengan bagian tertentu pada
enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim. Dengan demikian
mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut. Sebagai contoh inhibitor dalam hal
ini ialah molekul iodoase-tamida yang dapat bereaksi dengan gugus –SH suatu
enzim tertentu.
Enzim-SH + ICH2CONH2 → enzim-S-CH2CONH2 + HI
Reaksi ini berlangsung tidak reversible sehingga menghasilkan produk reaksi
dengan sempurna. Inhibitor lain ialah diisopropil fosfofluoridat. Inhibitor ini
termasuk senyawa fosfor organic yang bersifat racun, karena dapat berkaitan
dengan asetilkolin esterase yang terdapat dan berfungsi pada system syaraf pusat.
Dengan terbentuknya ester ini maka enzim tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, sehingga dapat mengganggu kerja sel syaraf pusat. Ester yang
terbentuk barsifat stabil dan tidak mudah terhidrolisis. Dengan demikian
hambatan ini diakibatkan oleh diisopropilfosfoflouridat ini merupakan hambatan
tidak reversible.
2. Hambatan yang bekerja secara dapat balik (reversible inhibitor)
a. Hambatan kompetitif (competitive inhibition)
Suatu penghambat kompetitif berlomba dengan substrat untuk berikatan
dengan sisi aktif enzim. Tetapi, sekali terikat tidak dapat diubah oleh enzim
tersebut. Ciri penghambat kompetitif adalah penghambatan ini dapat dibalikkan
atau diatasi hanya dengan meningkatkan konsentrasi substrat. Sebagai contoh,
jika suatu enzim 50% dihambat pada konsentrasi tertentu dari substrat dan
penghambat kompetitif, kita dapat mengurangi persen penghambat dengan
meningkatkan konsentrasi substrat.
Penghambat kompetitif biasanya menyerupai substrat normal pada struktur
tiga dimensinya. Karena persamaan ini, penghambat kompetitif “menipu” enzim
untuk berikatan dengannya. Sebenarnya, penghambatan kompetitif dapat
dianalisa secara kuantitatif oleh teori Michaelis-Menten. Penghambat kompetitif
(I) hanya berikatan secara dapat balik dengan enzim, membentuk suatu kompleks
EI
E + I ↔ EI
Akan tetapi, penghambat tidak dapat dikatalisa oleh enzim untuk menghasilkan
produk yang baru.
Pengaruh inhibitor bersaing ini tidak tergantung pada konsentrasi inhibitor
semata, tetapi juga pada konsentrasi substrat. Pengaruh inhibitor dapat
dihilangkan dengan cara menambah substrat dalam konsentrasi besar. Pada
konsentrasi substrat yang sangat besar, peluang terbentuknya kompleks ES juga
makin besar. Kecepatan reaksi maksimum (Vmaks) dapat tercapai pada konsentrasi
substrat yang besar. Hubungan antara kecepatan reaksi V dengan konsentrasi
substrat [S] pada reaksi yang dihambat oleh inhibitor bersaing terlihat pada
Gambar 6-8.
Hubungan antara 1/V dengan l/[S] pada reaksi yang dihambat oleh inhibitor
bersaing dijelaskan dengan persamaan Lineweaver- Burk’ sebagai berikut:
Persamaan Lineweaver-Burk tersebut menunjukkan hubungan linear 1/V
terhadap 1/[S] sebagaimana tampak pada Gambat 6-9.
Jadi makin besar konsentrasi inhibitor, makin besar pula sudut kemiringan garis
grafik tersebut dan bila [I ]= 0, artinya reaksi tanpa inhibitor, kemiringan garis
dinyatakan dengan harga Km/Vmaks. Titik potong grafik dengan sumbu -X
besarnya ialah:
Untuk reaksi tanpa inhibitor atau [I] = 0, maka titik ,potong dengan sumbu -x
besarnya ialah -1/Km. Apabila harga titik potong grafik dengan sumbu -x
dapat ditentukan dari hasil eksperimen, sedangkan harga Km dan[I] telah
diketahui, dapat dihitung harga K1. Untuk memperoleh grafik Lineweaver-Burk
tersebut dapat dilakukan serangkaian eksperimen dengan [I] yang sama dengan
harga [S] yang berbeda-beda. Untuk membandingkan suatu hasil eksperimen,
dapat pula dilakukan serangkaian eksperimen lagi dengan harga [I] lain yang
tetap dan harga [s] yang berbeda-beda.
b. Hambatan Nonkompetitif (noncompetitive inhibition)
Pada penghambatan nonkompetitif, penghambat berikatan pada sisi enzim
selain sisi tempat substrat berikatan, mengubah konformasi molekul enzim,
sehingga mengakibatkan inaktifasi dapat balik sisi katalitik. Penghambatan
nonkompetitif berikatan secara dapat balik pada kedua molekul enzim bebas dan
kompleks ES, membentuk kompleks EI dan ESI yang tidak aktif :
E + I ↔ EI
ES + I ↔ ESI (Lehninger. 1982 :251-255)
Hambatan tidak bersaing ini (non competitive inhibition) tidak dipengaruhi
oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut
inhibitor tidak bersaing. Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim
pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Hambatan tidak bersaing ini dapat pula diketahui grafik yang menggambarkan
hubungan antara V dengan [S], atau hubungan antara1/V dengan 1/[S]. Bila
digambarkan hubungan antara V dengan [S] maka akan terjadi grafik seperti
gambar 6-10.
Adanya inhibitor akan memperkecil harga Vmaks, sedangkan harga Km tidak
berubah. Grafik yang terjadi bila digambarkan hubungaa antara 1/V terhadap
1/[S] seperti pada gambar 6-11.
Dari grafik tersebut, tampak bahwa baik grafik reaksi tanpa inhibitor maupun
dengan inhibitor memotong sumbu –x pada titik yang sama, yaitu pda harga -1/
Km. Titik potong grafik denga sumbu –y untuk rekasi tanpa inhibitor terdapat pada
harga 1/ Vmaks, sedangkan untuk reaksi dengan inhibitor tidak bersaing terdapat
pada harga :
Baik dari grafik Michaelis-Menten (Gambar 6-10) maupun grafik Lineweaver-
Burk (Gambar 6-11) tampak bahwa pada harga [S] yang sangat besar pun harga
Vmaks untuk reaksi dengan inhibitor atau dengan kata lain hambatan tidak
bersaing pada suatu reaksi tidak dapat diatasi dengan jalan memperbesar
konsentrasi substrat.
Contoh inhibitor tidak bersaing yang banyak dikenal ialah ion-ion logam berat
(Cu++, Hg++ dan Ag+) yang dapat berhubungan dengan gugus -SH yang terdapat
pada sistein dalam enzim.
c. Hambatan Unkompetitif
Pada inhibisi unkompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim
bebas, namun hanya dapat dengan komples ES. Kompleks EIS yang terbentuk
kemudian menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun dapat terjadi
pada enzim-enzim multimerik.