PPT.TBC jadi.ppt

28
ASUHAN KEPERAWATAN TBC Disusun oleh : Ahmad Nanang F. Dwiani Nur P. Jumiah STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

Transcript of PPT.TBC jadi.ppt

  • ASUHAN KEPERAWATAN TBCDisusun oleh :Ahmad Nanang F.Dwiani Nur P.Jumiah

    STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

  • DefinisiTuberkulosis (TB) penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten maupun progresif. (Elin, 2009).Tuberkulosis ialah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu kuman batang aerobik, tahan asam, dan merupakan organisme patogen maupun saprofit.

  • EtiologiTuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Myobacterium tuberkulosis dan Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati pada suhu 60 C dalam 15 20 menit.

  • Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh mycobacterium tuberculosis : herediter jenis kelamin usia keadaan stress meningkatnya sekresi steroid adrenal anak yang mendapat terapi kortikosteroid nutrisi infeksi berulang, tidak memenuhi aturan pengobatan.

  • EPIDEMIOLOGICara Penularan : kontak person, droplet infx, minum susu sapi (mdrt TB) TB usus nyebar. Bukan penyakit keturunanFaktor2 Resiko :- umur : anak, ortu- pemukiman kumuh banyak TB aktif- komorbid : DM, HIV, hipoalbuminemi, defisiensi daya tahan tubuh- peny paru kronik sblmnyaPermasalahan peny TB :- Mrp peny rakyat, prevalensinya makin me karena : kemiskinan, peny. Imunodefisiensi, peny lain, kasus resisten OAT

  • Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

    Patofisiologi

  • a. Manifestasi KlinisGejala utama : batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih.Gejala tambahan yang sering dijumpai :Dahak bercampur darahBatuk darahSesak nafas dan rasa nyeri dadaBadan lemah dan nafsu makan menurunMalaise atau rasa urang enak badanBerat badan menurunBerkeringat malam walaupun tanpa kegiatanDemam meriang lebih dari satu bulan

  • b.KomplikasiHemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawahAtelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.Insufisiensi kardio pulmonerPneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.

  • Penatalaksanaan Kuratif Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan tambahan.Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah :Rifampisin (R) ; INH (H) ; Pirazinamid (Z) ;Steptomisin (S)Etambutol (E)Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) :Kanamisin ; Asam para aminosalisilat

  • Obatnya: Rifampisin INH Streptomisin PAS Kortikosteroid.

  • Pemeriksaan DiagnostikKultur sputum Ziehl Neelsen Tes kulit Foto thorak Histologi atau kultur jaringan Biopsi jarum pada jaringan paru Elektrosit GDA Pemeriksan fungsi paru

  • TB PARU

  • WOC TUBERCULOSIS

  • ASUHAN KEPERAWATAN1. PengkajianIdentitas PasienYang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.Riwayat KesehatanKeluhan utamaKebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.Riwayat keluhan utamaBiasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.

  • Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)Persepsi Kesehatan dan Manajemen KesehatanPandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

    Aktifitas dan latihanBiasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang dialami.

    Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari.

    Nutrisi metabolicKemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.

  • EliminasiPasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

    Kognitif Perseptual.Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

    Konsep DiriPerasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.

    Pola KopingMekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta pertolongan orang lain.

  • DIAGNOSATUJUANINTERVENSIRASIONALKetidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan/sisa sekresi, mukus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam alveoli, materi asing jalan napasDalam waktu 2x24 jam setelah di berikan intervensi, bersihan jalan napas kembali efektif.Kriteria hasil :Klien mampu melakukan batuk efektifPernapasan klien normal (16-20x/m) tanpa ada penggunaan otot bantu napasKaji fungsi pernapasan (bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu napas).Penurunan bunyi napas menunjukkan atelektasis, ronkhi menunjukkan akumulasi sekret dan ketidakefektifan pengeluaran sekresi yang selanjutnya dapat menimbulkan penggunaan otot bantu napas dan peningkatan kerja pernapasan .

  • 3. Berikan posisi fowler/semifowler tinggi dan bantu klien berlatih napas dalam dan batuk efektif.4. Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/hari kecuali tidak diindikasikan3. Posisi fowler memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya napas. Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningktakan gerakan sekret ke jalan napas besar untuk di keluarkan.

    4. Hidrasi yang adekuat memnamtu mengencerkan sekret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas.

  • 5. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea, bila perlu lakukan pengisapan/suction.6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasiOATAgen mukolitikBronkodilatorkortikosteroid5. Mencegah obstruksi dan aspirasi. Pengisapan diperlukan bila klien tidak mampu mengeluarkan sekret.6. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase , yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan ). Paduan obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan

  • rekomendasi WHO adalah Rifampisisn, INH, Pirazinamid, Streptomisisn, dan Etambutol.

    Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru untuk memudahkan pembersihan.

    Bronkodilator meningkatkan diameter lumen percabangan trakeobronkhial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara.

  • Kortikosteroid berguna dengan keterlibatan luas pada hipoksemia dan bila reaksi inflamasi mengancam kehidupan

  • DIAGNOSATUJUANINTERVENSIRASIONALKetidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.Dalam waktu 3x24 jam setelah di berikan intervensi pola napas kembali efektif.Kriteria hasil :Klien mampu melakukan batuk efektif.Irama, frekuensi, dan kedalam pernapasan berada pada batas normal, pada pemeriksaan rontgen dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, dan bunyi napas terdengar jelas.Identifikasi faktor penyebabKaji fungsi pernapasan, catat kecepatan,pernapasan, dispnea, sianosis, dan perubahan tanda vital.Dengan mengidentifikasi penyebab, kita dapat menetukan jenis efusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat.Distres pernapasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syok akibat hipoksia.

  • 3. Berikan posisi fowler/semifowler tinggi dan bantu klien berlatih napas dalam dan batuk efektif

    4. Auskultasi bunyi napas 3. Posisi fowler memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya napas. Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningktakan gerakan sekret ke jalan napas besar untuk di keluarkan.

    4.SBunyi napas dapat menurun/ tak ada pada area kolaps yang meliputi satu lobus, segmen paru, atau seluruh area paru (unilateral).

  • 5. Kaji pengembangan dada dan posisi trakhea

    6. Kolaborasi untuk tindakan thorakosentesis atau kalau perlu WSD. 5. Ekspansi paru menurun pada area kolaps. Deviasi trakhea kearah sisi yang sehat pada tension pneumothoraks.

    6. Bertujuan sebagai evakuasi cairan atau udara dan memudahkan ekspansi paru secara maksimal.

  • DIAGNOSATUJUANINTERVENSIRASIONALKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan intake nutrisi klien terpenuhiKriteria hasil :Klien dapat mempertahankan status gizinya dari yang semula kurang menjadi adekuat.Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinyaKaji status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, riwayat mual/muntah dan diare.Pantau intake output, timbang berat badan secara periodik (sekali seminggu)Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah intervensi/pemeriksaan peroral.Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk menetapkan piihan intervensi yang tepat.Berguna dalam mengukur kefektifan intake gizi dan dukungan cairan.Menurunkan rasa tak enak karena sisa makanan, sisa sputum atau obat sistem pernapasan yang dapat merangsang pusat muntah.

  • 4.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis yang tepat TKTP

    5.Fasilitasi pemberian diet TKTP, berikan dalam porsi kecil tapi sering.4.Merencanakan diet dengan kandungan gizi yang cukup untuk memnuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status hipermetabolik klien.

    5.Memaksimalkan intake nutrisi tanpa kelelahan dan energi besar serta menurunkan iritasi saluran cerna.

  • 6. Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium khususnya BUN, protein serum dan albumin.

    7. Kolaborasi untuk pemberian multivitamin.6. Menilai kemajuan terapi diet dan membantu perencanaan intervensi selanjutnya.

    7. Multivitamin bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin yang tinggi sekunder dari rosres pemkeberhasilan peningkatan laju metabolisme umum.