[PPT]STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN · Web viewSTRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Oleh:...

25
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Oleh: 1. Zaenudin Idris 2. Deasy Idawati 3. Magit Fitroni DOSEN : PROF. DR. H. DEDI MULYASANA. PROGRAM PACSASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2015

Transcript of [PPT]STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN · Web viewSTRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Oleh:...

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Oleh: 1. Zaenudin Idris2. Deasy Idawati3. Magit Fitroni

DOSEN : PROF. DR. H. DEDI MULYASANA.

PROGRAM PACSASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

2015

Menurut Edward sallis (1993:2) mengemukakan bahwa yang menentukan mutu pendidikan mencakup aspek-aspek berikut: • pembinaan berkelanjutan, komunitas bisnis dan lokal, • guru profesional, kepemimpinan tangguh dan terarah,• nilai-nilai moral luhur, kepedulian &pehatian pd anak didik,• hasil ujian gemilang, kurikulum yang seimbang, atau •dukungan orang tua, kombinasi dari faktor-faktor tsb.

ASPEK-ASPEK DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN1. Memperkuat Kurikulum2. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah3. Memperkuat Sumber Daya Tenaga

Kependidikan4. Perbaikan yang berkesinambungan5. Manajemen berdasarkan fakta

PENGERTIAN MUTU PENDIDIKAN• Pengertian mengenai mutu pendidikan

mengandung makna yang berlainan. Namun, perlu ada suatu pengertian yang operasional untuk sampai pada pengertian mutu pendidikan.• Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Mutu

adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya).

PENGERTIAN MUTU PENDIDIKAN• Menurut Oemar Hamalik, Pengertian mutu dapat dilihat dari

dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif, dalam artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni. manusia yang terdidik. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik (tenaga kerja yang terlatih). Dalam artian deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.

Manajemen sekolah, dukungan kelas mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.

STRATEGI PENINGKATAN MUTUMELALUI MANAJEMEN SEKOLAH

LATAR BELAKANGManajemen Berbasis Sekolah (MBS) salah satu strategi yang ditetapkan di Indonesia sebagai standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan sekolah. Penegasan ini dituangkan dalam USPN Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 51 ayat 1 bahwa: pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.

Menurut Thomas Wheelen dan J. David Hunger (1995), Empat langkah utama dalam menerapkan perencanaan strategik yaitu:1.Memindai lingkungan internal dan eksternal2.Merumuskan strategi yang meliputi perumusan visi-

misi, tujuan organisasi, strategi, dan kebijakan 3. Implementasi strategi meliputi penyusunan program,

penyusunan anggaran, dan penetapan prosedur4.Mengontrol dan mengevaluasi kinerja.

DEFINISI MBS:Myers dan Stonehill (dalam Siswantari 4.3: 2008) berpendapat: Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu strategi untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui pengalihan otoritas pengambilan keputusan dari pemerintah pusat ke daerah dan ke masing-masing sekolah sehingga kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap proses pendidikan, dan juga mempunyai tanggungjawab untuk mengambil keputusan yang menyangkut pembiayaan, personal dan kurikulum.

Hasbullah dalam (ferdinan 27:2009) Manajemen Berbasis Sekolah adalah sistem manajemen yang bertumpu pada situasi dan kondisi serta kebutuhan sekolah setempat. Sekolah diharapkan mengenali infrastruktur yang ada di sekolah seperti, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, finansial, kurikulum, sistem informasi. Komponen-komponen tersebut merupakan unsur manajemen yang harus disusun secara optimal dalam arti perlu direncanakan, diorganisasikan, digerakkan, dikendalikan dan dikontrol.

DEFINISI MBS:

Maka… dapat disimpulkan bahwaMBS adalah Manajemen Berbasis Sekolah adalah alat untuk memajukan suatu sekolah dengan memanajeman seluruh kebutuhan sekolah yang saling bekerjasama dalam lingkungan sekolah seperti guru, peserta didik, orang tua untuk meningkatkan kegiatan sekolah yang lebih baik.

PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dilakukan melalui Program Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (PPMBS). Sesuai kebijakan dan program yang tercantum dalam propenas tahun 200-2004, program MBS pada sekolah bersifat program rintisan dengan menekankan pada tiga komponen, yaitu: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM), serta Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan.(PAKEM). Ketiganya untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

ELEMEN POKOK PENYELENGGRAAN PROGRAM MBS DI SEKOLAH1. Adanya block grant atau dana hibah yang diberikan kepada

sekolah rintisan yang penggunaannya dikelola sendiri oleh sekolah bekerjasama dengan masyarakat (orang tua siswa dengan masyarakat).

2. Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatif sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam proses ini.

3. Sekolah bertanggung jawab atas perawatan, kebersihan dan pemanfaatan fasilitas sekolah, serta pengadaan dan peralatan yang diperlukan dengan dana hibah yang dimilki dan partisipasi masyarakat.

4. Menggalang peran serta masyarakat secara lebih luas lingkupnya, bukan hanya dukungan finansial, tetapi juga dukungan pendidikan di rumah (keluarga) sejalan dengan program sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

5. Keterbukaan pengelolaan sekolah diwujudkan dalam rangka akuntabilitas dan meningkatkan komitmen sekolah dan masyarakat secara bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan.

6. Proses pembelajaran dengan prinsip-prinsip: aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, dengan dukungan MBS agar meningkatkan motivasi kehadiran anak untuk datang ke sekolah, dan semangat belajar yang lebih baik.

ELEMEN POKOK PENYELENGGRAAN PROGRAM MBS DI SEKOLAH

MANFAAT SPESIFIK DARI PENERAPAN MBS1. Memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil

keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.2. Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam

pengambilan keputusan penting.3. Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program

pembelajaran.4. Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan

yang dikembangkan di setiap sekolah.5. Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru

makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-program sekolah.

6. Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level.

HAMBATAN DALAM PENERAPAN MBS1. Tidak Berminat Untuk Terlibat Sebagian orang tidak menginginkan

kerja tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah beban

2. Tidak Efisien Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis.

3. Pikiran Kelompok Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah semakin kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena saling mendukung. Di sisi lain, keterpaduan itu menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya.

4. Memerlukan Pelatihan Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit dan partisipatif ini.

5. Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadak kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan kebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab pengambilan keputusan.

6. Kesulitan Koordinasi Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan efisien.

HAMBATAN DALAM PENERAPAN MBS

IMPLIKASI PENERAPAN MBSImplikasi dari penerapan strategi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah menciptakan kondisi di antara perubahan pengelola dengan mendelegasikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan guru. Untuk itu system akuntabilitas terutama bagi para stakeholders perlu mendapat perhatian sehubungan dengan itu agar sekolah selalu berhati-hati dalam pengelolaan pendidikan dan anggaran. Meskipun melaksanakan pengawasan yang baik tidaklah mudah.

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENERAPAN MBS1. Peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah,

termasuk masyarakat dan orangtua siswa. 2. Membangun budaya sekolah (school culture) yang demokratis,

transparan, dan akuntabel. Termasuk membiasakan sekolah untuk membuat laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Model memajangkan RAPBS di papan pengumuman sekolah merupakan tahap awal yang sangat positif. Juga membuat laporan secara insidental berupa booklet, leaflet, atau poster tentang rencana kegiatan sekolah.

3. Pemerintah pusat lebih memainkan peran monitoring dan evaluasi. Dengan kata lain, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan kegiatan bersama dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan MBS di sekolah, termasuk pelaksanaan block grant yang diterima sekolah.

4. Mengembangkan model program pemberdayaan sekolah. Bukan hanya sekedar melakukan pelatihan MBS, yang lebih banyak dipenuhi dengan pemberian informasi kepada sekolah. Model pemberdayaan sekolah berupa pendampingan atau fasilitasi dinilai lebih memberikan hasil yang lebih nyata dibandingkan dengan pola-pola lama berupa penataran MBS.

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENERAPAN MBS

EMPAT ASPEK TUJUAN DARI MBSBerdasarkan kajian pelaksanaan kajian di negara-negara lain maupun yang tersurat dan tersirat dalam kebijakan pemerintah dan sisdiknas no. 20 Tahun 2003, serta aspirasi masyarakat yang berkembang, setidaknya ada empat aspek yang tercakup sebagai tujuan dari MBS:1. Kualitas (mutu) dan Relevansi Manajemen Berbasis

Sekolah bertujuan mencapai mutu (quality) dan relevansi pendidikan yang setinggi-tingginya, dengan tolak ukur penilaian pada hasil (output danoutcome) bukan pada metodologi atau prosesnya.

2. Keadilan Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu di sekolah yang bersangkutan. Manajemen Berbasis Sekolah memberi keleluasaan kepada setiap sekolah untuk menangani setiap anak dengan latar belakang sosial ekonomi dan psikologis yang beragam untuk memperoleh kesempatan dan layanan yang memungkinkan semua anak dan masing-masing anak berkembang secara optimal.

EMPAT ASPEK TUJUAN DARI MBS

3. Efektivitas dan Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepatgunaan semua input yang di pakai dalam proses pendidikan sehingga menghasilkan hasil belajar siswa seperti yang di harapkan (sesuai tujuan). Efisiensi yang berhubungan dengan nilai uang yang dikeluarkan atau biaya (cost) untuk memenuhi semua input (proses dan semua input yang digunakan dalam proses) dibandingkan atau dihubungakan dengan hasilnya (hasil belajar siswa).

EMPAT ASPEK TUJUAN DARI MBS

4.Akuntabilitas Akuntabilitas pendidikan dan hasilnya (baik administratif-finansial maupun tingkat kualitas yang dicapai) diberikan bukan hanya kepada satu stakeholder(pusat/birokrasi), tetapi kepada berbagai pihak (stake holders), termasuk di dalamnya orang tua, komite sekolah (masyarakat), dan pengguna lulusan, disamping secara internal kepada guru-guru dan warga sekolah.

EMPAT ASPEK TUJUAN DARI MBS

SEKIAN TERIMA KASIH